You are on page 1of 12

OPTIK GEOMETRIK

Pengertian Optika Optika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang konsep cahaya. Bahasan optika terbagi ke dalam 2 bagianm yaitu Optika Geometris dan Optika Fisis. Optika Geometris membahas tentang pemantulan dan pembiasan. Sedangkan Optika Fisis membahas tentang Sifat-sifat cahaya, interferensi cahaya, hakikat cahaya dan pemanfaatan sifatsifat cahaya. Sifat cahaya sama dengan sifat gelombang elektromagnetik. Cahaya dan gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam ruang vakum (ruang hampa). A. Optika Geometri

1. Pemantulan (Refleksi) Ada 3 buah bentuk cermin pemantul, yaitu : cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Pada ketiga cermin itu berlaku persamaan umum yang digunakan untuk menghitung jarak bayangan (s`) dari suatu benda yang terletak pada jarak tertentu (s) dari cermin itu.

s = jarak benda s f = jarak titk api (fokus) sedang = jarak bayangan

pembesarannya

h Catatan :

h = tinggi (besar) bayangan tinggi

(besar)

benda

Pemakaian persamaan umum tersebut, harus tetap memperhatikan perjanjian tanda.

Bila s` menghasilkan harga negatip, berarti bayangan maya, sebaliknya jika positip, berarti bayangan nyata. Bila bayangan benda bersifat maya, berarti bayangan tegak terhadap bendanya.

a. Cermin Datar Permukaan datar dapat dianggap Jadi, jarak titik api (focus) Sehingga pemakaian persamaan permukaan sferis dengan R = untuk permukaan datar ialah umum menjadi sebagai berikut

: :

sedang

pembesarannya

1. 2. 3. 4.

Bayangan

bersifat Jarak Tinggi

Sifat-sifat bayangan pada cermin datar : maya, terletak di belakang cermin bayangan tegak bayangan = jarak benda benda = tinggi bayangan Bayangan tegak

b.

Cermin

cekung

(cermin

konkaf)

(+)

Beberapa hal yang harus Titik focus di depan Sinar pantul - sifat bayangan tergantung leta

diingat tentang cermin cermin, maka disebut bersifat mengumpul

cekung adalah: cermin positif (konvergen)

c.

Cermin

cembung

(cermin

konveks)

(-)

Beberapa hal yang harus diingat tentang cermin cembung adalah: Titik focus di belakang cermin, maka disebut cermin negatif Sinar pantul bersifat menyebar (divergen) sifat bayangan : diperkecil, maya, tegak

b.

Cermin

gabungan

Bila kita letakkan dua cermin, cermin I dan cermin II dengan bidang pemantulan saling berhadapan dan sumbu utamanya berimpit dan bayangan yang dibentuk oleh cermin I merupakan benda oleh cermin II maka kita dapatkan hubungan : d = jarak antara kedua cermin

s1 = jarak bayangan cermin I

s2 = jarak benda cermin

1. Pembiasan (Refraksi)

Pembelokan cahaya sehubungan dengan perubahan kecepatan rambat dari suatu medium ke medium lain disebut pembiasan (refraksi)

Indeks bias (n)

Indeks bias mutlak satu medium

c = laju cahaya di hampa

= laju cahaya di medium

= panjang gelombang di hampa

= panjang gelombang di medium

Indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1

n1 = indeks bias mutlak medium 1 n2 = indeks bias mutlak medium 2

Hukum Pembiasan

- sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada suatu bidang datar. - sesuai dengan hukum Snellius

Pembiasan pada bidang lengkung


Suatu benda sejauh s dari bidang lengkung akan menghasilkan bayangan sejauh s dari bidang yang sama.

Cembung : R > 0 Cekung : R <>

Pembiasan

pada

kaca

plan

paralel

d = tebal kaca t = pergeseran sinar

Pembiasan pada prisma (tunggu selanjutnya)

Listrik Statis & Listrik Dinamis

1. Listrik Statis

Listrik statis adalah fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak. Dalam pembahasan mengenai listrik statis ini tidak membahas mengenai aliran muatan listrik. Namun yang menjadi pokok bahasan adalah interaksi antar muatan dan fenomena-fenomena yang disebabkan oleh adanya muatan listrik tersebut. Atau pengertian lainnya adalah listrik yang diam untuk sementara pada suatu benda. Salah satu contoh untuk menghasilkan listrik statis dalam kehidupan kita sehari-hari ialah dengan menggosokkan penggaris plastik dengan kain wool, kaca dengan kain sutra, mika dengan kain wol atau mika dengan kain sutra. Listrik statis merupakan energi yang dimiliki oleh benda bermuatan listrik. Muatan listrik bisa negatif atau positif. Semua zat terbentuk dari atom-atom. Setiap atom mempunyai inti atom yang terdiri dari proton dan elektron yang mengelilinginya. Proton mempunyai muatan listrik positif, dan elektron mempunyai muatan listrik negatif. Ketika dua zat seperti balon dan tangan kamu saling digosokkan, elektron ditarik dari material yang mempunyai daya tarik yang lemah (tangan) dan menempel pada material yang mempunyai daya tarik yang kuat (balon). Hal ini menyebabkan kedua material menjadi bermuatan listrik. Material yang kehilangan elektron menjadi bermuatan positif dan material mendapatkan elektron menjadi bermuatan negatif. Balon dan tangan merupakan listrik netral (jumlah muatan positif dan negatifnya sebanding) sebelum digosok. Karena jumlah muatan positif dan negatifnya sama. Setelah digosok, balon mempunyai muatan negatif berlebih dan tangan mempunyai muatan positif yang berlebih. Muatan listrik yang tidak sejenis saling tarik menarik, sehingga muatan negatif balon ditarik ke muatan positif tangan karena perbedaan muatannya. Perhatikan dalam gambar bahwa tidak ada perubahan jumlah muatan total gabungan. Penggosokan menyebabkan elektron-elektron yang ada bergerak dari satu obyek ke obyek yang lain.

2. Listrik Dinamis

Listrik dinamis adalah listrik yang mengalir atau listrik yang dapat bergerak.Pengertian lainnya Listrik itu ialah suatu gejala listrik yang diakibatkan oleh muatan listrik yang serta-merta bergerak atau mengalir dalam suatu rangkaian listrik. Cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. Sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. Pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. Semua itu telah dikemukakan oleh hukum Kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". Berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan

listrik adalah kuat arus hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

Apa itu hukum kirchoff? Setiap liat soal yang ada hubungannya sama hukum kirchoff pasti kebayangnya susah-susah.. kenapa? Sebenarnya tidak sulit, hanya saja perlu sedikit pemahaman dan latihan-latihan.. biar saya terangkan sedikit tentang hukum kirchoff disini karena hukum kirchoff akan terus dipakai di perhitungan rangkaian listrik manapun. Eits! tapi sebelum mulai, mari persiapkan peralatannya dulu, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. secangkir kopi hangat, jendela yang terbuka biar angin segar bisa masuk, ruangan yang rapih, sedikit keheningan, ambil napas panjang, persiapkan alat tulis jika ada yg perlu dicatat mari mulai

hukum kirchoff ditemukan oleh seorang ahli fisika asal jerman bernama Gustav Robert Kirchoff pada tahun 1862. Hukum kirchoff ini menerangkan tentang arus listrik dan tegangan. Hukum kirchoff dibagi menjadi 2 macam yaitu : 1. 2. hukum kirchoff I, dan hukum kirchoff II

Hukum Kirchhoff I / Kirchhoff Current Law


kata si gustav hukum kirchoff I itu berbunyi Jumlah Aljabar semua arus dalam titik percabangan itu sama dengan nol kalo ditulis dalam bentuk matematik seperti ini : I=0

Hukum kirchoff ini menerangkan tentang hukum arus kirchoff. Emang orang jaman dulu kalo nerangin rumus itu bahasanya rumit2, sekarang biar saya permudah kalimat dari hukum kirchoff I. Agar lebih mudah dipahami melalui contoh kejadian saja

Hukum Kirchhoff 1 Mari kita lihat rangkaian sederhana di bawah ini, sebuah rangkaian resistor yang dipasang secara paralel. (Kenapa dipasang paralel? Seperti yang saya terangkan di postingan sebelumnya tentang resistor, kalo resistor dipasang paralel maka akan menjadi pembagi tegangan bukan pembagi arus dan percabangan rangkaian hanya terjadi di rangkaian paralel).

Nah, rangkaian di atas itu jalur arus listriknya seperti ini :

Tidak usah bingung kenapa jalurnya seperti itu, cukup liat tanda panah dari arusnya, itulah arah dari arusnya, hanya saja saya bagi dua bagian, arus masuk dan arus keluar. Baiklah, sesuai dengan hukum kirchoff 1, maka pada titik A, I1 I2 I3 I4 = 0, atau I1 = I2 + I3 + I4, begitu juga pada titik B terjadi hal yang sama.

Itulah yang dimaksud dengan hukum kirchoff 1, berapapun jumlah arus yang masuk dari percabangan A akan sama dengan arus yang keluar dari percabangan B. Mengerti? Agar lebih paham lagi mari kita lihat contoh soal dibawah : 4 buah lampu dipasang paralel dengan sumber tegangan dari sebuah adaptor. Jika arus yang masuk dari tiap-tiap lampu adalah : lampu 1 = 5A lampu 2 = 20A lampu 3 = 15A, maka tentukanlah arus yang dbutuhkan oleh lampu 4? Jawaban : Sesuai dengan data yang diberikan, I lampu 1 = 5A; I lampu 2 = 20A; I lampu 3 = 15A. Maka, kata si kirchoff semua arus jika dikurangkan harus sama dengan nol di setiap percabangan. Karena rangkaian berbentuk paralel untuk semua lampu maka rangkaian ini memiliki percabangan dan memenuhi syarat buat pakai hukum kirchoff 1. I1 I2 I3 I4 = 0 5A 20A 15A I4 = 0 I4 = 5A + 20A + 15A I4 = 40A

Hukum Kirchhoff 2 / Kirchhoff Voltage Law


Pada hukukm Kirchhoff 2 sebenarnya bunyinya hampir sama dengan hk. Kirchhoff 1, yang membedakan adalah kalo hk. Kirchoff 1 itu digunakan untuk arus dalam percabangan sedangkan hukum Kirchhoff 2 digunakan untuk menghitung jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup. Hukum kirchoff 2 berbunyi Penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen penyusun yang membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai Nol. Atau dalam bentuk matematiknya sebagai berikut : V = 0 Mari kita langsung lihat contoh soalnya saja

Pertanyaan : tentukanlah V2 rangkaian tersebut!

Jawaban : sekarang kita lihat tanda plus minus dari rangkaiannya dan ingat rumus dari hukum kirchhoff 2 V = 0 jika arah tegangannya dihitung searah dengan jarum jam maka, +V2+10+2-15 = 0 V2 = 3 volt dan jika berlawanan arah jarum jam maka, -V2-10-2+15 = 0 V1 = 3 volt

You might also like