Professional Documents
Culture Documents
Pertanyaan
Dan janganlah kau sekali-kali mengatakan terhadap sesuatu, “Sesungguhnya aku akan
mengerjakan itu esok pagi,” kecuali dengan menyebut “Insya Allah.” Dan ingatlah
kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah “Mudah-mudahan Tuhanku akan
memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”
Q.18: 23-24
Sekali lagi wahyu menegur dan mengajar Nabi: ia mengingatkan Nabi
bahwa status, pengetahuan, dan nasibnya bergantung pada Rabb-nya, Tuhan
Yang Maha Esa dan Mahakuasa, dan beliau tidak boleh melupakan hal
tersebut. Beginilah kita harus memahami makna ungkapan Insya Allah “jika
Allah mengizinkan”; ia menegaskan kesadaran manusia akan
keterbatasannya, perasaan rendah hati seseorang yang hendak berbuat
sesuatu mengetahui bahwa diatas semua yang ia lakukan dan katakan,
Tuhanlah yang memiliki kekuasaan untuk mewujudkannya.
……Setelah beberapa lama, Nabi akhirnya memperoleh jawaban untuk
ketiga pertanyaan yang diajukan kepadanya, secara paradoks, penundaan ini
dimaksudkan untuk memperkuat keyakinan orang Islam dan membuat
bingung lawan bicara Nabi; ketidakmampuannya menjawab lebih awal dan
kemudian turunnya wahyu yang tidak tepat waktu membuktikan bahwa
Muhammad bukanlah penulis Kitab yang sedang dalam proses pewahyuan,
dan bahwa beliau sebenarnya bergantung pada kehendak Rabb-nya.
……..
Mudah-mudahan sedikit menyadarkan kita untuk selau bilang “Insya Allah”
terhadap segala sesuatu janji yang kita berikan, karena saat ini makna Insya
Allah sudah menjadi kata-kata kiasan untuk tidak menepati janji ataupun apa
yang akan kita kerjakan…