You are on page 1of 15

DRS. HELDI, M. PD.

CIVIC EDUCATION

TUNTUTAN DEMOKRASI DALAM REFORMASI

Gugatan thd MK Civic Education:


a. Pola KBM Indoktrinatif & Monolitik

b. Sarat Kepentingan Penguasa


c. Abaikan Dimensi Afektif & Psikomotorik Bertentangan dengan Semangat Demokrasi, HAM dan Civil Society

Fungsi CE
Sebagai Instrumen Pelaksana Pendidikan Nasional untuk Mengembangkan Kemampuan serta Membentuk Watak dan Peradaban Bangsa yang Bermartabat dalam rangka Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Mengapa CE
Mata Pelajaran CE bukan hal baru di Indonesia walau dengan beragam nama seperti: Pelajaran Civics (1957/1962) Pendidikan Kemasyarakatan (1964) Pendidikan Kewargaan Negara (1968/1969) Pendidikan Kewarganegaraan, Civics & Hukum (1973) Pendidikan Moral Pancasila (1975/1984) Tingkat PT: MK Manipol-USDEK, Pancasila dan UUD 1945 (1960) Filsafat Pancasila (1970) Pendidikan Kewiraan (1989)

Mengapa CE
Pelaksanaan Pelajaran Civics tdk pernah lepas dari Pengaruh Kepentingan Penguasa Masyarakat Indonesia tdk memiliki Pengetahuan dan Pengalaman Hidup Berdemokrasi Sebagian Besar Masyarakat Indonesia awam ttg Demokrasi Oleh karena itulah ICCE UIN Jakarta Mengembangkan Pendidikan CE Lebih Berorientasi pada Pemberdayaan Warga Negara yaitu Pembelajaran Demokrasi melalui Proses Pembelajaran yang Demokratis dengan Menghindari Cara-cara Indoktrinasi.

Konsep Dasar CE
Civics menurut Muhammad Numan Somantri yaitu Ilmu Kewarganegaraan yg membicarakan hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi. Edmonson menyatakan Civics adalah sebuah studi tentang pemerintahan dan kewarganegaraan yg terkait dengan kewajiban, hak dan hak-hak istimewa warga negara. Pengertian lain Civics adalah Citizenship yaitu mencakup status hukum warga negara dalam sebuah negara, organisasi pemerintah, pengelola kekuasaan, hak-hak hukum dan tanggungjawab.

Konsep Dasar CE
Azyumardi Azra menyebut CE (Pendidikan Kewargaan) sbg pendidikan demokrasi dan HAM. Menurutnya pendidikan demokrasi secara substantif adalah menyangkut sosialisasi, diseminasi dan aktualisasi konsep, sistem, nilai, budaya dan praktik demokrasi melalui pendidikan. Sedang pendidikan HAM adalah sebagai aktivitas mentransformasikan nilai-nilai HAM agar tumbuh kesadaran akan penghormatan, perlindungan dan penjaminan HAM sbg sesuatu yg kodrati dan dimiliki setiap manusia.

STANDAR KOMPETENSI CE
Standar kompetensi adalah kualifikasi atau ukuran kemampuan dan kecakapan seseorang yg mencakup seperangkat pengetahuan, sikap dan keterampilan. SK dari CE yaitu mampu menjadi warga negara yg cerdas dan berkeadaban (Intelligent and Civilized Citizens). Warga negara yg cerdas (civics intelligent adalah kemampuan seseorang utk menyesuaikan diri, memilih dan mengembangkan lingkungannya. Maksudnya yaitu kemampuan utk mengetahui dan menghayati hak dan kewajiban sbg warga masyarakat serta mentransformasikan nilai-nilai tsb dalam kehidupan sehari-hari.

ADA 3 KOMPETENSI DASAR CE


Pertama, kompetensi pengetahuan kewargaan (civic knowledge) yaitu kemampuan dan kecakapan yg terkait dgn materi inti CE spt demokrasi, HAM dan masyarakat madani. Kedua, kompetensi sikap kewargaan (civic dispositions) yaitu kemampuan dan kecakapan yg terkait dgn kesadaran dan komitmen warga negara spt kesetaraan gender, toleransi, kemajemukan dan peduli serta terlibat dlm penyelesaian persoalan-persoalan WN yg terkait dgn pelanggaran HAM. Ketiga, kompetensi keterampilan kewargaan (civic skills) yaitu kemampuan dan kecakapan mengartikulasikan keterampilan kewargaan spt kemampuan berpartisipasi dlm proses pembuatan kebijakan publik, serta kemampuan melakukan kontrol thd penyelenggara negara atau pemerintahan.

TUJUAN PENDIDIKAN CE
Untuk membangun karakter (character building) bangsa Indonesia yaitu: Membentuk kecakapan partisipatif WN yg bermutu
dan bertanggungjawab dlm kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menjadikan WNI yg cerdas, aktif, kritis dan demokratis namun tetap memiliki komitmen menjaga persatuan dan integritas bangsa. Mengembangkan kultur demokrasi yg berkeadaban yaitu kebebasan, persamaan, toleransi dan tanggungjawab.

PARADIGMA CE
Yaitu mengembangkan paradigma pembelajaran demokratis yakni orientasi pembelajaran yg menekankan pd upaya pemberdayaan mahasiswa sbg bagian WNI secara demokratis. Dengan paradigma ini, mhs diharapkan tdk hanya sekedar mengetahui pengetahuan ttg kewarganegaraan tetapi jg mampu mempraktekkan pengetahuan tsb dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga berbeda dgn paradigma feodalistik dgn cirinya yg dogmatis, indoktrinatif dan otoriter.

URGENSI CE
Demokrasi bukan sebuah sistem yg dapat dibangun sekali jadi. Demokrasi adalah proses dimana peran masyarakat dan negara sangat penting utk membangun kultur dan sistem kehidupan yg dapat menciptakan kesejahteraan serta menegakkan keadilan secara sosial, ekonomi maupun politik. Proses demokratisasi di Indonesia butuh topangan budaya demokrasi yg genuine agar prilaku tdk demokratis spt anarkis dlm menyuarakan pendapat, money politics, pengerahan massa utk tujuan politik serta penggunaan simbol-simbol primordial (suku dan agama) dlm berpolitik tdk muncul lagi.

URGENSI CE
Indonesia membutuhkan sebuah demokrasi keadaban (civilitized democracy). Untuk menuju demokrasi keadaban yg lebih genuine dan autentik membutuhkan proses pengenalan, pembelajaran dan pengamalan serta pendalaman demokrasi. Salah satu cara utk mengembangkan kultur demokratis berkeadaban yaitu melalui program Pendidikan Kewargaan (CE) yg dilakukan dgn cara-cara demokratis utk tujuan demokrasi..

SEKIAN & TERIMAKASIH

You might also like