You are on page 1of 35

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam

pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil ynag positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan eknomi, perbaikan linkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. Peningkatan umur harapan hidup masyarakat di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Angka Harapan Hidup di Indonesia I. Tahun 1971 1980 1990 1995 2000 2005 2010 2015 Laki-laki 44,2 50,6 58,1 61,5 63,3 64,9 66,4 67,7 Perempuan 47,2 53,7 61,5 65,4 67,2 68,8 70,4 71,7 Total 45,7 52,2 59,8 63,5 65,3 66,9 68,4 69,8

2020 69,0 73,0 71,7 Sumber: BPS, 1992, 1993 Keterangan: Angka harapan hidup sejak lahir Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia

diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia di atas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi

Ledakan penduduk lanjut usia. Menurut penelitian yang dilakukan terhadap orang lanjut usia di Indonesia yang dilakukan oleh Prof. Dr.R. Boedhi Darmojo, terjadi peningkatan jumlah lanjut usia yang sangat signifikan seperti terlihat dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Demografi Orang Lanjut Usia di Indonesia Tahun Total penduduk 1980 (55 148 11,4 7,7 55,30 198 5 165 13,3 8 58,1 199 0 183 16 8,7 61,1 199 5 202 19 9,4 64,0 200 0 222 22,2 10 6570 202 0

tahun ke atas) a. Total (juta) b. Persentase (%) Harapan hidup

29,1 2 11,0 9 7075

9 2 5 Menurut penelitian Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo

Berdasarkan Data pada Biro Pusat Statistika dan beberapa sumber lain, dapat diketahui jumlah dan prosentase populasi lansia di Indonesia pada tahun 1971 2020 sesuai pada tabel berikut ini: Tabel 1.2 Jumlah dan Persentase Populasi Lansia Indonesia 1971 2020 II. Tahun 1971 (a) 1980 (b) 1990 (c) 1995 (d) 2000 (d) 2005 (d) 2010 (d) 2015 (d) 2020 (d) Sumber: (a) Biro Jumlah Lansia 5.306.874 7.998.543 11.277.557 12.778.212 15.262.199 17.767.709 19.936.859 23.992.553 28.822.879 Pusat Statistika, 1974; Persentase 4,48% 5,45% 6,29% 6,56% 7,28% 7,97% 8,48% 9,77% 11,34% (b) Biro Pusat

Statistika,1983; (c) Biro Pusat Statistika, 1992; (d) Ananta dan Anwar, 1994. Dikutip oleh Djuhari dan Anwar, 1994 Meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh:

1) Majunya pelayanan kesehatan 2) Menurunnya angka kematian bayi daan anak 3) Perbaikan gizi dan sanitasi 4) Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit pada lansia juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (degeneratif). Survei rumah tangga tahun 1980, angka kesakitan penduduk usia lebih dari 55 tahun sebesar 25,70% diharapkan pada tahun 2000 nanti angka tersebut menjadi 12,30% (Depkes RI, Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan I, 1992). Perawatan terhadap pasien lansia bisa menjadi tugas yang menantang bagi para tenaga klinis. Perubahan perubahan kecil dalam kemampuan seorang pasien lansia untuk melaksanakan aktivitas sehari hari atau perubahan kemampuan seorang pemberi asuhan keperawatan dalam memberikan dukungan hendaknya memiliki kemampuan untuk mengkaji aspek fungsional, sosial, dan aspek aspek lain dari kondisi klien lansia. Berkaitan dengan peran pemberi asuhan keperawatan dalam hal ini perawat sebagai salah satu kompetensi yang harus diemban, maka dirasa perlu untuk mengadakan praktek keperawatan klinik khususnya pada klien lansia sebagai konteks keperawatan gerontik, maka pada kesempatan mengenyam tahap profesi ini, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Angkatan II, Gerbong I, diterjunkan secara langsung di Panti Sosial Tresna Werdha Bahagia di Kabupaten Magetan, guna mendapat pengalaman secara langsung mengenai perubahan perubahan yang terjadi pada lansia serta konsep asuhan keperawatan pada klien lansia yang mengalami gangguan atau masalah kesehatan.

1.2

Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan lahan praktek keperawatan asuhan gerontik adalah gerontik penerapan keperawatan

sebagai

khusunya pada klien lansia dengan post operasi katarak guna meningkatkan status kesehatan klien lansia. 1.3 Manfaat Adapun manfaat praktek keperawatan gerontik adalah: 1) Sebagai lahan penerapan asuhan keperawatan gerontik bagi mahasiswa. 2) Membantu meningkatkan status kesehatan lansia melalui pendekatan praktek keperawatan. 1.4 Sistematika Laporan Sistematika laporan kegiatan ini adalah: 1) Bab 1 Pedahuluan memuat: Latar Belakang, Tujuan Kegiatan, Manfaat an Sistematika Laporan. 2) Bab 2 Konsep Teori Penyakit Post memuat: Konsep Lansia, Konsep Katarak dan Konsep Asuhan Operasi

Keperawatan Pada Klien Post Operasi Katarak. 3) Bab 3 Asuhan Keperawatan Gerontik memuat: Pengkajian, Perumusan Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. 4) Bab 4 Penutup, memuat: Kesimpulan dan Saran.

BAB 2 KONSEP TEORI


Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep teori yang memuat: Konsep Lansia, Konsep Penyakit Post Operasi Katarak dan Konsep Asuhan Keperawatan Klien Dengan Post Operasi Katarak. 2.1 Konsep Teori Lansia 2.1.1 Batasan Lansia Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi: 1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. 2) Lanjut usia (elderly) antara 60 74 tahun 3) Lanjut usia tua (old) antara 75 90 tahun 4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun 2.1.2 Proses Menua Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran penurunan lambat, secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, pendengaran, berbagai penglihatan fungsi memburuk, vital, gerakan kelainan organ sensitivitas

emosional meningkat dan kurang gairah. Meskpun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan: 1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial, 2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, 3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan

masyarakat (Rahardjo, 1996) Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan perubahan yangmenuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh MunandarAshar Sunyoto (1994) menyebutkan masalah masalah yang menyertai lansia yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) Ketidakberdayaan Ketidakpastian Membuat teman fisik ekonomi baru yang sehingga untuk menyebabkan memerlukan ganti ketergantungan pada orang lain, perubahan total dalam pola hidupnya, mendapatkan mereka yang telah meninggal atau pindah, Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu Belajar memperlakukan anak anak yang telah tumbuh Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock luang yang bertambah banyak dan dewasa.

mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak. Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara fisiknya. Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran

masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992) Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah: 1) Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya. 2) Penarikan diri ke dalam dunia fantasi 3) Selalu mengingat kembali masa lalu 4) Selalu khawatir karena pengangguran, 5) Kurang ada motivasi, 6) Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan 7) Tempat tinggal yang tidak diinginkan. Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain. 2.1.3 Teori Proses Menua 1) Teori teori biologi a) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory) Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel) b) Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel sel tubuh lelah (rusak) c) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory) Di dalam proses yang metabolisme tubuh, suatu zat saat tubuh diproduksi suatu tertentu zat khusus. Ada terhadap jaringan

tidaktahan

tersebut

sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. d) Teori immunology slow virus (immunology slow virus theory) Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh. e) Teori stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan lelah terpakai. f) Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi. g) Teori rantai silang Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi. h) Teori program Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati. 2) Teori kejiwaan sosial a) Aktivitas atau kegiatan (activity theory) Ketentuan jumlah akan meningkatnya secara pada penurunan Teori ini kegiatan langsung. kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh

menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. - Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara

hidup dari lanjut usia. - Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia b) Kepribadian berlanjut (continuity theory) Dasar berubah kepribadian lanjut atau tingkah Teori ini laku tidak pada usia. merupakan

gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki. c) Teori pembebasan (disengagement theory) Teori bertambahnya ini menyatakan seseorang bahwa secara dengan berangsurusia,

angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, yakni : 1. 2. 3. kehilangan peran hambatan kontak sosial berkurangnya kontak komitmen baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss),

2.1.4 Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia Berbagai T. 1999 : 40-42) 1) Permasalahan umum a) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan. b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati. c) Lahirnya kelompok masyarakat industri. permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi,

d) e)

Masih Belum

rendahnya membudaya

kuantitas dan

dan

kulaitas

tenaga kegiatan

profesional pelayanan lanjut usia. melembaganya pembinaan kesejahteraan lansia. 2) Permasalahan khusus : a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun sosial. b) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia. c) Rendahnya produktifitas kerja lansia. d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat. e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik. f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia 2.1.5 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan 1) 2) 3) 4) 5) 6) Hereditas atau ketuaan genetik Nutrisi atau makanan Status kesehatan Pengalaman hidup Lingkungan Stres

2.1.6 Perubahan perubahan Yang Terjadi Pada Lansia 1) Perubahan fisik Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ tubuh, diantaranya sistim pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen. 2) Perubahan mental a) Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

b) Kesehatan umum c) Tingkat pendidikan d) Keturunan (hereditas) e) Lingkungan f) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian. g) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan. h) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili. i) Hilangnya perubahan konsep dir. 3) Perubahan spiritual Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970) 2.1.7 Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia Menurut the National Old Peoples Welfare Council , dikemukakan 12 macam penyakit lansia, yaitu : 1) Depresi mental 2) Gangguan pendengaran 3) Bronkhitis kronis 4) Gangguan pada tungkai/sikap berjalan. 5) Gangguan pada koksa / sendi pangul 6) Anemia 7) Demensia kekuatan dan ketegapan diri, fisik, terhadap gambaran perubahan

2.2 Konsep Penyakit Katarak 2.2.1 Definisi Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara C.Long, 1996) 2.2.2 Etiologi 1) Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis 2) Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh sinar X atau benda benda radioaktif. 3) Penyakit mata seperti uveitis. 4) Penyakit sistemis seperti DM. 5) Defek kongenital 2.2.3 Patofisiologi Dalam dalam protein keadaan yang normal transparansi larut lensa terjadi karena adanya keseimbangan atara protein yang dapat larut tidak dapat dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tdak dapat diserap dapat mengakibatkan penurunan sintesa protein, perubahan biokimiawi dan fisik dan protein tersebut mengakibatkan jumlah protein dalam lens melebihi jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein dalam bagian ynag lain sehingga membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan nama katarak. Terjadinya penumpukan cairan/degenerasi dan desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan. 2.2.4 Macam macam Katarak 1) katarak kongenital Adalah katarak sebagian pada lensa yang sdah idapatkan pada waktu lahir. Jenisnya adalah: a) Katarak lamelar atau zonular. b) Katarak polaris posterior.

c) Katarak polaris anterior d) Katarak inti (katarak nuklear) e) Katarak sutural 2) Katarak juvenil Adalah katarak yang terjadi pada anak anak sesudah lahir. 3) Katarak senil Adalah kekeruhan lensa ang terjadi karena bertambahnya usia. Ada beberapa macam yaitu: a) katarak nuklear Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa b) Katarak kortikal Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa c) Katarak kupliform Terlihat pada stadium dini katarak nuklear atau kortikal. Katarak senil dapat dibagi atas stadium: a) katarak insipiens Katarak yang tidak teratur seperti bercak bercak yang membentuk gerigi dengandasar di perifer dan daerah jernih di antaranya. b) katarak imatur Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapt bagian- bagian yang jernih pada lensa. c) terjadi d) katarak matur pengeluaran air bersama sama hasil Bila proses degenerasi berjala terus maka akan desintegritas melalui kapsul. katarak hipermatur proses degenerasi lanjut sehingga Merupakan kapsul lensa. 4) Katarak komplikasi

korteks lensa mencair dan dapat keluar melalui

Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau penyakit umum. 5) Katarak traumatik Terjadi akibat ruda paksa atau atarak traumatik.

BAB 3 AS U HAN K E PE RAWATAN PADA KLIEN LANSIA IBU LAMI DENGAN MASALAH GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) DI WISMA BIMA, PSTW BAHAGIA MAGETAN TANGGAL 10 19 Juni 2002

3.1 Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2002 pada pukul 11.30 WIB sampai dengan selesai pada pukul 12.30 WIB.

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU

I. PENGKAJIAN A. DATA BIOGRAFI Nama Jenis kelamin Golongan darah Tempat & tanggal lahir Pendidikan terakhir Agama Status perkawinan Tinggi badan/berat badan Penampilan pendiam,ciri-ciri tubuh, rambut memutih,kulit kuning langsat Alamat : Daerah asal : Padang pariaman setelahsuami Sumatra barat, ikut kepulau jawa bersama anak : Ny. Siti Amarankoto : Perempuan :: Padang Pariaman, 22 , 1922 : SR : ISlam : Janda / cerai meninggal : 145cm/35 Kg : cukup baik rapi, dan membalas salam.,

meninggal, tinggal pertama kali dijogjakarta jalan kaliurang dan kemudian pindah ke muntilan jawa tengah Orang yang mudah dihubungi Hubungannya dengan klien Alamat & telepon Tanggal pengkajian B. Riwayat Keluarga Genogram : : Tn Abdul munaf, SH : Anak Kandung : Jln Dieng pantiwangun no 1, madiun. : 10 juni 2002 jam 08.00 WIB

Keterangan : : Meninggal : Meninggal : Klien : Laki-laki

: Perempuan

C. Riwayat Pekerjaan Pekerjaan saat ini : Mengikuti kegiatan kerja bakti,

bersih-bersih kamar dan kegiatan-kegiatanyang dilakukan dipanti dan menyulam. Alamat pekerjaan Berapa jarak dari rumah Alat transportasi Pekerjaan sebelumnya Berapa jarak dari rumah Alat tranpoertasi :: penjaga toko : di rumah sendiri : sepeda pancal Sumber-sumber pendapatan : dan hasil kecukupan terhadap kebutuhan dan hasilyang diberikan suami. D. Riwayat Lingkungan Hidup Type tempat tinggal Werdha "Bahagia" Magetan kamar : 5 kamar, 1kamat mandi : cukup bersih dan agak sempit Kondisi tempat tinggal orang Derajat privasi : klien tinggal sendirian dalam satu lemari satu. Tetangga terdekat Alamat dan telepon E. Riwayat Rekreasi Hobbi/minat Liburan/perjalanan F. Sistem Pendukung Perawat/bidan/dokter/fisiotherapi : ada satu orang perawat : menyulam :: menjenguk keluarga bila dijemput. Keanggotaan dalam organisasi : Wisma perawatan khusus : komar dengan tempat tidur dua, 1 : Wisma Isolasi Panti Sosial Tresno : Kegiatan sosial di Panti Sosial Tresno :Werdha "Bahagia" kamar isolasi

gaji yang didapat sebagai penjaga toko

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah perempuan 6

lulusan SPK yang membantu memberikan pelayanan kesehatan Jarak dari rumah Rumah Sakit jaraknya Klinik jaraknya sederhana Makanan yang dihantarkan makan dan minum. Lain-lain : menjaga kebersihan :: memberi Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga 1 2 km :- Puskesmas Pembantu candirejo km : kotak P3 K dan obat-obat ::- Rumah Sakit Umum Sayydiman

Pelayanan keehatan di rumah

G. Diskripsi kekhususan Kebiasaan ritual sholat,lima waktu dan puasa Yang lainnya H. Status Kesehatan Untuk 3 bulan ini kliensering mengeluh penglihatannya agak kabur dan sering sakit kepala, terutama menjelang sore dan malam terlihat klien tidak pernah mengukuti kegiatan panti pada menjelang senja dan malam hari disebabkan takut jatuh dan mulai pagi hari klienmengeluh juga sering gatal dan agak kesemutan Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu - penglihatanmulai kabur tapi tidkseparah sekarang -, dan bila sedang berjalan merasa dirinya akan jatuh, tetapi tidak sampai jatuh atau cedera. Keluhan utama : Penglihatan kabur tidak bisa melihat jarak jauh dan sepertinya mau jatuh. Provokative/Paliative, kondisi mata/penglihatan mulai kabur : :: Menjalankan ibadah

Quality/Quantity,

dengan kondisi penglihata

yang kabur

untuk berjalan kadang-kadang dirasakan ingin jatuh, tetapi tidak sampai jatuh, untuk menjaga hal itu klien tampak berjalanhati-hati masih mampu untuk berjalan menjaga-jaga mengambil kemungkinan didapur diperlukan agar bisa berjalan dengan alat bantu, tetapi klien makanan walaupun masih ada rasa takut. Region, Ini dirasakan pada daerah mata, Severity scale, pada kondisi yang demikian membuat melakukankegiatan sosialisasi lainnya Timing, Masalah ini dirasakan sejah 5 tahun yang lalu dan semakin bertambah kabur sekitar 3 bulan yang lalu. bersama teman lansia

pergerakan fisik terganggu, klien tidak bisa

Obat-obatan NO 1 NAMA OBAT DOSIS bulat putih 3 x 1 sehari KET untuk mengurangi mumet pusing. atau

pil

(antalgin)-

Status imunisasi Alergi katarak I. Aktivitas Hidup Sehari-hari Obat-obatan Makanan Fa

:::::: penglihatank\ kaburkarena

ktor lingkungan

Penyakit yang diderita

Indeks Katz, Skore A (Lansia mandiri) Oksigenasi, Kebtuhan O2 (40% (220-U) = 40% (220-72) =

40%x148, RR 20 kali/menit, pernafasan dada Cairan dan eklektrolit, Minum air putih 3-4 gelas perhari, ditambah dengan teh 1 gelas, dan kurang suka minum susu. Nutrisi, menu makan nasi tim, lauk, sayur, frekuensi 3 kali sehari (puasa), banyaknya 10 kali suapan. Dan tidak ada makanan pantangan. Eliminasi, Aktivitas, BAK lancar, kuning agak pekat, frekuensi 2-3 kali Kegiatan yang rutin dilakukan adlah mengikuti sehari, BAB 1-2 kali sehari konsistensi lunak-liat kuning. kegiatan yang ada di Panti (bila kondisinya memungkinkan) seperti, bersih kamar, senam, untuk bimbingan dan mental agama.kadang-kadang karena penglihatan klien kegiatan dilakukan pada malam hari. Istirahat dan tidur, untuk istirahat sudah cukup siang 2-3 jam, malam 6-7 jam. Tetapi kadang-kadang tidak bisa tiur mulai jam 21.00 sampai dengan 02.00 WIB, karena ada sesuatu yang dipikirkan. Personal hygiene, Cukup, klien mampu mandiri dalam mandi, makan, toeliting, memindahkan barang yang diperlukan Seksual, Kebutuhan seksual menurun Rekreasi, , mengikuti kegitan yang ada di Panti Psikologis, Persepsi klien, Sikap menerima proses menua dan panti adalah tempat yang dianggap lebih tenang Konsep diri, Perubahan fungsi tubuh yang menurun dirasakan klien. Emosi, pendiam tidak marah, sabar, tawakkal, kadang-kadang masih ada perasaan malu pada orang yang belum dikenalnya. Adaptasi , mudah beradapasi dengan lingkungannya rasionalisasi optimis dalam Mekanisme pertahanan diri, memandang kehidupan. J. Tinjauan Sistem Keadaan umum : baik kabur aplagi

Tingkat kesadaran GCS Tanda-tanda vital

: komposmentis :E4 : V 5 M 6 60 Total : 15 kuat reguler, Nadi kali/menit

temperatur 36,5 C, RR 20 kali/menit, tensi 160/80 mmHg 1. Kepala : Raut wajah simetris kulit keriput, rambut putih, gigi (-), benjola tidak ada 1. Mata-Telinga-Hidung : a) Penglihatan, agak kabur Kornea normal, respon terhadap sinar (+), Lensa keruh, daya akomodasi kurangbaik, lapang pandang cukup baik, visus 6/6 b) Pendengaran, kemampuan (daya) pendengaran pada telinga masih baik, membran tympani baik, tidak ada penggumpalan serumen. c) Hidung, pembau (+), sinusitis (-) 3. Leher kelenjar. 4. Dada dan punggung (-),gerakkan simetris, b) Jantung, tensi 160/80 mmHg, Nadi 60 Kali/menit kuar, reguler, suhu akral hangat. 5. Abdomen dan pinggang : a) Sistem Pencernaan, Status gizi kurang, tinggi badan 145 cm, berat badan 35 Kg, intake makan kurang, anoreksia -,gigi tidak ada sehingga kekuatan memeotong, mengunyah dan menelan makanan menurun, BU (+) lemah,hati dan liver tak teraba. b) Sistem Genetaurinariue, warna kencing agak pekat, kuning, inkontinesia -, frekuensi 2-3 klai/hari, minum 3-4 gelas/hari) c) Kelainan tulang belakang tidak ada 6. Ektremitas atas dan bawah, Kontraktur tulang belakang +, atropi otot, ketidakaquatan gerakan sendi, gerak tanpa alat, keterbatas gerak, kekuatan otot menurun, kemampuan berjalan +, khyposis, gerakan sendi +, Tulang kehilangan densikusnya , resiko terjadi fraktur., persendian besar dan menjadi kaku., Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ). 7. Sistem immune :+ 8. Genetalia : keadaan ala genetalia dalam batas : a) Paru-paru, RR : 2o kali/menit, , reguler, retraksi (-), Wh -/-, Rh -/-, batuk : tidak ada massa, tidak ada pemebesara

normal +, BAK lancar 9. Reproduksi : menurun, keinginan bereproduksi laki-laki satu-satunya 10 Persarafan : daya ingat +, kesadaran baik, gangguan sensris -, motorik +, Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir. 11 Pengecapan 13 : Kemampuan pengecap dalam batas normal kulit +, perabaan + nomral, turgor menurun Peraba, kemunduran dalam merasakan sakit K. Status Kognitif / Afektif / Sosial 1. Short Porteble Mental Status Questionaire ( SPMSQ ) 3 2. Mini - Mental State Exam ( MMSE ) 3. Inventaris Depresi Beck Depresi ringan 4. APGAR Keluarga (1), Partnersif (1), Growth (2), Affection (2) dan Resolve (1). L. Data Penunjang 1. Laboratorim : 2. Radiologi 3. EKG 4. USG 5. CT- Scan : : : : = Adapatsi = 25 = = sudaj\h tidak ada, klienmempunyai anak tunggal

6. Obat - obatan :

II. ANALISA DATA N O 1 1 2 Subyektif : mulai kabursejak 3 DATA (SIGN/SYMPTOM) INTERPRET ASI (ETIOLOGI) 3 Aging bulan degenerasi proses Subyektif : klien tidak pernah/jarang insoluble protein mengikutikegiatan pantimenjelang malam hari - usia 80 tahun - kalau dibuat jalan takut terasa kan jatuh Obyektif : 2 - jalan tampakberhati-hati - klien tidak bisa melihat jari pengujidari jarak 50 cm penurunan fleksibilitas, kesimbanagn badan menurun - ada kekeruhan pada lensa mata, senja dan lensa penurunan persepsi sensorik gangguan penglihatan resiko cedera cedera (jatuh) MASALAH (PROBLE M) 4 Resiko cedera/jatu h

Klien mengatakan penglijhatan Proses yang lalu

III. PRIORITAS MASALAH 1. Risiko cedera (jatuh) berhubungan dengan keterbatasan penglihatan ditandai os pernah hendak jatuh 2. Kurangnya fisik. IV. PROSES KEPERAWATAN III. Diagnosa Keperawatan 1 (tanggal 10 Juni 2002) IV. Risiko cedera (jatuh) berhubungan dengan keterbatasan penglihatan ditandai os pernah hendak jatuh Tujuan cedera atau jatuh Kriteria Klien : mengerti tentang proses terjadinya : Setelah dilakukan tindakan perawatan klien tidak mengalami perawatan mandiri berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan ketidakcukupan pergerakan

penyakitnya/proses penuaan klien mau bekerja sama dalam meningkatkan kesehatan dan pergerakannya

klien

mau

menerima

keadaan

tersebut

dan

tetap

beraktivitas sesuai kebutuhan sehari-hari dari benda-benda yang berbahaya Lantai tidak licin Klien dapat bergerak dengan poisisi yang benar Tempat tidur aman Klien dapat mengerti dan menghindari aktivitas yang mengakibatkan cedera/fraktur INTERVENSI 1. ciptakan rasa saling percaya 2. Kaji tentang faktor penyebab defisit usia,penyakit penglihatan 3. Libatkan lansia dalam masalah mengidentifikasi (perubahan perubahan RASIONALISASI 1. Saling percaya dasar utama dalam menemukan dan masalah. 2. Sebagai untukmengetahui pergerakan 3. Partisipasi meingkatkan 5. beri feed back untuk sikap dan positif. 6. Anjurkan lansia untuk perubahan perilaku percaya mempermudah perencanaan kemandirian. yang pula baik dan akan yang proses memuat baik kebiasaan asar tingkat terhadap dalam saling dan dalam dan memecahkan

perkembangan perubahan aktivitas sehari-hari.

dan rencana keperwatan 4. Beri waktu dan jadual untuk ektivitas sehari-hari

melakukan aktivitas sehari- 4. Timing hari dan diselingi istirahat sesuai dengan teman tingkat kemampuannya. 7. Identifikasi untuk dalam membantu lansia

adapatasi mengikutinya. dekat 5. Reinforcement meingkatkan semangat yang ada untuk berubah dan tetap mempertahankan yang suah bisa dilakukan. 6. Kemampuan yang

memenuhikebutuhan lingkungan

sehari-hari. 8. Ciptakan bebas dari bahaya :

9. Tempatkan 10. 11. 12.

klien

pada

diikuiti peningkatan lansia dalam 7. Solidaritas menjadi

dengan membuat mandiri memenuhi antar teman dalam aman

tempat tidur yang rendah Amati lantai yang licin dan Berikan penerangan yang Tempatkan klien pada membahayakan klien cukup ruangan tertutup dan mudah diobservasi 13. Ajarkan klien pentingnya menggunakan

kebutuhan sehari-hari. menciptakan dan kehidupannya. sosialisasi

kebersamaan yang

tentang 8. Lingkungan dan

kondusif

mencegah

alat pengaman di ruangan, seperti tongkat/krek 14. 15. 16. 17. Berikan support ambulasi Kaji Ajarkan Ajarkan kebutuhan klien klien sesuai dengan kebutuhan : berjalan untuk waktu meminta bantuan berjalan, olah raga, aktivitas lainnya trauma 18. 19. Bantu klien dalam melakukan ADL Ajarkanpada klien untuk berhenti secara pelan-pelan bila lelah dari berjalan, tidak menaiki 20. Ajarkan tangga pentingnya otot dan diit dan mengangkat beban berat. bagi 21. 22. kekuatan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan 9. Ambulasi yang dilakukan tergesa-gesa menyebabkan jatuh. Penarikan yang terlalu keras akan menyebabkan terjadinya fraktur dapat

ntuk 10.

tulang : Rujuk klien pada ahli mata Ajarkan diit yang

mengandung banyak kalsium

V. PROSES KEPERAWATAN
NO DX. KEPERAWA TAN 1 1 2 Dx. 1 TUJUAN/KRITERIA 3
Setelah dapat terhadap cedera/ Kriteria : Lingkungan aman dari benda-benda yang berbahaya licin Klien yang benar aman mengerti menghindari yang cedera/fraktur Klien dapat dan aktivitas mengakibatkan Tempat tidur dapat bergerak dengan poisisi Lantai tidak melakukan dirawat mengenal resiko trauma klien dan terjadi dan

RENCANA KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI

EVALUASI

1. 2.

INTERVENSI 4 ciptakan rasa percaya Kaji tentang

saling faktor defisit

1.

RASIONAL 5 Saling percaya

dasar

6 Tanggal 27 November 2001 1. Menciptakan percaya dengan jawa. sambil dalam Duduk dekat klien memegang Membuat kontrak dan masalahnya dan antara rasa saling perawat-klien

Tanggal 2001 S dirinya

7 27

November

utama dalam menemukan dan memecahkan masalah. 2. Sebagai mengetahui kembangan dalam 3. pergerakan Partisipasi meingkatkan percaya mempermudah perencanaan kemandirian. 4. untuk aktivitas dengan 5. Timing memuat baik yang pula baik dan akan yang proses kebiasaan dasar tingkat untuk per-

mencegahan

penyebab perubahan skeletal) 3. Libatkan lansia

dalam komunikasi terapeutik : Memperkenalkan menggunakan diri dan disambut oleh klien bahasa indonesia campur

Klien dan

dapat mau ma-

trauma tidak terjadi

(perubahan usia,penyakit

memper-kenalakan bekerja sama dalam mengatasi salahnya sesuai ngan kontrak. Klien mengatakan melakukan sehari-hari menggunakan bantu berjalan, ringan membersihkan mandi, dapat aktivitas tanpa alat seperti, ke de-

perubahan terhadap dalam saling dan dalam dan

mengidentifikasi masalah dan rencana keperwatan 4. Beri untuk hari 5. beri sikap 6. feed dan back untuk perubahan waktu dan jadual sehariektivitas

aktivitas sehari-hari.

tangannya, klien tersenyum menemukan,

perilaku positif Anjurkan melakukan istirahat 7. sesuai lansia

merencanakan memecahkan dan 2. klien senang. bersedia

sehari-hari dan diselingi tingkat kemampuannya. Identifikasi teman dekat

adapatasi mengikutinya. Reinforcement meingkatkan semangat untuk berubah dan tetap

toilet dan berolah raga serta di

Mengkaji tingkat pengetahuan tentang faktor penyebab defisit (perubahan usia, penyakit pe-

Klien mengerti tentang proses terjadinya

lingkungan kamarnya

penyakitnya/katarak klien meningkatkan kesehatan pergerakannya klien mau


9.

untuk membantu lansia dalam memenuhikebutuhan sehari-hari. dan


8. Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya : Tempatkan klien pada tempat tidur yang rendah 10. Amati lantai yang licin dan membahayakan klien 11. Berikan cukup 12. Tempatkan diobservasi 13. Ajarkan pentingnya klien tentang menggunakan klien pada ruangan tertutup dan mudah 8. penerangan yang

mempertahankan suah bisa dilakukan. 6. Kemampuan diikuiti peningkatan lansia dalam 7. Solidaritas menciptakan dan kehidupannya. menjadi yang

yang ada 3.

rubahan skeletal/badanya yang membungkuk) mulai masuk panti. Melibatkan lansia dalam (melalui O mengidentifikasi masalah dan rencana keperwatan pengkajian yang dijawab oleh klien secara tepat walaupun mikirnya agak lambat. 4. Memberikan waktu dan jadual untuk sehingga lebih feed 5. enak back aktivitas kondisi dan untuk sehari-hari badannya nyamanberi sikap dan untuk sesuai dengan jadual di panti, bahwa badan sejak membungkuk

walaupun minimal. Klien mengatakan mengikuti yang pihak panti. diadakan rutin tarawih oleh

mau

bekerja sama dalam

dengan membuat mandiri memenuhi antar teman dalam

menerima keadaan tersebut dan tetap beraktivitas kebutuhan hari sesuai sehari-

kebutuhan sehari-hari. sosialisasi

Klien berjalan

mampu menuruni

kebersamaan

jalan yang turun pergi ke ruang bimbingan Klien duduknya baik karena tubuh (postur bungkuk) Klien pergi ke kamar akan mandi sholat untuk wudlu di mengambil kamarnya. A. Masalah teratasi. kurang kyfosis yang

Lingkungan yang aman dan kondusif mencegah terjadinya kecelakaan

alat pengaman di ruangan, seperti tongkat/krek 14. Berikan support ambulasi sesuai dengan kebutuhan : 15. Kaji kebutuhan ntuk berjalan 16. Ajarkan klien untuk meminta bantuan 17. Ajarkan klien waktu berjalan, olah raga, aktivitas lainnya untuk mencegah trauma 18. Bantu klien dalam melakukan ADL 19. Ajarkanpada klien untuk 9. Ambulasi tergesa-gesa menyebabkan jatuh. 1. yang dilakukan dapat

perubahan perilaku positif. Menganjurkan klien melakukan aktivitas sehari-hari dan diselingi istirahat sesuai dengan kemampuannya. 6. Mengidentifikasi teman dekat untuk membantu lansia dalam memenuhi hari.
Menciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya :

tingkat

kebutuhan

sehari-

Tanggal 27 November 2001

berhenti secara pelan-pelan bila lelah dari berjalan, tidak menaiki tangga dan 10. Penarikan yang terlalu keras akan menyebabkan terjadinya fraktur 11. Pergerakan yang cepat akan lebih mudah terjadi kompresi yang vertebrae pada klien dengan osteoporosi mengangkat beban berat. 20. Ajarkan pentingnya diit bagi kekuatan otot dan tulang : 21. Rujuk klien pada ahli gizi 22. Ajarkan diit mengandung banyak kalsium

rendah kamar

Mempertahankan klien

S berjalan Klien ke pertemuan mampu tempat Bimbingan

berada pada tempat tidur yang Mengamati yang lantai licin klien di dan serta dengan

tanpa alat bantu dengan diselingi fase istirahat. terasa berjalan Klien akan jatuh terlalu Klien mengatakan masih belum bisa mengikuti berpuasa O Klien dan tidak jatuh. Klien mampu melakukan aktivtas ke toilet dan bersih tempat tidurnya walaupun minimal. A Masalah teratasi sebagian P dapat berjalan tanpa bantuan alat untuk Klien mengatakan rutin tarawih Klien yang sedang berhenti merokok atau minum kopi. masih bila tetapi

membahayakan melarang

mengepel

menggunakan minyak gas. Mempertahankan dan menjaga penerangan kamarnya yang cukup

23.
12. Diit calsium digunakan untuk mempertahankan dalam tulang. 2. serum, bertambahnya kalsium mencegah kehilangan

dibuai istirahat.

tentang

Mengajarkan

klien

pentingnya

menggunakan alat pengaman di ruangan, seperti tongkat/krek bia diperlukan Memberikan support Mengkaji ambulasi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan : untuk berjalan (mampu pergi ke toilet, tempat pertemuan, dan ke mesjid tanpa alat bantu) untuk Mengajarkan meminta klien bantuan

diadakan oleh pihak panti.

terutama mengambil nasi atau yang diperlukan pada teman sewisma (Ny. Minem). waktu aktivitas mencegah Mengajarkan berjalan, olah lainnya trauma klien raga, untuk dengan

istiraha dan menjaga stamina fisik/badan. 3. Mengajarkan berhenti tangga berat. 4. 7. Mengajarkan pentingnya diit bagi kekuatan otot dan tulang : Mengajarkan diit yang mengandung banyak kalsium (ikan laut, bayem, telor, dan daging) pada klien untuk bila secara dan pelan-pelan

Lanjutkan (1,2,3,4) I Melanjutkan 1,2,3 dan 4

implemetasi

implemetasi

lelah dari berjalan, tidak menaiki mengangkat beban

VI.

CATATAN PERKEMBANGAN HARI/TGL/JAM Rabu, 28 November 2001 DX. 2 SKlien PERKEMBANGAN KEPERAWATAN merasa dirinya capek sehingga tidak TTD

NO 1

mengikuti kegiatan bimbingan agama di tempat pertemuan yang ada Klien mengatakan repon dengan membersihkan kukunya yang masih panjang dengan menggunakan silet Klien mengatakan masih belum bisa untuk berhenti merokok atau minum kopi, mau makan daging, ayam, sayur, dan ikan asin. Klien mengatakan rutin mengikuti tarawih yang diadakan oleh pihak panti. Klien sedang berpuasa Klien dalam berbuka mengkonsumsi makanan dengan lauk ayam dan sayur sop sedangkan sahurnya dengan ikan pindang. O minimal. makan Tampat di meja makan klien sisa sahur dengan lauknya ikan laut (pindang) Klien dapat berjalan tanpa bantuan alat dan tidak jatuh. Klien mampu melakukan aktivtas ke toilet dan bersih tempat tidurnya walaupun

Kamis, November 2001

29

A Masalah teratasi sebagian P Lanjutkan implemetasi (1,2,3,4) I Melanjutkan implementasi 1,2,3,4 S inii Klien mengatakan bahwa jadual hari kamis, tanggal 29 November 2001 waktunya olah raga dan klien mau bergabung unutk mengikuti senam lansia yang diadakan oleh mahasiswa PSIK FK Unair. Klien merasa dirinya capek sehingga tidak mengikuti kegiatan bimbingan agama di tempat pertemuan yang ada Klien dalam berbuka puasa mengkonsumsi makanan dengan lauk ayam dan sayur sop sedangkan sahurnya dengan ikan pindang. Klien mengatakan masih belum bisa

untuk berhenti minum kopi dan merokok. Klien mau bekerja sama dalam membersihkan dan merapikan semua barang yang di kamarnya. O Jumat Niovember 2001 30 Kien sempurna. Dalam pelaksanaannya kurang lebih 20 menit klien merasa capekdan isitirahat dengan duduk di tempat duduk yang ada di wisma Pandu. minimal. Kamar tampak rapi setelah dibersihkan dengan bantuan perawat A Masalah teratasi sebagian P Lanjutkan implemetasi (1,2,3,4) I Melanjutkan implementasi 1,2,3,4 S teman Klien mengatakan bahwa jadual hari ini jumat, tanggal 30 November 2001 waktunya perawat terakhir dalam membantu mengatasi masalah Tn. K. Klien mau diajak duduk di tempat ruang tamu dan kumpul dengan penghuni wisma lainnya denga berjalan tanmpa alat. sudah Klien masalahnya mampu dapat mengatakan tidak sendiri, bahwa dan minum sementara apa-apa Klien dapat berjalan tanpa bantuan alat dan tidak jatuh. Klien mampu melakukan aktivtas ke toilet dan bersih tempat tidurnya walaupun mampu mengikuti kgerakan yang dicontohkan oleh instruktur walaupun tak

beraktivitas

cukup 4-5 gelas/hari, merokok dan minum kopi sudah mengurangi dari biasanya. ada Klien mengatakan perasaan senang Mahasiswa Perawat, mudah-mudahan semat sampai tujuan begitu juga dengan kami. Klien mengucapkan terima kasih dan berjabatan O kegiatan Klien pertemuan Klien dapat mengikuti acara mau dan mampu yang mengikuti ruang perpisahan diadakan tangan dengan perawat dan menyebutkan nama perawat (P. Dawik)

pertemuan tersebut sampai berakhir walaupun duduknya masih sering melorot. Klien dapat berjalan tanpa bantuan alat dan tidak jatuh. A Masalah teratasi

You might also like