You are on page 1of 18

Materi Ke-2 : RUANG LINGKUP ILMU PERUNDANG-UNDANGAN

A. Tujuan Instruksional Umum

B. Tujuan Instruksional KhususB

C. Isi Kuliah
Definisi Ilmu perundang-undangan (Burkhadt Krems- 1979) Ilmu pengetahuan perundang undangan (Gesetzgebungswissenschaft) merupakan ilmu yang bersifat interdisipliner yang berhubungan dengan ilmu politik dan sosialogi yang secara garis besar dapat di bagi menjadi dua bagian besar , yaitu :.

Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan

Gesetzgebungswissenschaft

Gesetzgebungstheorie
(Teori Perundang-undangan) berorientasi pada mencari kejelasan serta kejernihan makna atau pengertian pengertian , dan bersifat kognitif .

Gesetzgebungslehre
(Ilmu Perundang-undangan) berorientasi pada melakukan kegiatan dalam hal pembentukan peraturan perundang-undangan, dan bersifat normatif .

Burkhardt Krems membagi lagi ilmu perundang-undangan (Gesetzgebungslehre) tersebut kedalam tiga bagian yaitu : 1. Proses perundang-undangan ( Gesetzgebungsverfahren) Menyangkut cara-cara dan tahapan pembentukan perundang-undangan Metode Perundang-undangan ( Gesetzgebungmethode ) Mempelajari metodologi dari perumusan suatu norma/nilai-nilai yang hidup menjadi suatu nomra hukum positif Teknik Perundang-undangan ( Gesetzgebungtechnik ) Mempelajari teknik-teknik penyusunan suatu undangundang dan teknik penulisannya
Burkhardt Krems - 1979

2.

3.

Peristilahan
Istilah Perundang-undangan ( Legislation , wetgeving atau gesetzgebung ) mempunyai dua penngertian yang berbeda , yaitu : Perundang-undangan merupakan proses pembentukan / proses membentuk peraturanperaturan negara , baik di tingkat pusat, maupun di tingkat daerah Perundang-undangan adalah segala peraturanperaturan negara , yang merupakan hasil pembentukan peraturan- peraturan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah

Fungsi Ilmu Perundang-undangan dalam pembentukan Hukum Nasional


Dengan berdirinya negara republik indonesia, kita mengenal adanya bermacam-macam hukum,baik hukum yang tertulis yang merupakan peraturanperaturan peninggalan zaman Hindia Belanda , maupun hukum tidak tertulis yang merupakan norma adat , norma agama , serta norma moral yang beraneka ragam dan berlaku dalam masyarakat . A . Hamid S. Atamimi menyatakan bahwa Hukum Nasional Indonesia dewasa ini masih dalam proses pembentukan. Beberapa perundang-undangan nasional (dalam arti perundang-undangan yang di bentuk setelah indonesia) memang telah ada , namun apakah perundang-undangan itu telah sesuai dengan cita hukum nasional , kita perlu meneliti secara cermat

Keberlakuan Peraturan PerundangUndangan


1) Syarat-syarat berlakunya suatu Undangundang Syarat berlakunya suatu undang-undang ialah setelah diundangkannya dalam Lembaran Negara (LN) oleh Menteri/Sekretaris Negara (dahulu: Menteri Kehakiman). Sedangkan mulai berlakunya suatu undang-undang menurut tanggal yang ditentukan dalam undang-undang itu sendiri. Jika tanggal berlakunya itu tidak disebutkan, maka undang-undang itu mulai berlaku 30 hari sesudah diundangkan dalam LN untuk Jawa dan Madura , dan untuk daerah-daerah lainnya baru berlaku 100 hari setelah pengundangan dalam LN.

Sesudah syarat tersebut dipenuhi, maka berlakulah suatu fiksi dalam hukum: SETIAP ORANG DIANGGAP TELAH MENGETAHUI ADANYA SESUATU UNDANGUNDANG. Hal ini berarti bahwa jika ada seseorang yang melanggar undang-undang tersebut, ia tidak diperkenankan membela atau membebasakan diri dengan alasan : Saya tidak tahu-menahu adanya undang-undang itu.

2)Berakhirnya kekuatan berlaku suatu undang-undang Suatu undang-undang tidak berlaku lagi jika:
jangka waktu berlaku telah ditentukan oleh undang-undang itu sudah lampau. Keadaan atau hal untuk mana undang-undang itu diadakan sudah tidak ada lagi. Undang-undang itu dengan tegas dicabut oleh instansi yang membuat atau instansi yang lebih tinggi. Telah diadakan undang-undang yang baru yang isinya bertentangan dengan undang-undang yang dulu berlaku.

SUMBER HUKUM
Yang dimaksud dengan sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan dan mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturanaturan yang jika dilanggar mengakibatkan sanksi tegas dan nyata. Sumber-sumber hokum itu dapat kita tinjau dari segi formil dan segi materiel.

Sumber sumber Hukum Formal antara lain ialah :


Undang-undang (statute) Kebiasaan (costum) Keputusan-keputusan Hakim (Jurisprudensi) Traktat (Treaty) Pendapat Sarjana Hukum (doktrin) Penafsiran peraturan perundangundangan

Sumber-sumber Hukum Material


Menurut Prof.Purnadi Purbacaraka, SH, dalam bukunya berjudul Perundangundangan dan Yurisprudensi, Alumni, Bandung,1979, tentang berlakunya suatu undang-undang dalam arti material, dikenal beberapa asas (asasasas peraturan perundangan) antara lain:

Asas 1: Undang-undang tidak berlaku surut. Asas 2: Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi, mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula. Asas 3: Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang yang bersifat umum, jika pembuatnya sama (Lex Specialis derogat lex generalis).

Asas 4: Undang-undang yang berlaku belakangan membatalkan undang-undang yang berlaku terdahulu (lex pasteriore lex priori). Asas 5: Undang-undang tidak dapat diganggu-gugat Asas 6 : Undang-undang sebagai sarana untuk semaksimal mungkin dapat mencapai kesejahteraan spirituil dana materiel bagi masyarakat maupun individu, melalui pembaharuan atau pelestarian (asas Welvaartstaat).

D. Alamat Situs

Latihan Soal Ke-2

You might also like