You are on page 1of 23

bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harusmemperhatikan tebal bahan dasar .

Alur Spiral

Alur Zig-zag

Alur segitiga

Posisi pengelasan Posisi di bawah tangan

Posisi bawah tanganmerupakan posisipengelasan yang palingmudah dilakukan. Olehsebab itu untuk menyelesaikan setiappekerjaan pengelasansedapat meungkin diusahakan pada posisi dibawah tangan.Kemiringan elektroda 10 derajat 20 derajat terhadap garis vertical kea rah jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja. Posisi tegak (vertical) Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatasatau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karenabahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkeci dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja. Posisi datar (horizontal) Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimanakedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal.Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat 10 derajatterhadap garis vertical dan 70 derajat 80 derajat kearah benda kerja. Posisi di atas kepala (Overhead) Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapanyang serba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak padabagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat 20 derajatterhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.

Posisi datar (1G) Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dansetengah bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada keduasisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar(1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada materialpipa dengan jalan pipa diputar.

Posisi horizontal (2G Pengelasan pipa 2G adalah pengelasanposisi horizontal, yaitu pipa padaposisi tegak dan pengelasan dilakukansecara horizontal mengelilingi pipa.Kesulitan pengelasan posisi horizontaladalah adanya gaya gravitasi akibatnyacairan las akan selalu kebawah.Adapun posisi sudut electrodepengelasan pipa 2G yaitu 90 Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameterelektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las.Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu kali diameter elektrode las.Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakandapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat.Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya.

Posisi vertikal (3G) Pengelasan posisi 3G dilakukanpada material plate. Posisi 3G inidilaksanakan pada plate danelektrode vertikal. Kesulitanpengelasan ini hampir sama denganposisi 2G akibat gaya gravitasicairan elektrode las akan selalukebawah.

Posisi horizontal pipa (5G) Pada pengelasan posisi 5G dibagimenjadi 2, yaitu :1. Pengelasan naik Biasanya dilakukan pada pipayang mempunyai dinding tealkarena membutuhkan panas yangtinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih rendahdibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas masukan tiap

satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun. Posisi pengelasan5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan dilakukanmengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan laskancing (tack weld) pada posisi jam 5-811 dan 2. Mulai pengelasan pada jam5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi root pass (lasakar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur kali diameterelektrode.2. Pengelasan turunBiasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gasbumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebihcepat dan lebih ekonomis.

Pengelasan posisi Fillet Pengelasan fillet juga disebutsambungan T.joint pada posisicairan las-lasan diberikan padaposisi menyudut. Padasambungan ini terdapat diantaramaterial pada posisi mendatardan posisi tegak. Posisisambungan ini termasuk posisisambungan yang relativemudah, namun hal yang perlu diperhatikan pada sambungan ini adalahkemiringan elektroda, gerakan ayunan tergantung pada kondisi atau kebiasaanoperator las.

8. Perlengkapan Keselamatan Kerja

Helm Las Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungikulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet danultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata,Helmlas ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapatmengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut.Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihatdangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harusmengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukurankaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaankaca las adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kacapenyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.

Sarung Tangan (Welding Gloves) Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktumengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.

Apron Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit ataudari asbes.Ada beberapa jenis/bagian apron :

apron lengan

apron lengkap

apron dada

Sepatu Las Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api,Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipaka

M Jik yada

K Ka

Ja Ja sker Las a tidak meg baik, mai asap dan d mar Las mar Ias di et Las et pelindunungkinkanka gunakanebu las yanuat dari bbadan+tanadanya kamlah maskerberacun.ahan tahan.disekitarnUntuk mdangan smeja Ias.mudahterjadinyapi.gan yang te ar las dan vlas, agar teapi. Kamarya tidak terngeluarkanistim ventilMeja lasterbakar akebakaranuat dari kulentilasirhindarlas pentinanggu olehgas, sebaik si: Didalaarus bersihgar terhinoleh percilit/asbesg agar oracahaya las.nya kamar lkamar lasdari bahaar dari kan terak lng yang aas dilengkaditempatk -bahan yakemungkins dan bunapingna B. LAS GAS ( OKSI - ASETILIN )1. Pengertian Las Oksi-Asetilin

Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenisgas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini,gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gasbahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata acetylene, dan memilikirumus kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahanbakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperaturenyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udaraataupun Oksigen. 2. Bahan Bakar Gas

Asetilin ( C2H2 ) Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolongkepada alkuna, dengan rumus C 2 H 2 . Asetilena merupakan alkuna yang palingsederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Padaasetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masingatom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal inimenyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengansudut CC-H sebesar 180.

Propan Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalamkeadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkandalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleumlain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakansebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah. 3. Peralatan Las Oksi Asetilin

Tabung Gas Tabung gas berfungsi untuk menampung gas ataugas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnyatabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini

sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gastersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabungini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen ataugas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu.

Katup Tabung Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup iniditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katupbiasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katupini terbuat dari material Baja.

Regulator Regulator atau lebih tepat dikatakanKatup Penutun Tekan, dipasang padakatub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekannhingga mencapai tekana kerja torch.Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerjaselama proses pengelasan ataupemotongan. Bahkan jika tekanan dalamtabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator.Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekankerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanankerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.

Selang gas Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menujutorch digunakan selang gas. Untuk memenuhipersyaratan keamanan, selang harus mampu menahantekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalampemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gasyang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana

membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kodewarna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentangperbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.

Torch ( Pembakar ) Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnyaditeruskan oleh torch, tercampur didalamnyadan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas, tochmemiliki dua fungsi yaitu : Sebagai pencampur gas oksigen dan gasbahan bakar. Sebagai pembentuk nyala api diujungnosel. Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :

Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.Dibedakan atas : Injector torch (tekanan rendah)Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah daritekanan gas oksigen. Equal pressure torch (torch bertekanan sama)Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisisaluran masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruangpencampur berlangsung dalam tekanan yang sama.

Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas : Toch normal Torch ringan/kecil

Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas : Torch nyala api tunggal Torch nyala api jamak

Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas : Torch untuk gas asetilen Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.

Menurut aplikasi. Dibedakan atas :

Torch manual Torch otomatik/semi otomatik

Pematik api Las Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.

Tip Cleaner Alat ini berfungsi untuk membersihkan lubang mulutpembakar. 4. Proses Pengelasan Oksi Acetilin

Menentukan nyala api Nyala api Karburasi Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilenyang digunakan maka di antara kerucut dalamdan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baruberwarna biru. Di antara kerucut yang menyaladan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan,yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akanmenyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakandalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macambahan pengerasan permukaan non-ferous.

Nyala api Netral Nyala ini terjadi bila perbandingan antaraoksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiriatas kerucut dalam yang berwarna putihbersinar dan kerucut luar yang berwarna birubening. Oksigen yang diperlukan nyala iniberasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai padaujung nyala kerucut. Nyala api oksidasi Bila gas oksigen lebih daripada yangdibutuhkan untuk menghasilkan nyalanetral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkanterjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifatoksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan danperunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

Teknik Pengelasan Posisi pengelasan di bawah tangan Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawahtangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar(brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengansudut antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudutsambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan.Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dangerakannya adalah lurus. Posisi pengelasan datar ( horizontal ) Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan denganarah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk ituayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap bendakerja menyudut 70 dan miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar, sedangkankawat pengisi dimiringkan pada sudut 10 di atas garis mendatar.

Posisi pengelasan tegak ( vertical ) Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang bersudut 45-60 dan sudut brander sebesar 80. Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead ) Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisilainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60. Pengelasan arah ke kiri ( maju ) Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiridengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkansudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yangsulit saat mengelas. Pengelasan arah ke kanan ( mundur ) Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri.Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5mm ke atas. Operasi Branzing ( Flame Brazing ) Yang dimaksud dengan branzing disini ada lah proses penyambunngan tanpamencairkan logaminduk yang disambung, hanya logam p eng isi saja. Misalnyasaja proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las darikuningan. Ingat bahwa titik cair Baja ( 1550 C) lebih tinggi dari kuningan (sekitar 1080C). dengan perbedaan titik car itu, proses branzing, akan lebihmudah dilaksanakan daripada proses pengelasan. Operasi Pemotongan Logam ( Flame Cut ) Kasus pemotongan logam sebenarnya dap atdilakukan dengan berbagai cara. Prosespenggergajian (sewing) dan menggunting(shearing) merupakan contoh dari prosespemotongan logam dan lembaran logam. Proses

menggunting hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannyatipis. Proses penggergajian dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapimemerlukan waktu pemotongan yang lebih lama. Untuk dapat memotong pelattebal denngan waktu lebih singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas inidengan peralatan khusus misalnya mengganti torchnya ( dibengkel-bengkelmenyebutnya brender ). Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikansuplai gas Oksigen berlebih. Pemberian gas Oksigen lebih, dapat diatur padatorch yang memang dibuat untuk keperluan memotong. Operasi Perluasan ( Flame Gauging ) Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada produk/komponenlogam yang terdapat cacat/retak permukaannya. Retak/cacat tadi sebelumditambal kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu dicukil atau diperluas untuk tujuan menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian alurhasil pencungkilan tadi diisi kembali denganlogam las. Operasi Pelurusan ( Flame Straightening ) Operasi pelurusan dilaksanakan denganmemberikan panas pada komponendengan bentuk pola pemanasan tertentu.Ilustrasi dibawah ini menunjukkanprinsip dasar pemuaian dan pengkerutanpada suatu logam batang.Batang lurus dipanaskan dengan polapemanasan segitiga. Logam cenderungmemuai pada saat dipanaskan. Daerahpemanasan tersebut menghasilkanpemuaian yang besar. Logam mengkerutpasa saat didinginkan. Daerah pemanasan terbesar.

Makalah Las Listrik & Gas

Nyala api Netral Nyala ini terjadi bila perbandingan antaraoksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiriatas kerucut dalam yang berwarna putihbersinar dan kerucut luar yang berwarna birubening. Oksigen yang diperlukan nyala iniberasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai padaujung nyala kerucut. Nyala api oksidasi Bila gas oksigen lebih daripada yangdibutuhkan untuk menghasilkan nyalanetral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkanterjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifatoksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan danperunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

Teknik Pengelasan

Posisi pengelasan di bawah tangan Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawahtangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar(brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengansudut antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudutsambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan.Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dangerakannya adalah lurus. Posisi pengelasan datar ( horizontal ) Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan denganarah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk ituayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap bendakerja menyudut 70 dan miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar, sedangkankawat pengisi dimiringkan pada sudut 10 di atas garis mendatar.

Posisi pengelasan tegak ( vertical ) Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang bersudut 45-60 dan sudut brander sebesar 80. Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead ) Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisilainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60. Pengelasan arah ke kiri ( maju ) Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiridengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkansudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yangsulit saat mengelas. Pengelasan arah ke kanan ( mundur ) Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri.Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5mm ke atas. Operasi Branzing ( Flame Brazing ) Yang dimaksud dengan branzing disini ada lah proses penyambunngan tanpamencairkan logaminduk yang disambung, hanya logam p eng isi saja. Misalnyasaja proses

penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las darikuningan. Ingat bahwa titik cair Baja ( 1550 C) lebih tinggi dari kuningan (sekitar 1080C). dengan perbedaan titik car itu, proses branzing, akan lebihmudah dilaksanakan daripada proses pengelasan. Operasi Pemotongan Logam ( Flame Cut ) Kasus pemotongan logam sebenarnya dap atdilakukan dengan berbagai cara. Prosespenggergajian (sewing) dan menggunting(shearing) merupakan contoh dari prosespemotongan logam dan lembaran logam. Proses

menggunting hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannyatipis. Proses penggergajian dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapimemerlukan waktu pemotongan yang lebih lama. Untuk dapat memotong pelattebal denngan waktu lebih singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas inidengan peralatan khusus misalnya mengganti torchnya ( dibengkel-bengkelmenyebutnya brender ). Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikansuplai gas Oksigen berlebih. Pemberian gas Oksigen lebih, dapat diatur padatorch yang memang dibuat untuk keperluan memotong. Operasi Perluasan ( Flame Gauging ) Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada produk/komponenlogam yang terdapat cacat/retak permukaannya. Retak/cacat tadi sebelumditambal kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu dicukil atau diperluas untuk tujuan menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian alurhasil pencungkilan tadi diisi kembali denganlogam las. Operasi Pelurusan ( Flame Straightening ) Operasi pelurusan dilaksanakan denganmemberikan panas pada komponendengan bentuk pola pemanasan tertentu.Ilustrasi dibawah ini menunjukkanprinsip dasar pemuaian dan pengkerutanpada suatu logam batang.Batang lurus dipanaskan dengan polapemanasan segitiga. Logam cenderungmemuai pada saat dipanaskan. Daerahpemanasan tersebut menghasilkanpemuaian yang besar. Logam mengkerutpasa saat didinginkan. Daerah pemanasan terbesar

Keuntungan mengelas Oksi Asetilin peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasanyang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau dibengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas danalat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

BAB IIIPENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan daripenyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

Pada akhirnya penulis mengetahui Pengertian las listrik, alat-alat yang digunakanpada proses pengelasan las listrik, Posisi pengelasan laslstrik, tingkat kesususahandalam pengelasan las listrik serta keselamatan kerja yang semestinya dilaksanakandalam proses pengelasan las listrik.

Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang digunakanpada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta posisi pengelasan pada proses lasgas. B. Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini sebagai berikut :

Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai referensiagar makalah yang dibuat lebih baik.

Pelajari makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi DAFTAR PUSTAKA

www.lab teknologi mekanik.comhttp://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-las-listrik-dangas.html Cary Howard B, Modern Welding Technology Prentice Hall, Englewood Cliffs, NewJersey Q7632, USA, 1994.Messler R.W, Jr., Principles of Welding John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.htmlhttp://materikuliah.blogspot.com/2009/06/.htmlhttp://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.htm l

You might also like