You are on page 1of 14

MAKALAH KEBUTUHAN NUTRISI PADA USIA SEKOLAH Mata Kuliah : Ilmu Gizi

Disusun oleh :

Kiky

Rizki

May Linda Puspitasari Nur Aeni Novi Suharjono Nur Diah Rachmania

Muhibah Novita Handayani Maskuri Novita Sari

UNIVERSITAS SULTAN AGUNG SEMARANG WORLD CLASS ISLAMIC CYBER UNIVERSITY 2010/2011

KATA

Segala puji dan syukur kam

rahmat dan menyelesaikan makalah

sebagai manusia yang sempurna da

kesalahan dunia ini.Tetapi karena A dengan sebik-baiknya.

untuk penulis menyelesaikan dan m

Sebagai penulis,kami memb telah mengalami perkembangan ya

makalah ini kebutuhan nutrisi pada

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Menurut UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya. Pada usia sekolah ini, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun mental, seperti bermain, belajar, berolah raga. Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan Zat gizi akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnyapun baik dan tidak mudah terserang penyakit. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Umumnya orangtua kurang memper-hatikan kegiatan makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu kapan ia harus makan.Zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan

B. Rumusan masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. C. Tujuan Menjelaskan mengenai pengertian gizi Menjelaskan faktor faktor status gizi Menjelaskan analisis situasi gizi Menjelaskan program perbaikan gizi Menjelaskan permasalahan anak usia sekolah Membedakan usia dan kebutuhan nutrisi apakah pengertian gizi itu? Apa saja faktor faktor status gizi itu? bagaimana analisis situasi gizi ? apa saja program perbaikan gizi ? bagaimana permasalahan anak usia sekolah jaman sekarang ? bagaimana membedakan usia dan kebutuhan nutrisi ?

BAB II ISI A. Masalah Anak Usia Sekolah Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih Pengertian tumbuh kembang anak sebenarnya mencakub dua hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, dan dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, ukuran tulang, dan keseimbangan metabolik. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan ( skill ) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel- sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya Termasuk di dalamnya adalah perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Pertumbuhan berdanpak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ dan individu. Kedua kondisi tersebut terjadi sangat berkaitan dan saling mempengaruhi dalam setiap anak. B. Pencegahan ( preventif ) 1. Orang tua Sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas kesehatan anak-anaknya, hendaknya orang tua memberikan perhatian yang lebih terhadap asupan gizi anakanak mereka. a. Memberikan bekal sekolah Jajanan belum tentu terjamin nutrisi dan kebersihannya khususnya jajanan di luar sekolah. Hal ini patut menjadi perhatian orang tua dengan adanya fakta yang mencengangkan dari hasil survei BPOM pada 4500 sekolah di Indonesia selama tahun 2007, yang membuktikan bahwa 45% jajanan anak tercemar bahaya pangan

mikrobiologis dan kimia. Bahaya utama berasal dari cemaran fisik, mikrobiologi, dan kimia terdapat pewarna tekstil. b. Memberi asupan gizi yang teratur 2. Program pemerintah Usia sekolah merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa dimana terjadi pertumbuahan fisik, mental, dan emosional yang sangat cepat, sehingga memerlukan pemenuhan kebutuhan gizi yang tepat agar kelak menjadi remaja dan dewasa yang produktif. Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) bertujuan menanamkan kebiasaan makan yang baik serta hidup bersih dan sehat sejak anak-anak yang didukung oleh sanitasi lingkungan yang baik. Selain itu untuk mendorong peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan anak dengan memperhatikan keadaan gizi dan kesehatannya. Diharapkan juga dapat mendorong kemandirian masyarakat dalam pelaksanaan PMTAS sehingga apabila bantuan pemerintah selesai, masyarakat mau dan mampu melestarikan PMTAS atas swadaya masyarakat sendiri. PMTAS diutamakan bagi siswa yang berada di daerah miskin sesuai kriteria yang ditetapkan daerah yaitu sekolahan minimal 50% siswanya termasuk kriteria miskin. PMTAS dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan fisik siswa sebagai bagian dari upaya perbaikan gizi dan kesehatan sehingga dapat mendorong minat dan kemampuan belajar siswa. C. Pengertian gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga PMTAS( pemberian makanan untuk anak sekolah )

dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain D. Faktor faktor status gizi Status gizi adalah tanda-tanda atau penampilan fisis dari keseimbangan antara pemasukan gizi disatu pihak dan pengeluaran organisme dilain pihak yang diukur dengan Indeks masa tubuh dengan 3 kriteria: Normal, kurang dan overweight. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat status gizi,dilakukan.Pengumpulan data digunakan pengukuran status gizi dengan analisis data penelitian secara Univariate dan Bivariate.Penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran status gizi dan angket. Hasil dari penelitian yang dilakukan maka perlu adanya penggalakkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang penyediaan pangan dan gizi yang cuup dan seimbang pada keluarga. E. Analisis situasi gizi Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualtias, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kekurangan gizi dapat merusak bangsa. Tujuan dari analisis adalah untuk mengetahui kecenderungan masalah gizi dan kesehatan masyarakat serta determinan yang mempengaruhi masalah ini. Cara Bivariate dan Multivariate Analisis diaplikasikan pada penulisan ini untuk menjelaskan perubahan status gizi dan kesehatan masyarakat serta determinannya untuk dapat memberikan rekomendasi

pada kebijakan program perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat.Masalah gizi dan kesehatan masyarakat masih cukup dominan. yang tidak kalah pentingnya adalah semakin jelasnya fenomena double burden yang menimpa penduduk Indonesia terutama di wilayah perkotaan, ditandai dengan semakin meningkatnya masalah gizi lebih, serta meningkatnya proporsi ibu dengan gizi lebih yang mempunyai anak pendek atau kurus.

Kesehatan dan gizi harus memperhatikan pertumbuhan penduduk perkotaan yang akan membawa berbagai masalah lain. Dengan peningkatan kualitas intervensi kepada masyarakat, diasumsikan penurunan masalah gizi dan kesehatan masyarakat dapat tercapai.

Memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan. masalah gizi ini perlu disempurnakan dengan memperhatikan angka kecenderungan kematian, pola penyakit, tingkat konsumsi, pendapatan dan pendidikan. Selain itu sampai dengan tahun 2003, masih banyak masalah gizi yang belum terungkap terutama berkaitan dengan masalah gizi mikro lainnya yang mempunyai peran penting dalam perbaikan gizi secara menyeluruh. F. Program perbaikan gizi Besarnya masalah gizi dan kesehatan serta bervariasinya faktor penyebab masalah ini antar wilayah, maka diperlukan program yang komprehensif dan terintegrasi baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Berikut ini merupakan pemikiran untuk program yang akan datang, antara lain: 1. Banyak hal yang harus diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi, mulai dari ketersediaan data dan informasi secara periodik untuk dapat digunakan dalam perencanaan program yang benar dan efektif. Kajian strategi program yang efisien untuk masa yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional sampai dengan kabupaten.

2.

Melakukan penanggulangan program perbaikan gizi dan kesehatan yang bersifat preventif untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bentuk program efektif seperti perbaikan perilaku kesehatan dan gizi tingkat keluarga dilakukan secara professional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau kriteria yang spesifik lokal.

3.

Melakukan strategi program khusus untuk penanggulangan kemiskinan, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan menciptakan kerja sama yang baik dengan swasta.

4.

Secara bertahap melakukan peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan strategi jangka panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan kesehatan.

G. Masalahan anak usia sekolah Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan.Selain itu risiko gangguan kesehatan pada anak akibat pencemaran lingkungan dari pelbagai proses kegiatan pembangunan makin meningkat. Selain lingkungan, masalah yang harus diperhatikan adalah membentuk perilaku sehat pada anak sekolah.Permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah.Permasalahan tersebut kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak balita.Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah Pengertian tumbuh kembang anak sebenarnya mencakup 2 hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,

jumlah, ukuran dan dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk di dalamnya adalah perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.Pertumbuhan berdampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ dan individu. Kedua kondisi tersebut terjadi sangat berkaitan dan saling mempengaruhi dalam setiap anak. H. Beda usia dan kebutuhan nutrisi Banyak faktor yang memengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Salah satunya adalah asupan nutrisi yang cukup. Orangtua bisa mengontrol nutrisi sehingga anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan sesuai tahapan usia tumbuh kembangnya. Kebutuhan nutrisi untuk anak di masa pertumbuhan, pra remaja, dan remaja berbeda. Karena selain secara kejiwaan dan hormonal juga mengalami perbedaan. Biasanya, orangtua hanya memerhatikan asupan nutrisi hingga anak berusia 5 tahun. Setelah usia tersebut para orangtua menganggap kebutuhan nutrisi anak kurang lebih sama dengan orang dewasa. Padahal sejatinya tidak demikian. Masing-masing anak di tahapan usia yang berbeda juga memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda.Hal itu bisa saja disebabkan diantaranya karena orangtua yang sibuk sehingga tidak sempat menyiapkan sarapan, atau faktor yang asalnya dari si anak sendiri. Ada juga orangtua yang beranggapan anak di atas 5 tahun sudah tidak membutuhkan perhatian khusus untuk makanannya. Artinya bisa disamakan dengan menu orang dewasa di rumah. Padahal kenyataannya justru lingkungan merupakan faktor penting yang bisa membahayakan kecukupan nutrisi anak. Misalnya saja di sekolah, anak menghadapi berbagai macam godaan makanan di luar yang tidak dia dapatkan di rumah. Anak di usia ini juga menjadi pemilih terhadap makanan, cenderung mengonsumsi makanan yang sama dengan mengabaikan nilai gizi.

Pada masa-masa tersebut ditandai dengan dimulainya perkembangan fungsi organ reproduksi yang menghasilkan berbagai hormon yang akan mempersiapkan fungsi reproduksinya. Salah satu makanan yang bisa mencukupi nutrisi untuk setiap umur dan setiap orang di antaranya adalah susu yang memegang peranan penting dalam menunjang pertumbuhan 3B (body, bone, and brain), pesan Samuel. Nutrisi yang tepat sesuai tahapan usia mereka dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan yang semakin banyak, ucap seorang Life Coach, Novian Triwidia Jaya. PERTANYAAN
1. Sekti Mulan ( Kelompok 5)

Apa itu kesehatan preventif / jangka panjang ? Berikan contoh ! Jawab : 2. Zaenal Aziz ( kelompok 7 ) Bagaimana cara mengukur tingkat gizi pada anak usia sekolah ? Jawab : 1. 2. 3. Kecerdasan Kesehatan keaktifan

3. Indra Irawan ( kelompok 3 ) Perilaku apa saja anak usia sekolah yang mengakibatkan anak pada gizi yang rendah dan gizi yang tinggi ? Jawab :

Gizi rendah : Makan junk food Menjadi korban iklan Gizi tinggi : Olahraga Makan makanan bergizi Jajan tidak sembarangan

o o

BAB III KESIMPULAN Permasalahan gizi merupakan permasalahan multifaktor. Faktor inti ada di ekonomi yaitu pada daya beli terjadap konsumsi sehat dan bermutu. Faktor kedua adalah sosial, yaitu kebiasaan makan. Pendidikan gizi berkontribusi dalam kebiasaan makan. Pendidikanlah yang akan mengendalikan faktor sosial. Pendidikan gizi sejak dini, yaitu sejak TK dan SD/MI sangat bermanfaat untuk membiasakan memilih dan mengkonsumsi makanan sehat, dan pola hidup sehat lainny

DAFTAR PUSTAKA getskripsi.com AstaQanliyah.com Anugerah & Hendra - Walimatul 'Ursy Website - Sejak Maret 2007 - powered by Wordpress http://m.okezone.com You were searching for "asumsi gizi anak usia sekolah". See posts relating to your search

You might also like