Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI ASURANSI
1. Berdasarkan UU No. 2 tahun 1992, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungjawabkan.
2. Menurut KUHP Pasal 246, Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena: suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di harapkan, yang mungkin akan diderita karena sesuatu yang tak tertentu
Dan Surat Keputusan Menteri Keuangan a. Nomor 223/KMK.017/1993, tanggal 26 februari 1993 tentang Izin perusahaan asuransi dan reasuransi, telah diubah dengan Permen Nomor 158/PMK.010/2008. b. Nomor 224/KMK.017/1993, tanggal 26 februari 1993 tentang Kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan reasuransi c. Nomor 225/KMK.017/1993, tanggal 26 februari 1993 tentang Penyelenggaraan usaha asuransi dan perusahaan reasurasi d. Nomor 226/KMK.017/1993, tanggal 26 februari 1993 tentang Perizinan dan penyelenggaraan kegiatan usaha penunjang usaha asuransi e. Nomor 79/PMK.010/2009 tentang Sanksi administrasi berupa denda dan tata cara penagihannya terhadap perusahaan asuransi f. Nomor 81/PMK.03/2009 tentang Jenis usaha asuransi
PERJANJIAN ASURANSI
Dituangkan di dalam surat perjanjian yang dikenal dengan sebutan polis. Di dalam polis ini secara rinci disebutkan mengenai syarat-syarat, hak dan kewajiban kedua belah pihak, termasuk pula menyebutkan perihal jumlah pertanggungan, jangka waktu perjanjian asuransi, dan resiko yang harus ditanggung perusahaan asuransi sebagai penanggung.
OBJEK ASURANSI
Menurut Undang-undang Nomor 2 tahun 1992, disebutkan bahwa objek asuransi adalah benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan atau berkurang.
JENIS ASURANSI
a. Asuransi yang dilihat dari segi fungsinya b. Asuransi yang dilihat dari segi kepemilikannya
Asuransi Kerugian
Seperti yang disebutkan UU Nomor 2 tahun1992, asuransi kerugian memberikan jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan melakukan usaha diluar asuransi kerugian dan reasuransi.
Reasuransi
adalah kontrak asuransi dimana sebuah perusahaan asuransi memindahkan semua atau sebagian risikonya kepada perusahaan lain. Tujuan utama dari perusahaan asuransi yang memindahkan risikonya adalah untuk melindungi dirinya terhadap kerugian dalam kasus tertentu yang melebihi jumlah tertentu.
Asuransi Jiwa
Merupakan asuransi yang dikaitkan dengan penanggulangan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan, yang termasuk adalah : Asuransi berjangka Asuransi tabungan Asuransi seumur hidup Anuity Contract Insurance
Akan tetapi mengenai rancangan jumlah dan penentuan syarat-syarat asuransi bergantung pada persetujuan antara kedua belah pihak (Pasal 305 KUHD).
2.
3.
2.
3. 4. 5.
Insurable Interest
yaitu hak untuk mengasuransikan yang timbul dari suatu hubungan keuangan antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan di akui secara hukum. Anda dikatakan memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian atau kerusakan atas obyek tersebut, kepentingan keuangan ini memungkinkan anda mengasuransikan harta benda atau kepentingan anda. Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan) berarti pelanggan mempunyai suatu kepentingan yang dapat diasuransikan, hal ini timbul dari hubungan finansial yang diakui hukum
Hubungan tersebut dapat timbul karena : Hukum : menurut hukum kebiasaan, seseorang atau harta benda selain dimiliki oleh orang tersebut, juga dimiliki oleh keluarganya. Dengan demikian seseorang bapak dapat membelikan asuransi untuk anak atau harta benda milik anak, atau sebaliknya. Undang-Undang : misalnya, setiap perusahaan angkutan penumpang diharuskan bertanggung jawab apabila ada penumpang yang mengalami kecelakaan, oleh karena itu perusahaan angkutan tersebut boleh, bahkan diwajibkan membeli asuransi untuk penumpangnya. Kontrak : misalnya dalam suatu kontrak kerja bangunan, kontraktor dibebani tanggung jawab untuk menyelesaikan pembangunannya, dengan demikian, kontraktor tersebut boleh membeli proteksi asuransi contractor
Orang dikatakan memiliki insurable interest atas obyek yang diasuransikan apabila orang tersebut menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah atas obyek tersebut. Dan apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa orang tersebut tidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka orang tersebut tidak berhak atas ganti rugi.
Fakta Tertanggung
1. Situasi dan kondisi obyek secara internal (konstruksi, barang yang ada, dll) 2. Situasi dan kondisi obyek secara eksternal (lingkungan sekitar) : a. Pengalaman klaim yang pernah ada. b. Pengalaman penutupan asuransi sebelumnya. c. Fakta teknis lainnya yang diketahui.
Proximate Cause
Yaitu suatu penyebab aktif, efesien yang menimbulkan rangkaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen. Penyebab dominan tidak selalu harus selalu penyebab pertama, atau penyebab terakhir. Penyebab yang paling aktif dan efesien menimbulkan kerugian yang dijadikan proximate cause. Apabila terjadi dua peristiwa yang bersamaan maka keduanya tidak dikecualikan dalam polis, kalau salah satu dikecualikan dan kerugian tidak bisa dipisahkan, tidak dijamin. Kalau bisa dipisahkan, hanya yang tidak dikecualikan yang dijamin asuransinya. Dan dalam keadaan khusus diperlukan bantuan penetapan para ahli dan profesional terkait.
Indemnity
Yaitu suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi financial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252 dan 253, serta dipertegas dalam pasal 278) Apabila obyek yang diasuransikan terkena musibah sehingga menimbulkan kerugian, maka pihak asuransi akan memberi ganti rugi untuk mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian menjadi sama dengan sesaat sebelum terjadi kerugian.
Subrigation
Yaitu pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar. Prinsip ini diatur dalam pasal 284 KUHDagang, yaitu Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga telah menimbulkan kerugian pada tertanggung. Maksud diatas yaitu, apabila anda mengalami kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pihak ketiga, maka pihak penanggung, setelah memberikan ganti rugi kepada tertanggung, akan menggantikan tertanggung dalam mengajukan tuntutan pada pihak ketiga tersebut.
Contribution
Yaitu prinsip mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa perusahaan asuransi. Walau sudah ditegaskan tidak diperbolehkan, tetapi mungkin saja seseorang mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa perusahaan asuransi. Bila terjadi kerugian atas obyek yang diasuransikan, maka secara otomatis berlaku prinsip ini. Tertanggung tidak mungkin mendapatkan penggantian kerugian dari masing-masing perusahaan asuransi secara penuh. Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila perusahaan asuransi telah membayar ganti rugi yang menjadi hak tertanggung, maka perusahaan berhak menuntut perusahaan asuransi lain yang terlibat dalam obyek tersebut untuk membayar bagian kerugian sesuai dengan prinsip distribusi. Prinsip ini tidak berlaku pada asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan diri yang berkaitan dengan meninggal dunia, atau cacat tetap.
TUJUAN ASURANSI
Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat berfungsi (bekerja)