You are on page 1of 24

PENERAPAN METODE PENEMUAN (INKUIRI) DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA KELAS VIII SEMESTER I

MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah Strategi Pembelajaran yang dibina oleh Bapak Suprihadi Saputro

OLEH Mohammad Irfaul Huda 100121403780

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DESEMBER 2011

ABSTRAK
Kata kunci : metode, penemuan, inkuiri, penerapan Metode pembelajaran, dipandang paling punya peran strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Karena ia bergerak dengan melihat kondisi kebutuhan siswa, sehingga guru diharapkan mampu menyampaikan materi dengan tepat tanpa mengakibatkan siswa mengalami kebosanan. Namun sebaliknya, siswa diharapkan dapat tertarik dan terus tertarik mengikuti pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan. Metode penemuan (inkuiri) diartikan sebagai suatu prosedur pembelajaran yang mementingkan pengajaran-perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Metode penemuan (inkuiri) merupakan didasarkan pada teori kognitivistik yang kemudian berkembang menjadi teori konstruktuvistik. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran inkuiri secara meyakinkan lebih efektif daripada metode pembelajaran konvensional, baik dalam meningkatkan keterampilan berpikir maupun dalam prestasi belajar. Ciri utama dari pembelajaran inkuiri ini, yaitu; menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Prinsip-prinsip metode inkuiri: Berorientasi pada Pengembangan Intelektual, Prinsip Interaksi, Prinsip Bertanya, Prinsip Belajar untuk Berpikir, Prinsip Keterbukaan. Langkah-langkah (Sintaks) dalam metode penemuan (inkuiri) dapat dilakukan sebagai berikut ; Konfrontasi dengan masalah, Pengumpulan dan verifikasi data, Pengumpulan data-eksperimentasi, Mengorganisasi dan merumuskan penjelasan, dan Menganalisis proses inkuiri

Tiap metode prmbelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan masimgmasing. Keunggulan dari satu metode pembelajaran dapat digunakan untuk menutupi kelemahan metode pembelajaran lainnya. Dan sebaliknya, kelemahan dari satu metode pembelajaran dapat ditutupi dengan keunggulan metode pembelajaran lainnya dengan cara mengkombinasikan metode-metode pembelajaran yang ada. Contoh dari penerapan metode penemuan (inkuiri). Dalam penerapannya penulis mengambil contoh pada mata pelajaran fisika SMP kelas VIII semester I dengan materi pemuaian zat padat. Metode pembelajaran yang digunakan adalah eksperimen, diskusi, Tanya jawab, dan demonstrasi.

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Nilai Ujian Akhir Nasional, hingga saat ini masih menjadi tolok ukur paling ampuh melihat tingkat keberhasilan belajar siswa, juga menjadi tolok ukur tingkat kesuksesan guru mengajar. Sebagai ekspresi melihat nilai yang didapat siswa pada Ujian Nasional maupun nilai Ujian Akhir Sekolah, yang seringkali muncul adalah ketidakpuasan. Baik dirasakan oleh siswa itu sendiri, orang tua siswa, guru bahkan segenap keluarga besar sekolah. Lebih-lebih jika banyak siswa yang mendapat nilai rendah dan berujung pada ketidaklulusan. Setidak-tidaknya ada tiga hal yang mampu memicu tidak suksesnya kegiatan belajar mengajar yang berujung pada hasil nilai yang rendah. Pertama, perkembangan kebutuhan dan aktivitas berbagai bidang kehidupan selalu melaju lebih dahulu daripada proses pengajaran dan pembelajaran sehingga hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran tidak cocok/pas dengan kenyataan kehidupan yang diarungi oleh siswa. Kedua, pandangan-pandangan dan temuan-temuan kajian baru dari berbagai bidang tentang pembelajaran dan pengajaran membuat paradigma, falsafah, dan metodologi pembelajaran yang ada sekarang tidak memadai atau tidak cocok lagi. Ketiga, berbagai permasalahan dan kenyataan negatif tentang hasil pembelajaran menuntut diupayakannya pembaharuan paradigma, falsafah, dan metodologi pembelajaran. Metode pembelajaran, dipandang paling punya peran strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Karena ia bergerak dengan melihat kondisi kebutuhan siswa, sehingga guru diharapkan mampu menyampaikan materi dengan tepat tanpa mengakibatkan siswa mengalami kebosanan. Namun sebaliknya, siswa diharapkan dapat tertarik dan terus tertarik mengikuti pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan. Secara garis besar ada dua macam type metode pembelajaran. Yaitu berorientasi pada teori Behaviorisme (perubahan tingkah laku) dan berorientasi pada teori Konstruktivisme (pengkonstruksian makna). Konstruktivisme adalah suatu teori yang menjelaskan bagaimana seseorang

sampai pada pengetahuan yang dimilikinya. Dari teori konstruktivisme ini lahir beberapa metode pembelajaran. Diantaranya adalah Strategi pembelajaran Penemuan (inkuiri), Daur Ulang (Recycle), Peta Konsep, timbale Balik, dan Pembuatan Soal. Pembelajaran Penemuan (inkuiri) merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran Penemuan (inkuiri) menekankan kepada proses mencari dan menemukan. 1.2 Rumusan Masalah 1 2 3 4 5 6 7 1 1 2 3 4 5 6 Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Inkuiri? Apa saja landasan filosofis dari Pembelajaran Inkuiri? Bagaimana ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri? Apa saja prinsip dari Pembelajaran Inkuiri? Bagaimana langkah-langkah penerapan Pembelajaran Inkuiri? Apa saja keunggulan dan kekurangan Pembelajaran Inkuiri? Bagaimana contoh penerapan Pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran? Tujuan Pembahasan Mengetahui definisi Pembelajaran Inkuiri. Mengetahui landasan filosofis dari Pembelajaran Inkuiri. Mengetahui ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri. Mengetahui prinsip dari Pembelajaran Inkuiri. Mengetahui langkah-langkah penerapan Pembelajaran Inkuiri. Mengetahui keunggulan dan kekurangan Pembelajaran Inkuiri. 7 Mengetahui contoh penerapan Pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran

BAB II PEMBAHASAN
2 Definisi Metode Penemuan (Inkuiri) Ada banyak definisi dari metode penemuan (inkuiri) yang diutarakan oleh beberapa ahli. Misalnya menurut Kourilsky dalam Hamalik 2010 menyatakan pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa inquiry terhadap suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok. Metode inkuiri didefinisikan oleh Piaget sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Sedangkan menurut Saliman (dosen UNY) menyatakan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh mahasiswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi pandangan menurut Saliman ini dalam metode inkuiri ini mahasiswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan dosen. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain. Kuslan Stone mendefinisikan metode inkuiri sebagai pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.

Konsep yang mendasari metode mengajar ini adalah apabila siswa dipancing dengan suatu teka-teki, maka mereka akan tertarik dan merasa perlu untuk menyelidiki data yang ada dan merangkaikan data satu sama lain menurut asumsi terbaru. Siswa akan melakukan penyelidikan dan selama penyelidikan juga akan mengorganisasi pengetahuannya. Metode penemuan diartikan sebagai suatu prosedur pembelajaran yang mementingkan pengajaran-perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata. Metode penemuan merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode pembelajaran yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan diri siswa sendiri dan reflektif (Suprihadi:2004) 2.2 Landasan Filosofis Merode Penemuan (Inkuiri) Metode pembelajaran inkuiri didasarkan pada teori kognitivistik yang kemudian berkembang menjadi teori konstruktuvistik. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai suatu proses aktif dan mengkonstruksi makna melalui interaksi dengan lingkungan sekitar dengan cara menghubungkan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (Millar ; Driver; Bell dan Clough dalam Yuliati). Driver dan Bell (dalam Yuliati) menyatakan bahwa hasil belajar tergantung pada lingkungan belajar dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Pengalaman siswa dan bahasa yang digunakan menentukan pola makna yang dikonstruksi siswa. Karena itu, siswa bertanggung jawab dalam proses belajar. Inkuiri adalah serangkaian aktivitas yang melibatkan observasi, mengajukan pertanyaan, menguji informasi dalam buku dan sumber lain untuk melihat apa yang telah diketahui, merencanakan penyelidikan, mempertimbangkan apa yang telah diketahui dalam data eksperimen, menggunakan alat untuk mengumpilkan, menganalisis, dan menginterprestasi data, mengajukan jawaban pertanyaan, penjelasan dan prediksi, dan mengkomunikasikan hasil. Inkuiri memerlukan identifikasi asumsi, menggunakan berpikir kritis dan logis dan mempertimbangkan penjelasan

alternatif. Inkuiri dibedakan dalam dua hal yaitu inkuiri dalam sains dan inkuiri dalam pembelajaran sains. Inkuiri dalam sains merujuk pada cara ilmuwan atau saintis mempelajari alam dan memberikan penjelasan berdasarkan fakta yang diturukna dari kinerja mereka, sedangkan inkuiri dalam pembelajaran sains merujuk pada aktivitas siswa. Inkuiri merupakan seni bertanya sains tentang gejala alam dan menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kemampuan bertanya ini sangat penting bagi siswa karena melalui pertanyaan siswa dapat melaksanakan pembelajaran inkuiri dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Oemar Hamalik, ada beberapa asumsi yang mendasari metode inkuiri ini, yaitu ; 1. Keterampilan berpikir kritis dan berpikir deduktif yang diperlukan berkaitan dengan pengumpulan data yang bertalian dengan kelompok hipotesis. 2. Keuntungan bagi siswadari pengalaman kelompok dimana mereka berkomunikasi, barbagai tanggung jawab, dan bersama-sama mencari pengetahuan. 3. Kegiatan-kegiatan belajar disajikan dengan semangat berbagai inkuiri dan diskoveri menambah motivasi dan memajukan partisipasi. Dipilihnya metode inkuiri sebagai salah satu alternatif metode dalam pembelajaran, dilandasi oleh dua alasan, yakni: alasan teoretis dan mpiris. Alasan teoretis ini didukung oleh teori-teori, antara lain: Dimyati, 1999; Towbridge, 1990; Welton dan Mallan, 1996; dan Grote, 1998 karena pada dasarnya belajar adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar di samping untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Alasan empiris berkaitan dengan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh: Lawson, 1992; Renner, 1992; University of Philipine, 1996; Muir, 1991; McCune, 1992; dan Wartono, 1996. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

metode pembelajaran inkuiri secara meyakinkan lebih efektif daripada metode pembelajaran konvensional, baik dalam meningkatkan keterampilan berpikir maupun dalam prestasi belajar. 2.3 Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari pembelajaran inkuiri ini, yaitu ; a. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai

materi pelajaran. 2.4 Prinsip dari Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini: a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. b. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. c. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya. d. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. e. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya. 2.5 Langkah-langkah penerapan Pembelajaran Inkuiri

Metode Inkuiri dibentuk berdasarkan konfrontasi intelaktual, siswa disajikan situasi teka-teki atau ketidak sesuaian dan mereka berinkuiri terhadap situasi. Setelah menyajikan situasi teka-teki, siswa akan mulai bertanya pada dirinya, temannya atau gurunya untuk mencari jawabannya. Namun tanya jawab antara siswa dan guru harus diatur sedemikian rupa sehingga pertanyaan siswa hanya boleh dijawab dengan ya atau tidak. Apabila siswa memberikan pertanyaan terbuka maka guru meminta siswa untung mengulangi pertanyaannya yang bisa dijawab dengan ya atau tidak. Siswa tidak boleh meminta guru untuk menjelaskan fenomena yang sedang dihadapi, siswa harus memusatkan, menyusun, dan melacak sendiri menuju pemecahan masalah yang dihadapi. Dalam hal ini, setiap pertanyaan yang diajukan dianggap sebagai hipotesis terbatas. Langkah-langkah (Sintaks) dalam pembelajaran inkuiri dapat dilakukan sebagai berikut ; 1. Fase I : Konfrontasi dengan masalah Menjelaskan prosedur-prosedur inkuiri Menyajikan peristiwa yang bertentangan 2. Fase II : Pengumpulan dan verifikasi data Menguji keadaan dan kondisi dari objek Menguji bagaimana terjadinya situasi dari problema 3. Fase III : Pengumpulan data-eksperimentasi Memisahkan variabel-variabel yang relevan Berhipotesa (dan menguji) hubunganhubungan kausal 4. Fase IV : Mengorganisasi dan merumuskan penjelasan Merumuskan hukum-hukum atau penjelasanpenjelasan 5. Fase V : Menganalisis proses inkuiri Menentukan strategi inkuiri serta mengembangkan srategi yang lebih efektif

Fase I : Konfrontasi dengan masalah Pada tahap ini guru menjelaskan prosedur inkuiri dan menyajikan kejadian ganjil kepada siswa. Guru menjelaskan prosedur inkuiri dengan meminta siswa mengajukan pertanyaan yang hanya dijawab ya atau tidak oleh guru. Masalah yang disajikan dapat didasarkan pada masalahmasalah yang secara relatif sederhana yang tidak membutuhkan banyak latar belakang pengetahuan dengan tujuan memberi pengalaman kreasi pengetahuan kepada siswa. Fase II : Pengumpulan dan verifikasi data Pada tahap ini siswa menguji hakikat obyek dan kondisi, memverifikasi kejadian dari situasi masalah. Siswa berkesenpatan mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi tentang objek dimana pertanyaan hanya dijawab dengan ya/tidak oleh guru. Siswa tidak boleh mengajukan pertanyaan yang memungkinkan guru untuk memberikan penjelasan tentang fenomena kepada siswa. Artinya pertanyaan yang diajukan haruslah pertanyaan spesifik dari informasi yang diinginkan. Peran guru dalam tahap ini adalah membantu siswa dalam mengadakan inkuiri. Apabila pertanyaan siswa yang diajukan tidak dapat dijawab dengan ya/tidak, guru meminta siswa untuk memperbaiki kembali pertanyaan atau mengemukakan data yang berhubunga dengan situasi. Fase III : Pengumpulan data eksperimentasi Pada tahap ini siswa melakukan eksperimen, mengisolasi variabel yang relevan, menguji hipotesis dengan hubungan kausaliatas. Eksperimen mempunyai dua fungsi yaitu eksplorasi dan mengetes secara langsung. Eksplorasi mengubah benda-benda untuk melihat apakah yang akan terjadi, tidak memerlukan suatu teori atau hipotesis tetapi boleh menggunakan ide-ide untuk terjadinya suatu teori. Sedangkan tes langsung berlaku apabila siswa mencoba suatu teori atau hipotesis. Fase IV : Mengorganisasi dan merumuskan penjelasan Setelah melakukan eksperimen dan diperoleh data, guru mengajak siswa merumuskan aturan atau penjelasan. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengemukakan informasi yang mereka peroleh untuk memberikan

uraian yang jelas, siswa dapat memberikan penjelasan secara umum. Fase V : Menganalisis proses inkuiri Pada tahap ini guru meminta siswa untuk menganalisis pola-pola penemuannya. Siswa boleh mengajukan pertanyaan yang lebih efektif, pertanyaan yang produktif atau informasi yang dibutuhkan. Tahap ini penting dalam melaksanakan proses inkuiri dan memperbaiki secara sistematis. 2.6 Keunggulan dan kekurangan Pembelajaran Inkuiri Kata pepatah tak ada gading yang tak retak itu berlaku untuk semua hal. Termasuk dalam metode pembelajaran. Tiap metode prmbelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan masimg-masing. Keunggulan dari satu metode pembelajaran dapat digunakan untuk menutupi kelemahan metode pembelajaran lainnya. Dan sebaliknya, kelemahan dari satu metode pembelajaran dapat ditutupi dengan keunggulan metode pembelajaran lainnya dengan cara mengkombinasikan metode-metode pembelajaran yang ada. Keunggulan dari metode pembelajran inkuiri ini adalah ; 1. Merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna. 2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3. Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Sedangkan kelemahan dari metode pembelajran inkuiri ini adalah ;

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar 3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan 2.7 Contoh Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dalam Pembelajaran Disini akan dijelaskan contoh dari penerapan metode pembelajaran inkuiri. Dalam penerapannya penulis mengambil contoh pada mata pelajaran fisika SMP kelas VIII semester I dengan materi pemuaian zat padat. Metode pembelajaran yang digunakan adalah eksperimen, diskusi, Tanya jawab, dan demonstrasi. Berikut penjelasannya ; Satuan Pendidikan: SMP Mata Pelajaran : IPA Fisika

Kelas / Semester : VIII/I Alokasi Waktu : 2 x 45 menit 1. Standar Kompetensi Menerapkan konsep zat dan kalor serta penerapannya dalam penyelesaian masalah sehari-hari. 2. Kompetensi Dasar Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. 3. Indikator

a. Menyebutkan jenis-jenis pemuaian zat padat b. Menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pemuaian c. Menjelaskan karakteristik muai panjang d. Menjelaskan karakteristik muai luas e. Menjelaskan karakteristik muai volume f. Menjelaskan hubungan koefisien muai panjang, luas, dan volume g. Menerapkan prinsip pemuaian zat padat dalam kehidpan sehari-hari. 4. Tujuan Pembelajaran a. Setelah mengamati demonstrasi siswa dapat menyebutkan jenis-jenis pemuaian zat padat b. Setelah melakukan percobaan siswa dapat menjelaskan karakteristik muai panjang c. Setelah melakukan

percobaan siswa dapat menjelaskan karakteristik muai luas d. Setelah melakukan percobaan siswa dapat menjelaskan karakteristik muai volume e. Berdasarkan data hasil percobaan siswa dapat menjelaskan hubungan koefisien muai panjang, luas, dan volume f. Setelah melakukan diskusi siswa dapat menyebutkan 3 contoh penerapan prinsip pemuaian zat padat dalam kehidupan sehari-hari 5. Materi Pembelajaran Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat bertambahnya suhu zat. Pemuaian zat berlangsung ke segala arah sehingga panjang, luas dan volume zat akan bertambah. Pemuaian yang hanya berpengaruh secara nyata pada pertambahan panjang zat disebut muai panjang. Pemuaian yang hanya berpengaruh secara nyata pada pertambahan luas zat disebut muai luas. Pemuaian yang hanya berpengaruh secara nyata pada pertambahan volume zat disebut muai volume. Karakteristik pertambahan panjang, luas, dan volume dinyatakan dengan besaran yang disebut koefisien muai panjang, koefisien muai luas, dan koefisien muai volume. Hubungan ketiga koefisien tersebut adalah l=2p dan L=3p. contoh penerapan prinsip pmuaian dalam kehidupan sehari-hari adalah penggunaan celah pada konstruksi jembatan, ruang pada pemasangan kaca jendela, dan celah ada

pemasangan rel kereta api. 6. Langkah-langkah pembelajaran Fase Guru Konfrontasi dengan masalah Mendemonstrasikan kejadian asing berupa balon yang dipasang pada mulut botol kemudian botoltersebut disiram dengan air panas. Meminta siswa untuk mengamati balon dan mengajukan pertanyaan : apa yang akan terjadi pada balon? Mengapa hal tersebut terjadi? (pertanyaan guru tidak dijawab siswa). Menyebutkan tujuan pembelajaran. Menjelaskan tahap-tahap pembelajaran inkuiri Pengumpulan Data (verifikasi) pada siswa Meminta siswa mengajukan pertanyaan keguru secara lisan dengan syarat bahwa pertanyaan tersebut akan dijawab guru dengan jawaban ya/tidak. Kegiatan Belajar Siswa Mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Mengamati balon dan mencatat halhal yang dianggapnya merupakan jawaban pertanyaan guru. Perkiraan jawaban: balon berubah bentuk Diskusi dengan teman sebangku tentang pertanyaan yang akan diajukan. 15 menit 10 menit Alokasi Waktu

Memberi contoh pertanyaan : apakah didalam botol ada udara? Dan guru memberi jawaban : ya

Mengajukan pertanyaan dengan jawaban : ya/tidak.

Mencatat pertanyaan siswa menjadi sebuah pernyataan berdasarkan jawaban guru dan terus memotivasi siswa untuk bertanya.

Mencatat pertanyaan siswa dan jawaban guru

Membuat hipotesis

Membimbing siswa untuk menyusun hipotesis berdasarkan pernyataan yang disusun pada saat Tanya jawab dengan siswa. Mengajak siswa menguji hipotesis yang telah disusun dalam kegiatan eksperimen.

Pengumpulan Data (Eksperimentasi)

Melakukan eksperimen sesuai prosedur yang ada pada LKS.

30 menit

Meminta siswa membentuk kelompok dan membagikan alat eksperimen dan LKS pada setiap siswa.

Diskusi dalam kelompoknya tentang hal kegiatan dan hasil eksperimen.

Membimbing kegiatan eksperimen siswa dengan melakukan Tanya jawab kegiatan, membantu kesulitan siswa menggunakan alat, dan

mengarahkan hasil eksperimen jika perolehan Mengorganisasi dan merumuskan penjelasan siswa menyimpang. Setelah siswa selesai melakukan mengambilan data (mengisi LKS), guru meminta siswa kembali ketempat duduk semula dengan arah menghadap guru. Menawarkan pada siswa siapa yang ingin menyampaikan hasil eksperimen. 2-3 siswa secara individu melakukan presentasi. Membahas hasil percobaan siswa dengan memberikan kesempatanpada siswa lain untuk mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Mengarahkan siswa agar dapat membuat kesimpulan berdasarkan diskusi kelas tentang pemuaian zat padat. Membahas demonstrasi pada kegiatan awal dengan menggunakan Kembali ketempat masingmasing 2-3 siswa melakukan presentasi Mengajukan pendapat dan pertanyaan pada siswa lain yang melakukan presentasi. Membuat kesimpulan hasil percobaan dan kegiatan pembelajaran. 25 menit

hasil diskusi/kesimpulan dan memberikan contoh penerapan konsep pemuaian dalam Menganalisis Proses Inkuiri kehidupan sehari-hari. Meminta siswa mengajukan pertanyaan jika ada hal yang tidak dimengerti. Menganalisis kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa menilai hasil kerjanya dan pencapaian tujuan pembelajaran. Mengajukan pertanyaan untuk mengukur kemampuan daya serap siswa pada materi pembelajaran. Sebutkan jenis-jenis pemuaian zat padat! Jelaskan karakterisik muai panjang, luas dan volume? Memberikan penghargaan pada siswa yang memberikan jawaban. Bertanya pada guru jika ada yang tidak dimengerti. Menganalisis hasil pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan bimbingan guru. Menjawab pertanyaan guru. 10 menit

7. Penilaian a. Teknik Penilaian Penilaian individu :

b. Bentuk Instrumen pemahaman konsep

Observasi kinerja ilmiah, tes

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 1. Metode penemuan (inkuiri) diartikan sebagai suatu prosedur pembelajaran yang mementingkan pengajaran-perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. 2. Metode penemuan (inkuiri)merupakan metode pembelajaran ini didasarkan pada teori kognitivistik yang kemudian berkembang menjadi teori konstruktuvistik. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran inkuiri secara meyakinkan lebih efektif daripada metode pembelajaran konvensional, baik dalam meningkatkan keterampilan berpikir maupun dalam prestasi belajar. 3. Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari pembelajaran inkuiri ini, yaitu; c. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. d. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self belief). c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. 4. Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini: e. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. f. Prinsip Interaksi. g. Prinsip Bertanya. h. Prinsip Belajar untuk Berpikir.

e. Prinsip Keterbukaan. 5. Langkah-langkah (Sintaks) dalam metode penemuan (inkuiri) dapat dilakukan sebagai berikut ; 6. Fase I : Konfrontasi dengan masalah 7. Fase II : Pengumpulan dan verifikasi data 8. Fase III : Pengumpulan data-eksperimentasi 9. Fase IV : Mengorganisasi dan merumuskan penjelasan 10. Fase V : Menganalisis proses inkuiri 6. Tiap metode prmbelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan masimgmasing. Keunggulan dari satu metode pembelajaran dapat digunakan untuk menutupi kelemahan metode pembelajaran lainnya. Dan sebaliknya, kelemahan dari satu metode pembelajaran dapat ditutupi dengan keunggulan metode pembelajaran lainnya dengan cara mengkombinasikan metode-metode pembelajaran yang ada. 7. Contoh dari penerapan metode penemuan (inkuiri). Dalam penerapannya penulis mengambil contoh pada mata pelajaran fisika SMP kelas VIII semester I dengan materi pemuaian zat padat. Metode pembelajaran yang digunakan adalah eksperimen, diskusi, Tanya jawab, dan demonstrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Dharma, Surya. 2008. Strategi Pembelajaran Dan Pemilihannya. Jakarta: DEPDIKNAS Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Iskandar, Sri Murtinah. 2010. Strategi Pembelajaran Konstruktivistik Dalam Kimia. Malang: FMIPA UM Saputro, Suprihadi. 2004. Strategi Pembelajaran. Malang: FIP UM Yuliati, Lia. 2008. Model-Model Pembelajaran Fisika Teori Dan Praktek. Malang: LP3 UM Online (http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/2011/05/pembelajaraninkuiri-inquiry-teaching.html) (akses 5 Desember 2011) Online (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2009906-strategipembelajaran-inkuiri-spi/) (akses 5 Desember 2011)

You might also like