You are on page 1of 8

-Turbin AirDisusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Mesin Fluida

Disusun Oleh: Silvi wildia hariadi 2B/ 101711062 Tanggal Pengumpulan: 05 desember 2011

Jurusan Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung 2011 Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Tu rbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-blade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk m enggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda air.Sebuah tu rbin yang bekerja terbalik disebut kompresor atau pompa turbo. Turbin gas, uap dan air biasanya memiliki "casing" sekitar baling-baling yang me mfokus dan mengontrol fluid. "Casing" dan baling-baling mungkin memiliki geometr i variabel yang dapat membuat operasi efisien untuk beberapa kondisi aliran flui d.Energi diperoleh dalam bentuk tenaga "shaft" berputar. Penggunaan paling umum dari turbin adalah pemroduksian tenaga listrik. Hampir se luruh tenaga listrik diproduksi menggunakan turbin dari jenis tertentu. Turbin kadangkala merupakan bagian dari mesin yang lebih besar. Sebuah turbin ga s, sebagai contoh, dapat menunjuk ke mesin pembakaran dalam yang berisi sebuah t urbin, kompresor, "kombustor", dan alternator. Turbin dapat memiliki kepadatan tenaga ("power density") yang luar biasa (berban ding dengan volume dan beratnya). Ini karena kemampuan mereka beroperasi pada ke cepatan sangat tinggi. Mesin utama dari Space Shuttle menggunakan turbopumps (me sin yang terdiri dari sebuah pompa yang didorong oleh sebuah mesin turbin) untuk memberikan propellant (oksigen cair dan hidrogen cair) ke ruang pembakaran mesi n. Turbopump hidrogen cair ini sedikit lebih besar dari mesin mobil dan memprodu ksi 70.000 hp (52,2 MW). Turbin juga merupakan komponen utama mesin jet. JENIS JENIS TURBIN AIR Berdasaran model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi menjadi t iga tipe yaitu 1. Turbin Aliran Tangensial Pada kelompok turbin ini posisi air masuk runner dengan arah tangensial atau teg ak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar, contohnya Turbin Pel ton dan Turbin Cross-Flow. 2. Turbin Aliran Aksial Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan poros runner, Turbin Kaplan atau Propeller adalah salah satu contoh dari tipe turbin ini. 3. Turbin Aliran Aksial - Radial Pada turbin ini air masuk ke dalam runner secara radial dan keluar runner secara aksial sejajar dengan poros. Turbin Francis adalah termasuk dari jenis turbin i ni. 1.2. Berdasarkan Perubahan Momentum Fluida Kerjanya.

Dalam hal ini turbin air dapat dibagi atas dua tipe yaitu : 1. Turbin Impuls. Semua energi potensial air pada turbin ini dirubah menjadi menjadi energi kineti s sebelum air masuk/ menyentuh sudu-sudu runner oleh alat pengubah yang disebut nozel. Yang termasuk jenis turbin ini antara lain : Turbin Pelton dan Turbin Cro ss-Flow. 2. Turbin Reaksi. Pada turbin reaksi, seluruh energi potensial dari air dirubah menjadi energi kin etis pada saat air melewati lengkungan sudu-sudu pengarah, dengan demikian putar an runner disebabkan oleh perubahan momentum oleh air. Yang termasuk jenis turbi n reaksi diantaranya : Turbin Francis, Turbin Kaplan dan Turbin Propeller. 1.3. Berdasarkan Kecepatan Spesifik (ns) Yang dimaksud dengan kecepatan spesifik dari suatu turbin ialah kecepatan putara n runner yang dapat dihasilkan daya effektif 1 BHP untuk setiap tinggi jatuh 1 m eter atau dengan rumus dapat ditulis ( Lal, Jagdish, 1975 ) : ns = n . Ne 1/2 / Hefs5/4 Dimana : ns=kecepatan spesifik turbin n=Kecepatan putaran turbin ....... rpm Hefs=tinggi jatuh effektif ...... m Ne = daya turbin effektif ...... HP Setiap turbin air memiliki nilai kecepatan spesifik masing-masing, tabel 1. menj elaskan batasan kecepatan spesifik untuk beberapa turbin kovensional ( Lal, Jagd ish, 1975 )

Turbin francis

Turbin francs termasuk salah satu turbin reaksi artinya fluida bekerja mengubah tekanan bersamaan dengan gerak dari turbin tersebut. Inletnya berbentuk spiral. Turbin Kaplan 1.4. Berdasarkan Head dan Debit. Dalam hal ini pengoperasian turbin air disesuaikan dengan potensi head dan debit yang ada yaitu : 1. Head yang rendah yaitu dibawah 40 meter tetapi debit air yang besar, mak a Turbin Kaplan atau propeller cocok digunakan untuk kondisi seperti ini. 2. Head yang sedang antara 30 sampai 200 meter dan debit relatif cukup, mak a untuk kondisi seperti ini gunakanlah Turbin Francis atau Cross-Flow. 3. Head yang tinggi yakni di atas 200 meter dan debit sedang, maka gunakanl ah turbin impuls jenis Pelton.

Turbin Pleton Gambar 7. menjelaskan bentuk kontruksi empat macam runner turbin konvensional. Manfaat turbin air : Turbin air bermanfaat sebagai alat untuk memutar beban (generator Listrik) sehin gga dapat menghasilkan listrik. Sebagai penghasil listrik di PLTA Turbin lebih efisien dan mudah mengontrolnya Turbin mempunyai umu yang panjang Turbin dapat dikontrol scara otomatis Tidak memerlukan bahan bakar Biyaya operasi rendah kavitasi Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam cairan y ang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh cai ran pada suhu operasi pompa. Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempu nyai siklus yang sangat singkat. Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mula i terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0 ,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Pa da daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbent uk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa. Satu gelembung memang hanya akan mengakibatkan bekas kecil pada dinding namun bi la hal itu terjadi berulang-ulang maka bisa mengakibatkan terbentuknya lubang-lu bang kecil pada dinding. Bahkan semua material bisa rusak oleh kavitasi bila dib iarkan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Adanya benda asing yang masuk ke da lam pompa akan lebih memperparah kerusakan sebab akan menyebabkan erosi pada din ding impeler. Bagian dari pompa sentrifugal yang paling rawan terkena kavitasi a dalah sisi impeler dekat sisi isap yang bertekanan rendah juga tutup impeler bag ian depan yang berhubungan dengan sisi isap. Hammit (Karassik dkk, 1976) menemuk an hubungan yang rumit antara kecepatan aliran dengan kerusakan pada pompa akiba t kavitasi. Kerusakan tersebut akan meningkat seiring dengan kenaikan kecepatan aliran. Kavitasi dinyatakan dengan cavities atau lubang di dalam fluida yang kita pompa. Lubang ini juga dapat dijelaskan sebagai gelembung-gelembung, maka kavitasi seb enarnya adalah pembentukan gelembung-gelembung dan pecahnya gelembung tersebut. Gelembung terbentuk tatkala cairan mendidih. Hati-hati untuk menyatakan mendidih itu sama dengan air yang panas untuk disentuh, karena oksigen cair juga akan me ndidih dan tak seorang pun menyatakan itu panas. Mendidihnya cairan terjadi ketika ia terlalu panas atau tekananya terlalu rendah . Pada tekanan permukaan air laut 1 bar (14,7 psia) air akan mendidih pada suhu 212oF (100oC). Jika tekanannya turun air akan mendidih pada suhu yang lebih rend ah. Ada tabel yang menyatakan titik didih air pada setiap suhu yang berbeda. Seb

agai contoh dapat dilihat tabel berikut :

Satuan tekanan di sini yang digunakan adalah absolute bukan pressure gauge, ini jamak dipakai tatkala kita berbicara mengenai sisi isap pompa untuk menghindari tanda minus. Maka saat menyebut tekanan atmosfir nol, kita katakan 1 atm sama de ngan 14,7 psia pada permukaan air laut dan pada sistim metrik kita biasa memakai 1 bar atau 100 kPa. Karakteristik dari kavitasi sebuah pompa akan menentukan gaya angkat isap statik (static suction lift) yang diperlukan untuk pemasangan pompa. Jika zs adalah ne gatif maka pompa harus ditempatkan lebih rendah dari permukaan air atau dikenal sebagai pompa banjir (submersible pump). B. Akibat Terjadinya Kavitasi pengaruh kavitasi dan klasifikasi kavitasi berdasarkan penyebab utamanya. Kali i ni kita kembali memperdalam pengaruh kavitasi ini secara lebih detil. Sebelumnya kita telah tahu pengaruh kavitasi secara umum adalah sebagai berikut : Berkurangnya kapasitas pompa Berkurangnya head (pressure) Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan rendah di dalam selu bung pompa (volute) Suara bising saat pompa berjalan. Kerusakan pada impeller atau selubung pompa (volute).

1. Kapasitas Pompa Berkurang Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempat (space), da n kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat dan waktu yang sama. Otom atis cairan yang kita perlukan menjadi berkurang. Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan akhirnya perlu priming (tambah an cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara). Kita harus selalu ingat bahwa jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan flui da akan berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bert ekanan rendah. Ini akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbata s, volute atau perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran flui da pada penampang kecil antara ujung impeller dengan volute cut water. 2. Bagian-bagian Pompa Rusak Gelembung-gelembung itu pecah di dalam dirinya sendiri, ini dinamakan imploding kebalikan dari exploding. Gelembung-gelembung itu pecah dari segala sisi, tetapi bila ia jatuh menghantam bagian dari metal seperti impeller atau volute ia tida k bisa pecah dari sisi tersebut, maka cairan masuk dari sisi kebalikannya pada k ecepatan yang tinggi dilanjutkan dengan gelombang kejutan yang mampu merusak par t pompa. Ada bentuk yang unik yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti dipukul dengan ball peen hammer.

C. Cara Mengatasi Kavitasi Proses kavitasi begitu rumit dan kurang begitu jelas Sebagai contoh permulaan te rjadinya kavitasi adalah sebagai berikut, air yang mengandung udara atau gelembu ng-gelembung uap air yang disebabkan oleh adanya kondisi setempat yang tekananny a turun hingga dapat menimbulkan penguapan. Pada tempat yang tekanannya lebih ti nggi, maka gelembung-gelembung tersebut akan terkondensasi dan pecah dengan tiba -tiba, hal ini akan mengakibatkan tekanan pada roda turbin. Penurunan tekananali ran didalam turbin air disebabkan perubahan energi tekanan menjadi energi kecepa tan (Bernoulli). Makin tinggi kecepatan aliran dan makin tinggi Airnya, maka mak in tinggi pula bahaya dari pembentukan uap dan kavitasi. Untuk menghindari kavit asi yang besar, maka dalam perencanaan turbin dapat menggunakan perhitungan yang tertentu dengan memasukan harga-harga keamanan dan harga-harga yang berdasarkan pengalaman.

Pabrik-pabrik turbin dan pompa selain mengadakan pengujian terhadap model roda j alan menurut kondisi yang luar biasa juga menyelidiki keamanan untuk melawan kav itasi. Kavitasi dapat dicegah dengan perencanaan, pemasangan, dan pengoperasian turbin sedemikian rupa sehingga tidak ada satu titikpun yang tekanan mutlaknya l ebih rendah daripada tekanan uap air. Faktor yang paling kritis dalam pemasangan turbin reaksi adalah jarak tegak antara runner dengan air buangan (Draft head). Dalam memperbandingkan cirri-ciri kavitasi pada mesin-mesin hidrolik sebaiknya ditetapkan parameter kavitasi seperti persamaan 1 berikut: dimana Z1 dan H adala h ditentukan seperti gambar instalasi turbin diatas, merupakan tinggi kenaikan k olom air didalam C, nilai =barometer air. Pada duga permukaan air laut dengan suh u 20 dimana kavitasi dapat terjadi dinamakans10,1 m. Nilai minimum dari c. Nilai nya dapat ditentukan berdasarkan eksperimen untuk mesin dans model tertentu deng an mengamati keadaan operasi pada waktu awal terjadinya kavitasi. Runner turbin baling-baling kadang kala dipasang dibawah permukaan air buangan u ntuk mengurangi kemungkinan kavitasi. Selain itu penggunaan baja tahan karat dan perunggu alumunium untuk runner turbin akan meningkatkan tahanannya terhadap ke rusakan akibat timbulnya lubang.

Pemeriksaan Terhadap Kapitasi Pompa yang dirancang digunakan untuk memompa air pada suhu 25C pada tekanan atmos fer. Salah satu cara yang digunakan untuk memeriksa kavitasi adalah menentukan N et Positive Suction Head Required (NPSHR) dan Net Positive Suction Head Available (NPSHA). Pompa terhindar dari kavitasi jika NPSHA lebih besar daripada NPSHR. Menghitung NPSHA Besarnya NPSHA dapat dihitung dengan persamaan (Sularso dan Tahara, 2000)

NPSHA = Ha Hs Hls Hv dimana : Ha : head tekanan absolut pada permukaan isap (m) Hs : head isap (m) Hls : head kerugian pada saluran isap (m)

Hv : head tekanan uap jenuh pada temperatur pemompaan cairan (m) Untuk dapat menghitung NPSHA maka terlebih dulu harus dihitung : a. Head tekanan absolut permukaan isap (Ha) Besarnya head tekanan absolut permukaan isap dihitung dengan persamaan (Sularso dan Tahara, 2000) :

b. Head isap (Hs) Besarnya head isap tergantung dari instalasi pompa c. Head kerugian pada saluran isap (Hls) Besarnya head kerugian pada saluran isap juga tergantung dari instalasi pompa d. Head tekanan uap jenuh pada temperatur pemompaan cairan (Hv) Besarnya head tekanan uap jenuh dihitung dengan persamaan (Sularso dan Tahara, 2 000) :

Dengan demikian besarnya Net Positive Suction Head Available adalah : NPSHA = Ha Hs Hls Hv Menghitung NPSHR Besarnya NPSHR dapat dihitung dengan menggunakan koefisien kavitasi Thoma dengan rumus (Lazarkiewics, 1965) : NPSHR = . H dimana : : koefi ien kavita i Thoma H : head total pompa pada efi ien i mak imum (m) Nilai koefi ien kavita i Thoma dapat dilihat pada tabel atau dihitung dengan rum u yang diberikan oleh H.H Ander on yaitu (Lazarkiewic , 1965) : dengan : : efisiensi idrolis pompa

nSQ : kecepatan spesifik pompa

SPESIFIKASI GAMBAR :

Turbin Francis Turbin Kaplan

Turbin Propeller

Turbin Pelton

Turbin Turgo

Turbin Cross-Flow

Grafik Daya dan penggunaan Jenis Turbin

Keterangan Gambar: A. Pintu air Bagian ini terletak pada pinggir bendung dan akan mengontrol kondisi air yang ak an dialirkan. Air yang ke luar arus dijamin bersi dari sampa -sampa seperti b atang dan ranting po on, batu dan kerikil ayau sampai lainnya yang dapat memba a yakan instalasi. Pada pintu air juga arus dapat meng entikan laju aliran air, a pabila saluran arus dikosongkan. B. Saluran air atau conduit sistem Bagian ini berfungsi menyalurkann air dari bendungan menuju turbin. Bentuk salur an dapat berbentuk saluran terbuka, pressure s aft, tunnel, atau penstock. Salur an ini dibuat dengan cara penggalian atau pengeboran, dindingnya dengan dinding batu. Material penstock dari baja C. Turbin Turbin berfungsi menguba energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang ke mudian diuba lagi menjadi energi listrik pada generator. Komponen-komponen turb in yang penting adala sebagai berikut ; 2 Sudu pengara , biasanya dapat diatur untuk mengontrol kapasitas aliran yang ma suk turbin 2 Roda jalan atau runner turbin, pada bagian ini terjadi perali an ari energi po tensial fluida menjadi energi mekanik 2 Poros turbin, pada poros turbin terdapat runner dan ditumpu dengan 2 bantalan radial dan bantalan axial 2 Ruma turbin, biasanya berbentuk keong atau spiral, berfungsi untuk mengara ka n aliran masuk sudu pengara 2 Pipa isap, mengalirkan air yang ke luar turbin ke saluran luar Kecepatan spesifik berdasarkan sudu turbin

You might also like