Professional Documents
Culture Documents
I.
KONSEP BIAYA
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Kita mengatakan ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat diubah menjadi barang atau jasa yang diinginkan. Dengan demikian,kita dapat menggangap biaya sebagai ukuran dollar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu. Kita juga harus memahami apa yang dimaksud dengan dengan biaya oportunitas. Biaya oportunitas adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika satu alternatif dipilih dari beberapa alternatif. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada sebuah perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah digunakan untuk menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan kadaluarsa. Biaya yang kadaluarsa disebut biaya (expenses). Dalam setiap periode, beban dikurangkan dari laporan laba-rugi untuk menentukan laba periode tersebut. Karena itu pembebanan biaya untuk menentukan biaya objek adalah penting dalam penyediaan informasi ini kepada manajer. Perkembangan proses pembebanan biaya telah menjadi salah satu pengembangan utama akuntansi manajemen selama tahun-tahun terakhir ini. Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya kepada entitas, yang disebut dengan objek biaya. Objek biaya adalah setiap item seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya, dimana biaya diukur dan dibebankan. Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting. Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif dan harus dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya.
Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat digali untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung adalah biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya. Jadi, ketertelusuran adalah kemampuan untuk membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomiberdasarkan hubungan sebab akibat. Ketertelusuran ini adalah unsur utama dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
Ada 3 cara metode pembebanan biaya yaitu, : 1. Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasikan dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan secara fisik dengan suatu objek. Penelusuran ini sering dicapai melalui pengamatan secara fisik. 2. Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk membebankan biaya ke objek biaya. Walaupun tidak seakurat penelusuran langsung, jika hubungan sebabakibat baik, keakuratan yang tinggi dapat diharapkan. 3. Alokasi adalah pembebanan biaya tak langsung ke objek biaya. Alokasi tergantung pada hubungan yang diasumsikan dan kemudahan membebankan biaya. Ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan kausal antara biaya dan objek biaya atau bahwa penelusuran secara ekonomi tidak layak. Karena tidak terdapat hubungan kausal, pengalokasian biaya tak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan.
II.
Ada dua jenis output, yaitu produk berwujud dan jasa. 1. Produk berwujud adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan input modal,seperti pabrik, tanah/lahan, dan mesin. Televisi, mobil, komputer, pakaian,adalah contoh dari produk berwujud. 2. Jasa adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan bagi seorang pelanggan atau aktivitas yang dijalankan oleh seorang pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi penting : Aspek Sifat Tujuan Dampak pada Akuntansi Manajemen Ketidakberwujudan Jasa tidak dapat disimpan Tidak ada persediaan
Tidak ada perlindungan hak paten Tidak dapat menampilkan atau mengkomunikasikan jasa
Tidak ada persediaan Memerlukan standar dan konsistensi mutu yang tinggi
Jasa seringkali berulang untuk satu pelanggan Inseparibility Pelanggan terlibat langsung dalam produksi jasa
Biaya diperhitungkan sesuai dengan jenis pelanggan Menuntut pengukuran dan pengendalian mutu untuk mempertahankan konsistensi
Heterogenitas
Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Biaya produk yang akurat adalah penting untuk analisis profitabilitas dan keputusan strategis berkenaan dengan perancangan produk, penetapan harga, dan bauran produk. Biaya produk didefinisikan memenuhi tujuan manajerial tertentu. Karena tujuan manajerial dapat berbeda-beda, maka definisi biaya produk dapat pula berbeda bergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah kalkulasi biaya produk untuk pelaporan keuangan eksternal. Untuk tujuan kalkulasi biaya produk, konvensi yang berlaku secara eksternal menyatakan bahwa biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus, atau fungsi-fungsi, yang hendak mereka capai. Ada dua kategori fungsional utama biaya yaitu : 1) Biaya produksi : biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. 2) Biaya nonproduksi : biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Biaya produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur biaya yang dapat dibebankan ke produk untuk pelaporan keuangan eksternal yaitu meliputi : 1) Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. 2) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. 3) Overhead adalah semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya administrasi adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran maupun produksi. Biaya utama adalah jumlah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya konversi adalah jumlah tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
Pertama, biaya harus dipandang sebagai keuntungan potensial (potential profit), bukan sekedar pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus dikeluarkan. dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan meningkatkan keuntungan.
Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah (bukan sekedar mengubah input menjadi output) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetapan harga (pricing strategy) yang kompetitif di pasar.
Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu.
Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga produk yang kompetitif dipasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena keuntungan perusahaan adalah benefit antara TR dan Total Cost (TC).
dengan demikian strategi di atas harus dilakukan melalui skenario 1). melaksanakan aktivitas produksi pada tingkat biaya produksi minimum, 2). Menetapkan harga produk yang kompetitif di pasar, 3). memperluas pangsa pasar (market share) melalui keunggulan kompetitif (meningkatkan daya saing terus menerus), 4). memperoleh penerimaan total (TR) yang terus meningkat, 5). memperoleh keuntungan (net benefit) yang terus meningkat, 6). meningkatkan kesejahteraan bagi stakeholders. Kesimpulan berkaitan dengan teori biaya produksi : 1. Biaya tetap total (TFC) tidak bergantung pada kuantitas output (Q), sedangkan biaya variabe total bergantung pada kuantitas output (Q) 2. Biaya tetap rata-rata (AFC) menurun secara kontinyu sampai mendekati garis horisontal, karena AFC = TFC / Q. 3. Kurva AVC menurun mencapai minimum untuk kemudian mengalami peningkatan karena AVC = TVC / Q. 4. Total Cost (TC) merupakan penjumlahan dari biaya TFC dan TVC karena TC = TFC + TVC.
5. ATC mula-mula akan turun kemudian akan meningkat karena ATC = TC / Q. 6. SMC mula-mula menurun mencapai minimum pada kuantitas output tertentu dan kemudian akan naik (catatan biasanya SMC akan selalu memotong kurva AVC) karena SMC = dTC / dQ (baca d=delta) 7. Jika SMC < AVC, maka AVC menurun, Jika SMC>AVC maka AVC meningkat dan jika SMC = AVC maka AVC minimum 8. Jika SMC<ATC, maka ATC menurun, jika SMC>ATC maka ATC meningkat dan jika SMC = ATC, maka ATC minimum.
seperti ukuran pabrik (meter persegi), luas lahan yang dipelihara, dsn jumlah tenaga keamanan. Biaya (aktivitas) tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah dalam rentang relevan ketika tingkat output aktivitasnya berubah. Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang, secara total, bervariasi dalam proporsi langsung dengan perubahan output aktivitas. Biaya variabel adalah beban-beban yang berubah dalam total ketika penggunaan aktivitas berubah. Biaya campuran adalah biaya yang mengandung komponen tetap maupun variabel. Model penggunaan sumber daya memberi tambahan pengertian tentang perilaku biaya. Sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan dikategorikan sebagai beban tetap berkomitmen dan beban tetap diskresioner. Sumber daya diperoleh pada saat digunakan dan dibutuhkan dalam kategori variabel. Beberapa biaya, khususnya biaya tetap diskresioner, cenderung untuk mengikuti fungsi biaya step. Sumber daya ini diperoleh dalam jumlah berkelompok. Jika step cukup lebar, maka biaya dipandang sebagai tetap; jika tidak mereka diperkirakan dengan fungsi biaya variabel.
Terdapat tiga metode formal pada pemisahan biaya campuran yaitu : 1. Metode tinggi-rendah : pada metode ini,dua titik yang dipilih dari scattergraph adalah titik tinggi dan titik rendah berkenaan dengan tingkat aktivitas. Titik ini digunakan untuk menghitung titik potong dan kemiringan garis dimana kedua titik tersebut terletak. 2. Metode scatterplot : suatu cara yang baik untuk mengidentifikasi nonlinearitas, munculnya outlier, dan adanya pergeseran dalam hubungan biaya. Kelemahannya adalah terletak pada subjektivitasnya. 3. Metode kuadrat terkecil : metode ini menggunakan semua titik data pada scattergraph dan menghasilkan suatu garis terbaik untuk semua titik. Metode ini juga menghasilkan garis terbaik titik data dan, karena itu, lebih direkomendasikan dari metode tinggi rendah dan scatterplot.
Metode kuadrat kecil lebih memiliki keunggulan dibanding metode lainnya dalam menilai reliabilitas persamaan biaya. Koefisien determinasinya memungkinkan seorang analisis menghitung jumlah variabilitas biaya yang diterangkan oleh penggerak biaya tertentu. Koefisien korelasi juga mengukur kekuatan hubungan tetapi memiliki keunggulan tambahan dalam hal mengindikasi arah dari hubungan. Pertimbangan manajerial dapat digunakan secara sendiri atau bersama-sama dengan metode tinggirendah, scatterplot, dan kuadrat terkecil. Manajer menggunakan pengalaman dan pengetahuan mereka dalam hal biaya dan hubungan tingkat aktivitas untuk mengidentifikasi outlier, memahami perubahan struktural, dan menyesuaikan parameter untuk mengantisipasi perubahan kondisi. Biaya per unit penting bagi penilaian persediaan, penentuan laba, dan penyediaan masukan untuk barbagai keputusan seperti penetapan harga, membuat atau membeli, dan menerima atau menolak pesanan khusus. Karena pentingnya biaya per unit, keakuratannya menjadi masalah yang penting.
V.
Sistem manajemen biaya dapat diklasifikasikan sebagai sistem tradisional dan sistem kontemporer. Sistem manajemen biaya tradisonal saat ini lebih luas digunakan dari pada sistem kontemporer. Namun, penggunaan sistem manajemen biaya kontemporer sedang mengalami peningkatan terutama di antara organisasi yang menghadapi keragaman produk yang bertambah, produk yang lebih kompleks, siklus hidup produk yang lebih pendek, persyaratan perbaikan mutu, dan tekanan persaingan yang ketat. Informasi biaya yang lebih relevan dan tepat waktu diperlukan oleh organisasi untuk membangun keunggulan bersaing jangka panjang yang berkelanjutan. Penilaian perilaku biaya yang lebih baik, peningkatan keakuratan kalkulasi biaya produk, dan usaha perbaikan biaya secara terus menerus adalah penting bagi lingkungan manufaktur kontemporer. Kalkulasi biaya tradisional membebankan biaya langsung dan tenaga kerja langsung dengan menggunakan penelusuran langsung: overhead dibebankan dengan menggunakan proses dua tahap. Pada tahap pertama, biaya overhead dikumpulkan pada kelompok, baik
pada tingkat pabrik atau tingkat departemen. Setelah kelompok didefinisikan, biaya kelompok overhead dibebankan ke produk dengan menggunakan penggerak tingkat unit, di mana yang paling umum adalah jam tenaga kerja langsung. Kalkulasi biaya pesanan dan kalkulasi biaya proses adalah dua sistem pembebanan biaya yang utama. Sistem berdasarkan pesanan berguna untuk perusahaan yang memproduksi produk- produk heterogen (unik) yang bervariasi luas. Kalkulasi biaya proses digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produk-produk homogen secara massal. Pada kalkulasi biaya berdasarkan pesanan, bahan dan tenaga kerja langsung di bebankan pada akun Barang dalam proses (Bahan Baku dan Penggajian dikredit). Biaya overhead dibebankan pada akun Barang dalam Proses dengan menggunakan tarif yang ditetapkan terlebih dahulu. Biaya unit yang selesai diproduksi dikreditkan pada akun Barang dalam Proses dan didebit pada akun Barang Jadi. Ketika barang terjual, biayanya didebit pada Harga Pokok Penjualan dan dikredit pada Barang Jadi. Pada kalkulasi biaya berdasarkan pesanan, dokumen atau catatan penting untuk pengakumulasian biaya manufaktur disebut kartu biaya pesanan. Kartu rekuisisi ( untuk bahan langsung ), kartu jam kerja ( untuk tenaga kerja langsung ), dan dokumen sumber untuk aktivitas manufaktur merupakan dokumen sumber yang diperlukan untuk membebankan biaya manufaktur ke pekerjaan. Tujuan kalkulasi biaya produk pada sistem akuntansi biaya tradisional secara khusus dicapai melalui pembebanan biaya produksi ke persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal. Tujuan keseluruhan sistem manajemen biaya kontemporer adalah untuk meningkatkan kualitas, kepuasan, relevansi, dan penetapan waktu informasi biaya. Akuntansi manajemen kontemporer menawarkan manfaat yang signifikan, meliputi : keakuratan kalkulasi biaya produk yang lebih tinggi, pengambilan keputusan yang lebih baik, perencanaan strategis yang lebih tajam, dan kemampuan mengelola aktivitas yang lebih baik. Selain itu, sistem kontemporer secara khusus sesuai untuk mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan tujuan yang penting bagi perusahaan untuk bersaing secara global. Sistem akuntansi manajemen kontemporer lebih kompleks dan memerlukan perbaikan signifikan atas aktivitas pengukuran dan pengukuran dapat menjadi mahal.
Perbedaan antara sistem akuntansi manajemen tradisional dan kontemporer : Tradisional 1. Penggerak berdasarkan unit Kontemporer 1. Penggerak berdasarkan unit dan nonunit 2. Alokasi intensif 3. Kalkulasi biaya produk yang sempit dan kaku 4. Fokus pada pengelolaan biaya 5. Informasi aktivitas yang jarang 6. Maksimisasi kinerja unit individual 2. Penelusuran intensif 3. Kalkulasi biaya produk yang luas dan fleksibel 4. Fokus pada pengelolaan aktivitas 5. Informasi aktivitas dirinci 6. Maksimisasi kinerja sistem keseluruhan 7. Menggunakan ukuran kinerja keuangan 7. Menggunakan baik ukuran kinerja keuangan maupun non keuangan