You are on page 1of 9

PENDAHULUAN

Istilah permaslahan diterjemahkan dari istilah problem ( bahasa Inggris ) yang berati : perbedaan ( discrepancy / different ) antara sesuatu yang diharapkan ( what shouldbe / das solen ) dengan sesuatu yang terlibat / terdapat sebagaimana adanya ( what is / das ) sain tentang sesuatu. Permasalahan adalah : perbedaan / jarak / kesenjangan antara sesuatu yang di cita-citakan ( idealita ) dengan sesuatu yang ternyata ada ( reslita ). Permasalahan pendidikan ialah perbedaan program-program pendidikan antara yang di harapkan dengan yang terlaksana dilapangan. Seperti diketahui program utama pembangunan pendidikan ditanah air kita adalah : Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan, Peningkatan mutu pendidikan, Peningktan revansi dan efektivitas pendidikan, Pembangunan kebudayaan, Pembinaan generasi muda

(TAP MPR RI No II / MPR / 1993 ) Semakin besar / lebar perbedaan yang dicita-citakan dengan yang ternyata di temui dilapangn, semakin besar / rumit / komplek permasalahan tersebut. Dewasa ini permaslahan yang dipandang rumit / komplek adalah permasalahan : 1)pemerataan , 2) mutu , 3) efesiensi dan efektivitas dan , 4) relevasi. Ke 4 permaslahan pokok ini dipaparkan dalam Bab ini disamping itu akan diuraikan pula saling kait antara jenis masalah tersebut. Selanjutnya akan dikaji pula beberapa faktor yang mempengaruhi berkembangnya permasalahan pokok pendidikan tersebut. Faktor-faktor itu antara lain 1. IPTEK; 2. Laju pertumbuhan penduduk; 3. Aspirasi masyarakat; 4. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.

PEMBAHASAN

A. Masalah Pokok Pendidikan 1. Masalah pemeratn pendidikan Diharpkan ( ideal ) : pendidikan nasionl dpat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan . Kenyataan ( realita ) masih banyak warga Negara khususnya warga usia sekolah tidak tertampung di lembaga pendidikan ( sekolah ) yang ada ( sumber statist pendidikan daerah atau nasional ).1 Permaslahnya ialah bagaimana sitem pendidikan di kelola sehingga dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara memperoleh pendidikan. Dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya itu diharapkan pendidikan akan semakin merat, karena merata dalam arti yang sesungguhnya tidak mungkin dicapai. Hal ini antara lain disebabkan peraturan perundngundangan tentang wajib belajar ( wajar ) tidak diikuti dengan sangsi bagi yang tidak mengikutinya, karena sitem pendidikan itu sendiri belum memungkinkan untuk itu. 2. Masalah mutu pendidikan Mutu pendidikan umunnya dilihat dari hasil ( output ) pendidikan itu sendiri. Kriteria untuk hasil ini adalah kadar ketercapaian tujuan pendidikan itu sendiri. Kadar ketercapaian tujuan ini mulai dapat dilihat dari hirarkhi tujuan terkecil yaitu tujuan pembelajaran khusus ( TPK ) indicator pencpin hasil belajar. Kualitas ketercapaian TPK indicator selanjutnya dapat menggambarkan ketercapaian tujuan pembelajaran umum ( TPU ) kompetisi dasr. Demikian secara
1

Depdibud, materi dasar program pendidikan

hiraki, sehingga dapat diketahui pula tujuan yang lebih jauh / tinggi yaitu tujuan kurikuler ( tujuan mata pelajaran / kuliah ) tujuan institusional ( lembaga pendidikan ) dan tujuan nasional pendidikan. Tujuan-tujuan ini dibuat / di terapkan sebelum proses pendidikan dimulai. 3. Permasalahn efesiensi dan efektivitas pendidikan a) Efisiensi Pendidikan dikatakan efisiensi ( ideal ) aialah bila

penyelenggaraan pendidikan tersebut hemat waktu, tenaga dan biaya tetapi produktivitas ( hasil ) optimal. Pendidikan dikatakan efisiensi bila pendayagunaan sumber daya yang ada ( waktu, tenaga, biay ) tepat sasaran. Kadar efisiensi itu tentu tergantung pada pemberdayaan sumberdaya tersebut. Bila yang terjadi misalnya tidak hemat ( boros ) waktu, biaya dan tenaga tidak berfungsi secara optimal maka kadar efisiensi rendah ( tidak kurang efisien). Analisis seperti ini dapat diarahkan pada unsure-unsur terkecil dari ketiga kriteria tersebut. Misalnya apakah waktu digunakan sesuai jadual rencana, apakah guru mengajar atau dosen member kuliah minimal sama dengan jam wajib mengajar serta dengan pegawai negeri ( 37 jam / minggu ). Demikian pula dapat dilakukan dari unsure-unsur makro sehingga dapt diketahui efisiensi secara nasional. b) Efektivitas Pendidikan dikatakan efektif ( ideal ) aialah bila hasil yang di capai sesuai dengan rencana / program yang di buat sebelumnya ( tepat guna ). Bila rencana mengajar (persiapan mengajar) yang di buat oleh guru atau silabus / SAP yang dibuat dosen sebelum mengajar / memberi kuliah terlaksana secara utuh dengan sempurna, maka pelaksanaan perkuliahan tersebut dikatakan efektif. Sempurna disini meliputi semua komponen perencanaan seperti tujuan, materi / bahan, strategi dan evaluasi.2
2

Tirta rahardja, penghantar pendidikan

Sebaliknya, dikatakan kurang efektif bila komponen-komponen rencana tidak terlasana dengan sempurna, misalnya tujuan tidak tercapai semua, materi tidak tersajikan semua, strategi belajar mengajar tidak tepat, evaluasi tidak dilakukan sesuai rencana. c) Masalah Relevansi Pendidikan Pendidikan dikatakan relevan (yang ideal) ialah bila system pendidikan dapat menghasilakn output (keluaran) yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Kesesuaian (relevasi) tersebut meliputi / mencakup kuantitas (jumlah) ataupun kualitas (mutu) output tersebut. Selanjutnya kesesuaian tersebut hendaknya mempunyai tingkat keterkaitan (link) dan kesepadanan (match).3 Pendidikan dikatkan tidak atau kurang relevan ialah bila kesesuaian tersebut tidak ada / kurang. Kadar permasalahan ditentukan oleh tingkatan kesesuaian antara sitem pendidikan dengan kebutuhan masyarakat pembangunan tersebut. Bila tingkat kesesuaian tinggi maka pendidikan dikatakana relevan. Permasalahan akan semakin besar / rumit bila tingkatan kesesuaian tersebut rendah. d) Saling Kait Antar Masalah Pada suatu situasi / kondisi muncul secara serempak meskipun dalam bobot yang berbeda. Pada kondisi tertentu misalnya kita (Negara) ingin pendidikan itu merata, maka pada saat ini mutu terabaikan (bermasalah) efiseinsi akan bermasalah demukian pula relevasi pendidikan akan mengalami penurunan (bermasalah). Kedaan seperti ini, menghruskan Negara memusatkan perhatian pada program pendidikan tertentu. Misalnya pada periode tertentu, memusatkan perhatian pada pemerataan pendidikan, kemudian pada periode berikutnya pada peningkatan mutu. Bila Negara sudah maju (developed bukan developing apalagi under developing country), maka pada kondisi ini permasalahan pendidikan tidk akan ada lagi. Jika terdapat juga permaslahannya tidak kan berat / besar lagi.
3

Tim dsen ikip malanh,penghantar dasar-dasar penididkan

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Permasalahan Pendidikan Faktor utama yang mempengaruhi berkembangnya maslah pendidikan diantaranya adalah perkembanga IPTEK, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sara kehidupan. Faktor-faktor pendidikan : I. Pengaruh IPTEK a. IP (ilmu pengetahuan) Berkembangnya IP (science), apkh bidng social, ekonomi, hokum, pertanian dan sebaigaunya jelas akan membawa maslah dalam kurikulum sudah harus diubah disesuaikan. b. TEK (teknologi) Perkembangan teknologi, misalny teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan kondisi ekonomi social baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sitem pelayanan dan lain-lain kan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sitem pendidikan. Sitem yang ada mungkin tidak sesuai lagi dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi. c. S (seni) Aktivitas kesenian mempunyai andil yang cukup besar dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Secara khusus kesenian dapat mengembangkan domain / aspek efektif dari peserta didik. Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dlam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini, sudah barang tentu akan menimbulkan masalah maslah baru dalam bidang pendidikan. yang mempengaruhi berkembangnya permesalahan

II. Laju pertumbuhn penduduk Laju pertunguhan penduduk yang pesat, akan menyebabkn

berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin beasr / banyak. Jika daya tamping sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka ratio guru siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan munculnya masalah lain seperti masalah mutu. Penyebaran penduduk yang tidak merata ditanah air akan menimbulkan maslah baru pula. Misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolahnya tidak seberapa orng (jarang). III. Aspirasi masyrakat Kecendrungan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ketahun sudah terlihat. Msyarakt sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap tau akan meningkatkan status social mereka. Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan

mengakibatkan anak-anak (juga remajadan dewasa) akan menyerbu dan membanjiri sekolah (lembaga pendididkan). Kondisi seperti ini akan

menimbulkan berbagai maslah seperti system seleksi siswa / mahasiswa baru, ratio guru siswa, waktu belajar, permaslahan akan terus berkembang karena saling kait seperti yang telah dikemukakan pada bab terdahulu. IV. Keterbelaknagan budaya dan sarana kehidupan Masyarakat kita yang umumnya berada didaerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permaslahannya antara lain bagaimana menyadarkan

mereka akan keterbelakangan / ketertinggalannya bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khususnya bagaimana system pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut. C. Penanggulangan Permasalahan Pemdidikan Penaggulanagn (pemecahan masalah) sebagai akibat pengaruh ke 4 faktor yang telah dikemukakan terdahulu secara umun adalah sebai berikut : 1) Pendidikan harus senantiasa diperbaharuhi (direnovasi) sesuai dengan perkembangan yang terjadi diluar bidang pendidikan sendiri. Misalnya kurikulum harus flesibel jika perlu dibaharuhi. Kurikulum jangan mengakibatkan para pelakunya (siswa atau anak didik) selalu tertinggal disbanding dengan kemajuan IPTEK di luar dunia pendidikan tersebut. 2) Pendidikan (bersama bidang terkait) berusha menahan laju pertumbuhan penduduk atau pendidikan harus mencari sitem baru yang dapat melayani semua orang memerlukan pendidikan. 3) Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan didukung dan didorong terus agar lebih meningkat lagi. Sementara itu sitem pendidikan dibaharui / dikembangkan sehingga dapat memenuhi aspirasi tersebut. 4) Sitem pendidikan meningkatkan peran / fungsinya sebagai pengembangan kebudayaan diseluruh plosok tnah air. Sejalan dengan itu pihak lain yang terkait harus dapat membuka keterisolasian sebagaian desa kita dan / atau membuka sarana kehidupan yang lebih baik.

PENUTUP

Kesimpulan Permaslahan pokok pendidikan Negara kita saat ini adalah bahwa pendidikan kita belum/kurang merata, mutunya masih rendah d nada kecendrungan akan semakin rendah/menurun. Disamping itu kurang efisien dan efektif serta relevasinya masih perlu ditingkatkan. Antara permasalahn pokok tersebut saling kait. Suatu permaslahan ditanggulangi akan meninbulkan pembesaran masalah pada aspek yang lain. Kondisi Negara akan menetukan besar kecilnya permasalahan. Bila Negara sudah maju (developed country) maka permaslahan dengan sendirinya akan dapat ditekan, diperkecil, walaupun tidak akan pernah habis (no problem) dalam arti yang sesungguhnya. Berkembangnya permaslahan pendidikan disebabkan pengaruh dari berbagai factor yang berasl dari luar bidang pendidikan tersebut antara lain adalah : perkembangan IPTEK, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyrakat dn keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Pengaruh tersebut perlu ditanggulangi dengan inovasi/perubahan pendidikan yng kontinyu. 1) Lakukan observasi lapngn (sekolah/kantor/dinas), cari data program kegiatan menyangkut pemertaan, peningkatan mutu, efektifitas dan relevasi pendidikan. Bandingkan temuana anda tersebut dengan suatu yang diharapkan (ideal) tentang program kegiatan yang bersangkutan. Kemudiaan tentukan kadar masalahnya sehingga mendapatkan kesimpulan apakah permasalahannya besar, kecil atau tidak ada masalah (no problem). Laporan hasilnya dalam bentuk makalah . 2) Kemukakan alasan anda mengapa pada suatu Negara yang sedang berkembang (developing country), permasalahan itu saling kait antara satu dengan yang lainnya.

3) Pada periode tertentu suatu masalah lebih besar sehingga memerlukan perhatian khusus. Berikan contoh dalam perkembangan pendidikan di tanah air kita.

Daftar pustaka

Depdikbud; 1982/1983, Materi Dasar Program Pendidikan Akta Mengajar V, (Buku II A), Jakarta PPIPT Dekdikbud. Tirta Rahardja, Umar La sulo, 1994, Pengantar Pendidikan, Jakarta, P3MTK Dirjen Dikti Depdikbud Tim Dosen IKIP Malang, 1987, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. Surabaya : Usaha Nasional

You might also like