You are on page 1of 18

LAPORAN SURVEY TEKNIK PANTAI TOPIK SURVEY : Kerusakan pantai dan penanggulangannya Pantai Lebih

OLEH 1. Putu Lissa Ambarawangi 2. Ni Putu Listya Dewi 3. Etty Dwarawati 4. Nur Kumala (0904105003) (0904105005) (0904105007) (0904105061)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah, kami dapat menyelesaikan laporan survey mengenai Kerusakan Pantai dan Penanggulangannya tepat pada waktunya. Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan wajib karena telah mengikuti kuliah Teknik Pantai. Di samping itu, juga untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kami dalam menerapkan mata kuliah Teknik Pantai di dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam praktek yang nyata. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan di dalam penyusunan laporan ini. Kami pun sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teknik Pantai, serta pihak lain yang telah memberikan perhatian dan bimbingannya pada kami saat penyusunan laporan, sehingga kami dapat melaksanakannya sesuai prosedur dan tata cara kerja yang benar dan sesuai. Kami mengharapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana.

Denpasar, 30 Mei 2011

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui, pulau Bali sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Bali untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian karena secara otomatis devisa negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat berbahaya. Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi untuk menanggulanginya. Ruang lingkup yang akan kami gunakan adalah Pantai Lebih yang terletak di kawasan selatan Kabupaten Gianyar, Bali. Kami harap apa yang akan kami sampaikan ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai abrasi dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada lingkungannya.

BAB II ISI LAPORAN

2.1 Identifikasi Pantai Lebih, Gianyar

Gambar 2.1 Kondisi Pantai Lebih Pantai ini diberi nama Pantai Lebih, karena sesuai tempatnya yaitu desa Lebih yang berada di kawasan selatan Kabupaten Gianyar. Selain sebagai tempat mencoba beragam kuliner ikan laut, Pantai Lebih juga menawarkan keindahan. Dari pantai, pengunjung bisa melihat gambaran bentuk Pulau Lombok dari barat karena pantai ini dibatasi oleh pulau Lombok pada bagian timurnya dan melihat bentuk Pulau Nusa Penida pada bagian selatannya karena Pantai Lebih pada bagian selatannya dibatasi oleh pulau Nusa Penida. Untuk bisa masuk ke areal pantai ini, pengunjung tidak dipungut tiket tanda masuk. Mereka yang datang hanya diwajibkan membayar retribusi parkir untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

Selain karena keindahan pantainya, pantai ini juga diperuntukan bagi umat Hindu untuk melaksanakan upacara nangluk merana dan melis. Namun, abrasi yang menerjang kawasan Pantai Lebih beberapa tahun belakangan ini mengakibatkan makin berkurangnya kawasan pantai untuk kepentingan umat melasti mejelang hari raya Nyepi. Hal ini membuat makin berkurangnya kegiatan melasti yang dilakukan masing-masing desa pekraman ke Pantai tersebut Pasir pantainya berwarna hitam dan berkilauan. Batu batu kerikilnya juga berwarna hitam bulat dan sangat cantik yang sesuai dijadikan hamparan batu hiasan di halaman rumah. Tidak jarang warga sekitar menjadi pencari batu kerikil di siang hari untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Di tepi pantai ini para petani padi biasa menanam padi karena tanahnya yang subur walaupun berpasir. Sawah para petani yang dulu agak jauh dari pantai tetapi kini sudah berdekatan dengan pantai karena disebabkan oleh abrasi pantai yang sangat parah. Tak jarang pula saat air pasang dan ombak air laut yang besar dapat menerjang sawah para petani disana sehingga air laut melimpah pada sawah petani disana. Abrasi di Pantai Lebih terjadi karena faktor alam disebabkan oleh angin yang bertiup di atas lautan yang menimbulkan gelombang dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai. Gelombang yang tiba di pantai dapat menggetarkan tanah atau batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan. Abrasi terjadi ketika angin yang bergerak di laut menimbulkan gelombang dan arus menuju pantai. Arus dan angin tersebut lama kelamaan menggerus pinggir pantai. Gelombang di sepanjang pantai menggetarkan tanah seperti gempa kecil. Kekuatan gelombang terbesar terjadi pada waktu terjadi badai sehingga dapat mempercepat terjadinya proses abrasi. Selain faktor alam, abrasi juga disebabkan oleh faktor manusia, misalnya penambangan pasir dan pengambilan batu hitam di Pantai Lebih. Penambangan pasir sangat berperan banyak terhadap abrasi pantai, baik di daerah tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya karena terkurasnya pasir laut akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai. Begitu pula dengan seringnya masyarakat yang mengambil batu hitam di pantai yang dijadikan mata pencaharian warga setempat dapat mengakibatkan saat ombak menerjang tidak ada yang menahan pasir pantai untuk terkikis air laut.

2.2 Masalah yang terdapat di Pantai Lebih, Gianyar Pantai Lebih merupakan salah satu pantai yang terkena abrasi yang parah sehingga mengalami kemunduran garis pantai yang jauh dari garis pantai yang lama. Pantai mundur merupakan akibat proses erosi pantai (abrasi) sehingga garis pantai menjadi mundur jauh dari garis pantai lama. Garis pantai secara alami berubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan alam seperti adanya aktivitas gelombang, angin, pasang surut dan arus serta sedimentasi daerah delta sungai. Namun perubahan garis pantai dapat meningkat dengan adanya gangguan ekosistim pantai seperti hutan bakau sebagai penyangga pantai banyak dirubah fungsinya untuk dijadikan sebagai daerah pertambakan, hunian, industri dan daerah reklamasi kemudian pembuatan tanggul dan kanal serta bangunan-bangunan yang ada di sekitar pantai. Erosi pantai adalah proses mundurnya garis pantai dari kedudukan garis pantai semula. Hal ini disebabkan daya tahan material dilampaui oleh kekuatan yang ditimbulkan oleh pengaruh arus dan gelombang, tidak adanya keseimbangan antara lain suplai sedimen yang datang ke bagian pantai yang ditinjau dan kapasitas angkutan sedimen di bagian pantai tersebut. Kondisi tersebut di atas perlu ditangani bersama antara instansi-instansi terkait guna mencegah erosi yang berkelanjutan dan jika mungkin mengembalikan (merehabilitasi) fungsi pantai sebagai kawasan umum, wisata, dan prasarana social-religius masyarakat. Definisi Abrasi atau Pengertian Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Ada yang mengatakan Abrasi sebagai erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipengaruhi oleh gejala alami dan tindakan manusia. Tindakan manusia yang mendorong terjadinya abrasi adalah pengambilan batu dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan. Selain itu penebangan pohon-pohon pada hutan pantai atau hutan mangrove memacu terjadinya abrasi pantai lebih cepat.

Gambar 2.2 Masalah bagi para pedagang Akhir-akhir ini sangat menyedihkan sekali melihat pantai Lebih Gianyar, dimana air laut sudah mulai naik kedarat saat cuaca buruk sampai - sampai pedagang tidak bisa berjualan lagi dipesisir pantai. Seperti terlihat pada gambar, jarak antara pedagang dengan bibir pantai sudah sangat dekat, bahkan tidak jarang mereka harus berpindah tempat terus menerus karena abrasi pantai yang makin parah. Dampak dari abrasi ini sangat terasa. Banyak warung warga harus pindah untuk menghindari warung mereka ambruk dan terbawa ombak. Jika dibiarkan secara terus menerus maka akan mengakibatkan Abrasi Pantai secara berkesinambungan. Semenjak terjadinya abrasi di Pantai Lebih, banyak warga yang bergantung hidupnya pada hasil laut menjadi kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Seperti para pedagang batu hitam yang mengalami kerugian, penghasilan para pedagang batu hitam ini menjadi berkurang karena susahnya mencari batu hitam semenjak terjadinya abrasi di Pantai Lebih.

Gambar 2.3 Ombak pantai Lebih Abrasi di Pantai Lebih adalah abrasi terdahsyat, tidak hanya di Bali tetapi di seluruh Indonesia. Seperti terlihat pada gambar diatas, ombak dengan ganasnya menyerbu bibir pantai Desa Lebih. Ganasnya ombak seolah ingin menerkam seluruh pinggiran pantai di sebelah selatan Kabupaten Gianyar ini. Kerasnya gelombang yang menghantam bibir pantai membuat abrasi pantai Lebih, Gianyar kian mengkhawatirkan . Semenjak sepuluh tahun terakhir sedikitnya sudah 2 km pinggiran Pantai Lebih hilang. Abrasi di pantai ini yang terdasyat, tidak hanya di Bali tapi di seluruh Indonesia. Seminggu bisa sampai 1 meter bibir pantai terabrasi. Keadaan Pantai Lebih diperparah lagi karena jarak antara pantai dan jalan raya tidak begitu jauh. Jarak dari bibir pantai hingga jalan raya hanya sekitar 40 meter. Abrasi ini membawa dampak yang sangat buruk bagi para petani. Tanah mereka hilang digerus ombak pantai. Tanaman palawija dan kacang yang mereka tanam begitu tergenang air pantai akan membusuk. Hal ini membuat petani menjual tanah mereka karena tidak dapat dipertahankan lagi.

Di Pantai Lebih dulu terdapat menara dan bale bengong di tepi pantai, tetapi sekarang sudah ambruk karena terkena abrasi. Yang tersisa hanya puing puing bangunan saja yang merusak keindahan pantai. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.4 Bangunan yang runtuh akibat diterjang ombak Puing puing bangunan ini sangat merusak pemandangan pantai yang terlihat semakin kotor. Reruntuhan bangunan tersebut dibiarkan begitu saja tanpa dibersihkan sehingga menambah rusaknya pemandangan pantai Lebih. Begitu besarnya ombak laut yang dapat meruntuhkan bangunan yang dulu berdiri kokoh, tetapi kini hanya tersisa puing puing saja. Hal ini semakin menguatkan rasa takut bagi para pedagang yang berjualan di sekitar pantai jika melihat kondisi pantai Lebih sekarang ini.

Selain abrasi, masalah yang terjadi di daerah pesisir pantai adalah masalah pencemaran lingkungan pantai.

Gambar 2.5 Pencemaran Lingkungan Pantai Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang sangat merugikan bagi manusia. Keindahan panorama pantai membuat wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Bali. Hal ini seharusnya membuat pemerintah lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena apabila keadaan pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau lagi mengunjungi pantai di Bali yang akibatnya dapat mengurangi devisa negara. Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada disana. Biota yang hidup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan kecil akan mati bila tingkat pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian pantai.

2.3 Penyebab masalah abrasi di Pantai Lebih Parahnya tingkat abrasi di Pantai Lebih lebih banyak disebabkan oleh faktor perubahan arus pantai. Tingginya aliran sedimen aliran Tukad (sungai) Unda di Klungkung juga turut berperan dalam perubahan arus yang menyebabkan parahnya abrasi di Pantai Lebih. Sedimen itu akan meluncur ke arah laut dan membelokkan arah arus sehingga pantai di Gianyar yang paling keras abrasinya, karena arusnya dibelokkan oleh sedimen aliran sungai Tukad Unda. Abrasi juga disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui, pemanasan global terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan. Selain disebabkan oleh alam, abrasi pantai Lebih juga disebabkan karena ulah masyarakat sekitar yang mengambil kerikil kerikil dan batu hitam yang akan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan semakin sedikitnya kerikil dan batu hitam di pantai Lebih, maka pada saat air laut pasang dan ombaknya besar maka tidak ada yang menahan pasir pasir saat air laut mengikis pasir Pantai Lebih.

2.4 Cara penanggulangan masalah abrasi di Pantai Lebih Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi masalah abrasi di Pantai Lebih dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasi masalah abrasi ini pemerintah secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena abrasi tersebut. Dalam mengatasi masalah abrasi ini, tentu ada saja hambatan-hambatan dan juga kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukan biaya yang sangat mahal dan juga wilayah tempat pembangunannya sangat luas, sehingga untuk membangun alat ini di seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang sangat lama dan juga biaya yang sangat mahal. Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak hambatannya. Tanaman bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai merupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahui bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas pulau Bali banyak yang akan berkurang. Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka peranan dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidak akan dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam, maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100%. Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi dengan sangat serius karena dapat merusak keindahan dan keasrian pantai. Untuk megatasi permasalahan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan harus ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak merusak lingkungan harus dibuat dan menindak dengan tegas bagi siapa pun yang melanggarnya.

Gambar 2.6 Pencemaran lingkungan pantai Lebih Sekarang ini, di beberapa pantai masih banyak ditemui sampah-sampah yang berserakan. Seperti terlihat pada gambar diatas, sampah sampah masih banyak berserakan di sekitar pantai Lebih. Begitu pula puing puing bangunan yang ambruk diterjang ombak air laut pantai Lebih. Selain itu, limbah pabrik yang beracun banyak yang dialirkan ke sungai yang kemudian mengalir ke laut. Hal ini dapat merusak ekosistem laut, dan juga dapat membunuh beberapa biota laut. Untuk menghindari pencemaran lingkungan pantai, warga biasanya melakukan gotong royong membersihkan areal pantai Lebih agar tetap terlihat bersih dan asri. Upaya manusia dalam penanggulangan pantai yang rusak ada beberapa metode disesuaikan dengan karakter dan sifat gelombang yang menerjang pantai, metode penanggulangan abrasi pantai seperti pemecah gelombang sejajar garis pantai (detached beakwater), struktur pemo-tong arus-sejajar-pantai tegak lurus garis pantai (groin), dan

pembangunan dinding laut (seawall) telah banyak diapli-kasikan dalam berbagai kasus erosi pantai.

Gambar 2.7 Pemasangan peredam ombak di Pantai Lebih Selama mampu memenuhi syarat-syarat stabilitas rencana, maka ketiga macam struktur di atas terbukti cukup efektif menanggulangi abrasi. Namun demikian, ke-tiga cara yang tergolong hard engineering" tersebut memiliki kelemahan dari segi keindahan pandangan. Pantai akan kelihatan kaku dan kurang alami dan bahkan mungkin tampak "kotor" dengan adanya struktur tersebut. Sebuah altematif penanggulangan yang fungsional dan tidak mengandung kelemahan ketiga cara di atas adalah penanggulangan/pen-cegahan terjadinya abrasi menggunakan Break Water mumi berbentuk susunan ku-bus dengan ukuran tertentu berdasarkan survey peren-canaan yang saling mengait satu dengan yang lainnya. Sedimen ini terjadi karena material bawaan air laut yang telah diredam oleh breakwater mengendap tidak sempat kembali kelaut bersama air laut.

Gambar 2.8 Peredam Ombak Upaya untuk mengurangi kerasnya ombak air laut yang mengempas bibir Pantai Lebih adalah dengan memasang alat peredam ombak sehingga ombak yang sampai pada bibir pantai tidak terlalu keras. Ombak air laut yang besar ini juga akan menyebar kesamping sehingga hempasan yang diterima bibir pantai tidak terlalu keras. Dengan kata lain, ombak yang diterima bibir pantai tidak sekeras ombak yang terjadi sewaktu menuju bibir pantai Lebih. Namun, tetap saja abrasi yang terjadi kian bertambah parah karena arus laut pantai Lebih semakin besar pula. Upaya apapun akan tetap dilakukan baik dari pemerintah setempat maupun dari masyarakat sendiri untuk tetap menjaga keasrian pantai Lebih.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh masyarakat. Dari penjelasan kami di atas kami dapat menyimpulkan beberapa hal. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Parahnya tingkat abrasi di Pantai Lebih lebih banyak disebabkan oleh faktor perubahan arus pantai. Selain itu, abrasi juga diakibatkan oleh naiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya pemanasan global. 2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak orang yang membuang sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari lingkungan. 3. Dampak yang diakibatkan oleh abrasi di Pantai Lebih sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam. 4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak dan juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat menahan laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak saat mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai. Dari kesimpulan tersebut dapat kita lihat penyebab abrasi dan juga beberapa cara untuk mengatasinya. Kita juga dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan apabila hal ini tidak segera diatasi. Menurut kami permasalahan ini harus diselesaikan bukan hanya oleh pemerintah, tapi juga memerlukan partisipasi dari masyarakat.

3.2 Saran Selain kesimpulan tadi, kami juga memiliki beberapa saran yang akan kami sampaikan. Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai, karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa bantuan dari masyarakat. 2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tegas bagi setiap orang yang merusak lingkungan. 3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus segera dilakukan agar abrasi yang terjadi di beberapa daerah tidak bertambah parah. 4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai agar tidak membuang limbah atau sampah ke laut. Mereka harus menyediakan sarana kebersihan agar limbah atau sampah yang mereka hasilkan tidak mencemari pantai. Demikianlah saran-saran yang dapat kami sampaikan,semoga apa yang telah kami sampaikan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat agar mau menjaga keasrian dan kebersihan lingkungan. Semua orang harus ikut berperan serta dalam menanggulangi masalah yang sangat berbahaya yang bernama ABRASI.

DAFTAR PUSTAKA http://www.balebengong.net/kabar-anyar/2010/03/13/pantai-lebih-yang-terusberkurang.html http://kipllirahman.blogspot.com/2009/04/pantai-lebih.html http://mobilrentalbali.com/index.php/2010/02/pantai-lebih-ramai-dikunjungi-wisatawan/ http://griyawisata.com/index.php/2011042224600/bali-island/wisata-pantai-lebih/menu-id73.html http://ureport.vivanews.com/news/read/146189-pantai_lebih_yang_terus_berkurang http://www.mail-archive.com/hindu-dharma@itb.ac.id/msg04711.html http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=48848

You might also like