You are on page 1of 27

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah danjelas pulajalan pikiranya. Dalam GBPP (Depdikbud 1993 : 1) disebutkan bahwa salah satu tujuan umum pembelajaran bahasa adalah siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk kemampuan intelektual ( berpikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna, dan memecahkan masalah ), kematangan emosional dan sosial. Tujuan terse but direalisasikan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek dasar berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada prinsipnya pembelajaran bahasa Indonesia di kelas hendaknya disaj ikan dalam bentuk keterpaduan antara 4 aspek tersebut, baik secara internal maupun eksternal dengan pendekatan komunikatif, integarif, dan tematif. Menurut Tarigan ( 1985 : 22 ) pada prinsipnya menulis merupakan suatu kerampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Di samping itu menulis juga sangat penting bagi pendidikan k:arena dapat memudahkan para pelajar berpikir kritis, dapat menolong berpikir secara kritis, dapat memudahkan kita untuk menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap, memecahkan

masalah, dan menyusun urutan pengalaman. J adi menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kalau kita perhatikan uraian di atas, jelaslah bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi. Tidaklah berlebihanjika dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa dan negara dapat diukur dari maju tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Dengan kata lain, kualitas dan kuantitas para pengarang beserta hasil karyanya turut menentukan maju tidaknya suatu bangsa atau negara. Dengan demikian maka sangatlah diperlukan adanya pembinaan atau bimbingan dari para guru bahasa Indonesia untuk kegiatan menulis. Walaupun sudahjelas bahwa kegiatan menulis itu sangat penting, kenyataan di sekolah-sekolah menunjukkan bahwa kegiatan menulis kurang diminati sebagian besar guru dan siswa. Hal itu juga diperkuat oleh hasil survei Alchadiyah ( 1994 : 14 ) yang menyatakan bahwa beberapa guru bahasa Indonesia dan siswa tidak menyukai kegiatan menulis/mengarang. Bahkan ada sebagian guru bahasa Indone'sia tidak pemah melakukan aktivitas menulis. Para guru tersebut di sekolah dalam proses belajar mengajar hanya menyuruh siswanya menulis, tidak pemah membimbing atau memberi contoh menulis kepada para slswanya. Pembelajaran menulis yang biasanya diberikan oleh para guru selama ini sebagian besar adalah menulis non fiksi, padahal kegiatan menulis non fiksi hampir semua guru mata pelajaran memberi tugas tersebut, misalnya membuat makalah, merangkum, menyirnpulkan, dan sebagainya.. Para guru bahasa

Indonesia jarang sekali melatih siswa menulis kreatif. Padahal kegiatan menulis kreatif dapat mencerdaskan siswa dan dapat mengembangkan daya imaj inatif dan kreatif.

Pembelajaran menulis kreatifyang diajarkan kepada para siswa SMP berupa menulis puisi, cerpen, dan drama. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan dalam kurikulum 1994. yakni (1) menulis cerita tentang pengalaman yang paling mengesankan, (2) membuat puisi dan menyusun cerita, (3) meulis pengalaman pribadi yang paling menarik dalam bentuk cerpen. Sedangkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) hampir setiap tingkatan kelas ada kompetensi dasar menulis kreatif. Dengan adanya butir pembelajaran "menulis pengalaman pribadi yang paling menarik dalam bentuk cerpen", penulis sebagai guru bahasa Indonesia tentunya ingin menerapkan pembelajaran tersebut. Untuk mengatasi permasalahan menulis kreatif cerpen, maka penulis menggunakan metode pemetaan pikiran, karena mctode ini selalu ada dalam pikiran anak-anak dan mudah digunakan. Dengan metode ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis kreatif cerpen.

B. IdentitKasi Masalah Adapun identifikasi masalah ,untuk mengukur keterampilan siswa menulis kreatif cerpen yang bersumber pada pengalaman pribadi yang paling menarik adalah sebagai berikut : A. Mampu menulis pengalaman pribadi. B. Mampu menulis pengalaman pribadi yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. C. Mampu menulis pengalaman pribadi yang paling mengesankan dalam bentuk cerpen.

C. Pembatasan clan Rumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis batasi pada masalah peningkatan menulis kreatif cerpen yang bersumber pada pengalaman pribadi siswa yang paling menarik. Sedangkan teknik yang digunakan dengan pemetaan pikiran berdasarkan kurikulum 1994. Atas dasar latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : D. Mengapa kemampuan menulis kreatif cerpen siswa kelas III semester 1 SMP N 1 Driyorejo mengalami peningkatan ? E. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis kreatif cerpen dengan metode pemetaan pikiran siswa kelas III semester 1 SMP N 1 Driyorejo ?

D. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan meningkatkan kemampuan menulis kreatif cerpen dengan pemetaan pemikiran di kelas III semester 1 SI\1PN1 Dri yorej o-Gresik.

E. Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini di antaranya adalah (1) sebagai masukan para guru bahasa Indonesia dalam menerapkan metode pembelajaran menulis kreatif cerpen, (2) menumbuhkan kreatifitas siswa dalam menulis cerpen.

BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Kajian Teori Aktivitas pengajaran bahasa, baik secara lisan atau tulisan, biasanya akan berkaitan dengan kegiatan karang-mengarang. Bentuk aktivitas yang terlibat dalam proses belajar bahasa dan sastra akhirnya terkait juga dengan mengembangkan kemampuan menulis ekspresif dan kreatif. B Rahmanto ( 1988 : 11 ) menegaskan bahwa tulisan yang baik menuntut penyajian pokok persoalan yang jelas, pengungkapan ide-ide secara teratuf dan pokok persoalan yang dibahas sesuai dengan minat dan pengalaman siswa, misalnya melukiskan cerita perjalanan karya wisata, mengomentari pesta perkawinan, ulang tahun, perpisahan kelas, suasana kesedian tatkala ada sanak saudara yang meninggal, dan sebagainya. Dengan demikian jelas bahwa topik-topik yang dipilihnya hendaknya nyata dan komunikatif. Dengan topik tersebut siswa akan terlatih mengungkapkan hasil pengamatan dan pengalaman pribadinya denganjujur, sehingga guru juga akan lebih nyaman dan asyik untuk memeriksa karangan siswa. Pengalaman pada pokoknya adalah sesuatu yang mengesankan. Sebagian besar dari pengalaman diperoleh dari dunia nyata yang terbatas ruang dan waktu. Disamping itu juga banyak memperoleh pengalaman dari dunia imajinasi. Dengan tugas menulis yang diberikan para guru tidak hanya akan memperluas wawasan siswa, tetapi juga akan mcningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa dalam berbahasa.

Adapun Joyce Wycoff ( 2002 : 52 ) mengatakan bahwa proses kreatifitas dapat dibagi dalam beberapa tahap, yaitu (1) Persiapan - mengumpulkan infonnasi, berkonsentrasi, dan mengakrabkan diri sepenuhnya dengan semua aspek masalah. (2) Inkubasi - beristirahat sejenak mengesampingkan dahulu masalah, memberi waktu bagi pikiran untuk beristirahat dan mengumpulkan energi. (3) Iluminasi - saat NAB, INI DIA ! saatjawaban tiba-tiba muncul sering terjadi saat kita sedang santai dan melakukan hallain. (4) Implementasi menyelesaikan masalah praktis, bemsaha memperoleh dukungan orang lain, menentukan berbagai sumber daya yang diperlukan. Pemetaan pikiran dapat membuat seseorang berhubungan dengan pikiran bawah sadar sebelum menulis, sehingga tulisan akan menjadi lebih beremosi, lebih berwarna yang nantinya dapat mencerminkan ciri khas pribadi penulis lebih akurat. Seperti keterampilan yang lain, menulis perlu latihan, walaupun begitu menulis mempakan proses menemukan pikiran. Pemetaan pikiran dapat membantu menemukan pikiran kita. Pemetaan pikiran sebagai pendekatan yang melibatkan selumh otak. Dengan pemetaan pikiran memungkinkan kita menuangkan infonnasi yang diperolehnya di atas kertas, sehingga dapat mendorong kita untuk berososiasi dan mencari jalur berpikir bam. Saat kita mulai berpikir tentang suatu masalah, pemikiran kita hams mengalir dan mengembara ke mana-mana, yang akhirnya kita dapat mengambil dan memilih mana yang terbaik. Pembelajaran menulis kreatif cerpen dengan pemetaan pikiran ini hanya memerlukan selembar kertas dan alat tulis. Siswa akan menulis fokus

pemikirannya. Fokus ini harus berupa satu atau dua kata saja, yang mencakup intisari masalah yang dipikirkan. Sebelum menetapkan fokus, dapat kita tentukan dulu unSUf-unsUf dalam situasi. Dengan mempertimbangkan unSUf-unsur tersebut kita dapat memilih fokus yang akan membawa ke proses pemikiran yang lebih produktif. Jika fokus sudah tertulis di selembar kertas, siswa mulai menentukan kata kunci lainnya yang berkaitan dengan fokus tersebut. Kata-kata kunci biasanya berupa kata keIja atau kata benda. Kata-kata tersebut mengandung banyak makna dan sangat memungkinkan asosiasi dengan kata lain. lni terus terjadi, bebas tetapi tidak menyimpang dari fokus utama tadi. Siswa yang kreatif akan menghasilkan peta pikiran yang menarik. Peta pikiran itulah sebagai gambaran pikirannya, yang akan dikembangkan dalam menulis kreatif. Adapun hipotesis tindakan dalam penelitihan ini adalah " Pembelajaran menulis kreatif cerpen dapat meningkat dengan menggunakan teknik pemetaan pikiran".

G. Kajian Hasil Penelitihan. Penelitihan tindakan kelas tentang pembelajaran menulis kreatif cerpen dengan pemetaan pikiran ini belum pemah penulis laksanakan sebelumnya di SMP Negeri 1 Driyorejo. Penelitihan ini penulis laksanakan setelah penulis merasa kesulitan dalam menerapkan metode yang tepat saat memberi materi tentang menulis pengalaman pribadi yang sangat mengesankan. Sebelumnya

penulis hanya memberi tugas kepada siswa untuk menulis cerpen yang bersumber tentang pengalaman pribadi yang mengesankan dengan memberi beberapa contoh cerpen. Setelah membaca dan memahami buku "Menjadi Super KreatifMelalui Metode Pemetaan - Pikiran" karya Joyce Wycoff penulis mencoba menerapkan metode tersebut. Ternyata metode pemetaan pikiran sangat cocok diterapkan dalam pembejaran menulis kreatif cerpen yang bersumber pada pengalaman pribadi yang menarik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Tindakan Rancangan model Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang dilaksanakan dalam penelitian ini sebagai objeknya adalah siswa kelas III F. Dipilih sebagai objek penelitiankarena kebetulan peneliti mengajar di kelas tersebut. Di samping itu kemampuan dalam pembelajaran menulis kreatif cerpen masih tergo long cukup, di antara kelas-kelas yang lain. Hal ini masih perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode pemetaan pikiran, sehingga diharapkan siswa lebih kreatif.

B. Setting Penelitian Penelihan Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri IDriyorejoGresik, yang memiliki 19 ruang kelas. Masing-masing kelas terdiri dari , kelas VII 7 rombongan belajar, kelas IT 6 rombongan belajar kelas III 6 rombongan belajar jumlah siswa 825, jumlah guru 53. Sedangkan sarana dan prasarana cukup memadai.

C. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan instrumen penelitian yang berupa tes subjektifyaitu menulis cerpen. Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung yaitu catatan lapangan berupa diskripsi semua peristiwa yang dilakukan siswa dalam proses penerapan metode

pemetaan pikiran beserta pendapat peneliti dan analisis hasil tes yang berupa hasil karangan siswa yang berbentuk cerpen.

D. Metode Analisis Data Data yang berupa hasil tes yaitu hasil karangan siswa yang berupa cerpen, dianalisis secara diskriptif dengan membuat grafik presentase kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis kreatif cerpen dengan pemetaan pikiran. Hasil tes tersebut dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar. Jika hasil tes diperoleh rata':rata kelas 65 dengan ketuntasan belajar 85 %, maka penelitian dianggap selesai. Jika belum mencapai hasil di atas, maka perlu adanya perbaikan pada siklus ke-2 dan seterusnya.

E. Cara Pengambilan Kesimpulan. Untuk menyimpulkan dan menafsirkan hasil penelitian ini ditentukan kriteria keberhasilan sebagai berikut : Kriteria keberhasilan penelitian adalah nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes rata-rata 65 ke atas dengan ketuntasan 85% dari jumlah siswa yang diteliti. Di samping itu terlihat adanya upaya perbaikan atau menunjukkan adanya kenaikan hasi rata-rata yang dicapai siswa setelah dilaksanakannya tindakan.

BABlV HASlL PENELITlAN

A . Gambaran Selintas tentang Setting Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Driyorejo Gresik. Sekolah ini berada di tengah-tengah kawasan industri, di Gresik bagian selatan. Jarak antara Driyorejo ke kota Gresik kurang lebih 35 km. Pada umumnya siswa berasal dari keluarga petani dan buruh pabrik, rata-rata kelas ekonomi menengah ke bawah. Sekolah ini pad a tahun pelajaran 2004/2005 memiliki 825 siswa, yang terdiri atas kelas VII 7 rombongan belajar, kelas Il 6 rombongan belajar, kelas III 6 rombongan belajar. Adapun kelas yang diteliti adalah kelas III F dengan j umlah siswa 46 orang.

B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Kegiatan Belajar Mengajar dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran dengan waktu 3 jam pelajaran. Guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran dan bahan ajar tindakan yang digunakan. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 siklus/pertemuan. Karena pada tindakan pertemuan 1 belum optimal, maka dilakukan tindakan perbaikan pada pertemuan ke-2 dengan prosedur yang sama tetapi ditekankan pada penggunaan metode pcmetaan pikiran dan pada aIm. Sebagian besar siswa belum bisa mcnuangkan gagasan secara runtut, masih banyak gagasan yang meloncat-loncat

sehingga jalan ceritanya agak membingungkan. Selain itu juga ditekankan pada pemakaian kaidah bahasa, terutama pada ketepatan menggunakan ejaan dan tanda baca. Hasil tindakan pada pertemuan ke-2 sudah dianggap optimal dan sesuai dengan harapan, maka Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diakhiri. Gambaran lengkap pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut : Pertemuan ke-l H. Melaksanakan KBM sesuai dengan pembelajaran yang telah disusun I. Mcnggali ingatan siswa tentang pengalaman menarik yang pernah dial ami

slswa c) Menyusun kerangka karangan

c l)Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan utuh


J. Mengarahkan siswa untuk memberi judul yang menarik

K. Meminta siswa menukar karangannya dengan teman sebangkunya untuk saling menyunting L. Setelah dikembalikan, siswa memperbaiki karangannya M. Hasil karangan siswa dianalisis, hasilnya untuk revisi rancangan tindakan berikutnya

Pertemuan ke-2 N. Melaksanakan KBM sesuai dengan pembelajaran yang telah disusun O. Menggali ingatan siswa tentang pengalaman menarik yang pemah dialami slswa

c) Mengajak siswa untuk membuat peta pikiran dengan membimbing siswa untuk menentukan topik karangan di tengah-tengah selembar kertas d) Siswa menentukan subtopik secara terperinci e) Guru memberi penjelasan tentang cara menulis kreatif cerpen
f) Siswa menulis kreatif cerpen berdasarkan subtopik yang telah ditentukan

g) Siswa menukar karangan dengan teman sebangkunya untuk disunting h) Setelah dikembalikan, siswa memperbaiki karangannya i) Hasil karangan siswa dianalisis, hasilnya merupakan kondisi akhir yang dapat dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

C. Proses Analisis Data Pertemuan ke-l Hasil kegiatan pad a pertemuan ke-l diperoleh melalui pengamatan saat KBM berlangsung dan melalui analisis hasil evaluasi berupa karangan siswa. Diskripsi hasil pengamatan sebagai berikut : ~ Sebagian besar siswa dapat mengingat kembali pengalaman yang menarik yang pernah dialami. ~ Sebagian besar siswa mengambil tema perjalanan
\

~ Sebagian besar siswa mengalami kesulitan pada saat menyusun kerangka karangan ~ Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasanya ~ Masih kurang lengkapnya informasi yang dituangkan dalam karangan.

Dari diskripsi hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mengharapkan, menulis karangan dalam bentuk cerpen ini tanpa kerangka karangan, karena siswa merasa terbebani. Sedangkan dari analisis hasil evaluasi yang berupa karangan siswa pad a pertemuan ke-l diperoleh nilai rata-rata kelas 69,67 dengan ketuntasan belajar 63% ( lihat lampiran analisis hasil evaluasi pertemuan 1 )

Pertemuan ke-2 Model pembelajaran pada pertemuan ke-l dengan sedikit perubahan yaitu siswa tidak menyusun kerangka karangan melainkan siswa diajak untuk membuat pemetaan pikiran dengan membimbing siswa untuk menentukan topik karangan, kemudian menentukan subtopik. Siswa diajak merenung, memusatkan pikiran yang dapat membantu menemukan ide/gagasan yang lebih bebas mengalir, yang akhimya siswa dapat mengambil dan memilih mana yang terbaik. Dari sedikit perubahan model pembelajaran tersebut, maka tampak adanya perubahan sebagai berikut : ~ Dengan tidak adanya kerangka karangan, siswa merasa lebih bebas dan tidak terbebani ~ Siswa lebih aktif dan bersemangat untuk menuangkan gagasan-gagasannya ~ Karangan siswa lebih bervariasi, tidak hanya tentang perjalanan saja. ~ Sebagian besar siswa mampu menyelesaikan karangannya secara lengkap. Dari diskripsi hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis kreatif cerpen dengan pemetaan pikiran dapat meningkatkan kreatifitas

siswa. Sedangkan analisis hasil evaluasi pada pertemuan ke-2 diperoleh nilai ratarata 77,57 dengan ketuntasan belajar 91 %. ( lihat lampiran analisis hasil evaluasi pertemuan 2) Pelaksanaan tindakan pada pertemuan ke-2 ternyata ada peningkatan dalam beberapa hal, yaitu : P. Aktifitas siswa Siswa menjadi bersemangat dan lebih kreatif dalam memilih topik dan menuangkan gagasan-gagasannya sehingga siswa benar-benar dapat menuntaskan karngannya. Q. Prestasi belajar siswa Adanya peningkatan kemampuan rata-rata kelas dan ketuntasan belajar. Berdasarkan data yang ada, maka dapat diputuskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas pada pertemuan ke-2 ini dapat diakhiri, karena kriteria yang ditetapkan sudah tercapai. Dengan temuan dan analisis hasil evaluasi pada tindakan pertemuan ke-l dan ke-2, maka hasil perbaikan atau peningkatan dapat digambarkan dalam grafik berikut.

BABY KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dan hasil Pene1itian Tindakan Kelas dapat disimpulkan sebagai berikur : R. Pada pertemuan ke-1, Pembe1ajaran menulis kreatif cerpen dengan menuliskan kerangka karangan terlebih dahu1u ternyata hasil yang dicapai belum memuaskan. Berdasarkan prestasi yang dipero1eh siswa, maka peneliti mencoba untuk menerapkan metode pemetaan pikiran. S. Pada pertemuan ke-2, Pembelajaran menulis kreatif cerpen yang di1aksanakan dengan metode pemetaan pikiran ternyata dapat meningkatkan prestasi siswa, meskipun be1um dianggap optimal. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diputuskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini berakhir sampai pertemuan ke2, karena kriteria ketuntasan sudah tercapai disamping adanya peningkatan ratarata kelas.

B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil PTK di atas, disampaikan saran sebagai berikut : T. Hendaknya para guru lebih kreatif dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat.

U. Metode pembelajaran pemetaan pikiran ternyata efektif untuk meningkatkan pembelajaran menulis kreatif cerpen. V. Metode pembelajaran pemetaan pikiran ternyata membuat siswa lebih kreatif dan bersemangat dalam menulis cerpen.

DAFT AR PUST AKA

Akhadiyah, S. 1997. Menulis. Jakarta: Depdikbud Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar : GBPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SL TP. Jakarta: Depdikbud. Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Jogjakarta : Kanisius. Tarigan, Guntur. 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .. Bandung : Angkasa Wycoff, Joyce. 2002. Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Bandung : Kaifa.

LAMPIRAN I RENCANAPEMBELAJARAN

Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu

: Babasa Indonesia

: I1I/I
: 3 jam pelajaran

A. Kompetensi Dasar Menulis pengalaman pribadi yang paling berkesan dan membacakannya di depan dan mempublikasikannya. B. HasH Belajar Mampu menulis pengalaman pribadi yang paling berkesan C. Indikator Dapat menulis pengalaman pribadi yang paling mengesankan D. Skenario Pembelajaran

Alokasi No. Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode

1.

Pendahuluan a. Tanya jawab tentang cerpen b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c.M~motivasi dan menggali ingatan slswa tentang pengalaman menarik yang pemah dialami 10 menit Tanya Jawab

2.

Kegiatan Inti

a.Siswa memperhatikan penjelasan tentang menulis kreatif cerpen b. Siswa mencoba membuat peta pikiran
I

dengan menentukan kalimat topik c. Siswa menulis kalimat topik di tengah-tengah selembar kertas d. Siswa menentukan subtopik-subtopik secara terperinci e. Siswa mulai mengembangkan subtopiksubtopik menjadi sebuah karangan (cerpen) sesuai dengan alur cerita

115 menit Penugasan

Inkuiri

f. Siswa menukar hasil karangannya dengan


teman sebangkunya untuk disunting g. Siswa memperbaiki karangan berdasarkan hasil suntingan temannya 3. Penutup a. Guru dan siswa merefleksi tentang penerapan pembelajaran dengan metode pemetaan pikiran 10 menit Refleksi

E. Sumber Belajar Penuntun Terampil Berbahasa Indonesia 3 oleh Drs. Abdullah Ambary dkk

F. Penilaian

Teknik

: tes

Bentuk instrumen : uraian Instnunen Buatlah sebuah karangan tentang pengalaman pribadi yang paling mengesankan dalam bentuk cerpen ! Rubrik penilaian

NO

NAMA A

URUT

ASPEK Y ANG DINILAI kaidah ISI alur bahasa C C B B B A A

JML NILAI SKOR

0-5

000-5 0-5 0-5 0-5 0-5 5 5

Keterangan : 1. Isi a. ketepatanJkesesuaian jenis karangan b. kesesuaian isi dengan judul c. ketuntasanlkelengkapan informasi 2. Alur a. pengembangan konflik secara wajar b. keruntutan dalam menuangkan gagasan 3. Pemakaian kaidah bahasa a. ketepat1n penggunaan stru1'1Uf kalinlat b. ketepatan penggunaan bentuk kata dan istilah . c. ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca

HASIL ANALISIS :

W. Ketuntasan belajar : X. Peorangan - Jumlah siswa seluruhnya - jumlah siswa yang tuntas belajar - Jumlah siswa yang belum tuntas belajar Y. Klasikal - Presentase siswa yang tuntas belajar Z. Kesimpulan: AA.Perlu perbaikan secara klasikal BB. Perlu perbaikan secara individual Siswa nomor C. Perlu perbaikan pada aspel

= 46
siswa = 29 siswa = 17 siswa =63%

: y a

: y a
: 3,6,7,9,13,16,17,19,22,29,3 1, 33,34,37,41,44,45 : 2 dan 3

HASIL ANALISIS : CC. Ketuntasan belajar : DD.Peorangan - Jumlah siswa seluruhnya - jumlah siswa yang tuntas belajar - Jumlah siswa yang belum tuntas belajar EE. Klasikal - Presentase siswa yang tuntas belajar FF. Kesimpulan: GG.Perlu perbaikan secara klasikal HH.Perlu perbaikan secara individual Siswa nomor II. Perlu perbaikan pada aspel ,

= 46 Slswa = 41 siswa = 5 siswa


=91 %

:ya : ya : 13,16,29,31,41

You might also like