You are on page 1of 36

LAPORAN INDIVIDU LAYANAN BIMBINGAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) I REJOTANGAN TAHUN

PELAJARAN 2009/2010

Oleh: SOFYANTO KURNIAWAN


NPM. 0884202000718P3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI TULUNGAGUNG TAHUN 2010
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan hasil Studi Kasus dan Layanan Bimbingan Siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Rejotangan ini telah diperiksa dan disetujui pada Tanggal 10 April 2010

Guru Pembina BK

Guru Pamong

Hj. HENI SRI WURYANI, S.Pd

Kibdhiati, S.Pd NIP. 196509111988032011

Mengetahui, Kepala SMAN 1 Rejotangan

Drs. Rusmadi, M.Pd NIP. 195403231983031011 Dosen Pembimbing Lapangan I Dosen Pembimbing Lapangan II

M. Basuni, S.Pd NIDN.

Ratri Hapstari NIDN.

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah Subhanahu Wataala, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Studi Kasus di SMAN 1 Rejotangan, sebagai bukti dan dokumentasi kegiatan yang saya laksanakan di lapangan. Saya susun laporan akhir yang memuat laporan kegiatan Studi Kasus secara keseluruhan. Berhasilnya kegiatan laporan Studi Kasus dan penyusunan laporan akhir ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat. 1. Drs. Rusmadi, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Rejotangan, yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung guna kelancaran dan keberhasilan kegiatan PPL. 2. Supriadi, s.Pd, selaku Wakasek Kurikulum Sekolah SMAN 1 Rejotangan yang telah memberikan bantuan bimbingan kurikulum mata pelajaran matematika sebagai bahan mengajar. 3. Hj. Heny Sri Wuryani, S.Pd. selaku Guru BK SMK PGRI 1 Tulungagung, yang telah banyak membantu dan membimbing saya dalam proses Studi Kasus. 4. Agus Muharyanto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang sangat banyak

memberikan arahan, bimbingan, petunjuk, dan motivasi kepada saya saat melaksanakan PPL.

iii

5. Dra. Justia Ernajati., selaku Dosen Pembimbing II yang sangat banyak memberikan arahan, bimbingan, petunjuk, dan motivasi kepada saya saat melaksanakan PPL. 6. Kibdhiati, S.Pd selaku Guru Bidang studi Matematika, yang telah banyak membimbing saya dalam penguasaan kelas, serta banyak memberikan motivasi kepada saya untuk menatap masa depan dengan gemilang. 7. Teman-teman PPL yang membantu suksesnya kegiatan. 8. Siswa-siswi Sekolah SMAN 1 Rejotangan, khususnya kelas XI IPS.1 yang telah menjadi obyek penelitian. 9. Dan semua pihak yang telah turut andil membantu pelaksanaan kegiatan secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Bapak, Ibu dan Saudara-saudara yang telah turut membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan ini mendapat balasan yang setimpal dari Allah Subhanahu Wataala. Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan guna perbaikan pada masa mendatang. Akhirnya saya hanya dapat berharap laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penyusun maupun pembaca. Rejotangan, Mei 2010 Penyusun SOFYANTO KURNIAWAN NPM. 0884202000718P3

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii KATA PENGANTAR........................................................................................... iii DAFTAR ISI.......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................... B. Pengertian Layanan Bimbingan......................................................... C. Tujuan Layanan Bimbingan............................................................... D. Pentingnya Layanan Bimbingan........................................................ E. Metode Pengumpulan Data................................................................ F. Konfidensial....................................................................................... G. Alasan Pemilihan Kasus.................................................................... BAB II PROSEDUR DAN TEKNIK PENYELIDIKAN A. Identifikasi......................................................................................... 11 B. Analisa Data....................................................................................... 12 C. Sintesis............................................................................................... 16 D. Diagnosis............................................................................................ 17 E. Progonis............................................................................................. 20 F. Treatment (Pemberian Bantuan)........................................................ 22 1 3 4 5 8 9 9 v

G. Follow Up.......................................................................................... 24 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................ 27 B. Saran saran...................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan intra kurikuler yang dilaksanakan mahasiswa kependidikan dalam hal ini Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung yang meliputi latihan mengajar maupun tugas yang lain di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan dalam memenuhi profesi kependidikan atau keguruan. Untuk menjadi seorang guru yang profesional tentunya banyak hal yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pengembangan diri siswa yang meliputi beberapa aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik secara optimal. Untuk mencapai hal itu perlu adanya suatu bimbingan kepada siswa. Adapun pihak yang sangat berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan bimbingan adalah Kepala Sekolah, Guru, Wali Kelas dan Guru BK. Guru adalah sosok yang besar sekali peranannya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas seorang guru menuntut pola tingkah laku tertentu dan tingkah laku itu bersifat khas untuk jabatan seorang guru. Peranan guru adalah pola tingkah laku yang mempunyai ciriciri yang terdapat pada pelaksanaan jabatan guru. Guru yang baik adalah guru yang dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku tertentu yang sesuai dengan peranannya

dan dapat diterima oleh lingkungannya. Peranan guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, melainkan juga sebagai fasilitator yang berarti membimbing, mengarahkan dan membantu mengembangkan pribadi anak didiknya menuju kearah kedewasaan dan prestasi belajar yang maksimal. Guru mengenal siswa didiknya baik secara individu maupun kelompok, baik di dalam maupun di luar sekolah. Guru harus memahami dan mengetahui lebih dalam tentang keadaan, tingkah laku, latar belakang dan kesulitan atau permasalahan yang sedang dihadapi siswanya. Untuk permasalahan yang terakhir ini, guru harus mampu untuk memberikan jalan keluar agar usaha siswa untuk menyelesaikan studinya tidak terganggu. Permasalahan yang dihadapi siswa merupakan masalah yang sangat penting yang harus diketahui oleh guru yang sangat berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan siswa dalam studinya. Siswa merupakan sosok pribadi unik yang mempunyai masalah-masalah kompleks. Permasalahan yang timbul dalam diri siswa ini harus diketahui benar oleh guru. Hal ini dimaksudkan supaya guru mampu untuk memberikan bantuan pemecahan masalah anak didiknya agar dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Seorang guru dalam memberikan bantuan kepada anak didiknya harus memperhatikan aspek-aspek yang ada pada pribadi anak tersebut, antara lain kematangan, bakat, kemampuan, lingkungan, dan sebagainya agar siswa yang diberi bantuan tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya secara tepat.

B. Pengertian Layanan Bimbingan Berikut adalah pengertian layanan bimbingan yang dikemukakan olaeh para ahli, diantaranya: 1. Menurut Djumhur dalam bukunya yang berjudul: Bimbingan dan Penyukuhan di Sekolah pengertian bimbingan mempunyai batasan sebagai berikut: Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa atau individu yang dilakukan secara terus menerus supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan demikian dia dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. 2. Menurut Prof. Drs. Piet A. Sahertian dan Frans Matahuru, Dipi. Ed. AD. Dalam bukunya yang berjudul: Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, studi kasus mempunyai pengertian sebagai berikut: Suatu cara untuk mempelajari seorang anak yang mempunyai kelainan secara mendalam. 3. Dalam buku petunjuk pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung 2009 dijelaskan bahwa: Layanan bimbingan siswa adalah upaya mengenal, memahami dan menetAdministrasi Perkantoranan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah.

4. Menurut Lester D. Crow dan Alce Crow (1960), sebagai berikut: Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki pribadi terpercaya dan pendidikan yang memadai, baik ia pria atau wanita kepada seseorang individu berbagai tingkat usia agar mereka dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah titik pandangnya sendiri, membuat keputusan-keputusan sendiri dan memikul bebannya sendiri. 5. Walgito dalam buku bimbingan dan penyuluhan di sekolah mengemukakan bahwa: Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari mengatasi kesulitankesulitan dalam kehidupannya agar individu itu dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya (1985: 10). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan merupakan usaha menetAdministrasi Perkantoranan siswa yang bermasalah dan kemudian memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan tersebut, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat integratif dan komprehensif.

C. Tujuan Layanan Bimbingan Pemberian layanan bimbingan siswa ini mempunyai tujuan: 1. Bagi calon pendidik, terlatih untuk memecahkan masalah dan menetAdministrasi Perkantoranan alternatif pemecahan yang baik.

2. Mengenal keadaan pribadi siswa secara individual. 3. Membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 4. Mengidentifikasi jenis dan sifat kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. 5. Memahami dan menetAdministrasi Perkantoranan berbagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan data dan informasi yang objektif dan lengkap. 6. Membantu siswa dalam usahanya mencapai prestasi belajar yang optimal. 7. Membantu siswa agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sesuai dengan minat, bakat, kemampuan yang dimilikinya.

D. Pentingnya Layanan Bimbingan Secara umum layanan bimbingan siswa ini dapat memberikan manfaat kepada: 1. Mahasiswa PPL (Calon Guru) Hasil dan pembuatan laporan layanan bimbingan siswa ini dapat digunakan sebagai: a. Masukan agar nantinya dalam merencanakan kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan kemampuan siswa secara menyeluruh baik situasi maupun kondisi siswa. b. Penunjang dalam meningkatkan kompetensi sebagai seorang guru

yang profesional di masa yang akan datang..

2. Siswa Klien Hasil layanan bimbingan ini dapat digunakan siswa untuk: a. b. Mengenal dan memahami dirinya dengan baik. Mendapatkan bantuan dalam mengidentifikasi masalah dan upaya

pemecahannya. c. belajar. 3. Wali Kelas Guru wali kelas merupakan orang tua siswa di sekolah khususnya di kelas sehingga bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengarahan siswanya. Dengan adanya layanan bimbingan siswa ini dapat digunakan wali kelas untuk: a. Mendapatkan informasi tentang perkembangan anak didiknya Memperoleh informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan prestasi

sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam membantu anak didik dalam menyelesaikan masalahnya. b. Dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan cara-cara yang baik

guna meningkatkan prestasi anak didik. 4. Guru BK Sebagai bahan pertimbangan dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar atau bermasalah. 5. Guru Bidang Studi

Layanan bimbingan siswa penting bagi setiap guru karena guru sering menghadapi siswa dengan karakter dan masalah yang berbeda. Pelaksanaan bimbingan siswa yang baik dan tepat akan membantu menangani siswa yang sedang bermasalah dengan lebih cepat, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar di kelas serta dapat dijadikan sebagai cara dalam meningkatkan prestasi anak didik dalam bidang studi yang bersangkutan. Hal tersebut diakibatkan karena kemampuan dan kesenangan anak didik terhadap suatu bidang studi atau mata pelajaran berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa lainnya sehingga perlunya informasi tersebut yang nantinya dijadikan bahan evaluasi guna peningkatan prestasi akademik mahasiswa yang bersangkutan. 6. Kepala Sekolah Hasil layanan bimbingan siswa ini dapat dipakai sebagai: a. Sebagai salah satu sumber informasi tentang siswanya sehingga dapat

digunakan landasan dalam menentukan kebijakan dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling. b. Sebagai bahan pertimbangan dalam memonitoring keadaan siswa dan

kemampuan guru, terutama yang berkaitan dengan layanan program bimbingan siswa. c. Bahan masukan dalam menentukan kebijaksanaan dalam kaitannya

dengan perencanaan dan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan. 7. Orang tua siswa

Manfaat layanan bimbingan ini bagi orang tua siswa antara lain: a. Meringankan beban orang tua dalam memahami dan menyelesaikan

permasalahan yang dialami anaknya. b. Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan sekolah, sehingga

secara bersama-sama dapat menentukan solusi permasalahan yang dialami oleh anak.

E. Metode Pengumpulan Data Dalam rangka memperoleh data atau informasi tentang siswa klien, penulis rnenggunakan beberapa metode guna menjamin kevaliditasan data. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Observasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan kepada siswa yang bersangkutan dalam kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan juga tingkah laku diluar kelas. 2. Wawancara Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi ini dilakukan dengan individu yang bersangkutan (siswa klien) dan dilakukan dengan guru pengajar, guru bimbingan konseling dan beberapa teman siswa, dengan tujuan mengetahui permasalahanpermasalaan yang dihadapi oleh siswa tersebut.

3. Angket Merupakan teknik pengumpulan data yaitu siswa mengisi beberapa pertanyaan yang disediakan, dalam hal ini berupa data pribadi siswa, orang tua dan juga cheklist. 4. Studi Dokumenter Dokumenter merupakan data-data yang diperoleh dari klien yang langsung berupa data-data jadi, misalnya nilai rapor dan lain-lain.

F. Konfidensial Untuk mendapatkan kepercayaan dari siswa maka pembimbing harus bertanggung jawab terhadap kerahasiaan pribadi siswa dan harus berpegang teguh pada kode etik bimbingan dan penyuluhan. Sesuai dengan kode etik bimbingan dan penyuluhan, bahwa seorang konselor atau pembimbing harus dapat memegang atau menyimpan rahasia dengan sebaik-baiknya (Walgito, 985:34).

G. Alasan Pemilihan Kasus Gejala-gejala yang tampak pada klien menunjukkan bahwa siswa menghadapi suatu masalah yang perlu ditelaah lebih dalam lagi untuk dapat membantunya dalam menyelesaikan masalah tersebut. Ada beberapa alasan dalam pemilihan kasus ini:

1. Siswa menunjukkan sikap kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar terutama dalam hal mendengarkan penjelasan guru. Yang ditunjukkan siswa dalam mengikuti pelajaran sering ngobrol. 2. Siswa sering bolos terutama dalam mengikuti pelajaran matematika. 3. Pesimis menatap masa depan (cita-cita).

10

BAB II PROSEDUR DAN TEKNIK PENYELIDIKAN

Di dalam pelaksanaan layanan pemberian bimbingan terhadap siswa, diperoleh melalui tahap-tahap yang memungkinkan dapat membantu berlangsungnya proses penyelesaian masalah, antara lain: Indentifikasi Kasus Analisa Data Sintesis Diagnosis Prognosis

A. Identifikasi Indentifikasi kasus adalah suatu usaha untuk mencari, menetapkan dan mendapatkan siswa mana yang tergolong mengalami kesulitan belajar. Langkah ini berusaha mencari siapa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Untuk itu diperlukan kriteria atau norma tertentu sehingga siswa yang kita tetapkan mengalami kesulitan belajar dan benar-benar siswa yang tidak mencapai kriteria yang telah ditetapan. Dalam bimbingan siswa ini penulis memilih salah satu siswa tingkat XI IPS.1, sebagai klien karena penulis mengamati siswa tersebut pada proses belajar

11

mengajar sikapnya acuh terhadap materi pelajaran, banyak bicara di luar pelajaran (ngobrol), dan terlihat kurang konsentrasi. Disamping dari sikap, penulis juga melihat siswa tersebut dari penampilan, dadanannya dengan aksesoris seperti gelang, cincin dan aksesoris lainnya yang terkadang mencolok serta jarang sekali membawa buku pelajaran. Selain dari pengamatan penulis juga hasil informasi dari teman-teman sekelas dan wawancara dengan klien juga memberikan informasi yang sama dengan pengamatan penulis. Dan berbagai informasi tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa siswa tersebut kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran, motivasi belajarnya rendah, dan tidak semangat belajar.

B. Analisa Data Program layanan bimbingan siswa ini dilakukan untuk membantu siswa kasus dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Untuk mencapai tujuan tersebut praktikan berusaha mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam sebagai tambahan dan pelengkap. Adapun langkah-langkah yang ditempuh praktikan dalam kegiatan layanan bimbingan ini sebagai berikut: 1. Hasil Pengumpulan Data Melalui Angket Berikut hasil pengisian angket yang berhubungan dengan pribadi klien, sehingga perlu dijaga kerahasiaannya. a. Identitas siswa: Nama Lengkap : Anjasmoro (Samaran)

12

Nama Panggilan Jenis Kelamin Tempat/tanggal lahir Alamat Agama Anak ke Cita-cita Sekolah sekarang Tingkat / Semester b. Identitas Orang Tua: Ayah: Nama ayah Pekerjaan Pendidikan Agama Alamat Ibu: Nama ibu Pekerjaan Pendidikan Agama

: Anjas : Laki-laki : Tulungagung, 2 Januari 1994 : Jln. Patimura gang IV Tretek, Tulungagung. : Islam : 1 dari 2 bersaudara : Guru : Sekolah SMAN 1 Rejotangan : X/1

: : : SD : Islam : -

: Ariati : Swasta : SMP : Islam

13

Alamat

: Jl. Patimura gang IV Tretek, Tulungagung

c. Keadaan Tempat Tinggal Siswa Klien tinggal bersama orangtua dengan status tempat tinggal yaitu rumah pribadi. Bangunan rumah terbuat dari tembok dengan ukuran 15 m 2 dengan 1 kamar dan penerangan rumah adalah listrik PLN. d. Riwayat Pendidikan Lulus TK Persada Tretek tahun 1998 Lulus SD Gedangsewu 1 tahun 2005 Lulus SMP Negeri 4 Tulungagung tahun 2008

e. Sarana dan Prasarana Belajar Siswa Ke sekolah klien naik kendaraan umum (bus) karena memang tidak punya kendaraan sendiri dengan jarak tempuh 2km . Dalam belajar klien tidak punya tempat belajar khusus, itu juga yang menyebabkan siswa malas belajar meski buku pelajaran / diktat yang dimiliki lengkap. f. Jadwal Belajar Siswa Siswa tidak mempunyai jam belajar secara khusus. g. Pendidikan di SMK PGRI 1 Tulungagung Masuk SMK PGRI 1 Tulungagung atas keinginan sendiri dan saran dari guru di SMP-nya serta rnenyesuaikan Danem yang diperoleh dengan persyaratan yang ditetAdministrasi Perkantoranan oleh SMK PGRI 1 Tulungagung. Pelajaran yang

14

paling disenangi adalah pelajaran yang bersifat motifatif namun ketidaksukaan atas pelajaran yang lainnya dikarenakan siswa tidak suka pada guru pengajarnya. h. Keadaan jasmani siswa Tinggi badan siswa 155 cm dengan berat badan kurang lebih 40 kg dan keadaan tubuhnya terlihat mungil dengan rambut lurus sebahu.

2. Hasil Observasi Observasi ini dilakukan saat pelajaran di kelas sedang berlangsung dan diperoleh data sebagai berikut: a. b. Siswa kurang serius dalam belajar. Kadang bicara sendiri dengan teman sebangkunya dan sering makan

dan minum di kelas. c. Siswa terlihat sering merapikan dandannya dan energik tetapi tidak

sungguh-sungguh menjawab soal ulangan dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. d. Nilai-nilai pelajaran terutama matematika kurang memuaskan.

3. Hasil Wawancara Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan yang berhubungan dengan pribadi siswa sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam pemecahan masalah siswa.

15

Pelaksanaan wawancara ini diciptakan dalam suasana yang akrab agar klien tidak ragu-ragu dalam mengungkapkan permasalahannya. Dari hasil wawancara diperoleh data yang pada dasarnya sama dengan data-data yang ada dalam pengisian angket, antara lain yaitu: 1. Adanya permasalahan yang ada di dalam lingkungan keluarga (broken home), dan perilaku orang tua (ibunya) yang tidak wajar membuat konsentrasi dalam belajar berkurang sehingga sering merasa bosan terhadap mata pelajaran tertentu. 2. Siswa harus bekerja setelah pulang sekolah, sehingga pada malam harinya sudah lelah dan semangat untuk belajar pun pupus. 3. Biaya sekolah yang nunggak membuat siswa tidak konsentrasi belajar karena sering mendapat teguran dari pihak sekolah. 4. Keinginannya untuk mencapai cita-cita menjadi guru juga memudar karena terkait alasan biaya. 5. Sikap siswa yang cenderung cari perhatian itu terpicu karena kondisi dan tekanan dari perlaku orang tua (ibu) untuk menutupi kondisi keluarganya yang berantakan.

C. Sintesis

16

Dari pengumpulan data baik berupa angket, observasi maupun wawancara yang diperoleh dengan berbagai metode di atas, secara umum dapat disimpulkan kondisi klien sebagai berikut:

a. Kelebihan Klien sebenarnya adalah siswa yang pintar, rajin, dan disiplin. Klien mempunyai keinginan yang besar untuk tetap bisa menlanjutkan sekolahnya. Klien berasal dari keluarga yang broken home dengan kondisi ekonomi pas pasan, namun demikian siswa tidak malu untuk ikut bekerja mencari tambahan biaya. Klien mempunyai keahlian dalam gerak dan lagu. Penampilan fisik rapi. Pergaulannya dengan teman baik. b. Kekurangan Dadanan terlalu menor untuk usia sebayanya. Lebih suka pelajaran yang bersifat motifatif Cepat merasa bosan dalam belajar. Sulit belajar secara teratur. Adanya ketidak jujuran.

17

D. Diagnosis Diagnosis adalah dugaan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh klien. Diagnosis ini merupakan tahap penemuan konsistensi dan pola-pola yang menuju pada pembuatan ringkasan masalah-masalah dan penyebab-penyebabnya secara tepat, serta ciri-ciri yang paling penting. Tujuan diagnosis adalah: 1. Mengetahui lokasi kesulitan yang dialami klien 2. Mengetahui jenis kesulitan klien 3. Mengetahui latar belakang yang dihadapi klien Dari hasil identifikasi yang dilakukan, dapat ditarik diagnosa terhadap diri siswa sebagai berikut: Dimana lokasi kesulitan yang dialami siswa antara lain: a. b. c. d. e. Masalah belajar. Masalah keluarga. Masalah pergaulan. Masalah sekolah. Masalah ekonomi. Selaras dengan lokasi kesulitan diatas maka jenis kesulitan yang dihadapi klien yaitu: a. pelajaran yaitu: Sering merasa bingung menghadapi ulangan. Mengalami banyak permasalahan dalam

18

b.

Kurang teliti menghadapi ulangan Sering mencontoh teman. Cepat merasa bosan dalam belajar Merasa lelah dan tidak bersemangat. Mengalami banyak masalah dalam

keluarganya yaitu: Orang tuanya broken home Keinginan untuk bisa menemukan

keberadaan sang ayah belum bisa terwujud. presatasi siswa. norma membuat anak risih dan malu. Mencukupi kebutuhannya sendiri Perilaku ibunya yang menyimpang dari Orang tua (ibu) masa bodoh dengan

dengan harus bekerja sepulang sekolah. c. Latar belakang masalah Berdasarkan jenis masalah yang dihadapi, ada beberapa faktor yang melatar belakangi masalah tersebut, antara lain: a) Masalah belajar

19

Tidak pernah belajar di rumah sehingga kurang siap dalam ulangan serta sering kehilangan konsentrasi dalam

menghadapi

mengerjakan soal. Penjelasan guru kurang jelas dan ada beberapa pelajaran yang tidak

disukai. b) Masalah keluarga yang begitu rumit membuatnya kurang semangat. Masalah keluarga Klien anak pertama dari dua bersaudara, dan adik lelakinya telah putus

sekolah sebelum tamat SMP. Tinggal bersama ibunya, tetapi tidur malamnya bersama neneknya

yang tempat tinggalnya di depan sebelah timur rumahnya. Ayahnya bercerai dengan ibunya pada waktu klien melaksanakan

UAN SMP, sehingga Danemnya tidak sesuai dengan harapan. Klien merasa dianggap saingan oleh ibunya dan kurangnya perhatian

dari kedua orang tuanya. Keinginan untuk mencari tau keberadaan ayahnya belum juga

terlaksana. c) Masalah pergaulan

- Sering merasa rendah diri / minder - Tidak bisa membedakan gurauan dan serius dalam pergaulan. - Sering berteman dengan anak yang kurang baik akhlaknya.

20

d)

Masalah sekolah

- Lebih suka pelajaran yang bersifat motifatif, dan tidak suka pelajaran yang bersifat hafalan dan hitungan, sehingga hanya bersemangat bila ada pelajaran yang bersifat motifatif. - Biaya sekolah bulanan nunggak beberapa bulan. e) Masalah ekonomi - Biaya sekolah menunggak beberapa bulan. - Klien harus bekerja sepulang sekolah untuk mencukupi kebuthannya.

E. Prognosis Prognosis adalah langkah yang ditempuh setelah diagnosis. Prognosis merupakan suatu usaha memprediksi atau meramal kemungkinan yang akan terjadi pada siswa apabila masalah yang dihadapi tidak segera mendapat bantuan. Tujuan prognosa adalah untuk memperoleh jenis dan tehnik bantuan yang dapat diberikan kepada klien dengan melihat lokasi, latar belakang dan jenis masalah yang dihadapi klien. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi klien, maka hal yang akan terjadi pada klien adalah: 1. Prestasi belajar

akan cenderung merosot karena klien harus menanggung beban masalah orang tua.

21

2. 3. 4. 5.

Sulit mencari teman dalam pergaulan yang beraklak mulia. Dapat terjerumus pada pergaulan yang tidak baik. Tidak ada yang memberi motivasi. Bisa jadi dia keluar dari sekolah atas beban yang dihadapi baik

masalah penunggakan biaya sekolah maupun masalah keluaraganya. Untuk itu maka klien di atas perlu untuk diberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan. Apabila klien segera mendapatkan bantuan setidaknya dapat: 1. Meningkatkan hasil belajar, hal tersebut disebabkan karena hasil belajar selama ini kurang memuaskan dengan adanya masalah keluarga. 2. Merasa tidak kecil dan rendah hati dalam pergaulan

sehingga akan mudah mendapatkan teman yang baik. 3. 4. untuk masa depan. 5. mencapai cita-citanya. Dapat tetap melanjutkan sekolahnya untuk dapat Memilih teman yang baik dalam pergaulan. Mengerti bahwa pendidikan itu penting terutama

F. Treatment (Pemberian Bantuan) Usaha-usaha yang direncanakan dan dilakukan untuk pemberian bantuan kepada klien adalah sebagai berikut: 1. Masalah belajar

22

Menyiapkan diri sebaik mungkin bila menghadapi ulangan. Belajar secara rutin dengan memamnfaatkan waktu antara setelah

sholat magrib dan sholat isya, serta pagi hari stelah sholat subuh. Mengurangi ketergantungan terhadap orang lain dan meningkatkan

rasa percaya diri. Pindah tempat duduk didalam kelas, yaitu usahakan berada sedekat

mungkin dengan guru, hal ini dimaksudkan agar penjelasan guru bisa lebih mudah didengar dan konsentrasi belajar akan tetap terjaga. Mendata setiap permasalahan yang dihadapi kemudian membahas dan

mendiskusikan hal-hal tersebut dengan teman, baik itu teman sekelas maupun teman sepermainan, bahkan kalau perlu dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Berusaha untuk menjadi lebih unggul dari teman tentunya dengan

mengoreksi secara objektif mungkin kekurangan-kekurangan yang dimiliki. Memberi nasehat dan motifasi kepada klien agar mempunyai waktu

istirahat. 2. Masalah keluarga Siswa diharAdministrasi Perkantoranan bisa berfikir mandiri tentang

masa depannya, masalah orang tua biarlah berjalan apa adanya, sehingga siswa mempunyai semangat untuk tetap belajar meski mempunyai banyak hambatan.

23

Membesarkan hatinya untuk bisa menerima keadaan yang ada pada

saat ini dan mengajak dirinya lebih mendekatkan diri pada Allah, karena hanya pada-Nya lah kita meminta pertolongan.Dan memberikan keyakinan bahwa dia pasti akan temukan ayahnya dengan dan atas ijin Allah. 3. Masalah pergaulan Menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri klien, bahwa setiap

manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan. Karena mempunyai sifat kurang dan terbatas, tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Tidak ada manusia di dunia ini yang terlepas dari salah kecuali Rosulloh Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam. Dengan kelebihan yang ada pada diri klien, klien tidak perlu merasa canggung bergaul dengan lingkungan yang baru klien kenal. Memberikan wawasan tetang pergaulan bebas itu tidak baik sampai

dengan ke akibat pergaulan bebas, sehingga klien bisa membedakan mana teman yang baik dan mana yang tidak. 4. Masalah sekolah Memberikan motifasi untuk bisa meraih cita-citanya yang mulia. Memberikan pengertian pada klien bahwa semua pelajaran penting

untuk menunjang kesuksesan untuk mencapai cita-citanya. Menjadikan aktifitas belajar di kelas sebagai aktifitas yang

menyenangkan selain bermain.

24

Menyarankan pada klien agar meminta keringanan dari biaya sekolah

yang harus dibayarkan. 5. Masalah ekonomi Terus semangat dalam bekerja dan harus pandai mengatur waktu, agar

sekolah dan bekerja dapat berjalan seimbang. Memberikan keyakinan bahwa masalah rejeki Allah telah

mengaturnya, dan tetaplah mendekatkan diri pada sang Khaliq.

G. Follow Up (Tindak Lanjut) Untuk mencapai keberhasilan bantuan yang diberikan memerlukan waktu cukup lama. Untuk itu perlu diadakan kerjasama dengan pihak lain, yaitu BP, guru wali kelas dan juga guru pengajar. Melalui kegiatan tindak lanjut dan pemberian bantuan diharAdministrasi Perkantoranan klien dengan cepat dapat mengatasi masalahnya dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Adapun kegiatan follow-up yang dapat dilakukan dalam praktek layanan bimbingan siswa ini adalah: Mengadakan wawancara dengan klien tentang kegiatan yang telah

dilakukan setelah mendapat bimbingan dan kemungkinan masalah belajar yang sulit diatasi. Mengadakan monitoring secara berkelanjutan terhadap perkembangan

dan keberhasilan pemecahan masalah serta menumbuhkan kepercayaan diri pada klien yang akhirnya lebih mengarahkan klien ke masa depan yang lebih mantap.

25

Adapun hal hasil pemantauan dan wawancara sementara terhadap hasil bantuan yang dilakukan antara lain: o o Klien merasa lebih percaya diri dalam pergaulan. Klien berkeinginan merubah posisi tempat duduk yaitu

diusahakan sedekat mungkin dengan guru. o o o Bisa menerima keadaan keluarga apa adanya. Bisa mengatur waktu untuk istirahat yang cukup. Meningkatnya prestasi belajar dilihat dalam penerimaan

pelajaran yang diberikan oleh guru meskipun tidak semua mata pelajaran o setiap harinya. Berusaha mematuhi terhadap kegiatan yang telah diatur dalam

26

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dari keseluruhan proses layanan bimbingan yang penulis uraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Layanan bimbingan siswa mengandung pengertian sebagai proses

pemberian bantuan kepada siswa, agar siswa yang bersangkutan mampu mengenali dirinya sendiri dengan kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. 2. Tujuan layanan bimbingan secara khusus untuk mengetahui latar

belakang pribadi siswa dan memahami permasalahan yang dihadapi siswa dengan jalan mengidentifikasi jenis, sifat, faktor penyebab dan permasalahan yang dihadapi serta memberi bantuan agar siswa dapat memahami dan mencari alternatif pemecahannya sendiri. 3. Proses layanan bimbingan ini melibatkan berbagai pihak yang

saling terkait yaitu guru, wali kelas, petugas BK, dan teman-teman dari Rara Bunga. 4. Data yang benar dan akurat merupakan sumbangan yang bermanfaat

bagi pemberian layanan bimbingan siswa.

27

5.

Pokok permasalahan yang dihadapi siswa yang bernama Rara

Bunga antara lain: a. Masalah keluarga yang begitu rumit membuatnya malas

belajar sehingga kurang siap dalam menghadapi ulangan serta sering kehilangan konsentrasi dalam mengerjakan soal. b. Adanya permasalahan orang tua (broken home) membuat

dirinya terombang-ambing. c. citanya. d. e. f. Sering merasa rendah diri / minder. Sering berteman dengan anak yang kurang baik akhlaknya. Biaya sekolah bulanan nunggak beberapa bulan. Tidak adanya dukungan orang tua dalam mencapai cita-

B. Saran Saran-saran yang diberikan dalam upaya perbaikan dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa yang bernama Rara Bunga adalah sebagai berikut: 1. Dalam kegiatan belajar di kelas hendaknya mempunyai

kesadaran bahwa pelajaran yang dihadapi sekarang berdampak positif di masa yang akan datang. 2. Menghindari rasa rendah diri dan minder serta berusaha

percaya diri dalam segala hal terutama dalam pergaulan.

28

3.

Tetaplah semangat menyongsong masa depan dengan

menggapai citai-cita, dan tetaplah semangat bekerja dan berusaha. 4. Hendaknya para guru dalam proses belajar mengajar tidak

hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga difikirkan bagaimana siswa dapat menerima, termotivasi dengan pelajaran yang sedang diikutinya, mengaplikasikan mata pelajaran dengan kehidupan nyata 5. Hendaknya orang tua dalam hal ini nenek yang masih bisa

diharapkan untuk dapat memberikan dorongan dan motifasi pada klien untuk bisa menyongsong masa depannya. 6. Kehidupan itu adalah anugerah Allah Subhanahu Wataala

maka jangan pernah pesimis dalam hidup, lakukan hal-hal yang positif yang lebih bermakna misalnya mengkaji Islam untuk bekal hidup di dunia maupun akherat.

29

DAFTAR PUSTAKA

Ndang, W P. 1993. Dasar penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Malang: IKIP MALANG. Djumhur. I dan Surya. M, 1975. Bimbingan dan Penyuluhan untuk PPJP. Jakarta: Depdikbud Parto Sasmito. HK. 1979. Diagnosa dan Pemecahan. Yogyakarta: Erlangga STKIP PGRI, 2009. Pedoman Program Pengalaman Lapangan (PPL) STKIP PGRI Tulungagung. UP STKIP PGRI

30

You might also like