You are on page 1of 8

b e r f u n g s i s e b a g a i a g e n h a ya t i d a n s t i m u l a t o r p e r t u m b u h a n t a n a m a n . B e b e r a p a s p e s i e s Trichoderma telah dilaporkan sebagai agensia hayati seperti T. Harzianum, T. Viridae, dan T.

Konigii yang berspektrum luas pada berbagai tanaman pertanian. Biakan jamur Trichodermadalam media aplikatif seperti dedak dapat diberikan ke areal pertanaman dan berlaku sebagai biodekomposer, mendekomposisi limbah organik (rontokan dedaunan dan ranting tua) menjadi k o m p o s yang bermutu. Serta dapat berlaku sebagai biofungisida.

Trichoderma sp dapatmenghambat pertumbuhan beberapa jamur p e n ye b a b p e n ya k i t p a d a t a n a m a n a n t a r a l a i n Rigidiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, dll.Sifat antagonis Trichoderma meliputi tiga tipe :1 . T r i c h o d e r m a sejumlah enzim ekstraseluler beta menghasilkan glukonase

(1,3)

d a n kitinase yang dapat melarutkan dinding sel patogen2 . B e b e r a p a a n g g o t a trichoderma tersebutd a p a t yang sp menghasilkan menyerang dan toksin trichodermin. Toksin

menghancurkan

propagul

berisi

spora-spora

p a t o g e n disekitarnya3 . J e n i s

Trichoderma viridae menghasilkan antibiotik gliotoksin dan v i r i d i n ya n g d a p a t melindungi bibit tanaman dari serangan penyakit rebah kecambahWarna Koloni cendawan trichoderma spp. berwarna hijau tua sampai dengan hitam pekatdan tidak berbau busuk. Pada awal pertumbuhan bentuk dari media yang telah diiinokulasi d e n g a n t r i c h o d e r m a s p m a s i h u t u h , ya i t u j a g u n g b e l u m m e n g a l a m i p e r u b a h a n b e n t u k d a n perubahan warna. Terjadinya perubahan warna ini terjadi pada umur 7 s/d 14 hari, dan padau m u r 1 4 h a r i i n i m e d i a y a n g t e l a h diinokulasi d a n mengalami dengan trichoderma sp telah matang

perubahan warana,

yang semula warnanya putih

berubah warna menjadi hijau tuakehitaman.P e r u b a h a n w a r n a i n i terjadi karena pertumbuhan berjalan dari media ya n g diinokulsi Pada awal

dengantrichoderma

dengan

baik.

p e r t u m b u h a n m e d i a t e r s e b u t m e n g e l u a r k a n miselium dan setelah

beberapa hari miselium tersebut tumbuh dan mengeluarkan spora, halinilah yang menyebabkan perubahan warna dari putih sampai dengan warna hijau tua kehitaman pada media yang telah diinokulasi dengan trichoderma sp. Kondisi optimum atau suhu optimumu n t u k p e r t u m b u h a n t r i c h o d e r m a s p p a d a t e m p e r a t u r r e n d a h , a d a p u l a ya n g t u m b u h p a d a temperatur yang sangat tinggi.

Trichoderma yang dikulturkan dapat tumbuh cepat pada suhu 25-30 0 C, namun pada suhu35 0 C cendawan ini tidak dapat tumbuh. Perbedaan suhu mempengaruhu produksi beberapaenzim seperti karboksimetilselulase dan xilanase. Kemampuan merespon kondisi pH padakandungan CO 2 juga bervariasi. Namun secara umum apabila kandungan CO 2 meningkat makakondisi pH untuk pertumbuhan akan bergeser menjadi semakin basa. Diudara faktor lain yangmempengaruhi pertumbuhan trichoderma adalah kelembababn, sedangkan kandungan garam tidak terlalu mempengaruhi trichoderma. Sukrosa dan glukosa merupakan sumber karbon utama bagi trichoderma, sedangkan pada species lain trichoderma sumber nitrogenya berasal dariekstrak khamir dan tripton.Pada

trichoderma yang dikultur, morfologi koloninya tergantung pada media tempat bertumbuh. Pada media yang niyrisinya terbatas, koloni tampak transparan, sedangkan padamedia yang nutrisinya lebih banyak, koloni dapat terlihat lebih putih. Konidia dapat terbentuk dalam satu minggu, warnanya dapat hijau, kuninga atau putih. Reproduksi aseksual

trichodermam e n g g u n a k a n k o n i d i a , k o n i d i a t e r d a p a t p a d a s t r u k t u r k o n i d i o f o r . K o n i d i o f o r i n i m e m i l i k i banyak cabang. Cabang utama akan membentuk cabang, ada yang berpasangan ada yang tidak.Cabang tersebut kemudian akan bercabang lagi, pada ujung cabang terdapat

fialid. Fialid dapat berbentuk silindris, lebarnya dapat sama dengan batang utama maupun lebih kecil.BAB IVPENUTUP4.1 Kesimpulan

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada s u a t u s u b s t r a t ya n g d i s e b u t medium. Medium yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan dari jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.P D A (potato biasa Destrose digunakan Agar) merupakan media jasad renik. yang PDA

u n t u k menumbuhkan

termasuk media buatan karena komposis i serta kandunganunsur-unsur di dalamnya tidak diketahui secara pasti. Ada 2 jenis media lainnya yaitu media 1/2 buatan dan media buatan murni. Karena media ini digunakan untuk menumbuhkan jasad renik maka kandungan bahan-bahan di atas mesti mencukupi nutrisi bagi jasad renik tersebut untuk tumbuh dan

berkembang biak. Kentang yang diambil adalah ekstraknya dan berfungsi sebagaimineral. Sedang gula berfungsi sebagai sumber energi, dan agar sebagai lingkungan. (Rio, 2008). Vitamin-vitamin yang sering ditambahkan dalam medium

b i a k a n a d a l a h : N i a s i n , G l i s i n , Piridoksin, HCl, Tiamin, Asam folat, dan lain-lain (Soeryowinoto, 1985) Jamur Trichoderma spp. dapat menghasilkan enzim kitinase. Menurut Habazar d a n Yaherwandi (2006), Trichoderma harzianum

menghasilkan enzim kitinase yang mengkatalisatorihidrolisis kitin dari dinding hifa jamur patogen sehingga menyebabkan lisis. Enzim ini terdiridari eksokitinase, endokitinase dan chitobiosidase. Trichoderma spp. merupakan jamur antagonis yang sangat penting untuk pengendalian hayatiMekanisme pengendalian Trichoderma spp. yang bersifat spesifik target, mengoloni rhizosfer dengan c e p a t d a n melindungi akar dari serangan jamur patogen, mempercepat p e r t u m b u h a n t a n a m a n d a n meningkatkan hasil produksi tanaman, menjadi keunggulan lain sebagai agen pengendali hayati.

Warna Koloni cendawan trichoderma spp. berwarna hijau tua sampai dengan hitam pekatdan tidak berbau busuk. Pada awal pertumbuhan bentuk dari media yang telah diiinokulasid e n g a n t r i c h o d e r m a s p m a s i h u t u h , y a i t u j a g u n g b e l u m m e n g a l a m i p e r u b a h a n b e n t u k d a n perubahan warna. Terjadinya perubahan warna ini terjadi pada umur 7 s/d 14 hari, dan padau m u r 1 4 h a r i i n i m e d i a y a n g t e l a h d i i n o k u l a s i dengan trichoderma sp telah matang d a n mengalami

perubahan warana, yang semula warnanya putih berubah warna menjadi hijau tuakehitaman. Trichoderma yang dikulturkan dapat tumbuh cepat pada suhu 25-30 0 C, namun padasuhu 35 0 C cendawan ini tidak dapat tumbuh.4.2 SaranS e b a i k n ya di dalam

p e l a k s a n a a n p r a k t i k u m a d a k o o r d i n a s i ya n g l e n i h b a i k l a g i dariasisten ke praktikan sehingga apa yang dilaksanakan dalam praktikum dapat diterima dan

dimengerti oleh praktikan, serta keseriusan praktikan juga sangat dituntut agar praktikum dapatmencapai tujuannya.DAFTAR

PUSTAKAhttp://bemfapertaunri.blogspot.com/2011/09/potensi-trichoderma-sppsebagai-agens.htmldiaksestanggal 30 Oktober

2011http://hamasyahri.blogspot.com/2011/01/trichoderma-spp.htmldiakses tanggal 30 Oktober

2011http://klanapujangga.wordpress.com/2010/12/13/pengendalian_hayati/d i a kses tanggal 3 0 Oktober 2011

h t t p : / / p e n yu l u h t h l . w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 1 / 1 0 / 0 1 / p e r a n a n trichoderma-sp/ diakses tanggal tanggal 11 9 November November

2011http://putrautama1412.blogspot.com/diakses

2011http://www.sehatcommunity.com/2011/06/agens-hayati-trichodermasp.html#axzz1dySYkRB4diakses tanggal 9 November 2011

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAYATI DAN PENGELOLAAN HABITAT (C)PEMBUATAN STARTER (BIAKAN INDUK)

BAB IPENDAHULUAN1 . 1 L a t a r B e l a k a n g Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebutmedium. Medium yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut haruss e s u a i s u s u n a n ya d e n g a n k e b u t u h a n d a r i j e n i s - j e n i s m i k r o o r g a n i s m e ya n g b e r s a n g k u t a n . Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanyam e n g a n d u n g g a r a m a n a r g o n i k d i t a m b a h s u m b e r karbon organik suatu seperti medium gula. yang S e d a n g k a n mikroorganime lainnya sangat kompleks yaitu berupa

memerlukan

mediumditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya yang sesuai. (Volk, dan Wheeler,1993 .Mikrobiologi Dasar Jilid 1).P D A Destrose digunakan Agar) merupakan media yang (potato biasa

u n t u k menumbuhkan jasad renik. PDA termasuk

media buatan karena komposisi serta kandun ganunsur-unsur di dalamnya tidak diketahui secara pasti. Ada 2 jenis media lainnya yaitu media 1/2 buatan dan media buatan murni. Karena media ini digunakan untuk

menumbuhkan jasad renik maka kandungan bahan-bahan di atas mesti mencukupi nutrisi bagi jasad renik tersebut untuk tumbuh dan

berkembang biak. Kentang yang diambil adalah ekstraknya dan

berfungsi sebagaimineral. Sedang gula berfungsi sebagai sumber energi, dan agar sebagai lingkungan. (Rio, 2008). Vitamin dalam media biakan berfungsi membentuk sub stansi y a n g m e n g a k t i v a s i e n z i m . Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang berlainan dala pola pengambilan nutrisi. Meskipun semuaM i k r o o r g a n i s m e membutuhkan vitamin dalam proses metaboliknya,

n a m u n b e b e r a p a j e n i s Mikroorganisme nampu mensintesis kebutuhan vitaminnya sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalammedium (Hadioetomo, 1986).V i t a m i n - v i t a m i n ya n g s e r i n g d i t a m b a h k a n d a l a m m e d i u m b i a k a n a d a l a h : N i a s i n , G l i s i n , Piridoksin, HCl, Tiamin, Asam folat, dan lain-lain (Soeryowinoto, 1985)Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organik bukan hara, yang dalam jumlahsedikit namun dapat mendukung, menghambat dan merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur t u m b u h s a n g a t d i p e r l u k a n s e b a g a i k o m p o n e n m e d i u m bagi pertumbuhan dan diferensiasi, t a n p a penambahan zat

pengatur tumbuh dalam medium, pertumbuhan Mikroorganisme sangat terhambat bahkan mungkin tidak dapat tumbuh sama sekali (Gardener, 1993).Media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan semi padat . Media padat adalah media biakanyang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat reversible (dapat dibalik) seperti agar nutrien dan ada

yang bersifat ireversible

(tidak dapat dibalik) seperti serum darah terkoagulasi. Dalam kedokteran, media padat yang bersifat irreversible paling sering digunakan. Sedang agar nutrient banyak digunakan dalammedia lain.Bentuk media lain berupa cair adalah campuran komponen-komponen zat kimia tertentu denganair suling, sedang media yang secara fisik merupakan intermediate antara media cair dan padat, sepertiagar lunak. Media ada yang bersifat kompleks dan sintetik. Media sintetik adalah media yang semuakomponennya merupakan bahan kimia yang semua komponennya merupakan bahan kimia yang

nyatadan spesifik dari segi kandungannya kurang jelas atau tidak dapat dipastikan, sering diistilahkan denganmedium kompleks (Soryowinoto, 1985). Penggunaan agens h a ya t i kini mulai dikembangkan guna

m e n g u r a n g i p e n g g u n a a n fungisida sintetik dalam mengendalikan patogen yang memiliki banyak kelemahan. Pengertianagens hayati menurut FAO (1988) adalah mikroorganisme, baik yang terjadi secara alami seperti bakteri, cendawan, virus dan protozoa, maupun hasil rekayasa genetik

(genetically modifiedmicroorganisms) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT)yang kemudian dilengkapi lagi dengan kriteria yaitu organisme yang dapat berkembang biak sendiri seperti parasitoid, predator, parasit, artropoda pemakan tumbuhan dan patogen (FAO,1988: FAO, 1997, dalam Supriadi 2006).P o t e n s i u t a m a d a r i Trichoderma spp. adalah sebagai agens pengenda li h a ya t i

j a m u r patogen pada tanaman. Jamur ini secara alami merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum pengendalian luas). Jamur Trichoderma sp. dapatmenjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur penyebab pen yakit tanaman,

pertumbuhannyasangat cepat dan tidak menjadi penyakit untuk tanaman tingkat tinggi (Purwantisari dan Hastuti,2009).J a m u r T r i c h o d e r m a s p p . d a p a t m e n g h a s i l k a n e n z i m k i t i n a s e . M e n u r u t H a b a z a r d a n Yaherwandi (2006), Trichoderma harzianum menghasilkan enzim kitinase yang

mengkatalisatorihidrolisis kitin dari dinding hifa jamur patogen sehingga menyebabkan lisis. Enzim ini terdiri dari eksokitinase, endokitinase dan chitobiosidase.Rogis et al (2007) juga menyatakan bahwa kitinase merupakan enzim yang penting dalam pengendalian patogen karena aktifitas enzim ini dapat menyebabkan terurainya dinding sel hifas e r t a p e r u b a h a n k o m p o s i s i s i t o p l a s m a s e l j a m u r p a t o g e n i k ya n g m e n g i n f e k s i t a n a m a n d a n meransang respon resistensi dari tanaman. Enzim kitinase produk si genus Trichoderma spp.l e b i h e f e k t i f d a r i e n z i m k i t i n a s e ya n g d i h a s i l k a n o l e h o r g a n i s m e l a i n u n t u k m e n g h a m b a t berbagai fungi patogen tanaman (Nugroho et al, 2003).

Elfina et al (2001) mengemukakan bahwa aplikasi isolat -isolat Trichoderma spp. dapatmemperlambat masa inkubasi Sclerotium rolfsii pada bibit cabai dibandingkan Menurut control (tanpa a p l i k a s i et al isolat (2001), jamur

Trichoderma Trichoderma

spp.). sp.

Nugroho untuk

J u g a berpotensi

mengendalikan

patogen Ustulina zonata, penyebab penyakit cha rcoal base rot pada tanaman kelapa sawit. Jamur dapat Trichoderma menutupi viride koloni memiliki jamur

pertumbuhan

yanga g r e s i f ,

l a i n , m e n g h a m b a t p e r t u m b u h a n j a m u r F u s a r i u m moniliforme, bahkan dapat melisis dinding hifanya dengan enzim yang dihasilkannya, cell walldegrading enzymes/CWDE (Gholib dan Kusumaningtyas, 2006).Menurut Purwantisari dan Hastuti (2009), Trichoderma spp. selain mampu mengkolonirhizosfer dengan cepat dan melindungi akar dari serangan jamur patogen, jamur ini juga dapatmempercepat pertum buhan tanaman dan meningkatkan hasil produksi tanaman yang menjadi k e u n g g u l a n lain sebagai agen pengendali hayati. Selain itu, menurut N a t a w i g e n a ( 1 9 9 4 ) penggunaan agen hayati ini relatif aman karena tidak menimbulkan efek samping, baik bagiorganisme bukan sasaran maupun lingkungan, tidak menimbulkan resistensi pada patogen danlebih ekonomis.Potensi lain yang dimiliki Trichoderma spp ini adalah dalam keadaan lingkungan yangk u r a n g b a i k , m i s k i n h a r a a t a u kekeringan, jamur ini akan tetap dapat bertahan

d e n g a n membentuk klamidospora. Propagul tersebut akan tumbuh dan berkembang kembali apabilalingkungan kembali normal. Hal itu berarti dengan sekali aplikasi saja, Trichoderma akan tetaptinggal dalam tanah untuk selamanya.1 . 2 t u j u a n tujuan praktikum pembuatn starter adalah untuk

mengetahuiBAB IIBAHAN DAN METODE

You might also like