You are on page 1of 5

Scribd Upload a Document

Search Documents

Explore Sign Up | Log In

/ 14

Download this Document for Free

Karakteristik anak Berkebutuhan Khusus MAKALAHKARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSOleh :I GEDE MEIDANA (0711031019)KELAS : BSEMESTER : VIIJURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHASINGARAJA2010BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangGuru SD yang ideal selain memiliki kemampuan profesional sesuai standar yang ditetapkansemestinya juga membekali diri dengan berbagai wawasan dan pengetahuan tentang anak didiknya. Wawasan tersebut sangat diperlukan agar guru dapat mengenali karakter setiap anak didiknya dengan baik, meliputi pengenalan tentang perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, moral keagamaan, seni, dan kreativitas, termasuk permasalahan yangditemui dalam berbagai aspek perkembangan tersebut. Pengenalan ini sangat penting agar gurudapat mengembangkan potensi dasar setiap anak dengan tepat sesuai kebutuhan dan kondisisetiap anak. Salah satu masalah dalam perkembangan anak yang harus dikuasai guru SD dengan baik adalah masalah perkembangan anak yang bersifat non-normatif atau berkelainan. Guru SDdituntut untuk dapat mengenali setiap ciri masalah dalam perkembangan dari anak yang berkelainan, sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat terhadap masalah tersebutsesuai dengan kapasitas Anda sebagai seorang guru bukan sebagai seorang psikolog. Akansangat berbahaya bila guru salah dalam mengidentifikasi masalah perkembangan dari anak didiknya, (misalnya anak autis dianggap anak hiperaktif) sehingga penanganan yang diberikan juga tidak akan tepat pada sasaran. Alih-alih anak akan terbebas dari masalahnya dan berkembang dengan baik, justru masalah yang dialaminya akan makin parah.Sebagaimana pada unit sebelumnya yang membicarakan klasifikasi anak-anak berkebutuhankhusus, pada bagian sebagai kelanjutannya akan dibahas mengenai karakteristiknya yang jugasangat bervariasi untuk setiap jenis kelainan anak. Ini juga mencakup anak-anak yang mengalamikelainan fisik, mental-intelektual, sosialemosional, maupun masalah akademik. Kita juga bisamengambil contoh anak-anak yang mengalami kelainan fisik yang mencakup tunanetra,

tunarungu, dan tunadaksa (cacat tubuh) dengan berbagai karakteristiknya. Karakteristik di siniakan lebih luas cakupannya, karena harus dilihat dari berbagai segi, fisik, akademik, kepribadian,maupun sosial-emosionalnya. Mengenai karakteristik anak berkebutuhan khusus, padakenyataannya masih banyak guru-guru yang belum memahaminya, terutama untuk guruguru disekolah umum. Padahal, dengan memahami karakteristiknya, guru akan dapat memberikanlayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak tersebut.Pada bagian unit ini akan dikaji karakteristik umum mengenai anak berkebutuhan khusus, yangdilengkapi dengan beberapa ilustrasi yang akan memudahkan untuk mengkajinya. Karakteristik yang akan dibahas di sini mencakup anak-anak yang mengalami kelainan fisik, mental-intelektual, maupun sosial emosional, yang dilihat dari berbagai segi.1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.1. Bagaimana karakteristik anak-anak berkelainan fisik?2. Bagaimana karakteristik anak-anak berkelainan mental emosional?3. Bagaimana karakteristik anak-anak berkelainan akademik?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui karakteristik anak-anak berkelainan fisik.2. Untuk mengetahui karakteristik anak-anak berkelainan mental emosional.3. Untuk mengetahui karakteristik anak-anak berkelainan akademik.1.4 ManfaatMakalah ini kami susun, agar dapat memberikan manfaat tertentu bagi pembaca dan penulis.Manfaat yang dimaksud, adalah sebagai berikut.1) Bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan masukan agar pembaca menyadari bahwa setiapindividu pasti memiliki karakteristik yang berbeda. Tiap individu memiliki pasti memilikikelebihan dan kekurangan pada dirinya.2) Bagi penulis khususnya calon guru, penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung agar kita bisa memperlakukan individu sesuai dengan karakteristiknyamasing-masing ketika melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas sehingga kebutuhananak dalam pendidikan dapat terpenuhi. BAB IIPEMBAHASAN2. 1 Jenis-Jenis Anak-Anak Berkelainan Fisik beserta Karakteristiknya Jenis-jenis anak berkelainan fisik dapat dibagi menjadi 3 yaitu: a. Anak TunanetraI Anak tunanetra adalah anak yang mengalami kelainan kehilangan ketajaman penglihatansehingga penglihatannya tidak dapat digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari termasuk bersekolah sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus. Ketajaman penglihatan diukur berdasarkan kemampuan seseorang membaca hurufhuruf, angka-angka, atau simbol-simbol lain pada papan Snellen sejauh 20 kaki (6 M). Penglihatan seseorang dikatakan betul-betul terganggu jika ketajamannya lebih rendah atau sama dengan 20/200 (Arum, 2005:28-29) yaitu yang mampumelihat suatu benda pada jarak 20 kaki yang dapat dilihat oleh orang yang memiliki ketajaman normal pada jarak 200 kaki. Hilangnya kemampuan melihat tersebut mengakibatkan perkembangan anak, baik perkembangan baik perkembangan intelektualnya, emosi, sosial,kepribadian dan keterampilan hidupnya. Mereka dengan keadaannya itu tidak mungkin dapatmengikuti pendidikan di sekolah biasa bersama anak-anak yang awas tanpa layanan atau program khusus Adapun karakteristik anak Tunanetra adalah sebagai berikut. 1. Segi Fisik Secara visik anak-anak tunanetra, nampak sekali adanya kelainan pada organ penglihatan/ mata,yang secara nyata dapat dibedakan dengan anak-anak

normal pada umumnya. Hal ini terlihat dalam aktivitas mobilitas dan respon motorik yang merupakan umpan balik dari stimuli visual.Atau hal yang membedakan anaktunetra dengan anak lainnya dapat dilihat dari kondisi matanyadan sikap tubuhnya yang kurang ajeg serta kaku. 2. Segi Motorik Hilangnya indera penglihatan sebenarnya tidak berpengaruh secara langsung terhadap keadaanmotorik anak tunanetra, tetapi dengan hilangnya pengalaman visual menyebabkan tunanetrakurang mampu melakukan orientasi lingkungan. Misalnya: gerakan agak kaku dan kurang fleksibel hal ini disebabkan karena keterbatasan penglihatan jadianak tunanetra tidak bebas bergarak seperti anak awas lainnya. Perilaku Stereotipee (stereotypic behavior) artinya sebagian kecil anak tunanetra ada yang suka mengulang-ulang gerakan tertentu, seperti mengedip-ngedipkan atau menggosok-gosok matanya. 3. Perilaku Kondisi tunanetra tidak secara langsung menimbulkan masalah atau penyimpangan perilaku padadiri anak, meskipun demikian hal tersebut berpengaruh pada perilakunya. Anak tunanetra seringkali menunjukkan prilaku treriotip, sehingga menunjukkan prilaku yang tidak semestinya. Ada beberapa teori yang mengungkap mengapa tunanetra kadangkadang mengembangkan perilakusteriotip. Hal itu terjadi mungkin sebagai akibat dari tidak adanya rangsangan sensoris,terbatasnya aktivitas dan gerak di dalam lingkungan, serta keterbatasan sosial. Untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut dapat dilakukan dengan cara membantumereka memperbanyak aktivitas, atau dengan mempergunakan strategi perilaku tertentu sepertimisalnya memberikan pujian atau alternatif pengajaran, perilaku yang lebih positif, dansebagainya.4. Akademik Secara umum kemampuan akademik anak-anak tunanetra sama seperti anak-anak padaumumnya. Keadaan ketunanetraan berpengaruh pada perkembangan keterampilan akademis,khususnya dalam bidang membaca dan menulis. Dengan kondisi yang demikian maka tunanetradalam membaca mempergunakan huruf Braille (huruf simbol dengan titik timbul) atau huruf cetak dengan berbagai ukuran dan untuk menulis tunanetra menggunakan Riglet dan pen. 5. Pribadi dan Sosial Mengingat tunanetra mempunyai keterbatasan dalam belajar melalui pengamatan dan meniru,maka anak tunanetra sering mempunyai kesulitan dalam melakukan perilaku sosial yang benar.Sebagai akibat dari ketunanetraannya yang berpengaruh terhadap keterampilan sosial, anak tunanetra perlu mendapatkan latihan langsung dalam bidang pengembangan persahabatan,menjaga kontak mata atau orientasi wajah, penampilan postur tubuh yang baik, mempergunakangerakan tubuh dan ekspresi wajah, mempergunakan intonasi suara atau wicara dalammengekspresikan perasaan, menyampaikan pesan yang tepat pada saat melakukan komunikasi.Penglihatan memungkinkan kita untuk bergerak dengan leluasa dalam suatu lingkungan, tetapitunanetra mempunyai keterbatasan dalam melakukan gerakkan tersebut. Keterbatasan tersebutmengakibatkan keterbatasan dalam memperoleh pengalaman dan juga berpengaruh padahubungan social. Dari keadaan tersebut mengakibatkan tunanetra

lebih terlihat memiliki sikap : Curiga yang berlebihan pada orang lain, ini disebabkan oleh kekurangmampuannya dalam berorientasi terhadap lingkungannya. Mudah tersinggung. Akibat pengalaman-pengalaman yang kurang menyenangkan ataumengecewakan yang sering dialami, menjadikan anak-anak tunanetra mudah tersinggung. Ketergantungan pada orang lain. Anak-anak tunanetra umumnya memiliki sikap ketergantungan yang kuat pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari. b. Anak Tunarungu Istilah tunarungu ditujukan pada individu atau anak yang mengalami kehilangan kemampuanmendengar, baik kehilangan kemampuan mendengar sama sekali maupun kehilangankemampuan mendengar sebagian. Orang yang kehilangan kemampuan mendengar sama sekalidisebut tuli (the deaf), sedangkan kemampuan mendengar sebagian disebut kurang dengar (hardof hearning) .Frisina (1974) dalam Moh. Amin (1986:53) mendefinisikannya sebagai berikut : seorang yang tuli adalah sesorang yang pendengarannya cacat sampai batas yang menghambat pengertiannyaakan pembicaraan melalui telinga, dengan atau tanpa alat bantu dengar. Orang yang kurang mendengar adalah yang pendengarannya cacat sampai tingkat tertentu. Definisi ini menunjukkan bahwa tunarungu dalam kategori tuli tidak dapat digunakan alat pendengaranya sama sekaliuntuk mengartikan pembicaraan, baik dengan memakai alat bantu dengar atau tidak. Denganhilangnya kemampuan mendengar tersebut, maka anak tunarungu dapat disebut child with problem in learning (anak dengan problema dalam belajar) yang membawa konsekuensinyakepada child with special needs (anak berkebutuhan khusus). Beberapa karakteristik anak tunarungu, diantaranya : 1. Segi Fisik Cara berjalannya kaku dan agak membungkuk. Akibat terjadinya permasalahan pada organkeseimbangan pada telinga, menyebabkan anak-anak tunarungu mengalami kekurangseimbangandalam aktivitas fisiknya. Pernapasannya pendek, dan tidak teratur. Anak-anak tunarungu tidak pernah mendengar suara-suara dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana bersuara atau mengucapkan kata-kata denganintonasi yang baik, sehingga mereka juga tidak terbiasa mengatur pernafasannya dengan baik,khususnya dalam berbicara. Cara melihatnya agak beringas. Penglihatan merupakan salah satu indera yang paling dominan bagi anak-anak penyandang tunarungu, dimana sebagian besar pengalamannya diperoleh melalui penglihatan. Oleh karena itu anak-anak tunarungu juga dikenal sebagai anak visual, sehinggacara melihatpun selalu menunjukkan keingintahuan yang besar dan terlihat beringas. 2. Segi Bahasa a. Miskin akan kosa kata. b. Sulit mengartikan kata-kata yang mengandung ungkapan, atau idiomatik c. Tata bahasanya kurang teratur. 3. Intelektual a. Kemampuan intelektualnya normal. Pada dasarnya anak-anak tunarungu tidak mengalami permasalahan dalam berkomunikasi dan berbahasa, perkembangan intelektual menjadi lamban. b. Perkembangan akademiknya lamban akibat keterbatasan bahasa. Seiring terjadinya kelambanandalam perkembangan intelektualnya akibat adanya hambatan dalam komunikasi, maka dalamakademiknya juga mengalami keterlambatan. Untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi biasanya anak

tunarungu menggunakan alat bantu dengar yang disebut Hearing Aid dan untuk mengucapkan kata-kata ia menggunakan abjad jari (finger spelling) 4. Sosial-emosional Pergaulan yang terbatas pada sesama tunarungu Sebagai akibat keterbatasan dalam komunikasi, anak tunarungu cenderung untuk bergaul/ bersosialisasi dengan sesama tunarungu atau menarik diri dari lingkungan orang mendengar . Perasaan takut (khwatir) terhadap lingkungan sekitar Pada umumnya, anak tunarungu menyadari bahwa mereka kurang dapat menguasai lingkungansekitar tanpa pendengaran. Hal inilah menjadikan mereka bersikap ragu atau menimbulkan rasatakut. Sering merasa curiga dan berprasangka. Sikap seperti ini terjadi akibat adanya kelainan fungsi pendengarannya. Mereka tidak dapat memahami apa yang dibicarakan orang lain, sehinggaanak-anak tunarungu menjadi mudah merasa curiga. Sering bersikap agresif Cepat marah dan tersinggungc. c. Anak Tunadaksa .Istilah umum yang digunakan di Indonesia untuk anak jenis kelainan ini adalah tunadaksa ringandan tunadaksa berat. Anak tunadaksa ringan adalah anak yang cacat tubuh tetapi tidak menghambat perkembangannya, anak-anak ini tidak membutuhkan pelayanan pendidikan khususdengan kata lain anak-anak ini bisa sekolah dengan anak normal lainnya.Sedangkan anak tunadaksa berat adalah anak yang mengalami cacat tubuh dan menyebabkanterjadinya hambatan untuk mencapai perkembangan yang optimal dan memerlukan layanan pendidikan khusus. Karakteristik anak daksa sebagai berikut : 1. Gangguan Motorik Gangguan motoriknya berupa kekakuan, kelumpuhan, gerakan-gerakan yang tidak dapatdikendalikan, gerakan ritmis dan gangguan keseimbangan. Gangguan motorik ini meliputimotorik kasar dan motorik halus. 2. Gangguan Sensorik Pusat sensoris pada manusia terletak pada otak, mengingat anak cerebral palsy adalah anak yangmengalami kelainan otak, maka sering anak cerebral palsy disertai gangguan sensorik antara lain penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Gannguan penglihatan pada cerebral palsy terjadi karena ketidakseimbangan otot-otot mata sebagai akibat kerusakan otak. Gangguan pendengaran pada anak cerebral palsy sering dijumpai pada jenis athetoid. 3. Gangguan tingkat KecerdasanWalaupun anak cerebral palsy adalh anak yang mengalami kelainan di otaknya tetapi keadaankecerdasan anak cerebral palsy bervariasi, tingkat kecerdasan anak cerebral palsy mulai tingkatyang paling rendah sampai gifted. Sekitar 45% mengalami keterbelakangan mental, dan 35% lagimempunyai tingkat kecerdasan normal dan diatas rata-rata. Sedangkan sisianya cenderungdibawah rata-rata. 4. Kemampuan Bicara

You might also like