You are on page 1of 26

RAMBU LALU LINTAS JALAN

DI INDONESIA
( PERATURAN, ARTI DAN LAMBANG RAMBU )

Dikompilasi oleh :
FAISAL AFFANDI
Dasar Hukum :
1. Undang Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
2. Undang Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
3. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1985 tentang Jalan
4. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1990 tentang Jalan Tol
5. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu
Lintas Jalan
6. Keputusan Menteri Perhubungan No. 17 Tahun 1991 tentang Rambu
Rambu Lalu Lintas di Jalan
7. Keputusan Menteri Perhubungan No. 61 Tahun 1993 tentang Rambu
Rambu Lalu Lintas di Jalan sekaligus mencabut Kepmenhub No. 17 Tahun
1991
8. Keputusan Menteri Perhubungan No. 63 Tahun 2004 tentang Perubahan
Kepmenhub No. KM 61 Tahun 1993 Tentang Rambu Rambu Lalu Lintas di
Jalan
9. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006 Tentang
Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan
10. Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 tahun 2006 tentang Perubahan atas
keputusan menteri perhubungan nomor km 61 tahun 1993 sebagaimana
telah diubah dengan keputusan Menteri perhubungan nomor km. 63 tahun
2004 tentang Rambu Rambu Lalu Lintas di Jalan
11. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. SK.1321/AJ.401/
DRJD/2005 tentang Uji-Coba Rambu Nomor Rute Pada Jaringan Jalan
Nasional / Arteri Primer Di Pulau Jawa
12. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. SK 3229/AJ401/
DRJD/2006 Tentang Tata Cara Penomoran Rute Jalan
13. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. SK 1207/AJ401/
DRJD/2008 Tentang Tata Cara Penomoran Rute Jalan (Peraturan ini
meyatakan PerDirjendat No. SK 3229/AJ401/ DRJD/2006 Tentang Tata
Cara Penomoran Rute Jalan tidak berlaku lagi)
Pengertian :
- Rambu lalu lintas adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa
lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan diantaranya sebagai
peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan
- Rambu Peringatan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan
peringatan bahaya atau tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai
jalan.
- Rambu Larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan
perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan.
- Rambu Perintah adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan
perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan.
- Rambu Petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan
pentunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota tempat, pengaturan,
fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan.
- Rambu Sementara adalah rambu yang digunakan secara tidak
permanen, pada keadaan darurat atau pada kegiatan-kegiatan tertentu.
- Papan Tambahan adalah papan yang dipasang di bawah daun rambu
yang memberikan penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu.
- Daun Rambu adalah plat aluminium atau bahan logam lainnya tempat
ditempelkan/dilekatkannya rambu.
- Tiang Rambu adalah batangan logam atau bahan lainnya untuk
menempelkan atau melekatkan daun rambu.
- Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di
atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel;
- Jalan nasional adalah jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan
jalan strategis nasional;
- Jalan provinsi adalah jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota,
atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi;
- Kode ruas jalan yang selanjutnya disebut nomor rute adalah kode
dalam bentuk angka dan kombinasi huruf dengan angka yang digunakan
sebagai identitas dari suatu ruas jalan yang menunjukkan arah
perjalanan;
- Rute adalah kumpulan ruas jalan yang menghubungkan satu tempat
dengan tempat lain secara menerus.
Rambu yang efektif harus memenuhi hal-hal berikut:
1. memenuhi kebutuhan.
2. menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan.
3. memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti.
4. menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberikan
respon.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang


harus diperhatikan dalam perencanaan dan pemasangan rambu adalah
1. Keseragaman bentuk dan ukuran rambu
Keseragaman dalam alat kontrol lalu lintas memudahkan tugas
pengemudi untuk mengenal, memahami dan memberikan respon.
Konsistensi dalam penerapan bentuk dan ukuran rambu akan
menghasilkan konsistensi persepsi dan respon pengemudi.
2. Desain rambu
Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar
akan menarik perhatian pengguna jalan, mudah dipahami dan
memberikan waktu yang cukup bagi pengemudi dalam memberikan
respon.
3. Lokasi rambu
Lokasi rambu berhubungan dengan pengemudi sehingga pengemudi
yang berjalan dengan kecepatan normal dapat memiliki waktu yang
cukup dalam memberikan respon.
4. Operasi rambu
Rambu yang benar pada lokasi yang tepat harus memenuhi kebutuhan
lalu lintas dan diperlukan pelayanan yang konsisten dengan memasang
rambu yang sesuai kebutuhan.
5. Pemeliharaan rambu
Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi baik.
NOMOR, BENTUK, LAMBANG, WARNA DAN ARTI RAMBU

TABEL 1 : RAMBU PERINGATAN


Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada
bahaya atau tempat berbahaya di depan pengguna jalan.
Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau
tulisan berwarna hitam

1a 1b 1c
Tikungan ke kiri Tikungan ke kanan Tikungan tajam ke kiri

1d 1e 1f
Tikungan tajam ke kanan Tikungan Ganda, tikungan Tikungan Ganda, tikungan
pertama ke kiri pertama ke kanan

1g 1h 1i
Banyak tikungan atau urutan Banyak tikungan atau urutan Pengarah tikungan ke kanan
beberapa tikungan, tikungan beberapa tikungan, tikungan
pertama ke kiri pertama ke kanan

1j 2a 2b
Pengarah tikungan ke kiri Turunan Turunan curam
2c 2d 3a
tanjakan tanjakan terjal Penyempitan di kiri dan
kanan jalan

3b 3c 3d
Penyempitan di kiri Penyempitan di kanan jalan Jembatan atau penyempitan
di jembatan

3e 3f 4
Pengurangan lajur kiri Pengurangan lajur kanan Jembatan angkat

5 6a 6b
Jalan menuju tepian air, tepian jalan tidak datar, Jalan cembung atau
jurang bergelombang atau berbukit- jembatan cembung
bukit

6c 7 8
Jalan cekung Jalan licin Kerikil lepas
9a 9b 10
Longsoran tanah atau batu Longsoran tanah atau batu Penyeberangan orang
yang berjatuhan dari sebelah yang berjatuhan dari sebelah
kiri jalan kanan jalan

11 12 13a
Banyak anak-anak Banyak orang bersepeda dan Banyak satwa jinak dan
sering menyeberang jalan sering menyeberang jalan

13b 14 15
Banyak satwa liar dan sering Ada pekerjaan di jalan Lampu pengatur lalulintas
menyeberang jalan

16 17 18a
Lintasan pesawat terbang Angin dari samping Lalulintas dua arah

18b 18c 18d


Awal bangunan pemisah untuk Akhir bangunan pemisah Awal bangunan pemisah
lalulintas dua arah untuk lalulintas dua arah untuk lalulintas satu arah
19a 19b 19c
Persimpangan empat Persimpangan tiga sisi kiri Persimpangan tiga sisi kanan

19d 19e 19f


Persimpangan tiga serong kiri Persimpangan tiga serong kiri Persimpangan tiga serong
kanan

19g 19h 19i


Persimpangan tiga serong Persimpangan tiga type T Persimpangan tiga type Y
kanan

19j 19k 19l


Persimpangan ganda kiri Persimpangan ganda kanan Persimpangan tiga ganda kiri
kanan kiri

19m 20a 20b


Persimpangan tiga ganda Persimpangan tiga dengan Persimpangan tiga sisi kiri
kanan prioritas dengan prioritas
20c 20d 20e
Persimpangan tiga sisi kanan Persimpangan tiga serong kiri Persimpangan tiga serong
dengan prioritas dengan prioritas kanan dengan prioritas

20f 21a 21b


Persimpangan bundaran Tinggi ruang bebas ... m Lebar ruang bebas ... m
dengan prioritas

22a 22b 23
Persilangan datar dengan Persilangan datar dengan Hati-hati
lintasan kereta api berpintu lintasan kereta api tanpa
pintu

24a 24b 24c

Rambu tambahan menyatakan Rambu tambahan Rambu tambahan


jarak 450 m menyatakan jarak 300 m menyatakan jarak 150 m

25
Peringatan tentang bahaya
tanah longsor di musim hujan
TABEL 2 A : RAMBU LARANGAN
RAMBU LARANGAN, menunjukkan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh
pemakai jalan.
Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau tulisan
bewarna hitam atau merah.

1c
1b Dilarang berjalan terus,
1a pada persilangan-persilangan
Dilarang berjalan terus apabila sebidang lintasan kereta api
Dilarang berjalan terus,
mengakibatkan rintangan, jalur tunggal, wajib berhenti
wajib berhenti sesaat dan
hambatan, gangguan bagi sesaat untuk mendapatkan
meneruskan perjalanan setelah
lalulintas dari arah lain yang kepastian aman
mendapat kepastian aman dari
wajib didahulukan
lalu lintas arah lainnya

1d
Dilarang berjalan terus, pada 1e 1f
persilangan-persilangan Dilarang berjalan terus, wajib Dilarang berjalan terus, wajib
sebidang lintasan kereta api berhenti sesaat dan berhenti sesaat sebelum bagian
jalur ganda, wajib berhenti meneruskan perjalanan jalan tertentu dan meneruskan
sesaat untuk mendapatkan setelah melaksanakan sesuatu perjalanan setelah
kepastian aman kegiatan / kewajiban tertentu mendahulukan kendaraan yang
(contoh untuk pemeriksaan datang dari arah depan secara
cukai bersamaan

2a 2b 3a
Larangan masuk bagi semua Larangan masuk bagi semua Larangan masuk bagi
kendaraan bermotor maupun kendaraan bermotor maupun kendaraan bermotor roda empat
tidak bermotor dari kedua arah tidak bermotor atau lebih

3b 3c 3d
Larangan masuk bagi Larangan masuk bagi Larangan masuk bagi
kendaraan bermotor roda tiga kendaraan bermotor roda tiga kendaraan bermotor
3e 3f 3g
Larangan masuk bagi bus Larangan masuk bagi mobil Larangan masuk bagi kendaran
barang bermotor dengan kereta
gandeng

3h 3i 3j
Larangan masuk bagi kendaran Larangan masuk bagi Larangan masuk bagi delman
bermotor dengan kereta tempel kendaran untuk keperluan dan sejenisnya
khusus, antara lain forklift,
penggilas jalan, traktor

3k 3l 3m
Larangan masuk bagi gerobak Larangan masuk bagi gerobak Larangan masuk bagi gerobak
pedati dan sejenisnya dorong dan sejenisnya dan dokar

3n 3o 3p
Larangan masuk bagi semua Larangan masuk bagi sepeda Larangan masuk bagi becak
kendaraan tidak bermotor

3q 3r 4a
Larangan masuk bagi sepeda Larangan masuk bagi pejalan Larangan berhenti sampai jarak
dan becak kaki 15 m dari tempat pemasangan
rambu menurut arah lalulintas,
kecuali dinyatakan lain dengan
papan tambahan
4b 5a 5b
Larangan parkir sampai jarak Larangan berbelok ke kiri bagi Larangan berbelok ke kanan
15 m dari tempat pemasangan kendaraan bermotor maupun bagi kendaraan bermotor
rambu menurut arah lalulintas, tidak bermotor utnuk masuk maupun tidak bermotor utnuk
kecuali dinyatakan lain dengan jalan simpangan atau masuk jalan simpangan atau
papan tambahan berpindah jalur yang searah berpindah jalur yang searah
lalulintas lalulintas

5c 6 7
Larangan berbalik arah bagi Larangan mendahului Larangan menggunakan isyarat
kendaraan bermotor maupun kendaraan lain yang berjalan di suara
tidak bermotor depan

8a 8b 8c
Larangan masuk bagi Larangan masuk bagi Larangan masuk bagi
kendaraan dengan panjang kendaraan dengan lebar lebih kendaraan dengan tinggi lebih
lebih dari ... m dari ... m dari ... m

8d 8e 8f
Larangan masuk bagi Larangan masuk bagi Larangan masuk bagi
kendaraan tidak bermotor kendaraan yang seluruh berat kendaraan dengan muatan
dengan panjang lebih dari ... m termasuk muatannya lebih dari sumbu lebih dari 8 ton
5 ton
8g 8h 8i
Larangan masuk bagi Larangan masuk bagi kendaraan dengan muatan
kendaraan dengan muatan kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST) lebih
sumbu terberat (MST) lebih sumbu terberat (MST) lebih besar dari 8 ton atau ukuran
besar dari 10 ton atau ukuran besar dari 8 ton atau ukuran lebar tidak melebihi 2.500
lebar tidak melebihi 2.500 lebar tidak melebihi 2.500 milimeter atau ukuran panjang
milimeter atau ukuran panjang milimeter atau ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter
tidak melebihi 18.000 milimeter tidak melebihi 18.000 milimeter

8j 9 10
sumbu terberat (MST) lebih Larangan Kecepatan Larangan mengikuti kendaraan
besar dari 8 ton atau ukuran kendaraan lebih dari 40 km di depan kurang dari jarak 15
lebar tidak melebihi 2.100 perjam meter
milimeter atau ukuran panjang
tidak melebihi 9.000 milimeter

11a 11b 11c


Batas akhir kecepatan Batas akhir larangan Batas akhir semua larangan
maksimum 40 km/jam mendahului kendaraan lain setempat terhadap kendaraan
bergerak

12
Larangan untuk mendahului
TABEL 2 B: RAMBU PERINTAH
RAMBU PERINTAH, menyatakan perintah yang waib dilakukan oleh pemakai
jalan.
Rambu perintah berbentuk bundar berwarna biru dan lambang atau tulisan
berwarna putih serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah.

1a 1b 1c
Wajib mengikuti arah ke kiri Wajib mengikuti arah ke kanan Wajib mengikuti arah yang
ditunjuk

1d 1e 1f
Wajib mengikuti arah yang Wajib berjalan lurus ke depan Wajib mengikuti arah yang
ditunjuk ditentukan pada bundaran

2a 2b 3a
Wajib mengikuti salah satu arah Wajib mengikuti salah satu Lajur atau bagian jalan yang
yang ditunjuk arah yang ditunjuk wajib dilewati

3b 3c 4a
Lajur atau bagian jalan yang Wajib melewati salah satu Wajib untuk pejalan kaki
wajib dilewati lajur yang ditunjuk
4b 4c 4d
Wajib untuk lalulintas Wajib untuk lalulintas becak Wajib untuk lalulintas
bersepeda pengendara berkuda

4e 4f 4g
Wajib untuk lalulintas dokar Wajib untuk lalulintas pedati Wajib untuk lalulintas pedati,
gerobak dorong dan dokar

5a 5b 6a
Perintah kecepatan minimum Batas Akhir kecepatan Wajib memakai rantai pada ban
yang diwajibkan minimum yang diwajibkan

6b
Batas akhir wajib memakai
rantai pada ban
TABEL 3 RAMBU PETUNJUK
- Rambu pendahulu petunjuk jurusan, rambu petunjuk jurusan dan dan
rambu penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk mencapai
tujuan antara lain kota, daerah/wilayah serta rambu yang menyatakan
nama jalan dinyatakan dengan warna dasar hijau dengan lambang
dan/atau tulisan warna putih.
- Rambu petunjuk jurusan menggunakan huruf kapital pada huruf pertama,
dan selanjutnya menggunakan huruf kecil dan/atau seluruhnya
menggunakan huruf kapital dan/atau huruf kecil.
- Khusus rambu petunjuk jurusan kawasan dan objek wisata dinyatakan
dengan warna dasar coklat dengan lambang dan/atau tulisan warna putih
- Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas wilayah
suatu daerah, situasi jalan, dan rambu berupa kata-kata serta tempat
khusus dinyatakan dengan warna dasar biru.

1a 1b 1c
Rambu pendahulu petunjuk Rambu pendahulu petunjuk Rambu pendahulu petunjuk
jurusan pada persimpangan di jurusan yang menunjukkan jurusan yang menentukan arah
depan arah daerah yang harus ditempuh pada
suatu daerah

1d 1e 1f
Rambu pendahulu petunjuk Rambu pendahulu petunjuk Rambu pendahulu petunjuk
jurusan yang menyatakan jurusan yang menyatakan lajur jurusan yang menyatakan lajur
arah untuk mencapai suatu kiri yang harus dilewati untuk kanan yang harus dilewati untuk
tempat keluar dari jalan Tol jurusan yang dituju jurusan yang dituju

2a 2b
Rambu petunjuk jurusan Rambu petunjuk jurusan
Purwakarta dengan jarak 70 km menuju jalan tol jagorawi

1g
Rambu pendahulu petunjuk
jurusan yang menyatakan 2c 2d
adanya pilihan lajur sesuai
jurusan pada persimpangan Rambu petunjuk jurusan ke Rambu petunjuk jurusan untuk
pelabuhan udara ke arah perkemahan
2e 2f 2g
Rambu petunjuk jurusan untuk Rambu petunjuk jurusan Rambu petunjuk jurusan ke
wisata ke arah pesanggrahan daerah wisata Dieng dengan daerah Taman Nasional
pemuda jarak 10 km

3
4a 4b
Jalan ini menuju ke Tomohn 3
km dan ke Tondano 15 km Awal batas wilayah kota Kediri Keluar batas wilayah kota Kediri

4c 4d
Awal Batas wilayah jalan Tol Akhir batas wilayah jalan Tol
Jagorawi Jagorawi 5
Tempat penyeberangan orang

6a 6b
Jalan satu arah kanan. Jalan satu arah kiri. 6c
Untuk mempertegas arti dapat Untuk mempertegas arti dapat Jalan satu arah lurus.
digunakan papan tambahan di digunakan papan tambahan di
bawahnya dengan tulisan bawahnya dengan tulisan Untuk mempertegas arti dapat
”SATU ARAH” ”SATU ARAH” digunakan papan tambahan di
bawahnya dengan tulisan
”SATU ARAH”

6d 6e 6f

Rambu petunjuk tempat Jalan buntu Jalan buntu


berbalik arah
6g 6h 6i
Jalan tol Batas akhir jalan tol khusus kendaraan bermotor

6l
6j 6k Awal lajur bus
Batas akhir jalan yang khusus Tempat pemberhentian bus
untuk kendaraan bermotor

6m 6n 6o
Bagian lajur yang dapat Rambu yang menjelaskan Lajur bus searah dengan arah
digunakan lalulintas lainnya bahwa akan memasuki jalan lalulintas
yang mempunyai lajur khusus
bus

6p
Lajur bus berlawanan arah
dengan arah lalulintas 6r 6s
Tempat pemberhentian Memasuki daerah penggunaan
kendaraan dengan lintas tetap sabuk pengaman
(trem, kereta api, aero movel)
(dihapus berdasarkan
Peraturan Menhub No. 60
Tahun 2006, Pasal 1 ayat 6)
6q
Akhir lajur bus
7 8 9a
Mendapat Prioritas atas Tempat Parkir Rumah Sakit
lalulintas dari depan

9b 9c 9d
Balai Pertolongan Pertama Bengkel Perbaikan Kendaraan Telepon umum

9e 9f 9g
Pompa Bahan Bakar Hotel / Motel Rumah Makan

9h 9i 9j
Kedai kopi Tempat Wisata Tempat Berjalan kaki

9k 9l 9m
Tempat Berkemah Tempat Kereta Kemah Tempat Berkemah dan Kereta
Kemah
9n 9p 9q
Pesanggrahan Pemuda Rumah Ibadat Umat Islam Rumah Ibadat Umat Kristen

9r 9s 9t
Rumah Ibadat Umat Hindu Rumah Ibadat Umat Budha Museum

9u 9v 9w
Stadion / Lapangan Terbuka Lapangan Gantole Gedung / Bangsal Olahraga
(Stadium / Sport Field) (Glidding) (Sport Hall)

10
Papan Nama Jalan
PAPAN TAMBAHAN
a. Papan tambahan digunakan untuk memuat keterangan yang diperlukan
untuk menyatakan hanya berlaku untuk waktu-waktu tertentu, jarak-jarak
dan jenis kendaraan tertentu ataupun perihal lainnya sebagai hasil
manajemen dan rekayasa lalu lintas.
b. Papan tambahan ditempatkan dengan jarak 5 sentimeter sampai dengan
10 sentimeter dari sisi terbawah daun rambu dengan ketentuan lebar
papan tambahan secara vertikal tidak melebihi sisi daun rambu
c. Persyaratan papan tambahan :
- Papan tambahan menggunakan warna dasar putih dengan tulisan
dan bingkai berwarna hitam.
- Papan tambahan tidak boleh menyatakan suatu keterangan yang
tidak berkaitan dengan rambunya sendiri.
- Pesan yang termuat dalam papan tambahan harus bersifat khusus,
singkat, jelas dan mudah serta cepat dimengerti oleh pengguna jalan
- Ukuran perbandingan papan tambahan antara panjang dan lebar
adalah 1 (satu) berbanding 2 (dua).

Jarak dari rambu sampai awal bagian jalan Panjang bagian jalan yang berbahaya atau
yang berbahaya atau awal daerah dimana panjang daerah dimana peraturan berlaku,
peraturan berlaku, sebagaimana contoh sebagaimana contoh dimaksud
dimaksud

Berlakunya rambu sesuai arah panah ke kiri Berlakunya rambu sesuai arah panah ke kiri
10 meter dan kanan 10 meter

Berlakunya rambu sesuai arah panah ke berlakunya rambu sesuai dengan keterangan
kanan 10 meter pada papan tambahan
Awal berlakunya rambu Pengulangan berlakunya Akhir berlakunya rambu
sesuai arah panah lalulintas rambu sesuai arah panah sesuai arah panah
ke depan lalulintas ke depan dan ke
belakang

Berlakunya rambu sesuai waktu yang Berlakunya rambu bagi semua kendaraan
ditentukan kecuali bus

Papan tambahan untuk menegaskan jenis


bahaya yang dimaksud tabel I no. 23 (hati-
hati) Papan tambahan untuk menegaskan jenis
bahaya yang dimaksud tabel I no. 23 (hati-
hati)

RAMBU NOMOR RUTE (PERMENHUB NO. 60 TAHUN 2006)


Tambahan lampiran III Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun
1993, pada Tabel 3, yaitu setelah rambu penegasan mengenai jarak dan
jurusan satu kota atau daerah, ditambahkan dengan rambu petunjuk
pendahulu jurusan, rambu petunjuk jurusan dan rambu penegasan jurusan
yang menyatakan petunjuk arah untuk mencapai tujuan dilengkapi dengan
nomor rute sebagai berikut :
Untuk Jalan Nasional / Arteri Primer :
PERATURAN DIRJENDAT NO: SK 1207/AJ 401/DRJD/2008 TENTANG
TATA CARA PENOMORAN RUTE JALAN
PENOMORAN RUTE JALAN
1. Nomor rute jalan diberlakukan untuk jalan nasional dan jalan propinsi.
2. Pemberian nomor rute bertujuan untuk :
a. Memberikan kemudahan dan panduan bagi pengguna jalan dalam
menentukan perjalanan;
b. Memberikan kejelasan kepada masyarakat tentang penyelenggaran
jalan
3. Nomor rute untuk ruas jalan nasional menggunakan kombinasi kata
“NASIONAL” dan angka
4. Nomor rute untuk ruas jalan propinsi menggunakan kombinasi kata
“PROPINSI” dan angka
5. Pemberian nomor rute mengikuti ketentuan sebagai berikut
a. Pemberian nomor rute di jalan nasional mempertimbangkan lintas
strategis nasional secara sosial dan ekonomi.
b. Ruas jalan yang memanjang pulau / sejajar garis pantai diberikan
nomor ganjil dimulai dari angka 1
c. Ruas jalan yang melintang pulau diberikan nomor ganjil dimulai dari
angka 2
d. Ruas jalan diberikan penomoran dengan urutan ruas jalan utama
diberikan nomor terkecil dan selanjutnya menyesuaikan mulai dari atas
ke bawah atau kiri ke kanan
e. Dalam hal jalan terpotong oleh perairan (laut, sungai dan danau) yang
terhubungkan oleh lintas penyeberangan, diberikan penomoran rute
jalan yang menerus menggunakan nomor rute jalan yang sama
f. Urutan penomoran untuk ruas jalan baru melanjutkan penomoran yang
sudah ada
6. Nomor rute di jalan nasional dapat digunakan di jalan propinsi yang
memliki kepentingan strategis nasional secara sosial dan ekonomi.
7. Nomor rute untuk ruas jalan nasional ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Perhubungan Darat.
8. Nomor rute untuk ruas jalan provinsi ditetapkan oleh Gubernur.

BENTUK, WARNA DAN UKURAN


1. Nomor rute divisualisasikan dalam bentuk rambu persegi enam
(heksagonal) dengan garis tepi hitam, warna dasar putih serta tulisan
hitam.
2. Nomor rute sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditempelkan di dalam
daun rambu pada rambu pendahulu petunjuk jurusan, rambu petunjuk
jurusan dan/atau rambu penegasan seperti tercantum dalam Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor KM.61 Tahun 1993 tentang Ramburambu
Lalu Lintas di Jalan, sebagaimana telah diubah yang kedua dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2006 Lampiran I
Tabel 3 No.1a, 1b, 1e, 1f ; dan 2a).
3. Bentuk, warna dan contoh penempatan nomor rute pada rambu
pendahulu petunjuk jurusan, rambu petunjuk jurusan dan rambu
penegasan sebagaimana Lampiran I Peraturan ini.
4. Ukuran huruf dan/atau angka pada rambu nomor rute sekurang-kurangnya
sama dengan ukuran huruf pada rambu pendahulu petunjuk jurusan,
rambu petunjuk jurusan dan/atau rambu penegasan.
5. Ukuran rambu nomor rute sebagaimana Lampiran II Peraturan ini.

PENGADAAN, PEMASANGAN DAN PEMELIHARAAN


1. Direktur Jenderal Perhubungan Darat mengadakan, memasang dan
memelihara rambu nomor rute pada jalan nasional
2. Gubernur mengadakan, memasang dan memelihara rambu nomor rute
pada jalan provinsi

CONTOH BENTUK DAN WARNA RAMBU NOMOR RUTE :

Bentuk Rambu Nomor Rute Bentuk Rambu Nomor Rute


Jalan Nasional Jalan Propinsi

Huruf dan Angka Jenis Seri E(m)


Warna Dasar Rambu Nomor Rute : Putih Reflektif
Warna Latar tulisan “NASIONAL” : Merah Reflektif
Warna Latar tulisan “PROPINSI” : Biru Reflektif
Warna tulisan NASIONAL” dan “PROPINSI” : Putih Reflektif
Warna Angka dan garis tepi : Hitam Non Reflektif
CONTOH PENEMPATAN RAMBU NOMOR RUTE :
1. Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan pada persimpangan di depan

2. Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan yang menunjukkan arah daerah

3. Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan yang menyatakan aarah untuk


mencapai suatu tempat keluar dari jalan toll

4. Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan yang menyatakan lajur yang harus


dilewati untuk jurusan yang dituju

5. Rambu Petunjuk Jurusan

6. Rambu Penegasan Jalan


Lampiran peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :
SK.1321/AJ.401/DRJD/2005 tentang Uji-Coba Rambu Nomor Rute Pada
Jaringan Jalan Nasional / Arteri Primer Di Pulau Jawa

TABEL NOMOR RUTE JALAN NASIONAL (ARTERI PRIMER) PULAU


JAWA

Jaringan jalan dengan nomor rute ganjil


Nomor
Ruas Jalan
Rute
1 Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Jakarta - Bekasi – Karawang
– Cikampek – Pamanukan – Lohbener – Palimanan – Cirebon – Tegal
– Pekalongan – Semarang – Kudus – Rembang – Tuban – Babat –
Lamongan – Gresik – Surabaya – Sidoarjo – Pasuruan – Probolinggo
– Situbondo – Ketapang
3 Jakarta – Depok – Bogor – Sukabumi – Cianjur – Padalarang –
Bandung – Cileunyi – Nagrek – Malangbong – Rajapolah – Ancol –
Ciawi - Cikoneng – Ciamis – Majenang – Wangon – Buntu – Kebumen
– Purworejo – Wates – Yogyakarta – Wonosari – Pacitan – Jetis –
Tenggalek – Tulungagung – Blitar – Kepanjen – Pronojiwo – Lumajang
– Jatiroto – Rambipuji – Jember – Banyuwangi – Ketapang
5 Cileunyi – Sumedang – Kadipaten – Palimanan
7 Lohbener – Indramayu – Karangampel – Cirebon
9 Ajibarang – Purwokerto – Banyumas – Klampok – Banjarnegara –
Wonosobo – Temanggung – Secang
15 Yogjakarta – Klaten – Kartosuro - Solo – Sragen – Ngawi – Caruban -
Nganjuk – Kertosono - Jombang – Mojokerto – Surabaya

Jaringan jalan dengan nomor rute genap


Nomor
Ruas Jalan
Rute
2 Cilegon – Anyer – Sp. Labuan
4 Cikampek – Purwakarta – Plered – Padalarang
6 Tegal – Slawi – Prupuk – Bumiayu – Ajibarang – Wangon – Cilacap
8 Purwokerto – Rawalo – Maos – Gumir
10 Banyumas – Buntu
14 Semarang – Ungaran – Bawen – Ambarawa – Secang – Magelang –
Muntilan – Sleman – Yogyakarta
16 Bawen – Salatiga – Boyolali – Kartosuro

You might also like