You are on page 1of 4

PROFIL NEGARA REPUBLIK FEDERASI BRAZIL

KETERANGAN DASAR
Nama Resmi Negara: Republik Federasi Brazil Ibukota : Brasilia - DF Bentuk Pemerintahan : Presidensial Hari Nasional : 7 September 1822 Proklamasi Republik : 15 November 1889 Kepala Negara / Presiden : Luiz Incio Lula da Silva Wakil Presiden : Jose Alencar Gomes da Silva Menteri Luar Negeri : Celso Luiz Nunes Amorim Bahasa Nasional : Portugis Agama : Katolik Roma (73,6 %), Protestan (15,4 %), agama lain (11 %) Jumlah Penduduk : 191.480.630 jiwa (sensus Agustus 2009) Ekspor Utama : Biji kacang kedelai, tepung kacang kedelai, biji besi dan baja, pesawat terbang, mobil penumpang, jeruk, daging sapi, daging ayam, kopi, gula tebu, terigu, ethanol, jagung, alas kaki dan kertas. Impor Utama : Minyak mentah, produk kimia, peralatan elektronik, mesin dan suku cadang kendaraan, peralatan kesehatan. GDP : US$ 1.99 trilyun (2008) (peringkat ke 10 dunia) GDP per kapita : US$ 10,500 (2008) Pertumbuhan : 5,5% (2008)

SISTEM POLITIK BRAZIL Konstitusi Brazil yang berlaku saat ini disahkan pada tanggal 5 Oktober 1988. Dalam upaya mereformasi konstitusi ini, lima partai besar yaitu, PMDB, PFL, PSDB, PP dan PTB sepakat bahwa hal-hal yang perlu mendapat prioritas untuk dibahas di Kongres adalah masalah imunitas anggota parlemen, pencabutan hak berpolitik, loyalitas kepada partai, sistem pemilu, dan pembatasan waktu mandat presiden. Hal ini semua merupakan bagian dari yang disebut Reformasi Politik, yang hingga saat ini masih belum dirampungkan dan terus dalam prosesnya. Parlemen Brazil disebut Kongres terdiri dari 81 anggota Senat (Senator), yang terdiri dari tiga orang dari setiap negara bagian dan distrik federal, serta 513 anggota DPR. Masa jabatan anggota Senat adalah 8 tahun, sedangkan masa jabatan DPR adalah 4 tahun. Baik anggota Senat maupun anggota DPR dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilu. Menurut Konstitusi Brazil yang berlaku saat ini yang lebih dikenal sebagai Konstitusi 1988 (karena disahkan pada tanggal 5 Oktober 1988), negara Brazil berbentuk Republik Federasi dengan kabinet Presidentil. Brazil memiliki 26 Negara Bagian dan 1 (satu) Distrik Federal. Konstitusi 1988 menjamin kekuasaan yang luas kepada pemerintah federal yang terdiri dari eksekutif, legislatif dan judikatif. Presiden menjabat selama 4 tahun dengan hak dipilih kembali untuk 4 tahun berikutnya. Presiden hanya berhak dipilih selama 2 kali berturut-turut. Sepuluh Partai Politik besar dalam percaturan politik Brazil adalah PT Partido dos Trabalhadores = Partai Buruh (kiri); PMDB (Partido do Movimento Democrtico Brazileiro = Partai Gerakan Demokrasi Brazil (tengah); PL (Partido Liberal = Partai Liberal /tengah-kanan);

PDT (Partido Democrtico Trabalhista = Partai Demokrasi Buruh (kiri); PC do B (Partido Comunista do Brazil = Partai Komunis Brazil (kiri); PPB (Partido Progressista Brazileiro = Partai Progresif Brazil (tengah-kiri); PPS (Partido Popular Socialista = Partai Masyarakat Sosialis/kiri); PTB (Partido Trabalhista Brazileiro = Partai Buruh Brazil/tengah-kiri); PSDB (Partido da Social Democracia Brazileira = Partai Sosial Demokrasi Brazil/tengah-kiri); dan PFL(Partido da Frente Liberal = Partai Front Liberal/tengah-kanan). Mahkamah Agung Federal terdiri dari 11 hakim, dan bertemu secara rutin di ibukota Brazilia. Pengadilan Federal berkedudukan di setiap negara bagian dan di Distrik Federal. Jenis pengadilan lain adalah pengadilan Pemilihan Federal untuk melindungi Pemilu dan Pengadilan Pekerja/Buruh. Hakim-hakim Federal diangkat untuk seumur hidup. Pengadilan di negara bagian dilakukan dengan koordinasi dengan Pengadilan Pusat. PERKEMBANGAN EKONOMI BRAZIL Kinerja perekonomian Brazil selama pemerintahan Presiden Lula dapat dikatakan sangat berhasil meskipun di awal pemerintahan Presiden Lula, masyarakat Brazil dan mula-mula para pengamat internasional pada umumnya kurang menaruh kepercayaan dan khawatir terhadap kemampuan Presiden Lula dari Partai Pekerja (PT) yang cukup lama berperan sebagai oposisi dalam pemerintahan Brazil. Kekhawatiran tersebut sedikit demi sedikit menghilang karena proses pembenahan yang dilancarkan oleh pemerintahan Presiden Lula ternyata berdampak sangat positif dalam perekonomian Brazil. Salah satu bukti nyata keberhasilan kinerja perekonomian Brazil selama pemerintahan Presiden Lula ialah pelunasan hutang Brazil kepada IMF (Dana Moneter Internasional) sehingga Brazil dapat lebih leluasa mengatur sendiri perekonomiannya. Kenyataan lain berhasilnya kinerja perekonomian pemerintah Presiden Lula ialah sejak awal pemerintahannya tahun 2003 hingga April 2007, nilai mata uang yang semakin kokoh dimana nilai tukar mata uang Brazil, yaitu Real (R$) terhadap US$ semakin kuat. Sebagai perbandingan nilai tukar mata uang Real (R$) terhadap mata uang USD pada bulan Januari 2003 (awal pemerintahan Presiden Lula) adalah USD 1 = R$ 3,52 dan pada Desember 2008, USD 1 = R$ 2,30. Nilai tukar saat ini per Oktober 2009 adalah USD 1 = R$ 1,77. Kinerja Ekspor - Impor Brazil tahun 2008 Neraca perdagangan Brazil pada tahun 2008 tercatat nilai total sebesar US$ 370.918.015.701 dengan saldo positif sebesar US$ 24.966.015.701 yang merupakan hasil dari : - Total ekspor : US$ 197.942.442.909 - Total impor : US$ 172.976.427.208 Surplus sebesar US$ 24.966.015.701 (2008) sebagaimana tersebut di atas adalah 37% lebih kecil dari surplus sebesar US$ 40.031.626.580 milyar pada tahun 2007. Kinerja Ekspor - Impor Brazil (Januari s/d Agustus 2009) Pada periode Januari s/d Agustus 2009, total neraca perdagangan Brazil tercatat sebesar US$ 175.894.084.756 dengan surplus (saldo positif) sebesar US$ 19.944.521.064 yang merupakan hasil dari : - Total ekspor : US$ 97.919.302.91 - Total impor : US$ 77.974.781.94 (Sumber : SECEX/MDIC per Agustus 2009)

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - BRAZIL


HUBUNGAN POLITIK Indonesia dan Brazil menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1953. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Brazil secara umum berlangsung baik. Kesamaan kebijakan luar negeri kedua negara yang mengutamakan mekanisme multilateral dalam penanganan berbagai masalah internasional telah memperkuat hubungan dan koordinasi serta saling mendukung antara kedua negara dalam forum kerjasama bilateral, regional dan multilateral. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Brazil secara umum berlangsung baik dan saat ini memasuki tahapan yang krusial dan strategis. Disamping kesamaan wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang banyak, kedua negara memiliki kesamaan pandangan dalam berbagai isu regional dan multilateral, usaha penegakan demokrasi dan HAM. Selain itu, pemerintah kedua negara juga sedang melakukan reformasi di berbagai bidang dan oleh karena itu kedua negara saling memahami tantangan yang dihadapi masing-masing dalam proses reformasi tersebut. Brazil menilai Indonesia sebagai negara yang memiliki peranan penting bagi stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan kawasan Asia Pasifik. Sejalan dengan politik luar negeri yang tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, Pemerintah Brazil mendukung integritas wilayah NKRI dan langkah-langkah reformasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam pemajuan HAM dan demokrasi. Terdapat keinginan kuat dari kedua negara untuk terus berupaya meningkatkan hubungan kerjasamanya di berbagai bidang. Hal ini dapat dilihat dari antara lain kegiatan saling kunjung antara kepala negara, pejabat, anggota parlemen, pelaku ekonomi dan masyarakat kedua negara. Kunjungan kenegaraan Presiden Brazil, Liuz Incio Lula da Silva ke Indonesia pada tanggal 12 Juli 2008 yang merupakan kunjungan pertamanya sejak menjabat sebagai Kepala Negara Brazil dan merupakan kunjungan Kepala Negara Brazil yang kedua setelah kunjungan Presiden Fernando Henrique Cardoso pada bulan Januari 2001 mempunyai arti penting bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Sementara itu Presiden RI melakukan kunjungan balasan ke Brazil pada tanggal 18 November 2008 dalam rangkaian menghadiri pertemuan puncak negara anggota APEC di Lima, Peru. Kegiatan saling kunjung antara Kepala Negara ini memiliki arti penting tersendiri bagi peningkatan hubungan bilateral Indonesia Brazil, mengingat pada tahun 2008 hubungan diplomatik Indonesia - Brazil memasuki usia 55 tahun. Kunjungan tersebut akan memberikan dampak yang positif bagi peningkatan dan memperkuat kerjasama Indonesia Brazil baik dalam forum multilateral maupun bilateral yang pada akhirnya mendorong serta meningkatkan kerjasama kedua negara yang saling menguntungkan di

berbagai bidang khususnya ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata, ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk promosi citra Indonesia di Brazil. Sebagai tindak lanjut penandatanganan Kemitraan Strategis Indonesia - Brazil pada saat kunjungan resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Brazil pada 18 November 2009, pada tanggal 14 16 Oktober 2009 telah dilangsungkan Sidang Ke 1 Komisi Bersama Indonesia Brazil yang dikhususkan untuk membahas Rencana Aksi dari Kemitraan Strategis yang telah disepakati sebelumnya. Selain menyepakati Rencana Aksi Kemitraan Strategis, dalam kesempatan pertemuan tersebut delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Deplu Duta Besar Retno L.P. Marsudi dan Brasil dipimpin oleh Duta Besar Roberto Jaguaribe, telah membahas prioritas hubungan bilateral kedua negara utamanya dalam upaya memajukan investasi, pedagangan, pertanian dan energi. HUBUNGAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN Di bidang ekonomi, hubungan kedua negara berjalan cukup baik. Neraca perdagangan kedua negara masih relatif kecil bila dibandingkan dengan potensi yang dimiliki oleh kedua negara, namun pada tahun-tahun terakhir ini tercatat peningkatan yang signifikan dalam hubungan perdagangan Brazil merupakan mitra dagang utama Indonesia di kawasan Amerika Selatan. Ekspor utama Indonesia ke Brazil antara lain : karet alam dan produk karet, benang tekstil polyester, kakau, minyak kelapa sawit, tembaga dan spare-parts mobil. Sedangkan impor utama dari Brazil antara lain biji besi, kedelai, pulp, kapas, gula tebu, tembakau, suku cadang kendaraan bermotor, lem kayu dan kulit. Untuk mempromosikan hubungan dagang, ekonomi dan pariwisata antara kedua negara telah dilakukan upaya antara lain mengangkat beberapa Konsul Kehormatan RI di beberapa kota besar Brazil yakni, So Paulo, Rio de Janeiro, Belo Horizonte dan Recife. Disamping itu, telah diresmikan Camara de Comrcio IndonesiaBrazil (Kamar Dagang IndonesiaBrazil) di So Paulo. Dalam upaya meningkatkan kegiatan promosi dagang Indonesia di Brazil maka telah didirikan ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) di So Paulo. Pendirian ITPC di So Paulo tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Luar Negeri RI No.168/PO/X/97/01 tahun 1997 dan Surat Kepala BPEN No.489/BPEN/XI/2003 dan mendapat autorisasi atau ijin untuk beroperasi dari Pemerintah Brazil berdasarkan Nota Dinas dari Kementerian Luar Negeri Brazil No. : CGPI/DAOCII/DAC/DIM/008/DIMU-BRAS-INDO tertanggal 17 Desember 2003. Situasi Terkini Dalam beberapa tahun terakhir, neraca perdagangan IndonesiaBrazil mengalami peningkatan yang sangat tajam, dimana pada tahun 2006 sebesar USD 1.131.999.211 yang terdiri dari ekspor Indonesia ke Brazil sebesar USD 650.193.261 dan impor Indonesia dari Brazil sebesar USD 481.805.950. Dengan demikian surplus bagi Indonesia sebesar USD 168.387.311. Dibandingkan dengan total perdagangan kedua negara dalam periode yang sama tahun 2005 yang sebesar USD 954.609.972 maka total perdagangan periode tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar USD 177.058.332 atau sebesar 15,6%. Trend perdagangan IndonesiaBrazil terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan, pada tahun 2007 tercatat nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 1.587.283.415. Neraca Perdagangan Indonesia Brazil 2004 s/d 2008 (Dalam US$)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Ekspor (A) Ke Brazil 369.802.046 456.138.034 650.193.261 893.847.413 1.109.606.061 Impor (B) Dari Brazil 382.903.690 498.471.938 481.805.950 693.436.002 1.143.062.144 Total (A+B) 752.705.736 954.609.972 1.131.999.211 1.587.283.415 2.252.668.195 Saldo Indonesia Negatif / Positif - 13.101.644 - 42.333.904 168.387.311 200.411.411 -33.456.093

2009 (JanAgustus)

629.289.892

673.625.709

1.302.915.601

-44.335.817

(Sumber : SECEX / MDIC per 06Oktober 2009) Sementara itu, total perdagangan Indonesia-Brazil 2008 berhasil mencapai rekor baru yaitu berhasil menembus angka lebih dari 2 milyar USD, tercatat total perdagangan adalah sebesar US$ 2.252.6683195 dengan komposisi impor Indonesia dari Brazil sebesar US$ 1.143.062.144 dan ekspor Indonesia ke Brazil sebesar US$ 1.109.606.051, berarti surplus (saldo positif) sebesar US$ 33.456.093 untuk Brazil. Sedangkan neraca perdagangan kedua negara periode Januari Agustus 2009 berjumlah USD 1.302.915.601 dengan jumlah ekspor Brazil ke Indonesia sebesar USD 673.625.709 dan jumlah impor sebesar USD 629.289.892 dengan demikian tercatat jumlah surplus untuk Brazil sebesar USD 44.335.817.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL BUDAYA Pada saat ini Indonesia dan Brazil telah memiliki payung kerjasama pendidikan dan dengan kesepakatan tersebut maka kerjasama dalam bidang pendidikan utamanya pertukaran pengajar, peneliti dan siswa ; proyek penelitian bersama untuk mengembangkan sumber daya manusia di universitas ; pertukaran dokumen dan publikasi dari hasil penelitian bersama; bantuan teknis bagi pengembangan dan pelatihan pengajar dan sebagainya dapat meningkat secara lebih signifikan di masa depan. Sebagian besar berita tentang Indonesia yang dimuat pada beberapa media massa Brazil umumnya diambil dari kantor-kantor berita asing dan cukup positif dan faktual. Dengan adanya partisipasi beberapa jurnalis dari beberapa media terkemuka di Brazil dalam

kegiatan JVP FEALAC di Indonesia selama 2 tahun terakhir maka diharapkan akan menciptakan opini yang positif tentang Indonesia di Brazil. Selain itu, guna meningkatkan hubungan bilateral Indonesia Brazil di bidang sosial budaya, khususnya people to people, makan bersama pada saat peringatan 55 tahun hubungan diplomatik Indonesia Brazil, yang diselenggarakan pada bulan November 2008, maka telah diselenggarakan serangkaian kegiatan yang akan dipusatkan di kota Rio de Janeiro, Sao Paulo dan Recife. Tujuannya adalah dengan semakin dikenalnya Indonesia di Brazil maka akan mendorong minat wisatawan Brazil untuk berkunjung ke Indonesia mengingat pada saat ini nilai mata uang setempat (Real) terhadap Dolar Amerika cenderung semakin menguat. HUBUNGAN KEKONSULERAN Berdasarkan catatan KBRI jumlah warga negara Brazil yang melakukan kunjungan ke Indonesia rata-rata setiap tahunnya sekitar 300 orang. Jumlah ini kemungkinan akan terus meningkat oleh karena pemerintah Indonesia telah memberikan kemudahan kepada warga negara Brazil dalam proses aplikasi visa dengan memasukkan Brazil dalam daftar negara yang mendapatkan fasilitas Visa Saat Kedatangan berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. M.01.IZ.01.10 Tahun 2005. Saatini Indonesia dan Brazil telah memiliki kesepakatan dalam hal Visa Exemption untuk paspor diplomatik atau dinas (untuk kunjungan sampai dengan 14 hari) yang ditanda tangani pada tanggal 12 Juli 2008 di Jakarta, pada saat kunjungan Presiden Lula ke Indonesia. HUBUNGAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN Di bidang hankam, hubungan bilateral antara Indonesia-Brazil pada umumnya berlangsung baik. Secara resmi hubungan di bidang hankam telah dimulai sejak tahun 1978 dengan menempatan Atase Pertahanan secara resiprokral. Namun demikian, potensi peluang kerjasama di bidang hankam antara kedua negara belum dimanfaatkan secara optimal. Di wilayah Amerika Selatan, Brazil memiliki kekuatan militer terbesar dengan jumlah 673.470 personil aktif yang terdiri dari AD, AL dan AU. Industri pertahanan Brazil seperti Embraer, Emgepron, Imbel, Avinras, Mectron, Britannite, Forjas, Taurus, CBC dan Aeroelectronica merupakan industri pertahanan yang kuat di kawasan. Brazil memiliki keunggulan dalam teknologi bidang kedirgantaraan, persenjataan dan amunisi, informatika, eletronika, bio-teknologi.

You might also like