You are on page 1of 4

Bab 6 Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Sifat dan bentuk Interaksi Sosial Interaksi sosial yang terjadi

i dapat bersifat positif dapat pula bersifat negative. Interaksi sosial positif disebut pula sebagai interaksi sosial asosiatif. Sedangkan interaksi sosial negative disebut juga interaksi sosial disosiatif. Interaksi sosial asosiatif mengarah pada persatuan karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat didalamnya mengarah pada persatuan. Interaksi sosial disosiatif mengarah pada perpecahan karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat didalamnya mengarah pada perpecahan. Dengan demikian terdapat dua bentuk interaksi sosial yang sifatnya berlawanan, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.

1.

Proses Interaksi Sosial Sosiatif Bentuk-bentuk proses asosiatif, antara lain. a. Kerja sama Kerjasama adalah proses saling mendekati dan bekerja sama antar individu, antara individu dan kelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama. Kerjasama dapat kita temukan pada semua kelompok umur, mulai anakanak sampai orang dewasa. Pada hakikatnya, kerja sama timbul apabila : 1) Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan- kepentingan yang sama. 2) Masaing-masing pihak menyadari bahwamereka hanya mungkin memenuhi kepentingan-kepentingan mereka tersebut melalui kerja sama. b. Akomodasi Akomodasi adalah usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan. Akomodasi dilakukan dengan tujuan tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam kehidupan. Misalnya, perkelahian antara dua orang siswa di sekolah. Guru dapat menjadi perantara untuk mendamaikan kedua siswa setelah guru mempelajari penyebab terjadinya perkelahian. Adapun tujuan akomodasi sebagai berikut :

1)

Mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan faham.

2)

Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.

3)

Memungkinkan terwujudnya kerjasama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial kebudayaan. psikologis dan

4)

Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran.

c.

Asimilasi Asimilasi merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan diantara orang-orang atau kelompok manusia. Mereka tidak lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih mengutamakan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama. Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut : 1) 2) Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaan nya. Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu lama. 3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masingmasing berubah dan saling menyesuaikan diri.

2.

Proses disosiatif Proses disosiatif merupakan kebalikan dari peruses asosiasif. Bila pada proses sosial asosiatif lebih menekankan bentuk kerjasama, proses sosial disosiatif lebih ditekankan pada bentuk persaingan atau perlawanan. Terdapat tiga bentuk interaksi disosiatif yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan. a. Persaingan Persaingan adalah suatu proses sosial yang terjadi di mana individu atau kelompoks aling bersaing untuk berlomba atau berkompetisi mencari keuntungan melalui bidang-bidang tertentu dengan menggunakan cara-cara yang terbuka dan adil. Misalnya, persaingan antara dua juara kelas di satu sekolah untuk membuktikan siapa yang layak mendapat bintang sekolah. Kedua juara kelas itu akan belajar dengan sungguh-sungguhuntuk mencapai gelar tersebut. Persaingan yang terjadi antara dua orang tersebut merupakan persaingan pribadi. Ada juga persaingan yang bersifat kelompok, misalnya persaingan antara Persipura Jayapura dan Persib Bandung dalam

memperebutkan tempat du putaran Final Liga Indonesia.

b.

Pertentangan Pertentangan adalah suatu proses sosial dimana seseorang atau kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan untuk mencapai tujuan atau keinginannya. Pertentangan dapat timbul karena : 1) Perbedaan pendapat, prinsip, aturan antar individu, 2) Perbedaan adat-istiadat dan kebudayaan, 3) Perbedaan kepentingan politik, ekonomi, dan sosial , 4) Perubahan sosial, disorganisasi, dan disintegrasi. c. Kontravensi Kontravensi ialah bentuk interaksi sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai dengan gejala adanya ketidak puasan terhadap seseorang atau sesuatu. Sikap tersebut dapat terlihat jelas atau tersembunyi. Sikap tersembunyi tersebut dapat berbuah menjadi kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.

Hubungan antar individu dimaksudkan agar seluruh komponen sosial berjalan dengan baik dan dinamis. Akan tetapi hubungan yang diharapkan adalah hubungan antar individu maupun kelompok yang bersifat positif bukan yang bersikap negative yang dapat mengakibatkan

perpecahan. Dalam hal itu, kita harus senantiasa menjaga hubungan yang harmonis dengan sesame, baik keluarga, teman, maupun warga masyarakat agar tercipta kerukunan dan kenyamanan hidup yang hakiki.

You might also like