You are on page 1of 10

Spesifikasi Kabel

.
Was : ( Elektrikal) cara menghitung ukuran kabel Akh. Munawir Andaikata boleh saya ingin ikut brtanya, 1. Bagaimana sih menentukan spesifikasi Cable Insulation utk Power Cable? 2. Dan juga bagaimana utk Instrument/Data Cable? 3. Jika 2 jenis cable tsb diinstal berdampingan bgmnakah rulenya? Sketska Naratama By the way, Terkadang saya pun bingung dengan problem kabel dilapangan, akan tetapi setelah saya usaha cari maka ada beberapa vendor besar kabel yang dapat menjawab pertanyaan2 praktis dilapangan dengan singkat serta skematik. Salah satu referensi saya adl manufacture B. Sekadar share dari saya. Ferdi Firdausy Dear Pak Munawir, Pak sebaiknya untuk pemasangan kabel instrument dan power cable dipisah dengan cable tray yg berbeda.... karena bisa terjadi induksi tegangan. sehingga bs mengganggu signal dari peralatan instrument. Akh. Munawir Akan lebih baik jika ada yang bisa menjelaskan/justifikasinya dengan hitunghitungan seperti halnya dilakukan untuk menghitung luas penampang conductor.. Btw, thx response-nya. Ca Janh Hanya mau nambahin sedikit, biasanya untuk mengurangi distorsi, kabel instrument dilengkapi dengan shielding (secreen). Dan untuk HV power cable silengkapi juga dengan shielding. Abhie Dhira

Sedikit Nimbrung Pada dasar nya untuk menentukan ukuran kabel tersebut berasal dari berapa Arus yg akan melewati kabel tersebut. Nah Jumlah arus dalam Ampere ini akan di ketahui dari Berapa daya terpasang equipment terserbut dalam Watt. Semisal nya, sebuah motor dengan daya nya ( P ) = 500 kW Maka Jumlah arus nya adalah (Jikalau 3 Phasa) Rumus dasar Mencari P P= V3 x V x I x Cos Phi mka I = P / V3 x Vx Cos Phi Maka di masukkan nilai variable yg ada, akan di dapatkan I nya Setelah di dapat kan I maka , kemudian, kita melihat kepada standar yg ada, berapa dia recomendasikan size dari kabel nya ( Bisa IEC, ABS, DNV, Dll) Juga harus di perhatikan temperature conductor dari kabel tersebut.. Karena makin tinggi temperatur kerja konduktor nya, kemampuan nya makin tinggi mengantar kan arus. Contoh, Temperature konductor 90 derajat celcius, akan beda kemampuan nya dengan temperature 70 derajat celcius Jdi, klo kita pakai yg 90 derajat celcius untuk temperature konductor nya, maka size cable nya makin kecil yg kita pakai ( See standar untuk cable size..) Mah ini Di berikan oleh si Vendor spec nya. kabel tersebut Nah Inilah Point penting jikalau kita bekerja cuma menggunakan kabel untuk equipment kita. Kenapa kita bermain pada faktor utma ini, karena ini hal yg paling mempengaruhi dalam penentuan saize cabel untuk equipment. ( Karna kita tidak bekerja pada Perusahaan pembuat kabel). Jikalau kita memmasuki ke ranah2 hitungan dan teoritis detail maka semua komponen yg di sebutan di bawah itu harus kita liat. Ada nya tahanan jenis R = L/A Perhitunagn Voltage drop, Perhitungan tingkat isolasi nya Perhitungan

Semoga membantu. berlian syako Pak Ardi Soma, Pertanyaan Pak Munawir belum terjawab, pertanyaannya tidak lagi masalah size kabel, tapi kulitnya (isolasi). Untuk mengingatkan kembali, mengenai penentuan size kabel saya sudah jelaskan harus di check lengkap (ada 3 hal yg harus di check). Hitungan Pak Ardi Soma baru mengecek 1 hal yaitu ampacity, voltage drop nya juga harus di check makanya kita perlu data nilai resistance dan reactance itu untuk menghitung voltage drop. Ini penting diingatkan karena sesekali saya jumpai di proyek dimana beberapa teman kelupaan dan hanya mengecek 1 hal saja saat memilih size kabel, ada yg hanya mengecek voltage drop tapi ampacitynya kelupaan, ada yg hanya mengecek ampacity tapi voltage dropnya tidak dihitung. Ini akibatnya bisa fatal dan menyangkut safety dan quality. Satu hal lainnya yg perlu di check adalah short circuit withstand capability dan yg ini hanya untuk verifikasi saja, yg penting ampacity dan voltage drop harus benar2 di check. Mengenai voltage drop tidak usah bingung2 mengenai rumus2 yg jelimet gimana menghitung resistance dan reactance kabel. Biarkan mengenai resistance dan reactance urusannya pihak pabrikan kabel. Yg penting ada data resistance dan reactance dan langsung bisa dihitung voltage dropnya pakai saja rumus simple berikut: Z = (R2+X2) VD = IFL x Z x L Z = impedansi kabel (ohm/m ) R = resistansi kabel (ohm/m) X = reaktansi kabel (ohm/m) VD = voltage drop (volt) IFL = arus beban penuh/full load (ampere) L = panjang kabel (m)

Biasanya data resistansi dan reaktansi kabel dari pabrik kabel disajikan dalam ohm/km atau ohm/1000ft. Mungkin ada beberapa teman yg bingung dengan istilah/terminology yg saya pakai misalnya ampacity (istilahnya NEC NFPA 70), di standard lainnya disebutkan current carrying capacity , kemaren ada yg mengirim PUIL 2000 dan disitu dipakai istilah KHA (kemampuan hantar arus). Terima kasih buat Pak Ari Kristiawan yg kirim PUIL 2000, saya sudah lama tidak lihat PUIL (SNI-Standar Nasional Indonesia), karena di proyek2 migas baik dalam dan luar negeri umumnya pakai standard2 seperti API, IEEE, NEC, IEC, dll sedangkan PUIL biasanya tidak pernah dipakai. Saya lihat isinya PUIL cukup bagus juga tapi kalau untuk penggunaan di proyek2 migas saya kira isinya masih perlu diperkaya lagi dengan persyaratan2 yg lebih ketat misalnya persyaratan untuk peralatan2 untuk instalasi di hazardous area. Kembali ke pertanyaannya Pak Munawir mengenai kulit kabel belum terjawab? Mengenai isolasi kabel: Jenis bahan isolasi yg dipakai di kabel misalnya bahan Termoplastic, Rubber, etc yg tentunya masing2 memiliki karakteristik berbeda yg sesuai untuk instalasi tertentu. Contoh bahan2 isolasi tsb misalnya PVC, XLPE, PE, EPR, dll. Di PUIL 2000 table 7.1-3 lengkap dimuat jenis2 kabel dengan isolasi tertentu yg sesuai untuk penggunaan tertentu (silahkan di chek PUIL 2000 tsb). Karakteristik2 isolasi yg sering diinginkan pada suatu aplikasi/proyek misalnya: heat resistance, wet resistance, fire resistance, flame retardance, sunlight resistance, dll. Mengenai kabel instrument, masalah intereference yg lebih menjadi concern ketimbang ampacity dan voltage drop. Konstruksi kabel dengan twisted pair kemudian penggunaan aluminium armoured, kemudian dilengkapi dengan shielded apakah individual shielded atau overall shielded, merupakan cara2 untuk meminimize/mengeleminir interference. Untuk meminimize interference sering antara kabel instrument dan kabel power terutama medium dan high voltage dibuat terpisah. Saya hanya membahas secara general mengenai pertanyaan Pak Munawir silahkan teman2 lain menambahkannya dan bila ada yg memiliki referensi lengkap mengenai karakteristik kabel berisolasi silahkan mensharingnya. maryadi_ahmad nambahin sdikit sj, utk cable instrument, bahan isolasi dpt dibedakan lg dr sisi ketahanan thd api: ada yg fire resistant & ada lg yg flame retardant, hal tsb diatur dlm IEC std..

(sy gak ingat no.brp, IEC 60331/2 series? disitu dibahas metoda testnya misal smpe brp lama kabel tsb tahan terbakar, dll)) cable fire resistant dipakai utk sistem Fire Gas sedangkan yg non FGS dpt mnggunakan type flame retardant.. dlm instrument,selain (low) power cable & analog signal cable, trdpt jg kabel yg digunakan utk komunikasi data digital (mis: system modbus,ethernet TCP/IP,fieldbus,profibus dll), utk komunikasi data digital, pengaturan spec cable masuk dlm kategory Layer 1 (Physical layer) ISO layers model, & utk kasus fieldbus/profibus hitung2an brp jarak/panjang cable, dll ada rulenya lg tersendiri.. imam sofyan kalau perbedaannya kabel FR dengan FRC apa pak,,, Admin Migas Mas Berlian Syako, Baru pulang dari kunjungan ke Sragen, begitu buka email langsung menemukan diskusi yang menarik mengenai spesifikasi kabel. Saya sudah unggah (upload) 2 dokumen mengenai DC dan AC di URL : http://www.migas-indonesia.net/index.php? option=com_docman&task=cat_view&gid=342&Itemid=42. Jadi ingat waktu kuliah dulu... berlian syako Dear Pak Budhi, Bagus sekali buku2nya, benar2 fundamental electrical knowledge, mudah dipahami, dan disertai contoh2 yg aplikatif. Cocok untuk mahasiswa dan juga engineer. Saya baru lihat2 halamannya saja sudah langsung tertarik untuk membaca lebih detail. Terima kasih banyak Pak Budhi semoga bermanfaat buat pengembangan sumber daya dan mencerdaskan bangsa. bontor Edison Dear All, saya ada topik yang mungkin bisa kita diskusikan & masih sehubungan dengan kabel listrik khususnya dari sisi isolasi. di IEC 60502-2 dalam hal voltage designation, U0/U (Um)kV misalnya 6/10 (12)kV. disebutkan bahwa Um adalah tegangan system tertinggi dimana kabel ini bisa diaplikasikan (permissible highest voltage). statement yang

sama juga terdapat pada SNI kita yang dikeluarkan oleh BSN. sedangkan U adalah nilai tegangan dimana kabel ini didesign. kalau rekan-rekan ada yang punya informasi/pengetahuan/pengalaman dengan hal ini, boleh tolong sharing kenapa Um ini perlu dituliskan pada kabel kalau kabelnya sendiri didesign untuk U? Terimakasih sebelumnya. berlian syako Pada voltage designation IEC Standard : Uo/U (Um): Uo dan U adalah sama2 tegangan rating dimana kabel di design, Uo adalah tegangan rating kabel terhadap neutral/earth dan U adalah tegangan rating kabel antara phase dan phase (kabel dan kabel). Jadi isolasi kabel di design akan aman apabila dikenai tegangan system sesuai dengan nilai tersebut. Misalnya rating kabel 6/10 kV sesuai untuk digunakan pada tegangan system 6/10 kV. Perlu diingat kalau kita berbicara tegangan system misalnya 6/10 kV itu berarti variasi nilai tegangan supply akan berkisar di nilai tsb, umumnya spesifikasi suatu proyek masih mengizinkan adanya variasi tegangan supply 10%. Ada juga spesifikasi yg membolehkan variasi tegangan +15% dan -20%, tergantung ketahanan peralatan yg digunakan pada suatu proyek. Apabila terjadi variasi tegangan diluar ketentuan spesifikasi maka relay over voltage atau under voltage akan memutus supply. Over voltage bisa terjadi misalnya pada kasus dimana terjadi pelepasan beban dalam jumlah besar atau induksi sambaran petir. Sedangkan under voltage bisa terjadi misalnya pada kasus saat start motor yg berkapasitas besar. Jadi Um itu ada hubungannya dengan variasi tegangan tsb dalam hal ini over voltage. Kalau kita mendesign system dengan 6/10 kV dan variasi yg diizinkan adalah 10% maka nilai Um 12 kV akan aman apabila terjadi kenaikan voltage sampai 10% dari 10 kV (11 kV), selebihnya apabila terjadi kenaikan tegangan diatas 10% maka overvoltage akan bekerja sehingga kabel tsb tetap aman. Demikian kira2 kenapa Um tsb perlu dicantumkan di kabel supaya kita bisa mendesign system keseluruhan dan memastikan sistim "power system analysis" cukup realiable. Perlu diingat nilai Um 12 kV itu hanya bersifat maximum permissible (bukan di design untuk penggunaan secara terus menerus/kontinu pada nilai 12 kV). Kalau digunakan secara terus menerus pada nilai 12 kV tentu akan berpengaruh pada ketahanan isolasi (life time dari kabel). Bontor Silitonga

Pak Berlian, terimakasih sebelumnya. di salah satu Electrical Installation Handbook, dikatakan bahwa Um itu sebagai continuously permissible voltage bukan intermitten. dan dibeberapa cable manufacturer websites juga dinyatakan bahwa untuk tegangan system 11kV menyarankan untuk menggunakan cable dengan spesifikasi 6/10(12)kV. apakah cable manufacturer tidak memperhitungkan faktor degradasi dari life time-nya kabel? ada juga yang mentabulasikan persamaan kemampuan kabel dari sisi tegangan kerja antara kabel yang mengunakan standard IEC60502 (6/10(12)kV) dengan BS6622 (6.35/11(12)kV. berlian syako Pak Bontor, Betul memang continuously permissible, tapi kan beda artinya dengan "continuously rating". Kalau "design rating" itu saya kira yg benar2 continuously rating. Jadi misalnya kalau kabel 6/10(12) punya lifetime 30 years kalau digunakan di tegangan sistim 10 kV, kemudian digunakan terus menerus di 11 kV saya kira lifetime nya sudah tidak 30 years lagi, bisa saja cuma 25 years atau lebih kecil. Saya gak percaya sich kalau dikatakan gak ada pengaruh degradasinya terhadap isolasi karena jelas beda perlakuan antara 10 kV dan 11 kV, beda nilai arus bocornya, apalagi dalam waktu yg terus menerus tentulah ada pengaruhnya walau sekecil apapun. Kalau tegangan sistimnya 11 kV kenapa gak pakai kabel yg ratingnya sesuai misalnya 6.35/11(12) kV ketimbang menggunakan kabel dengan rating 6/10(12) kV. Walau penggunaan kabel rating 6/10(12) bisa digunakan untuk 11 kV tapi tentulah tidak sama kalau kita berbicara design yg benar2 sempurna. Kalau saya sich menyarankan kalau masih memungkinkan pilihlah kabel yg design ratingnya sesuai dengan tegangan sistim bukan kabel yg nilai permissiblenya sesuai dengan tegangan sistim. Walau dari manufacturernya menjamin bisa pakai permissible rating tapi kita sebagai design engineer harus mempertimbangkan safety factor yg cukup untuk menjamin kualitas dan keandalan sistim dalam jangka panjang. Bontor Silitonga Makasih pak Berlian, Pada website dibawah (FAQ manufacturers websites: http://www.ducab.ae/faqs.asp nomor 7) & juga dibeberapa cable

dikatakan bahwa voltage grade dari kabel 6/10(12)kV pada IEC 60502-2 adalah sama dengan 6.53/11(12)kV pada BS6622. sebagai user, ada benarnya juga yang disarankan oleh pak Berlian, namun saya sedang berusaha tau informasi apa sebenarnya dibalik voltage definition dari MV cable. bagaimana dengan pendapat dari rekan-rekan yang berlatar belakang cable manufacturing, boleh tolong sumbang pendapatnya? Terimakasih sebelumnya. berlian syako Pak Bontor, Boleh2 saja kalau anda mau ngikutin rekomendasinya pihak manufacture, saya bukan mendebat tapi saya hanya menyarankan saja dari sikap saya sebagai design engineer. Kalau menurut saya sich ini sama seperti kasus ukuran kabel antara sqmm dan AWG. Walau dikatakan misalnya 2.5 sqmm itu identik dengan 14 AWG tapi kan sebenarnya tidak persis sama. Kalau saya sich berprinsip supaya benar2 akurat gunakan saja standard yg sesuai. Kalau kabelnya lebih pas di BS standard carilah manufacturer yg memproduksi kabelnya berdasarkan BS standard tsb. Jadi bukan sekedar mengikuti pernyataan dari pihak manufacturer bahwa kabelnya di buat berdasarkan IEC dan equivalent dengan BS standard. Pernyataan pihak manufacturer itu benar selanjutnya terserah kita sebagai design engineer mau memilihnya apa tidak, atau mau memilih yg lain yg lebih pas.

Ardi Soma Dear Pak Berlian dan Expert Benar yg pak berlian katakan bahwa, point ampicity dan voltage drop perlu memang kita lakukan untuk perhitungan di kabel.. mengenai pertanyaan pak Munawir, menentukan spesifikasi isolasi power kabel.. Sebenar nya pun belum kita jawab secara keseluruhan,, Yg ada di standard adalah typical material isolasi dari kabel tersebut.. Secara material sudah di sebutkan oleh pak berlian di bawah.

Model isolasi dari kabel pun ada beberapa macam, Yg jelas Konduktor kabel ada isolasi nya dan di beri kode warna kemudian macam2 isolasi itu yg beda adalah : 1. Ada yg memaki inner isolator, ( setelah isolator konduktor adalagi isolator pembungkus dari semua konduktor) 2. Outer isolator ( Setelah Inner Isolator / Atau Kulit luar sekali ) 3. Ada yg tidak pakai inner isolator Untuk Mengukur Kekuatan isolasi tersebut, ( Phase to Phase ) maka di lakukan lah Insulation Resistanse Test atau kadang di sebut Megger Test terhadap isolasi kabel tersebut.. Walaupun yg kita inject adalah phasa nya, namun sebenar nya kita mengukur tahan isolasi dari Phasa ke phasa..( Isolasi dari konduktor kabel.. hasil nya adalah dalam Ohm.. nah pengetesan ini di sesuikan dengan tegangan nominal kabel tersebut.. See NETA Standar Tabel 100.2 Semua pengetesan isolasi kabel dentgan insulation resistasi test itu ada di NETA tabel 100.2, termasuk instrument kabel.. Masuk ke persoalan Interferensial dan jarak pemasangan power kabel dengan instrument kabel sudah di jleaskan di bawah,, bahwa, shielded dan armoured adalah salah satu cara untuk menghindari interferensi tersebut yg akan mengakibat kan cross talk atau noise di kabel itu.. Untuk menghindari nya juga di lakukan intrument erath dan dirty earth,, Cara lain menghindari interferensi itu ya dengan memasang nya terpisah, Ada spec project yg sebutkan 300 mm horizontal dan vertical Bisa di liat di gambar2 project, Mohon share pada yg lain klo punya soft copy nya,.. Pak Berlian, Jikalau ada refereni dan standar yg menentukan ketebalan isolasi kabel mohon di share Karena discuss kita pada case ini belum menentukan ketebalan isolasi kabel fajar suhartono Dan jangan lupa untuk medium voltage selain ampacity dan voltage drop, ada juga kemampuan dia menghadapi short circuit. Untuk pengetesan medium voltage cable, tidak hanya megger test (mengukur tahanan isolasi) tapi juga arus bocornya, dengan tegangan 1.8 X V nom (biasanya kita sebut Hi Potential Test). alfian luqman Paks,

Biasanya setiap perusahaan punya spesifikasi untuk 3 pertanyaan tsb. Ini share dari saya : Untuk spec cable insulation, bergantung pada fungsi (untuk ESD support atau bukan), area klasifikasi, tegangan, dan lingkungan. Bila 2 jenis cable tsb (power dan instrument) diinstal berdampingan, untuk ekstremnya sebaiknya di pisah, tetapi ada yang membolehkan untuk didampingkan dengan persayaratan bahwa power cable tersebut untuk low voltage, lighting, atau tegangan DC (NFPA 70)

You might also like