Professional Documents
Culture Documents
1.1 . PENDAHULUAN Kata semen dari diambil dari kata caementum yang artinya bahan perekat yang memiliki kemampuan untuk mempersatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh. Pada saat sekarang ini, istilah semen dapat pula diartikan yaitu yang meliputi bahan pengikat yang terdiri dari zat organic yang tidak dapat 5/5/12 dimanfaatkan untuk bahan gedung
Seiring perkembangan zaman, semen dibuat sesuai dengan kebutuhan dalam pembangunan, namun semen Portland yang merupakan jenis semen yang paling banyak digunakan di dalam kontruksi Indonesia. Semen Portland ditemukan oleh Joseph Aspdin pada tahun 1824. Dikatakan semen portland, karena beton yang dibuat dengan semen ini menyerupai batu bangunan yang 5/5/12 ada di Pulau Portland, Inggris.
1.2. BAHAN BAKU PEMBUATAN SEMEN 1.2.1. Batu Kapur Batu kapur adalah komponen yang utama oksida yang mempunyai rumus CaCO3 ( Calcium Carbonat), yang pada umumnya bercampur dengan MgCO3, MgSO4, Alumina silikat dan senyawa oksida lainnya . Batu kapur berwarna abu-abu hingga 5/5/12 kuning dikarenakan mengandung
1.2.3. Tanah Liat Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O 1.2.4. Gypsum Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang lebih banyak dari pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah 5/5/12 jenis hidrat kalsium sulfat dengan
1.3. SIFAT FISIKA DAN KIMIA BAHAN BAKU DAN PRODUK 1.3. 1. Bahan Baku Batu Kapur
Berat molekul : 100,08 gr/mol leleh : 2570C : 3,32 gr/ml didih : 2850C larut dalam air dan asam
5/5/12
Titik
Density Titik
Dapat
Tanah Liat
Berat Spgr Titik Titik
Tidak
5/5/12
Gypsum
Berat
2,35
Kelarutan
dalam air 1,8 gr/liter pada 0C yang meningkat menjadi 2,1 gr/liter pada 40C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi memiliki pecahan yang baik, antara 66o sampai dengan 114o dan belahannya adalah 5/5/12 jenis choncoidal.
Gipsum
dapat mewakili sifatsifat fisika lainnya terutama terhadap kekuatan, bertambahnya kehalusan pada umumnya akan bertambah pula kekuatan, mempercepat reaksi hidarsi begitu pula waktu 5/5/12 pengikatannya semakin singkat
Kuat
Tekan
Kuat tekan merupakan sifat yang paling penting bagi mortar ataupun beton. Kuat tekan dimaksud sebagai kemampuan suatu material untuk menahan suatu beban tekan. Kuat tekan dipengaruhi oleh komposisi mineral utama. C2S memberikan kontribusi yang besar pada perkembangan kuat tekan awal, C2S memberikan kekuatan semen pada umur yang 5/5/12 lebih lama. C3A mempengaruhi
Sifat Kimia
Magnesium
oksida (MgO)
Pada umumnya semua standard semen membatasi kandungan MgO dalam semen Portland, karena MgO akan menimbulkan magnesia expansion pada semen setelah jangka waktu lebih daripada setahun, berdasarkan persamaan reaksi sbb : Mg O + H2O
5/5/12
Mg (OH)2
Reaksi tersebut diakibatkan karena MgO bereaksi dengan H2O menjadi magnesium hidroksida yang mempunyai volume yang lebih.
Mineral
(C3S,
C2S,
Pada umumnya standard yang ada tidak membatasi besarnya mineral compound tersebut, 5/5/12 karena pengukurannya
Tetapi ada standard yang mensyaratkan mineral compound ini untuk jenisjenis semen tertentu. misalnya ASTM untuk standard semen type IV dan type V. Salah satu mineral yang penting yaitu C3A, adanya kandungan C3A dalam semen pada dasarnya adalah untuk mengontrol sifat plastisitas adonan semen dan beton. Tetapi karena C3A bereaksi terhadap sulfat, maka untuk pemakaian5/5/12 di daerah yang
Reaksi kimia umum yang terjadi dalam proses pembuatan semen yaitu:
CaCO3 CaO
CaO + CO2
: 1 ton
1.6. 1. Campuran Batu Kapur Batu kapur lokal dimanfaatkan yang dapat
langsung untuk pembuatan semen, sebagian besar banyak mengandung silika dan kandungan besi. Kandungan yang tidak diinginkan ini, dapat dibuang dengan metode fluida atau adsorpsi
5/5/12
Pada kedua proses tersebut, penggilingan bahan baku lebih baik dilakukan dalam lingkar tertutup (Closed Circuit) daripada lingkar terbua (Open Circuit) karena dalam cara pertama bagian yang sudah halus diteruskan dan yang masih kasar dikembalikan, sedang dalam cara yang kedua bahan baku digiling terus sampai kehalusan rataratanya sudah mencapai tingkat 5/5/12 yang dikehendaki.
Proses basah merupakan proses yang paling lama dikenal, namun pada saat ini proses kering yang paling banyak digunakan, terutama pada pabrik- pabrik baru. Hal ini dikarenakan lebih hemeat energi. Sebab pengendalian dan pencampurannya dapat dilakukan dengan teliti
5/5/12
START
Pulverizer
Klim
Cooler
Air
Klinker
Talis
Fines
Talis
Four Compartment Tube Mill In Closed Circult With Two Air Classifier
Peripheral
5/5/12
Batu kapur di tambah tanah liat diumpankan ke pulverizer. Di pulverizer kedua bahan digiling. Hasil dari pulverizer dihaluskan lagi ke Tube mill. Di tube mill penghalusan terjadi secara basah dan tertutup. Lalu bahan yang halus tadi di alirkan ke rotary filter untuk memisahkan antara yang padat dan yang cair.Di rotary filter terjadi pemisahan antara cair dan 5/5/12 padat, yang padat di recycle ke
Filter yang tadi ditambah dengan campuran batu kapur, lalu dimasukkan ke waste heat boiler. Di sini terjadi perebusan,bahan yang tidak mengandung kapur di buang melalui stack, bahan yang masih mengandung kapur namun belum menjadi butiran semen di recycle ke waste heat boiler kembali. Sedangkan bahan yang telah menjadi butiran semen didinginkan di cooler, dimana 5/5/12 butiran tersebut telah dialirkan gas
Butiran semen yang telah dingin disimpan di clinker storage. Sebagian butiran semen ini akan di ayak dan di haluskan kembali, sedangkan yang sudah halus akan langsung keluar menjadi produk. Jadi butiran semen di ayak dengan periotheral screen, yang lolos akan diayak ke periotheral screen selanjutnya. Sedangkan yang tidak lolos akan dihaluskan kembali di dalam tube mill dan diayak kembali 5/5/12 sampai mendapatkan produk yang
1.9. KEGUNAAN
Kegunaan semen pada aplikasi di kehidupan antra lain: digunakan untuk membangun rumah digunakan untuk membangun bangunan pada umumnya digunakan untuk membuat jalan , jembatan dan 5/5/12 pabrik
Dapat Dapat
Dapat