Professional Documents
Culture Documents
KONSEP MASYARAKAT MADANI DENGAN BIMBINGAN AGAMA, MENUJU PEMERINTAHAN YANG AMANAH
Oleh : H. Masoed Abidin
yang terpuji. Hidup beradat dalam tatanan yang shahih. Mengelola gerak kehidupan dengan pemahaman dan pengamalan nilai nilai haya (malu) dengan benar. Dalam kearifan lokal masyarakat Sumatera Barat disebutkan Rarak kalikih dek mindalu, tumbuah sarumpun jo
sikasek, Kok hilang raso jo malu, bak kayu lungga pangabek, Nak urang Koto Hilalang, nak lalu ka Pakan Baso, Malu jo sopan kalau lah hilang, habihlah raso jo pareso. Pembinaan terpadu masyarakat ini
berawal dari lingkungan (rumah tangga dan wilayah) dengan menata kehidupan berbudi. Memacu gerak mencerdaskan umat. Mengokohkan aqidah tauhid yang kuat, mengamalkan Firman Allah.1 Kini kita sedang menghadapi satu perubahan zaman. Perubahan adalah satu keniscayaan belaka, bahwa zaman senantiasa berubah dan musim selalu berganti. Perubahan dalam arus kesejagatan di era
1
Tidak sepatutnya bagi orang Mukmin itu pergi semuanya kemedan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilmu pengetahuan mereka tentang agama (syariat, syarak) dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya (dengan cara-cara mengamalkannya pada setiap perilaku dan tindakan dengan kehidupan beradat), apabila mereka telah kembali kepadanya kekampung halamannya --, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS.IX, at Taubah, ayat 122). 1
H. Masoed Abidin
Konsep Masyarakat Madani dengan bimbingan Agama Islam, menuju Pemerintahan yang Amanah global. Seringkali membawa infiltrasi kebudayaan luar. Ketika pengamalan pelaksanaan adat istiadat masyarakat dalam wilayah administrasi pemerintahan Provinsi Sumatera Barat, tidak lagi kukuh pada puncak budaya ABSSBK maka mulai jalan di alieh urang lalu, sukatan di pancuang urang panggaleh. Pengaruh materialistic telah mengabaikan kaidah nilai-nilai tatalaku masyarakat beradat dan beragama. Penetrasi kebudayaan global telah menyuburkan kehidupan individualistic yang kental. Mengalahkan kepentingan masyarakat bersama. Idealisme kebudayaan mulai menjadi sasaran cercaan. Budaya jujur dianggap kolot. Pencapaian hasil kebersamaan (kolektifiteit) menjadi sangat tipis. Amanah menjadi rapuh. Kejujuran tidak bermakna lagi. Kerajinan dan kesetiaan diukur dengan jumlah pendapatan yang didapat. Pergeseran itu semestinya diamati dengan cermat. Kehidupan tanpa kawalan aturan jelas, pasti berdampak kepada kinerja dan praktek pemerintahan juga. Selain pula berakibat terhadap pengelolaan wilayah dan asset. Pergeseran nilai ini juga bersintuhan langsung dengan pemeliharaan budaya bangsa dan budaya negara. Budaya negara kita Indonesia adalah UUD45, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Sedangkan budaya bangsa Indonesia adalah puncak puncak budaya daerah. Ketika kedua budaya itu melemah, perilaku yang mengedepan adalah perebutan prestise berbungkus materi. Menghadirkan prestasi yang memberi manfaat kepada rakyat banyak kurang diminati. Padahal masyarakat madani (civil society) dengan panduan nilai nilai reliji menyajikan motivasi hidup. Mendorong mobiltas horizontal (hablum min an-naas) dan mobilitas vertical (hablum min Allah) dalam gerakan amal. Menumbuhkan jiwa inovatif yang sarat dinamika dan kreativitas. Bersikap ikhlas dan tawakkal. Semestinya dari sisi ini reformasi watak di mulai untuk mendudukkan reformasi birokrasi. Tantangan besar hari ini adalah menata ulang masyarakat (replanting values) dengan nilai berketuhanan dan budaya. Menjaga martabat bangsa dan negara. Sasarannya menuju madaniyah (modern, maju, beradab). Menanamkan etika reliji dengan akhlak mulia adalah modal utama menapak alaf baru. Manakala nilai moral ini sudah pupus, pastilah bangsa ini akan ditingali oleh manusia modern yang biadab. Suatu individu atau kelompok yang kehilangan pegangan hidup, walau secara lahiriyah kaya materi tetapi miskin mental spiritual, akan terperosok ke dalam tingkah yang tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Nilai kehidupan akan bertukar dengan sikap acuh, lucah, sadis dan hedonistic. Amat tragis, kalau generasi yang kehilangan pegangan hidup itu
H. Masoed Abidin
Konsep Masyarakat Madani dengan bimbingan Agama Islam, menuju Pemerintahan yang Amanah adalah kelompok etnis di tengah kebangsaan Indonesia yang dikenal dan disebut muslim pula.
H. Masoed Abidin
Konsep Masyarakat Madani dengan bimbingan Agama Islam, menuju Pemerintahan yang Amanah wa Jalla. Masyarakat madani adalah masyarakat kuat mengamalkan nilai agama (etika reliji). Seperti dalam tatanan masyarakat Madinah el Munawwarah dimasa hayat Nabi Muhammad SAW. Sejahtera dalam keberagaman pluralistis ditengah bermacam anutan paham kebiasaan. Tetapi satu dalam pimpinan. Kekuatannya ada pada nilai dinul Islam. Mampu melahirkan masyarakat proaktif menghadapi perubahan. Bersatu di dalam kesaudaraan karena terdidik rohaninya. Pendidikan rohani merangkum aspek pembangunan sumber daya manusia dengan pengukuhan nilai ibadah dan akhlak dalam diri umat melalui solat, zikir. Pada akhirnya pendidikan watak atau domein ruhani ini mencakup aspek treatment. Rawatan dan pengawalan melalui taubat, tazkirah, tarbiyah, tauiyah. Ditopang dua manazil atau sifat penting, yaitu Rabbaniah dan Siddiqiah. Sifat Rabbaniah ditegakkan dengan benar diatas landasan pengenalan (makrifat) dan pengabdian (`ubudiah) kepada Allah melalui ilmu pengetahuan, pengajaran, nasihat, menyuruh yang maruf dan mencegah dari yang munkar. Siddiqiah mencakup enam jenis kejujuran (al-sidq): 1. kejujuran lidah, 2. kejujuran niat dan kemauan
(sifat ikhlas), 3. kejujuran azam, 4. kejujuran al-wafa (jujur dengan apa yang diucapkan dan dijanjikan), 5. kejujuran bekerja (prestasi karya), dan 6. kejujuran mengamalkan ajaran agama (maqamat aldin).
Kehidupan Madani terlihat pada kehidupan maju yang luas pemahaman (tashawwur) sehingga menjadi sumber pendorong kegiatan di bidang ekonomi yang lebih banyak bertumpu kepada keperluan jasmani (material needs). Spiritnya melahirkan pemikiran konstruktif (amar makruf) dan meninggalkan pemikiran destruktif (nahyun 'anil munkar) melalui pembentukan tata cara hidup yang diajarkan agama Islam. Mengembangkan masyarakat Madani dimulai dari membangun domain kemanusiaan atau domain ruhiah melalui pendidikan rohani yang merangkum aspek preventif. Menjaga umat dari ketersesatan aqidah. Memelihara rakyat dari ketidakseimbangan emosional dan mental. Agar umat terhindar dari melakukan perbuatan haram, durjana dan kezaliman. Peningkatan mutu masyarakat dengan basis ilmu pengetahuan, basis budaya dan agama.
IKAP HATI-HATI sangat dituntut untuk meraih keberhasilan. Action planning di setiap lini dan adalah keterpaduan, Langkah
kebersamaan,
kesepakatan,
keteguhan.
H. Masoed Abidin
Konsep Masyarakat Madani dengan bimbingan Agama Islam, menuju Pemerintahan yang Amanah kelestarian Agama secara mudah, luwes, elastis, tidak beku dan tidak bersitegang. Memupuk sikap taawun saling membantu dengan
keyakinan bahwa Allah Yang Maha Rahman selalu membukakan pintu berkah dari langit dan bumi. Keterpaduan masyarakat dan pemerintah menjadi kekuatan ampuh membangun kepercayaan rakyat banyak. Inilah inti reformasi yang dituju di abad baru ini. Tingkat persaingan akan mampu dimenangkan "kepercayaan" -- trust. CINTA
KEPADA
SIKAP
BANGSA
DAN
Salah menerjemahkan suatu informasi, berpengaruh bagi pengambilan keputusan. Sikap tergesa-gesa akan berakibat jauh bagi keselamatan orang banyak. Masyarakat majemuk dapat dibina dengan kekuatan etika reliji. Peran serta masyarakat digerakkan melalui musyawarah dan
mufakat. Kekuatan moral yang dimiliki, ialah menanamkan "nawaitu" dalam diri masing-masing mengamalkan ajaran agama dengan benar. Sebab, manusia tanpa agama hakikinya bukan manusia sempurna. Tuntunan agama tampak pada adanya akhlak dan ibadah. Akhlak
Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswah hasanah), yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS.33, al Ahzab : 21).
H. Masoed Abidin
Konsep Masyarakat Madani dengan bimbingan Agama Islam, menuju Pemerintahan yang Amanah Kekuasaan akan berhasil jika menyentuh hati nurani rakyat banyak, sebelum kekuasaan itu menjejak bumi. Ukurannya adalah adil dan takarannya adalah kemashlahatan umat banyak. Kemasannya adalah jujur secara transparan. Umat perlu dihidupkan jiwanya. Menjadi satu umat yang mempunyai falsafah dan tujuan hidup (wijhah) yang nyata. Memiliki identitas (shibgah) dengan corak keperibadian terang (transparan). Rela berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Masyarakat Madani yang dituntut oleh syariat Islam menjadi satu aspek dari Sosial Reform yang memerlukan pengorganisasian (nidzam). Masyarakat Madani mesti mampu menangkap tanda-tanda zaman -perubahan sosial, politik dan ekonomi -- pada setiap saat dan tempat dengan optimisme besar. Sikap apatis adalah selemah-lemah iman (adh'aful iman). Sikap diam (apatis) dalam kehidupan hanya dapat dihilangkan dengan bekerja sama melalui tiga cara hidup , yakni bantu dirimu sendiri (self help), bantu orang lain (self less help), saling membantu dalam kehidupan ini (mutual help). Ketiga konsep hidup ini mengajarkan untuk menjauhi ketergantungan kepada pihak lain, artinya mandiri. Konsep madaniyah tampak utama didalam pembentukan watak (character building) anak bangsa. Tentu saja melalui jalur pendidikan. Maka reformasi terhadap pengelolaan keperluan masyarakat atau birokrasi mesti meniru kehidupan lebah, yang kuat persaudaraannya, kokoh organisasinya, berinduk dengan baik, terbang bersama membina sarang, dan baik hasil usahanya serta dapat dinikmati oleh lingkungannya.
P
unsur kemudian
ENERAPAN
RUHUL
MADANIYAH
atau
jiwa
kemajuan
berkehendak kepada gerak yang utuh dan terprogram. Hasilnya tidak mungkin di raih dengan kerja sambilan, buah yang di petik, sesuai dengan bibit yang di tanam,
demikian natuur-wet (sunnatullah, = undang-undang alami). Setiap berkewajiban mengajak melaksanakan dan tugas tabligh kehidupan atau dialogis
mengujudkan
berperaturan
(bertatakrama) di dunia (dinul-harakah al-alamiyyah). Melibatkan semua elemen untuk menghidupkan kesadaran dana kepatuhan
H. Masoed Abidin
Konsep Masyarakat Madani dengan bimbingan Agama Islam, menuju Pemerintahan yang Amanah hukum menjadi tugas bersama. Menurut nilai-nilai Al-Qur'an disebut ummat dawah.
3
Ada beberapa tindakan yang mungkin dilakukan segera. Pertama. Melakukan introspeksi di kalangan kita sendiri.
Mengoreksi masihkah prinsip-prinsip utama budaya bangsa dan budaya negara masih dipertahankan. Kedua. Masing-masing berusaha mengambil inisiatif dan aktif untuk mengikat kembali tali kesatuan dan persatuan bangsa dengan ikatan birokrasi tanpa gembar-gembor, namun secara jujur dalam mengatasi semua persoalan di tengah rakyat yang kita pandu. Ketiga, Memelihara kesempatan-kesempatan yang ada dan tersedia dalam melakukan tatanan (system) dengan memperbesar frekwensi pertukaran fikiran secara informal dalam berbagai masalah keumatan, dalam suasana jernih, tenang dan bersih serta tidak berprasangka. Keempat, Berusaha mencari titik-titik pertemuan (kalimatin sawa) di antara sesama kalangan dan peribadi-peribadi para
intelektual (zu'ama), para pemegang kendali sistim ('umara), dan para ikutan umat utama, para ulama dan aktifis pergerakan baik tua maupun muda, dalam ikatan yang tidak tegang dan kaku. Kekuatan terletak pada keluwesan pikiran dan keteguhan prinsip. Kelima, Menegakkan secara sungguh dan bertanggung jawab Nizhamul Mujtama' (tata hidup bermasyarakat) diatas dasar aqidah Islamiyah dan Syari'ah.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran, 3 : 104 ).
H. Masoed Abidin
Konsep Masyarakat Madani dengan bimbingan Agama Islam, menuju Pemerintahan yang Amanah Keenam, Menetapkan Memelihara mutu ibadah di kalangan umat utama. (sosial, ekonomi, siyasah) dan Akhlak
mu'amalah
(pemeliharaan tata nilai melalui pendidikan dan kaderisasi yang terarah). Mengawalnya mulai dari rumah tangga, lingkungan (usrah) dan masyarakat (uswah). Usaha menjajah menghadapi budi umat tantangan kini kontemporer di yang sedang Barat
hati
khususnya
Sumatera
1.
Mengokohkan pegangan dengan keyakinan dasar agama sebagai suatu cara hidup yang komprehensif. Menyebarkan budaya wahyu membimbing kemampuan akal. Memperluas penyampaian fiqh sosio politik, ekonomi, komunikasi, pendidikan dan lain-lain. Menguatkan peran perempuan (bundo kandung, muslimat) yang telah berhasil membentuk sejarah gemilang masa silam sebagai ibu dan pendidik di rumah tangga dan ditengah masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. Menjalin dan membuat kekuatan bersama untuk menghambat gerakan yang merusak adat budaya bangsa dan negara -- terutama di Sumatera Barat yang memiliki puncak filosofi ABSSBK --. Diantaranya, memberi bekal yang cukup melalui pelatihan dan pembekalan ilmu yang memadai, membuatkan anggaran belanja yang memadai di daerah-daerah mendukung satu usaha terpadu kearah pendidikan watak umat dan meningkatkan keselarasan, kesatuan dan keupayaan mendalami budaya dan haraki Islami. Melahirkan masyarakat penyayang dengan kehidupan beradat sesuai ABSSBK sebagai ciri khas Masyarakat Madani di Sumatera Barat.
2.
3.
4.
H. Masoed Abidin