You are on page 1of 30

Pemikiran mengenai evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu, telah berakar sejak zaman kuno.

Pemikiran tersebut dapat terlihat pada ilmu pengetahuan peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun, sampai dengan abad ke-18, pandangan biologis Barat masih didominasi oleh pandangan esensialisme, yaitu pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak berubah. Hal ini mulai berubah ketika pengaruh kosmologi evolusioner dan filosofi mekanis menyebar dari ilmu fisik ke sejarah alam. Para naturalis mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu paleontologi dengan konsep kepunahannya lebih jauh membantah pandangan bahwa alam bersifat statis. Pada awal abad ke-19, Jean-Baptiste Lamarck mengajukan teorinya mengenai transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori evolusi pertama yang ilmiah. Pada tahun 1858, Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace mempublikasikan sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya On the Origin of Species (1859), Darwin secara mendetail menjelaskan mekanisme evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin mengajukan konsep nenek moyang bersama dan percabangan pohon kehidupan yang didasari oleh seleksi alam. Karya Darwin mengenai evolusi dengan segara diterima dengan cepat, namun mekanisme yang diajukannya (seleksi alam), belum diterima secara sepenuhnya sampai pada tahun 1940-an. Kebanyakan biologiawan berargumen bahwa faktor-faktor lainlah yang mendorong evolusi, misalnya pewarisan sifat-sifat yang didapatkan (neo-Lamarckisme), dorongan perubahan yang di bawa sejak lahir (ortogenesis), ataupun mutasi besar-besaran secara tiba-tiba (Saltasi). Sintesis seleksi alam dengan genetika Mendel semasa 1920-an dan 1930-an memunculkan bidang disiplin ilmu genetika populasi. Semasa 1930-an dan 1940-an, populasi genetika berintegrasi dengan bidang-bidang ilmu biologi lainnya, memungkinkan penerapan teori evolusi dalam biologi secara luas. Setelah munculnya biologi evolusioner, kajian terhadap mutasi dan variasi pada populasi alami, digabungkan dengan biogeografi dan sistematika, berhasil menghasilkan model evolusi yang canggih. Selain itu paleontologi dan perbandingan anatomi mengijinkan rekonstruksi sejarah kehidupan yang lebih mendetail. Setelah kebangkitan genetika molekuler pada tahun 1950-an, bidang evolusi molekuler yang berdasarkan pada kajian urutan protein, uji imunologis, RNA dan DNA berkembang. Pandangan evolusi yang berpusat pada gen muncul pada tahun 1960-an, diikuti oleh teori evolusi molekuler netral. Pada akhir abad ke-20, pengurutan DNA melahirkan filogenetika molekuler dan merombak pohon kehidupan ke dalam tiga sistem domain. Selain itu, ditemukan pula faktor-faktor tambahan seperti simbiogenesis dan transfer gen horizontal, yang membuat sejarah evolusi menjadi lebih kompleks.

Evolusi # 1. Sejarah singkat bumi dan kehidupannya

Untuk melengkapi pengetahuan kita bersama tentang proses evolusi yg ramai didiskusikan dibanyak tempat, juga ada yg bertanya disini. Berikut adalah sejarah singkat dari bumi serta kehidupannya. Tentunya sejarah singkat dari bumi ini diperlukan sebagai awal untuk ndongeng tentang evolusi. Untuk soal dimensi atau satuan waktu coba bandingkan usia Homo Floresiensis (iensis ! jangan salah tulis) yg diperkirakan hidup 18 ribu tahun lalu dengan usia bumi yang diperkirakan 4,6 Milyar tahun). Homo floresiensis ini diketemukan di Gua Liang Bua tahun 2003 Flores, Indonesia. Dan barusan diumumkan sebagai mahluk hidup yg berbeda spesies dengan manusia saat ini. Bayangkan Homo Floresiensis (manusia kerdil di Flores) ini baru berusia 18 000 tahun, sedangkan usia bumi 4 600 000 000 000 tahun ! Bagi yg suka mendalami science bayangkan betapa lambatnya dan pelannya proses evolusi ini berjalan. Sebuah proses ilusi waktu yg tidak mudah diungkap dan diterima setiap orang begitu saja. Bagi yg suka agama . Tuhan menciptakan alam ini dengan sangat lama dan berhati-hati

Jadi kita perlu menjaga ! Evolusi adalah sebuah teori ilmiah tentang perkembangan mahluk hidup. Ketika ada yg bertanya apakah berarti manusia dari kera ? Mestinya langsung ngamuk-ngamuk. Blaik saya mesti njawab gimana ? Emange nenek moyangku munyuk ? Katanya sih nenek moyangku orang pelaut wupst ! :D Untuk belajar tentang evolusi dari ilmu geologi lebih baik dimulai dari pengenalan jaman-jalan serta dimensi waktu geologi dulu ya.

Sejarah Bumi
Bumi tempat segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4 600 000 000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk tatasurya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya microorganisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak. - Lah dhe, trus 2 milyar tahun itu ngapain aja ? Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai berevolusi . (mm sik sik sebaiknya aku sebut berubah dulu deh. Kalau denger kata evolusi nanti ada yg ngga stuju . Perkembangan perubahan tetumbuhan diawali oleh Pteridofita (tumbuhan paku), Gimnosperma (tumbuhan berujung) dan terakhir Angiosperma (tumbuhan berbunga). Sedangkan perkembangan dan perubahan hewan dimulai dari invertebrata, ikan, amfibia, reptilia, burung dan terakhir mamalia, kemudian terakhir kali muncul manusia. .. (wupst ! kebablasan ! Soale mesti ada yg maunya kesana kan ?) Kalau dalam ilmu sejarah kita mengenal jaman-jaman dengan nama-nama khususnya. Misal Jaman Batu, Jaman Majapahit, Trus ada yang membagi lagi dengan Kala, Masa dan sebagainya. Dalam ilmu geologi juga mirip. Ada yg disebut jaman, kala, periode dan sebagainya. Kalender Geologi dapat dilihat seperti dibawah ini :

Skala Waktu Geologi

Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-Kambrium. Nah sekarang apa saja yg dipercaya oleh ahli geologi, apa yg terjadi dengan mahluk hidup pada masamasa itu.

Masa Arkeozoikum (4,5 2,5 milyar tahun lalu) Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba
Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua. Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk setelah pendinginan bagian tepi dari balon bumi (bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.

Masa Proterozoikum (2,5 milyar 290 juta tahun lalu)


Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Kalau istilah-istilah ini dipelajari di ilmu biologi, mestinya di SMP sudah diajari kan ? Enkaryotes ini bakal menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya bakal menjadi binatang. Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti uburubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.

Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-Kambrium.

Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)


Kambrium berasal dari kata Cambria nama latin untuk daerah Wales di Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah. Jaman Ordovisium (500 440 juta tahun lalu) Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alaga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benuabenua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.

Jaman Silur (440 410 juta tahun lalu)


Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung. Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika Utara

Jaman Devon (410-360 juta tahun lalu)


Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus

berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau (Green Land).

Jaman Karbon (360 290 juta tahun lalu)


Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.

Jaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)


Perm adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia. Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah. Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.

Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu)


Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.

Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu)


Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini. Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia. Jaman ini merupakan jaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic Park.

Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)


Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. Jaman ini adalah jaman akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.

Zaman Tersier (65 1,7 juta tahun lalu)


Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput. Pada zaman Tersier Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global

Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu sekarang)


Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang.

Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang. Nah kalau semua diatas tadi digambarkan secara grafis dapat dilihat seperti dibawah ini:

Perhatikan bumi terbentuk 4 milyar tahun lalu. Tetapi kehidupan baru muncul semilyar tahun lalu. Bahkan "manusia purba" adanya baru 2 juta tahun lalu .

Evolusi Bumi
Terbentuknya Benua-benua Sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu bumi kita ini terbentuk sebagai bola pijar yang berisi elemen-elemen berat dan ringan yang tidak dapat diproduksi oleh matahari di dalam reaksi fusi nuklirnya. Keberadaannya mereka ini menunjukkan bahwa mereka berasal dari hasil ledakan sebuah supernova yang relatif dekat dengan matahari, sehingga materi yang dimaksud kemudian terpengaruh oleh gaya gravitasi matahari dan tersapu ikut dengannya serta lambat laun memadat karena gravitasinya sendiri. Tampak di sini bintang-bintang termasuk matahari ditundukkan oleh Allah SWT untuk menyiapkan munculnya manusia yang tersusun dari elemen-elemen kimiawi dan memerlukan tanah pijakan yang padat. Kita baca dalam ayat 12 surat an-Nahl : Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya) [16:12] Pada suhu sekitar 6.000C itu elemenelemen berat terutama besi mengumpul sebagai inti bumi, yang di bagian dalam padat karena tekanan setempat sangat tinggi, sedangkan yang di luarnya masih lunak. Di luar inti berkumpul elemen yang lebih ringan yaitu magnesium silikon yang masih cair serta aluminium silikon. Cairan batu yang mulai mendingin kulitnya ini membeku, dan membentuk kerak bumi sekitar 4 milyar tahun yang lalu dengan ketebalan sekitar 60 sampai 80 kilometer. Penempatan batuan granit yang lebih ringan adalah di atas,

sedangkan batuan balatik yang lebih berat berada di bawah. Inilah kerak bumi yang tertua umurnya. Ketika suhu bumi lebih dingin lagi uap air yang berada di dalam atmosfer mulai mengembun dan hujan turun terus menerus sehingga cekungan-cekungan di permukaan bumi terisi air menjadi danau, lautan dan samudera. Tersedianya air ini memungkinkan adanya makhluq hidup yang kita kenal; andaikata massa bumi hanya separoh yang ada sekarang, maka ia tidak akan mampu menahan uap air dan uap ini akan lepas dari bumi. Contoh dari benda langit yang tidak mempunyai atmosfer dan uap air adalah bulan. Sejauh pemantauan kembali para ilmuwan, kini diketahui bahwa sekitar 300 juta tahun yang lalu yang muncul di permukaan air daratan yang sangat luas, sebuah super kontinen yang oleh para ilmuwan dinamakan Pangea, yang berada di tengah samudera yang sangat luas dan disebut Panthalasea. Sekitar 150 juta tahun yang lalu super kontinen ini membelah menjadi Gondwana yang meliputi Antartika, Australia, Afrika serta Amerika Selatan, dan Laurasia yang meliputi Asia, Eropa serta Amerika Utara. Dan kira-kira 50 juta tahun kemudian mereka keduanya terpecah lagi menjadi kontinen-kontinen yang tersebut di atas. Di dalam proses pemisahan ini, kontinen-kontinenyang bersangkutan bergerak menggeser ke posisinya yang sekarang. Di dalam al-Quran kita baca ayat 31 surah ar-Rad : Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala itu adalah kepunyaan Allah.. [13:31] Amerika Selatan menggeser ke Barat dan bergabung dengan Amerika Utara yang juga bergeser ke Barat setelah memisahkan diri dari Eropa. India bergerak ke Utara sehingga menabrak Asia dan mengangkat pegunungan Himalaya, serta menekan Cina begitu kuat sehingga bagian kontinen itu terpelotot ke arah Timur, sedangkan kontinen Australia yang semula menempel pada Antartika di dalam perjalanannya ke Utara menabrak Asia serta memunculkan kepulauan Nusantara dari dasar lautan; lempeng dasar Samudera Hindia serta lempeng benua Australia itu membentuk busur gunung api sepanjang 3.800 km. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa wajah bumi dengan kontinen dan samuderanya selalu berubah sesuai dengan tingkat evolusinya. Jazirah Arab misalnya diketahui memisahkan diri dari Afrika sejak 5 juta tahun yang lalu. Dari sejarah evolusi bumi dan terbentuknya kontinen-kontinen ini nyata bahwa gunung-gunung yang ada di pulau kontinen tidak diam saja, tetapi bergerak dan berpindah-pindah. Kita ingat saja ayat 88 surah an-Naml : Dan kamu lihat gununggunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.. [27:88] Pergeseran lempeng kerak bumi ini meskipun lambat, sekitar 5 sampai 12 sentimeter per tahun, dalam kurun waktu sejuta tahun akan memindahkan sebuah benua sejauh 50 sampai 120 kilometer. Mengapa lempeng-lempeng kerak bumi itu tidak berkeliaran semaunya sendiri dapat ditemukan jawabannya oleh

para ahli geologi yang menyatakan bahwa gunung-gunung yang menjulang tinggi memiliki kaki di dalam astenosfer yang membuat kontinen-kontinen kedudukannya mantap. Kita temukan di dalam alQuran ayat 6 dan 7 surah an-Naba pernyataan : {6} Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, {7} dan gunung-gunung sebagai pasak? [78:6-7] Mekanisme Evolusi Bumi Bagaimanakah pergerakan kontinen-kontinen itu dapat muncul? Kita ingat saja lapisan mantel yang merupakan cairan batuan pijar yang pekat, yang ada letusan gunung berapi menyembur keluar. Seperti layaknya sebuah zat cair yang amat panas, dalam alpisan bagian mantel luar yang disebut astenosfer terdapat gerakan konveksi yang kontinyu yang di tempat-tempat tertentu membuat kerak bumi merekah sehingga batuan cair itu keluar dari kantong magma ke permukaan. Ujung lidah ini membelah ke kiri dan ke kanan, dan bagian yang mendesak batuan sekelilingnya kemudian membeku, sehingga dapat dikatakan bahwa lidah ini mendorong kerak bumi yang merupakan dasar samudera ke samping; lempeng-lempeng di kiri dan kanan rekahan itu mendapatkan tambahan material dan bertambah luas sambil menjauhi rekahan tersebut. Dari sinilah bumi dibentangkan, yang prosesnya dipertanyakan di dalam ayat 20 surah al-Ghasyiyyah : Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? [88:20] Di daerah ini tidak ada tekanan antar lempeng karena lempenglempeng yang ada di tempat itu bergerak saling menjauhi; inilah daerah divergensi seperti yang ada di tengah samudera Atlantik. Marilah kita ingat ayat 3 surah ar-Rad : Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya.. [13:3] Apabila lidah magma yang menyusup di kerak bumi tak bertemu dengan dasar samudera, tetapimenemukan kontinen, maka ia akan membentuk dapur magma yang menekan ke atas dan menymebulkan bagian kontinen itu sehingga batuannya retak-retak dan aktivitas vulkanismuncul secara luas sehingga akhirnya daerah itu menjadi rontok. Lambat laun kontinen yang bersangkutan mengalami proses pembelahan seperti terpisahnya jazirah Arab dan Afrika yang menabrak Iran sehingga menimbulkan gunung-gunung sepanjang pantainya atau mengalami terbentuknya lembah-lembah seperti yang terjadi di Afrika Timur. Di daerah ini pun terdapat proses divergensi. Sekarang marilah kita memeriksa daerah konvergensi di mana lempeng-lempeng bertemu dan saling menabrak. Apabila Lempeng Pasifik tumbuh dari rekahan kerak bumi di samudera Pasifik terdorong ke Barat dan menabrak Indonesia Bagian Timur dan terangkat membentuk pegunungan Irian Jaya yang kaya mineral terutama tembaga, maka Lempeng Indo-Australia menabrak Indonesia dari Selatan dan meyusup di bawahnya, sehingga terjadi palung laut dalam di sebelah Barat Sumatera dan tergesernya pulau ini, serta palung di sebelah Selatan Pulau Jawa dan menimbulkan tekanan padanya, daerah ini merupakan zona konvergensi. Lempeng yang membentuk palung ini tetap terdorong terus dan karena

gesekan dengan lempeng yang lain, sering menimbulkan gempa tektonik yang berpusat pada kedalaman 50 sampai 125 km; lebih jauh ia masuk ke dalam cairan batuan yand ada sampai 700 km di dalam astenosfer ujung lempeng itu akan meleleh termakan lingkungannya. Ingat saja ayat 41 surah arRad : Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orangorang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? [13:41] Pelapukan karena akibat menerpanya cahaya matahari, dan erosi oleh pasir yang dibawa oleh aliran angin dan air, serta korosi oleh zat-zat kimiawi yang larut dalam sungai menjadikan gunung-gunung kehilangan sebagian dari batuannya dan lahan sebagian dari tanahnya, sementara sungai yang membawa material itu mengendapkannya di danau, dan di lautan sekitar mulut sungai itu. Proses sedimentasi atau pengendapan ini berlangsung jutaan tahun sehingga material tersebut terkompaktifikasi sebagai akibat dari tindihan air dan sedimen di atasnya dan berubah menjadi batu. Karena pada musim tertentu banyak material terangkut air dan terendapkan, sedangkan pada musim yang lain materi itu hanya sedikit saja, maka terbentuklah lapisan-lapisan yang menyusun kulit bumi yang berbeda-beda umurnya, bergantung pada waktu sejak kapan mereka berada di situ.\r\nUmur batuan ini dapat diukur dari perbandingan antara kuantitas zat radioaktif dan hasil peluruhannya yang ikut terperangkap dalam sedimen. Umur lapisan-lapisan yang berasal dari muntahan magma serta yang keluar dari gunung berapi pun dapat diketahui berkat kehadiran zat radioaktif di tempat itu. Dalam batuan inilah dan dalam batuan lava yang telah dingin tersimpan apa saja yang terdeposit di berbagai tempat, baik mineral maupun fosil makhluq hidup yang sudah lama tiada. Dari penelitian umur lapisanlapisan itu beserta fosil-fosil tumbuhan dan binatang para ilmuwan dapat mengungkapkan sejarah kehidupan di bumi ini. Kekuatan-kekuatan geologis dari perut bumi kadangkala mengangkat apa yang semula di dalam air muncul di atas permukaan sehingga sedimen kulit kerang dan kerangka makhluq yang hidup di laut yang telah membatu keluar sebagai pegunungan kapur; atau kadangkala menenggelamkan sebagian dari kepulauan atau bagian kontinen yang ada. Jika kita urutkan lapisanlapisan geologis bumi menurut umurnya, maka akan kita dapatkan deretan sebagai berikut : 0 juta tahun (cenozoik) Kuaterner Tersier 100 juta (mesozoik) Kretasius Jurasik 200 juta Triasik Ordovisian 500 juta (paleozoik) Permian 300 juta Karboniferus Devonian 400 juta Silurian

Kambrian Batuan yang lebih tua lagi 600 juta tahun atau lebih dikelompokkan sebagai pra-Kambrian. Iklim Yang Membina Kehidupan Kehidupan di bumi kita ini tidak akan berkembang sebagaimana yang telah kita temukan dewasa ini, andaikan bumi iklimnya sangat panas yang tinggi suhunya ratusan derajat. Tidak ada makhluq yang ada sekarang ini di permukaan yang tahan terhadap suhu yang begitu tinggi seperti yang kita dapatkan di planet Venus. Perkembangan juga tak akan terjadi seperti sekarang andaikan perputaran bumi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pergantian siang dan malam; artinya

perputarannya selalu menghadapkan permukaan yang sama ke arah matahari. Sebab di bagian yang selalu terkena sinar matahari suhunya akan naik, sedangkan di bagian yang sebaliknya suhu akan turun dan tak akan ada tanaman yang tumbuh di sana. Tanpa adanya pergantian siang dan malam tak akan ada kehidupan. Setelah berkembang biaknya berbagai jenis tetumbuhan dan hewan yang tersebar di berbagai benua, terbentuklah ekosistem yang serasi. Tanaman dan binatang mengambil oksigen dari udara bagi pernapasannya dan melepaskan karbondioksida ke atmosfer, tetapi tumbuhan mengambil juga karbon dioksida dari udara, untuk diubah menjadi bahan makanan serta bahan pertumbuhannya dengan klorofilnya dan bantuan energi cahaya, dan melepaskan kembali oksigen bebas ke atmosfer. Karbon dioksida yang berlebih di atmosfir akan diserap oleh samudera dan dikonsumsi oleh plankton; selanjutnya makhluq bersel tunggal ini menjadi sumber makanan ikan dan mereka sebaliknya menjadi sumber makanan manusia. Sebagian hewan memangsa binatang lain, tetapi ada pula yang memakan tanaman saja; serangga berperan pada penyerbuan bunga-bunga sehingga tanaman dapat berbuah dan berkembang biak, tetapi ada pula serangga yang menjadi pembersih sampah. Begitulah secara singkat kehidupan dalam ekosistem, dalam proses yang tak terbilang banyaknya dan tak ada habisnya. Bumi mempunyai iklim yang berbeda-beda pada lokasi yang berlainan bergantung pada letaknya di bumi. Di sekitar ekuator atau khatulistiwa iklim yang ada bersifat tropis; dan yang kebetulan berada di antara dua benua, dan mendapat pengaruh dari samudera yang luas, memiliki musim penghujan dan kemarau seperti Indonesia. Apabila matahari bersinar di bagian Selatan Khatulistiwa benua Australia mendapatkan banyak panas, sedangkan benua Asia tidak. Sebagai akibatnya, maka udara naik ke atas di Australia, dan sebaliknya udara turun di Asia, sehingga udara bergerak, angin meniup, dari benua Asia ke benua Australia. Karena ia melewati Samudera Hindia, maka banyak uap air terangkut dan jatuh sebagai hujan; kita dapatkan musim penghujan. Sebaliknya jika matahari bersinar di bagian Utara Khatulistiwa, kita bertemu dengan musim kemarau karena angin yang datang dari Australia menuju Asia adalah angin yang kering. Lebih jauh letak daerah itu dari ekuator ia menikmati iklim sub tropis dengan angin Baratnya; sedangkan di lokasi yang lebih jauh lagi dari khatulistiwa terdapat empat buah musim yaitu musim dingin, musim semi, musimpanas serta musim gugur. Di bagian bumi di sebelah Utara 40 lintang Utara serta di sebelah Selatan 40 lintang Selatan bertiup angin Barat yang terus menerus. Keanekaragaman iklim ini memungkinkan munculnya keanekaragaman hayati, yang sudah tentu merupakan konsekuensi dari evolusi kehidupan. Untuk memberikan iklim yang membina adanya kehidupan itu Allah SWT telah menempatkan bumi pada jarak sekitar 150 juta kilometer dari matahari, memberikan pada bumi sumbu yang miring dengan sudut kira-kira 66,5 terhadap bidang orbit perputaran bumi mengelilingi matahari, serta memberikan rotasi pada bumi dengan waktu putar sekitar 24 jam dalam sehari semalam. Mengenai peran atmosfer sebagai pelindung makhluq yang ada dan

hidup di bumi ini kita menyebutnya sebagai perisai terhadap hunjaman sinar kosmos yang energinya sangat tinggi; kecuali itu ia juga pelindung terhadap masuknya sinar ultraviolet dari cahaya matahari. Selanjutnya atmosfer juga merupakan sumber oksigen, dan malahan milyaran tahun jauh sebelum itu ia menjadi sumber gas yang mengandung unsur-unsur kimiawi yang diperlukan bagi terbentuknya biomolekul. Sedangkan peran samudera yang dapat kita kemukakan di sini ialah sebagai penyimpan gas karbon dioksida, sumber air yang diuapkan panas matahari untuk dijatuhkan kemudian sebagai hujan, sumber makanan manusia yang tiada habisnya, dan bahkan sebagai kancah pertemuan bagi terjadinya reaksi-reaksi kimiawi dalam pembentukan biomolekul. Kecuali itu rekahan-rekahan magma di dasar samudera memungkinkan timbulnya upwelling atau gerak air ke permukaan dengan membawa larutan mineral yang penting bagi makanan plankton, dan adanya arus samudera yang sangat berpengaruh terhadap iklim di bumi. Namun kita mengetahui juga bahwa bergesernya rekahan-rekahan dan aktivitasnya dapat mengubah pola iklim yang sudah ada sebelumnya di suatu daerah dan mengacaukan musim penghujan seperti munculnya gejala El-Nino akhir-akhir ini. Perubahan cuaca juga dapat terjadi karena meningkatnya kadar gas CO2 di dalam atmosfer; ia menimbulkan efek rumah kaca yang membuat suhu bumi naik, es di kutub dan salju abadi di puncak gunung dan pegunungan meleleh serta menaikkan permukaan air laut. Sekalipun gejala ini tak merusak kehidupan di bumi, namun gangguan yang dapat ditimbulkannya cukup serius, karena kota-kota di tepi pantai akan terendam andaikan permukaan air laut naik 5 meter saja misalnya. Gas yang berkeliaran di dalam atmosfer yang jelas merusak kehidupan ialah SOx dan NOx yang setelah larut dalam tetes-tetes air, yang akan jatuh menjadi hujan asam, dapat memusnahkan hutan-hutan dan tanaman pada umumnya, serta mematikan ikan-ikan di dalam telaga karena meningkatnya keasaman air danau tersebut. Bencana Alam Mengingat mekanisme pembentukan kontinen-kontinen serta proses yang menentukan iklim di berbagai bagian bumi, kita dapat memeprkirakan bencana-bencana apa yang dapat timbul sebagai akibat dari mekanisme dan proses yang tersebut di atas. Ada dua jenis bencana utama yang dapat kita sebutkan di sini yaitu pertama yang berasal dari iklim, dan yang kedua asalnya dari gerak lempeng kulit bumi. Iklim di suatu daerah dapat menimbulkan kekeringan apabila mekanisme terganggu, sehingga daerah yang tadinya biasa mendapatkan air hujan selama bulan-bulan tertentu menderita kekeringan yang merusak tanaman, karena menggesernya daerah tiupan angin yang membawa hujan itu misalnya di Ethiopia dan daerah Afrika lainnya. Iklim juga dapat menimbulkan bencana angin ribut, badai atau taufan yang biasanya berawal dari putaran kecil di daerah sub tropik dan kemudian bergerak ke daerah yang lebih dingin, seperti tifon yang secara rutin melanda pantai-pantai Cina dan Jepang, atau tornado dan sebangsanya yang menyapu Amerika Serikat dengan kelajuan 200 km per jam. Kita temukan dalam ayat 19 dan 20 surah al-Qomar : {19} Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada

mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus, {20} yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang. [54:19-20] Tetapi iklim pun dapat menjatuhkan hujan yangluar biasa lebatnya di daerah tertentu sehingga timbul banjir dan tanah longsor yang merusak infra struktur serta usaha pertanian. Kita baca dalam kitab suci al-Quran pada ayat 11 dan 12 surah al-Qomar : {11} Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. {12} Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. [54:11-12] Gerak lempeng kerak bumi dapat menyebabkan gempa dan bahkan tsunami, serta munculnya gunung-gunung berapi yang mengeluarkan asap panas, lava dan letusan-letusan yang sangat berbahaya. Di Indonesia terdapat sekitar 400 gunung api dan yang masih bekerja aktif ada 129 buah; 70 di antaranya dikategorikan sebagai gunung api yang berbahaya. Banyak korban yang jatuh sebagai akibat dari letusan dari gunung-gunung itu. Kita baca dalam ayat 73 dan 74 surah al-Hijr : {73} Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. {74} Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. [15:73-74] Sebagaimana diketahui 92.00 jiwa telah melayang sebagai akibat letusan gunung Tambora dalam tahun 1815, 36.000 orang menjadi korban letusan gunung Krakatau pada tahun 1883, 5.000 jiwa dimusnahkan gunung Kelud pada tahun 1919, 1.000 jiwa oleh gunung Merapi (Jawa Tengah) dalam tahun 1930, dan 1.300 jiwa oleh gunung Agung. Di samping munculnya gunung api, gerak lempeng bumi juga mengakibatkan terjadinya gempa-gempa bumi. Menurut para ahli selama 3.000 tahun terakhir ini gempa-gempa bumi telah menewaskan 6 juta jiwa. Dalam catatan yang ada, besar korban yang jatuh di dalam gempa yang kekuatannya di atas 7,5 skala Richter, yang diungkapkan oleh ahli tektonika-lempeng Indonesia Prof. Dr. J.A. Katili dalam satu ceramahnya adalah : 32.000 di Kota Lisboa tahun 1775 75.000 TokyoYokohama tahun 1923 80.000 di Peru tahun 1970 30.000 di Nikaragua tahun 1972 23.000 di Guatemala tahun 1974 25.000 di Mexico City tahun 1985 600-700.000 di daerah Beijing-Tanshan Energi yang menyertai gempa berskala Richter 8,0 besarnya sekitar tenaga ribuan bom atom yang jatuh di Hiroshima. Gempa semacam itu terjadi di Tokyo (M = 8,2), Chili (M = 8,3) dan di Alaska (M = 8,4). Kita baca dalam ayat 37 surah al-Ankabut : Maka mereka mendustakan Syuaib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka. [29:37] Rangkuman Intisari Dalam tulisan ini kita telah membicarakan tentang terbentuknya kerak bumi, ketika planet ini mendingin dalam suhu jagad-raya yang berada jauh di bawah titik beku air, sehingga kulitnya mengeras menjadi batu dan kemudian hujan turun tiada hentinya selama ribuan tahun yang mengisi

cekungan-cekungannya menjadi samudera dan lautan. Aliran-aliran magma di perut bumi yang kasih pijar itu menyebabkan terkoyaknya kontinen-kontinen dan dasar samudera, sehingga setelah 4 milyar tahun terjadilah rupa bumi seperti yang kita temukan sekarang. Adanya air di bumi kita ini, adanya perputaran bumi pada sumbunya yang tepat, serta adanya uap air, gas amoniak dan metana serta karbon dioksida, memungkinkan munculnya makhluq hidup. Sedangkan kemiringan sumbu putar bumi pada bidang orbitnya merupakan kondisi yang mendorong adanya keanekaragaman hayati; sebab kemiringan itu, memungkinkan timbulnya empat musim di daerah-daerah yang beriklim dingin, sehingga ada musim panas dan musim dingin padanya. Pengaruh dari cuaca pada batuan-batuan di bumi dalam bentuk pelapukan dan erosi, serta transportasi dan sedimentasi menambah macam-macam lapisan kerak bumi, di samping lapisan-lapisan yang dimunculkan oleh membekunya magma, yang secara berkala keluar dari perut bumi dan meratakan diri di permukaannya. Mineral-mineral yang terbawa dari dalam dan kemudian lapuk batuannya di permukaan, membuat lahan menjadi subur untuk pertanian. Namun pencemaran dalam bentuk gas-gas beracun, dapat menimbulkan hujan asam yang dapat merusak hutan atau lahan pertanian. Seringkali ulah manusia, menyebabkan bencana seperti penggundulan hutan di pegunungan yang dapat menimbulkan banjir bandang yang mengangkut tanah yang subur masuk ke dalam sungai dan terus ke laut. Sudah barang tentu pendangkalan sungai-sungai dapat menyebabkan banjir di musim penghujan, yang merupakan bencana tahunan di samping bencana-bencana lain yang sifatnya alamiah, sesuai dengan dinamika yang melanda bumi kita dalam proses kehidupannya.

size="3" EPILOG size="3" Sampai saat ini belum ada seorang ilmuwan pun yang berhasih memecahkan masalah

bagaimana asal-usul kehidupan di bumi ini. Banyak teori atau paham-paham yang
dikemukakan oleh ilmuwan mengenai masalah tersebut, tetapi semuanya belum dapat memberikan jawaban yang memuaskan.

Sebenarnya sudah sejak zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban terhadap masalah asal usul kehidupan tersebut. Namun, jawaban itu umumnya hanya berupa dongeng atau mitos saja. Berikut ini dikemukakan beberapa teori tentang asal usul makhluk hidup. size="3" TEORI ABIOGENESIS size="3" Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosof dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati. size="3" Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur. size="3" Bagaimana cara terbentuknya makhluk tersebut ? Menurut pengzanut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae.

size="3"
Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, mak pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya : size="3" a. ikan dan katak berasal dari Lumpur. b. Cacing berasal dari tanah, dan c. Belatung berasal dari daging yang membusuk.

size="3" Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (Ratusan Tahun Sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17. Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka size="3" TEORI BIOGENESIS size="3" Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang orang yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orangorang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. size="3" a) Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)

size="3" Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut : size="3" Stoples I Stoples II : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat. :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap

terbuka. Stoples III terbuka. Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Danhasilnya sebagai berikut: size="3" Stoples I : daging tidak busuk dan pada : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap

daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat. Stoples II : daging tampak membusuk dan

didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat. size="3" Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit. size="3" B) percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799) size="3" Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan

daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut : size="3" Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama

beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka. Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat

gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut. size="3" Hasil percobaannya adalah sebagai berikut : size="3" Labu I : air kaldu mengalami perubahan,

yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba. Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami

perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk). size="3" Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati),

tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. size="3" Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea. size="3" size="3" size="3" c) Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)

size="3" Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut : size="3" Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-

rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan. Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan

ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme. Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa

hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme. size="3" Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. size="3" Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. size="3" Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham

Abiogenesis

atau

generation

spontanea,

yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan. Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul

makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan : size="3" a. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur. b. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan c. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. size="3" Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham

Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis,


belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab. size="3" Disamping teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut : size="3" a. Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa. b. Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal dari mana saja. c. Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan didunia ini muncul berdasarkan hukum Fisika Kimia. d. Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul. TEORI EVOLUSI KIMIA size="3" Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain :

Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain. size="3" Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya sangat berbeda denagn keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi diperkirakan 4.000-8.000oC. pada saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta abeberapa unsur logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus. Ketika mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah. size="3" Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketuika suhu atmosfer turun sekitar 100oC terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam ini pasti bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat (materi) dan energi yang berlimpah.

size="3" Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pwertanyaan inilah yang mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Di antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller. size="3" A) Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)

size="3" Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey. size="3" Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut : size="3" a) kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang sangat banyak di atmosfer bumi b) kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang lebih besar, c) kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay dapat disamakan dengan susunan kimia virus, dan

d)

kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang terbentuk tadi berkembang menjadi seejnis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).

size="3" B) Eksperimen Stanley Miller

size="3" Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk

membuktikan hipotesis Harold Urey. size="3" Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air. Alat tersebut juaga dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur didalamnya. Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat alat tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru. Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat mengembun. size="3" Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun dianalisis secar kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana, seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bial dalam perangkat eksperimen tersebut dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan. Lembaga cpenelitian lain, dalam penelitiannya menghasilkan

senyawa-senyawa nukleotida. size="3" Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN (Asam Ribose Nukleat), yaitu senaywa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan pewarisan sifat. size="3" Eksperimen Miller dapat memberiakn petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan energi listrik halilintar. Selanjutnay semua senyawa tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnay membentuk senyawa yang merupakan komponen sel. size="3" TEOI EVOLUSI BIOLOGI size="3" Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The Origin of Life(Asal Usul Kehidupan). Oparin menyatakan bahwa paad suatu ketika atmosfer bumi kaya akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kaut, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung dilautan. size="3" Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa aseperti Alkohol

(H2H5OH), dan senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut bereaksi membenrtk senyawa yang lebih kompleks, Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel. size="3" Menurut Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah dilautan maupun di permukaan daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang amat panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop purba atau Sop Primordial. size="3" Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai berikut : A. memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk dengan molekul-molekul organik yang terdapat disekelilingnya; B. memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekil-molekul dari dan ke sekelilingnya; C. memiliki kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai denagn pola-pola ikatan didalamnya; D. mempunyai kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatanikatannya. Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk berkembang biak yang pertama kali. Senyawa kompleks dengan sifat-sifat tersebut diduga sebagai kehidupan yang pertamakali terbentuk. Jadi senyawa kompleks yang merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah memiliki sifat-sifat hidup seperti nutrisi, ekskresi, mampu mengadan metabolisme, dan mempunayi kemampuan memperbanyak diri atau reproduksi. size="3"

Walaupun dengan adanya senyawa-senyawa sederhana serta energi yang berlimpah sehingga dilautan berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks, namun Oparin mengalami kesulitan untuk menjelaskan mengenai mekanisme transformasi dari molekulmolekul protein sebagai abenda tak hidup kebenda hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop purba tersebut dapat memiliki kemampuan seperti tersebut diatas ? Oparin menjelaskan sebagai berikut : size="3" Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk kompleks koloid hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein tersebut dibungkus oleh molekul air. Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat lepas dari cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi. Penggabunagn struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang terpiah dari fase cair dan membentuk timbuna gumpalan atau Koaservat. size="3" Timbunan Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di samping itu secara selektif gumpalan Koaservat tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain kedalamnya terutama Kristaloid. Komposisi gumpalan koloid tersebut bergantung kepada komposisi mediumnay. Denagndemikian, perbedaan komposisi medium akan menyebabkan timbulnya variasi pada komposisi sop purba. Variasi komposisi sop purba diberbagai areal akan mengarah kepada terbentuknya komposisi kimia Koaservat yang merupakan penyedia bahan mentah untuk proses biokimia. size="3" Tahap selanjutnya substansi didalam Koaservat membentuk enzim. Di sekeliling perbatasan antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi penjajaran molekul-molekul Lipida dan protein sehingga terbentuklah selaput sel primitif. Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan memberikan stabilitas pada koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-molekul yang telah ada sebelumnya yang dapat mereplikasi diri

kedalam koaservat dan penagturan kembali Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin akan mnghasilkan sel primitif. size="3" Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium memungkinkan bertambah besarnya ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya memungkinkan terbentuknya organisme Heterotropik yang mampu mereplikasi diri dan mendapatkan bahan makanan dari sop Primordial yang kaya akan zat-zat organik. size="3" Teori evolusi biologi ini banyak diterima oleh paar Ilmuwan. Namun, tidak sedikit Ilmuwan yang membantah tentang interaksi molekul secara acak yang dapat menjadi awal terbentuknya organisme hidup. size="3" Teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi banyak pendukungnya, namun baru teori evolusi kimia yang telah dibuktikan secara eksperimental, sedangkan teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. size="3" Seandainya apa yang dikemukakan dua teori tersebut benar, tetapi belum mampu menjelaskan bagaimana dan dari mana kehidupan diplanet bumi ini pertama kali muncul. Yang perlu diingat adalah bahwa kehidupan adalah tidak hanya menyangkut masalah replikas; (penggandaan diri) atau masalah kehidupan biologis saja, tetapi juga menyangkut masalah kehidupan rohani. Tentang teori asal usul kehidupan yang menyatakan organisme pertamakali terbentuk dilautan bisa dipahami dari sudut biologi, karena molekul-molekul organik yang merupakan sop purba itu tertumpuk dilaut.

You might also like