You are on page 1of 7

Pengertian Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan

bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar, sehingga banyak hutan dan perkebunan lama di konversi menjadi perkebunan kelapa sawit.Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, Pantai Timur Sumatra, Jawa, sulawesi, dan Kalimantan. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya, yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya lapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik. Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawitmentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Tahapan Pengolahan Tandan buah segar (TBS) yang dipanen dikebun diangkut ke lokasi pabrik minyak sawit dengan menggunakan truk. Sebelum dimasukkan ke dalam Loading Ramp, tandan buah segar tersebut harus ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (weighing brigae). Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik, sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan didalam pengolahannya, sehingga kualitas hasil tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik. Secra garis besar diagram alir dari proses pengolahan kelapa sawit dan neraca material balance pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 1 dan 2 dibawah. Informasi diagram alir tersebut sebagai berikut : Perebusan Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan kedalam sterilizer, yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2 sampai 3.0 Kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas minyak.

Disamping itu, itu juga dimaksudkan agar buah mudah lepas dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji. Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0.5% minyak ikitan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan buah yang sudah di rebus dimasukkan ke dalam threser dengan menggunakan Hoisting Crane. Perontokan Buah Dari Tandan Pada tahap ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fit conveyor ke digester. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut threser dengan drum berputar (rotari drum threser). Hasil stripping tidak 100%, artinya masih ada berondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem Double Threshind. Sistem ini bekerja dengan cara janjang kosong/EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari Thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan sebagai produk sampingan.

Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit

Pengolahan Minyak dari Daging Buah Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh fruit conveyor dimasukkan kedalam Digester atau peralatan pengaduk. Didalam alat ini dimaksudkan supaya buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan (digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 800 - 900C. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (scew Press) agar minyak keluar dari biji dan fibre. Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan apas serta biji. Sebelum minyak kasar tersebut ditampung pada crude oil tank harus dilakukan pemisahan kandungan pasir sand trap yang kemudian dilakukan penyaringan ( vibrating screen ). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak ( oil sludge ) dikirim ke pemisahan ampas dan biji ( depericarper ). Dalam eroses penyarinngan minyak kasar pertsebut perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut. Minyak kasar ( crude oil ) kemudian di pompa kedalam decenter guna memisahkan solid dan liquid. Pada fase cair yang berupa minyak air dan masa jenis ringan ditampung pada countnuous setting tank, minyak dialirkan ke oil tank dan pada fase berat ( sludge ) yang terdiri dari padatan terlarut ditampung kedalam sludge tank yang kemudian dialirkan ke sludge salanceparator untuk memisahkan minyaknya. Proses Pemurnian Minyak Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke oil purifer untuk memisahkan kotoran / solid yang mengandung kadar air. Kemudian melalui sarvo balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun ( oil storege tank ).

Proses Pengolahan Inti Sawit Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan kedalam depericaper melalui cake brake conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga press cake terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pada depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan tejadi akibat perbedaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada nut silo yang dialiri dengan udara panas antara 600-800C selama 18-24 jam agar kadar iar turun dari sekitar 21% menjadi 4% Sebelum biji masuk kedalam nut craker terlebih dahulu diproses di dalam nut garding drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan denga fraksi yang ditentukan. Nut garding kemudian dialirkan ke nut craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam dry seperator ( proses pemisahan debu dan cangkang halus ) untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang bercampur inti di alirkan masuk ke dalam hydro cyclone untuk memisahkan inti dengan cangkang. Inti dialirkan masuk kedalam kernel drier untuk proses pengeringan sampai kadar air mencapai 7% dengan tingkat pengeringan 500, 600, dan 700C dalam waktu 14-16 jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui winnowing kernel ( kernel storage ) sebelum di angkat dengan truk ke pabrik pemproses berikutnya. Untuk mendapatkan mutu minyak CPO yang baik, maka mutu tandan yang di olah harus berdasarkan kriteria kematangan yang optimal.pada kondisi kandungan minyak dalam TBS relatif tinggi dengan kadar garam asam lemak bebas (FFA) yang rendah. Pada tandan buah yang masih mentah kandungan minyak CPO sangat rendah. Sedangkan bila TBS terlalu matang maka kualitas minyak menjadi rendah karena kadar asam lemak bebasnya tinggi.

Untuk mendapatkan jumlah dan kualitas minyak CPO yang baik, maka di butuhkan di koordinasi yang baik antara permanen, pengawas lapangan, bagian fraksi dan staf pabrik. Tandan buah segar yang telah dipanen harus segera ditangani dan di usahakan secepatnya diproses dalam pabrik. Limbah Kelapa Sawit dan Pemanfaatannya Limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah limbah padat yang terdiri dari tandan kosong, pelepah, cangkang dan lain-lain. Sedangkan limbah cair yang terjadi pada in house keeping. Limbah padat dan limbah cair pada generasi berikutnya dapat dilihat pada gambar 3. Pada gambar tersebut terlihat bahwa limbah yang terjadi pada generasi pertama dapat dimanfaatkan dan terjadi limbah berikutnya. Pada gambar 4 dan tabel terlihat potensi limbah yang dapat dimanfaatkan, sehingga memiliki nilai ekonomis yang tidak sedikit. Salah satunya adalah potensi limbah dapat dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara yang mampu menggantikan pupuk sintetis (urea, TSP dan lain-lain). Tabel 1: Jenis, potensi dan pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit.

Limbah padat tandan kosong (TKS) merupakan limbah padat yang jumlahnya cukup besar yaitu sekitar 6 juta ton yang tercatat pada tahun 2004, namun pemanfaatannya masih terbatas. Limbah tersebut selama ini di bakar dan sebagian di tebarkan di lapangan sebagai mulsa. Persentasi tankos tehadapas TBS sekitar 20% dan setiap ton Tankos mengandung unsur hara N, P, K, dan Mg berturut-turut setara 3kg urea, 0,6 kg CIRP, 12 kg MOP, dan 2 kg kieserit. Dengan demikian dari satu unit PKS kapasitas olah 30 ton TBS/jam atau 600 ton TBS/hari akan menghasilkan pupuk N, P, K, Mg berturut-turut setara dengan 360 kg urea, 72 kg CIRP, 1.440 kg MOP, dan 240 kg kiserit. ( Lubis dan Tobing 1989 )

Minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif (palm biodiesel ) Indonesia dan Malaysia adalah negara produsen utama minyak sawit di dunia juga telah mengembangkan biodiesel dari minyak sawit, tetapi pengembangan belum komersial. Di Indonesia, penelitian di lakukan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) medan dan telah berhasil mengembangkan biodiesel dari minyak sawit mentah (CPO), Refined Beleched Deodorised Palm Oil (RBDPO), dan fraksi-fraksinya seperti stearin dan olein serta minyak inti sawit. Palm Biodiesel mempunyai sift kimia dan fisika yang sama dengan minyak bumi (petroleum diesel ) sehingga dapat digunakan langsung untuk mesin diesel atau dicampur dengan petroleum diesel. Namun, palm diesel memiliki keunggulan lain yaitu mengandung oksigen sehingga flash oint-nya lebih tinggi dan tidak mudah terbakar. Selain itu, palm biodiesel merupakan bahan bakar yang lebih bersih dan lebih mudah ditangani karena tidak mengandung sulfur dan senyawa benzene yang karsinogenik. Pengembangan palm biodiesel berbahan baku minyak sawit terus dilakukan karena selain untuk mengantisipasi cadangan minyak bumi yang semakin terbatas, produk biodiesel termasuk produk yang bahn bakunya dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Disamping

itu, produksi gas karbondioksida dari hasil pembakaran dapat di manfaatkan kembali oleh tanaman. Penggunaan palm biodiesel juga dapat mereduksi efek rumah kaca, polusi tanah, serta melindungi kelestarian perairan dan sumber air minum hal ini berhubungan dengan sifat Biodiesel yang dapat teroksigenasi relatif sempurna atau terbakar habis, nontoksik, dan dapat terurai secara alami. Palm Biodiesel di buat dengan bahan baku minyak sawit( CPO) maupun produk turunannya atau minyak inti sawit(PKO). Produksi palm biodiesel dapat dilakukan melalui transesterifikasi minyak sawit dengan metaol. Proses ini lebih di anggap efisien dan ekonomis bila di bandingkan dengan cara esterifikasi hidrolisis dengan metanol

You might also like