You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dalam mendirikan bangunan bangunan gedung, jalan jalan dan landasan pesawat terbang di Indonesia (juga di luar negeri) kita sering menjumpai keadaan keadaan tanah yang menyulitkan, antara lain keadaan tanah yang terlalu lembek, sehingga tanpa cara-cara yang khusus kita tidak dapat membangun diatasnya. Cara-cara yang khusus ini biasanya mahal biayanya dan/atau memakan waktu yang tidak sedikit, misalnya mengadakan perbaikan tanah, membuat pondasi sumuran, pondasi caisson, pondasi tiang pancang dsb. Maka untuk mengatasi persoalan ini oleh Prof.Dr. Ir. Sedijatmo telah menemukan suatu cara yang relatif tidak mahal dan tidak memakan waktu, pembuatannyapun tidak sulit, dan tidak memerlukan alat-alat yang khusus dan tinggi harganya. Cara baru ini dinamakan oleh penemunya "Pondasi Cakar Ayam". B. RUMUSAN MASALAH a) Bagaimana proses ditemukannya pondasi cakar ayam? b) Apakah struktur pondasi cakar ayam itu? c) Apa saja kelebihan pondasi cakar ayam ini, terutama jika dibandingkan dengan konstruksi pondasi lain yang sebelumnya pernah ada? C. TUJUAN a) Mengetahui proses dan siapa penemu pondasi cakar ayam b) Memahami tentang struktur pondasi cakar ayam c) Memahami apa saja kelebihan pondasi cakar ayam jika di bandingkan dengan konstruksi pondasi lain yang sebelumnya pernah ada

BAB II PEMBAHASAN A. Asal mula Pondasi Cakar Ayam Perlakuan yang seimbang antara beban dan kondisi tanah lembek perlu dipecahkan. Probema ini pernah dihadapi oleh Prof Dr Ir sedijatmo tahun 1961, ketika sabagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangantinggi di daerah rawa rawa Ancol Jakarta. Dengan susah payah dengan system pondasi konvensional 2 menara berhasil didirikan sedangkan sisa yang 5 lagi masih erbengkalai. Menara ini untuk menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan dimana akan diselenggarakan pesta olah raga Asian Games 1962. Karena waktunya sangat mendesak, sedangkan system pondasi konvensional sangat sukar diterapkan di rawa rawa tersebut, maka dicarilah system baru untuk mengatasi masalah itu. Lahirlah ide Ir Sedijatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa pipa beton d bawahnya. Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkram tanah lembek secara meyakinkan. Oleh Ir Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi mana system Pondasi Cakar Ayam. Perhitungan yang dipakai saat itu (1961), masih kasar dengan dimensi 2,5 kali lebih besar dibanding dengan system Pondasi Cakar Ayam yang diterapkan sekarang. Meski begitu, ternyata biayanya lebih murah dan waktunya lebih cepat daripada menggunakan tiang pancang biasa. Menara tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan tetap kokoh berdiri di daerah Ancol yang sakarang menjadi kawasan industri. Bagi daerah yang bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya cocok untuk mendirikan gedung, tapi juga untuk membuat jalan dan landasan. Satu keuntungan lagi, sistem ini tidak memerlukan sistem drainase dan sambungan kembang susut. B. System Pondasi Cakar Ayam Pondasi Cakar Ayam Untuk pekerjaan pondasi bangunan dikenal beberapa jenis podasi, seperti pondasi umpat/setempat, pondasi dangkal, pondasi sumuran , pondasi tiang pancang. Untuk menentukan type pondasi harus mempertimbangkan letak kedalaman tanah keras di site yang akan dibangun. Perletakan dasar pondasi pada tanah keras, bukanlah persyaratan yang mutlak, karena masih bergantung pada beban bangunan yang harus dipikul oleh pondasi. Misalnya, bila tanah keras terletak sangat dalam dan tanah permukaan tidak memiliki daya dukung tinggi, tapi karena tekanan bangunan ke tanah dasar kecil, maka cukup dipakai pondasi dangkal dan tidak diperlukan pondasi pile. Pondasi System Cakar Ayam termasuk pondasi dangkal, karena kedalaman dasar pondasi kurang dari 3 meter, sangat kecil dibanding dengan lebar

pondasinya. Pemakaian jenis pondasi ini umumnya menggantung pada lapisan tanah permukaan. Berdasarkan bentuknya yang melebar itu, maka pondasi ini termasuk tipe pondasi rakit (raft foundation). Karena plat cakar ayam yang tipis (sekitar 10-20 cm) maka pondasi ini termasuk tipe pondasi yang fleksibel, sehingga cara perancangan berbeda dengan pondasi rakit lainnya yang biasanya pelat pondasinya lebih kaku. C. Struktur Pondasi Cakar Ayam Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang relatif tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan disatukan secara monolit dengan plat beton pada jarak 200-250 cm. Tebal pelat beton berkisar antara 10-20 cm, sedang pipa-buis beton bertulang berdiameter 120 cm, tebal 8 cm dan panjang berkisar 150-250 cm. Buis-buis beton ini gunanya untuk pengaku pelat. Dalam mendukung beban bangunan, pelat buis beton dan tanah yang terkurung di dalam pondasi bekerjasama, sehingga menciptakan suatu siatem komposit yang di dalam cara bekerjanya secara keseluruhan akan identik dengan pondasi rakit(ralft foundatin). Pondasi Cakar Ayam ciptaan Prof. DR. Ir. Sedijatmo (alm) telah dipakai secara luas di Indonesia untuk berbagai keperluan seperti transmisi tegangan tinggi, hanggar, menara, gedung, lapangan terbang, jalan tol dan jembatan. Namun sejauh ini tak ada yang tahu tentang apa sebenarnya pondasi Cakar Ayam itu. Orang tidak tahu bagaimana merencanakannya. Tulisan-tulisan tentang pondasi Cakar Ayam memang telah banyak dibuat oleh Prof. DR. Ir. Sedijatmo (alm), tapi tidak dijelaskan bagaimana cara mendesainnya, menghitung stabilitas dan kekuatannya. Bahkan rumus persamaan momen ditulis dalam bentuk tersamar, yaitu sebagai berikut : bh3 = a3y dimana: b = diameter pipa h = tinggi pipa = angka keamanan a = jarak pipa y = (q,,) Dalam rumus tersebut tidak dijelaskan berapa harga variable y, kecuali hanya dikatakan bahwa y adalah fungsi dari tekanan tanah, berat satuan tanah dan

konstanta tekanan tanah. Dalam buku ini Ir. H. Suryani Ismail mencoba menjabarkan rumus tersebut sehingga bisa dipakai untuk memahami cara kerja pondasi Cakar Ayam.

D. Mekanisme System Podasi Cakar Ayam Dalam memikul beban dari hasil pengamatan adalahsebagaiberikut: Bila diatas pelat bekerja beban titik, maka beban tersebut membuat pelat melendut. Lendutan ini menyebabkan buis-buis cakar ayam berotasi. Hasil pengamatan pada model menunjukkan riotasi cakar terbesar adalah pada cakar yang terletak di dekat beban. Rotasi cakar memobilisasi tekanan tanah lateral di belakang cakar-ayam dan merupakan momen yang melawan lendutan pelat. Dengan demikian, cara mengurangi lendutan pelat, semakin besar momen lawan cakar untuk melawan lendutan maka semakin besar reduksi lendutan. Momen lawan cakar dipengaruhi oleh dimensi cakar dan kondisi kepadatan (kuat geser) tanah disekitar cakar,yaitu semakin panjang (dan juga lebar) cakar, maka semakin besar momen lawan terhadap lendutan pelat yang dapat diperoleh. Jika System Cakar Ayam digunakan untuk mendukung beban statis dan permanen yang relatif berat, fungsi Cakar Ayam dalam mereduksi lendutan plat menjadi berkurang. Karena jika cakar secara permanen berotasi, maka akan menyebabkan tanah di sekitar cakar mengalami konsolidasi primer, yang menyebabkan pelat melendut secara bertahap sesuai dengan berjalannya waktu. Kecuali itu, lendutan pelat dan rotasi cakar juga dipengaruhi oleh konsolidasi sekunder (crep) yang juga akan menyebabkan efek yang sama.

E. Kondisi Yang Cocok Untuk System Pondasi Cakar Ayam Berdasar riset terungkap bahwa sistem Cakar Ayam sangat cocok pada kondisi beban-beban berat yang bekerja pada jangka pendek (Short-term loading). Bila dipakai untuk mendukung beban statis/permanen yang bekerja pada waktu lama (long term loading), maka tekanan pondasi pada tanah dasar yang lunak harus diperhitungkan terhadap penurunannya, terutama penurunan konsolidasi. Untuk beban jangka pendek, seperti roda pesawat atau beban roda kendaraan berat, dimana System Cakar Ayam terletak pada tanah asli atau pada tanah urugan yang tidak banyak mengakibatkan penurunan pondasi (yang umumnya tanah lunak) di bawahnya, maka setelah unloading (kendaraan/beban lewat,

momen lawan oleh tekanan tanal lateral di sekitar Cakar Ayam akan mengembalikan posisi pelat ke kedudukannya semula. Bila System Cakar Ayam diletakkan di atas tanah urugan dan buis-buis Cakar Ayam hanya menggantung saja pada badan urugan, maka oleh karena urugan tersebut, maka tanah pondasi mengalami penurunan konsolidasi. Hal ini disebabkan System Cakar Ayam akan mengikuti penurunan tanah di bawahnya. Karena itu, bila menerapkan System Cakar Ayam di atas urugan yang tinggi, seyogyanya sebelum tanah dasar diurug (di mana Sistem Cakar Ayam bertumpu) maka harus dilakukan perbaikan tanah dahulu. Misalnyadengan preloading dan pemasangan drainase vertikal atau dengan metode lain. Bagian yang dilakukan perbaikan tanah ini, hanya pada bahian tertentu dari jalan raya yang terletak pada timbunan yang tinggi dan terletak di atas tanah lunak. Dengan demikian, pemakaian pondasi cakar ayam tidak harus menyeluruh di bagian jalan yang akan dibangun jalan raya. Jika aplikasi Pondasi Cakar Ayam pada bangunan gedung, harus diperhitungkan tekanan pondasi ke tanah dasar, agar tidak menimbulkan penurunan yang berlebihan, terutama penurunan pondasi ke tanah dasar, agar tidak menimbulkan penurunan yang berlebihan, terutama penurunan yang tidak seragam (differential settlement). Karena sifatnya yang flexible, maka hubungan kolom pelat Cakar Ayam umumnya dengan pengaku, untuk mereduksi penurunan yang tidak seragam itu. Hal ini sudah dilakukan sejak penggunaan Pondasi Cakar Ayam contohnya pada Gedung Kantor Cipta Karya Surabaya, seperti yang dilaporkan oleh Cakar Ayam Construction System and Application on Foundation for Structures and pavements oleh Ir. Rianto P.Hadmodjo. Di bagian pinggir, pondasi diberi pagar betis berupa pagar cakar ayam yang lebih panjang daripada cakar sebelah dalam, yang berguna mengurangi deformasi lateral tanah (dan bangunan) sekecil mungkin. Penurunan yang berlebihan pada bangunan dengan pondasi Cakar Ayam mungkin akibat analisa penurunan (penurunan konsolidasi umumnya) yang kurang akurat. F. Kelebihan Pondasi Cakar Ayam Bila dipakai untuk perkerasan jalan raya, memberikan konstruksi jalan yang kuat dan awet, sehingga biaya pemeliharaan kecil. Walaupun biaya awal lebih mahal, tapi karena free maintenance, maka biaya total selama umur layanan yang dikehendaki manjadi lebih kecil. Aplikasi Untuk Pondasi Bangunan

Sistem Cakar Ayam telah digunakan untuk fondasi-fondasi bangunan, seperti menara listrik, menara air, gedung, dan jembatan. Fondasi Cakar Ayam dibangun seperti sistem fondasi rakit (raft foundation) yang luasannya

memenuhi atau bahkan lebih lebar dari lebar bangunannya sendiri untuk memperkecil tekanan bangunan ke tanah fondasi. Karena sistem Cakar Ayam merupakan sistem rakit yang relatif fleksibel, maka guna memperkecil penurunan tidak seragam di antara kolom-kolom dan geser pons yang besar pada pelat fondasi, pada bagian ini pelat beton dibuat lebih tebal. Dengan demikian, pada aplikasi untuk fondasi gedung, cara kerja fondasi Cakar ayam dalam mendukung beban mirip dengan fondasi sumuran atau fondasi rakit. Karena itu, bila dasar pipa-pipa Cakar Ayam tidak mencapai tanah keras, masalah penurunan yang berlebihan dan tidak seragam harus menjadi perhatian. Karena sistem Cakar Ayam tidak dapat mengatasi masalah penurunan, aplikasi fondasi sistem Cakar Ayam untuk bangunan gedung di atas tanah lunak, dibatasi sampai gedung berlantai dua atau tiga. Sistem Cakar Ayam sangat cocok digunakan untuk fondasi menara listrik. Dengan fondasi sistem Cakar Ayam yang dipasang memenuhi dasar kaki-kaki menara, maka tekanan menara ke tanah fondasi menjadi sangat kecil, dan bila terjadi bebanbeban kejut seperti angin, tarikan kawat, gempa yang bebannya bersifat sementara, maka gaya-gaya lateral yang terjadi akan dilawan oleh interaksi pelat-cakar-tekanan tanah lateral di sekitar pipa-pipa, sehingga bangunan tetap stabil. Aplikasi Untuk Perkerasan Jalan

Sistem Cakar Ayam sangat cocok digunakan sebagai perkerasan kaku (rigid pavement). Dibandingkan dengan perkerasan jalan beton konvensional, sistem Cakar Ayam lebih kuat dan tahan lama, karena pipa-pipa Cakar Ayam kecuali mengurangi lendutan pelat akibat beban, juga menjaga pelat tetap dalam kontak yang baik dengan tanah di bawahnya. Bila perkerasan jalan dari sistem Cakar Ayam diletakkan di atas timbunan yang mengalami penurunan konsolidasi yang berlebihan, maka sistem perkerasan ini dapat meminimalkan penurunan tidak seragam, sehingga menjaga kerataan permukaan jalan beton. Sebagai contoh, sistem Cakar Ayam pada Jalan Tol Prof. Sediyatmo Cengkareng yang terletak pada timbunan setinggi 3,5 m. Timbunan telah mengalami penurunan konsolidasi sekitar 100 cm, namun hingga sekarang perkerasan sistem Cakar Ayam masih dalam kondisi baik.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Pondasi Cakar Ayam bisa di bilang pondasi yang sangat cocok untuk berbagai jenis tanah, dimana mula mula tanah tersebut tidak dapat dibangun pondasi karena adanya Pondasi Cakar Ayam dapat dibangunlah suatu bangunan yang beralaskan pondasi. Tetapi keadaan tanah stempat juga sangat berpengaruh terhadap berbagai macam bentuk pondasi. Karena pengaruh beban yang dipikul oleh pondasi lama kelamaan keadaan tanah dapat mengalami penurunan bersama dengan pondasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.share.eddysriyanto.com/cakar_ayam.html, tanggal akses 09 Desember 2011, jam 20.15 WIB http://pondasicakarayam.blogspot.com/2008/10/pondasi-cakar-ayam.html, tanggal akses 09 Desember 2011, jam 20.45 WIB http://netsains.com/2010/02/mengenal-seluk-beluk-pondasi-cakar-ayam-bersamapakarnya/, tanggal akses 09 Desember 2011, jam 21.05 WIB http://www.jaist.ac.jp/~rac/pub/kanigara/id/Home/sedijatmo.htm, tanggal akses 09 Desember 2011, jam 21.30 WIB http://hamisatimuftia.wordpress.com/2009/06/22/pondasi-cakar-ayammenjabarkan-teori-prof-sedijatmo/, 09 Desember 2011, jam 21.30 WIB

You might also like