You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN I.

Latar Belakang Anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah dasar (7 tahun) ternyata tidak benar. Bahkan pendidikan yang dimulai pertama pada tingkat usia Taman Kanak-Kanak (4-6 tahun) ini pun sudah terlambat menurut hasil penelitian dibidang neurologi (Osbom, White dan Bloom), pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk, artinya kalau pada usia tersebut otak anak tidak akan berkembang secara optimal sampai usia 8 tahun 80% kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk, artinya kapasitas kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia 4 tahun sampai usia 8 tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak tersebut mencapai 100% setelah berusia sekitar 18 tahun. Kesadaran akan pentingnya pendidikan sejak anak usia dini telah mendorong pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional untuk Membentuk Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) guna memfasilitasi masyarakat dibidang layanan pendidikan Anak Usia Dini (0-6 tahun) terutama bagi mereka yang karena keadaan terpaksa tidak memungkinkan untuk dapat memberikan layanan pendidikan dini bagi putra-putrinya. Layanan pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Agar pelayanan hak-hak anak dioptimalkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Maka dibuatlah Kurikulum Pendidikan anak Usia Dini yang kemudian dikembangkan menjadi Menu Pembelajaran Generik pada Pendidikan Anak Usia Dini. II. Rumusan Masalah Pada makalah ini akan dilakukan pembahasan tentang: 1) Apa pengertian acuan menu pembelajaran generik? 2) Apa fungsi acuan menu pembelajaran generik? 3) Hal apa saja yang menjadi arah kegiatan pendidikan? 4) Bagaimana materi pendidikan yang diberikan pada anak usia dini? 5) Bagaimana Struktur menu pembelajaran generik? BAB II PEMBAHASAN 1) Pengertian Menu Pembelajaran Generik Menu pembelajaran generik adalah program pendidikan anak dini usia (lahir- 6 tahun) secara holistik yang dapat dipergunakan dalam memberikan layanan kegiatan pengembangan dan pendidikan pada semua jenis program yang ditujukan bagi anak dini usia. Menu Pembelajaran generik, artinya sebagai menu pembelajaran yang tidak bersifat paten (tidak harus diikuti secara kaku). Setidaknya sudah dapat dijadikan acuan bagi siapa saja baik yang ingin mengetahui lebih jauh tentang lingkup isi atau menu pembelajaran pada program PAUD, ataupun mereka yang ingin berpartisipasi dalam

penyelenggaraan program PAUD. Sebaliknya menu tersebut harus dikembangkan lebih lanjut oleh para penyelenggara PAUD di lapangan, apapun nama program PAUD yang diselenggarakannya. Acuan ini akan digunakan sampai ada pedoman yang baku, oleh karena itu akan terus disempurnakan berdasarkan pengalaman lapangan dan hasil-hasil penelitian terbaru di bidang tumbuh-kembang anak. 2) Fungsi Menu Pembelajaran Generik Satuan Menu Pembelajaran berfungsi sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan PAUD pada berbagai jenis lembaga pengembangan anak usia dini. 3) Arah Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dalam menyusun rencana kegiatan pendidikan diarahkan pada tiga peran pendidikan yaitu: a) Pendidikan sebagai proses belajar dalam diri anak. Anak harus diberikan kesempatan untuk belajar secara optimal, kapan saja dan di mana saja inplementasinya terwujud dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melihat, mengamati dan menyentuh benda-benda di sekitarnya. b) Pendidikan sebagai proses sosialisasi pendidikan bukan hanya untuk mencerdaskan dan membuat anak terampil, tetapi juga membuat anak menjadi manusia yang bertaggung jawab, bermoral dan beretika. Pendidikan yang mempersiapkan anak untuk mampu hidup sesuai dengan tuntutan zaman di masa depan. c) Pendidikan sebagai suatu proses pembentukan kerjasama peran. Dengan demikian anak dapat mengetahui bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling melengkapi. Manusia membutuhkan orang lain karena secara individual mempunyai kekurangan dan disisi lain memiliki kelebihan yang dapat memberikan nilai tambah bagi orang lain. Agar dapat menjalankan peranannya Program Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini didasarkan atas 9 kemampuan belajar anak yang meliputi : 1. Kecerdasan linguistik (linguistic intellgence) yang dapat berkembang bila dirangsang melalui berbicara, mendengarkan, membaca, menulis dengan buku, berdiskusi dan bercerita. 2. Kecerdasan logika matematika (logoco mathematical intelligence) yang dapat dirangsang melalui kegiatan menghitung, membedakan bentuk, menganalisis data dan bermain dengan benda-benda. 3. Kecerdasan visual spasial (Visual-spatial intellgence) yaitu kemampuan ruang yang dapat dirangsang melalui bermain balok-balok dan bentuk-bentuk geometri melengkapi puzzel, menggambar, melukis, menonton film maupun bermain dengan daya khayal (imajinasi). 4. Kecerdasan musical (musical rhytmmic intellgence) yang dapat dirangsang melalui irama, nada, birama berbagai bunyi. 5. Kecerdasan kinestetik (bodily kinesthetic intellgence) yang dapat dirangsang melalui gerakan tarian olahraga dan terutama gerakan tubuh. 6. Kecerdasan naturalis (naturalist intellgence) yaitu mencintai keindahan alam. Dapat dirangsang melalui pengamatan lingkungan, bercocok tanam, memeihara binatang, termasuk mengamati fenomena alam seperti hujan, angin, banjir, pelangi, siang, malam, panas, dingin, bulan, bintang, matahari.

7. Kecerdasan interpersonal (interpersonal intellgence) yaitu kemampuan untuk melakukan hubungan antar manusia yang dapat dirangsang melalui bermain bersama teman, bekerjasama, bermain peran dan memecahkan masalah serta menyelesaikan konflik. 8. Kecerdasan interpersonal (interpersonal intellgence) yaitu kemampuan memahami diri sendiri yang dapat dirangsang melalui pengembangan konsep diri, harga diri, mengenal diri sendiri, percaya diri termasuk control diri dan disipilin. 9. Kecerdasan spiritual (spiritual intellgence) yaitu kemampuan mengenal dan mencitai ciptaan Tuhan. Dapat dirangsang melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama. Dimana kemampuan-kemampuan belajar anak pada tulisan di atas masih dapat diuraikan lagi pada tulisan lain, merupakan dasar perumusan kompetensi dan hasil belajar dalam menyusun rencana. 4) Materi Pendidikan Anak Usia Dini Materi yang diberikan pada PAUD diantaranya: Pendidikan budi pekerti; Membaca, menulis dan berhitung; kesehatan dan gizi; sikap dan ketrampilan. Pendidikan budi pekerti Piaget pernah mengatakan bahwa pendidkan moral sebaiknya diberikan kepada anak sejak usia dini, karena hasilnya sangat berguna bagi proses pembentukan pribadi. Ki Hajar Dewantara selalu menganjurkan agar pendidikan moral sudah mulai diberikan sejak Taman Indria dan Taman Kanak-Kanak. Islam pun menganjurkan untuk menanamkan ahlakul karimah dari sejak dini, seperti yang dilakukan Lukmanul Hakim pada putranya (Q.S Lukman:12-19). Materi yang paling penting yang diberikan kepada anak usia dini adalah pendidikan budi pekerti. Bentuknya bukan mata pelajaran Budi Pekerti, tetapi menanamkan nilai, harkat dan martabat kemanusiaan, nilai moral, watak, dan pada akhirnya pembentukkan manusia yang berkepribadian. Budi pekerti sama dengan moralitas yang berisi adat istiadat, sopan santun, dan perilaku yang dapat membentuk sikap terhadap manusia, Tuhan, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan alam sekitarnya. Jika kelima sikap dan perilaku tersebut sudah dapat ditanamkan, maka seseorang akan menjadi manusia yang utuh, baik dan terhormat. Cara membentuk kelima unsur itu disesuaikan dengan perkembangan dan usia anak didik. Pendekatan yang baik dan tepat adalah apabila anak tidak merasa bahwa sikapnya sedang dibentuk. Contoh teladan, cerita/dongeng, dan permainan dapat dipergunakan untuk membentuk sikap itu. Di sekolah dapat diintegrasikan bidang studi atau pelajaran yang diajarkan. Kreativitas dan inovasi guru dituntut dalam proses pembelajaran untuk mendidik. Khususnya pembentukkan sikap melalui pelajaran yang sedang diberikan. Porgram ini tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada contoh dari orangtua. Membaca, menulis dan berhitung Pelajaran membaca, menulis, dan berhitung sangat menentukan keberhasilan anak untuk belajar pada jenjang pendidikan selanjutnya. Ketiga mata pelajaran ini sering disebut 3R yaitu singkatan dari Read, Write dan Arithmatic atau sering disebut pula dengan Calistung (baca, tulis dan hitung). Ketiganya diefektifkan pelaksanaannya ketika di sekolah dasar. Sebab pelajaran ini merupakan dasar bagi seseorang untuk mengenyam pendidikan di kemudian hari. Pada pendidikan pra sekolah, ketiga pelajaran ini merupakan pengenalan sesungguhnya. Aturan ini dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Mengingat tuntutan masyarakat

(orangtua) yang m,enginginkan agar ketiga pelajaran tersebut sudah boleh diberikan di Taman Kanak Kanak secara nyat (bukan pengenalan). Hal ini harus diperhatikan oleh perancanaan kurikulum. Keinginan orangtua itu mungkin disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Pelajaran menulis dimulai dengan bagaimana cara membangkitkan minat anak agar mau menulis. Pertama kali orangtua atau guru mengenalkan huruf, angka dan gambar benda yang di bawahnya tertulis namanya. Anak yang sudah masuk masa peka menulis dan mengggambar akan memiliki minat serta dorongan yang kuat untuk menulis. Sehingga benda yang terdapat di sekelilingnya ditulis (dicoret), misalnya dikertas, ubin, tembok, meja, dan di mana saja. Kalau sudah timbul masa peka ini jangan disia-siakan, perlu diberi lingkungan kondusif yang antara lain diberi alat tulis menulis, kertas dan penghapus. Lama-kelamaan kesadaran menulis akan timbul. Sebab apa yang diinginkannya dapat dimanifestasikan dalam bentuk tulisan bahkan gambar. Berhitung juga tidak kalah penting dibandingkan dengan dua pelajaran di atas. Berhitung dapat melatih orang untuk merencanakan kegiatan sesuai dengan waktu, ruang, dan tenaga yang dimiliki. Kegiatan sesuai dengan waktu, ruang, dan tenaga yang dimiliki. Meliputi kompentasi terkait sseperti mengukur, memperkirakan dan meramalkan atas dasar data yang tepat. Berhitung dapat melatih belahan otak kiri yang mengolah kemampuan berpikir teratur dan mengutamakan pemanfaatan nalar. Mengingat manfaat pelajaran berhitung, maka sejak dini sudah harus diperkenalkan, misalnya mengenal angka. Disebabkan cara berpikir anak mulai dari berpikir konkrit, maka sebelum menulis angka tertentu anak wajib menghitung benda itu sejumlah angka tersebut. Contohnya anak disuruh membuat angka empat, maka ia perlu menghitung sesuatu, misalnya pensil yang bejumlah empat. Lama-kelamaan anak mampu berpikir secara abstrak, sesaui dengan tingkat kematangannya. Anak mampu mengerjakan soal berhitung dari tingkat sederhana menjadi tingkat yang kompleks. Kesehatan dan Gizi Sejak masih di dalam kandungan bayi perlu diberi makanan yang bergizi melalui ibunya, sebab yang dimakan ibu, sari-sarinya juga dimakan bayinya. Sayuran dan buahbuahanpun perlu dikonsumsi ibu. Umur 0-4 bulan, bayi sebaiknya hanya memberikan ASI. ASI merupakan makanan pokok bayi, sedangkan lainnya sebagai pelengkap apabila bayi telah berumur 4 bulan. Sepeti buah-buahan, biskuit, bubur bayi, nasi tim atan makanan lain yang sejenis. Pengaturan makanan untuk anak di atas usia 1 tahun dapat digolongkan menjadi golongan umur 1-3 tahun, 4-6 tahun, 6-12 tahun dan 12-18 tahun. Makanan hidangan yang dianjurkan adalah: Makanan pokok, yaitu sumber kalori, misalnya roti, nasi jagung, ketela dan ubi jalar. Lauk pauk, yaitu terdiri dari: Sumber protein hewani, misalnya telur, daging, ikan Sumber protein nabati, misalnya kacang-kacangan, sayuran hijau atau berwarna, bahan makanana yang telah diproses (tahu dan tempe) Buah-buahan misalnya jeruk, pisang, pepaya Tambahan susu 2 kali sehari yaitu 250 ml setiap kali minum. Sikap dan Ketrampilan Setelah anak memilki pengetahuan, pendidik diharapakan melatih dan membimbing agar anak mempunyai sikap dan terampil dalam segala hal. Pada awalnya dapat melakukan

sesuatu, anak hanya berdasarkan kebiasaan. Seiring dengan waktu ia harus didik agar kebiasaan tanpa pengertian itu berubah menjadi perbuatan yang sangat bemakna. Akhirnya pada saat tertentu, ia berbuat sesuatu selalu dipikirkan alasan dan tujuannya. Contoh: kalau menerima atau memberikan sesuatu harus menggunakan tangan manis (kanan). Kalau sudah sering melakukannya akhirnya anak akan terampil, mesti dengan tangan kanan, biarpun di sampingnya tidak ada ibunya, bapaknya, atau kakaknya. Pembentukkan sikap pada Taman Kanak-Kanak tersirat dalam program kegiatan belajar yang bertujuan: Mengembangkan daya cipta dan daya pikir Mengembangkan bahasa Mengembangkan perilaku dan ketrampilan Menbgembangkan jasmani Mengembangkan moral, emosi, social dan disiplin. Khusus mengembangkan perilaku dan ketrampilan sudah tepat jika pendidikan pra sekolah baik Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, Penitipan anak, bahkan sekolah Dasar Kelas Awal harus memperhatikan pengembangan perilaku dan ketrampilan ini mengingat pada umumnya anak mempunyai sifat selalu ingin tahu, selalu bergerak, berlari, ingin mencoba, mempunyai inovasi dan kreatif, maka sifat tersebut kalau disertai dengan pembentukkan sikap dan ketrampilan akan terbentuk kepribadian yang baik. 5) Stuktur Menu Pembelajaran a. Kelompok Usia Menurut pembelajaran di arahkan pada pencapaian kompetensi sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam hal ini tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak dibagi dalam kelompok umur sebagai acuan normative tingkatan normal. b. Aspek Pengembangan Aspek pengembangan pada masing-masing kelompok usia anak usia dini mencakup 6 aspek pengembangan. Pengembangan moral dan nilai-nilai agama Pengembangan fisik Pengembangan bahasa Pengembangan kognitif Pengembangan social emosional Pengembangan seni c. Kompetensi dan hasil Belajar. Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai pada masing-masing aspek pengembangan adalah : o Pada aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama, kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. o Pada aspek pengembangan fisik kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan mengelola dan keterampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar serta menerima rangsangan sensorik (panca indera) o Pada aspek pengembangan kemampuan berbahasa, kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif

dan dapat berkomunikasi secara efektif yang akan bermanfaat untuk berfikir dan belajar. o Pada aspek pengembangan kemampuan kognitif kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan berfikir logis, kritis. o Pada aspek pengembangan sosial emosional kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan mengharggai keragaman sosial dan budaya. Serta mampu mengembangkan konsep diri sikap positif terhadap belajar, control diri dan rasa mandiri. o Pada aspek pengembangan seni kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan kepekaan terhadap irama, nada birama berbagai bunyi. d. Indikator Kemampuan. Indikator kemampuan merupakan hasil belajar yang lebih spesifik dan terukur dalam satu kempetensi dasar, indikator-indikator kemampuan dalam Program kegiatan Pendidikan ini merupakan indikator kemampuan minimal yang disusun betdasarkan gradasi tingkat kemampuan. BAB III PENUTUP { Menu pembelajaran generik adalah program pendidikan anak dini usia (lahir- 6 tahun) secara holistik yang dapat dipergunakan dalam memberikan layanan kegiatan pengembangan dan pendidikan pada semua jenis program yang ditujukan bagi anak dini usia. { Satuan Menu Pembelajaran berfungsi sebagai pedomandalam menyelenggarakan kegiatan PAUD pada berbagai jenis lembaga pengembangan anak usia dini. { Dalam menyusun rencana kegiatan pendidikan diarahkan pada tiga peran pendidikan yaitu: Pendidikan sebagai proses belajar dalam diri anak, Pendidikan sebagai proses sosialisasi pendidikan, Pendidikan sebagai suatu proses pembentukan kerjasama peran. { Materi yang diberikan pada PAUD diantaranya: Pendidikan budi pekerti; Membaca, menulis dan berhitung; kesehatan dan gizi; sikap dan ketrampilan. { Stuktur Menu Pembelajaran: Kelompok Usia, 6 aspek pengembangan, Kompetensi dan hasil Belajar dan Indikator Kemapuan Daftar Pustaka Gutama, Dr, dkk. 2002. Acuan Menu Pembelajaran Pada anak Dini Usia (Menu Pembelaajaran Generik). DEPDIKNAS: Jakarta Santoso, soegeng, M. Pd. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Citra Pendidikan: Jakarta Suyanto, slamet, M. Ed. 2005. Konsep Dasar PAUD. DEPDIKNAS: Jakarta http://www.Sugimansingadilaga.blogspot.Com. 5/6/2009. Pukul 10.09

You might also like