You are on page 1of 13

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO) BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

Efisiensi, secara bahasa dapat kita artikan DoThe Thing Right, berarti menjadikan sesuatu pekerjaan benar dilihat dari hasil, personel, waktu maupun biaya. PLN, sebagaimana kendaraan yang sangat besar, membutuhkan biaya operasi yang sangat besar pula dalam menjalankannya. In-effisien dalam satuan permil saja (0.1 %) berarti pemborosan triliunan rupiah. Untuk itu, segala daya dan usaha harus selalu diusahakan oleh semua lapisan keluarga besar PLN untuk mencari celah effisiensi sekecil apapun. Sejalan dengan hal tersebut, untuk mempercepat lokalisir gangguan secara effektif dan effisien, maka diciptakan inovasi Lokator Gangguan JTM dengan Control Radio Scada. Dissamping efektif dan effisien, tentunya ini akan menjadi alat yang dapat memperbaiki citra perusahaan yang selama ini buruk di mata masyarakat. Sehingga kesan lambat kerja, buta teknologi, maupun in effisien dapat segera kita tanggalkan. Disamping itu, otomasi dan teknologi tidak selalu dibayar dengan harga yang mahal. Dengan keyakinan bahwa insan PLN adalah putra-putra terbaik bangsa, maka dapat kita buat inovasi ini tanpa harus mengeluarkan dana yang besar, namun tetap mengutamakan kualitas. Lokator ini merupakan kelanjutan dari karya inovasi tahun lalu yakni Penentuan Letak

Gangguan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah (Jtm) Berdasar Informasi Arus Dan Jenis Gangguan Berbasis Implementasi Arcview 3.3 Dan Avenue Language Pada Feeer Tm 2 Gh Tingang Menteng yang telah dibuat dan diimplementasikan satu tahun yang lalu di Cabang
Kuala Kapuas. Dalam karya ini, ditambahkan hal penting yang semakin mempermudah pekerjaan serta mampu menekan SAIDI dan SAIFI, yakni control scada dengan memanfaatkan radio. Alat ini selain sebagai lokator juga sebagai eksekutor. Control ini sebagai pengganti scada, hanya saja dalam kebutuhan lokalisir seperti ini kami tidak memerlukan tele metering. Penambahan alat ini sekaligus mengatasi beberapa permasalahan perusahaan : 1. Percepatan proses penormalan jaringan, sehingga dapat menekan SAIDI-SAIFI. 2. Perbaikan citra PLN di mata masyarakat. 3. Menyediakan peralatan berteknologi untuk melaksanakan kerja lebih mudah, effektif dan effisien dengan harga yang terjangkau. 4. Meningkatkan nilai-nilai pembelajar bagi karyawan

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO)

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

Sebagai review karya inovasi sebelumnya, lokator ini ditampilkan dalam bentuk peta geografis yang telah diisi dengan data base gangguan JTM pada penyulang sesuai karakteristik perhitungan impedansi jaringan, konfigurasi pembangkit maupun level hubung singkat pada Gardu Induk. 1.2 Tujuan Tujuan karya inovasi ini adalah ; 1. Mempercepat lokalisir gangguan dengan melakukan kontrol pada LBS motorize dengan memanfaatkan radio. Dalam hal ini, lokasi gangguan telah diketahui dengan software lokator gangguan JTM. 2. Memperoleh peralatan kontrol scada (telekontroling dan telesignaling) secara mandiri, murah, mudah, user friendly namun memiliki kinerja yang dibutuhkan dalam operasi distribusi. 3. Memperoleh peralatan telekontrol sederhana dengan biaya pemeliharaan murah. 4. Menekan angka SAIDI SAIFI distribusi. 5. Effisiensi biaya operasi, personel, maupun waktu penormalan gangguan. 6. Memperbaiki citra PLN di mata masyarakat, sejalan dengan semangat mengurangi pemadaman dan menekan gangguan 1.3 Batasan Masalah Dalam pembuatan karya inovasi ini perlu dilakukan batasan-batasn sebagai berikut : 1. Software lokator yang dipergunakan adalah karya inovasi taghun 2009 dengan judul yang telah disebutkan pada latar belakang, dengan beberapa pengembangan yang diperlukan. 2. Pemetaan Geografis yang digunakan adalah arcView 3.3 dengan mempergunakan bahasa Avenue. 3. Penentuan arus hubung singkat penyulang disesuaikan dengan data empirik gangguan yang terekam pada penyulang tersebut. 4. Scada yang disebutkan pada karya ini terbatas pada tele controling dan tele signaling, tanpa menyertakan tele metering.

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO) 1.4 Metodologi

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

Metodologi yang digunakan dalam pembuatan software ini adalah: 1. Pemrograman Mengembangkan pengguanaan ArcView 3.3 dengan memprogram ulang fiturfitur ArcView 3.3 dengan menggunakan script avenue language. Dengan pemrograman ini, request terhadap lokasi gangguan secara visual dapat ditampilkan dengan fitur yang user friendly. Sedangkan untuk interface antara radio dengan master PC digunakan program dengan bahasa Delphi. 2. Percobaan dan pengujian hardware Melakukan percobaan control relay, menentukan pengamanan frekuensi, menguji kehandalan serta, menentukan peralatan pengaman serta uji kelayayakan hardware. 3. Analisa dan Evaluasi Menentukan kontrol. 4. error penunjukkan perbaikan jarak yang berdasar mungkin software bisa dengan jarak untuk sebenarnya, menganalisa pengamanan serta analisa kelayakan lokator dan Menentukan dilaksanakan penyempurnaan lokator. Studi Pustaka Mempelajari referensi yang berkaitan dengan penggunaan script avenue pada ArcView GIS dan penentuan lokasi gangguan pada jaringan distribusi. Mempelajari referensi tentang pin control pada radio komunikasi, mempelajari pengamanan frekuensi pada peralatan eksekusi.

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO) BAB 2 DASAR TEORI 1. PENGENALAN ARCVIEW GIS 1.1. Geographic Information System (GIS)

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

GIS merupakan suatu sistem yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis. 1.1.1. Macam-macam Data dalam GIS Data GIS dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu data grafis dan data atribut atau tabular. Data grafis adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek di permukaan bumi. Sedangkan data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut. 1.1.2. Data Grafis Secara garis besar, data grafis dibedakan menjadi tiga macam yaitu data titik (point), garis (line) dan area (region atau polygon). Data grafis Titik biasanya digunakan untuk mewakili objek kota, bangunan, kondisi lahan. Data Garis dapat dipakai untuk menggambarkan jalan, sungai, jaringan atau saluran dan lain-lain. Sementara data Area digunakan untuk mewakili batas administrasi, penggunaan lahan, kemiringan lereng dan lain-lain. Sedangkan struktur data SIG ada dua macam yaitu vector dan raster . Pada struktur data vector posisi objek dicatat pada system koordinat. Sedangkan objek pada struktur data raste disimpan pada grid dua dimensi yaitu baris dan kolom. 1.1.3.Data Atribut Data atribut atau tabular merupakan data yang menyimpan informasi mengenai nilai atau besaran dari data grafis. Untuk struktur data vector, data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel. Sementara pada stuktur data raster nilai data grafis-nya tersimpan langsung pada nilai grid atau piksel tersebut. 1.2. Apa Itu Arcview Arcview adalah salah satu perangkat lunak SIG yang paling popular dan paling banyak digunakan untuk mengolah data spasial dewasa ini. Software ini dibuat oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute), perusahaan yang mengembangkan program

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO)

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

Arc/Info. Dengan Arcview kita dengan mudah dapat melakukan input data, menampilkan data, mengelola data, meng-analisis data, dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis. Arcview terdiri dari 6 modul utama yang disebut dokumen, yaitu : Project,View, Table,

Chart, Layout , dan Script. Masing-masing dokumen tersebut mempunyai GUI (Graphical User Interface) yang specifik. GUI adalah tempat pengguna berinteraksi dengan dokumen, misalnya
melihat, memilih, memperbesar, mengisi table dsb. Untuk melakukan tujuan tersebut tiap GUI dari tiap dokumen mempunyai menu , botton ,dan tools tersendiri. Pada gambar di atas dapat dilihat GUI dari tiap dokumen project. Untuk lebih jelas dapat di klik pada dokumen-dokumen tersebut, kemudian klik open agar mengerti perbedaannya. Khusus untuk dokumen Chart , Layout , dan Script , menu tersebut belum aktif karena belum ada theme ataupun file yang dipilih . Klik new lalu open untuk membuka , dan untuk ke luar dari tiap dokumen pilih X di pojok kanan .

Gambar 1 Tampilan ArcView

2. 2.1

Radio Komunikasi Mengenal Frekuensi Radio dan Cara Kerjanya Secara umum, jenis frekwensi yang digunakan oleh radio komunikasi adalah VHF (Very

High Frequency) dan HF (High Frequency). VHF biasanya digunakan untuk radio komunikasi jarak dekat dan beroperasi pada frekwensi 100-300 Mhz. Hal ini disebabkan karena gelombang radio dipancarkan secara garis lurus (horizontal). Sehingga jika pada jarak antara 2 stasiun terdapat objek objek seperti bangunan, pohon pohon yang tinggi, ataupun pegunungan yang lebih tinggi dari pancaran

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO)

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

gelombang radio, maka sudah pasti transmisi yang dikirimkan ataupun diterima akan terhambat.

Gambar 2 pemantulan informasi pada VHF

HF (High Frequency) merupakan gelombang radio yang bekerja pada frekwensi 2 24 Ghz, dan biasanya digunakan untuk radio komunikasi jarak jauh karena sifat gelombangnya yang dapat memantul sehingga tidak memiliki efek hambatan pada objek. Dan ditambah lagi dengan kemampuan frekwensi ini untuk memantul pada lapisan ionosphere, sehingga jarak sejauh apapun dapat dijangkau oleh frekwensi ini, dengan catatan dalam keadaan cuaca yang cukup bagus.

Gambar 3 Pemantulan informasi pada HF

Dari kedua jenis frekwensi diatas, kita dapat melihat perbedaan yang signifikan. Dan penggunaan frekwensi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dari perorangan ataupun institusi. Tetapi bagi kebanyakan institusi, mereka biasanya selalu menggunakan radio komunikasi yang bekerja pada kedua frekwensi tersebut. 2.1. Menambah Jangkauan dan Kekuatan Sinyal VHF dengan Repeater

Secara singkat repeater bisa diartikan sebagai unit logik atau medium yang digunakan untuk dapat mengatur keluar masuknya transmisi untuk kemudian memprosesnya dengan menerima

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO)

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

ataupun mengirimkannya. Repeater terdiri dari Transmitter dan Receiver sekaligus sehingga transmisi yang masuk dapat diterima sekaligus dikirimkan. Analoginya jika sebuah stasiun mengirimkan transmisi dengan melewati repeater, maka transmisi tersebut akan dikirimkan kembali ke stasiun tujuan yang masih berada dalam jangkauan (range) repeater. Nah dengan tujuan untuk menambah range tersebut, itulah sebabnya repeater selalu diletakkan di areal yang cukup tinggi, misalnya di areal menara, ataupun perbukitan, dengan ketinggian antennanya disarankan lebih dari 25 meter dari permukaan tanah. Secara teori, jika tidak menggunakan repeater, jangkauan transmisi frekwensi VHF hanya sekitar 2 km 20 km, tetapi dengan menggunakan repeater bisa mencapai sekitar 40 km 100 km.

Gambar 4 Memperkuat signal dengan repeater

Selain itu dengan menggunakan beberapa repeater secara bersamaan (pada frekwensi yang sama) jangkauan sinyal transmisi bisa semakin jauh. Merek Repeater yang paling banyak digunakan saat ini adalah buatan Motorola, karena repeater merek inilebih stabil dan juga lebih simpel, serta cara instalasinya pun cukup mudah.

Gambar 5 Repeater dan Rangkaiannya

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO) BAB III PEMBAHASAN 3.1 Flow Chart Operasi Lokator

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

Prinsip kerja lokator ini sama dengan lokator yang telah dibuat pada Lomba sebelumnya, hanya ditambahkan telekontroling dan telesignaling pada software ini dengan memanfaatkan Tool Box Switch pada Radio komunikasi.
START

GANGGUAN JTM

TIDAK

PERMANEN YA IHS, LOKASI GANGGUAN LBS EKSEKUSI

END

TIDAK CB GI MASUK AMAN YA


MENUJU LOKASI

EKSEKUSI LBS MASUKKAN CB GI

PENYEBAB DITEMUKAN

YA

ELEMINASI PENYEBAB GANGGUAN

MASUKKAN LBS

TIDAK

CB GI MASUK AMAN TIDAK

YA END

Gambar 6 Flow chart operasi distribusi dengan lokator

Dengan tambahan tersebut, lokator ini jauh lebih cepat dalam melokalisir gangguan JTM yang terjadi. Sebagai peralatan manuver switch, dapat dimanfaatkan LBS motorize tanpa RTU atau bekas rekloser (rusak/tidak terpakai) yang telah dimodifikasi ulang, sehingga ditinjau dari segi biaya, peralatan ini jauh lebih murah dari scada mini, namun memiliki kinerja yang sesuai dengan kebutuhan unit. 3.2 Pemanfaatan Rangkaian Switch Tool Box untuk Peralatan Komunikasi Dibawah ini adalah Rangkaian switch Tool Box. Rangkaian ini berfungsi sebagai saklar on, off dan locked.

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO)

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

Gambar 7 Sistem kerja Rangkaian Tool Box Switch

Proses tahapan dari cara kerja switch tool box ini: 1. Ketika PB1 mendapat injeksi tegangan dari radio Motorola Rx, maka Relay yang bekerja adalah relay d1. relay ini menyebabkan d1.2 tertutup. Jika dilihat dari program Delphi, akan diketemukan tombol berada pada posisi ON. 2. Pada saat injeksi radio Rx terputus maka relay yang bekerja adalah relay d1 dan d2. Jika dilihat dari program Delphi, akan ditemukan tombol berada pada posisi LOCKED.

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO)

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

3. Ketika PB1 mendapatkan injeksi untuk kedua kalinya maka relay yang bekerja adalah relay d2. Ini menyebabkan d1.2 pada posisi terbuka. Jika dilihat dari program Delphi, akan ditemukan tombol berada pada posisi OFF. 4. Pada saat injeksi radio Rx terputus maka relay d1 dan d2 pada posisi standby. Jika dilihat dari program Delphi, akan ditemukan tombol berada pada posisi LOCKED.

Gambar 8 Tombol dalam posisi LOCKED

3.3

Cara Kerja Lokator Sebagaimana lokator sebelumnya, ketika terjadi gangguan JTM, maka operator AP2B

segera memberikan informasi kepada operator distribusi Cabang. Dengan informasi berupa besar dan jenis arus, maka akan diperoleh perkiraan lokasi gangguan. Pada awalnya, lokator hanya mampu menampilkan peta geografis tanpa bisa melakukan eksekusi pada peralatan manuver terdekat sehingga walaupun sudah dapat menghemat waktu penyisiran hingga 80 %1, ini masih belum efektif jika tidak ada peralatan kontrol yang mampu melepas LBS terdekat agar gangguan tidak terlalu lama dirasakan oleh masyarakat, dimana ini menyangkut citra PLN. Untuk itu, lokator disempurnakan lagi dengan menambahkan rangkaian kontrol berbasis Radio Komunikasi sebagaimana digambarkan pada gambar 9. Program dibuat dengan menggabungkan software arcview 3.3 dan software controlling dengan delphi 7.0. Ketika terjadi gangguan, data arus gangguan dari GI atau GH kita baca, dan dimasukan ke software lokator gangguan yang merupakan pengembangan dari software arcview 3.3, sehingga kita mendapatkan informasi mengenai perkiraan lokasi gangguan pada peta geografis yang realtime, jarak lokasi gangguan dari GI atau GH, SOP yang harus dilakukan sesuai dengan SOP yang disepakati, dan pemutus mana yang harus dilepas.

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO)

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

Setelah itu, kita langsung melepas LBS dengan fasilitas kendali jarak jauh, yang terintegrasi dengan software delphi 7.0 yang di koneksikan dengan software lokator gangguan tersebut diatas. Dengan memanfaatkan koneksi komunikasi radio, kita dapat mengontrol sampai dengan + 30 km (tanpa bantuan repeater) + 75 km (dengan bantuan repeater).

Langkah kerja peralatan Controll danalm mengeksekusi LBS adalah sebagai berikut: 1. Melepas LBS Motorize.Ketika STB (Switching Toll Box) mendapat tegangan + dari radio base Rx, maka penerima inputnya akan menerima input logika 1 (+12VDC) yang selanjutnya menggerakan rangkaian toggle relay, sehingga menggerakan Tombol Lokal On Off LBS Motorize pada posisi ON. 2. Memasukan LBS Motorize.Ketika STB (Switching Toll Box) mendapat tegangan - dari radio base Rx, maka penerima inputnya akan menerima input logika 1 (0 VDC) yang selanjutnya menggerakan rangkaian toggle relay, sehingga menggerakan Tombol Lokal On Off LBS Motorize pada posisi OFF.

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO) BAB IV ANALISA MANFAAT DAN RESIKO 4.1 4.2 Biaya Pembuatan Software dan Alat Control Manfaat

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

Sebagaimana pada tujuan pembuatan inovasi ini, manfaat yang dapat diambil dari implementasi karya inovasi ini antra lain manfaat secara kualitatif dan manfaat secara kuantitatif. 4.2.1 Manfaat Kualitatif Secara kualitatif, manfaat yang dapat diperoleh dengan implementasi karya inovasi ini adalah : 1. Percepatan Lokaliosir gangguan. Dengan penggunaan lokator, lokasi gangguan dapat ditentukan dan ditampilkan dalam bentuk peta geografis sehingga pencarian gangguan lebih mudah dan akurat serta jauh lebih cepat daripada harus melakukan penyisiran. Selain itu, dengan eksekusi LBS motorize melalui operator distribusi, dapat mempercepat waktu pemasukan kembali daerah yang tidak terganggu. 2. Memperoleh peralatan scada yang murah, mudah, tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang besar, user friendly, namun memiliki kriteria kinerja yang dibutuhkan dalam operasi distribusi. 3. Memanfaatkan peralatan bekas handal yang tidak terpakai (rekloser rusak), ini berarti langkah penghematan biaya investasi perusahaan. 4. Meningkatkan citra PLN di mata masyarakat dengan pelayanan gangguan yang cepat, tepat dan akurat sehingga mengurangi waktu padam karena gangguan. 5. Memanfaatkan kemampuan pegawai semaksimal mungkin untuk memperoleh kehandalan barang/jasa. 4.2.2 Manfaat Kuantitatif Adapun manfaat secara kuantitatif antara lain sebagai berikut : 1. Menurunkan angka SAIDI SAIFI sebesar 2. Menekan jumlah personel dan biaya operasi saat pelaksanaan penormalan jaringan sebesar serta pelayanan terbaik tanpa tergantung pada penyedia

LOMBA KARYA INOVASI XIII PT. PLN (PERSERO)

MENINGKATKAN EFFISIENSI DAN MUTU PELAYANAN

3. Menghemat biaya investasi untuk peralatan mini / micro scada dengan perbandingan pada tabel di bawah.
Table 1 Perbandingan lokator inovasi dengan peralatan sejenis
NO. ALAT LOKATOR TELE TELE CONTROLING SIGNALING ADA TIDAK ADA ADA ADA ADA ADA TELE METERING TIDAK ADA TIDAK ADA ADA HANYA BISA MENUNJUKKAN ARAH GANGGUAN HARGA / BIAYA KETERANGAN

1 2 3

LOKATOR JTM (INOVASI) MICROSCADA (SEBUTKAN MEREK) MINI SCADA

ADA ADA* TIDAK ADA

4.3.

Manajemen Resiko Jaringan distribusi memiliki variabel yang lebih komplek dari jaringan transmisi,

sehingga penggunaan lokator seperti ini pasti memiliki resiko malfunction walaupun tidak termasuk dalam kategori resiko tinggi maupun extrem. Namun, untuk lebih menjelaskan resiko yang mungkin terjadi, tabel 4 menggambarkan manajemen resiko yang mungkin dapat terjadi pada pengguanaan lokator ini.

You might also like