You are on page 1of 8

Makalah Pendidikan Agama Islam

PUASA DAN ZAKAT

Oleh :

Zahrani

J3F110005

Penanggung Jawab : Ela Sulistiawati, S.Ag., M.Si

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI JASA MAKANAN DAN GIZI DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia- Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun secara sistematis dan ilmiah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam, selain itu dapat membuat kami menjadi kreatif dan terampil, serta dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang Puasa dan Zakat. Dalam pembuatannya, kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun material salah satu orang yang berperan dalam pembuatan makalah ini adalah dosen kami Ibu Ela Sulistiawati, S.Ag., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan pada kami, orang tua kami yang memberikan dukungan baik materi maupun spirit, serta teman teman yang kami sayangi. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Bogor,

November 2010

Penyusun

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Agama Islam memiliki 5 rukun Islam yang wajib untuk dijalankan, diantaranya adalah puasa dan zakat. Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari. Terdapat puasa wajib dan puasa sunnah. Sedangkan zakat adalah sedekah yang wajib dikeluarkan umat Islam menjelang akhir bulan Ramadan, sebagai pelengkap ibadah puasa. Zakat merupakan salah satu rukun ketiga dari Rukun Islam. Kewajiban puasa dan zakat ini sebagaimana juga kewajiban-kewajiban lainnya seperti shalat dan ibadah haji harus ditunaikan oleh umat Islam. Namun kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap hari-hari penting puasa termasuk yang wajib dan yang diharamkan merupakan hambatan dalam kehidupan beragama. Hambatan ang menyebabkab kewajiban zakat belum meluas tertunaikan dalam masyarakat.

Hambatan-hambatan ini ada yang bersifat inheren di dalam tubuh umat Islam sendiri dan ada yang bersifat eksteren (pengaruh dari luar). 1.2 Tujuan 1. Mengerti dan memahami pengertian puasa dan zakat. 2. Dapat mengetahui dan memahami jenis jenis puasa dan zakat.

3. Dapat mengetahui dan memahami pembagian zakat yang benar menurut syariat islam 4. Dapat menambah ilmu tentang puasa dan zakat

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Puasa Puasa dalam bahasa Arab disebut shiam atau shaum yang artinya menahan diri dari sesuatu. Ke dalam pengertian ini termasuk menahan diri dari berbicara dengan orng lain. Pengertian yang tersebut terakhir itu terdapat di dalam firman Allah, seperti termaktub dalam Q.S. 19, Maryam: 26:

Artinya: Maka katakanlah (hai Maryam), sesungguhnya aku telah bernadzar (untuk) berpuasa karena Allah Yang Maha Pemurah, maka aku tidak berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini. Menurut pengertian terminologi syari, puasa adalah suatu ibadat yang mempunyai syarat dan rukun tertentu, diamalkan di siang hari sejak dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan cara menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual, disertai dengan perilaku meninggalkan perbuatan-perbuatan tdak terpuji yang bisa mengurangi

makna/nilainya/pahalanya. Puasa yang diamalkan dengan memenuhi semua persyaratan tersebut besar sekali makna dan pahalanya, apalagi jika diingat bahwa puasa itu adalah salah satu dari lima rukun Islam. Al-Ghazali membagi pengertian puasa menjadi tiga bagian, yaitu yang pertama, puasa umum adalah puasa sekedar menahan diri dari makan, minim, dan hubungan seksual. Dan karena umumnya manusia yang berpuasa berada dalam tingkat ini maka puasa mereka disebut puasa umum,artinya demikianlah kebanyakan puasa manusia. Yang kedua, puasa khusus adalah puasa yang diamalkan di samping dengan isi umum tersebut di atas juga menyempurnakannya dengan menahan diri dari mengatakan, mendengar, dan memandang atau melihat sesuatu yang kurang baik, kurang pantas, yang menyinggung/menyakiti orang lain, atau yang sia-sia dan tak berguna. Dan karena puasa tingkat ini dapat diamalkan oleh mereka yang sudah bisa disebut khusus maka puasa mereka yang sudah bisa disebut khusus maka puasa mereka disebut khusus. Yang ketiga, puasa khusus al-khusus adalah puasa yang diamalkan di samping dengan kedua isi dua kategori puasa di atas disempurnakan pula dengan puasa hati yaitu menahan hati dari memikirkan, mengkhayalkan atau membayangkan hal-hal duniawi yang

rendah selama berpuasa. Dan karena puasa semacam ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sangat khusus maka puasa mereka disebut puasa khusus al-khusus, atau puasa super khusus (Baihaqi, 1991).

Definisi Zakat
Zakat adalah nama atau sebutan dari suatu hak Allah SWT yng dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Kata zakat itu aslinya ialah tumbuh, suci, dan berkah. Firman Allah SWT:

Artinya: Pungutlah zakat dari harta benda mereka, yang akan membersihkan dan menyucikan mereka! (At-Taubah: 103) Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang ke lima, dan disebut beriringan denga shalat pada ayat 82. Dan Allah SWT menetapkan hukum wajibnya, baik denan KitabNya maupun dengan Sunnah Rasul-Nya serta Ijma dari umatnya (Sabiq,Sayyid. 1993)

Macam-Macam Zakat Zakat terbagi atas dua tipe yakni: a) Zakat Fitrah. Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
Ketentuan-Ketentuan Zakat Fitrah 1. Besarnya zakat Fitrah adalah 1 sha yaitu 2176 gram atau 2,2 Kg beras atau makanan pokok. Dalam prakteknya jumlah ini digenapkan menjadi 2,5 Kg, karena untuk kehati-hatian. Hal ini dianggap baik oleh para ulama. 2. Menurut madzhab hanafi, diperbolehkan mengeluarkan zakat Fitrah dengan uang seharga ukuran itu, jika dianggap lebih bermanfaat bagi mustahik. 3. Waktu mengeluarkan zakat Fitrah adalah sejak awal bulan puasa Ramadhan hingga sebelum shalat Idul Fitri maka dianggap sedekah sunah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

Artinya : Barang siapa mengeluarkan (zakat Fitrah) sebelum shalat (Idul Fitri), maka zakatnya sah. Barang siapa mengeluarkannya setelah shalat maka dianggap sedekah sunah. (HR. Ibnu Majah)

4. Zakat Fitrah boleh dikeluarkan langsung kepada mustahik atau dibayarkan melalui amil zakat. 5. Amil atau panitia zakat Fitrah boleh membagikan zakat kepada mustahik setelah shalat Idul Fitri. 6. Jika terjadi perbedaan Hari Raya, maka panitia zakat Fitrah yang berhari raya terlebih dahulu tidak boleh menerima zakat Fitrah setelah mereka mengerjakan shalat Idul Fitri. 7. Panitia Zakat Fitrah hendaknya mendoakan kepada orang yang membayar zakat, agar ibadahnya selama Ramadhan diterima dan mendapat pahala. Doa yang sering dibaca oleh yang menerima zakat, diantaranya:

Artinya : Semoga Allah SWT memberikan pahala kepadamu atas apa saja yang telah Allah memberi berkah kepadamu atas semua yang masih ada padamu dan mudah-mudahan Allah menjadikan kesucian bagimu.

b) Zakat Maal (Harta) Mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri (Anonim, 2010)

Golongan yang menerima zakat Mustahik Zakat


Ada 8 golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq) baik zakat fitrah atau zakat harta, yaitu sesuai dengan firman Allah SWT :

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. At-taubah : 60)

Allah telah mejelasakan delapan golongan yang berhak menerima zakat. Yaitu: 1. Fakir: orang yang hanya mampu memenuhi kurang dari separoh kebutuhanya. 2. Miskin: orang yang mampu memenuhi lebih dari separoh kebutuhanya, namun ia belum mampu memenuhi kebutuhannya secara menyeluruh, maka ia diberi zakat untuk beberapa bulan kebutuhanya. 3. Amil Zakat: orang yang ditugaskan oleh penguasa (pemerintah) untuk mengumpulkan zakat dari orang yang membayar zakat.mereka di beri upah yang layak sesuai dengan pekerjaan mereka. 4. Para muallaf yang dibujuk hatinya: adalah orang orang yang baru memeluk islam, mereka diberi zakat agar hti mereka lunak menerima islam dan agar keimanan dihati mereka tetap teguh 5. Zakat juga di berikan untuk memerdekakan budak dan membebaskan tawanan perang yang tertawan oleh pihak musuh. 6. Orang-orang yang berhutang: mereka adalah orang-orang yang terbebani hutang mereka di beri zakat untuk melunasi hutang mereka dengan syaratnya harus beragama islam, tidak mampu melunasi hutang, dan tidak berhutang untuk membiayai kemaksiatan. 7. Fi sabilillah: mereka adalah para mujahid yang berperang dengan suka rela tanpa mendapat gaji dari pemerintah, mereka di beri zakat untuk diri mereka sendiri atau untuk membeli senjata. 8. Orang yang sedang dalam pejalanan yaitu para musafir yang kehabisan bekal untuk melanjutkan perjalananya, maka ia diberi zakat sekedar kebutuhanya, sehingga ia sampai ke tujuanya Adapun orang-orang yang tidak boleh menerima zakat ada dua golongan: 1. Anak cucu keluarga Rasulullah SAW 2. Sanak Famili orang yang berzakat, yaitu bapak, kakek, istri, anak, cucu, dan lain-lain (Huda, Nuril . 2010).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Zakat. http//:Zakat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html [28 November 2010] Huda, Nuril. 2010. Tentang Zakat Fitrah. http//:Tentang Zakat Fitrah Berbagi Ilmu.html [28 November 2010] Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah/Sayyid Sabiq; alih bahasa oleh Mahyudin Syah. -Cet.8.Bandung: Alamarif, 1993

You might also like