You are on page 1of 29

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) memiliki risiko tinggi, sebab hampir selalu karib dengan kekerasan, pelecehan seksual, penindasan, dan penganiayaan yang dilakukan majikan. Tak cukup itu, bahkan ketika masih di Tanah Air (sebelum berangkat ke luar negeri) atau sekembali dari luar negeri mereka dihadapkan pula dengan beragam pemerasan yang mewujud dalam pungutan liar. Mereka bukan tidak tahu dengan risiko itu. Tapi, karena desakan ekonomi dan tuntutan hidup, maka menjadi TKI adalah solusi instan sekaligus tawaran menggiurkan, setelah negara mereka sendiri (Indonesia) tidak lagi mempesona karena tak bisa menyejahterakan hidup mereka. Derita TKI seakan tak pernah menemukan titik henti. Di setiap tahun bahkan di setiap putaran waktu, bangsa Indonesia selalu disuguhi berita penganiayaan, pemerkosaan, gaji yang tak terbayarkan, bahkan juga kematian misterius warga negaranya yang tengah mengais rizki menjadi TKI. Tragedi Ceriyati binti Dapin, pembantu rumah tangga (PRT) asal Brebes Jawa Tengah, adalah kasus yang tengah menghangat saat ini. Ia nekat kabur dari kondominium Tamarind Lantai 15, Sentul, Kuala Lumpur karena tidak tahan dipukuli majikannya, dan selama lima bulan bekerja ia juga tidak pernah mencerap nikmatnya gaji.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tenaga Kerja Indonesia Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri (seperti Malaysia, Timur Tengah, Taiwan, Australia dan Amerika Serikat) dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar. TKI perempuan seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW). 2.2 Devisa Devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran internasional yang diterima dan diakui oleh dunia internasional. Devisa terdiri atas valuta asing, yaitu mata uang yang dapat diterima oleh hampir semua negara di dunia (seperti US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, Poundsterling Inggris), emas, surat berharga yang berlaku untuk pembayaran internasional, dan lainnya. Devisa yang biasanya digunakan saat ini adalah dollar amerika (usd). Fungsi devisa : Pada dasarnya devisa dapat berfungsi sebagai : 1. Alat pembayaran luar negeri (perdagangan, ekspor, impor, dan seterusnya) 2. Alat pembayaran utang luar negeri. 3. Alat pembiayaan hubungan luar negeri, misalnya perjalanan dinas, biaya korps diplomatik kedutaan dan konsultan, serta hibah (hadiah, bantuan) luar negeri. 4. Sebagai sumber pendapatan negara.

Sumber Devisa Bersumber Dari : 1. Pinjaman / hutang luar negeri 2. Hadiah, bantuan atau sumbangan luar negeri 3. Penerimaan deviden serta bunga dari luar negeri 4. Hasil ekspor barang dan jasa 5. Kiriman valuta asing dari luar negeri 6. Wisatawan yang belanja di dalam negeri dll Kegunaan / Manfaat Devisa : 1. Membeli barang atau jasa dari luar negeri (impor) 2. Membayar hutang pokok serta bunga hutang luar negeri 3. Pembiayaan kegiatan perdagangan luar negeri 4. Membiayai perwakilan di luar negeri (duta besar, konsulat, dll) 5. membiayai atlit, misi kebudayaan, studi banding / perjalanan dinas pejabat Negara Jenis-Jenis / Macam-Macam Devisa : 1. Devisa umum yaitu devisa yang didapat dari kegiatan ekspor, penjualan jasa serta bunga 2. Devisa kredit yakni adalah devisa yang diperoleh dari kredit pinjaman luar negeri 2.3 Syarat-syarat Menjadi TKI Untuk menjadi seorang TKI, syarat-syarat yang telah ditentukan oleh BP3TKI harus dipenuhi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Syarat-syarat menjadi TKI antara lain : 1. Seorang calon TKI harus memiliki kesiapan mental sebagai pekerja di luar negeri yang jauh dari keluarga dan kampong halaman. Kesiapan mental tersebut sangat dibutuhkan agar TKI tidak merasa terganggu dan

kehilangan konsentrasi dalam bekerja di luar negeri termasuk menerima kenyataan yang mungkin tidak sesuai dengan harapan. 2. Calon TKI harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu yang akan menjadi modalnya dalam menawarkan jasa sebagai pekerja. 3. Calon TKI harus mengurus dan memiliki dokumen resmi sebagai pekerja di luar negeri yang pengurusannya dilakukan dengan benar dan proses akhir dokumentasinya harus di BP3TKI. 4. Selaku pekerja di luar negeri, seorang calon TKI sangat dianjurkan untuk menjadi peserta asuransi agar mendapatkan jaminan diri. TKI yang menjadi peserta asuransi akan mendapatkan bantuan jika mengalami halhal yang tidak diinginkan di luar negeri. 5. Jika sudah berada di luar negeri, seorang TKI sangat dianjurkan untuk mencari tahu terlebih dahulu keberadaan Kantor Kedutaan Besar RI atau Konsulat Jenderal RI di negara tujuan. Dengan begitu, TKI dapat mengetahui ke mana akan mengadu jika mengalami masalah ketika bekerja di luar negeri. 6. TKI mengikuti program pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) sebelum yang bersangkutan berangkat ke luar negeri. Dalam program PAP itu akan diajarkan apa yang menjadi hak dan kewajiban seorang TKI ketika bekerja di luar negeri. Untuk mengambil formulir pendaftran TKI dapat dilakukan di Kantor BP3TKI di daerah yang ditunjuk atau BNP2TKI dengan ketentuan: 1. Menunjukan asli Sertifikat lulus KLPT yang bersangkutan yang masih berlaku; 2. Menunjukan asli kartu identitas diri KTP/SIM yang bersangkutan; 3. Tidak dapat diwakilkan; 4. Tidak dipungut biaya (gratis). Pengembalian formulir yang telah diisi harus dilengkapi dengan melampirkan persyaratan :

1. Foto copy KTP yang masih berlaku; 2. Foto Copy Kartu Keluarga; 3. Foto Copy Ijasah Pendidikan terakhir; 4. Foto Copy Sertifikat lulus KLPT; 5. Pas foto berwarna ukuran 3 x 4 cm; 6. Asli surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) dari polisi domisili calon TKI; 7. Asli surat keterangan sehat mental dan fisik termasuk batas pAndang dan buta dari Dokter/klinik yang telah ditunjuk; 8. Asli tAnda bukti pendaftaran sebagai pencari kerja dari dinas kab/kota(Kartu AK I); 9. Asli surat Ijin dari: Orang tua bagi yang belum berkeluarga atau wali bagi yang belum berkeluarga namun orang tua sudah meninggal. Suami bagi istri yang akan bekerja atau istri bagi suami yang akan bekerja ke luar negeri. Surat izin tersebut harus diketahui lurah / kepala desa domisili calon TKI. Berkas lamaran yang masuk akan di Validasi dan yang memenuhi syarat dan lengkap pasti di Sending dan tidak bayar (gratis). Nama-nama calon TKI yang sending dapat dilihat pada website: www.bnp2tki.go.id. Bagi berkas lamaran yang tidak lengkap atau tidak memenuhi syarat, akan diumumkan di website: www.bnp2tki.go.id untuk dilengkapi kekurangan persyaratanya, dan setelah itu agar pelamar mengirimkan kembali. 2.4 Prosedur Menjadi TKI Formal Prosedur untuk menjadi TKI di sektor formal yang dilakukan melalui agen TKI BERSAMA, dilakukan melalui beberapa tahap : a. Pengumpulan data

Tahap ini dilakukan baik secara online melalui internet maupun iklan di beberapa media masa local maupun nasional. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data mereka yang berminat bekerja ke luar negeri. b. Pengolahan data Data-data peminat kerja ke luar negeri di kelompokkan sesuai daerah asal dan Negara tujuan yang diminati. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penyaluran calon TKI ke PJTKI yang lokasinya berdekatan dengan alamt asal calon TKI. c. Penyaluran dan konfirmasi Merupakan tahap penyaluran data-data calon TKI ke PJTKI terdekat, proses penyaluran tersebut akan dikonfirmasi kepada calon TKI untuk mengetahui PJTKI mana yang akan menangani keberangkatan calon TKI tersebut. Tugas agen TKI BERSAMA hanya sampai tahap ini, untuk tahap selanjutnya sepenuhnya merupakan kewenangan PJTKI yang bersangkutan. d. Penyelesaian persyaratan awal Pihak PJTKI yang akan menangani keberangkatan calon TKI akan memberikan beberapa dokumen yang merupakan bagian dari persyaratan awal yang harus dipenuhi sebelum melakukan medical check up. e. Medical check up Setelah persyaratan awal dipenuhi, pihak PJTKI akan meminta untuk melakukan MCU di laboratorium ataupun klinik kesehatan yang telah di tunjuk oleh pemerintah. Biaya MCU ini sepenuhnya harus ditanggung oleh calon TKI, dengan besarnya bervariasi tergantung dari negra tujuan. f. Penyelesaian persyaratan akhir Setelah calon TKI dinyatakan lulus tes kesehatan, maka semua calon TKI harus menyelesaikan seluruh persyaratan yang telah di tetapkan, baik pengadaan dokumen-dokumen yang diminta maupun penyelesaian

pembiayaan, kecuali jika biaya keberangkatan ditanggung PJTKI. g. Proses selanjutnya

Setelah seluruh persyaratan dipenuhi oleh calon TKI, maka proses selanjutnya akan meliputi pendidikan dan latihan, pembuatan passport, menunggu visa, serta pembekalan akhir pra pemberangkatan. h. Pemberangkatan Pemberangkatan dilakukan setelah seluruh persayaratn dan dokumendokumen yang diperlukan telah selesai dan visa telah turun. Lamanya proses rekruitmen hingga keberangkatan bias memakan waktu antara 1-6 bulan, tergantung cepat tidaknya pengurusan persyaratan dan turunnya visa.

2.5 TKI Sebagai Devisa Negara Dalam Konstitusi, Negara menjamin kesejahteraan, hak hidup, pekerjaan warga negaranya, dan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Jika kita melihat Negara Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki Sumber Daya Alam (kekayaan alam) yang melimpah, laut yang kaya akan kekayaan hayati, tanah yang subur, hasil tambang seperti emas, perak, tembaga, minyak bumi,, uranium yang luar biasa banyaknya. Ditambah dengan wilayah yang begitu luas yang

memungkinkan dapat terciptanya industri-industri yang dapat menyerap tenaga kerja lokal. Namun mengapa Masyarakat Indonesia lebih senang menjadi tenaga kerja diluar negeri, dan yang lebih ironisnya adalah mayoritas Tenaga Kerja Indonesia bekerja di luar negeri menduduki level pekerjaan paling rendah seperti : Pembantu Rumah Tangga (PRT), Buruh Kasar. Sehingga kerap kali TKI sering mendapatkan perlakuan yang tidak layak seperti dihina, disiksa, bahkan dibunuh dengan cara yang mengenaskan. Sering kita dengar bahwa Tenaga Kerja Indonesia atau yang sering disebut TKI adalah Pahlawan Devisa Negara. Yang menjadi pertanyaan mengapa Gelar Pahlawan devisa diberikan oleh pemerintah kepada TKI dan banyak LSM maupun TKI mendukung gelar tersebut disematkan kepada TKI? Apakah TKI sudah menerima perlakuan seperti layaknya seorang Pahlawan?

TKI sering disebut sebagai pahlawan devisa karena dalam setahun bisa menghasilkan devisa 60 trilyun rupiah (2006), tetapi dalam kenyataannya, TKI menjadi ajang pungli bagi para pejabat dan agen terkait. Bahkan di Bandara Soekarno-Hatta, mereka disediakan terminal tersendiri (terminal III) yang terpisah dari terminal penumpang umum. Pemisahan ini beralasan untuk melindungi TKI tetapi juga menyuburkan pungli, termasuk pungutan liar yang resmi seperti punutan Rp.25.000,- berdasarkan Surat Menakertrans No 437.HK.33.2003, bagi TKI yang pulang melalui Terminal III wajib membayar uang jasa pelayanan Rp25.000. (saat ini pungutan ini sudah dilarang). Pada 9 Maret 2007 kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri dialihkan menjadi tanggung jawab BNP2TKI. Sebelumnya seluruh kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri dilaksanakan oleh Ditjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) Depnakertrans. Sumbangan devisa negara yang berasal dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) masih menduduki urutan kedua terbesar setelah sektor minyak dan gas (migas). Pada tahun 2009 saja devisa TKI melalui pengiriman remitansi ke Tanah Air mencapai US$ 6,617 miliar. "TKI menyumbang devisa terbesar kedua setelah migas," kata Ketua Pergantian Antar Waktu (PAW) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Adi Putra Tahir dalam acara Seminar Nasional Mengurai Benang Kusut Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (2/6). Ia menuturkan kebijakan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) masih belum maksimal. Sehingga kata dia pembenahan masalah penempatan dan perlindungan TKI harus menjadi gerakan nasional yang tertata baik dan sinergi. "Saya harapkan ini menjadi gerakan nasional yang rapi, para

stakeholder harus berjalan sinergis. Perlu perhatian khusus mulai dari perekrutan, penempatan, bahkan perlindungannya," jelas Adi. Menurut Adi, banyaknya TKI yang bekerja ke luar negeri tidak terlepas dari penyediaan lapangan kerja oleh pemerintah yang masih terbatas. Laju pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 6% masih belum mengangkat ketersediaan lapangan kerja di tanah air. Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri jumlah TKI yang bekerja di luar negeri mencapai 3,246 juta orang tersebar di banyak negara. Dari jumlah itu hingga tahun 2009 kasus TKI bermasalah mencapai 69.004 orang. Indonesia bisa menempatkan tenaga kerja luar negeri (TKI) sampai 10 juta orang atau sekitar lima persen dari jumlah penduduknya. Hal tersebut diungkapkan Ketua Komite Tetap Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Kadin, Nurfaizi, dalam seminar tentang TKI yang diselenggarakan oleh Kadin di Jakarta, Rabu (2/6). Nurfaizi yang juga Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa TKI (APJATI) itu membandingkan dengan Filipina yang telah menempatkan 10 persen dari jumlah penduduknya untuk bekerja di luar negeri. "Hasil, Pilipina meraup devisa hingga 15 miliar dolar AS per tahun dan menjadi penghasil yang terbesar dari seluruh devisa yang dihasilkan oleh pemerintah Filipina," katanya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, katanya, penempatan TKI telah mencapai empat juta orang dan ditargetkan bertambah empat juta orang pada dua tahun mendatang. "Itu bila didukung semua pihak dan komitmen pemerintah yang konsisten," katanya. Peningkatan jumlah penempatan TKI dengan pertumbuhan 21 persen per tahun mulai dari 2004 yang berjumlah 380.690 orang menjadi 696.743 orang pada 2007 dengan negara tujuan Timur Tengah dan Asia Pasifik. Nurfaizi mengatakan penempatan TKI di sektor informal masih mendominasi hingga 78 persen, sedangkan penempatan untuk kawasan Asia Pasifik pada sektor formal bisa mencapai 52 persen pada tahun-tahun terakhir. Secara umum, katanya, ada peningkatan jumlah penempatan TKI yang tidak hanya dilihat sebagai keberhasilan program penempatan TKI, tapi juga meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja di dalam negeri.

Mengutip data Kemnakertrans, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri, Lutfi Rauf, mengatakan ada 2,8 juta orang TKI pada kurun 20052009 dengan "remittance" (pengiriman uang TKI ke dalam negeri) mencapai 6.617 dolar AS pada 2009 dengan 69.004 TKI yang bermasalah selama tahun 2009. Selama 2009, Kemlu berkoordinasi dengan Perwakilan RI telah berhasil mengupayakan pemenuhan hak-hak normatif TKI yang mengalami permasalahan di luar negeri dengan hak-hak normatif yang terhimpun mencapai 438.750 dolar AS dan 326.495 dolar Singapura. Pada Januari - Mei 2010, Kemlu dan Perwakilan RI berhasil memfasilitasi pemenuhan hak-hak normatif TKI sebanyak 156.416 dolar AS, Rp185.736.941, 1.845 dirham Uni Emirat Arab, 4.800 riyal dan 140.000 dolar Singapura. Untuk kasus-kasus TKI antara lain gaji yang tidak dibayar, pelecehan seksual, gaji dibayar rendah, penganiayaan, kasus pembunuhan, kecelakaan kerja, "trafficking" (perdagangan manusia), pelanggaran keimigrasian, dan sebagainya. Lutfi mengatakan kendala yang mereka temukan dalam perlindungan WNI antara lain tidak dipatuhinya aturan dan perundangan, Pemerintah RI belum memiliki perjanjian bilateral dengan semua negara penempatan TKI, pengiriman TKI secara ilegal, dan TKI yang tidak kompeten. Menlu Marty Natalegawa dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI pada 2 Desember 2009 mengatakan masalah perlindungan WNI di luar negeri adalah prioritas Kemlu.

Mari Kita lihat Apa Arti Pahlawan Yang Sebenarnya Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia, Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Kemudian berdasarkan Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan, dalam ketentuan umum dikatakan bahwa Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan

10

di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.

Tanda Kehormatan Bintang Republik yang terdiri atas 5 (lima) kelas, yakni : 1. Bintang Republik Indonesia Adipurna 2. Bintang Republik Indonesia Adipradana 3. Bintang Republik Indonesia Utama 4. Bintang Republik Indonesia Pratama 5. Bintang Republik Indonesia Nararya Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera yang terdiri atas 5 (lima) kelas, yakni : 1. Bintang Mahaputera Adipurna 2. Bintang Mahaputera Adipradana 3. Bintang Mahaputera Utama 4. Bintang Mahaputera Pratama 5. Bintang Mahaputera Nararya Silahkan anda lihat, apakah TKI kita selama ini sudah diperlakukan selayaknya seorang pahlawan oleh pemerintah? Apakah ada salah satu dari TKI kita yang diberikan gelar kepahlawanan sebagai perhargaan pahlawan Devisa Negara? Cara negara memperlakukan seorang pahlawan yang sering kita lihat bersama adalah dengan memberikan penganugerahan bintang jasa kepahlawanan, mengabadikan namanya sebagai nama jalan, memasukan namanya dan tindakannya dalam museum kepahlawanan dan membangun monumen / patung agar dapat terkenang sepanjang masa

11

Gelar Pahlawan Devisa Negara yang diberikan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kita adalah merupakan pembohongan publik yang merupakan strategi pemerintah dengan sengaja membuat stigma "pahlawan" agar melekat dalam diri para TKI, untuk menutupi kegagalan pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi warganya. Gelar tersebut diberikan agar orang yang bekerja sebagai TKI bangga karena dirinya adalah seorang pahlawan penghasil devisa untuk negaranya. Coba kita melihat secara cermat, sebenarnya pemerintah sedang

menggadaikan warga negaranya menjadi pekerja di negara lain, karena tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi warganya, karena tidak mampu mengelola kekayaan negara sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan kemudian mendapatkan kompensasi pajak yang sering disebut devisa negara. Apakah hal ini lebih tepat jika dikatakan bahwa TKI adalah Sapi Perah Negara..?? Jika memang benar gelar pahlawan devisa itu diberikan kepada TKI, seharusnya pemerintah memperlakukan seluruh TKI layaknya seorang pahlawan, namun yang terjadi adalah pemerintah hanya diam, bahkan terlihat tidak perduli terhadap nasib TKI "pahlawan devisa" yang terlantar, disiksa, dibunuh di negara lain. Ironisnya, banyak orang, LSM yang mengaku pembela nasib TKI yang mendukung kebohongan yang dilakukan oleh pemerintah dengan terus mengatakan bahwa TKI adalah Pahlawan Devisa Negara. 2.6 Pahlawan Devisa yang Teraniaya Akar persoalan TKI adalah kemiskinan. Negara gagal mensejahterakan rakyatnya dan mencari jalan pintas untuk menutupi kebobrokan itu. Seperti kata pepatah : daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri, tak berlaku bagi para tenaga kerja Indonesia yang mengais rezeki ke luar negeri. Buktinya, meski berbagai kasus menimpa TKI, niat bekerja ke luar negeri tak pernah surut. Bias jadi, hujan batu itu sudah tak bias diterima lagi. Batu
12

yang turun dari langit tak lagi batu kerikil, tapi batu gunung yang besar. Mereka tak mampu lagi mencari alternative lain guna mencukupi kebutuhan hidupnya, selain jadi TKI kendati harus berkorban, meninggalkan keluarga dan kehilangan nyawa. 2.7 BNP2TKI Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2004, tentang Penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, melalui Peraturan Presiden R.I. No.81 Tahun 2006 tentang Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. BNP2TKI merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Fungsi BNP2TKI adalah melaksanakan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas BNP2TKI dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan. BNP2TKI melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah Negara Pengguna Tenaga Kerja Indonesia, atau Pengguna berbadan hukum di Negara tujuan penempatan. Tugas lainnya yakni memberikan pelayanan, pengkoordinasian, dan melakukan pengawasan mengenai :Dokumen; Pembekalan akhir pemberangkatan; penyelesaian masalah; sumbersumber pembiayaan; pemberangkatan sampai pemulangan; peningkatan kualitas calon TKI; Informasi; kualitas pelaksanaan penempatan TKI; dan peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya. Jabatan Kepala BNP2TKI adalah Jabatan Negara. Kepala BNP2TKI dapat dijabat oleh bukan Pegawai Negeri. Organisasi BNP2TKI terdiri atas Kepala BNP2TKI; Sekretaris Utama; Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi; Deputi Bidang Penempatan; Deputi Bidang Perlindungan; Inspektorat;
13

dan dilengkapai dengan Balai-Balai Pelayanan dan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI), serta Pos-Pos Pelayanan. Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi mempunyai tugas Menyiapkan bahan teknis di bidang penempatan dan perlindungan TKI untuk kerjasama bilateral, regional dan multiteral, di tingkat Pertemuan Pejabat Tinggi, Menteri dan Kepala Negara/Pemerintahan, serta melakukan promosi TKI. Merumuskan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi

pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penempatan dan perlindungan TKI untuk kerjasama bilateral, regional dan multilateral di tingkat Pertemuan Pejabat Tinggi, Menteri dan Kepala Negara/Pemerintahan, serta melakukan promosi TKI. Deputi Bidang Penempatan mempunyai tugas melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah Negara Pengguna TKI dan/atau Pengguna berbadan hokum di Negara tujuan penempatan atau Negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing; Merumuskan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis penempatan TKI di luar negeri meliputi penyuluhan, perekrutan, dan penyiapan penempatan. Deputi Bidang Perlindungan merumuskan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan TKI yang meliputi standardisasi sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan mulai dari pra

pemberangkatan, selama penempatan, dan sampai dengan pemulangan. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) mempunyai tugas memberikan kemudahan pelayanan pemrosesan seluruh dokumen penempatan, perlindungan dan penyelesaian masalah TKI secara terkoordinasi dan terintegrasi di wilayah kerja masing-masing BP3TKI. Kemudahan pelayanan dilakukan bersama-sama dengan instansi pemerintah terkait baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Bidang tugas masing-

14

masing instansi pemerintah meliputi ketenagakerjaan, keimigrasian, verifikasi dokumen kependudukan, kesehatan, kepolisian dan bidang lain yang dianggap perlu. Sementara, seperti namanya Pos Pelayanan akan melakukan pelayanan untuk memperlancar pemberangkatan dan pemulangan TKI; dikoordinasikan oleh BP3TKI. Pos Pelayanan dibentuk dalam rangka kelancaran pelaksanaan pemberangkatan dan pemulangan TKI di pintu-pintu embarkasi dan clebarkasi. Pos Pelayanan dipimpin oleh seorang Koordinator. Wakil-wakil Intansi Pemerintah Terkait (Di Luar Bidang Tugas

Ketenagakerjaan). Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya di BNP2TKI seperti keimigrasian; Hubungan Luar Negeri; Administrasi Kependudukan; Kesehatan; Kepolisian dan Perhubungan. Bidang Tugas Keimigrasian yaitu Penerbitan Paspor di daerah; Penyediaan kloter khusus TKI untuk pelayanan imigrasi di embarkasi dan debarkasi. Bidang Tugas Hubungan Luar Negeri yaitu Pengesahan Job Order/Demand

Letter/Visa/Wakalah; Market Intelligence, Perjanjian Kerjasama dengan Negara penerima TKI; fasilitas penyediaan bantuan hukum bagi TKI di LN; dan Pembentukan Citzzen Services/Atase Ketenagakerjaan di Negara Penerima TKI. Bidang Tugas Kesehatan yaitu pemeriksaan awal kesehatan CTKI; Pemeriksanaan lanjutan kesehatan khusus sesuai permintaan Negara penempatan CTKI. Bidang Tugas Administrasi Kependudukan yaitu Dokumen jatidiri/KTP. Bidang Tugas Perhubungan yaitu penyediaan layanan TKI di embarkasi dan debarkasi. Sedangkan Kepolisian melakukan pencegahan dan penindakan praktek percaloan TKI di daerah serta melakukan tindakan preventif dan represif bagi calo dan premanisme di embarkasi dan debarkasi; Penempatan liason officer di Negara penempatan TKI. Kepala BNP2TKI dapat mengangkat tenaga Profesional paling banyak 5 orang yang berfungsi untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala BNP2TKIdalam perumusan kebijakan teknis penempatan dan perlindungan TKI.

15

Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 2/M/2007 tanggal 11 Januari 2007, telah ditetapkan Moh. Jumhur Hidayat sebagai Kepala BNP2TKI. 2.8 Antar Kerja Antar Negara Antar kerja antar Negara (AKAN) juga tidak kalah penting untuk dianalisis mengingat kontribusi pekerja kategori ini yang umumnya dikenal dengan TKI terhadap perekonomian nasional mungkin cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat, misalnya, pada besarnya pemasukan devisa bagi Negara yang berasal dari TKI yang dikirim ke keluarganya di Indonesia. Di satu sisi, TKI memang dapat memberikan pemasukan bagi Negara dan meningkatkan kesejahteraan

rumahtangga TKI, tetapi di sisi lain meningkatnya jumlah TKI dari waktu ke waktu juga dapat mengindikasikan berapa hal. Pertama, kesempatan kerja yang tersedia di dalam negeri terbatas. Susahnya mencari kerja di dalam negeri ini dapat mendorong para pencari kerja untuk mencoba mengadu nasib mereka di luar negeri yang member peluang kerja yang lebih besar. Kedua, upah tenaga kerja di luar negeri yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat upah di dalam negeri. Di samping adanya kesempatan kerja di luar nergeri yang lebih besar, faktor tingkat upah mungkin menjadi daya tarik yang lebih besar bagi sejumlah pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan dengan tingkat upah yang jauh lebih baik, meskipun pemerintah telah berupaya menaikkan tingkat upah minimum di semua propinsi setiap tahunnya. Selanjutnya dilihat berdasarkan kawasan tujuan penempatan TKI, sebagian besar TKI ditempatkan di dua kawasan utama yaitu Asia Pasifik dan Timur Tengah, sementara hanya sebagian kecil yang ditempatkan di wilayah Eropa. Untuk wilayah Asia Pasifik, tiga Negara utama penyerap TKI adalah Malaysia, Taiwan dan Singapura, sedangkan untuk kawasan Timur Tengah sebagian besar TKI utamanya ditempatkan di Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan Kuwait. Pola tersebut hampir tidak berubah dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan besarnya TKI yang memilih Malaysia sebagai Negara tujuan, ada beberapa factor yang mungkin dapat menjelaskan. Pertama, secara geografis Malaysia merupakan
16

Negara tentangga terdekat Indonesia. Transportasi yang relatif mudah, cepat dan murah untuk mencapai Malaysia mungkin menjadi pertimbangan utama TKI. Selain itu, bahasa tampaknya juga tidak menjadi kendala yang menjadikan TKI cepat beradaptasi dan mudah berkomunikasi. Sebagian besar dari TKI yang bekerja di Malaysia ditempatkan di sektor formal (68 persen), sementara hanya sebagian kecil yang bekerja di sector informal pembantu rumahtangga. Sementara itu, tingginya jumlah TKI ke Arab Saudi dikarenakan adanya permintaan yang cukup tinggi akan pembantu rumahtangga seperti diindikasikan oleh dominasi pekerja wanita (sekitar 90 persen) dan sebagian besar mereka bekerja di sektor informal (lebih dari 95 persen) yang diduga sebagian besar didominasi pekerja rumahtangga. Kontribusi TKI terhadap perekonomian Negara cukup signifikan khususnya dalam hal pemasukan devisa. Karena itu TKI juga sering dijuluki pahlawan devisa negara. Berdasarkan data yang ada, pengiriman uang dari tenaga kerja Indonesia di luar negeri meningkat dari AS$1,26 milyar di tahun 1997 menjadi AS$5,7 milyar pada tahun 2006 (IOM 2008). IOM juga mencatat bahwa migran Indonesia (TKI) cenderung menggunakan uang kiriman untuk membayar hutang, membangun rumah, membeli barang mewah dan konsumsi keluarga yang tinggal di Indonesia. Hal ini sangat berbeda dengan yang ditemukan di Negara lain seperti Filipina dimana pengiriman uang diinvestasikan untuk meningkatkan

kesejahteraan malalui kegiatan produktif. Berdasarkan catatan Bank Dunia, dengan adanya pola penggunaan uang kiriman oleh TKI yang umumnya untuk konsumsi bukan untuk kegiatan produktif, keluarga TKI akhirnya menjadi tergantung pada pengiriman uang dan akibatnya para TKI terjebak dalam siklus migrasi. Meskipun TKI telah memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar bagi Negara, bukannya tidak ada permasalahan yang muncul. Berbagai masalah yang menimpa tenaga kerja Indonesia yang sebagian besar adalah wanita sering diungkap berbagai media. Kasus yang menimpa TKI masih terus menerus terjadi dengan jenis kasus yang kurang lebih sama. Sejumlah langkah kebijakan pemerintah untuk melindungi TKI di luar negeri belum banyak terlihat, meskipun UU No. 39 tahun 2004 tetang Penempatan dan

17

Perlindungan TKI telah diundangkan. Barangkali peraturan-peraturan yang ketat terhadap perusahaan pengirim tenaga kerja ke luar negeri (PPTKIS) menjadi langkah yang penting untuk perlindungan TKI di luar negeri. Sayangnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Guk Guk (2006) tentang kinerja PPTKIS menyimpulkan bahwa kurang dari 50% PPTKIS yang berkinerja baik dan cukup baik (6% berkinerja baik dan 40% berkinerja cukup baik). Temuan menarik lain dari studi studi Guk-Guk adalah bahwa dari 476 PPTKIS yang diteliti, hanya 328 PPTKIS (68,9%) yang dapat dievaluasi. Sisanya, yaitu 148 (31,1%) tidak dapat dievaluasi , antara lain karena beberapa alasan: (i) tidak ditemukan sebanyak 82 PPTKIS, (ii) belum aktif sebaik 5 PPTKIS, (iii) tidak aktif sebanyak 23 PPTKIS, (iv) tidak tercatat dalam daftar data sebanyak 5 PPTKIS, (v) ditemukan diluar daerah yang tercatat sebanyak 6 PPTKIS, dan (vi) tidak kooperatif sebanyak 27 PPTKIS. Catatan penting lain dari hasil studi tersebut adalah adanya trend penempatan yang belum banyak berubah karena masih banyak didominasi oleh pekerja rumahtangga (pembantu rumahtangga). Studi lain yang dilakukan oleh Fadjri (2007) menemukan beberapa permasalahan lain. Karena pada umumnya TKI berpendidikan rendah dan berasala dari daerah perdesaan serta tidak memahami perjanjian kontrak kerja, banyak di antara mereka yang tidak menyelesaikan kontrak kerja (42 persen), sementara sekitar 16 persen mengalami berbagai masalah seperti tindak kekerasan, tidak diberikan tiket pulang, paspor ditahan majikan, pelecehan seksual, gaji tidak dibayar dan sebagainya (Fadjri 2007). Beberapa permasalahan tersebut muncul utamanya mungkin disebabkan karena keterbatasan kemampuan TKI untuk memperoleh pembekalan pelatihan dan pembekalan akhir

pemberangkatan seperti yang terungkap diungkapkan dalam studi oleh Fadjri. Selain itu peran pemerintah juga masih terbatas khususnya dalam hal perlindungan TKI di Negara penempatan.

18

2.9 Kasus-kasus TKI Beberapa kasus yang melibatkan TKI: a. Ceriyati Ceriyati adalah seorang TKW di Malaysia yang mencoba kabur dari apartemen majikannya. Ceriyati berusaha turun dari lantai 15 apartemen majikannya karena tidak tahan terhadap siksaan yang dilakukan kepadanya. Dalam usahanya untuk turun Ceriyati menggunakan tali yang dibuatnya sendiri dari rangkaian kain. Usahanya untuk turun kurang berhasil karena dia berhenti pada lantai 6 dan akhirnya harus ditolong petugas Pemadam Kebakaran setempat. Tetapi kisahnya dan juga gambarnya (terjebak di lantai 6 gedung bertingkat) menjadi headline surat kabar Indonesia serta Malaysia, dan segera menyadarkan pemerintah kedua negara adanya pengaturan yang salah dalam pengelolaan TKI. b. Ruyati Ruyati adalah seorang TKW asal Bekasi, Jawa Barat di Arab Saudi yang membunuh majikannya. Dia berusaha membunuh ibu majikannya yang bernama Khairiyah Hamid yang berusia 64 tahun karena merasa tidak tahan dengan kekejamannya. Pembunuhan itu dilakukan dengan cara membacok kepala korban beberapa kali dengan pisau jagal dan kemudian dilanjutkan dengan menusuk leher korban dengan pisau dapur. Lalu, Ruyati melaporkannya ke KJRI di Jeddah. [1] Pada 18 Juni 2011, Ruyati tewas dihukum pancung di Arab Saudi akibat perbuatannya itu. Keluarganya tetap meminta jenazah Ruyati untuk dipulangkan dan dimakamkan oleh pihak keluarga. Bahkan, pihak keluarga bertekad akan mengirimkan surat permohonan bantuan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk dapat memulangkan jenazah. Sementara itu, suasana di rumah duka terus didatangi para pelayat dari kerabat dan warga sekitar. Mereka prihatin dengan peristiwa yang dialami Ruyati.

19

Kedutaan Besar Indonesia untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur, belum bisa memastikan pemulangan jenazah Ruyati ke Tanah Air. Ia mengemukakan itu menjawab pertanyaan anggota dewan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Jakarta, Kamis (23/6). Terkait keyakinan pemulangan jenazah Ruyati, berdasarkan sejarah selama ini korban pemancungan tidak ada yang pernah bisa kembali ke tanah airnya. Meski demikian, pihaknya terus melakukan upaya agar jenazah Ruyati, TKI yang dijatuhi hukuman pancung di Arab Saudi, bisa dikembalikan ke Tanah Air dan diserahkan kepada keluarga.[3] c. Darsem Seorang TKW asal Subang, Jawa Barat di Arab Saudi yang membunuh majikannya. Dia terancam hukuman mati karena membunuh. Hukuman ini dapat diperingan dengan membayar diyat atau tebusan senilai Rp4,7 miliar. Rupanya, Darsem belum sepenuhnya bebas dari hukuman secara maksimal meski telah membayar tebusan. "Uang itu hanya untuk membebaskan Darsem dari hukum pancung," kata Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur saat melakukan rapat dengan pendapat dengan Komisi I Bidang Luar Negeri di Jakarta, Kamis 23 Juni 2011. Menurut Gatot, setelah uang tebusan itu dibayarkan, pemerintah Arab Saudi akan menanyakan kepada keluarga korban dan masyarakat. "Apakah terganggu dengan pembunuhan yang dilakukannya," urai Gatot. Jika keluarga dan masyarakat menyatakan terganggu dengan perbuatan Darsem, maka Darsem terancam hukuman 6 atau 10 tahun penjara. Saat ini Darsem sedang memasuki sidang umum.

20

d. Pungutan Liar di KBRI/KJRI Malaysia Para warga negara Indonesia yang ingin memperoleh pelayanan keimigrasian dimana kebanyakan dari mereka adalah TKI yang bekerja di Malaysia, dibebani tarif pungutan liar. Modusnya adalah terbitnya SK/Surat Keputusan ganda, untuk SK pungutan tinggi ditunjukan sewaktu memungut biaya, sedangkan SK pungutan rendah digunakan sewaktu menyetor uang pungutan kepada negara. Pungli ini berawal dari PPATK yang mencium aliran dana tidak wajar dari para pegawai negeri di Konjen Penang pada Oktober 2005, dikemudian hari terungkap, pungutan serupa juga terjadi di KBRI Kuala Lumpur. Pungli ini menyeret para pejabat ke meja hijau, termasuk mantan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hadi A Wayarabi,Erick Hikmat Setiawan (kepala KJRI Penang) dan M Khusnul Yakin Payapo (Kepala Subbidang Imigrasi Konjen RIPenang).[3] Erick Hikmat Setiawan divonis 20 bulan penjara.[4] e. Pemotongan Gaji Ilegal Hampir semua TKI atau buruh migran Indonesia mengalami potongan gaji secara ilegal. Potongan ini disebutkan sebagai biaya penempatan dan "bea jasa" yang diklaim oleh PJTKI dari para TKI yang dikirimkannya. Besarnya potongan bervariasi, mulai dari tiga bulan sampai tujuh, bahkan ada yang sampai sembilan bulan gaji. Tidak sedikit TKI yang terpaksa menyerahkan seluruh gajinya dan harus bekerja tanpa gaji selama berbulan-bulan. Praktik ini memunculkan kesan bahwa TKI adalah bentuk perbudakan yang paling aktual di Indonesia. f. TKI Dihukum gara-gara Menyimpan Rokok Supriadi seorang pekerja Indonesia yg bekerja di Brunei Darussalam dihukum oleh Mahkamah Brunei Darussalam pada tgl 12 Januari 2011 atas kesalahan memiliki barang selundupan rokok sebanyak 731 slop yang ditemukan oleh petugas Bea Cukai Brunei Darussalam di Toko Syarikat Nur Abdaa, bangunan bertingkat, Bandar Seri Begawan pada tgl 12 Desember 2010 pagi . Dengan

21

kesalahannya tersebut, Supriadi dikenakan denda sebanyak B$23,000 atau delapan bulan penjara. Menurut pengakuannya, rokok2 tersebut adalah titipan temannya, Samsul yg bekerja sebagai tukang urut. Secara kebetulan Supriadi hendak ke toko untuk memeriksa rokok-rokok tersebut, namun keburu ditangkap oleh petugas Bea Cukai yang sedang mengadakan inspeksi di toko tersebut. Supriadi mengaku rokok-rokok tersebut bukan untuk dijual belikan tetapi untuk konsumsi sendiri dan teman2nya. 2.10 Dampak Positif dan Negatif Pengiriman TKI 1. Dampak Positif Seiring dengan maraknya migrasi tenaga kerja internasional beberapa tahun terakhir dari Indonesia ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Timur dan Timur Tengah, serta sudah mulai merambah ke beberapa negara di Eropa, Amerika Utara dan Australia, di Kabupaten Cilacap terjadi juga migrasi pekerja ke luar negeri yang menunjukan jumlah yang terus bertambah tiap tahunnya. Upah yang lebih memadai di negara asing menjadi salah satu penyebab kegiatan tersebut terus berlangsung. Sebagai akibat dari tingginya upah tersebut, pengiriman remitan sebagai salah satu hasil kerja di daerah asal juga semakin meningkat. Berdasarkan kondisi tersebut dirumuskan problem statemen: dampak positif dan dampak negatif dari pengiriman tenaga kerja Indonesia. Bila melihat sejarah. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri sudah ada pada tahun 1890. Pola perekrutan adalah menggunakan sistem kerja kontrak. Pola tersebut masih ditemui pada saat ini. Perusahaan pengerah tenaga kerja memperkerajkan tenaga kerja dengan sistem kontrak atau outsourching. Kini model ini makin marak. Jumlah perusahaan pengerah tenaga kerja mencapai ratusan perusahaan. Jumlah TKI yang dikirim mencapai jutaan orang.

22

Itu artinya persaingan. Persaingan akan melahirkan siapa yang paling kuat, pintar, trampil dan mampu beradaptasi mudah mendapat pekerjaan. Tapi sebaliknya makin banyak calon TKI yang terpinggirkan, kalah atau kurang memenuhi syarat namun punya semangat tinggi untuk mencari penghidupan di negeri lain lantaran desakan ekonomi. Kaum inilah yang rentan terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Banyaknya korban yang di alami TKI di luar negeri menunjukkan bahwa Para pengusaha jasa tenaga kerja belum memberikan jaminan terhadap keselamatan TKI. Sehingga trend yang muncul adalah perusahaan pengerah tenaga kerja hanya mengejar profit semata. Padahal kalau dikelola dengan profesional. Pengawasan berjalan dengan baik. Pembinaan serama proses berlangsung (pra pemberangkatan hingga pemulangan TKI kembali ke Indonesia) berjalan denganbaik dapat meningkatkan kinerja TKI di luar negeri. Dengan kriteria kinerja TKI yang baik menjadi kontribusi positif bagi peningkatkan produktifitas negara tujuan . Harapan TKI memperoleh penghasilan yang layak pun akan memberi dampak positif bagi pembangunan di tanah air. Terlepas dari pengelolaan TKI diluar negeri secara benar atau salah, terbukti bahwa Pekerja migran telah menjadi pahlawan devisa bagi bangsa. Mampu menggerakkan roda perekonomian kampung halaman. Pekerja migran mengirim upahnya untuk memperbaiki rumah di kampung halaman, membeli sawah, membantu biaya pendidikan anggota keluarganya. Pekerja migran adalah pahlawan. Mereka berjasa bagi keluarga, dan bangsa. TKI memberi nilai tambah bagi keluarganya. Tahun 2008 TKI menyumbang devisa bagi negara 82 triliun. Tahun ini ada 70.000 TKI di Malaysia yang melewati perusahaan pemasok tenaga kerja (outsourching) dari sedikitnya 2,2 juta TKI. Yang tercatat hanya 1,2 juta TKI. Selebihnya ilegal, dan rawan pelanggaran hak asasi manusia. TKI bekerja lebih

23

dari 8 jam sehari diupah 300 ringgit 450 ringgit (1 juta 1,3 juta rupiah) per bulan. Baru-baru ada sedikit kabar gembira karena Pemerintah Malaysia yang dicap buruk dalam penanganan tenaga kerja asing di telingan dunia internasional akan memberlakukan 1 hari istrahat bagi pekerja informal dari Indonesia. Keberadaan tenaga kerja migran di luar negeri membantu negara tujuan pekerja migran. Keberadaan mereka yang bersedia bekerja kasar dan berupah murah menjadi pilihan majikan. Lantaran banyak tenaga kerja migran yang tidak melalui prosesdur resmi menjadi sasaran empuk bagi pengguna. Menjadi sapi perahan para majikan di luar negeri, khususnya di Malaysia. Para pekerja migran ini, di satu sisi tenaganya dipakai dan di sisi lain mereka dikejar polisi Malaysia. Kondisi itu membuat mereka memiliki posisi tawar lemah, sehingga TKI nekat bekerja dengan upah yang rendah. Ternyata pengiriman tenega kerja ke luar negeri bila dikelola dengan baik dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja. Meski di Malyasia dimana jumlah TKI terbanyak berada di sana masih sering musibah bagi TKI, kita juga perlu mengangkat jempol karena masih ada lokasi tujuan TKI yang positif bagi TKI. Pengelolaan tenaga kerja di luar negeri yang berhasil adalah Hongkong. Keterlibatan atau campur tangan pemerintah RI di Hongkong yang memberi pembekalan, perlindungan, perhatian terhadap tenaga kerja Indonesia berhasil mewujudkan mimpi pemuda Indonesia untuk mengumpulkan uang, pengalaman dan pengetahuan. Bencana terbesar kedua yang menyebabkan buruknya SDM kita diluar negeri adalah masih adanya praktik tata kelola perusahaan dan pemerintahan yang tidak bersih. Seperti praktik korupsi, pungli, sogok, nepotisme. Seandainya penduduk memiliki lahan garapan yang subur, tumbuh-tumbuhan yang tahan penyakit, air yang melimpah, harga hasil pertanian yang kompetitif, menguasai teknologi pertanian, maka urusan TKI atau buruh migran dapat

24

dikurangi atau dihilangkan. Karena sekali lagi penulis nilai penduduk desa sesungguhnya mencintai tanah kelahirannya. Penduduk Desa akan lebih nyaman menggarap sawah, ladang atau sebagai nelayan bila mereka memperoleh keuntungan dari pekerjaan mereka. TKI yang mayoritas ilegal tersebut sesungguhnya juga tidak mendapatkan upah yang layak di negeri orang karena banyak kena pungli oleh oknum. Masalah pengerahan tenaga kerja ke luar negeri tidak bisa dihentikan begitu saja. Karena pengiriman tenaga kerja ke luar negeri sesuangguhnya dialami oleh semua negera. Bahkan masyarakat kita memiliki persepsi senang dan bangga bila tempat kerjanya memiliki konsultan asing. 2. Dampak Negatif Mengirim tenaga ke luar negeri sesunggunya netral. Yang bermasalah adalah pengelolaannya. Justru kalau bisa mengirimkan sebanyak mungkin tenaga terdidik, berpengalaman, ahli di bidangnya ke luar negeri akan digaji sesuai pasar yang berlaku. Yakinlah bangsa kita akan dipuji karena menjadi bangsa yang pandai mencetak SDM tangguh. Sudah tidak terhitung penderitaan warga negera Indonesia di luar negeri ketika mengadu nasib sebagai tenaga kerja. Kasus yang muncul berbagai bentuk, seperti TKI yang dibunuh, diperkosa, pelecehan seksual, bunuh diri, digantung, membunuh , dipenjara, gaji tak dibayar, pekerjaan tidak sesuai perjanjian kerja, sakit akibat kerja, penganiayaan, komunikasi kurang lancar. Korban TKI meninggal dunia di Malaysia tahun 2007-2008 hingga Maret 2009 mencapai 40 orang per bulan. Penyebab penyakit di Malaysia paling besar karena radang paru-paru. Karena mereka tinggal di bedeng yang lembab, khususnya pekerja perkebunan, bangunana dan pabrik.

25

Kasus warga negera Indonesia di luar negeri mayoritas diborong oleh tenaga kerja indonesia yang lemah dalam penguasaan keterampilan, penguasaan bahasa asing, berpendidikan rendah, melalui proses pengiriman ilegal. Penderitaan TKI di luar negeri terus berulang sepanjang tahun. Dan sepanjang tahun juga pengiriman TKI terus berlangsung. Tahun 2010 lalu, kasus gadis asal Dompu, Mataram, Nusa Tenggara Barat itu masih di bawah umur. Pihak Agen atau sponsor diduga telah mengubah dokumen Sumiati binti Abdul Salam, menambah usia Sumiati menjadi lima tahun lebih tua. Sumiati, tenaga kerja Indonesia yang disiksa oleh majikannya di Arab Saudi, kini dirawat di sebuah rumah sakit di Madinah. Sumiati diperkirakan akan berada di rumah sakit selama dua minggu. Sumiati Sulan Musthafa (24 tahun), pembantu rumah tangga di Madinah Al Munawwarah, yang mengalami penyiksaan oleh majikannya akan menjalani operasi paru-paru. Sumiati kemudian mengalami penyiksaan di Madinah, Arab Saudi, di mana bibirnya terpotong, hidungnya patah, dan tulang iganya retak. Sumiati kini dibolehkan meninggalkan RS King Fahd, Madinah. Pengadilan di Arab Saudi menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara kepada mantan majikan Sumiati binti Salan, Hatab Bin Soleh, juru bicara Kementerian Tenaga Kerja Arab Saudi, minta kasus yang menimpa Sumiati tidak digeneralisasikan atau disamaratakan karena kasus itu adalah perilaku buruk oknum majikan dan bukan seluruh majikan. Yang jelas, hampir 70% TKI lulusan sekolah dasar (SD), bahkan ada kasus ternyata ditemukan TKI buta huruf. Prosedur yang profesional mengenai pengelolaan TKI ke luar negeri masih lemah. Contohnya, masih ada TKI yang kurang bahkan tidak mendapat orientasi atau pembekalan sebelum diberangkatkan ke luar negeri. Siapa pun mereka, dengan bekal pendidikan dan keterampilan minim, bekerja profesi apapun, berpotensi menimbulkan masalah. Padahal dalam dunia human resource khususnya dalam proses rekrutmen tenega kerja tidak hanya meluluskan calon pekerja yang punya keterampilan atau kemampuan. Yang utama adalah mempertemukan kandidat pekerja dengan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan pekerja. The right people on the right job. Orang yang
26

benar pada posisi pekerjaan yang tidak sesuai dengan job requiredapat menimbulkan masalah. Apalagi orang salah pada posisi salah, akan menimbulkan problem. Proses perekrutan yang menggunakan celah tertentu karena lemahnya pengawasan menjadi ujian pertama yang harus dilewati para calon TKI. Prosedur administrasi dan pembekalan, sang calon TKI sudah dibebani biaya tidak sedikit. Penempatan yang kadang dimanfaatkan pihak tertentu melakukan praktik perdagangan manusia. Hingga pulang kembali ke kampung halamannya mereka dipungli. Padahal modal yang mereka keluarkan cukup besar,ada yang menjual ternak dan sawah, menjual emas, menggadaikan harta. Negara tujuan pencari kerja juga dilatarbelakangi dengan kesungguhan pihak atase kita di luar negeri dalam menyikapi permasalahan di Negara tujuan, contoh negara Malaysia dikarenakan seringnya terjadi kasus penganiayaan tenaga kerja membuat negara tersebut masuk dalam Moratorium ( kebijakan politik untuk menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja) untuk tenaga kerja informal (pembantu rumah tangga). Hongkong maupun Taiwan termasuk negara yang sangat baik dalam memperlakukan tenaga kerja Indonesia, maka banyak pencari kerja menginginkan bekerja di sana dan agen pun bisa keuntungan paling banyak dari negara tujuan Hongkong/Taiwan. mengumpulkan

27

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dalam Konstitusi, Negara menjamin kesejahteraan, hak hidup, pekerjaan warga negaranya, dan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Jika kita melihat Negara Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki Sumber Daya Alam (kekayaan alam) yang melimpah, laut yang kaya akan kekayaan hayati, tanah yang subur, hasil tambang seperti emas, perak, tembaga, minyak bumi,, uranium yang luar biasa banyaknya. Ditambah dengan wilayah yang begitu luas yang

memungkinkan dapat terciptanya industri-industri yang dapat menyerap tenaga kerja lokal. Namun mengapa Masyarakat Indonesia lebih senang menjadi tenaga kerja diluar negeri, dan yang lebih ironisnya adalah mayoritas Tenaga Kerja Indonesia bekerja di luar negeri menduduki level pekerjaan paling rendah seperti : Pembantu Rumah Tangga (PRT), Buruh Kasar. Sehingga kerap kali TKI sering mendapatkan perlakuan yang tidak layak seperti dihina, disiksa, bahkan dibunuh dengan cara yang mengenaskan. Sering kita dengar bahwa Tenaga Kerja Indonesia atau yang sering disebut TKI adalah Pahlawan Devisa Negara.

28

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tki sumber devisa/persyaratan_tki.htm. Diakses tanggal 10 Desember 2011 http://www. tki sumber devisa/tki-merupakan-devisa.html. Diakses tanggal 10 Desember 2011 http://www.tki sumber devisa/TKI-Sumber-Devisa-Terbesar-Bagi-Indonesia.htm. Diakses tanggal 10 Desember 2011 M Jumhur Hidayat - inilah.com/Abdul Rauf/ Devisa Itu Adalah TKI.htm. Diakses tanggal 2011 Ahmad Toha Almansur/Koran SI/fer/tki sumber devisa/bnp2tki-siapkan-rp100juta-dampingi-kasus-tki-imas.htm. Diakses tanggal 10 Desember 2011

29

You might also like