You are on page 1of 16

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DENGAN METODA DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN


UNTUK PELAJARAN FISIKA DI TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN SMA
MATERI : GELOMBANG BUNYI
SUB MATERI : BUNYI PADA PIPA ORGANA TERBUKA

Diajukan untuk memenuhi tugas


mata kuliah Belajar dan Pembelajaran

Disusun oleh :

Mariano Nathanael, S.Si. NIM : 41154035080175

PROGRAM PEMBENTUKAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PPKM)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
1
2008
KATA PENGANTAR
Kami memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah Belajar dan Pembelajaran ini.
Meskipun kami tahu masih banyak kekurangan di sana-sini dikarenakan masih kurangnya
pengetahuan kami dalam perkara belajar dan pembelajaran dan juga karena minimnya
pengalaman kami dalam menerapkan metode pembelajaran dengan benar di dalam kelas, tetapi
kami sekali lagi bersyukur karena dapat menuntaskan makalah ini.
Makalah sederhana ini lahir dengan bahan-bahan yang hanya diambil dari mata kuliah
ybs. dan juga dari searching di internet. Buku-buku teks book tidak kami punyai, karena itu kami
hanya berani mengambil metode yang sangat sederhana saja tetapi yang sudah diterapkan di
kelas dari salah satu anggota dari tim penyusun. Pengalaman di kelas dengan metode
demonstrasi dan eksperimen itulah yang kami bahas bersama, dalami dan menelurkannya dalam
makalah ini. Jadi makalah ini bukan hanya melulu terdiri dari teori saja, tetapi ada pengalaman
belajar di kelas, mungkin itulah salah satu nilai lebih dari makalah yang kami susun ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan satu sumbangsih kepada rekan-rekan di
akta IV UNLA angkatan 27, dan juga meskipun kecil, tapi kami juga berharap dapat memberi
satu tambahan pengalaman bagi pendidikan di Indonesia, dan yang paling terpengaruh besar atas
makalah ini adalah kami sendiri, sebagai tim penyusun. Banyak sekali pembelajaran-
pembelajaran non formal yang kami peroleh selama menyusun makalah ini.
Akhirnya, tentu saja kami sangat membutuhkan masukan dan saran dari siapapun juga
untuk memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini, terutama jika kami memperoleh
kesempatan untuk mempresentasikannya di hadapan rekan-rekan di akta IV UNLA angkatan 27,
semoga isinya bermanfaat bagi semua dan saran-sarannya bermanfaat juga bagi kami dan
semuanya.
Wassalam

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar ............................................................................................................. 2
Daftar Isi ....................................................................................................................... 3

I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

II. RUMUSAN MASALAH............................................................................................. 4

III. METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN................................................ 5

IV. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN


PADA PEMBELAJARAN DI KELAS.................................................................. 11

V. KESIMPULAN ........................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................15

LAMPIRAN ..................................................................................................................16

I. PENDAHULUAN
Belajar merupakan proses perubahan perilaku individu yang bersifat menetap dan merupakan hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi transaksional timbal balik antar siswa dengan guru, siswa
dengan siswa, siswa dengan sumber belajar, pada lingkungan belajar tertentu untuk sasran tertentu.
Tiga tujuan belajar (Syaodih, E. 2008) adalah :
1. Mempelajari ketrampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran secara spesifik.

3
2. Mengembangkan kemampuan konseptual umum, mampu menerapkan konsep yang sama atau
berkaitan dengan bidang lain
3. Mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara mudah dapat digunakan dalam segala
tindakan kita
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka belajar harus efektif, yaitu menyenangkan dan bermakna. Karena
itu perlu dikembangkan pendekatan-pendekatan pembelajaran, model-model pembelajaran dan metode-
metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta didik secara optimal sehingga seluruh potensi
peserta didik dapat digali sehingga berguna dirinya, masyarakatnya dan bangsanya (memenuhi tujuan
Pendidikan Nasional).
Dari berbagai macam metode mengajar yang ada, perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang
dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu
dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan
tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang
lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh
guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.
Karena itu, pada makalah ini, kami hanya akan mengangkat satu metode pembelajaran yang telah
diterapkan di kelas XII IPA SMAK BPPK Bandung untuk mata pelajaran Fisika, yaitu metode
demonstrasi dan eksperimen.

II. RUMUSAN MASALAH


Pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan SMP dan
SMA di Indonesia. Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari fenomena dan gejala alam
secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar
fisika, siswa akan dikenalkan tentang produk fisika berupa materi, konsep, asas, teori, prinsip dan hukum-
hukum fisika. Siswa juga akan diajarkan untuk bereksperimen di dalam laboratorium atau di luar
laboratorium sebagai proses ilmiah untuk memahami berbagai pokok bahasan dalam fisika. Hal yang juga
dikembangkan selama berlangsungnya proses belajar mengajar fisika adalah sikap ilmiah seperti jujur,
obyektif, rasional, skeptis, kritis, dan sebagainya. Selama ini, antusiasme siswa dalam mengikuti
pelajaran fisika di sekolah tidak seperti mengikuti pelajaran lainnya.
Siswa berpendapat bahwa pelajaran fisika sulit karena mereka banyak menjumpai persamaan matematik
sehingga fisika diidentikkan dengan angka dan rumus. Bagi siswa, konsep dan prinsip fisika menjadi sulit
dipahami dan dicerna oleh kebanyakan mereka. Hal ini berdampak pada rendahnya minat siswa untuk
belajar fisika. Masalah ini merupakan salah satu masalah klasik yang kerap dijumpai oleh para guru fisika
di sekolah.

4
Ketidaksukaan pada pelajaran fisika, dapat berdampak pula pada sikap siswa terhadap guru fisikanya.
Tidak sedikit guru fisika yang kurang mendapat simpati dari para muridnya karena ketidakberhasilan
siswa dalam belajar fisika. Nilai yang buruk dalam tes formatif dan sumatif fisika menempatkan guru
sebagai penyebab kegagalan di mata siswa dan orang tua. Sikap siswa akan sangat berbeda pada guru
kesenian atau olah raga misalnya, pelajaran yang menjadi favorit bagi kebanyakan siswa.
Untuk itu, guru perlu menerapkan metode-metode pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang
efektif, yaitu menyenangkan dan bermakna, sehingga ketidaksukaan siswa pada mata pelajaran fisika
dapat direduksi perlahan-lahan. Salah satu metode yang diangkat dalam makalah ini adalah metode
demonstrasi dan eksperimen, yang telah diterapkan pada pembelajaran di kelas XII IPA SMAK BPPK
Bandung untuk mata pelajaran Fisika pada hari Sabtu, 23 Agustus 2008 yang membahas materi
Gelombang Bunyi dalam sub pelajaran : Bunyi pada pipa organa terbuka.
Keberhasilan metode ini akan diukur melalui respon atau tanggapan siswa setelah metode ini diterapkan.
Juga akan dianalisis bagaimana kekurangan dan kelebihan metode ini ketika diterapkan sehingga metode
ini akan semakin baik ketika diterapkan kembali meskipun untuk pokok bahasan yang lain.

III. METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN


Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen ialah suatu upaya atau praktek dengan
menggunakan peragaan yang ditujukan pada siswa dengan tujuan agar semua siswa lebih mudah dalam
memahami dan mempraktekan apa yang telah diperolehnya dan dapat belajar mengalami suatu proses dan
menganalisa proses tersebut.
III. 1 METODE DEMONSTRASI
Pengertian Metode Demonstrasi
Yang dimaksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya atau bekerjanya
suatu proses atau langkah-langkah kerja dari suatu alat atau instrumen tertentu kepada siswa.
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru atau anak didik itu
sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran sains
dan teknologi, misalnya : bagaimana cara kerja suatu mesin cuci atau apa yang terjadi jika suatu balon
berisi air bakar dengan api dsb.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode demonstrasi :
1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa
di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut
memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.

5
3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu besar atau yang berada
di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis tetapi dapat membangkitkan minat siswa.
5. Guru harus dapat memperagakan demonstrasi dengan sebaik-baiknya, karena itu guru perlu
mengulang-ulang peragaan di rumah dan memeriksa semua alat yang akan dipakai sebelumnya
sehingga sewaktu mendemonstrasikan di depan kelas semuanya berjalan dengan baik.

Kelebihan metode demonstrasi adalah:


1. Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di
amati.
2. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik
akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
4. Dapat menambah pengalaman anak didik.
5. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan.
6. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan
secara langsung.

Kelemahan metode demonstrasi adalah:


1. Memerlukan waktu yang cukup banyak
2. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien
3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya
4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
5. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.

Langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:


a. Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
1. Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai
setelah metode demontrasi berakhir.
2. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakan.
3. Memperhitungkan waktu yang di butuhkan.
4. Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah :

6
– Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa
– Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua
siswa dapat melihat semuanya dengan jelas
– Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu
5. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik

b. Pelaksanaannya:
Hal-hal yang di lakukan adalah :
1. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
2. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran
4. Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
6. Menghindari ketegangan
7. Evaluasi : dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,
mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah.

III.2 METODE EKSPERIMEN


Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati
suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri ,
mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses
yang dialaminya itu.
Metode Eksperimen adalah Metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu
latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.
Perbedaan metode demonstrasi dengan metode eksperiman adalah siapa yang melakukannya. Pada
metode demonstrasi yang melakukan kegiatan terutama adalah guru, tetapi pada metode eksperimen yang
melakukan kegiatan terutama adalah siswa.
Kedua metode ini seringkali digabungkan bersama-sama, yaitu setelah guru mengadakan demonstrasi di
depan kelas, maka setelah itu giliran siswa sendiri yang melakukan demonstrasi tersebut.
Hal-hal yang Perlu di perhatikan dalam melakukan Metode Eksperimen
1. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang di butuhkan
2. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen

7
3. Sebelum di laksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu di berikan penjelasan dan petunjuk-
petunjuk seperlunya
4. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah di
rencanakan bila hasilnya belum memuaskan dapat di ulangi lagi untuk membuktikn kebenaranya
5. Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil percobaanya secara tertulis.

Kelebihan Metode Eksperimen


1. Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan
2. Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik

Kekurangannya Metode Eksperimen


1. Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini
2. Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.

Langkah-langkah metode eksperimen


1. Menerangkan Metode Eksperimen
2. Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang seknifikasi untuk di angkat
3. Sebelum guru menetapkan alat yang di perlukan langkah-langkah apa saja yang harus di catatdan
variebel-variebel apa yang harus di control
4. Setelah eksperimen di lakukan guru harus mengumpulkan laporan, memproses kegiatan, dan
mengadakan tes untuk menguji pemahaman murit

III.3 GABUNGAN METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN


Metode Demonstrasi dan Eksperimen ini cocok digunakan apabila:
1. Untuk memberikan latihan keterampilan tertetu pada siswa.
2. Untuk memudahkan penjelasan yang di berikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat terampil
dan melakukannya.
3. Untuk membantu siswa dalam memahami sesuatu proses secara cermat dan teliti.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Metode Demonstrasi dan Eksperimen


1. Lakukan Metode Demonstrasi dan Eksperimen dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgent dalam
masarakat
2. Arahkan pendemonstrasian dan eksperimen agar murid-murid mendapatkan pengertian yang jelas,
pembentukan sikap serta kecakapan praktis
3. Usahakan agar semua anak dapat mengikuti demonstrasi dan eksperimen
8
4. Berilah pengertian sejelas-jelasmya landasan teori dari apa yang hendak di demonstrasikan maupun
di eksperimenkan

Kelebihan Metode Demonstrasi dan Eksperimen ini adalah:


1. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang di Demonstrasikan atau di
Eksperienkan
2. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam
berbuat
3. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui eksperimen
4. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena mereka mengamati secara
langsung jalannya proses demonstrasi yang di adakan atau eksperimen.

Kelemahan Metode Demonstrasi dan Eksperimen adalah:


1. Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu lama
2. Metode ini tidak efektif apabila tidak di tunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan
kebutuhan
3. Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya

Metode demonstrasi adalah salah satu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan
mendemonstrasikan terlebih dulu kepada siswa
Metode Eksperimen adalah suatu metode di mana murid melakukan pekerjaan akademis dalam mata
pelajaran tertentu dengan menyaksikan peragaan-peragaan tersebut.
Hasil yang maksimal akan diperoleh kalau kedua metode ini digabungkan bersama-sama, hanya saja guru
harus tetap memperhatikan kekurangan dan kelebihan metode ini dan juga bahwa metode ini bukan
metode yang sempurna, karena metode ini hanya tepat jika digunakan untuk materi-materi tertentu saja,
sedangkan untuk materi yang lainnya harus menggunakan metode pembelajaran yang lain agar hasilnya
dapat efektif.

IV. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN PADA


PEMBELAJARAN DI KELAS
Model pembelajaran demonstrasi dan eksperimen ini telah diterapkan untuk mata pelajaran
Fisika kelas XII IPA pada hari Sabtu, 23 Agustus 2008 di SMAK BPPK Kebon Jati Bandung.
Metode ini diterapkan pada materi pelajaran Gelombang Bunyi. Jumlah murid sebanyak 24

9
orang. Untuk keperluan ini, maka alat yang diperlukan adalah gelas-gelas anggur (6 buah gelas
anggur) dan gelas biasa (3 buah) yang keduanya terbuat dari kaca dan air secukupnya dalam
jumlah yang mencukupi untuk mengisi gelas-gelas tersebut.
Langkah-langkah demonstrasi dan eksperimen yang dilakukan adalah :
1. Gelas anggur diisi oleh air kira-kira setengahnya.
2. Bibir gelas anggur kemudian digesek oleh guru dengan jari di depan kelas, sehingga
terdengar bunyi yang nyaring (guru melakukan demonstrasi). Bunyi yang dihasilkan cukup
nyaring sehingga dapat didengar oleh murid yang duduk di belakang kelas
3. Hal yang sama dilakukan pada gelas biasa, tetapi suara yang nyaring tersebut tidak terdengar.
4. Tanpa memberikan penjelasan apapaun, guru membagikan beberapa gelas anggur kepada
siswa yang telah membentuk kelompok-kelompok (1 kelompok sekitar 6 orang) lalu
menantang siswa agar dapat membunyikan gelas anggur tersebut seperti demonstrasi guru di
depan kelas (murid mengulangi demonstrasi guru).
5. Setelah gelas berhasil dibunyikan oleh siswa (berarti siswa telah menguasai teknik
membunyikan gelas anggur), maka siswa diajak untuk bereksperimen dengan cara :
– Dibagikan gelas biasa untuk dicoba dibunyikan (yang sebenarnya tidak akan
berbunyi).
– Siswa mencoba untuk mengurangi atau menambah air pada gelas atau bahkan
mengosongkan gelas lalu mencoba membedakan bunyi suara yang dihasilkan
– Siswa mencoba menentukan besarnya frekuensi suara yang dihasilkan (dengan
hukum-hukum bunyi yang berlaku pada pipa organa terbuka yang sudah dipelajari
sebelumnya)
– Siswa mencoba menduga apa yang terjadi jika diberikan gelas anggur yang lebih besar
atau yang lebih kecil
6. Kemudian siswa diberikan pertanyaan untuk didiskusikan bersama kelompoknya (jawaban
pertanyaan ini diberikan di lampiran dari makalah ini) :
a. Mengapa gelas bisa berbunyi dengan nyaring? Mekanisme apa yang menjadi pemicu
bunyi gelas tersebut?
b. Mengapa pada gelas biasa tidak terjadi bunyi?
c. Jika air pada gelas ditambah atau dikurangi, bagaimana dengan bunyi yang terdengar,
apakah ada perubahannya? Kalau ada perubahannya, bagaimana perubahan bunyi
tersebut?

10
d. Bisakah frekuensi bunyi yang terdengar dicari besarnya? Bagaimana caranya?
e. Bisakah hal ini diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari? Dalam bidang apa?
7. Jawaban dari pertanyaan tersebut didiskusikan bersama dalam satu kelas dan jawaban-
jawaban yang ada disimpulkan oleh guru.

Hasil yang diamati setelah melakukan demonstrasi dan eksperimen ini :


1. Siswa begitu antusias untuk mencoba membunyikan gelas, karena sebenarnya membutuhkan
usaha dan percobaan beberapa kali hingga menemukan teknik yang tepat.
2. Tidak ada pembedaan antar siswa yang menonjol nilai fisikanya dengan yang kurang dalam
nilai fisikanya, karena untuk membunyikan gelas anggur tersebut tidak tergantung pada
kepintaran dalam mata pelajaran fisika, tetapi pada kecakapan hidup sehari-hari. Justru pada
demonstrasi dan eksperimen ini, siswa yang kurang nilai fisikanya yang lebih dulu dapat
membunyikan gelas tersebut sehingga mengundang decak kagum dari teman-temannya.
3. Dasar pengetahuan dari prinsip membunyikan gelas ini sebenarnya telah mereka pelajari
sebelumnya (materi resonansi dan materi gelombang stasioner pada pipa organa), tetapi pada
permulaan demonstrasi tidak disebutkan, sehingga jawaban-jawaban siswa bukanlah jawaban
teks book, tetapi jawaban dari hasil pemikiran mereka sendiri, bahkan terkesan ‘tidak
nyambung’ atau bahkan ada yang melenceng dari jawaban yang sebenarnya.
4. Ada beberapa anak yang bahkan sampai akhir pelajaranpun belum berhasil membunyikan
gelas (padahal teman-temannya sudah), sehingga ketika pelajaran berakhir mereka masih
ngotot supaya pelajaran fisikanya diteruskan saja.

Keuntungan yang diamati dari penerapan metode demonstrasi dan eksperimen :


1. Antusiasme siswa terlihat dengan jelas pada metode ini (dari awal hingga akhir pelajaran)
meskipun pada pelajaran yang dianggap sulit seperti fisika.
2. Yang kurang dalam nilai fisika bisa ‘mengalahkan’ yang nilai fisikanya lebih baik sehingga
timbul rasa percaya diri yang lebih besar dalam pelajaran fisika pada siswa tersebut.
3. Metode ini dapat merangsang rasa ingin tahu siswa karena melalui alat yang sederhana dan
mudah diperoleh, tetapi dapat memberikan hasil yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
4. Teori yang diberikan di kelas tentang gelombang stasioner pada pipa organa terbuka dapat
dipelajari melalui suatu pengalaman belajar dan dapat melihat penerapan pengalaman ini
dalam hidup sehari-hari.

11
5. Pengalaman belajar ini bisa diulang kapanpun dan dimanapun oleh siswa (untuk
‘dipamerkan’ pada orang lain) karena alat yang diperlukan sangat sederhana dan mudah
diperoleh.
6. Pelajaran ini bisa memberi nilai untuk ranah psikomotor (kemampuan membunyikan gelas),
ranah afektif (sikap siswa selama diskusi berlangsung) dan ranah kognitif (jawaban-jawaban
siswa yang diberikan selama diskusi berlangsung). Hanya saja hal ini tidak sempat
terpikirkan untuk dilakukan karena guru ybs. baru pertama kali mencoba metode ini di dalam
kelas.

Kelemahan yang diamati dari penerapan metode demonstrasi dan eksperimen ini :
1. Ada beberapa siswa yang ‘terlalu sibuk’ untuk membunyikan gelas sehingga kurang
memperhatikan pada waktu diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
2. Perlu membawa beberapa gelas (lebih dari setengah lusin) ke dalam kelas sehingga cukup
merepotkan karena gelas-gelas yang dibawa adalah gelas yang mudah pecah.
3. Hampir tidak mungkin untuk menyediakan gelas untuk semua siswa, karena itu gelas dipakai
bergantian, dan siswa yang belum mendapatkan gelas untuk melakukan eksperimen tersebut
terlihat bosan menunggu dan cenderung untuk mengobrol dengan temannya atau melakukan
aktivitas lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.
4. Jawaban-jawaban kelompok yang diberikan tidak bisa menyatakan pengertian dari masing-
masing siswa dalam kelompok tersebut. Hal ini hanya dapat diketahui jika dilakukan tes lisan
atau tes tertulis untuk seluruh kelas.

V. KESIMPULAN

1. Dari hasil ujicoba lapangan untuk metode demonstrasi dan eksperimen di kelas XII IPA
SMAK BPPK Kebon Jati Bandung, ternyata hasil yang diperoleh cukup sesuai dengan teori
dari metode ini (yang disajikan dalam Bab II), baik dari segi kelebihan maupun
kekurangannya.
2. Perlu dicoba oleh guru untuk menerapkan hanya satu metode, yaitu hanya metode
demonstrasi atau hanya metode eksperimen lalu membandingkan hasilnya jika digunakan

12
gabungan metode demonstrasi dan eksperimen, sehingga bisa menjadi pengalaman belajar
yang berharga bagi guru ybs.
3. Hasil akhir dari metode ini perlu dirumuskan lebih mendetil lagi sehingga setiap variabel
dapat terukur dan dapat dibandingkan dengan metode-metode yang lainnya.
4. Keberhasilan metode demonstrasi dan eksperimen dengan pelajaran yang diberikan
tergantung dari kreativitas guru dan juga pemahaman guru untuk mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk percobaan sederhana. Untuk ini, guru dituntut untuk
lebih banyak belajar dan mencoba mengembangkan ide-ide baru yang dapat merangsang
minat siswa untuk belajar.
5. Karena metode ini tidak bisa diterapkan untuk semua materi , maka guru dituntut untuk
mengerti dan menerapkan berbagai metode pembelajaran sehingga potensi dan kemampuan
peserta didik dapat digali dan ditingkatkan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Syaodih, E. 2008. Belajar Pembelajaran Efektif. Bahan pembelajaran perkuliahan Akta IV di


Universitas Langlang Buana, Bandung.
Syaodih, E. 2008. Konsep pembelajaran. Bahan pembelajaran perkuliahan Akta IV di
Universitas Langlang Buana, Bandung.
Syaodih, E. 2008. Konsep dan teori belajar. Bahan pembelajaran perkuliahan Akta IV di
Universitas Langlang Buana, Bandung.
Irawati, I. 2008. Meningkatkan motivasi belajar fisika. Dari: http://www.kabarindonesia.com
Hurrahman, F. 2008. Metode demonstrasi dan eksperimen. Dari http://udhiexz.wordpress.com
Arifani, I.N. 2008. Metode demonstrasi dan eksperimen. Dari http://irfan-na.blogspot.com
Suhirman, S.Ag. 2008. Model-model pembelajaran. Dari http://mitrapulsa.com
Yosuke, T. 2008. Metode pembelajaran. Dari http://yastaki56.spaces.live.com
Tobing, M. 2008. Peranan metode dalam strategi belajar mengajar. Dari http://202.152.33.84/
UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

13
LAMPIRAN
JAWABAN PENUNTUN
BAGI PERTANYAAN DISKUSI KELOMPOK DI KELAS

Ada lima buah pertanyaan penuntun yang disiapkan untuk menjadi materi diskusi kelas
setelah melakukan eksperimen membunyikan gelas anggur. Pertanyaan dan jawaban
diberikan dibawah ini :

1. Mengapa gelas bisa berbunyi dengan nyaring? Mekanisme apa yang menjadi pemicu
bunyi gelas tersebut?
JAWAB
Gelas dapat berbunyi dengan nyaring karena getaran udara yang ada di dalam gelas.
Semakin besar volume udara di dalam gelas, maka kita akan mendengar suara yang
semakin keras. Udara dalam gelas dapat bergetar karena beresonansi dengan gelas
yang juga bergetar. Gelas bergetar karena digesek oleh jari.
air
P
a
o
Bunyi yang ditimbulkan oleh udara dalam gelas memenuhi bentuk
ln gelombang bunyi pada pipa organa tertutup pada frekuensi dasar.
j
a
a
n
g
g
e
l
p
o
i
m
p
b
a
n
o
g 14
r
g
s
ta
n
a
i
(
o
L
n
)
e
r

y
a
n2. Mengapa pada gelas biasa tidak terjadi bunyi?
g JAWAB :

t Jika kita sudah mengerti bagaiman mekanisme bunyi dapat terbentuk, maka kita akan
e mudah memahami hal ini. Sumber bunyi adalah getaran gelas. Pada gelas biasa yang
r
b
tidak mempunyai kaki, maka dasar gelas yang menyentuh meja akan berfungsi
e sebagai penyerap getaran gelas sehingga gelas tidak bisa bergetar, juga tangan kita
n
yang memegang gelas akan berfungsi sebagai penyerap getaran. Hal ini tidak akan
t
u terjadi pada gelas anggur karena tangan kita memegang bagian kaki dari gelas dan
k
bagian kaki tersebut juga sebagai sumbu getar sehingga gelas anggur dapat bergetar
dan menghasilkan bunyi.

3. Jika air pada gelas ditambah atau dikurangi, bagaimana dengan bunyi yang terdengar,
apakah ada perubahannya? Kalau ada perubahannya, bagaimana perubahan bunyi
tersebut?
JAWAB :
Dalam eksperimen, dapat diketahui jika air ditambah (ketinggian air dinaikkan =
memperpendek panjang pipa organa tertutup), hasilnya suara yang kita dengarkan
akan semakin tinggi (frekuensi bunyi membesar), sebaliknya jika air dikurangi
(ketinggian air diturunkan = memperpanjang pipa organa tertutup), akan terdengar
bunyi yang semakin rendah (frekuensi mengecil).
Secara teori pipa organa tertutup, diperoleh hubungan : f ~ 1/L, atau dengan kata lain
frekuensi berbanding terbalik dengan panjang pipa. Jika pipa diperpanjang maka
frekuensi mengecil dan sebaliknya.

15
4. Bisakah frekuensi bunyi yang terdengar dicari besarnya? Bagaimana caranya?
JAWAB :
Frekuensi yang dihasilkan bisa dicari besarnya. Dalam hal ini harus mengukur
panjang pipa organa yang terbentuk (hanya dengan menggunakan penggaris saja),
setelah itu tinggal memasukkan ke dalam rumus pipa organa tertutup untuk frekuensi
dasar, yaitu : f0 = v / 4L, dimana f0 adalah frekuensi dasar yang dihasilkan, L adalah
panjang pipa dan v adalah kecepatan bunyi di udara (pada suhu normal 25 0C, maka
kecepatan bunyi di udara sebesar 343 m/s). Hanya dengan penggaris, maka frekuensi
dasar gelas dapat dihitung

5. Bisakah hal ini diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari? Dalam bidang apa?
JAWAB :
Hal ini bisa kita aplikasikan dalam bidang seni musik. Dengan mengetahui kebutuhan
frekuensi yang diinginkan, misalnya kita memerlukan suara nada A, maka bisa
diambil nada A4 = 440 Hz, atau A5 = 1760 Hz). Dengan rumus di atas, kita dapat
menghitung panjang pipa organa yang dibutuhkan dan tinggal mengaturnya dengan
air, maka kita memperoleh acuan nada yang sering dipakai untuk acuan latihan
Paduan Suara. (Untuk latihan paduan suara biasanya dipakai alat metronome sebagai
acuan nada).

16

You might also like