You are on page 1of 36

TANAH DAN FUNGSINYA

Standar kompetensi Kompetensi Dasar : Memahami Pengertian Tanah dan Kesuburan Tanah : Menjelaskan Tanah dan Fungsinya

1. Pengertian Tanah Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan bahan organik. Tanah merupakan lapisan permukaan bumi ( Natural Body) yang berasal dari bebatuan (Natural Material ) yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam (Natural Force ) sehingga membentuk regolit ( Lapisan berpartikel halus). Tanah merupakan suatu sistem yang sangat kompleks yang dapat ditinjau dari

beberapa segi yaitu Fisik, Kimiawi, Biologis. Dari segi pertanian tanah (Soil) merupakan lapisan kerak bumi yang belum diusahakan oleh manusia ( Alamiah atau liat) seda upngkan Lahan (Land) merupakan tanah sudah diusaha kan atau dipakai budidaya manusia seperti lahan sawah,lahan pekarangan maupun lahan tegalan.

2. Komponen Penyusun Tanah Tanah dapat berfungsi sebagai media tumbuh, Tanah tersusun atas 4 komponen, antara lain : Komponen tanah mempunyai peran penting dalam menunjang fungsi tanah sebagai media tumbuh, Misalnya : 1. Udara tanah berfungsi sebagai gudang dan sumber gas, antara lain : a. O2 yang dibutuhkan oleh sel-sel perakaran tanaman untuk melaksanakan respirasi. b. CO2 bagi mikrobia fotosintesis c. N2 bagi mikrobia pengikat N 2. Air tanah berfungsi sebagai komponen utama tubuh tetanaman dan biota tanah. Sebahagian besar ketersediaandan penyerapan hara oleh tanaman dimediasi oleh air,malah unsul-unsur mobil seperti N,K dan Ca dominan diserap tanaman melalui bantuan mekanisme aliran massa air, baik kepermukaan akar maupun transportasi ke daun. Tanaman yang mengalami defisiensi ( kekurangan ) air tidak saja akan layu tetapi juga akan mengalami defisiensi hara.

3. Bahan organik dan mineral tanahsebagai gudang dan penyuplai unsur hara bagi tanaman dan biota tanah.

3. Fungsi- Fungsi Tanah Ke 4 penyusun tanah tersebut bergabung satu sama lain membentuk suatu sistem yang komplek yaitu tanah sebagai : 1. Sebagai media tumbuh 2. Sebagai gudang unsur hara 3. Menyediakan air air serta udara bagi tanaman. Atas dasar defenisi ini maka tanah sebagi media tumbuh mempunyai 4 fungsi utama, yaitu sebagai : 1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, yang mempunyai 2 peran Yaitu : a. Penyokong tegak tumbuhnya trubus ( bagian atas tanaman) b. sebagaI penyerap zat-zat yang dibutuhkan tanaman. 2. Penyediaan kebutuhan primer tanaman. 3. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolisme meliputi air,udara dan unsur-unsur hara. 4. Habitat biota tanah baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer atau skunder tanaman tersebut maupun yang dampak negatif. 5. Penyediaan kebutuhan skunder yg berfungsi dalam menunjang aktifitas supaya

berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah.

4. Proses Pembentukan Tanah Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap 1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi. 2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
2

3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis. 4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar. 5. Faktor Pembentukan Tanah Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah yaitu : T = F ( i, o, b, t, w ) Keterangan : T : Tanah F : Faktor i : Iklim o : organisme b : Bahan induk t : Topografi w : Waktu Faktor pembentukan tanah, diantaranya : 1. Iklim
o

Suhu Jika suhu semakin tinggi maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung

Curah Hujan Makin tinggi curah hujan, makin tinggi pula tingkat keasaman tanah

2. Bahan Induk Yang dimaksud bahan induk adalah bahan penyusun tanah itu sendiri yang berupa batuan 3. Organik Bahan organaik berpengaruh dalam pembentukan warna dan zat hara dalam tanah. 4. Makhluk Hidup Semua makhluk hidup berpengaruh. Baik itu jasad renik, tumbuhan, hewan bahkan manusia. 5. Topografi Topografi alam dapat mempercepat atau memparlambat kegiatan iklim. Misalnya
3

pada topografi miring membuat kecepatan air tinggi dan dapat meyebabkan terjadinya erosi. 6. Waktu Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah memainkan peran penting dalam menentukan jenis tanah yang terbentuk.

Tanah dengan istilah lain disebut pedosfera yang merupakan lapisan-lapisan tanah yang terdapat di seluruh permukaan Bumi baik yang bersifat potensial maupun yang bersifat kritis. Diantara nya : a. Litosfer yaitu bahan mineral atau lapisan kerak bumi (an organik ). b. Biosfera yaitu bahan organik atau sisa-sisa tanaman dan hewan. c. Hidrosfera yaitu air tanah d. Atmosfera yaitu udara tanah. Tanah yaitu batuan yang mengalami penghancuran atau pelapukan yang terdiri dari zat padat, cair, udara, dan sisa-sisa organik atau makhluk hidup yang tercampur menjadi satu

Proses Terjadinya Tanah a. Pemanasan,pendinginanoleh sinar matahari b. Pemadatan dan tekanan oleh sisa-sisa organik atau makhluk hidup c. Banyaknya air yang dapat mempercepat penghancuran dan pelapuka batuan d. banyak hewan kecil seperti rayap yang mengeluarkan zat yang dapat mempercepat penghancuran dan pelapukan batuan e. akar pohon besar yang dapat membuat retak lapisan batuan pelapukan

KESUBURAN DAN PRODUKTIVITAS TANAH


Standar kompetensi : Memahami Pengertian Tanah dan Kesuburan Tanah Kompetensi Dasar : Menjelaskan Pengertian Kesuburan dan Produktivitas Tanah 1. Pengertian kesuburan dan Produktivitas Kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam tanah terdapat dalam jumlah cukup, seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman. Sedangkan produktivitas adalah kemampuan tanah untuk memberikan hasil pertanian yang optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanaman, ini berkaitan dengan pelaksanaan manajemen tanah yang sebaik-baiknya. Kesuburan tanah ada 2,diantaranya : a. Kesuburan potensial yaitu kapasitas/kemampuan tanah dalam menyediakan unsur yang berasal dari sumber anorganik ( mineral ) dan organik melalui proses pelapukan. b. Kesuburan aktual yaitu kapasitas/ kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara tersedia bagi tanaman.

2. Pengertian Unsur Hara Unsur hara adalah bahan makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Unsur hara dibagi atas 2 golongan antara lain : a. Unsur hara Esensial yaitu unsur harayang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya yang normal dan sehat. Unsur hara ini bila tidak ada atau terdapat kekurangan, akan menghambat pertumbuhan tanaman. Unsur hara esensial ada 2 antara lain : 1. Unsur hara makro : C, H, O, N, P, K , Ca, S. Unsur makro digolongkan menjadi 3 diantaranya : a) Unsur pembangun/pembentuk yaitu : C, H, O, N, P, S. b) Unsur pengatur yaitu : P, S, K, Ca, Mg. 2. Unsur hara mikro yaitu : Fe, Mn, Zn, Mo, B, Cl b. Usur hara fungsional yaitu unsur hara yang mempunyai fungsi biokimia dalam pertumbuhan tanaman. Contohnya : Na pada tanaman kelapa dan bit. Si pada tanaman biji-bijian, rumput rumputan. So pada tanaman kacang-kacangan.
5

BAHAN ORGANIK TANAH


Standar kompetensi : Memahami Pengertian Tanah dan Kesuburan Tanah Kompetensi Dasar : Menjelaskan Pengertian Bahan Organic dan Peranan Bahan Organic Tanah

1. Pengertian Bahan Organik Tanah tersusun dari: (a) bahan padatan, (b) air, dan (c) udara. Bahan padatan tersebut dapat berupa: (a) bahan mineral, dan (b) bahan organik. Bahan mineral terdiri dari partikel pasir, debu dan liat. Ketiga partikel ini menyusun tekstur tanah. Bahan organik dari tanah mineral berkisar 5% dari bobot total tanah. Meskipun kandungan bahan organik tanah mineral sedikit (+5%) tetapi memegang peranan penting dalam menentukan kesuburan tanah. Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.

2. SumberBahanOrganikTanah Bahan organik tanah dapat berasal dari: a. Sumber primer, yaitu: Jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa: 1) Daun, 2) Ranting dan cabang, 3) Batang, 4) Buah, dan 5) Akar. b. Sumber sekunder, yaitu Jaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan mikrofauna. c. Sumber lain dari luar, yaitu pemberian pupuk organik berupa: 1) Pupuk kandang, 2) Pupuk hijau,
6

3) Pupuk bokasi (kompos), dan 4) Pupukhayati.

3. Komposisi Biokimia Bahan Organik Menurut Waksman (1948) dalam Brady (1990) bahwa biomass bahan organik yang berasal dari biomass hijauan, terdiri dari: a. air (75%) dan b. biomasskering(25%).

Komposisi biokimia bahan organik dari biomass kering tersebut, terdiri dari: a. Karbohidrat(60%), b. Lignin(25%), c. Protein(10%), d. Lemak,lilindantanin(5%).

Karbohidrat penyusun biomass kering tersebut, terdiri dari: a. Gula dan pati(1%-s/d-5%), b. Hemiselulosa(10%-s/d-30%),dan c. Selulosa(20%-s/d-50%).

Berdasarkan kategori unsur hara penyusun biomass kering, terdiridari: a. Karbon(C=44%), b. Oksigen(O=40%), c. Hidrogen(H=8%),dan d. Mineral(8%).

4. DekomposisiBahanOrganik Proses dekomposisi bahan organik melalui 3 reaksi, yaitu: a. Reaksi enzimatik atau oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon yang terjadi melalui reaksi enzimatik menghasilkan produk akhir berupa karbon dioksida (CO2), air (H2O), energi dan panas. b. Reaksi spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi berupa hara nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang(S). unsur hara essensial

c. Pembentukan

senyawa-senyawa

baru

atau

turunan

yang

sangatresistenberupahumustanah.

Berdasarkan kategori produk akhir yang dihasilkan, maka proses dekomposisi bahan organic digolongkan menjadi 2, yaitu : a. Prosesmineralisasi,dan b. Proseshumifikasi.

5. Peranan Bahan Organik Terhadap Tanah Bahan organik dapat berpengaruh terhadap perubahan terhadap sifat-sifat tanah berikut: a. sifat fisik tanah, b. sifat kimia tanah, dan c. sifat biologi tanah.

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat fisik tanah, meliputi: a. Stimulan terhadap granulasi tanah, b. Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah, c. Menurunkan plastisitas dan kohesi tanah, d. Meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan temperatur tanah menjadi stabil, e. Mempengaruhi warna tanah menjadi coklat sampai hitam, f. Menetralisir daya rusak butir-butir hujan, g. Menghambat erosi, dan h. Mengurangi pelindian (pencucian/leaching).

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat kimia tanah, meliputi: a. Meningkatkan hara tersedia dari proses mineralisasi bagian bahan organik yang mudah terurai, b. Menghasilkan humus tanah yang berperanan secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi, c. Meningkatkan kapasitas tukar kation (ktk) tanah 30 kali lebih besar ketimbang koloid anorganik, d. Menurunkan muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap mineral oksida dan kation al dan fe yang reaktif, sehingga menurunkan fiksasi p tanah, dan
8

e. Meningkatkan ketersediaan dan efisiensi pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan p oleh asam-asam organik hasil dekomposisi bahan organik.

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat biologi tanah, meliputi: a. Meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah (makrobia dan mikrobia tanah), dan b. Meningkatkan populasi organisme tanah (makrobia dan mikrobia tanah).

Peningkatan baik keragaman mupun populasi berkaitan erat dengan fungsi bahan organik bagi organisme tanah, yaitu sebagai: a. Bahan organik sebagai sumber energi bagi organisme tanah terutama organisme tanah heterotropik,dan b. Bahan organik sebagai sumber hara bagi organisme tanah

PROFIL TANAH

Standar kompetensi : Memahami Profil Tanah Kompetensi Dasar : Menjelaskan Profil Tanah

1. Definisi Profil Tanah Profil tanah didefinisikan sebagai irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bahan induk tanah. Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horisonhorison sebagai berikut: O - A - E - B - C R Keterangan: 1. Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). 2. Horison A adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. 3. Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang. 4. Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison diatasnya. 5. Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi. 6. R adalah bahan induk tanah, yang meliputi horison: E - B.

10

Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm). disamping itu entuk topografi dari batas horison tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus (Foth, 1988).

11

KLASIFIKASI TANAH DILAPANGAN

Standar kompetensi : Memahami Profil Tanah Komppetensi dasar : Mengidentifikasi Profil Tanah

12

SIFAT FISIK TANAH


Standar kompetensi : Mengindentifikasi Sifat-Sifat Tanah Kompetensi Dasar : Menjelaskan Pengertian Sifat Fisik Tanah dan Mengindentifikasi Sifat-Sifat FisikTanah

1. Pengertian Sifat fisik Tanah Sifat Fisika tanah adalah cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisika yang terjadi dalam tanah. Karena pengertian fisika meliputi materi dan energi, maka fisika tanah membahas pula status dan pergerakan material serta aliran dan transformasi energi dalam tanah. Tujuan Fisika tanah dapat dilihat dari 2 sisi: a. Dalam satu sisi, tujuan kajian fisika tanah adalah untuk memberikan pemahaman dasar tentang mekanisme pengaturan perilaku (fisika dan kimiawi) tanah, serta perannya dalam biosfer, termasuk proses saling hubungan dalam pertukaran energi di dalam tanah, serta siklus air dan material yang dapat diangkutnya. b. Pada sisi lainnya, pemahaman fisika tanah dapat digunakan sebagai asas untuk manajemen sumberdaya tanah dan air, termasuk kegiatan irigasi, drainasi, konservasi tanah dan air, pengolahan tanah dan konstruksi.

Oleh karena itu fisika tanah dapat dipandang sebagai ilmu dasar sekaligus terapan dengan melibatkan berbagai cabang ilmu yang lain termasuk ilmu tanah, hidrologi, klimatolologi, ekologi, geologi, sedimentologi, botani dan agronomi. 2. Sifat fisik tanah meliputi : a. Warna tanah Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief, 1979). Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip warnanya. Dalam menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut. Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna tanah penting untuk
13

diketahui karena berhubungan dengan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga mineralogi tanah (Thompson dan Troen, 1978). Mineral-mineral yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah kebanyakan berwarna agak terang (light). Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu berwarna agak kelabu terang, jika terdiri dari mineral-mineral serupa itu yang sedikit mengalami perubahan kimiawi. Warna gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari bahan organik yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase bahan organik di dalam tanah diestimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam tanah akan mengahsilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas. b. Tekstur Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu (Hakim et al, 1986). Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air (Kartosapoetra, 1988). Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar. Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau kelompok-kelompok atas dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi kimianya, warna, berat atau sifat lainnya. Kelompok partikel ini pula disebut dengan separate tanah. Analisa partikel laboratorium dimana partikel-partikel tanah itu dipisahkan disebut analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi menurut ukuran-ukuran partikel tanah (Hakim et al, 1986).

14

Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan kecepatan air partikel di dalam air. c. Struktur Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar. Tipe struktur terdapat empat bentuk utamanya yaitu : a. Bentuk lempung b. Bentuk prisma c. Bentuk gumpal d. Bentuk spheroidel atau bulat

Keempat bentuk utama di atas akhirnya menghasilkan tujuh tipe struktur tanah. Suatu pengertian tentang sebab-sebab perkembangan struktur di dalam tanah perlu diperhatikan, karena sturktur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat berubah karena pengelolaan tanah. Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana partikel-partikel tanah mengelompok bersama-sama menjadi cluster. Pembentukan ini kadang-kadang sampai ke tahap perkembangan struktural yang mantap. Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar. Struktur lapisan olah dipengaruhi oleh praktis dan di mana aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu menjaga
15

kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi produksi pertanian (Hakim et al., 1986). d. Kadar Air Menurut Hakim et al (1986), metode umum yang biasa dipakai untuk menentukan jumlah air yang dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap tanah kering. Bobot tanah yang lembab dalam hal ini dipakai karena kedaaan lembab sering bergejolak dengan keadaan air. Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi dan kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping itu, faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim juga berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman (Hanafiah, 2005). e. Bulk Density (Kerapatan Isi) Kerapatan isi adalah berat per satuan volume tanah kering oven, biasanya ditetapkan dalam g/cc (Hakim et al, 1986). Menurut Hardjowigeno (1987), bulk density dapat digunakan untuk menghitung ruang pori total dengan dasar bahwa kerapatan zarah tanah adalah 2,65 g/cc. Metode penentuan bulk density yang paling sering digunakan adalah dengan ring sampel atau metode clod gumpalan tanah yang dicelupkan ke dalam cairan plastik yang kemudian ditimbang dan di dalam air untuk mengetahui berat dan volume dari clod gumpalan isi. Ditambahkan oleh Hanafiah (2005), bahwa nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin berat. f. Ruang Pori Total Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentase volume ruang pori total disebut porositas. Untuk menentukan porositas, contoh tanah ditempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh dan kemudian cores ini
16

ditimbang. Perbedaan berat antara keadaan jenuh air dan core yang kering oven merupakan volume ruang pori. Untuk 400 cm3 cores yang berisi 200 gr (200 cm3) air pada kondisi jenuh porositas tanahnya akan mencapai 50% (Foth, 1988). Tanah dengan tekstur halus mempunyai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang luas. Hal ini telah ditekankan bahwa tanah permukaan yang berpasir mempunyai porositras kecil daripada tanah liat. Berarti bahwa tanah pasir mempunyai volume yang lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah pasir mungkin rendah tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada komposisi poripori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan udara dan airnya. Persentase volume yang dapat terisi oleh pori-pori kecil pada tanah pasir rendah yang menyebabkan kapasitas menahan airnya rendah. Sebaliknya tanah-tanah permukaan dengan tekstur halus memiliki ruang pori total lebih banyak dan proporsinya relatif besar yang disusun oleh pori kecil. Akibatnya adalah atanah mempunyai kapasitas menahan air yang tinggi. g. Infiltrasi Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan dari air permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dan air tanah. Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiknya dan derajat kemampatannya, kandungan air dan permebilitas lapisan bawah permukaan, nisbi air, dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada sutu tanah hutan karena pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan juga oleh tekanan dari pukulan air hujan pada permukaan tanah. Infiltrasi adalah proses masuknya air dari permukaan ke dalam tanah. Perkolasi adalah gerakan aliran air di dalam tanah (dari zone of aeration ke zone of saturation). Infiltrasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan dan juga berpengaruh terhadap laju aliran permukaan (run off).

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Laju Infiltrasi Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah : Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh. Kelembaban tanah Pemampatan tanah oleh curah hujan Penyumbatan oleh bahan yang halus (bahan endapan)
17

Pemampatan oleh orang dan hewan Struktur tanah Tumbuh-tumbuhan Udara yang terdapat dalam tanah Topografi Intensitas hujan Kekasaran permukaan Mutu air Suhu udara Adanya kerak di permukaan. h. Permeabilitas Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara. Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian. Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Menurut Susanto dan Purnomo (1996), pada kebanyakan tanah, pada kenyataan konduktivitas hidroulik tidak selamanya tetap. Karena berbagai proses kimia, fisika dan biologi, konduktivitas hidroulik bisa berubah saat air masuk dan mengalir ke dalam tanah. Perubahan yang terjadi pada komposisi ion kompleks yang dapat

dipertukarkanseperti saat air memasuki tanah mempunyai komposisi atau konsentrasi zat terlarut yang berbeda dengan larutan awal, bisa sangat merubah konduktivitas hidroulik. Secara umum konduktivitas akan berkurang bila konsentrasi zat terlarut

18

elektrolit berkurang, disebabkan oleh penomena pengembangan dan dispersi yang juga dipengaruhu oleh jeni-jenis kation yang ada pelepasan dan perpindahan partikel-partikel lempung, selama aliran yang lam, bisa menghasilkan penyumbatan pori. Interaksi zat terlarut dan matrik tanah dan pengaruhnya terhadap konduktivitas hidroulik khususnya penting pada tanah-tanah masam dan berkadar natrium tinggi. i. Stabilitas Agregat Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan tergantung padaketahanan jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan sementasi atau pengikatan, Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kemantapan agregat antara lain bahan-bahan penyemen agregat tanah, bentuk dan ukuran agregat, serta tingkat agregasi Stabilitas agregat yang terbentuk tergantung pada keutuhan tanag permukaan agregat pada saat rehidrasi dan kekuatan ikatan antarkoloid-partikel di dalam agregat pada saat basah. Pentingnya peran lendir (gum) microbial sebagai agen pengikat adalah menjamin kelangsungan aktivitas mikroba dalam proses pembentukan ped dan agregasi.

19

SIFAT KIMIA TANAH


Standar kompetensi : Mengidentifikasi sifat sifat Tanah Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi Sifat Kimia Tanah

1. Pengertian sifat Kimia Tanah Kimia tanah merupakan unsur zat kimia yang terdapat dalam tanah, dimana zat kimia tersebut berasal dari zat kimia yang meresap kedalam tanah dan mengalami penurunan kualitas yang dikarenakan unsur zat kimia tersebut. Unsur kimia yang terdapat dalam tanah terdiri dari unsur : a. Choride b. Boron c. Sulfate d. Nitrogen 2. Beberapa sifat kimia tanah yang penting diketahui, meliputi: a. Reaksi tanah atau pH tanah Reaksi atau pH tanah merupakan tingkat derajat keasaman tanah yang berada dilarutan tanah. Tingkat keasaman tanah ini sangat dipengaruhi oleh Faktor-faktor : 1) Pembentukan tanah 2) Perubahan iklim 3) Tindakan bercocok tanam yang dilakukan oleh manusia 4) Tempat pengambilan sampel tanah 5) Kadar air pada saat pengambilan sampel tanah

b. Kapasitas Tukar Kation (KTK) Salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau Cation Exchangable Cappacity (CEC). KTK merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan (cation exchangable) pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KTK adalah milliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 g tanah.
20

Beberapa Istilah KTK Berdasarkan pada jenis permukaan koloid yang bermuatan negatif, KTK dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) KTK koloid anorganik atau dikenal sebagai KTK liat tanah, KTK liat adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid anorganik (koloid liat) yang bermuatan negatif.

Nilai KTK liat tergantung dari jenis liat, sebagai contoh: a. Liat Kaolinit memiliki nilai KTK = 3 s/d 5 me/100 g. b. Liat Illit dan Liat Klorit, memiliki nilai KTK = 10 s/d 40 me/100 g. c. Liat Montmorillonit, memiliki nilai KTK = 80 s/d 150 me/100 g. d. Liat Vermikullit, memiliki nilai KTK = 100 s/d 150 me/100 g.

2) KTK koloid organik atau dikenal sebagai KTK bahan organik tanah, dan KTK koloid organik sering disebut juga KTK bahan organik tanah adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid organik yang bermuatan negatif. Nilai KTK koloid organik lebih tinggi dibandingkan dengan nilai KTK koloid anorganik. Nilai KTK koloid organik berkisar antara 200 me/100 g sampai dengan 300 me/100 g. c. KTK total atau KTK tanah. KTK total merupakan nilai KTK dari suatu tanah adalah jumlah total kation yang dapat dipertukarkan dari suatu tanah, baik kation-kation pada permukaan koloid organik (humus) maupun kation-kation pada permukaan koloid anorganik(liat).

Perbedaan KTK Tanah Berdasarkan Sumber Muatan Negatif Berdasarkan sumber muatan negatif tanah, nilai KTK tanah dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. KTK muatan permanen, dan KTK muatan permanen adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid liat dengan sumber muatan negatif berasal dari mekanisme
21

substitusi isomorf. Substitusi isomorf adalah mekanisme pergantian posisi antar kation dengan ukuran atau diameter kation hampir sama tetapi muatan berbeda. Substitusi isomorf ini terjadi dari kation bervalensi tinggi dengan kation bervalensi rendah di dalam struktur lempeng liat, baik lempeng liat Si-tetrahedron maupun Aloktahedron. Contoh peristiwa terjadinya muatan negatif diatas adalah: (a). terjadi substitusi isomorf dari posisi Si dengan muatan 4+ pada struktur lempeng liat Si-tetrahedron oleh Al yang bermuatan 3+, sehingga terjadi kelebihan muatan negatif satu, (b). terjadinya substitusi isomorf dari posisi Al yang bermuatan 3+ pada struktur liat Aloktahedron oleh Mg yang bermuatan 2+, juga terjadi muatan negatif satu, dan (c). terjadi substitusi isomorf dari posisi Al yang bermuatan 3+ dari hasil substitusi isomorf terdahulu pada lempeng liat Si-tetrahedron yang telah bermuatan neatif satu, digantikan oleh Mg yang bermuatan 2+, maka terjadi lagi penambahan muatan negatif satu, sehingga terbentuk muatan negatif dua pada lempeng liat Si-tetrahedron tersebut. Muatan negatif yang terbentuk ini tidak dipengaruhi oleh terjadinya perubahan pH tanah. KTK tanah yang terukur adalah KTK muatan permanen.

2. KTK muatan tidak permanen. KTK muatan tidak permanen atau KTK tergantung pH tanah adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid liat dengan sumber muatan negatif liat bukan berasal dari mekanisme substitusi isomorf tetapi berasal dari mekanisme patahan atau sembulan di permukaan koloid liat, sehingga tergantung pada kadar H+ dan OH- dari larutan tanah.

Hasil Pengukuran KTK Tanah

Berdasarkan teknik pengukuran dan perhitungan KTK tanah di laboratorium, maka nilai KTK dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1. KTK Efektif, dan 2. KTK Total.

d. Reaksi Pertukaran Kation


22

Reaksi pertukaran kation juga melibatkan H+ sehingga istilah Pertukaran Kation lebih tepat daripada Pertukaran Basa. Kation yang terjerap dapat ditukar oleh kation lainnya, dan proses ini dinamakan sebagai PERTUKARAN KATION. Reaksi pertukaran ini berlangsung secara instant. Ca Tanah + 2NH4+ (NH4)2 - Tanah + Ca2+ Jerapan dan pertukaran kation ini mempunyai arti penting di dalam serapan hara oleh tanaman, kesuburan tanah, retensi hara dan pemupukan. Kation yang terjerap biasanya tersedia untuk tanaman dengan menukarkannya dengan ion H+ hasil respirasi akar tanaman. Hara yang ditambahkan ke dalam tanah melalui pemupukan akan diikat oleh permukaan koloid tanah dan dapat dicegah dari pelindian, sehingga dapat menghindari kemungkinan pencemaran air tanah (ground water). e. Kejenuhan basa (base saturation) Kejenuhan basa berhubungan erat dengan KPK tanah: % Kejenuhan basa = [Jumlah Kation Tertukar (dlm me %) / KPK] x 100

Contoh : Kation Tertukar Ca Mg K Na Jumlah me % 10 5 10 5 30

Jika KPK tanah = 50 me %, maka % kejenuhan basa = 30/50 x 100 = 60 %


23

Ada korelasi positif antara pH tanah dan persen kejenuhan basa. Secara umum jika pH tinggi, kejenuhan basa akan tinggi. Kejenuhan basa yang rendah berarti kandungan H+ yang tinggi. Kejenuhan basa biasanya dapat digunakan sebagai indikasi kesuburan tanah. Tanah sangat subur derajat kejenuhan basa 80%, Tanah kesuburan sedang derajat kejenuhan basa 50 % - 80 % Tanah tidak subur derajat kejenuhan basa 50 % Pengapuran (liming) dapat meningkatkan kejenuhan basa.

24

SIFAT BIOLOGI TANAH


Standar kompetensi : Mengidentifikasi sifat sifat Tanah Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi Sifat Biologi Tanah

1. Pengertian Biologi Tanah Biologi tanah, tanah sebagai habitat merupakan habitat organisme tanah, mikroflora dan fauna tanah, sumber energi dan nutrisi organisme tanah, akar tanaman dan rhizosfer, interaksi organisme tanah, hubungan sifat tanah dengan organisme tanah, mikoriza, transformasi karbon, transformasi nitrogen, fiksasi nitrogen, transformasi sulfur, fosfor dan unsur lain, bioremediasi, pengomposan, gas global, bioindikator, kualitas tanah, intensifikasi pertanian dan organisme tanah.

2. Jasad hidup tanah dibagi atas 2 golongan : a. Golongan Tumbuhan, dibedakan atas : 1) Makro flora Yaitu tumbuhan tingkat tinggi, Contohnya, akar tanaman. Yang berfungsi sebagai : a) Produsen utama dari BO tanah b) Akar tumbuhan dan misi dalam tanah, jadi merupakan sumber / gudang energi bagi mikrobia tanah. c) Berperan dalam memantapkan agregat / struktur tanah.

2) Mikroflora Yaitu tumbuhan yang sangat kecit yang dapat dilihat dengan alat bantu mikroskop contoh. Bakteri, Cendawan, ganggangdan Actinomicetes. a) Bakteri paling banyak dijumpai dalam tanah. Berdasarkan cara memperoleh bahan makanan bakteri dibedakan atas : Bakteri heterotop yaitu bakteri yang memperoleh energi atau bahan makananya dari hasil penguraian BO. Peran bakteri ini sebagai : Penghancur sisa-sisa tanaman atau hewan

25

Tanpa adanya bakteri yang heterotop ini, zat karbon yang terikat dalam bentuk zat karbohidrat, lemak dan protein yang dibentuk tanaman melalui asimilasi CO2 akan tetap dalam sisa tanaman atau hewan ( Siklus C berhenti ). Contoh : Bakteri ammonifakasi, Rhizobium sp dan sebagainya

b. Golongan hewan, dibedakan atas : 1) Makrofauna Yaitu hewan yang dapat dilihat dengan kasat mata. Contoh: cacing tanah, serangga tanah dll Cacing tanah - Cacing tanah menyukai lingkungan tanah yang lembab, kandungan BO yang tinggi dan reaksi tanah yang alkalis. - Peran cacing tanah : Memperbaiki struktur tanah, aerasi dan tata air (kotoran cacing kaya C organik, anorganik, hara P, Mg, Ca tersedia, disamping lubang cacing yang ditinggalkan). Bercampur BO dengan tanah. Membalik lapisan tanah sawah kelapisan atas. Serangga tanah - Serangga ini kebanyakan hidup bertelur dan bermetamorfora dalam tanah namun berkeliaran diluar tanah setelah dewasa ( kumbang ). - Peran nya : Memecahkan BO sisa-sisa tanaman Menggemburkan tanah Mengaduk BO tanah dengan tanah. Mikrobia tanah ini ada golongan saprofit ( menguntungkan ) dan ada yang bersifat parasit ( merugikan ). 2) Mikrofauna Yaitu hewan yang sanat kecil yang tidak nampak dilihat dengan kasat mata harus memakai alat bantu berupa mikroskop atau kaca loupe. Contoh : Protozoa dan nematoda. Protozoa

26

Sejenis binatang yang uniselluler, berukuran lebih besar dari pada bakteri dan bergerak leluasa dalam tanah maupun air karena memiliki sejenis rambut ( Cassia/Flagella) - Perannya sebagai : Pelapukan BO tanah Melapukkan bahan organisme (mineral) dan menyerap zat-zat antagonis dalam bentuk larutan. Protozoa sebagian sebagai pemakan bakteri. Nematoda Populasinya cukup besar dalam tanah dan menyukai tanah yang gembur dan kaya akan BO. - Perannya : Yang menguntungkan : yaitu membantu penguraian sisa-sisa tanaman dan hewan memperbaiki aerasi tanah. Yang merugikan :yaitu sebagai hama tanaman. Mikroflora dan mikrofauna berfungsi sebagai penyusun mikrobia tanah ( jasad renik tanah ). Jasad hidup tanah dari berbagai ukuran ini paling banyak hiduppada lapisan tanah sedalam 20 30 cm. Yang berperan penting dalam peredaran unsur hara dan kesuburan tanah. Pengaruh jasad hidup tanah yang merugikan terhadap pertumbuhan tanaman antara lain : 1. Molusca,Nematoda dan semut sering mengganggu pertumbuhan tanaman. 2. Yang paling merusak yaitu mikroflora sebagai penyebab penyakit dan hama tanaman. 3. Unsur hara ( N,P,K ) merupakan unsur mikro 4. Persaingan dalam penggunaan O2 (bila tanah tergenang ) 5. Timbul zat racun dan penguapan N,S. Pengaruh jasad hidup tanah yang menguntungkan terhadap

pertumbuhan tanaman antara lain : 1. Meningkat kandungan BO tanah 2. Mengusahakan pH tanah sekitar 6 8
27

3. Memperbaikji aerasi tanah 4. Melakukan pemulsaan pada tanah 5. Inokulasi bakteri rhizobium sp dan seterusnya.

3. Beberapa Sifat Biologi Tanah antara lain : a. Total Mikroorganisme Tanah Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah (Anas 1989). Selanjutnya Anas (1989), menyatakan bahwa jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme, populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi lain yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada tanah tersebut.Jumlah mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan tempat organisme dalam hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil tanah. Data ini juga berguna dalam membandingkan keragaman iklim dan pengelolaan tanah terhadap aktifitas organisme didalam tanah (Anas 1989). b. Jumlah Fungi Tanah Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga mereka menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari bahan organik. Fungi dibedakan dalam tiga golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini maka dekomposisi bahan organik dalam suasana masam tidak akan terjadi (Soepardi, 1983).

28

c. Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P) Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang jumlahnya berkisar 103 106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim Phosphatase maupun asam-asam organik yang dapa melarutkan fosfat tanah maupun sumber fosfat yang diberikan (Santosa et.al.1999 dalam Mardiana 2006). Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan bahan organik, memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah bakteri dalam tanah bervariasi karena perkembangan mereka sangat bergantung dari keadaan tanah. Pada umumnya jumlah terbanyak dijumpai di lapisan atas. Jumlah yang biasa dijumpai dalam tanah berkisar antara 3 4 milyar tiap gram tanah kering dan berubah dengan musim (Soepardi, 1983) d. Total Respirasi Tanah Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas

mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne (Anas 1989). Penetapan respirasi tanah didasarkan pada penetapan : 1. Jumlah CO2 yang dihasilkan, dan 2. Jumlah O2 yang digunakan oleh mikroba tanah. Pengukuran respirasi ini berkorelasi baik dengan peubah kesuburan tanah yang berkaitan dengan. Aktifitas mikroba seperti: 1. Kandungan bahan organik 2. Transformasi N atau P, 3. Hasil antara, 4. pH, dan 5. 5.Rata-rata jumlah mikroorganisme

29

30

KLASIFIKASI TANAH

Standar kompetensi : Memahami jenis - jenis Tanah Komppetensi dasar : Menjelaskan penggolongan jenis tanah

1. Pengertian Klasifikasi tanah Klasifikasi tanah adalah Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975). Sistem klasifikasi ini menggunakan enam (6) kateori, yaitu: a. Ordo b. Subordo c. Great group d. Subgroup e. Family, f. Seri

Sistem klasifikasi tanah ini berbeda dengan sistem yang sudah ada sebelumnya. Sistem klasifikasi ini memiliki keistimewaan terutama dalam hal: a. Penamaan atau Tata Nama atau cara penamaan. b. Definisi-definisi horison penciri. c. Beberapa sifat penciri lainnya.

Sistem klasifikasi tanah terbaru ini memberikan Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama dari tanah tersebut. Menurut Hardjowigeno (1992) terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975, yaitu: a. Alfisol Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah

31

termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.

b. Aridisol Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil.

c. Entisol Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol.

d. Histosol Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau Organosol.

e. Inceptisol Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.

f. Mollisol Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata

32

Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll.

g. Oxisol Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batasbatas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.

h. Spodosol Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang, dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol.

i. Ultisol Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.

j. Vertisol Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit.

33

KLASIFIKASI TANAH DILAPANGAN

Standar kompetensi : Memahami jenis - jenis Tanah Komppetensi dasar : Mengidentifikasi jenis-jenis Ttanah

34

AIR TANAH Standar kompetensi : Memahami Pengertian Air Tanah Komppetensi dasar : Mengidentifikasi Air Tanah

1. Pengertian Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.

35

AIR TANAH

Standar kompetensi : Memahami Pengertian Air Tanah Kompetensi dasar : Mengidentifikasi Peran Air Tanah yang menguntungkan dan Peran Air Tanah yang Merugikan.

36

You might also like