You are on page 1of 10

Tugas 13 Jumat, 2 Desember 2011

KOMUNIKASI AGRIBISNIS
Jaringan Komunikasi

Disusun Oleh: Kelompok 1 Rizki Putri Nurdiati Curie Exocia Asinideta Utari Rohmat Fauziah 150610090044 150610090064 150610090073

Donny Benmas Erlangga 150610090080 Agribisnis B

Dosen: Yayat Sukayat, Ir., M.Si.

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011

Jaringan Komunikasi

Salah satu cara untuk memahami perilaku manusia adalah dengan mengamati atau memahami hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses komunikasi interpersonal. Oleh karena itu untuk memahami hubungan sosial yang demikian dapat dipelajari melalui studi jaringan komunikasi. Ketika dua orang atau lebih ikut serta dalam pengiriman pesan, mereka terlibat dalam suatu jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi merupakan jenis umum pola komunikasi kelompok dan dapat dijumpai umumnya komunikasi kelompok dan organisasi. A. Definisi Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Beberapa definisi jaringan komunikasi menurut beberapa ahli: 1) Menurut Rogers (1983), jaringan komunikasi adalah suatu jaringan yang terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang dilambungkan oleh arus komunikasi yang terpola.

2) Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih. 3) Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa. 4) Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee. 1987:239). 5) Feldman dan Arnold (1993) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua jenis, yaitu jaringan komunikasi formal (menyerupai struktur organisasi) dan jaringan komunikasi informal yang disebut juga sebagai grapevine atau benalu komunikasi. 6) Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan pengertian jaringan komunikasi merupakan suatu rangkaian hubungan di antara individu-individu dalam suatu sistem sosial sebagai akibat dari terjadinya pertukaran informasi di antara individu-individu tersebut, sehingga membentuk pola-pola atau model jaringan komunikasi tertentu. Jaringan komunikasi ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistem komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.

B. Model Jaringan Komunikasi


Rogers dan Kincaid (1981) membedakan pola atau model Jaringan komunikasi ke dalam Jaringan Personal Jari-jari (Radial Personal Network) dan Jaringan Personal Saling mengunci (Interlocking Personal Network). Model Jaringan demikian bersifat memusat dan menyebar. Jaringan personal yang memusat (interlocking) mempunyai derajat integrasi yang tinggi. Sementara suatu Jaringan personal yang menyebar (radial) mempunyai derajat

integrasi yang rendah, namun mempunyai sifat keterbukaan terhadap lingkungannya. Selanjutnya Rogers dan Kincaid menegaskan, individu yang terlibat dalam Jaringan komunikasi interlocking terdiri dari individu-individu yang homopili, namun kurang terbuka terhadap lingkungannya. C. Struktur Jaringan Komunikasi Berbeda dengan Rogers dan Kincaid yang menekankan model jaringan komunikasi pada masyarakat yang lebih luas, DeVito lebih menekankan pada struktur jaringan komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi. Menurut DeVito (1997), ada lima struktur jaringan komunikasi kelompok, yang juga akan relevan di dalam menganalisis model jaringan komunikasi di lingkaran klik. Kelima struktur tersebut adalah: 1) Struktur Lingkaran Dalam struktur lingkaran, sebuah organisasi tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama, mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Model jaringan

komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level, pada intinya setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya. 2) Struktur Roda Dalam struktur roda, sebuah organisasi memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisinya dipusat. Struktur ini memasukkan satu orang yang berkomunikasi dengan masing-masing orang dari sejumlah orang lainnya, satu orang tersebut adalah pemimpin. Orang (pemimpin) ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ini

berkomunikasi dengan anggota lain maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya. Orang yang berada ditengah (pemimpin) mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggotanya.

Penyelesaian masalah dalam stuktur roda bisa dibilang cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja. 3) Struktur Y Struktur Y relatif kurang tersentralisasi dibanding karakteristik individu dan perilaku komunikasi dalam struktur roda. Tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Jaringan Y memasukkan dua orang sentral yang menyampaikan informasi kepada yang lainnya pada batas luar suatu pengelompokan. Pada jaringan ini, seperti pada jaringan rantai, sejumlah saluran terbuka dibatasi, dan komunikasi bersifat disentralisasi atau dipusatkan. Orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi dengan orangorang tertentu saja. Dalam struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas, tetapi semua aggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirim dan menerima pesan dari dua orang lainnya, sedangkan ketiga anggota lainnya terbatas hanya dengan satu orang saja. 4) Struktur Rantai (Chain Network) Dalam struktur rantai dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan. Sistem komunikasi dalam struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terjadi disini. Orang yang berada ditengah lebih berperan sebagai pemimpin dari pada mereka yang berada diposisi lain. Dalam struktur ini, Sejumlah saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi dengan orang-orang tertentu saja. 5) Sruktur Semua Saluran/Struktur Bintang (Pinwheel Network)

Struktur ini juga hampir sama dengan struktur lingkaran. Dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Pada jaringan pinwheel seluruh saluran terbuka. Setiap orang berkomunikasi sengan setiap orang lainnya.

Jaringan pinwheel ini memberikan contoh suatu struktur komunikasi yang desentralisasi. Jaringan terpusat/sentralisasi dan

desentralisasi memiliki kegunaan yang berbeda. Sebagai contoh, struktur desentralisasi dapat lebih efektif untuk pemecahan masalah secara kreatif dan lebih bagus untuk pergerakan informasi secara cepat. D. Proses Komunikasi pada Jaringan Komunikasi Proses komunikasi pada jaringan komunikasi merupakan suatu proses yang dua arah dan interaktif diantara partisipan-partisipan yang terlibat. Berlo (1960) menganggap partisipan-parsitisipan ini sebagai transciever, karena keduanya mengirim dan menerima pesan-pesan. Jadi tidak hanya menjalankan satu fungsi sebagai penerima atau pengirim pesan belaka. Proses komunikasi yang terjadi dalam jaringan komunikasi dapat dijelaskan dengan menggunakan model konvergen sebagai berikut (Berlo, 1960; Rogers dan Kincaid, 1981): 1) Satu informasi bisa mengandung beberapa pengertian tergantung pada konteksnya, dan untuk mengambil pengertian tergantung pada frame of reference. 2) Terciptanya kesamaan makna akan suatu informasi antara komunikator dan komunikan merupakan tujuan utama berkomunikasi. 3) Hubungan interaktif antara komunikator dengan komunikan menggunakan saluran jaringan komunikasi, yaitu saluran untuk menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain. 4) Dari hal-hal di atas dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi akan terjadi bila ada kesamaan pengertian terhadap informasi dari pelaku-pelaku yang berkomunikasi dengan menggunakan jaringan komunikasi yang menghubungkan individu dengan inidividu, atau individu dengan kelompok. Atau proses komunikasi untuk menciptakan kebersamaan,

memunculkan mutual understanding dan persetujuan yang sama sehingga terbentuk tindakan dan perilaku yang sama (yang melandasi jaringan komunikasi). E. Analisis Jaringan Komunikasi Analisis jaringan komunikasi merupakan salah satu pendekatan dari penelitian yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pendekatan model komunikasi konvergens. Rogers dan Kincaid (1981) menegaskan bahwa analisis jaringan komunikasi merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, di mana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Lebih lanjut salah satu tujuan penelitian komunikasi dengan menggunakan analisis jaringan komunikasi adalah untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia dalam suatu sistem. Struktur komunikasi adalah susunan dari unsur-unsur komunikasi yang berbeda yang dapat dikenali melalui pola arus komunikasi dalam suatu sistem (Rogers dan Kincaid 1981). hal yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi, yaitu: 1) Mengidentifikasi klik dalam suatu sistem 2) Mengidentifikasi peranan khusus seseorang dalam jaringan misalnya sebagai liaisons, bridges, dan isolated 3) Mengukur berbagai indikator (indeks) struktur komunikasi seperti keterhubungan Klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik, dan lain sebagainya. Sementara itu yang dimaksud dengan klik adalah bagian dari sistem (subsistem) dimana anggota-anggotanya relatif lebih sering berinteraksi satu sama lain dibandingkan dengan anggota-anggota lainnya dalam sistem komunikasi (Rogers dan Kincaid 1981). Dalam proses difusi, untuk mendapatkan informasi bagi anggota kelompok, dalam jaringan komunikasi terdapat peranan-peranan sebagai berikut (Rogers dan Kincaid, 1981): 1) Liaison Officer (LO), yaitu orang yang menghubungkan dua atau lebih kelompok/sub kelompok, akan tetapi LO bukan anggota salah satu kelompok/sub kelompok. 2) Gate keeper, yaitu orang melakukan filtering terhadap informasi yang masuk sebelum dikomunikasikan kepada anggota kelompok/sub kelompok. 3) Bridge, yaitu anggota suatu kelompok/sub kelompok yang berhubungan dengan kelompok/ sub kelompok lainnya. 4) Isolate, yaitu mereka yang tersisih dalam suatu kelompok/sub kelompok

5) Kosmopolit, yaitu seseorang dalam kelompok/sub kelompok yang menghubungkan kelompok/sub kelompok dengan kelompok/sub kelompok lainnya atau pihak luar. 6) Opinion Leader, yaitu orang yang menjadi pemuka pendapat dalam suatu kelompok/sub kelompok. Sementara itu, (Knoke dan Kuklinski dalam Setyanto 1993) menegaskan bahwa analisis jaringan komunikasi mempunyai dua konsep dasar tentang tingkah laku sosial, yakni: 1) Dalam analisis jaringan harus dilihat bahwa keterlibatan individu yang ada di dalamnya tidak hanya seorang melainkan melibatkan banyak pelaku yang berpartisipasi dalam sistem sosial itu. Sifat hubungan yang terdapat pada individu juga akan terdapat pada individu lain yang terlibat dan mungkin dapat mempengaruhi terhadap persepsi, kepercayaan dan tindakan dari masing-masing individu. Di dalam analisis jaringan, langkah-langkah ini tidak hanya berhenti pada penjumlahan dari tingkah laku sosial saja. 2) Di dalam Jaringan perlu diperhatikan berbagai tingkatan struktur dalam sistem, sebab suatu struktur sosial tertentu berisi keteraturan pola hubungan dari suatu keadaan kongkrit. F. Analisis Studi Kasus Jaringan Komunikasi dalam Agribisnis Analisis Peran Jaringan Komunikasi Petani Dalam Adopsi Inovasi Traktor Tangan Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Wilayah Desa Neglasari (kecamatan Bojongpicung, kabupaten Cianjur) merupakan salah satu daerah lumbung padi di Jawa Barat yang telah mengembangkan penggunaan traktor tangan. Pendekatan penggunaan traktor tangan telah terjadi selama ini melalui jaringan komunikasi petani di lingkungan internal dan lingkungan eksternal kelompok tani padi. Peran pemuka masyarakat dan petugas dari instansi pemerintah terkait masih mendominasi proses komunikasi untuk adopsi inovasi teknologi baru. Dalam kaitan ini, peran jaringan komunikasi petani di Desa Neglasari terlihat sangat signifikan karena terkait dengan struktur sosial yang dapat dianalisis melalui klik klik sosial yang ada di lingkungan petani melalui kelompok kelompok tani. Karakteristik petani mempunyai pengaruh nyata terhadap jaringan komunikasi dalam proses adopsi inovasi traktor tangan di Desa Neglasari. Peran tokoh tokoh masyarakat di pedesaan seperti kepala desa dan ketua kelompok tani masih mendominasi struktur jaringan komunikasi petani dalam adopsi inovasi traktor tangan untuk mengolah lahan sawah petani.

Untuk meningkatkan dinamika jaringan komunikasi petani di pedesaan, perlu peningkatan peran tokoh tokoh formal dan informal masyarakat termasuk PPL dan petugas pertanian lainnya dengan paradigma baru yakni dengan komunikasi konvergen dan sinergi melalui sistem kemitraan antar berbagai pihak terkait secara berkelanjutan. Dalam percepatan adopsi inovasi teknologi petani diperlukan paradigma pembangunan pertanian modern dengan pendekatan agribisnis berbasis koperasi pertanian komoditas unggulan sejenis dalam suatu kawasan tertentu, misalnya kawasan pengembangan agribisnis padi, dengan dukungan jaringan informasi yang mudah, cepat dan murah, merupakan salah satu kebijakan yang penting untuk dipertimbangkan. Untuk meningkatkan manfaat optimal dari jaringan komunikasi petani dalam percepatan adopsi inovasi traktor tangan, diperlukan penelitian lanjutan yang mencakup metode komunikasi efektif dengan memperhatikan modal sosial masyarakat setempat (lokal). Pusat Informasi Pembangunan Agribisnis (PIPA) untuk komoditas unggulan sejenis dalam suatu Kawasan Pengembangan Agribisnis (KPA) perlu dikembangkan sebagai sumber informasi yang cepat dan tepat berbasis kemitraan sesuai dengan kebutuhan petani. Analisis Jaringan komunikasi antarpetani atau antar kelompok dan dari luar kelompoknya merupakan proses pertukaran informasi yang terbentuk dalam kelompok kelompok kecil masyarakat atau petani berupa klik sosial (social clique). Karena karakteristik sosial budaya masyarakat yang beragam, maka jaringan komunikasi sangat dipengaruhi oleh sosiogram dari masing-masing daerah. Dalam penggunaan teknologi pertanian termasuk traktor tangan, peran komunikasi semakin penting dalam transformasi informasi yang tepat dan cepat berkaitan dengan berbagai aspek, baik masalah teknis, manfaat ekonomi, maupun kesesuaian budaya dan lingkungan. Menurut Berlo (1960), komunikasi satu arah yang selama ini dikembangkan dalam proses adopsi inovasi teknologi tidak mungkin lagi dipertahankan, sehingga perlu peningkatan efektivitasnya dengan mengembangakan komunikasi dua arah (konvergen). Proses adopsi inovator traktor tangan sangat bergantung pada kualitas sumber informasi dan efektifitas jaringan komunikasi petani berdasarkan karakteristik sosial masyarakat setempat. Pada contoh kasus di atas, struktur jaringan komunikasi yang menggambarkan proses komunikasi antar petani di Desa Neglasari adalah struktur bintang. Dalam struktur ini, semua

anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Petani di Desa Neglasari mencari informasi ke lembaga-lembaga pertanian di sekitar Desa Neglasari, untuk kemudian disebarkan ke petani lainnya.

REFERENSI Adil, Parlaungan Rangkuti. 2009. Analisis Peran Jaringan Komunikasi Petani dalam Adosi Inovasi Traktor Tangan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Diakses melalui http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/JAE%2027-1c.pdf pada 30 November 2011. Anonim. 2007. Pola Jaringan Komunikasi Pada Kelompok Tani dalam Inovasi Teknologi Pengolahan Kelapa Terpadu. Diakses melalui http://niarachmawati.blogspot.com/ 2007/04/pola-jaringan-komunikasi-pada-kelompok_08.html pada 29 November 2011. Anonim. 2010. Struktur Jaringan Komunikasi Organisasi. Diakses melalui

http://firsablosdwhiterose.blogspot.com/2010/02/struktur-jaringan-komunikasiorganisasi.html pada 29 November 2011.

You might also like