You are on page 1of 11

PENDAHULUAN

Dewasa ini kebutuhan seseorang terhadap suatu produk, bukan hanya didorong oleh faktor kebutuhan, tetapi juga akibat adanya keinginan yang disertai dengan daya beli masyarakat tersebut. Salah satu perilaku konsumen dalam membeli sebuah produk adalah menilai dari mereknya. Suatu produk bisa sama jenisnya dengan produk yang lain, namun sebuah merek akan menjadi differensiasi dari masing-masing produsen. Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi dari keseluruhannya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual atau sekelompok penjual, agar dapat dibedakan dari pesaingnya (American Marketing Association/Kotler). Dengan adanya merek juga akan mempermudah konsumen dalam menganali dan mengidentifikasi suatu produk, sehingga konsumen dapat menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan dan menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Suatu merek akan menjadi salah satu faktor penting bagi perusahaan yang akan mendukung keberhasilan dalam penguasaan pasar. Para produsen perlu menyadari bahwa produk adalah benda mati, sedangkan yang memberi nyawa dari suatu produk adalah merek, sehingga suatu merek sangat penting untuk dikelola sehingga konsumen akan selalu bersikap loyal terhadap produk tersebut. Namun, terkadang beragamnya merek dipasaran bagi konsumen dapat membingungkan mereka dalam memilih. Padahal merek-merek tersebut memiliki jenis produk yang sama dan memberikan manfaat yang serupa atau beda tipis. Untuk itulah yang akan dijadikan pertimbangan konsumen terhadap sebuah produk adalah dari ekuitas merek tersebut. Ekuitas merek adalah nilai dari suatu produk atau perusahaan yang ada dalam ingatan konsumen. Semakin kuat seorang konsumen mempunyai pengetahuan mengenai sebuah produk, maka ekuitas merek suatu produk tersebut akan semakin tinggi. Beberapa contoh produk di yang memiliki ekuitas merek, yakni: Coca-cola, Mc.Donald, Teh Botol, Aqua, Indomie, Lifebouy, dll.

PEMBAHASAN
2.1 Membangun Ekuitas Merek

Ekuitas merek adalah kekuatan sebuah merek dalam menarik seberapa banyak konsumen yang mampu mengingat merek, menganggap merek positif, dan memiliki loyalitas terhadap merek. Menurut Aaker (1991:15) Brand Equity adalah satu set brand asset dan liabilitas yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan.

Brand Loyalty merupakan inti dari ekuitas merek (brand equity). Suatu produk yang dapat mempunyai name awareness yang tinggi, kualitas yang baik, brand associations yang cukup banyak tetapi belum tentu memiliki brand loyalty. Sebaliknya produk yang memiliki brand loyalty dapat dipastikan memiliki name awareness yang cukup tinggi, kualitas yang baik, brand associations yang cukup dikenal.

Ekuitas merek tinggi, berarti: daya tarik produk tinggi minat konsumen untuk membeli juga tinggi perusahaan mudah menciptakan pasar baru strategi komunikasi pemasaran lebih unggul menguasai pasar lebih lama

Membangun Ekuitas Merek


Gambar (Keller, 1993)

Kesadaran Merek (Brand Awareness) seberapa nama merek mampu disebutkan oleh konsumen atau kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu Mencakup: - Pengenalan terhadap merek (brand recognition): mencerminkan tingkat kesadaran yang dangkal - Kemampuan mengingat merek (brand recall): mencerminkan kesadaran yang lebih dalam Citra Merek (Brand Image) jenis asosiasi yang muncul pada konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.

2.2

Contoh-Contoh Produk dengan Ekuitas Merek

2.2.1 Coca-cola Untuk produk minuman kola (berkarbonasi) yang dapat kita temukan hingga di pelosok pendesaan. Kita mengetahui bahwa Coca-cola bukan minuman yang sehat, tetapi karena ekuitas brand tersebut sangat kuat sehingga mengakibatkan orang tetap membeli karena berbagai macam pertimbangan.

2.2.2 Indomie Mie Instant, yang sebetulnya indomie merupakan produk makanan mie instan yang mudah disajikan murah dan terjangkau. Kualitas dan rasanya sudah melidah di kalangan masyarakat. Indomie sudah menjadi makanan favorit bagi masyarakat, terkadang indomie dijadikan makanan pengganti nasi ketika masyarakat lapar, padahal sesungguhnya kandungan indomie tidak sebaik kandungan yang ada di nasi, karena kehadiran indomie sudah lama, serta penggunaan jingle indomie yang menarik dan penyajian iklan yang kreatif, menyebabkan masyarakat akrab dengan produk ini

Aqua Aqua merupakan market leader dalam minuman mineral, yang dulunya masyarakat memasak air untuk minum, dengan kehadiran aqua masyarakat diajak untuk mengkonsumsi air minum alami yang sehat tanpa harus repot memasaknya terlebih dahulu. Aqua memiliki pengemasan yang berkualitas dan steril, mutunya terjamin sehingga masyarakat lebih percaya kepada merek aqua daripada merek lain meskipun harga aqua sedikit lebih tinggi dari merek air mineral lainnya.

2.2.3 Nokia

2.2.4 Sampoerna A Mild Rokok dengan nikotin rendah, tetapi dengan harga premium (mahal) konsumen tetap setia. Sampoerna, pada tahun 2008 PT.Philip Morris membeli PT.HM Sampoerna seharga US$ 4 Milliar padahal nilai aset Sampoerna hanya US$ 1 Miliar. Pembelian yang sedemkian besarnya tersebut dikarenakan karena ekuitas merek dari Sampoerna. Pada saat industri rokok diterpa oleh kampanye bahaya merokok, Sampoerna mengeluarkan produk dengan merek A-mild dengan klaim rokok rendah nikotin yang diterima masyarakat dan dengan Indentitas karakter iklan Bukan Basa-Basi yang merupakan suatu jingle yang diingat oleh semua orang, hingga saat ini. Keputusan membeli Sampoerna oleh Philip Moris disadari sebagai stategi untuk memasuki pangsa pasar Indonesia yang belum terlalu ketat dalam regulasi soal bahaya merokok dan daripada membuat suatu merek baru yang memerlukan biaya besar dan belum tentu berhasil.

2.2.5 Mc. Donald/Sturbuck Coffe Mc.Donald dan Sturbuck Coffe ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum saja tetapi sudah menjadi gaya hidup atau gengsi. Maka dari itu ekuitas merek dari produk ini sangat melekat di benak para konsumen, sehingga walaupun harganya cukup mahal tetapi para konsumen tetap membeli dan menggunakan produk dengan merek ini karena memiliki ekuitas merek yang bagus.

2.2.6 Teh Botol

Teh botol merupakan produk dengan terobosan unik yang hadir dimasyarakat. Teh manis yang dikemas dengan botol ini rasanya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, teh botol berusaha menciptakan merek melalui iklan yang mudah diingat oleh masyarakat, sehingga masyarakat merasa perlu mengkonsumsi teh botol di setiap aktivitas kesehariannya. 2.2.7 Gillette Ggillete mencoba hadir sebagai alat pencukur praktis bagi pria, dengan alat yang diciptakan menggunakan teknologi standar internasional, konsumen (khususnya pria) secara tidak langsung diajak untuk selalu menjaga penampilannya, agar tetap menarik saat behadapan dengan orang lain , konsumen memilih gillete karena

kualitas barang yang awet, tektur yang lembut, sehingga tidak melukai kulit. Kini hadir produk serupa untuk wanita dengan nama baru yakni Daisy.

2.2.8 Es Krim Walls Es krim Walls menjadi perhatian masyarakat melalui jingle khas nya, saat ini Es krim walls termasuk produk Es krim yang mampu bertahan sejak lama yang ada di Indonesia, melalui banyak varian rasa, dan iklan yang beragam mulai darti iklan untuk anak-anak, dewas, hingga keluarga, menjadi upaya Walls untuk merebut perhatian konsumennya.

2.2.9 Mobil Panther Mobil Panther dengan slogan kendaraan yang berbahan bakar irit, menjadi daya jual andalan yang berbeda dari produk mobil lainnya, masyarakat diyakinkan bahwa panther memang tidak boros, dan tenaganya kuat serta merupakan kendaraan yang dapat melaju dengan kencang, kendaraan irit bahan bakar menjadi pilihan banyak masyarakat, mengingat bahan bakar minyak yang saat ini semakin tinggi harganya.

2.2.10Lifebouy

Orang mengenal lifebouy sebagai produk sabun mandi, namun sekarang muncul lifebouy shampo. Hal ini dapat dianalisa sebagai strategi pemasaran untuk berebut pangsa pasar shampo dengan memakai merek lifebouyyang sudah dikenal dan mapan dalam pangsa pasar sabun mandi. PT Unilever sebagai produsen merek lifebouy menyadari manfaat dari kuatnya ekuitas merek lifebouy, sehingga daripada mengeluarkan merek lain, lebih baik menggunakan merek lifebouy sebagai produk shampo baru sehingga akan menghemat biaya promosi untuk merek baru.

2.2.11Rinso Deterjen yang paling terkemuka, serta paling diingat konsumen selain kehadirannya yang memang sudah lama ada ditengah-tengah masyarakat, varian Rinso pun mampu meyakinkan masarakat bahwa Rinso merupakan

Produk yang tidak pernah mati, dan senantiasa melakukan inovasi, untuk memenuhi kebutuhan para konsumennya.

*KEMBANGIN LAGI, KASIH PEMAPARAN KNP MEREK2 INI PUNYA BRAND EKUITAS!!
2.3 Pengaruh Ekstensi Merek terhadap Ekuitas Merek

Sebelum melakukan brand extension, Hal yang plaing penting untuk dilakukan perusahaan yaitu melakukan riset pasar untuk mengetahui profile dari customer, ekspektasi harga, kebutuhan customer, dll Setelah melakukan riset tersebut maka perusahaan dapat mengambil tindakan untuk melakukan brand extension atau tidak. meskipun kadang kala hasil riset tersebut berbeda dengan kenyataan pada saat peluncuran brand extension. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan dari brand extension yaitu asosiasi dari parent brand nya sendiri, Jika produk dari brand extension tersebut memiliki asosiasi yang dekat dengan parent brand maka kemungkinan sukses akan lebih besar dibandingkan jika asosiasinya berbeda dengan parent brand nya. Namun jika mengalami kegagalan, maka justru menjadi kanibal bagi produk utamanya (cannibalization).

Contoh-contoh beberapa brand yang melakukan ekstensi Berhasil: Sampho lifebuoy asalnyahanya dikenal dengan produk sabun mandi saja. Hal ini dapat dianalisa sebagai strategi pemasaran untuk berebut pangsa pasar shampo dengan memakai merek lifebouyyang sudah dikenal dan mapan dalam pangsa pasar sabun mandi. PT Unilever sebagai produsen merek lifebouy menyadari manfaat dari kuatnya ekuitas merek lifebouy, sehingga daripada mengeluarkan merek lain, lebih baik menggunakan merek lifebouy sebagai produk shampo baru sehingga akan menghemat biaya promosi untuk merek baru.

Vaseline Men (Body Lotion, facial wash, mousteraizer) asalnya body lotion buat wanita saja Antimo minyak angin asalnya obat mabuk kendaraan saja

Sido Muncul, Kuku Bima yang awalnya merupakan merek untuk obat kuat pria sekarang merambah ke produk minuman bernergi dengan format powder dalam sachet yang sekarang menjadi salah satu pesaing dari Extra Joss. mercedes benz yang mengeluarkan c-class tanpa merusak pasar s-class, karena memang segmen pasarnya berbeda

Gagal: Levis jas asalnya jeans dan pakaian yang bersifat casual Coca cola candy kodak mengeluarkan film kamera bernama funtime dengan harga murah untuk menghadapi pesaing seperi fuji film, namun justru funtime merebut juga pasar produk utama Kodak Handphone merek Ericsson menjadi Sony Ericsson.merek Ericsson sudah mati.

REFERENSI http://organisasi.org/strategi-jenis-macam-dan-pengertian-merek-merk-brandproduk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran http://id.wikipedia.org/wiki/Ekuitas_merk http://www.slideshare.net/madriyanto/membangun-merek

Aaker, David, 1991. Managing Brand Qquity; Capitalizing on the Value of Brand Name, Free Press, New York

(JANGAN LUPA COVER)

You might also like