You are on page 1of 10

10 LANGKAH PERSIAPAN MENJADI PENYIAR RADIO

June 1, 2008, 2:12 am Filed under: Penyiar radio | Tags: cara menjadi penyiar yang baik, cara menjadi penyiar yang disukai pendengar, Penyiar radio, persiapan menjadi penyiar radio

Menjadi penyiar radio untuk usia SMA atau yang masih duduk menyenangkan sekaligus membanggakan.Selain menambah uang dapat kesempatan bisa mewawancarai artis idola.Ditambah kalau Duitpun melimpah ruah gegap gempita hip-hip hura. Tapi tentunya atau proses yang tidak sebentar.

di bangku kuliah merupakan satu profesi yang jajan juga meningkatkan citra diri. Apalagi kalau ada orderan side job untuk menjadi MC, Wow.. untuk sampai ke garis tersebut diperlukan waktu

Aku sendiri memulai menjadi Penyiar radio sejak kelas 2 SMA, lewat proses coba-coba lamar tapi berharap banyak Ternyata, God give me a chance untuk menjadi anak SMA yang akhirnya diLIHAT oleh anak-anak seusiaku yang lain di sekolah. Apalagi ada 1 kejadian yang gak bakalan aku lupakan. Yaitu Ketika pulang sekolah nebeng motor ma sohib, melewati sekloah lain. tiba-tiba ada segerombolan cewek-cewek di depan pagar sekolah mereka teriak Itu SANDI.. Itu Sandi.. SANDI SANDI!!! (haha pedenya aku nulis, but u know? aku bangga juga, rasanya seperti dah jadi artis ahaha) Itu pengalamanku yang cuman jadi penyiar daerah yang gak tenar-tenar amat, bayangkan kejadian apa yang terjadi ma penyiar kota-kota besar. pasti respon penggemar lebih besar lagi.Belum lagi kalau sudah jadi MC kondang macam Indy barends, Indra bekti, desta atau yang lebih mantap lagi Oprah Winfrey. (wah Mengkhayalnya sudah sampai menyeberang benua nih) Stop Dreaming! Untuk mencapai semua itu pasti diperlukan persiapan matang, ntah fisik, mental, pengalaman dan lain-lain. Dan kita bisa mulai dari yang kecil-kecil dulu. Nah sekarang aku akan bagi-bagi 10 langkah persiapan menjadi penyiar radio 1. Gak ada salahnya membekali diri dengan Hal-hal yang berbau TAMPIL, entah itu jadi MC sukarela di acara sekolah atau kelompok. Atau bisa juga mengikuti lomba-lomba yang diadakan di kotamu. Seperti lomba bahasa inggris, pidato, baca cerpen dan sejenisnya.Ini juga akan berguna untuk menambah resume di CV lkalau mau kerja di lain. 2. Banyak membaca majalah, koran atau buku-buku. kebayang donk menjadi penyiar radio yang gak tau sama perkembangan informasi atau gak tau istilah-istilah yang lagi IN sekarang. Apa yang bakalan diomongin? 3. Cinta Musik, setidaknya merasa kalau musik itu enak. Ada lho yang gak begitu suka dengerin musik . padahal Radio identik dengan musik. Dan diharapkan musik justru akan menambah Mood siaran. 4. Perhatikan Attitude. Jangan sombong, tulus, tetap rendah hati dan trus belajar. Bukankah pendengar suka dengan penyiar-penyiar seperti itu? 5. Latihan Vokal ucapkan ejaan A-I-U-E-O dengan benar. Kemampuan ini bukan berasal dari bakat, tapi lewat latihan. kalau merasa kamu berbicara seperti orang bergumam, langsung perbaiki. Ucapkan kata-kata dengan tulus dan Jelas. Ikut teater adalah ide yang bagus. 6. GAUL donks. Jalan-jalan, nyoba-nyoba makanan-makanan yang ada di kotamu. Tau kan alasanya? 7. Siapkan surat lamaran yang oke. Cover letter atau surat pengantarnya lebih baik menggunakan bahasa Inggris, sedangkan CV diisi dengan pengalaman-pengalaman yang layak dipamerkan dan tentunya mampu mendukung surat lamaran kita menjadi salah satu kandidat kuat. 8. Kira-kira ortu setuju gak kamu jadi penyiar? Soalnya masih banyak ortu yang kolot yang menganggap kalau menjadi penyiar radio tak ada gunanya. ikuti kata hatimu aja deh. 9. Berdoa Ya Tuhan, kalau memang ini jalanku tolong dibuka dan dimudahkan. tapi kalau ini bukan yang terbaik, ikhlaskan hati hambamu ini. karena hamba percaya apa yang Engkau berikan adalah yang terbaik bagi HambaMu (sampai doa juga diajarin hahaha) 10. Biar genap aja ahahaha Bagaimana? Langsung saja tancapkan bendera. kobarkan semangatmu. Im ready to be a next great announcer! Ciaattt

Seorang penyiar profesional dituntut untuk serba tahu sebagai tolak ukur kualitas dan daya tarik dirinya, tetapi bukan untuk menggurui. Apalagi untuk hal-hal yang sedang hangat dibicarakan orang (hot issues) mulai dari infotainment, olahraga, ekonomi, sampai dengan kejadian yang terjadi disekitar kita. Seorang penyiar harus memperhatikan kualitas diri untuk menjadi seorang penyiar profesional. Untuk menjadi penyiar professional, seorang penyiar dituntut untuk: 1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan keingintahuannya mencakup segala hal. 2. Tanggap situasi dan kondisi juga peka terhadap hal-hal yang sedang terjadi. 3. Dapat mengatur waktu dengan baik. 4. Mempersiapkan segala sesuatu baik dari segi mental maupun materi siaran. 5. Luwes dan bias menempatkan diri disegala suasana dengan baik. 6. Mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat 7. Berdaya simak dan tertarik dengan lawan bicara, menganggap mereka lebih penting dari diri kita untuk membuang sisi egois kita. 8. Rasakan, alami dan tanggap dengan yang diinginkan oleh pendengar.

9. Menjadi tuan rumah yang baik pas On air maupun Off air. 10. Mampu mengatasi rasa gugup (nervous). 11. Selalu berpikir kreatif dan penuh dengan imajinasi. 12. Mempunyai selera humor yang tinggi yang tidak basi sebagai modal untuk mendapatkan pendengar juga menjernihkan dan menetralisir apapun yang dihadapi. Dengan memiliki kemampuan diatas, seorang penyiar akan mampu menguasai suatu keadaan separah apapun dalam siarannya, karena mempunyai bekal yang cukup untuk bermanuver dengan kata-kata tanpa dihinggapi rasa takut dan tetap percaya diri. (argan)

Seleksi calon penyiar adalah pekerjaan yang sudah akrab dilakukan oleh para program director, manager siaran atau station manager sebuah radio. Dalam posting kali ini saya akan berbagi pengalaman menyeleksi penyiar radio. Semoga bisa bermanfaat, juga bagi anda yang berminat menjadi penyiar radio. Kemampuan dasar yang harus dimiliki Broadcaster / Newscaster 1. Kemampuan vokal:

memiliki kualitas vokal yang bagus, bulat dan tidak pecah memiliki artikulasi yang jelas bisa berekspresi melalui suara bisa memainkan intonasi suara bisa mengatur kecepatan bicara cukup memiliki kemampuan verbal 2. Kemampuan personal:

suka bicara dan bisa menjadi pendengar yang baik jika berhadapan dengan narasumber / saat melakukan wawancara memiliki spontanitas yang baik memiliki kepekaan terhadap situasi mampu menjaga emosi, terutama pada saat siaran percaya diri saat berbicara / siaran memiliki rasa ingin tahu bisa berkonsentrasi memiliki sense of humor Point-point ini bisa kita temukan di awal seleksi melalui wawancara dan mendengarkan rekaman calon penyiar. Perlu diperhatikan, kualitas vokal yang baik, suka berbicara dan suka mendengar tidak bisa dilatih. Seseorang yang tidak bisa memiliki kemampuan tersebut sulit menjadi seorang penyiar radio. Sedangkan pelamar yang bisa memenuhi kemampuan dasar, akan lebih mudah untuk dilatih menjadi penyiar yang baik.

Temukan suara emas (golden voice) Anda! Radio adalah suara (sound)! Media yang hanya bisa didengar (auditif). Suara (voice) pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar. Banyak orang terlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, jadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor. A. WAWASAN

Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang haus pengetahuan! Dijami, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara. B. SENSE OF MUSIC

Penyiar harus memiliki sense of music yang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagu-lagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya. C. SENSE OF HUMOR

Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiarradio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintment). D. BAHASA TUTUR

Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan (conversational language), demikian juga naskah berita atau iklan. Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas: a kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan b menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words).

Didalam bahasa tutur, lagu kalimat (infleksi, inflection) memegang peranan penting. Tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. Sama pentingnya adalah artikulasi atau pronounciation (pengucapan kata), intonasi (nada suara atau irama bicara), aksentuasi (logat, dialek, stressing), dan speed (kecepatan berbicara, tempo).

E. 1.

TAMPILKAN SUARA TERBAIK! RILEKS! Penyiar adalah pemain sandiwara (performer) dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang microphone, Anda tidak akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai (relax). Tenggorokan tercekik (tight throat), leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik.

Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengatakan pada diri Anda, Relax, fool, relax! Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikuti. 2. ATUR NAFAS! Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar . Banyak penyiar biasa terus menahan nafas selama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus. Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu. Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dana dan perut). Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra. Jauhkan mulut Anda dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara.

3.

VISUALISASI! Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan),

sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun (talk to no one) karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar. Talk to one one and eveyone! Penyiar radio juga sering sendirian di ruang siaran, tidak ada lawan bicara, hanya ditemani sejumlah benda mati komputer, mixer, dan sebagainya. Membentuk mental image tentang pendengar Anda sangat penting untuk siaran terbaik. Berbicara kepada benda mati bukan saja tidak membangkitkan semangat (uninspiring), tapi juga tidak realistis. Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang teman, atau sekelompok kecil orang. Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membantu Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way).

4.

TENTUKAN PILIHAN KATA!

Di radio , Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat pendengar Anda mengerti yang Anda kemukakan. Di media cetak, pembaca akan mengulang bacaan pada bagian yang mereka tidak pahami. Di televisi, ada bantuan visual untuk memperjelas berita. Tapi di radio , yang dimiliki pendengar hanya suara Anda. Karena itu, saat menyampaikan sebuah informasi, putuskan katak-kata mana yang menjadi kata kunci (key words) dan garisbawahi. Tiap kata memiliki nilai berbeda. Putuskan apa yang akan Anda tekankan, di mana lagu kalimat (inflection) Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernafas. Biasanya, infleksi menaik kalau akan bersambung dan menurun jika akan berhenti.

5.

KONSENTRASI! Tidak ada pilot otomatis dalam siaran. Jika Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tidak ada orang lain yang akan mendengar. Siaran yang baik membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk mengatur nafas Anda, memvisualkan pendengar Anda, dan melaporkan cerita pada saat yang sama. Karena itu, relaksasi adalah kunci konsentrasi.

6.

LATIHAN! Best voice requires experimentation. Seorang penyiar harus menemukan suara terbaiknya dan ini butuh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrofon, cobalah satu per satu untuk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. Beberapa mike dibuat untuk mendorong tinggi-rendah suara Anda, dan Anda bisa menyelaraskannya sesuai dengan kebutuhan Anda. Mintalah bantuan teknisi. Cobalah dengan merekam suara Anda dalam sikap tubuh yang berbeda, kedekatan yang berbeda dengan mike, dan tingkat proyeksi (pengerasan) yang berbeda. Bayangkan ragam pendengar dan lihatlah bagaimana mental image ini mempengaruhi penyampaian Anda.

7.

BICARA KEPADA SATU ORANG! Bayangkan, pendengar itu satu orang! Orang yang baru pertama kali berbicara di radio , sering secara salah memvisualkan pendengarnya membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar itu satu orang!

8.

TEMAN AKRAB! Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam pikiran mata (minds eye) Anda.

9.

SMILE! Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar.

10. KONTAK MATA! Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan Anda sendiri! 11. GESTURE! Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang mentas di televisi. 12. JEDA! Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya. 13. INFLEKSI! Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. Intiplah pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar. 14. MENGATASI GUGUP Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana? 1. 2. Tarik nafas yang dalam penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak anda bekerja.. Gerakan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan mengelabui otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff body and smile 3. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampia mulut dan tenggorokan Anda kering. 4. 5. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi. Pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.

15. TEKNIK VOKAL

Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality). 16. DIAFRAGMA! Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah suara perut, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut dikenal dengan sebutan suara diafragma. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak. Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain: a. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya. b. Suarakan AAAAaaaaaaa dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa nada tinggi. c. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss ss ss putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak. d. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paruparu. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada. 17. INTONASI Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara. Misalnya, mengucapkan Bagus ya! dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata Aduh dengan berbagai ekspresi sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya. 18. AKSENTUASI! Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat; atau Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat; Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat. Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan konsep suku kata -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya!

19. SPEED! Gunaka kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan. 20. ARTIKULASI! Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti grand prix (grong pri), atau nama-nama orang Barat -Tom Cruise (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi. 21. BE YOURSELF! Keaslian (naturalness) suara harus keliar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain. 22. CERIA! Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi judes! Ingat,penyiar adalah penghibur, entertainer! 23. HANGAT! Keramahtamahan (friendliness) sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiarprofesional menjadi teman dekat bagi pendengar.

Referensi: Radio Announcement: Finding Your Best Voice, The College of Communication The University of Texas, http://www.utexas.edu; Broadcasters: Top 8 Ways To Sound Natural Reading From A Script By Susan Berkley, http://greatvoice.com; Radio Broadcaster Invest In A Voice Coach By Rory McLeod http://ezinearticles.com/; Five Tips for Overcoming Public Speaking Nerves By Bronwyn Ritchie, http://ezinearticles.com; dan buku ASM. Romli, Broadcast Journalism: Panduan MenjadiPenyiar , Reporter, dan Scriptwriter (Nuansa Bandung, 2005)

Dari Materi diatas sebenarnya Anda bisa menarik kesimpulan tentang Modal apa yang harus disiapin untuk jadi Penyiar?

Pertama ,

Kita harus disiplinkan diri agar bisa selalu berusaha menghibur Audience : jangan berfikir untuk jadi Penyiar jika Anda sulit menepati janji dengan orang atau sering berganti mood setiap hari. Kalau Anda mengalami kesulitan untuk mengendalikan ekspresi diri karena mood Anda mudah berubah-ubah bagaikan cuaca, lebih baik Anda kerja di balik computer ketimbang di studio siaran.

Kedua , kita harus in-touch dengan apa yang sedang menjadi pusat perhatian Audience kita; dengan kata lain, kita harus gaul seperti mereka. Kalau ingin bekerja di radio otomotif, misalnya, biasakanlah diri dengan hobby mobil dan motor. Jika ingin menjadi pembaca berita di MetroTV, biasakanlah mengkonsumsi berita setiap hari.

Ketiga kita harus terbiasa disuruh-suruh sesuai tuntutan klien atau program. Dalam prakteknya tuntutan ketiga ini sangat bervariasi, misalnya Anda : Diberi jam siaran Minggu pagi, padahal Anda paling susah bangun pagi Harus mewawancarai seseorang yang Anda sangat tidak suka Dituntut memakai celana pendek saat jadi TV-host, padahal lutut Anda jelek Diminta diet drastis karena setelah melahirkan koq terlihat gemuk di kamera Dan berbagai contoh yang terlalu banyak untuk disebutkan satu-persatu.

Dengan kata lain, kalau Anda merupakan tipe orang yang cenderung membantah perintah atau setiap hari masih dibangunkan oleh Mama, maka sebaiknya Anda kerja di bank saja atau bikin perusahaan sendiri. Apalagi tugas sebagai Penyiar menuntut Anda bisa memenuhi keinginan Audience, no matter what the conditions and no matter who the Audience is.

Itulah tiga prasyarat yang menurut saya, Penyiar harus dipenuhi sebelum Anda dan siapa saja ingin mencoba menjadi seorang Penyiar (TV maupun Radio). Semuanya berasal dari diri sendiri, dan mengingatkan kita bahwa sebelum Stasiun TV/Radio atau Production House merekrut dan menseleksi Anda untuk sebuah programnya, pastikanlah bahwa Anda sendiri sudah punya sikap mental yang benar dan tangguh.

You might also like