You are on page 1of 22

DEFINISI Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya.

Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif. Kalibrasi diperlukan untuk:

Perangkat baru Suatu perangkat setiap waktu tertentu Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi) Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi Ketika hasil pengamatan dipertanyakan

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat metrologi juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan. Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisa ketidakpastian.

Kalibrasi kalibrasi Kalibrasi pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mencari hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui, yang berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu, atau bisa dikatakan kalibrasi sebagai suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar yang tertelusur. Adapun tujuan dari kalibrasi adalah : 1. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional ataupun internasional. 2. Menetapkan penyimpangan dari alat ukur tersebut terhadap kebenaran konvensional. 3. Dalam upaya pemenuhan pemenuhan persyaratan terhadap sistem manajemen ISO 9001 : 2008 klausul 7.6 tentang pengendalian alat, pemantauan dan pengukuran.

Catatan : Jadi untuk suatu perusahaan yang menetapkan sistem manajemen ISO 9001 : 2008, kegiatan kalibrasi terhadap alat-alat yang mempengaruhi hasil produk mereka adalah mutlak untuk dilakukan. Kegiatan kalibrasi alat ukur mungkin terkesan rumit bagi sebagian perusahaan, maka tak jarang banyak diantara mereka yang lebih suka mengguakan pihak ketiga seperti laboratorium kalibrasi yang sebagian besar telah membuka jasa kalibrasi. Selain lebih praktis mungkin dari segi biaya juga bisa dibilang lebih efisien jika alat ukur yang kita miliki tidak terlalu banyak. Dan tentunya hasil yang didapatkanpun lebih valid karena proses kalibrasi dilakukan oleh personel-personel yang sudah handal dibidangnya. Istilah Dalam Kalibrasi alat ukur : 1. Standar nasional Suatu standar yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah dan digunakan secara nasional sebagai dasar menetapkan nilai dari semua standar lain dari satuan yang bersangkutan. 2. Tertelusur Suatu proses dimana penunjukan dari alat ukur dapat dibandingkan dengan standar nasional untuk ukuran yang dicari dalam satu / lebih tingkatan. 3. Ketidakpastian pengukuran. Kesangsian yang muncul pada tiap hasil pengukuran. Pada dasarnya suatu pengukuran adalah kegiatan membandingkan antara 1 besaran dengan besaran lain yang sejenis, sehingga tidak ada istilah benar dalam pengukuran, yang ada hanyalah taksiran-taksiran, sehingga hasil pengukuran tersebut akan lengkap jika disertai dengan adanya ketidakpastian. 4. Faktor cakupan Dalam kalibrasi sering dilambangkan sebagai (K) adalah suatu faktor yang dapat menjadikan ketidakpastian menjadi lebih logis. Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi akurasi pengukuran tidak sebatas reapitibility, readability, dan standar tetapi juga ada faktor-faktor lain yang tidak diperhitungkan pada pengukuran tersebut. Nah faktor cakupan ini diharapkan dapat mewakili sumber-sumber ketidakpastian yang tidak dihitung tersebut. http://kalibrasi.org/ Kalibrasi Alat Ukur kalibrasi alat ukur Kalibrasi alat ukur sangat diperlukan dalam rangka menjamin hasil pengukuran yang didapatkan adalah benar dan valid. Bahkan dalam suatu industri yang menerapkan sistem manajemen ISO 9001 : 2008 atau ISO 17025 : 2005 kalibrasi terhadap alat ukur mereka yang berhubungan dengan proses produksi mutlak dilakukan, hal ini untuk memenuhi persyaratan standar dari kedua sistem manajemen tersebut yaitu : 1. Klausul 7.6 ISO 9001 : 2008 tentang pengendalian alat, pemantauan, dan pengukuran. 2. Klausul 5.6 ISO 17025 : 2005 tentang ketertelusuran pengukuran. Bahkan untuk suatu industri tidak hanya sebatas pada kalibrasi alat ukur saja yang diwajibkan, tetapi juga harus melakukan tera terhadap seluruh alat ukur mereka yang berhubungan langsung dengan konsumen. Proses tera merupakan metrologi legal dimana suatu kegiatan pengukuran berdampak pada transaksi perdagangan (ekonomi), kesehatan dan keselamatan masyarakat. Contoh tera dalam kehidupan sehari-hari mungkin bisa kita lihat pada stasiun pengisian bahan bakar / pom bensin. Kita bisa bayangkan bagaimana kerugian konsumen jika tidak ada jaminan volume bahan bakar yang mereka beli adalah sesuai dengan volume sebenarnya. Sehingga kegiatan tera tersebut juga mutlak untuk dilakukan.

Istilah Dalam Kalibrasi Alat Ukur : 1. Resolusi Nilai skala terkecil / suatu ekspresi kuantitatif dari kemampuan alat penunjuk untuk perbedaan yang cukup berarti antara nilai yang terdekat dari jumlah yang ditunjukkan. 2. Akurasi Kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi kedekatan terhadap harga sebenarnya dari objek yang diukur. 3. Presisi Berbeda dengan akurasi, kalau presisi adalah kecenderungan data yng diperoleh dari perulangan mengindikasikan kecilnya simpangan (deviasi) 4. Reapitibility Ukuran variasi statistik data yang dihasilkan bila pengukuran dilakukan oleh personel, perlengkapan, serata ruangan dengan kondisi yang sama. 5. Readability Kemampuan dari indra manusia dalam membaca data yang dihasilkan oleh suatu instrumen. Readability ini dirumuskan dengan 1/2 x resolusi untuk alat ukur digital. 6. Metrologi Ilmu pengukuran dan aplikasinya yang menyangkut semua aspek teoritis dan praktis pengukuran, berapapun ketidakpastian pengukurannya dan apapun bidang aplikasinya (termasuk perancangan teknis, pelaksanaan pembuatan, pengendalian mutu, dan kalibrasi sampai kondisi lingkungan) Jasa Kalibrasi jasa kalibrasi Permintaan pasar terutama industri untuk perawatan alat-alat ukur yang dimilikinya tak pelak memberikan efect pada menjamurnya jasa-jasa kalibrasi. Karena untuk menjamin hasil pengukuran dari suatu alat mendapatkan angka yang mendekati kebenaran salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan kalibrasi yaitu membandingkan besaran yang dihasilkan instrumen tersebut dengan standar yang tertelusur. Investasi dengan jumlah yang besar terhadap standar yang tertelusur ini mungkin menjadi alasan bagi perusahaan unuk tidak melakukan kalibrasi terhadap alat ukur mereka sendiri. Mereka lebih suka menyerahkan tugas tersebut pada laboratorium yang memberikan jasa kalibrasi. Selain praktis, dan mungkin lebih efisien dari sudut pandang biaya, hasil kalibrasi yang mereka dapatkan tentu juga lebih memuaskan karena kalibrasi dilakukan oleh orangorang yang kompeten dari laboratorium penyedia jasa kalibrasi ini. Manfaat Menggunakan Jasa Kalibrasi : 1. Dengan adanya kalibrasi yang dilakukan oleh kalibrator yang kompeten tentu akan lebih menjaga kondisi alat ukur tetap terkontrol sesuai dengan spesifikasinya. 2. Hasil kalibrasi yang menjamin kebenaran alat ukur tentu akan mempermudah kita dalam menganalisa masalah yang terjadi dalam produksi. Misalnya : Jika ada produk yang spesifikasinya tidak sesuai dengan standar yang ada, maka kita bisa menyimpulkan bahwa masalah tersebut terjadi bukan berasal dari instrumen yang kita pakai, karena kita sudah menjamin bahwa alt tersebut masih sesuai dengan spesifikasinya dengan adanya kalibrasi yang dilakukan oleh kalibrator dari jasa kalibrasi tersebut. Laboratorium Kalibrasi laboratorium kalibrasi Memilih sebuah laboratorium kalibrasi terkadang gampang2 susah, meskipun kita dihadapkan dengan begitu banyaknya laboratorium kalibrasi yang ada saat ini tentunya kita juga tidak asal tunjuk saja dalam mempercayakan kegiatan kalibrasi pada laboratorium

kalibrasi tersebut. Pastikan anda mendapatkan hasil dan data yang akurat dari laboratorium kalibrasi untuk setiap alat yang akan anda kalibrasikan. Mengingat hasil kalibrasi ini merupakan salah satu panduan kita dalam menilai alat ukur kita apakah masih layak digunakan atau tidak, dan untuk suatu proses produksi alat ukur biasanya berpengaruh langsung dengan kualitas produk maka proses kalibrasi ini sangatlah penting kita perhatikan, karena kesalahan dalam kalibrasi juga berakibat pada hasil ukur instrumen yang bisa berakibat fatal pada produk yang dihasilkan. Dan ini bisa berarti bisa berarti pengeluaran ekstra pada perusahaan kita. Karena hasil kalibrasi biasanya berupa ketidakpastian yang dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah personel yang melakukan kalibrasi maka dengan memilih laboratorim kalibrasi yang tepat akan paling tidak bisa memperkecil angka ketidakpastian tersebut. Tips Memilih Laboratorium Kalibrasi : 1. Pastikan kualifikasi, pelatihan dan pengalaman staf dari laboratorium kalibrasi. 2. Mempunyai peralatan yang terawat dan terkalibrasi dengan tepat. 3. Dapat melakukan sampling / memperlakukan alat dengan tepat. 4. Dapat melakukan prosedur kalibrasi dengan tepat. 5. Mempunyai prosedur pencatatan dan pelaporan yang tepat. 6. Dan yang terpenting adalah laboratorium kalibrasi tersebut sudah terakreditasi baik secara nasional ataupun internasional. A. Penting Dan Wajibnya Pengujian/Kalibrasi Untuk meningkatkan mutu, efektifitas dalam pelayanan dan daya saing rumah sakit serta keselamatan bagi pasien, pengguna dan pengunjung, maka rumah sakit saat ini wajib dan perlu menerapkan akreditasi rumah sakit baik oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) atau Joint Commission International (JCI ) sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan sertifikasi ISO 9001 : 2008. Pada penerapan system mutu akreditasi rumah sakit dan ISO 9001 : 2008 disyaratkan agar manajemen rumah sakit selalu melakukan pemantauan terhadap peralatan kesehatan yang digunakan di dalam pelayanan secara berkesinambungan dan terdokumentasi yang salah satunya melalui program kalibrasi secara berkala. Hal ini diperlukan untuk menjamin agar peralatan kesehatan dapat diketahui kebenaran nilai keluarannya atau kinerjanya, serta aman bagi pasien dan pengguna. Undang-Undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 16 ayat 2 mengamanatkan bahwa setiap peralatan kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang. Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan juga mengamanatkan : bahwa setiap peralatan kesehatan wajib dilakukan pengujian dan/atau kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja dan keselamatan pemakaian. Mengingat hal di atas maka mendorong kami Laboratorium Kalibrasi PT.Globalindo Maintenance Management yang sudah terakreditasi ISO 17025:2005 oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dengan no. LK-114-IDN dan sudah mendapat ijin dari Departemen Kesehatan RI sebagai institusi penguji alat kesehatan dengan no : 445/01/2057-Dinkes/2007 sesuai Kepmenkes-sos no.394 tahun 2001 untuk dapat berperan pula dalam peningkatan mutu layanan kesehatan dan keselamatan bagi pasien, pengguna dan masyarakat. http://gmm.co.id/IND%20vers/produk/lab%20of%20calibration/kalibrasi.html

KALIBRASI VOLUMETRIK PIPET VOLUME, LABU UKUR DAN BURET


Author: Hanya Seorang Anak Indonesia Posted under: Instrumentasi A. Hari, Tanggal Praktikum Praktikum ini dilaksanakan pada : Hari Tanggal Tempat : Senin : 6 Desember 2010 : Laboratorium Kimia Analitik

Jurusan Analisis Kesehatan

B. Judul Praktikum Kalibrasi volumetrik Buret, Labu ukur, dan Pipet Volume

C. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah dapat melakukan kalibrasi volumetrik terhadap buret, labu ukur, dan pipet volume.

D. Landasan Teori Dasar umum adalah untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu. Kemudian dengan densitas air yang diketahui volume yang betul dapat dihitung.. national Bureu of Standar telah menetapkan 200C, maka peralatan gelas pada hakekatnya harus dikoreksi apabila digunakan pada suhu lain. Oleh karena kesalahan yang disebabkan oleh pemuaian (atau kontraksi) dari baik bejana sendiri maupun larutan yang berada di dalamnya. Koefisien muai panjang cukup kecil sehingga pembetulan yang diperlukan untuk faktor ini untuk kebanyakan pekerjaan boleh diabalikan (sejumlah setingkat satu bagian per 1000 untuk suatu perubahan sebesar 50C). Perubahan dalam volume larutan sendiri, sebaliknya adalah lebih penting, tetapi masih dapat dihiraukan dalam banyak keadaan. Jika suhu bekerja tidak jauh dari 200C (perubahan setingkat satu bagian per 1000 pada setiap jarak 50C (Under wood, 1981 : 567)) Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif, dari sifat dan fungsi dapat dibedakan : 1. Pipet volume 2. Buret

3. Labu ukur Pipet merupakan alat untuk mengukur volume kecil. Pipet volume digunakan untuk mengukur volume tertentu, pipet harus ditera sebelum digunakan yaitu pada penggunaan pipet volume tertentu cairan harus mengalir keluar secra kuantitatif. Buret mempunyai ujung pelepasan yang dapat diatur, berupa tabung kaca dengan ukuran isi 5, 10, 20 atau 50 ml yang bagian bawahnya ditutup dengan kran gelas Buret ditera melalui pelepasannya. Labu ukur adalah labu berleher panjang yang mempunyai bagian bundar (perut) dengan volume 10, 25, 50, 100, 250 atau 1000 ml, yang ditutup dengan sumbat gelas yang diasah atau sumbat dari zat sinafsis. Ruang isinya ditandai dengan batas garis pada lehernya (Herman, 1988, 146 - 147). Hasil akhir analisis kimia secara kuantitatif biasanya menunjukkan konsentrasi suatu senyawa di dalam sampel. Hasil ini biasanya tidak selalu tepat. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengurangi ketidaktepatan tersebut agar hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. Akurasi merupakan tingkat ketepatan antara nilai terukur dengan nilai yang sebenarnya. Presisi adalah tingkat atau derajat ketepatan antara ukuran-ukuran ulangan pada nilai yang sama, jadi presisi merupakan derajat kepadatulangan suatu hasil pengukuran. Ada dua kelompok kesalahan dapat mempengaruhi akurasi atau presisi dari nilai terukur. Kesalahan pasti adalah suatu kesalahan yang dapat ditentukan dan dapat dihindari atau dikoreksi. Kesalahan ini biasanya konstan, misalnya pada kasus timbangan yang tak terkalibrasi yang biasanya digunakan untuk penimbangan, kesalahan ini kadang-kadang bervariasi, tetapi dapat dihitung dan dikoreksi, seperti suatu buret yang mempunyai kesalahan pada pembacaan volumenya. Kesalahan tak pasti atau kesalahan acak yaitu suatu kesalahan pengukuran yang terjadi secara tak tentu. Kesalahan ini tidak dapat diramalkan atau diduga. Kesalahan ini mengikuti pola distribusi acak. Jadi persamaan matematika mengenai probabilitas dapat diterapkan pada beberapa kesimpulan dari hasil pengukuran yang mungkin pada sederatan pengukuran. Kesalahan tidak pasti sesungguhnya dikarenakan kemampuan yang terbatas dari analisis. (Anonim, 2000 : 2-3) Prasyarat pertama untuk pengukuran yang tepat dan membuatnya sampai volume tertentu adalah alat gelas yang memenuhi syarat, hal-hal yang harus diperhatikan dalam penetapan volume sebenarnya dari wadah gelas adalah : 1. Berat jenis air tergantung pada suhu, sehingga berat satu liter air bukan 1000 gram untuk semua suhu

2. Oleh karena gaya tekan udara, yang pada suhu tertentu tergantung pada tekanan barometer, satu wadah dengan volume besar beratnya akan lebih kecil dibanding apabila ini ditimbang dalam hampa dan seharusnya diadakan koreksi. 3. Volume wadah gelas berubah-ubah dengan suhu (Eck schlager, 1984) National bureau of standart telah menerapkan suhu untuk mengadakan kalibrasi peralatan gelas, karena suhu laboratorium biasanya tidak akan tepat 200C, maka alat gelas pada hakikatnya harus dikoreksi bila digunakan pada suhu lain. Oleh karena kesalahan yang disebabkan oleh pemuaian (atau kontraksi) baik dari bejana itu sendiri maupun larutan yang ada di dalamnya (Day, 1981)

E. Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain : 1. Pipet volume 5, 10, 25 ml 2. Buret 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 ml 3. Labu ukur 4. Kertas tisu 5. Neraca Analitis 6. Botol Timbang 7. Gelas Kimia 8. Statif dan Klem 9. Botol Semprot 10. Termometer 11. Pinset

Bahan yang digunakan antara lain : 1. Aquades

F. Langkah Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Membilas alat gelas yang digunakan sebanyak 3 kali a. 1) Kalibrasi Pipet Volume Menimbang botol timbang tanpa penutup sebagai alat timbang dengan neraca analitis,

catat hasil menimbang (menjepit botol timbang dengan pinset)

2) Membawa botol timbang ke meja kerja 3) Mengambil aquades dengan menggunakan pipet volume 4) Mengisikan aquades dari pipet volume ke dalam botol timbang 5) Menimbang kembali botol timbang yang telah berisi gambar aquades tersebut dengan

menggunakan neraca analitis 6) Mencatat hasil penimbangan tersebut 7) Membawa botol timbang tersebut ke meja kerja 8) Mengukur suhu dengan menggunakan thermometer 9) Melakukan kegiatan 1 sampai 8 untuk pipet volume 5 ml dan 10 ml 10) Untuk pipet volume 25 ml, botol timbang diganti dengan gelas kimia 80 ml dan melakukan kegiatan 1 - 8

b. Kalibrasi Buret 1) Membersihkan buret yang akan dikalibrasi, mengeringkan buret dengan baik, memberi pelumas pada kran penutup dengan baik 2) Menimbang gelas kimia sebagai alas timbang dengan menggunakan neraca analitis dan mencatat hasil penimbangan tersebut 3) Mengisi buret dengan aquades 4) Mengeringkan bagian atas buret dengan kertas saring 5) Mengeluarkan aquades dari buret sebanyak 5 ml dan mengisikannya ke dalam gelas

kimia yang telah ditimbang tadi 6) Menimbang kembali botol timbang yang telah berisi aquadest dengan menggunakan

neraca analitis (menjepit botol timbang dengan pinset) 7) Mencatat hasil penimbangan tersebut 8) Membawa kembali ke meja kerja 9) Mengukur suhu dengan menggunakan thermometer 10) Mencatat suhu yang didapat 11) Melakukan kegiatan di atas untuk buret dengan volume 10, 15, 20, 25, 30, 35, dan 40 ml Untuk volume 20 ml sampai 40 ml dengan menggunakan gelas kimia 50 ml

c.

Kalibrasi Labu ukur 100 ml

1) Mengambil aquadest dengan menggunakan pipet volume 25 ml

2)

Memindahkan aquades dari pipet volume tersebut ke dalam labu ukur 100 ml sesuai

prosedur yang baik dan benar 3) Melakukan kegiatan 1 dan 2 sebanyak 4 kali 4) Membersihkan labu ukur bagian atas dengan garis tera dengan menggunakan kertas

saring. 5) Mengamati miniskus bawah berimpitan dengan garis tera atau tidak. Jika melebihi atau kurang dari garis tera maka memberi garis tanda tera baru dengan menggunakan sepidol. G. Data Pengamatan Tabel toleransi untuk Alat Kaca Volumetri Kapasitas sama atau kurang dari 2 5 10 25 50 100 200 500 1000 Sumber : Underwood, Edisi 6 Pipet Transfer 0,006 0,01 0,02 0,03 0,05 0,08 0,10 0,01 0,02 0,03 0,05 0,10 Buret 0,03 0,05 0,08 0,10 0,15 0,30 Labu Ukur

Tabel Volume 1 gram air ditimbang dalam udara dengan batu timbangan baja pada berbagai temperatur.
0 0

ml 1,0013 1,0014 1,0015 1,0016 1,0018 1,0019 1,0021

C 1,0030 1,0033 1,0035 1,0037 1,0040 1,0043 1,0045

ml

10 11 12 13 14 15 16

21 22 23 24 25 26 27

17 18 19 20

1,0022 1,0024 1,0026 1,0028

28 29 30 31

1,0048 1,0051 1,0054 1,0056

Sumber : Underwood, edisi 6 H. Perhitungan 1. Pipet Volume a. Pipet Volume 5 ml = 18,1291 gram = 13,1111 gram = 5,0180 gram

Berat Alas + aquades Berat Alas Berat air yang ditimbang Suhu = 280C 1,0048

Volume sesungguhnya = berat air yang ditimbang x volume air (tabel) = 5,0180 x 1,0048 = 5,0420 ml selisih = 5,0420 5,0180 = 0,024 b. Pipet Volume 10 ml Berat alas + aquades Berat alas Berat air yang ditimbang Suhu = 28 C 1,0048 Volume sesungguhnya (tabel) = 9,9471 x 1,0048 = 9,9948 Selisih = 9,9948 9,9471 = 0,024 = 0,0477 c. Pipet Volume 25 ml = 51,9593 gram = 27,1474 gram = 24,8119 gram = berat air yang ditimbang x volume air
0

= 23,0582 gram = 13,1111 gram = 9,9471 gram

Berat gelas kimia + aquadest Berat gelas kimia (alas) Berat air yang ditimbang Suhu air = 280C

Volume air sesungguhnya = 24,8119 x 1,0048

= 24,9309 ml Selisih = 24,9309 24,8119 = 0,1190 2. Buret a. Benda air yang ditimbang = (berat alas + aquades) berat alas

b. Volume yang sesungguhnya = berat air yang ditimbang x volume air pada suhu tertentu pada tabel c. Selisih volume alat yang ditera dengan volume air sesungguhnya dibandingkan toleransi

yang diperbolehkan

Pembacaan Buret Awal 2,35 7,35 17,35 4,49 14,55 Akhir 7,35 17,35 32,35 24,49 39,55

Volume Buret 5 10 15 20 25

Berat Gelas Awal Akhir

Suhu
0

Volume

Koreksi

Sebenarnya / Selisih 5,1970 9,9521 15,2056 19,9236 25,0488 0,1970 0,0479 0,2056 0,0764 0,0488

42,1527 47,3249 42,1527 52,0573 42,1527 57,2857 42,1527 61,9812 42,1527 97,0819

28 28 28 28 28

Rata-rata selisih percobaan dengan buret : = 0,1970 + 0,0479 + 0,2056 + 0,0764 + 0,0488 5 = 0,5757 = 0,1151 5 3. Labu ukur 100 ml Memasukkan aquadest dengan pipet volume 25 ml yang sudah terkalibrasi ke dalam labu ukur 100 ml sebanyak 4 kali

I.

Pembahasan Kalibrasi merupakan suatu pekerjaan untuk mendapatkan alat ukur yang sesuai dengan

tulisan yang tertera pada alat. Cara melakukan kalibrasi ada 3 cara : 1. Kalibrasi langsung mutlak

Dengan cara melakukan penimbangan banyaknya air yang dikeluarkan. Contoh : pipet volume dan buret, atau banyaknya air yang masuk atau yang diisikan, contoh : labu ukur, kemudian mengubah bobot air tersebut menjadi volume 2. Kalibrasi langsung tak mutlak atau kalibrasi dengan perbandingan Dengan cara melakukan kalibrasi dengan membandingkan hasil kalibrasi suatu alat dengan alat yang telah terkalibrasi 3. Kalibrasi tidak langsung Untuk mengetahui hubungan antara alat tanpa mengetahui volume mutlak masingmasing, yaitu kalibrasi yang dilakukan untuk pengambilan aliquot (bagian), dengan perbandingan antara labu ukur dan pipet volume. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Kalibrasi labu ukur, pipet volume dengan aliquot 2. Memegang botol timbang maupun gelas kimia dengan kertas dengan tujuan agar lemak atau kotoran-kotoran dari tangan tidak menempel pada tombol timbang maupun gelas kimia sehingga tidak mempengaruhi dalam penimbangan 3. Mengambil maupun meletakkan botol timbang ataupun gelas kimia dengan

menggunakan pinset.

J. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pipet volume dan buret belum terkalibrasi dengan tepat ditunjukkan dengan data pengamatan sedangkan labu ukur telah terkalibrasi dengan tepat karena miniskus bahwa tepat berada di garis tera. http://hidupituind4h.blogspot.com/2011/01/kalibrasi-volumetrik-pipet-volume-labu.html

Artikel ini merupakan penelitian dan identifikasi peralatan Laboratorium di salah satu Lab Jurusan Teknik Mesin. Alat ukur merupakan alat Mengukur pada hakekatnya membandingkan sesuatu besaran yang belum diketahui besarannya dengan besaran lain yang diketahui besarnya. Untuk keperluan tersebut diperlukan alat ukur. Pemilihan alat ukur yang baik diperlukan dalam kegiatan pengukuran. Dalam proses pengukuran dapat terjadi kekeliruan-kekeliruan. Ada 2 kelompok kekeliruan, yaitu kekeliruan sistematik (berkaitan dengan alat ukur, metode pengukuran, dan faktor manusia) dan kekeliruan acak (berkaitan dengan faktor non teknis/sistematik). Istilah pengukuran biasanya disebut metrologi geometrik atau metrologi industri idefinisikan sebagai : ilmu dan teknologi untuk melakukan

pengukuran karakteristik geometrik dari suatu produk (komponen mesin/peralatan) dengan alat dan cara yang cocok sedemikian rupa sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya dari komponen mesin yang bersangkutan . (Tim FakuLtas Teknik UNY, 2003) Jurusan Teknik Mesin merupakan jurusan yang bergerak di bidang keteknikan permesianan yang berhubungan erat dengan kemajuan dan pengembangan teknologi keilmuan mesin baik secara penelitian ilmiah maupun rekayasa keteknikan lainnya. Penelitain-penelitian terkait, erat hubungannya dengan ketepatan pengukuran setiap elemen yang ada. Tulisan ini memaparkan penjelasan khusus alat ukur yang ada di Laboratorium Konversi Energi jurusan Teknik Mesin, sebagai penelitian tugas kuLiah Mata Kuliah ALAT BANTU dan ALAT UKUR . TERMOMETER AIR RAKSA

Fungsi Termometer Air Raksa Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca.] Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis. Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 C (-37.89 F) dan hanya dapat digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak disana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat temperatur di bawah -37 C (-34.6 F). Pada area di mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas - 38.83 C (-37.89 F) termometer yang memakai

campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 C (-78 F). Pengukuran Termometer Air Raksa Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenhait. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu penguapan air. Es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada thermometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat dikeluarkan termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca tabung). Jadi pegukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan. Titik didih Celcius yaitu 0 C (212 F) dan titik beku pada 100 C (32 F). Tetapi peneliti lain -Frenchman Jean Pierre Cristin mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0 C (32 F) dan titik didih pada 100 C (212 F). Dia menamakannya Centrigade. Cara kerja Termometer Air Raksa Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah sbb ; 1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal. 2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan perubahan volume. 3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu menurun. 4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan. Kalibrasi Termometer Air Raksa Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Proses kalibrasi thermometer antara lain : 1. Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku air. 2. Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan. 3. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama. keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI '06 UNS] TERMOMETER DIGITAL Fungsi Termometer Digital Termometer merupakan salah satu alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui suhu objek (benda/tubuh). Prinsip kerja Termometer Digital

Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai sensornya untuk membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua buah kabel dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur. Setiap jenis logam, pada temperatur tertentu memiliki tegangan tertentu pula. Pada temperatur yang sama, logam A memiliki tegangan yang berbeda dengan logam B, terjadilah beda tegangan (kecil sekali, miliVolt) yang dapat dideteksi. Jadi dari input temperatur lingkungan setelah melalui termokopel terdeteksi sebagai perbedaan tegangan (volt). Beda tegangan ini kemudian dikonversikan kembali nilai arusnya melalui pengkomparasian dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam satuan volt kemudian dijadikan besaran temperatur yang ditampilkan melalui layar/monitor berupa seven segmen yang menunjukkan temperatur yang dideteksi oleh termokopel.

Termokopel ini macam-macam, tergantung jenis logam yang digunakan. Jenis logam akan menentukan rentang temperatur yang bisa diukur (termokopel suhu badan (temperatur rendah) berbeda dengan termokopel untuk mengukur temperatur tungku bakar (temperatur tinggi)), juga sensitivitasnya. Secara terperinci prinsip kerja thermometer digital dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sensor yg berupa PTC atau NTC dengan tingkat sensitifitas tinggi akan berubah nilai tahanannya jika terjadi sebuah prubahan suhu yg mengenainya. 2. Perubahan nilai tahanan ini linear dengan perubahan arus, sehingga nilai arus ini bisa dikonversi ke dalam bentuk tampilan display 3. Sebelum dikonversi, nilai arus ini di komparasi dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam satuan volt yg akan dikonversi ke display. Pembacaan Pengukuran Termometer Digital Pembacaan pengukuran termometer ini dilakukan langsung dari nilai display dengan memperhatikan garis segmen yang ada. Kalibrasi Termometer Digital Kalibrasinya biasa menggunakan kalibrator manual atau otomatis, kalibrator manual suhu yg dikenakan ke sensor adalah suhu pemanas nyata dimulai dari 0 derajat untuk setting ofsetnya. Kalibrasi otomatis terdiri dari suhu pemanas dan checker untuk gain dalam rangkaian komparatornya Material Penyusun Termometer Digital Termometer digital memiliki bagian penyususn terpenting. Material penyusun tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sensor PTC/ NTC 2. Komparator (OP-amp dan sejenisnya) 3. ANALOG to Digital konverter

4. Dekoder display (IC 7447 TTL misalnya) 5. Display (7 segmen, LCD, monitor) keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI '06 UNS] ANEMOMETER Fungsi Anemometer Pengamatan unsur-unsur cuaca dan iklim memerlukan alat-alat meteorologi yang bersifat peka, kuat, sederhana dan teliti. Ditinjau dari cara pembacaannya, alat meteorologi terdiri atas dua jenis, yaitu: 1. Recording yaitu alat yang dapat mencatat data secara terus-menerus, sejak pemasangan hingga pergantian alat berikutnya. Contoh : barograf dan anemograf. 2. Non recording yaitu alat yang digunakan bila datanya harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data. Contoh: barometer, ermometer dan anemometer. Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort). Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o 360o serta arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.

Pada saat tertiup angin, baling-baling/mangkok yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan angin meniup mangkok-mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnya piringan mangkok-mangkok. Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat diketahui kecepatan anginnya. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort.c Gambar Anemometer adalah : Tipe Anemometer Anemometer sendiri terdapat dua tipe secara umum. Tipe tersebut adalah sebagai berikut: a. Anemometer dengan tiga atau empat mangkok Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer tipe cup counter hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan. Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya. b. Anemometer Termal

Anemometer ini merupakan satu sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan fluida (angin) sesaat. Cara kerja dari sensor ini berdasarkan pada jumlah panas yang hilang secara konvektif dari sensor ke lingkungan sekeliling sensor. Besarnya panas yang dipindahkan dari sensor secara langsung berhubungan dengan kecepatan fluida yang melewati sensor. Jika hanya kecepatan fluida yang berubah, maka panas yang hilang bisa diinterpretasikan sebagai kecepatan fluida tersebut. Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan tekanan kecepatan. Proses Pengukuran Anemometer Berikut contoh perhitungan sederhana kecepatan angin yang diukur dengan anemometer tiga mangkok. Panjang lingkaran susunan mangkok-mangkok adalah 3 m, dan susunan itu pada suatu waktu berputar 20 kali dalam waktu 10 detik, maka kecepatan angin dapat dihitung : [(20x3)/10 m = 6 m/dt] Untuk memudahkan menghitung putaran dari pada piringan anemometer maka salah satu mangkok diberi warna lain. Sehubungan dengan karena adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian yang berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan tujuan atau kegunaannya. Untuk bidang agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2 meter di atas permukaan tanah. Untuk mengumpulkan data penunjang bagi pengukuran penguapan Panci Kelas A, dipasang anemometer setinggi 0,5 m. Di lapangan terbang pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang didaerah terbuka pada pancang yang cukup kuat. Untuk keperluan navigasi alat harus dipasang pada jarak 10 x tinggi faktor penghalang seperti adanya bangunan atau pohon. Sebagian besar Anemometer ini umumnya tidak dapat merekam kecepatan angin dibawah 1-2 mil/jam karena ada faktor gesekan apa awal putaran. Proses Kalibrasi Anemometer Proses kalibrasi anemometer dilakukan secara periodik agar perfomansi dan hasil pencatatan tetap stabil dan baik. Berikut urutan proses kalibrasi pada anemometer.

For wind direction calibration, the following method can yield an accuracy of 5 or better if carefully done. Begin by connecting the instrument to a signal conditioning circuit which indicates wind direction value. This may be an indicator which displays wind direction values in angular degrees or simply a voltmeter monitoring the output. Hold or mount the instrument so the vane center of rotation is over the center of a sheet of paper which has 30 or 45 crossmarkings. Position theinstrument so the mounting crossarm is oriented north-south with the vane on the north and the anemometer on the south. With the counterweight pointing directly at the anemometer the wind direction signal should correspond to 180 or due south. Looking from above, visually align the vane with each of the crossmarkings and observe the indicator display. It should correspond to vane position within 5. If not, it may be necessary to adjust the relative position of the vane skirt and shaft. See step 3 in the MAINTENANCE section under potentiometer replacement. It is important to note that while the sensor mechanically rotates through 360, the full scale wind direction signal from the signal conditioning occurs at 352. For example, in a circuit where 0 to 1.00 VDC represents 0 to 360, the output must be adjusted for 0.978 VDC when the instrument is at 352 full scale. (352/ 360 X 1.00 volts = 0.978 volts). Wind speed calibration is determined by the cup wheel turning factor and the output characteristics of the transducer. Calibration formulas showing cup wheel rpm and frequency output vs. wind speed are included below. Calibration Formulas for Model 03102 Wind Sentry Anemometer o WIND SPEED vs CUP WHEEL RPM

m/s = (0.01250 x rpm) + 0.2 knots = (0.02427 x rpm) + 0.4 mph = (0.02795 x rpm) + 0.4 km/hr = (0.04499 x rpm) + 0.7 WIND SPEED vs OUTPUT FREQUENCY - Hz m/s = (0.7500 x Hz) + 0.2 knots = (1.4562 x Hz) + 0.4 mph = (1.6770 x Hz) + 0.4 km/hr = (2.6994 x Hz) + 0.7

keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI '06 UNS] TERMOKOPEL Fungsi Termokopel Pada dunia elektronika, termokopel merupakan sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 C.

Cara Kerja Termokopel Pada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck menemukan bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur perubahan panas ini, gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut. Pada banyak aplikasi, salah satu sambungan (sambungan yang dingin) dijaga sebagai temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran. Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap termokopel menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk pengukuran di laboratorium, secara sederhana termokopel tidak mudah dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan lansung dan instrumen kontrol.

Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau dioda) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujungujungnya. Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan kompensasi hubungan dingin. Biasanya termokopel dihubungkan dengan alat indikasi oleh kawat yang disebut kabel ekstensi atau kompensasi. Tujuannya sudah jelas. Kabel ekstensi menggunakan kawat-kawat dengan jumlah yang sama dengan kondoktur yang dipakai pada Termokopel itu sendiri. Kabel-kabel ini lebih murah daripada kabel termokopel, walaupun tidak terlalu murah, dan biasanya diproduksi pada bentuk yang tepat untuk pengangkutan jarak jauh - umumnya sebagai kawat tertutup fleksibel atau kabel multi inti. Kabel-kabel ini biasanya memiliki spesifikasi untuk rentang suhu yang lebih besar dari kabel termokopel. Kabel ini direkomendasikan untuk keakuratan tinggi. Kabel kompensasi pada sisi lain, kurang presisi, tetapi murah. Mereka memakai perbedaan kecil, biasanya campuran material konduktor yang murah yang memiliki koefisien termoelektrik yang sama dengan termokopel (bekerja pada rentang suhu terbatas), dengan hasil yang tidak seakurat kabel ekstensi. Kombinasi ini menghasilkan output yang mirip dengan termokopel, tetapi operasi rentang suhu pada kabel kompensasi dibatasi untuk menjaga agar kesalahan yang diperoleh kecil. Kabel ekstensi atau kompensasi harus dipilih sesuai kebutuhan termokopel. Pemilihan ini menghasilkan tegangan yang proporsional terhadap beda suhu antara sambungan panas dan dingin, dan kutub harus dihubungkan dengan benar sehingga tegangan tambahan ditambahkan pada tegangan termokopel, menggantikan perbedaan suhu antara sambungan panas dan dingin. keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI '06 UNS] HYGROMETER Prinsip Kerja Hygrometer Hygrometer mempunyai prinsip kerja yaitu dengan menggunakan dua thermometer. Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara jenuh/lembab (bagian bawah thermometer diliputi kain/kapas yang basah). Thermometer Bola Kering: tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya. Thermometer Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.

Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan Psychrometer ialah : 1. 2. 3. 4. 5. Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain Letak bola kering atau bola basah Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain

Fungsi Hygrometer Hygrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara relative (RH) Proses Pengukuran Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius. Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada raksanya di termometer satu yang untuk mengukur kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu. yang bundar ya dibaca skalanya. Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipasi alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas. Sedangkan pada slink, alatnya harus diputar. Kalibrasi Sebuah sistem kalibrasi higrometer telah dirancang dan dibuat dalam rangka peningkatan kemampuan kalibrasi higrometer untuk menghasilkan sebuah sistem kalibrasi yang dapat memberikan kemampuan ukur terbaik di bawah 2,5%. Sistem yang dibangun memanfaatkan prinsip kerja divided flow atau aliran terbagi. Pengujian dilakukan terhadap sistem tersebut pada rentang kelembaban relative yang biasa dipakai untuk melakukan kalibrasi, yaitu dari 10% hingga 95%. Pengukuran ketidakseragaman test chamber telah dilakukan pada rentang kelembaban tersebut dengan menggunakan dua buah sensor. Hasil akhir pengujian menunjukkan sistem yang dibangun mampu memberikan kemampuan ukur terbaik masingmasing adalah 0,62% pada RH 10% dan 0,51% pada RH 60% dan 95%. keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI '06 UNS] NERACA DIGITAL/ELEKTRONIK Fungsi Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi dari neraca elektrik maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur massa. Kegunaan neraca ini tergantung dari skala dari neraca tersebut misal neraca/timbangan elektrik yang ada di pasar swalayan dengan yang di laboratorium tentu sensitivitas dan skala neracanya jauh berbeda. Proses Pengukuran Secara umum proses meninbang dengan neraca elektronik/digital adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala. Pastikan timbangan menunjukkan angka nol( jika tidak perlu di koreksi). Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.

Kalibrasi 1. Pengontrolan Timbangan/Neraca Timbangan/Neraca dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Timbangan/Neraca elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka nol harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier). 1. Kebersihan timbangan Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan. keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI '06 UNS] PYRANOMETER Pyranometer juga disebut solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2. Kinerja alat ini dengan dipasang pada suatu permukaan bidang kemudian dengan adanya hantaman cahaya tepat pada sensor cahaya yang akan diteruskan pada tampilan komputer dalam bentuk simpangan besarnya fluks yang diberikan cahaya tersebut. Nilai maksimum yang memberikan fluks terbesar jika cahaya menghantam sensor sejajar dengan bidang vertikal dan nilai terkecil fluks cahaya saat cahaya jatuh sejajar bidang horizontal, sehingga besarnya simpngan fluks bergantung pada sudut cosinus terhadap sumbu vertikal selain dari besarnya muatan elektron yang menghantam sensor dari radiasi cahaya. Dengan adanya muatan elektron tersebut dapat diukur dengan rumus medan listrik sehingga simpangan fluks magnet berbanding lurus dengan peningkatan arus akibat penumpukan elektron. Pada saat kalibrasi digunakan saat diletakkan pyranometer di dalam ruangan gelap yang tidak ada cahaya dan pengaruh medan listrik maupun medan magnet sebagai keadaan ideal saat keadaan normal atau keadaan nol. keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI '06 UNS]

Berbagi:

http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/2009/06/09/jenis-fungsi-dan-kalibrasibeberapa-alat-ukur-di-laboratorium-konversi-energi-teknik-mesin-uns/

You might also like