You are on page 1of 8

Aliran Seni Lukis Surrealisme(The Elephant Celebes) Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering

ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya. Surrealism is a cultural movement that began in the early 1920s, and is best known for the visual artworks and writings of the group members.

Surrealist works feature the element of surprise, unexpected juxtapositions and non sequitur; however, many Surrealist artists and writers[who?] regard their work as an expression of the philosophical movement first and foremost, with the works being an artifact. Leader Andr Breton was explicit in his assertion that Surrealism was above all a revolutionary movement.

Surrealism developed out of the Dada activities during World War I and the most important center of the movement was Paris. From the 1920s onward, the movement spread around the globe, eventually affecting the visual arts, literature, film and music of many countries and languages, as well as political thought and practice, philosophy and social theory.[ Kubisme(Les Demoiselles d'Avignon.) Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso. Cubism was a 20th century avant-garde art movement, pioneered by Pablo Picasso and Georges Braque, that revolutionized European painting and sculpture, and inspired related movements in music, literature and architecture. The first branch of cubism, known as Analytic Cubism, was both radical and influential as a short but highly significant art movement between 1907 and 1911 in France. In its second phase, Synthetic Cubism, the movement spread and remained vital until around 1919, when the Surrealist movement gained popularity. English art historian Douglas Cooper describes three phases of Cubism in his seminal book, The Cubist Epoch. According to Cooper there was "Early Cubism", (from 1906 to 1908) when the movement was initially developed in the studios of Picasso and Braque; the second phase being called "High Cubism", (from 1909 to 1914) during which time Juan Gris emerged as an important exponent; and finally Cooper

referred to "Late Cubism" (from 1914 to 1921) as the last phase of Cubism as a radical avant-garde movement.[2] In cubist artworks, objects are broken up, analyzed, and re-assembled in an abstracted forminstead of depicting objects from one viewpoint, the artist depicts the subject from a multitude of viewpoints to represent the subject in a greater context. Often the surfaces intersect at seemingly random angles, removing a coherent sense of depth. The background and object planes interpenetrate one another to create the shallow ambiguous space, one of cubism's distinct characteristics Romantisme Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan. Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh. Romanticism (or the Romantic Era or the "'Romantic Period"') was an artistic, literary and intellectual movement that originated in the second half of the 18th century in Europe, and gained strength in reaction to the Industrial Revolution.[1] In part, it was a revolt against aristocratic social and political norms of the Age of Enlightenment and a reaction against the scientific rationalization of nature.[2] It was embodied most strongly in the visual arts, music, and literature, but had a major impact on historiography,[3] education[4] and natural history.[5]

The movement validated strong emotion as an authentic source of aesthetic experience, placing new emphasis on such emotions as trepidation, horror and terror and aweespecially that which is experienced in confronting the sublimity of untamed nature and its picturesque qualities, both new aesthetic categories. It elevated folk art and ancient custom to something noble, made of spontaneity a desirable character (as in the musical impromptu), and argued for a "natural" epistemology of human activities as conditioned by nature in the form of language and customary usage.

Romanticism reached beyond the rational and Classicist ideal models to elevate a revived medievalism and elements of art and narrative perceived to be authentically medieval, in an attempt to escape the confines of population growth, urban sprawl, and industrialism, and it also attempted to embrace the exotic, unfamiliar, and distant in modes more authentic than Rococo chinoiserie, harnessing the power of the imagination to envision and to escape.

The modern sense of a romantic character may be expressed in Byronic ideals of a gifted, perhaps misunderstood loner, creatively following the dictates of his inspiration rather than the standard ways of contemporary society.

Although the movement was rooted in the German Sturm und Drang movement, which prized intuition and emotion over Enlightenment rationalism, the ideologies and events of the French Revolution laid the background from which both Romanticism and the Counter-Enlightenment emerged. The confines of the Industrial Revolution also had their influence on Romanticism, which was in part an escape from modern realities; indeed, in the second half of the 19th century, "Realism" was offered as a polarized opposite to Romanticism.[6] Romanticism elevated the achievements of what it perceived as heroic individualists and artists, whose pioneering examples would elevate society. It also legitimized the individual imagination as a critical authority, which permitted freedom from classical notions of form in art. There was a strong recourse to historical and natural inevitability, a zeitgeist, in the representation of its ideas. Impresionisme Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression, soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari. Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa. Pengaruh impresionisme dalam seni rupa juga merambah ke bidang musik dan sastra. Seniman impresionisme pada awalnya terinspirasi oleh teori-teori Eugene Delacroix yang mulai merasakan ketidakpuasan terhadap perkembangan seni akademis pada masa itu yang terlalu berkonsentrasi kepada mahzab seni lukis klasik. Ia berpendapat bahwa lukisan tidak selamanya dibentuk dengan pengolahan garis secara berlebihan seperti dikembangkan oleh Ingres selama bertahun-tahun. Sebaliknya pengolahan bidang-bidang warna dengan penuh perhitungan akan menghasilkan bentuk lukisan yang tidak kalah menariknya. Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.

Pelukis Matthias Grnewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis.

Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.

Aliran lain * Ekspresionisme * Impresionisme * Fauvisme * Neo-Impresionisme * Realisme * Naturalisme * De Stijl Pelukis2 dari luar negeri * Tomassi * Donatello * Leonardo da Vinci * Michaelangelo * Raphael Pelukis2 daei dalam negeri * Affandi * Agus Djaya * Barli Sasmitawinata * Basuki Abdullah * Djoko Pekik

* Dullah * Hendra Gunawan * Herry Dim * Jeihan * Kartika Affandi * Lee Man Fong * Otto Djaya * Popo Iskandar * Raden Saleh * S. Sudjojono * Srihadi * Sri Warso Wahono * Trubus

SENI LUKIS

Catan merupakan perbuatan meletakkan pewarna "pigment" terlarut dalam pelarut (atau medium) dan agen pengikat (gam) kepada permukaan (sokongan) seperti kertas, kanvas atau dinding. Ini dilakukan oleh pelukis; takrif ini digunakan terutamanya jika ia merupakan kerjayanya. Manusia telah melukis selama 6 kali lebih lama berbanding penggunaan tulisan. Perkataan lukisan digunakan sebagai bererti lukisan gambar seterusnya dalam rencana ini. Lebih khusus lagi, rencana ini tentang lukisan pada permukaan untuk sebab artistik, dianggap salah satu pekara penting dalam bentuk seni. Catan ialah proses menghasilkan seni dengan menggunakan bahan berwarna atau atau cat yang disapu ke atas sesuatu permukaan yang rata. Aktiviti catan membolehkan seseorang menyedari serta dapat merakamkan kesan cahaya pada bentuk, rupa serta susunan yang terdapat pada alam sekitar. Sejarah catan dikatakan bermula pada Zaman Yunani Purba. Gambaran yang dibuat mengisahkan aktiviti keagamaan. Media yang digunakan ialah mozek dan fresco. Pada Zaman Renaissance yang merupakan zaman kemuncak seni lukis di Eropah, media yang digunakan ialah cat minyak, cat air, fresco dan tempera. Pada abad ke-20, muncul satu aliran baharu dalam persembahan catan yang mempersembahkan catan yang mempersembahkan karya seni abstark dan semi abstrak. Di Malaysia, catan mula berkembang sekitar tahun 1930-an. Pelukis yang terkenal ialah Abdullah Ariff dan Yong Mun Sen yang banyak menggunakan media cat air.

Media

Cat Air Bahan warna dalam karya cat air ialah pewarna dalam bentuk kek atau tiub. Ia bersifat lut sinar, lembut dan boleh dibuat legap sekiranya cat air dari tiub. Cat air akan menjadi tebal sekiranya disapu berlapis-lapis. Bahantara yang digunakan ialah air. Kertas yang digunakan ialah kertas cat air. Berus yang sesuai digunakan untuk karya cat air ialah jenis lembut dan bersaiz antara 000 hingga 14. Palet juga diperlukan untuk membancuh warna. Sebuah bekas seperti gelas atau botol yang bermulut lebar diperlukan untuk mengisi air bersih dan untuk mencuci berus.

Cat Poster Cat poster boleh didapati dalam tiub atau botol. Ia mengandungi pengilat larut air dan bersifat legap. Bahantara yang digunakan ialah air. Berus yang digunakan untuk berkarya menggunakan cat poster ialah jenis lembut dan keras. Manakala kertas daripada jenis cartridge yang tebal dan berpermukaan licin digunakan. Air yang bersih diperlukan untuk menghasilkan campuran warna.

Cat Tempera Bahan warna berbentuk serbuk atau perekat dalam tiub yand=g sedia proses. Ia mengandungi bahan pengilat seperti kuning telur atau gam cecair. Untuk menghasilkan karya menggunakan cat tempera, alat dan bahan yang digunakan ialah berus jenis lembut atau keras, kertas tebal, kain kanvas atau papan. Biasanya teknik yang diaplikasikan ialah disapu mengikut lapisan yang nipis, jalur sapuan diselang-selikan supaya kesan warna rata dan licin.

Cat Minyak Cat minyak telah diperoleh dalam bentuk tiup. Bahantara untuk menggunakan cat minyak ialah turpetine. Bahan pengilat yang boleh digunakan ialah minyak linsid, minyak poppy atau minyak kacang. Berus yang digunakan adalah jenis lembut dan keras, pisau palet, kekuda, kanvas, papan, kayu playwood dan kadbod. Teknik yang diaplikasikan ialah teknik lipasto, glazing, cat tepat atau hardedge, titik scumbling atau teknik melembut.

Teknik Catan
Teknik Basah Atas Kering Ciri-ciri Teknik ini melibatkan sapuan warna basah ke atas permukaan kertas yang kering untuk menghasilkan kesan legap. Teknik ini banyak digunakan kerana sesuai dengan beberapa jenis media dan agak senang dikawal sapuan warnanya. Teknik ini juga boleh menggunakan warna yang basah dan disapukan ke atas lapisan warna yang telah kering bagi mendapatkan kesan lut sinar.

Campuran Warna Campuran warna yang hendak digunakan haruslah tidak pekat dan tidak terlalu cair. Kertas hendaklah kering. Sapuan berus yang spontan adalah digalakkan. Cara Warna disapu ke atas kertas lukisan yang kering. Mulakan dengan lapisan yan nipis dan ditindih berperingkat-peringkat dengan ton yang semakin gelap. Untuk mendapatkan kesan transparensi, basahkan berus dan celup ke dalam warna yang cair, sapu di atas kertas lukisan. Biarkannya kering dan ulangi aktiviti yang sama.

Teknik Basah Atas Basah Ciri-ciri Teknik ini melibatkan sapuan warna cair ke atas permukaan kertas yang basah. Ia menghasilkan kesan lut sinar. Teknik ini merupakan teknik yang dramatik bagi media cat air dan yang paling sukar untuk dikawal sapuannya. Pelukis harus membiarkan warna terdahulu yang masih lembap. Sapuan warna berikutnya adalah lebih tinggi kandungan air dan pewarnanya. Jika tidak, warna akan bercampur dan hasilnya nampak kotor. Campuran warna Campuran warna hendaklah tidak terlalu pekat atau terlalu cair. Sebaik-baiknya ia harus mempunyai nilai warna yang cukup terang. Ini kerana warna cat air akan nampak kurang cerah apabila kering. Gunakan sapuan berus yang spontan. Cara Kertas dibasahkan dengan satu lapisan air atau warna yang cair. Warna disapukan apabila permukaan masih basah. Jika menggunakan lakaran pensel, elakkan daripada memadam garisan kerana ini akan menimbulkan kesan berbulu. Seterusnya ia akan meninggalkan kesan kering berlegap.

Teknik Berus Kering Ciri-ciri Teknik yang melibatkan sapuan warna terus dari tiub ke atas permukaan kertas. Teknik ini boleh juga melibatkan sapuan warna yang pekat ke atas lapisan warna yang telah kering untuk menghasilkan kesan jalinan. Ia akan memberi kesan kering berlegap.

Campuran warna Gunakan warna terus dari tiub atau bancuhkan warna yang dikehendaki itu dahulu dengan pekat. Kertas hendaklah kering. Sebaik-baiknya, asingkan warna yang telah dibancuh. Cara Gunakan berus yang kering untuk mengambil warna yang telah dibancuh. Warna disapukan dengan rata pada bahagian tertentu di atas permukaan kertas yang kering. Sapukan pada bahagian tersebut satu demi satu supaya warna pada setiap bahagian tidak bercampur. Gunakan berus yang halus bagi menandakan jalinan yang halus. Jika ingin menimbulkan kesan tindihan, biarkan warna kering dahulu. Kemudian, sapukan warna yang pekat ke atas lapisan warna yang telah kering.

Teknik Kecatan Ciri-ciri Teknik ini melibatkan sapuan warna terus dari tiub. Kertas sentiasa basah sehingga catan selesai dibuat. Catan jenis ini memberi kesan jalinan dan kekasaran. Melalui teknik ini, catan kelihatan bebas, semula jadi dan spontan. Campuran warna Warna yang pekat dari tiub digunakan. Sapuan warna terus dari tiub atas kertas. Jika hendak menggunakan air, hanya gunakan sedikit sahaja. Cara Ambil warna terus dari tiub dan sapukan pada permukaan kertas lukisan. Campuran warna yang kedua ditindihkan di atas warna yang pertama tanpa menunggu warna itu kering. Kertas sentiasa basah sehingga catan selesai dibuat.

You might also like