You are on page 1of 88

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI

DI INDONESIA PERIODE TAHUN


1985 2004



SKRIPSI





Oleh:



Nama : Dadang Firmansyah
Nomor Mahasiswa : 01313207
Program Studi : Ilmu Ekonomi


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2008




FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI
DI INDONESIA PERIODE TAHUN
1985 2004

SKRIPSI


Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna
memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1
Program Studi Ilmu Ekonomi,
pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia


Oleh:

Nama : Dadang Firmansyah
Nomor Mahasiswa : 01313207
Program Studi : Ilmu Ekonomi




UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2008



PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME


Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah
ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang merupakan
penjiplakan karya orang lain seperti dimaksud dalam buku pedoman penyusunan
skripsi Program Studi Ilmu Ekonomi FE UII. Apabila dikemudian hari terbukti
bahwa pernyataan ini tidak benar maka Saya sanggup menerima hukuman/sanksi
apapun sesuai peraturan yang berlaku.











Yogyakarta, Februari 2008
Penulis,




Dadang Firmansyah




PENGESAHAN

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Di Indonesia Priode Tahun 1985 2004




Nama : Dadang Firmansyah
Nomor Mahasiswa : 01.313.207
Program Studi : Ilmu Ekonomi



Yogyakarta, 25 Februari 2008
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing,


Diana Wijayanti, Dra.,M.Si





HALAMAN MOTTO




Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah anda raih,
namun kegagalan yang anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda
tetap berjuang melawan rintangan yang datang bertubi-tubi.
(Orison Swett Marden)

Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah.
Hidup adalah sebuah lagu, maka nyanyikanlah.
Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah.
Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah.
Dan hidup adalah cinta, maka nikmatilah.
(Bhagawan Sri Sthya Sai Baba)

Tak ada rahasia untuk menggapai sukses.
Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras,
dan mau belajar dari kegagalan.
(General Colin Powell)

Maka, bertanyalah pada ahli ilmu pengetahuan apabila kamu semua
tidak mengerti (Q.S an-nahl; 16:43)






HA|AMAN PEPSEMBAHAN















Kapersem|al|aa s|r|ps| |a| |lasas aata| .
Aalaaa H. Sarja| Pa|sa (Alm) aa ||aaa Hj. Hamaaal terc|ata aag selala meag|r|ag|
set|ap laag|al|a eagaa a'a, |as|l saaag, aa peagar|aaaa aag t|aa leat|-leat|aa.
Keaa Ka|a-|a|a|a terc|ata, Ka E|a aa Ka \aaa. Ma|as|l al atas a|aagaa aa
saraaaa selama |a|, taapa |al|aa maag||a a|a |lm ja| sarjaaa.
Semaa saaara|a aa sala|at|a aag selala mem|aata|a jaga |er|ag| alam segala lal.





KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.wb
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan hanya
kepada Allah (Subhanahu Wataala) yang telah memberikan kesehatan,
kesabaran, kekuatan serta tak lupa juga ilmu pengetahuan yang Kau
limpahkan. Atas perkenaan-Mu jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi Di
Indonesia Periode Tahun 19852004.. Alhamdulillah asykuruka ya Allah.
Sholawat serta salam Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad juga
penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Seiring terselesaikannya skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan di dalamnya. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan berbagai kritik dan saran dikemudian hari. Selain itu,
skripsi juga merupakan hasil karya dan kerjasama dari banyak pihak, walaupun
yang terlihat dimuka mungkin hanyalah sebuah nama. Oleh sebab itu
perkenankan penulis dalam kesempatan dan kesempitan ini mempersembahkan
ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya dengan segala
kerendahan hati, atas bimbingan dan bantuannya kepada:
1. Ibu Dra. Diana Wijayanti, M.Si, selaku Sekertaris Prodi Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia sekaligus dosen
pembimbing yang telah dengan sabar memberi pengarahan dan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan dukungan. Tanpa
itu semua, skripsi ini tidak akan berarti dalam proses penyusunan skripsi
ini. Ibu makasih banyak pisan........
2. Bapak Drs. Asmai Ishak, M.Bus.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Jaka Sriyana, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Prodi Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
4. Bapak Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
5. Ayahanda (Alm) dan Ibunda atas cinta, sayang dan pengorbanannya yang
sangat besar selama hidupku ini. Juga kedua Kaka-Kakaku , Ka Eka dan
Ka Yuyun (Makasih atas dukungan dan sarannya, dan makasih banyak
atas bantuan dari segi materinya. Tanpa itu semua entah apa jadinya
hidupku di Yogya).
6. Keluarga Besar di Samarinda dan Cirebon.
7. Semua Dosen yang telah mau berbagi ilmu dengan penulis di Ekonomi
UII : Bu Diana Wijayanti, Bapak Agus Widarjono, Bapak Suharto, Bapak
Rokhedi, Bapak Hendrie, Bapak Munrokhim, Bu Indah Susantun, Bapak
Edi Suandi hamid, Bapak Eko Atmaji, Bu Sarastri, Bapak Jaka Sriyana,
Bapak Nur Feriyanto, Bapak Priyonggo, dan Bu Ari Rudatin. Terima
kasih atas ilmu dan pengetahuannya.
8. Seluruh staf dan karyawan FE UII yang telah membantu Penulis selama
masa perkuliahan di FE UII.
9. Karyawan BPS yang telah membantu dalam pengumpulan data.
10. Anak Nongkrong Community, (Angga Daeng, Xubils Bintang di
Surga, Lily Lele, Rani Pinky, Rudi Kubong (Thanx sepatunya n
analisisnya), Sunaidi Sungai, Thomas Aa Tom, Jadun ja-ja dan
Zadie) kalian adalah sahabat yang selalu ada di dalam hidupku, aku
berharap semoga kita menjadi orang yang SUKSES semua, Amin... cuy
akhirnya gw bisa lulus juga..... Thank For All yaa....
11. Rekan-rekan seperjuangan di Ilmu Ekonomi : Kancilo (Thank ya ja buat
latihan tanya jawab pendadarannya and skripsinya juga utangannya, cepat
nyusul ya... Jangan Abidin Terus...), Om Rozi ( om akhirnya qt lulus
yah..... terus berjuang yah om),Ipank, Zaky, Kepetz, Sari, Yaya, Eko,
Anshor, Agung, Umar, Mamet, Desu, Hendra, Daus, Ade Vika, Venny
(Pe2n), Ana 03 ( Makasih yah atas ngeprint nyah.... ama
konsultasinya...),Lutfie, Shiva, Bengky, dan anak-anak kelas C 01 (Sorry
ya kagak bisa saya sebutkan satu-satu, panjang euy...), Angkatan 98, 99,
dan 00, Thank all Pisan...!!!
12. Rekan-rekan Fe Uii, Ganda, Didi (pakcie), Doni, Oncom, Anas, Nida,
Aan, San-san, Ki-kie, Sawiet, tika, alien, Ari (gendut n tinggi), Farida
(makasih Tumpangan n curhatnya.... kayaknya aku masih ada utang
dech), Arip centil, Cie-ci, Gusti, Dina (dinul), Novie (minyak), Novie
(BM 10 vy) wendi, dan temen-temen yang blm kesebut namanaya, maaf
ya.... pokoknya mah maksih banyak dah...!!!
13. Anak-anak Wahana Disc Utara, Kang Yogi, Fara, Ambon, Yety, Tere,
Mba dewi, Eva, selly, Hendra, Enggo, Daya, Mas Embul, Rudy, Anas, All
Team Dota Maniac, Sekali lagi Hatur nuhun pisan pokokna mah...!!!
14. Barack Kost : Adit ( si bungsu), Shodik (Muka-nyuk), Chandra (Papua),
Tetep Semangat yah... Perjalanan masih panjang, pokoknya mah jangan
disia-siakan dah... Thank For All...!!!
15. Kota Jogjakarta tercinta yang telah menampung aku selama 7 tahun untuk
menimba ilmu dan kenangannya yang terindah dalam perjalanan
hidupku, semuanya dech ada di sini.
16. Semua pihak yang telah membantu baik selama penulis menjalani kuliah
maupun saat menulis skripsi, terima kasih atas segalanya.












Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi
semua pihak dalam proses menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di
bangku kuliah, paling tidak skripsi ini diharapkan mampu membantu
kemajuan ilmu pengetahuan, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini masih jauh dari sempurna, untuk lebih menyempurnakan skripsi ini
dimasa mendatang penulis sangat mengharapakan kritik dan saran dari
semua pihak dengan harapan agar dapat bermanfaat bagi yang
berkepentingan
Wassalamualaikum Wr. Wb.








Yogyakarta, Maret 2008
Penulis

(Dadang Firmansyah)



DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN SKRIPSI ............................................. i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME....................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN.................................................... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. vii
KATA PENGANTAR............................................................................. viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xvii
ABSTRAKSI........................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah....................................................... 8
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................... 8
1.3.1. Tujuan Penelitian..................................................... 8
1.3.2. Manfaat Penelitian................................................... 8
1.4. Batasan Masalah ........................................................... 9
1.5. Sistematika Penulisan ................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. KAJIAN PUSTAKA .................................................... 12
2.1.1. Aditya Prewatyo (1996) ........................................ 12
2.1.2. M. Sofyan Setiawan (2000) ................................... 13
2.2. LANDASAN TEORI ................................................... 14
2.2.1. Teori Investasi ....................................................... 14
2.2.2. Teori Konsep Marginal Efficiency of Capital ....... 17
2.2.3. Pentingnya Investasi dalam Pertumbuhan ............. 18
2.2.4. Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri ........ 21
2.3. Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) ................ 22
2.3.1. Pengaruh PDB terhadap Investasi ......................... 27
2.4. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Investasi .................. 28
2.5. Pengaruh Infrastruktur Khususnya Jumlah Panjang Jalan
Terhadap Investasi ........................................................ 30
2.6. Hipotesis ....................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian.......................................................... 33
3.1.1. Jenis dan Sumber Data ........................................... 33
3.1.2. Definisi Variabel .................................................... 33
3.2. Metode Analisis Data .................................................... 35
3.2.1. Metode Regresi Kuadrat Terkecil .......................... 35
3.2.2. Pemilihan Model Regresi ....................................... 36
3.2.3. Uji Statistik............................................................. 37
3.2.4. Uji Asumsi Klasik .................................................. 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Hasil regresi dan Pengujian Hipotesis............ 43
4.1.1. Pemilihan Model regresi........................................ 43
4.1.2. Hasil regresi........................................................... 47
4.1.3. Koefisien Determinasi ........................................... 47
4.1.4 Pengujian t-Statistik ............................................. 48
4.1.5 Pengujian F-Statistik ............................................. 53
4.2. Pengujian Asumsi Klasik ............................................ 54
4.2.1. Multikolinieritas .................................................... 55
4.2.2. Autokorelasi .......................................................... 56
4.2.3. Heteroskedastisitas ................................................ 56
4.3. Interpretasi hasil regresi ............................................... 58
4.3.1 Produk Domestik Bruto (PDB) ............................. 58
4.3.2 Jumlah Tenaga Kerja ............................................ 58
4.3.3 Infrastruktur ........................................................... 59
4.3.4 Variabel Dummy (Krisis Ekonomi) ...................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1. Kesimpulan..................................................................... 61
5.2. Implikasi ......................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman

1.1. Data Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia ................................ 6
3.1. Uji Statistik Durbin Watson ................................................................... 40
4.1. Hasil Uji MWD ......................................................................................... 46
4.2. Hasil Regresi Log Linier ........................................................................... 47
4.3. Hasil Uji t - statistik ................................................................................... 49
4.4. Hasil Pengujian Multikoliniearitas ............................................................ 55
4.5. Hasil Uji LM .............................................................................................. 56
4.6. Hasil Uji White Test .................................................................................. 57












DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman
2.1. Pengeluaran Investasi .............................................................................. 16
3.1. Darerah Autokorelasi ............................................................................... 40
4.1. Kurva Uji t Variabel Produk Domestik Bruto ......................................... 50
4.2. Kurva Uji t Variabel Tenaga Kerja ......................................................... 51
4.3. Kurva Uji t Variabel Infrastruktur ........................................................... 52
4.4. Kurva Uji t Variabel Dummy .................................................................. 53





















ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Produk
Domestik Bruto (PDB), Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja, Infrastruktur
(Jumlah Panjang Jalan), dan krisis Ekonomi (Dm) terhadap pertumbuhan
Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia priode tahun 1985-2004 dengan
menggunakan alat uji regresi log linier. Penelitian ini menggunakan uji
Mackinnon, White and Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan
apakah model yang akan digunakan berbentuk linier atau log linier. Jadi metode
yang digunakan dalam menganalisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
di Indonesia adalah regresi log linier. Berdasarkan hasil estimasi tersebut
Variabel Produk Domestik Bruto (PDB) tidak berpengaruh terhadap PMDN,
Tenaga Kerja berpengaruh terhadap PMDN, Infrastruktur (Jumlah Panjang Jalan)
tidak berpengaruh terhadap PMDN, dan Krisis Ekonomi (Dm) berpengaruh
terhadap PMDN. Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan
mengenai Penanaman Modal Dalam Negeri maka dapat di simpulkan bahwa
Produk Domestik Bruto (PDB), Tenaga kerja yang Bekerja, Infrastruktur (
Jumlah Panjang Jalan) dan Krisis Ekonomi (Dm) secara serempak mempunyai
pengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri.

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Walaupun satu atau dua tahun setelah krisis ekonomi 1998, ekonomi
Indonesia sudah kembali menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif,
namun hingga saat ini pertumbuhannya rata-rata per tahun relatif masih
lambat dibandingkan negara-negara tetangga yang juga terkena krisis
seperti Korea Selatan dan Thailand, atau masih jauh lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan rata-rata per tahun yang pernah dicapai oleh
pemerintahan Orde Baru (ORBA), khususnya pada periode 1980-an hingga
pertengahan 1990-an. Salah satu penyebabnya adalah masih belum
intensifnya kegiatan investasi, termasuk arus investasi dari luar negeri
maupun dalam Negeri terutama dalam bentuk penanaman modal dalam
negeri (PMDN). Padahal era ORBA membuktikan bahwa investasi,
khususnya PMDN, merupakan faktor pendorong yang sangat krusial bagi
pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Terutama
melihat kenyataan bahwa sumber perkembangan teknologi, perubahan
struktural, diversifikasi produk, dan pertumbuhan ekspor di Indonesia
selama ORBA sebagian besar karena kehadiran PMDN itu sendiri.
Banyak sekali faktor-faktor yang sebagian besar saling terkait satu
sama lainnya dengan pola yang sangat kompleks yang menyebabkan
lambatnya pemulihan investasi di Indonesia hingga saat ini. Faktor-faktor
tersebut mulai dari yang sering disebut di media masa yakni masalah
2
keamanan, tidak adanya kepastian hukum, dan kondisi infrastruktur yang
buruk, hingga kondisi perburuhan dan tenaga kerja yang semakin buruk.
Di negara-negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia
tidak mempunyai sumber dana yang cukup guna membiayai pembangunan
negrinya. Terbatasnya akumulasi berupa kapital tabungan di dalam negeri.
Selain itu dikarenakan oleh rendahnya produktivitas, dan tingginya
konsumsi. Sejalan dengan sasaran pembangunan bahwa sasaran
pembangunan di titik beratkan di bidang ekonomi yaitu penataan
swastanisasi nasional yang mengarah pada penguatan, peningkatan,
perluasan dan penyebaran sektor swasta keseluruh wilayah Indonesia, maka
investasi ke sektor swasta adalah pendukung pembangunan nasional untuk
mencapai tujuan-tujuan pembangunan nasional. Kebijakan pembangunan
Indonesia mencakup pengembangan iklim usaha dan investasi, peningkatan
swasta nasional pengembangan usaha kecil dan menengah .
Secara umum, sesuai dengan strategi pembangunan ekonomi yang
telah di rumuskan dalam GBHN 1999-2004, kebijakan industri,
perdagangan dan investasi di arahkan untuk meningkatkan daya saing
global. Sebagai penjabarannya, dalam proses 2000-2004 telah dirumuskan
strategi untuk membangun industri berdasarkan prinsip efisiensi yang di
dukung oleh peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan tekhnologi
untuk memperkuat landasan pembangunan meningkatkan daya saing
nasional. Strategi tersebut meliputi : pengembangan ekspor, pengembangan
industri berkeunggulan kompetitif, penguatan industri pasar, pengembangan
3
pariwisata, dan peningkatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Khusus
untuk program pengembangan Investasi, dalam jangka pendek kebijakan
diarahkan untuk menurunkan hambatan prosedural dan permasalahan
likuiditas dan memperluas investasi nonkuota. Dalam jangka menengah-
panjang, kebijakan diarahkan untuk meningkatkan kualitas prasarana dan
sarana pengembangan investasi untuk mendukung kegiatan produksi dan
distribusi dalam negeri ke sisistem perdagangan bebas international.
Dalam pelaksanaannya berbagai kebijakan tersebut belum banyak
memberikan hasil yang diharapkan.pencanangan tahun 2003 sebagai tahun
investasi Indonesia oleh pemerintah belum mampu mendorong kegiatan
investasi secara berarti. Berbagai permasalahan masih dihadapi oleh dunia
usaha, seperti masalah regulasi ketenagakerjaan yang kurang konduktif,
kebijakan investasi dan sektoral yang tumpang tindih, baik antara daerah
maupun antar pusat dan daerah yang terutama terkait sengan penerapan
otonomi daerah, keunggulan insentif bagi investor, termasuk insentif
perpajakan, kondisi keamanan yang belum konduktif dibeberapa daerah
tertentu, ekonomi biaya tinggi, serta prosedur birokrasi yang panjang dan
berbelit. Kondisi ini di perburuk oleh minimnya pengembangan
infrastruktur akibat keterbatasan dana pemerintah. Hal lain yang perlu
segera di benahi adalah masalah kepastian hukum diberbagai tingkatan,
antara lain yang terkait dengan upaya peningkatan kinerja pengadilan niaga
dan penyelesaian RUU penanaman modal.
4
Penggairahan iklim investasi di Indonesia dimulai dengan
diundangkannya Undang-Undang No. 6/Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN). Pemberlakuan kedua undang-undang ini
menyusul tampilnya rejim orde baru memegang tampuk pemerintahan.
Sebelumnya, dalam pemerintahan orde lama, Indonesia sempat menentang
kehadiran investasi dari luar negeri. Ketika itu tertanam keyakinan bahwa
modal asing hanya akan menggerogoti kedaulatan negara. Undang-undang
tadi kemudian dilengkapi dan disempurnakan pada tahun 1970. UU No.
6/Tahun 1968 tentang PMDN disempurnakan dengan UU No.12/Tahun
1970. Perbaikan iklim penanaman modal tak henti-hentinya dilakukan
pemerintah, terutama sejak awal pelita IV atau tepatnya tahun 1984.
Melalui berbagai paket kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi
dilakukan penyederhanaan mekanisme perijinan, penyederhanaan tata cara
impor barang modal, pelunakan syarat-syarat investasi, serta perangsangan
investasi untuk sektor-sektor dan di daerah-daerah tertentu. Dewasa ini
kesempatan berinvestasi di Indonesia semakin terbuka, terutama bagi
penanam modal asing. Disamping dalam rangka menarik investasi
langsung, keterbukaan ini sejalan pula dengan era paerdagangan bebas yang
akan dihadapi mulai tahun 2020 kelak.
Semenjak diberlakukannya Undang-Undang No. 6/Tahun 1968 jo.
No. 12/Tahun 1970 tentang PMDN, investasi cenderung terus meningkat
dari waktu ke waktu. Walaupun demikian, pada tahun-tahun tertentu sempat
juga terjadi penurunan. Kecenderungan peningkatan bukan hanya
5
berlangsung pada investasi oleh kalangan masyarakat atau sektor swasta,
baik PMDN maupun PMA, namun juga penanaman modal oleh pemerintah.
Ini berarti pembentukan modal domestik bruto meningkat dari tahun ke
tahun.
Penanaman modal oleh dunia usaha meningkat pesat terutama dalam
dasawarsa 1980-an sesudah pemerintah meluncurkan sejumlah paket
kebijaksaan deregulasi dan debirokratisasi. Dalam dasawarsa 1970-an
bagian terbesar dari penanaman modal dalam negeri berasal dari sektor
pemerintah. Keadaan tersebut sekarang telah berbalik. Selama paruh
pertama dasawarsa 1990-an sebagian besar investasi domestik berasal dari
dunia usaha dan masyarakat. Investasi oleh pemerintah sendiri juga tetap
bertambah sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana dan
prasarana serta pelayanan dasar lainnya.
Dilihat dari periode sebelum dan sesudah krisis moneter peran
investasi baik yang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami
penningkatan yang pesat dan juga mengalami penurunan di tahun tahun
tertentu. Ini dapat dilihat dari table Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) di Indonesia.





6
Tabel 1.1
Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia
Tahun 1985-2004 (Miliar Rp)
TAHUN PMDN
1985 3830.3
1986 4126
1987 11404
1988 15681
1989 21907
1990 59878.4
1991 41084.8
1992 29341.7
1993 39450.4
1994 53289.1
1995 69853
1996 100715
1997 119873
1998 60749.3
1999 53550
2000 93327.7
2001 58816
2002 25307.6
2003 50092.1
2004 34140.4
Sumber : Badan Pusat Statistik
Proporsi Penanaman Modal Dalam Negeri di dalam PDB dan
pesatnya pertumbuhan investasi tidak berarti pembangunan ekonomi
berjalan dengan baik dan begitu pula sebaliknya, karena yang penting
bukan besarnya investasi dalam nilai uang atau jumlah proyek, tetapi
bagaimana efisiensi atau produktivitas dari investasi tersebut.
Investasi merupakan kegiatan untuk mentransformasikan sumber
daya potensial menjadi kekuatan ekonomi riil. Sumber daya alam yang ada
di masing-masing daerah diolah dan dimamfaatkan untuk meningkatkan
kemakmuran seluruh rakyat secara adil dan merata. Namun dalam
7
memanfaatkan sumberdaya alam perlu memperhatikan kelestarian dan
keseimbangan lingkungan hidup bagi pembangunan. Peranan investasi di
indonesia cedung meningkat sejalan dengan banyaknya dana yang di
butuhkan untuk melanjutkan pembangunan nasional. Investasi merupakan
suatu faktor yang kursial bagi kelangsungan proses pembangunan ekonomi,
atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang pembangunan ekonomi
melibatkan kegiatan-kegiatan produksi di semua sektor ekonomi.
Jadi dari uraian di atas, pokok permasalahan yang menjadi
pembahasan utama dari tulisan ini adalah iklim investasi yang sangat
kompleks, yang implikasinya adalah bahwa kebijakan investasi tidak bisa
berdiri sendiri. Dalam kata lain, bagaimanapun bagusnya suatu kebijakan
investasi, efektivitas dari kebijakan tersebut akan tergantung pada banyak
faktor lain di luar wilayah kebijakan investasi, karena faktor-faktor tersebut
sangat mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan investasi atau
membukan usaha baru di Indonesia. maka penulis dalam penelitian ini akan
mengambil judul FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INVESTASI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1985-2004.






8
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapatlah dirumuskan
permasalahan yaitu :
1. Apakah PDB berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia?
2. Apakah Tenaga Kerja berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia?
3. Apakah Infrastruktur berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia?
4. Apakah krisis ekonomi berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia?
5. Apakah PDB, Tenaga Kerja dan Infrastruktur serta variabel dummy
krisis ekonomi secara bersama-sama berpengaruh terhadap PMDN
di Indonesia?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis hubungan antara Produk Domestik Bruto (PDB)
dengan PMDN di Indonesia.
2. Menganalisi hubungan antara Jumlah Tenaga Kerja yang
Bekerja dengan PMDN.di Indonesia.
3. Menganalisis hubungan antara Infrastuktur ( Jumlah Panjang
Jalan) dengan PMDN di Indonesia.
2. Menganalisis hubungan antara Variabel Dummy ( Krisis
Ekonomi) dengan PMDN di Indonesia.


9
1.3.2. Manfaat Penelitian
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
pemerintah di dalam mengambil keputusan untuk menentukan
kebijaksanaan dalam pengembangan Penanaman Modal Dalam
Negeri di Indonesia.
2. Bagi Penulis merupakan tambahan wawasan terhadap dunia
praktisi perbankan khususnya, yang diaktualisasikan dengan
didasarkan pada pengetahuan teoritis yang yang diperoleh dari
bangku kuliah.
3. Sebagai tambahan informasi untuk penelitian-penelitian lebih
lanjut.
4. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
ekonomi pada jurusan Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia.
1.4. Batasan Masalah

mengingat banyak faktor yang mempengaruhi turun naiknya
Investasi asing di Indonesia, maka agar permasalahan tidak meluas, dalam
penelitian ini pembahasannya dibatasi pada: periode yang di teliti adalah
pada tahun 1985 sampai dengan 2006. periode ini diambil karena periode
ini investasi khususnya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di
Indonesia mengalami perubahan yang sangat drastis dikarenakan dampak
dari krisis moneter pada tahu 1998-sampai sekarang ini, dan variable-
variabel yang mempengaruhi Investasi itu tersebut yaitu sebagai berikut :
10
1. Produk Domestik Bruto (PDB) dalam penelitian ini adalah PDB
atas dasar harga konstan 2000.
2. Tenaga Kerja adalah Jumlah Penduduk Yang bekerja.
3. Infrastruktur adalah Panjang jalan.
4. Variabel Dummy yang digunakan adalah kondisi sebelum dan
sesudah Krisis moneter pada tahun 1998.

1.5. Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bagian dari bab ini membahas dan menguraikan dari latar
belakang permasalaahan, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika
penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini berisi pendokumentasian atau pengkajian hasil dari
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan pada area
yang sama dan landasan teori. Landasan teori ini berisi
teori-teori sebagai hasil dari studi pustaka. Teori-teori yang
didapat akan menjadi landasan bagi penulisan untuk
melakukan pembahasan dan pengambilan kesimpulan
mengenai judul yang penulis pilih.


11
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan penjelasan satu pembahasan
mengenai metode analisa yang digunakan dalam penelitian
dan jenis data-data yang digunakan beserta sumber data.

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi semua temuan-temuan yang dihasilkan
dalam penelitian dan analisa statistik.
BAB V : SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari analisa yang
dilakukan dan implikasi yang muncul dari hasil simpulan
sebagai jawaban atas rumusan masalah sehingga dapat
ditarik benang merah apa implikasi dari penelitian yang
dilakukan.









12
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI



2.1. KAJIAN PUSTAKA

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah


2.1.1. Aditya Prawatyo (1996), dengan Penelitiannya Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia dalam
penelitiannya tersebut Aditya menganalisis pengaruh variabel-
variabel Produk Domestik Bruto PDB), Impor Barang Modal dan
Bahan Baku (MB,MBB), ditingkat sukubunga didalam negri
(SBD), jumblah uang yang beredar (JUB), pengeluaran
pemerintah (PP), serta kebijaksanaan deregulasi pemerintah (D)
terhadap investasi swasta (PMDN + PMA). Dari penelitian
tersebut di peroleh hasil sebagai berikut: variabel (PDB)
berpengaruh secaranyata terhadap investasi swasta di Indonesia.
Variabel impor barang modal dan bahanbaku tidak signifikan
mempengaruhi investasi swasta. Hal tersebut di sebabkan karena
nilai impor sesungguhnya sudah tercakup didalam Produk
Domestik Bruto. Sedangkan tingkat suku bunga dalam negri
berpengaruh secara negatif dan elastis terhadap investasi swasta
tanah air. Sebaliknya kenaikan suku bunga di luar negeri akan
berdampak positif bagi investasi swasta di Indonesia. Dan ternyata
pemerintah masih berperan penting sebagai motor penggerak
13
investasi di Indonesia, hal ini di tunjukan dengan pengaruh
pengeluaran pemerintah yang signifikan mempengaruhi investasi
swasta.

2.1.2. M. Sofyan Setiawan (2000), dengan penelitiannya Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Antar Daerah-daerah
di Indonesia pada Periode Tahun 1996, dengan menggunakan
pendapatan perkapita, jumlah panjang jalan di tiap propinsi,
sebagai variabel-variabel pembantu untuk menganalisis penelitian
tersebut.
Sedangkan hasil analisis dari penelitian tersebut adalah :
1. Pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap investasi
yang berarti semakin tinggi pendapatan perkapita maka
investasi akan meningkat.
2. Jumlah panjang jalan juga berpengaruh secara nyata positif
terhadap investasi yang berarti pertumbuhan penduduk yang
tinggi mengakibatkan peningkatan investasi.
3. Hasil uji serempak dimana F
hitung
> F
tabel
, maka ketimpangan
investasi secara keseluruhan dipengaruhi oleh pendapatan
perkapita, jumlah panjang jalan, jumlah telepon dan jumlah
penduduk.
4. Pada uji asumsi klasik tidak terdapat Autokorelasi,
Multikolinieritas dan Heteroskedastisitas.
14
2.2. LANDASAN TEORI
2.2.1. Teori Investasi
Investasi merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk
meningkatkan atau mempertahankan stok barang-barang modal yang
terdiri dari mesin-mesin, pabrik, kantor dan produk-produk tahan lama
lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, investasi
adalah pengeluaran yang dilakukan oleh para penanam modal yang
menyangkut penggunaan sumber-sumber seperti peralatan, gedung,
peralatan produksi dan mesin-mesin baru lainnya atau persediaan yang
diharapkan akan memberikan keuntungan dari investasi tersebut.
Komarudin (1983) memberikan pengertian investasi yaitu:
a. Suatu tindakan membeli barang-barang modal.
b. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan
pendapatan dimasa yang akan datang.
c. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat
penyertaan lainnya.
Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun
sejumlah gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif,
maka output potensial suatu bangsa akan bertambah dan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian
bahwa investasi memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah
output dan pendapatan.
15
Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah
hasil biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan
pajak, serta harapan mengenai masa depan (Paul A. Samuelson dan
William D. Nordhaus, 1993, 183).
Faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi di masa
depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan
komponen yang paling mudah berubah.
Usaha untuk mencatat nilai penanaman modal dilakukan dalam
satu tahun tertentu yang digolongkan sebagai investasi, meliputi
pengeluaran atau pembelanjaan untuk:
a. Seluruh pembelian para pengusaha atas barang modal dan
membelanjakan untuk mendirikan industri-industri.
b. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan tempat tinggal.
c. pertambahan dalam nilai stok barang-barang perusahaan yang
berupa bahan mentah, barang yang belum diproses dan barang
jadi.
Adam smith menyatakan bahwa investasi dilakukan karena para
pemilik modal mengharapkan untung dan harapan masa depan
keuntungan bergantung pada iklim investasi pada hari ini dan pada
keuntungan nyata. Smith yakin keuntungan cenderung menurun dengan
adanya kemajuan ekonomi. Pada waktu laju pemupukan modal
meningkat, persaingan yang meningkat antar pemilik modal akan
menaikkan upah dan sebaliknya menurunkan keuntungan.
16
Menurut Harrod-Domar pengeluaran investasi (I) tidak hanya
mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat (Z), tetapi juga
terhadap penawaran agregat (S) melalui pengauhnya terhadap kapasitas
produksi. Dalam prespektif waktu yang lebih panjang ini. I menambah
stok kapital (misalnya, pabrik-pabrik, jalan-jalan dan sebagainya). Jadi
I=AK, dimana K adalah stok kapital dalam masyarakat. Ini berarti pula
peningkatan kapasitas produksi masyarakat dan selanjutnya berarti
bergesernya kurva S ke kanan.

Gambar 2.1.
Pengeluaran Investasi

P S
0
S
1

b
a


Z
1



Z
0



0 Q



a : AI menggeser Z lewat proses multiplier(jangka pendek).
b: AI menggeser S lewat pertambahan kapasitas produksi(jangka panjang)


17
2.2.2 Teori Konsep Marginal Efficiency of Capital
Dalam teori makro Keynes keputusan apakah suatu Investasi
akan di laksanakan atau tidak, tergantung pada perbandingan antara
besarnya keuntungan yang di harapkan (yang menyatakan dalam
persentase satuan waktu waktu) di suatu pihak dan biaya penggunaan
dana atau tingkat bunga di pihaklain. Apabila tingkat bunga yang
berlaku di pasar uang sebesar 2% setiap bulan (atau 24% setahun),
sedangkan keuntungan yang di harapkan sebesar 50% maka investasi
tersebut masih menguntungkan karena keuntungan (kotor) yang di
harapkan 50% jadi melebihi ongkos pendanaan dapat di katakana 50%-
24% = 26% pertahun untuk 10 tahun. Maka jika pengusaha tersebut
rasional investasi tersebut akan dilaksanakan Secara ringkas :
1. Jika keuntungan yang diharapkan (MEC) lebih besar dari pada
tingkat bunga, maka investasi di laksanakan.
2. jika MEC lebih kecil dari pada tingkat bunga maka investasi
tidak dilaksanakan.
3. Jika MEC = tingkat bunga maka investasi bias di laksanakan
dan bias juga tidak
Dari uraian di atas, di ketahui bahwa berapa tingkat pengeluaran
investasi yang di harapkan oleh para investasi di tentuakan oleh dua hal
yaitu tinkat suku bunga yang berlaku dan marginal efficiency of capital.
Perilaku makro para investor ini biasanya di ringkas dalam satu bentuk
fungsi marginal efficiency of capital atau fungsi investasi.
18
Tiga hal yang perlu di garis bawahi mengenai fungsi investasi
pertama funsi tersebut mempunyai slope, yang negative, artinya
semakin rendah tingkat bunga semakin besar pula tingkat pengeluaran
investasi yang di inginkan. Kedua, dalam kenyataan fungsi tersebut sulit
untuk di peroleh sebab posisinya sangat stabil (mudah berubah dalam
jangka waktu yang sangat singkat). Kelebihan fungsi investasi ini akan
segera dapat di pahami karena posisinya sangat tergantung pada nilai
MEC dari proyek-proyek yang ada dan bahwa MEC adalah keuntungan
yang di harapkan oleh investor. Ketiga, yang perlu ditekankan adalah
hubungan teori Keynes dengan kenyataan, khususnya masalah
tersedianya dana investasi.
2.2.3. Pentingnya Investasi dalam Pertumbuhan
Pada setiap moment, persediaan modal adalah determinan output
perekonomian yang penting, karena persediaan modal bisa berubah
sepanjang waktu, dan perubahan itu bisa mengarah ke pertumbuhan
ekonomi. Biasanya, terdapat dua kekuatan yang mempengaruhi
persediaan modal: investasi dan depresiasi. Investasi mengacu pada
pengeluaran untuk perluasan usaha dan peralatan baru, dan hal itu
menyebabkan persediaan modal bertambah. Depresiasi mengacu pada
penggunaan modal, dan hal itu menyebabkan persediaan modal
berkurang.(Mankiw N. Gregory, 2003, 178)
Pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan, dan barang-barang baru
akan meningkatkan stok modal (capital stock) fisikal suatu negara
19
(yaitu jumlah nilai riil bersih dari semua barang-barang modal produktif
secara fiskal) sehingga pada gilirannya akan memungkinkan negara
tersebut untuk mencapai tingkat output yang lebih besar. Investasi jenis
ini sering diklasifikasikan sebagai investasi di sektor produktif (directly
productive aktivities). Investasi-investasi lainnya yang dikenal dengan
sebutan infrastruktur sosial dan ekonomi (social overhead capital) yaitu
jalan raya, listrik, air, sanitasi, dan komunikasi akan mempermudah dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan ekonomi.(Lincolin Arsyad, 1999,
214)
Selain itu, ada juga investasi tidak langsung. Pembangunan
fasilitas-fasilitas irigasi akan dapat memperbaiki kualitas lahan
pertanian melalui peningkatan produktivitas per hektar. Jika 100 hektar
lahan beririgrasi bisa menghasilkan output yang sama dengan 200
hektar lahan tak beririgrasi (dengan catatan penggunaan input-input
lainnya sama), maka fasilitas irigasi itu nilainya sama dengan dua kali
luas lahan tanpa irigasi. Penggunaan pupuk-pupuk kimia dan
pemabasmian hama penyakit dengan pestisida juga akan bermanfaat
untuk meningkatkan produktivitas lahan. Semua bentuk investasi ini
merupakan cara-cara untuk memperbaiki kualitas sumberdaya tanah
yang ada.
Sama halnya dengan investasi tak langsung di atas, investasi
insani (human invesment) juga dapat memperbaiki kualitas sumberdaya
manusia dan juga akan mempunyai pengaruh yang sama atau bahkan
20
lebih besar terhadap produksi. Sekolah-sekolah formal, sekolah-sekolah
kejuruan, dan program-program latihan kerja serta berbagai pendidikan
informal lainnya semuanya diciptakan secara lebih efektif untuk
memperbesar kemampuan manusia dan sumberdaya-sumberdaya
lainnya sebagai hasil dari investasi langsung dalam pembangunan
gedung-gedung, peralatan dan bahan-bahan (buku-buku, proyektor,
peralatan penelitian, alat-alat latihan kerja, mesin-mesin, dan lain-lain).
Latihan-latihan tingkat lanjutan yang relevan bagi tenaga pendidik,
demikian pula dengan buku-buku pelajaran ekonomi yang baik, bisa
membuat perubahan yang sangat besar dalam mutu, kepemimpinan, dan
produktivitas tenaga kerja yang ada. Oleh karena itu investasi insani
sama dengan memperbaiki mutu sekaligus meningkatkan produktivitas
sumberdaya-sumberdaya tanah melalui investasi yang strategis
tersebut.(Ibid, 1999, 215)
Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada tenaga kerja dan
jumlah kapital. Investasi akan menambah jumlah daripada kapital.
Tanpa investasi maka tidak akan ada pabrik/mesin baru, dan dengan
demikian tidak ada ekspansi. Pengertian investasi mencakup investasi
barang-barang tetap pada perusahaan (business fixed invesment),
persediaan (inventory) serta perumahan (residential).(Nopirin, 1987,
133)


21
2.2.4. Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Investasi merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk
meningkatkan atau mempertahankan stok barang modal yang terdiri dari
mesin, pabrik, kantor dan produk-produk tahan lama lainnya yang
digunakan dalam proses produksi (Mulyadi, 1990, hal.268).
Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk
digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang
tertentu (Jogiyanto, 2003, hal: 5). Selain itu investasi dapat juga
diartikan sebagai pengeluaran oleh sektor produsen swasta untuk
pembelian barang-barang atau jasa-jasa guna penambahan stok barang
dan peralatan perusahaan (Boediono, 1986, hal.40).
Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi
dimasa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan
komponen yang paling mudah berubah. Usaha untuk mencatat nilai
penanaman modal yang dilakukan dalam satu tahun tertentu yang
digolongkan sebagai investasi, meliputi pengeluaran atau pembelanjaan
untuk:
1. Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang modal dan
membelanjakan untuk mendirikan industri-industri.
2. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan tempat tinggal.
3. Pertambahan dalam nilai stok barang-barang perusahaan yang
berupa bahan mentah, barang yang belum diproses dan barang
jadi.
22
Penanaman modal dalam negeri memberikan peranan dalam
pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang hal ini
terjadi dalam berbagai bentuk. Modal Investasi mampu mengurangi
kekurangan tabungan dan melalui pemasukan peralatan modal dan
bahan mentah, dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal.
Selain itu tabungan dan investasi yang rendah mencerminkan kurangnya
modal di negara keterbelakangan teknologi. Bersamaan dengan modal
uang dan modal fisik, modal Investasi yang membawa serta
keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman organisasi, informasi
pasar, teknik-tekink produksi maju, pembaharuan produk dan lain-lain.
Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian baru. Semua
ini pada akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi negara
terbelakang.
2.2.5. Pengertian Produk Domestik Bruto ( PDB )
Salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari PDB
(Produk Domestik Bruto). Produk Domestik Bruto adalah produk
barang dan jasa total yang dihasilkan dalam perekonomian suatu negara
di dalam masa satu tahun. PDB didalamnya merupakan pendapatan
faktor produksi milik bangsa Indonesia yang berada di dalam negeri
ditambah milik bangsa asing di dalam negeri. PDB dihitung biasanya
dengan menggunakan dua keterangan menurut patokan harga yang
dipakai yaitu:

23
Harga Konstan
PDB
HKX
=
X
HBX
IHK
PDB * 100

Harga Berlaku
PDB
HBX
=
100
*
X HKX
IHK PDB

Dimana:
Hk
X
: Harga Konstan
HB
X
: Harga Berlaku
IHK : Indeks Harga Konsumen
100 : Indeks Harga Konsumen Tahun Dasar
X : Tahun tertentu.
PDB menurut harga berlaku, nilai barang dan jasa dihitung
berdasarkan pada tahun yang bersangkutan, yang berarti termasuk kenaikan
harga-harga. Sedangkan menurut harga konstan, nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dihitung berdasarkan pada tahun dasar tertentu, cara perhitungan
atas dasar harga konstan ini menghilangkan pengaruh inflasi yang dikatakan
menunjukkan nilai riil (nyata).
PDB dapat dipahami melalui cara penghitungan pendapatan
nasional seperti berikut dibawah ini (Suseno Triyanto, 1983, hal.16)
GNP = GDP + F
NNP = GNP D
NI = NNP Nit
24

Dimana:
GNP : Produk nasional bruto = PNB
GDP : Produk domestic bruto = PDB
NI : Produk nasional neto = PNN
F : Pendapatan neto terhadap luar negeri atas faktor-faktor produksi,
yaitu selisih antara pendapatan orang-orang Indonesia yang
bekerja di luar negeri dan orang-orang asing yang bekerja di
Indonesia.
D : Penyusutan
Nit : Pajak tak langsung neto, yaitu selisih antara pajak tak langsung
dengan subsidi.
NI : Pendapatan nasional (Y)
Jika ketiga persamaan tersebut digabungkan, akan didapat persamaan
sebagai berikut:
GDP = NI + Nit + D F
Kenaikan pendapatan perkapita mungkin menaikkan standar
hidup riil masyarakat. Bisa terjadi bahwa sementara pendapatan riil
perkapita meningkat, akan tetapi konsumsi perkapita menurun.
Meningkatnya pendapatan masyarakat akan mengakibatkan tingkat
tabungan meningkat. Hal ini akan menjadikan salah satu bentuk
akumulasi modal melalui tabungan masyarakat yang pada akhirnya akan
digunakan pemerintah dalam membiayai pembangunan di negaranya.
25
Christopher Pass dan Bryan Lowes mengemukakan GDP (Gross
Domestic Product) [Produk Domestik Bruto/PDB] yaitu total nilai uang
dari semua barang (Goods), jasa (Service) yang diproduksi dalam suatu
perekonomian selama satu tahun. PDB dapat diukur dengan tiga cara,
yaitu:
1. Jumlah nilai tambah dari industri dalam memproduksi output
dalam satu tahun (metode output).
2. Jumlah semua pendapatan yang diterima dari hasil produksi output
selama satu tahun (metode pendapatan).
3. Jumlah semua pengeluaran domestik untuk barang dan jasa selama
satu tahun (metode pengeluaran).
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi
di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data PDB (Produk
Domestik Bruto) berdasarkan harga konstan (riil) yang digunakan untuk
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap
sektor dari tahun ke tahun menggunakan komponen pengeluaran
konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, investasi
dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor) atau dengan perolehan
perhitungan sebagai berikut: PDB=(C+G+I+(X-M)). Dimana
petumbuhan ekonomi tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang
sangat mempengaruhi penanaman modal asing ke dalam negeri.
Untuk menghitung angka-angka PDB ada tiga pendekatan yang
dapat digunakan, yaitu:
26
1) Menurut Pendekatan Produksi, PDB adalah jumlah nilai tambah
atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi
di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya
satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini
dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) yaitu: 1.
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, 2. Pertambangan
dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik, Gas dan Air
bersih, 5. Bangunan, 6. Perdagangan, Hotel dan restoran, 7.
Pengangkutan dan Komunikasi, 8. Keuangan, Persewan dan Jasa
Perusahaan, 9. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah.
Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.
2) Menurut Pendekatan Pendapatan, PDB merupakan jumlah balas
jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta
dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu
tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang
dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan
keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan
pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini PDB mencakup juga
penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung
dikurangi subsidi)
3) Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDB adalah semua komponen
permintaan akhir yang terdiri dari: 1. Pengeluaran konsumsi
rumahtangga dan lembaga swasta nirlaba, 2. konsumsi
27
pemerintah, 3. pembentukan modal tetap domestik Bruto, 4.
Perubahan stok, 5. ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor
dikurangi impor).
Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan
angka yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah
barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama dengan jumlah
pendapatan untuk faktor-faktor produksi. PDB yang dihasilkan dengan
cara ini disebut sebagai PDB yang dihasilkan atas dasar harga pasar,
karena didalamnya sudah dicakup pajak tak langsung neto.
2.3. Hubungan antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen
2.3.1. Pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap investasi
Dalam pengertian investasi riel dibedakan antara investasi bruto
dan investasi netto, investasi swasta dan investasi pemerintah, serta
investasi domestik dan investasi asing. Dua pasangan pengertian
investasi riel yang terakhir jelas merupakan pembedaan dari segi
pemiliknya saja yaitu apakah merupakan milik serta dilakukan
pemerintah atau oleh swasta, dan merupakan milik serta dilakukan oleh
orang asing atau oleh warga negara sendiri. Istilah investasi bruto
swasta domestik menunjukkan investasi pada mesin-mesin, peralatan
serta gedung-gedung yang habis dikonsumsi dalam proses produksi
pada tahun berjalan ditambah dengan tambahan netto persediaan
barang-barang kapital. Konsumsi pemakaian barang-barang kapital
merupakan penyusutan. Jadi investasi bruto adalah investasi pengganti
28
ditambah investasi bersih atau investasi tambahan. Pertumbuhan
ekonomi suatu negara bisa dilihat dari investasi nettonya, bila investasi
bruto melebihi penyusutan atau investasi penggantinya maka terdapat
investasi netto dan perekonomian negara tersebut mengalami perluasan.
Perekonomian suatu negara mengalami stagnasi atau penurunan bila
investasi netto negatif atau dimana investasi bruto lebih kecil daripada
investasi pengganti.(Faried Wijaya, 1997, 25)
Dunia usaha mengadakan investasi didorong oleh pertimbangan
ekspektasi keuntungan jangka panjang yang dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi, pertumbuhan penduduk serta faktor-faktor lain. Investasi
bervariasi secara langsung dengan pendapatan, hal ini karena investasi
berhubungan dengan keuntungan, dan sebagian besar investasi dibiayai
secara internal dari keuntungan perusahaan. Bila pendapatan naik,
keuntungan juga naik dan demikian pula tingkat investasi. Bila tingkat
pendapatan atau output rendah, ini berarti dunia usaha mempunyai
cukup banyak kelebihan kapasitas produksi hingga tak ada dorongan
membeli barang barang-barang kapital baru.(ibid, 1997, 77)
2.3.2. Pengaruh Tenaga Kerja Yang Bekerja terhadap Investasi
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keadaan
ketenagakerjaan, yaitu faktor permintaan dan penawaran. Faktor
permintaan dipengaruhi oleh dinamika pembangunan ekonomi,
sedangkan faktor penawaran ditentukan oleh perubahan struktur umur
penduduk. Sesuai dengan Konvensi International Labour Organization
29
(ILO), batasan penduduk usia kerja yang digunakan di sini adalah
penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan
Kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang aktif secara ekonomi,
yaitu mereka yang bekerja dan mencari pekerjaan, sedangkan bukan
angkatan kerja adalah penduduk yang tidak aktif secara ekonomi
dengan kegiatan antara lain, sekolah, mengurus rumahtangga dan
lainnya.
Dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi (diatas
8%) maka penciptaan lapangan kerja baru akan mampu memenuhi
tambahan angkatan kerja, ini yang terjadi di Indonesia sebelum tahun
1990 s/d 1997. Dan semakin banyaknya permintaan Investasi maka
semakin banyak juga lapang kerja yang di hasilkan ini sangat
berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja yang akan bekerja. Karna
banyaknya perusahaan perusahaan baru dan perusahaan yang ingin
mengembangkan usahanya yang lebih berkembang.
Dalam segi ekonomi Investasi merupakan pengeluaran untuk
pembelian kapital yang digunakan untuk menambah kapasitas produksi
nasional. Seperti diketahui peranan investasi dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja dapat dilihat dari
dua sisi . Pertama, investasi dari sisi permintaan merupakan salah satu
komponen pengeluaran yang menetukan besar kecilnya
output/pendapatan nasional. Fluktuasi komponen investasi
30
mengakibatkan fluktuasi output nasional dalam jangka pendek. Kedua,
dari sisi penawaran investasi sangat besar peranannya dalam
menentukan produksi jangka menengah dan panjang. Pengeluaran
investasiakan mempengaruhi kapasitas produksi suatu perekonomian
dalam menghasilkan barang dan jasa-jasa. Variabel investasi inilah yang
menjamin keseimbangan permintaan dan penawaran barang dan jasa
dalam jangka menengah dan panjang.(Lembaga Penelitian Ekonomi
IBII, 2003, hal 31)
2.3.3. Pengaruh Infrastruktur khususnya Jumlah Panjang Jalan
terhadap Investasi
Dalam pengertiannya Jumlah Panjang Jalan adalah merupakan
prasarana pengangkut darat yang penting untuk mempelancar kegiatan
perekonomian, tersedianya jalan yang berkualitas akan meningkatkan
usaha pembangunan Khususnya dalam upaya memudahkan mobilitas
penduduk dan mempelancar lalu lintas barang dari satu daerah ke
daerah lain. (Indikator Ekonomi)
Seperti dilakukan banyak negara di dunia, pemerintah
mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di
sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik,
sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat
berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing.
Melihat perkembangan makro-ekonomi saat ini, terutama
31
memperhatikan kecenderungan penurunan tingkat bunga, untuk saat ini
pembiayaan rupiah masih merupakan alternatif yang lebih baik.
Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu
alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka
menanggulangi krisis. Pembangunan infrastruktur akan menyerap
banyak tenaga kerja yang selanjutnya akan berpengaruh pada
meningkatnya gairah ekonomi masyarakat. Dengan infrastruktur yang
memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin besar dan
investasi yang didapat semakin meningkat .














32
2.4. Hipotesis
1. Diduga PDB berpengaruh positif terhadap terhadap PMDN di
Indonesia.
2. Diduga Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap PMDN di
Indonesia.
3. Diduga Infrastruktur berpengaruh positif terhadap PMDN di
Indonesia.
4. Diduga dummy variabel krisis ekonomi berpengaruh negatif
terhadap terhadap PMDN di Indonesia.
5. Diduga secara bersama - sama PDB, Tenaga Kerja dan
Infrastruktur serta variabel dummy krisis ekonomi berpengaruh
secara bersama-sama terhadap terhadap PMDN di Indonesia.












33
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian
3.1.1 Jenis dan Sumber Data
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian
data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan teori-teori dari
buku-buku bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data-
data tersebut dikeluarkan oleh Bank Indonesia (Statistik Keungan Ekonomi
Indonesia) dan BPS. Data yang digunakan bersifat tahunan dan meliputi
kurun waktu 1985-2004.
3.1.2. Definisi Variabel.
a. Investasi.
Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang modal dan
pembelanjaan untuk mendirikan industri-industri. Investasi dilakukan
dengan motif memperoleh keuntungan bersih dari investasi tersebut.
Data Investasi yang dipilih yaitu PMDN tahun 1985 2004.
b. Produk Domestik Bruto Riil.
Produk domestik bruto adalah nilai output akhir barang dan jasa
pada pada tahun tertentu dan menggunakan tahun dasar 2000. Produk
domestik bruto sering digunakan sebagai indikator ekonomi mengenai
taraf hidup dan tingkat kemajuan pembangunan suatu Negara. Data
operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang
34
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan perhitungan tahunan
dan dinyatakan dalam bentuk Juta Rupiah.
c. Tenaga Kerja.
Merupakan perbandingan angkatan kerja dengan populasi orang
dewasa. Angkatan kerja adalah jumlah dari orang yang bekerja dan
orang yang menganggur. Populasi dewasa adalah jumlah penduduk
yang termasuk kriteria angkatan kerja dan penduduk di luar definisi
angkatan kerja seperti pelajar dan pensiunan.
d. Infrastruktur
Infrastruktur yang digunakan adalah Jumlah Panjang jalan yang
merupakan prasarana pengangkut darat yang penting untuk
mempelancar kegiatan perekonomian, tersedianya jalan yang
berkualitas akan meningkatkan usaha pembangunan Khususnya dalam
upaya memudahkan mobilitas penduduk dan mempelancar lalu lintas
barang dari satu daerah ke daerah lain.
e. Krisis Ekonomi (Variabel Dummy).
Variabel Dummy yang digunakan adalah kondisi krisis ekonomi,
dimana sebelum tahun 1998 adalah kondisi sebelum krisis ekonomi dan
sesudah tahun 1998 adalah sesudah krisis ekonomi.




35
3.2. Metode Analisis Data
3.2.1. Metode Regresi Kuadrat Terkecil.
Analisis data yang dilakukan dengan Metode Regresi Kuadrat
Terkecil/OLS (ordinary least square), dengan fungsi Investasi = f (PDB,
Tenaga Kerja dan Infrastruktur serta variabel dummy krisis ekonomi),
maka persamaan regresi liniernya adalah :
Y =
0
+
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+ Dm

X
4
+ e

Keterangan:
Y = Penanaman Modal Dalam Negeri (Miliar Rp)
X
1
= PDB atas dasar harga konstan 2000 (Miliar Rp).
X
2
= Tenaga Kerja (Ribu Jiwa).
X
3
= Infrastruktur (Km)
Dm = Variabel Dummy (krisis Ekonomi)
0 = Sebelum krisis ekonomi
1 = Sesudah krisis ekonomi

0
= Konstanta regresi

1
,
2
,
3
= Koefisien regresi
Dm = Variabel Dummy (krisis Ekonomi)
e

= Kesalahan pengganggu



36
3.2.2. Pemilihan Model Regresi.
Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, White and
Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang
akan di gunakan berbentuk linier atau log linier.
Persamaan matematis untuk model regresi linier dan regresi log linier
adalah sebagai berikut :
Linier Y =
o
+
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+ Dm X
4
+e
Log Linier lnY =
o
+
1
X
1
lnX
1
+
2
lnX
2
+
3
lnX
3
+ Dm lnX
4
+e
Untuk melakukan uji MWD ini kita asumsikan bahwa
Ho : Y adalah fungsi linier dari variabel independen X (model linier)
H1 : Y adalah fungsi log linier dari varibel independen X (model log linier)
Adapun prosedur metode MWD adalah sebagai berikut :
1. Estimasi model linier dan dapatkan nilai prediksinya (fitted value) dan
selanjutnya dinamai F
1
.
2. Estimasi model log linier dan dapatkan nilai prediksinya, dan
selanjutnya dinamai F
2
.
3. Dapatkan nilai Z
1
= ln F
1
-F
2
dan Z
2
= antilog F
2
-F
1

4. Estimasi persamaan berikut ini :
Y =
o
+
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+ Dm X
4
+e

Jika Z
1
signifikan secara statistik melalui uji t maka kita menolak hipotesis
nul dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier dan
sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis nul dan
model yang tepat digunakan adalah model linier
37
5. Estimasi persamaan berikut :
Y =
0
+
1
ln

x
1
+
2
lnx
2
+ 3 lnx
3
+ Dm lnx
4
+
5
z
2
+ e
Jika Z
2
signifikan secara statistik malalui uji t maka kita menolak hipotesis
alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier
dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis alternatif
dan model yang tepat untuk digunakan adalah model linier. (Agus
Widarjono, 2005).

3.2.2. Uji Statistik
Selanjutnya untuk mengetahui keakuratan data maka perlu dilakukan
beberapa pengujian : (Gujarati, 2003)
a. Uji t Statistik
Uji t statistik melihat hubungan atau pengaruh antara variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen.
1. Hipotesis yang digunakan :
a. Jika Hipotesis positif
Ho : i _ 0
Ha : i > 0
b. Jika Hipotesis negatif
Ho : i _ 0
Ha : i < 0


38
2. Pengujian satu sisi
Jika T tabel _ t hitung, Ho diterima berarti variabel
independen secara individual tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
Jika T tabel < t hitung, Ho ditolak berarti variabel
independen secara individu berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen.
b. Uji F statistik
Pengujian ini kan memperlihatkan hubungan atau pengaruh
antara variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen, yaitu dengan cara sebagai berikut :
Ho : i = 0, maka variabel independen secara bersama-sama
tidak mempengaruhi variabel independen.
Ha : i 0, maka variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen.
Hasil pengujian adalah :
Ho diterima ( tidak signifikan ) jika F hitung < F tabel
df = (n1 = k-1), ( n2 = n k)
Ho ditolak ( signifikan ) jika F hitung > F tabel
df = (n1 = k-1), ( n2 = n k)
Dimana : K : Jumlah variabel
N : Jumlah pengamatan

39
c. Koefisien Determinasi (R
2
)


R
2
menjelaskan seberapa besar persentasi total variasi variabel
dependen yang dijelaskan oleh model, semakin besar R
2
semakin besar pengaruh model dalam menjelaskan variabel
dependen.
Nilai R
2
berkisar antara 0 sampai 1, suatu R
2
sebesar 1 berarti
ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti
tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel
yang menjelaskan.

3.3. Pengujian asumsi klasik
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah model yang diteliti
akan mengalami penyimpangan asumsi klasik atau tidak, maka pengadaan
pemeriksaan terhadap penyimpangan asumsi klasik tersebut harus
dilakukan:
a. Autokorelasi
Adalah keadaan dimana faktor-faktor pengganggu yang satu
dengan yang lain saling berhubungan, pengujian terhadap
gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-
Watson (DW), yaitu dengan cara membandingkan antara DW
statistik ( d ) dengan d
L
dan d
U
, jika DW statistik berada
diantara d
U
dan 4- d
U
maka tidak ada autokorelasi.

40
Gambar 3.1
Daerah Autokorelasi
Kriteria Pengambilan Keputusan :
auto-
korelasi
positif



Daerah
keragu-raguan
Tidak ada
autokorelasi
Daerah
keragu-raguan
auto-
korelasi
negatif



Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan
jelas dalam gambar 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1 Uji Statistik Durbin-Watson
Nilai Statistik Hasil

0<d<dl Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif
dlddu Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
dud4-du Menerima hipotesis nul; tidak ada autokorelasi
positif/negatif
4-dud4-dl Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
4-dld4 Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi negatif


Agus Widarjono, 2005)
Atau dengan cara lain untuk mendeteksi adanya autokorelasi
dalam model bisa dilakukan menggunakan uji LM atau
Lagrange Multiplier. Salah satu cara untuk menghilangkan
pengaruh autokorelasi tersebut adalah dengan memasukkan
lag variabel dependen kedalam model regresi. Misalnya pada
model regresi :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+b
3
X
3
+ DmX
4
+e
4 4-dl du 0 4-du dl
41
yang diyakini terdapat autokorelasi, untuk menghilangkan
pengaruh autokorelasi dalam model regresi tersebut dapat
dilakukan dengan memasukkan lag variabel dependen (Y) ke
dalam model sehingga model regresi tersebut menjadi:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ DmX
4
+b
5
Y
(t-1)
(Gujarati , 2003)

b. Multikolinearitas
Adalah hubungan yang terjadi diantara variabel-variabel
independen, pengujian terhadap gejala multikolinearitas
dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien
determinasi parsial, (r
2
) dengan koefisien determinasi
majemuk (R
2
) regreasi awal atau yang disebut dengan
metode Klein rule of Thumbs. Jika r
2
< R
2
maka tidak ada
multikolineraitas.
( Gujarati, 2003).

c. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan
tidak memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan
White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat (
Ui
2
) dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan
perkalian variabel bebas. Dapatkan nilai R
2
untuk
42
menghitung 2, di mana 2 = Obs*R square (Gujarati,
2003).
Uji White Test
Uji Hipotesis untuk menentukan ada tidaknya
heterokedastisitas.
Ho : p
1
= p
2
= ....= p
q
= 0 , Tidak ada heterokedastisitas
Ha : p
1
= p
2
=....= p
q
= 0 , Ada heterokedastisitas
Perbandingan antara Obs*R square ( 2
hitung
)dengan 2

tabel
, yang menunjukkan bahwa Obs*R square ( 2
-hitung
)<
2
tabel
, berarti Ho tidak dapat ditolak. Dari hasil uji White
Test tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada
heterokedastisitas. Sedangkan jika nilai Obs*R square ( 2
-hitung
) > 2
tabel
, berarti Ho dapat ditolak. Dari hasil uji
White Test tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
heterokedastisitas








43
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis
4.1.1. Pemilihan Model Regresi
Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, White
and Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model
yang akan di gunakan berbentuk linier atau log linier.
Persamaan matematis untuk model regresi linier dan regresi log
linier adalah sebagai berikut :
Linier Y =
o
+
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+
4
X
4
+ e
Log Linier lnY =
o
+
1
X
1
lnX
1
+
2
lnX
2
+
3
lnX
3
+
4
lnX
4
+ e
Untuk melakukan uji MWD ini kita asumsikan bahwa
Ho : Y adalah fungsi linier dari variabel independen X (model linier)
H1 : Y adalah fungsi log linier dari varibel independen X (model log
linier)
Adapun prosedur metode MWD adalah sebagai berikut :
6. Estimasi model linier dan dapatkan nilai prediksinya (fitted value)
dan selanjutnya dinamai F
1
.
7. Estimasi model log linier dan dapatkan nilai prediksinya, dan
selanjutnya dinamai F
2
.
8. Dapatkan nilai Z
1
= ln F
1
-F
2
dan Z
2
= antilog F
2
-F
1


44
9. Estimasi persamaan berikut ini :
Y =
o
+
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+
4
X
4
+
5
Z
1 +
e

Jika Z
1
signifikan secara statistik melalui uji t maka kita menolak
hipotesis nul dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log
linier dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis
nul dan model yang tepat digunakan adalah model linier
10. Estimasi persamaan berikut :
Y =
0
+
1
ln

x
1
+
2
lnx
2
+
3
lnx
3
+
4
lnx
4
+
4
z
2
+ e
Jika Z
2
signifikan secara statistik malalui uji t maka kita menolak
hipotesis alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model
log linier dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima
hipotesis alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model
linier.
Adapun aplikasi metode MWD dalam kasus regresi Faktor
Faktor yang mempengaruhi Investasi di Indonesia periode 1985 sampai
dengan 2004 dimana Pendapatan Domestik Bruto, Tenaga Kerja,
Infrastruktur dan variabel dummy yang digunakan adalah kondisi sebelum
dan sesudah krisis moneter merupakan varabel independen, sehingga kita
mempunyai persamaan sebagai berikut :
Linier Y =
o
+
1
X1 +
2
X
2
+
3
X
3
+
4
X
4
+ e
Log Linier lnY =
o
+
1
X
1
lnX
1
+
2
lnX
2
+
3
lnX
3
+
4
lnX
4
+ e
Y = PMDN ; X1 = PDB ; X2 = Jumlah tenaga kerja, X3 = Infrastruktur ;
45
X4 = Variabel Dummy; dan e adalah residual masing-masing model
regresi.
Hasil estimasi masing-masing model adalah sebagai berikut:
o Hasil regresi linier
\ ~ -2392,1 - 0,000896 X
1
- 0,005034 X
2
- 0,20864 X
3
- 52488,36 X
4

t-hitung ~ ,-2,985969, ,-0,302583, ,0,005034, ,-0,651216, ,-3,160962,
R
2
~ 0,633166

o Hasil regresi log-linier
\ ~-146,0944 - 0.21928 lnX1 - 6,223639 lnX2 - 3,18922 lnX3 - 1,11303 lnX4
t-hitung ~ ,-3,881384, ,0.91244, ,2,050543, ,1,523555, ,-3.339502,
R
2
= 0,826622

Untuk memutuskan bentuk model dengan metode MWD kita
harus menjalankan langkah nomor 1 sampai 3. Adapun langkah ke 4
metode MWD yakni melakukan regresi sebagaimana persamaan yang
terdapat pada prosedur di atas yang menghasilkan informasi persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = -202521.9 - 0.002119 X
1
+ 0,005658 X
2
- 0,572414 X
3
- 47774.72 X
4

- 47905.49 Z
1

t-hitung ~ ,-0.59155, ,-0.400339, ,3.02515, ,-0.19930, ,-1.9952,
,-0.63498,
Prob ~ ,0,4613, ,0,6954, ,0,0098, ,0,4843, ,0,0985, ,0,5365,
R
2
~ 0,630829
46
Nilai Probabilitas koefisien Z
1
pada persamaan diatas adalah
0,5365. Dengan demikian variabel Z
1
tidak signifikan secara statistik.
Sehingga hipotesis nul yang menyatakan bahwa model fungsi regresi
yang benar adalah bentuk linear diterima. Sedangkan hasil regresi pada
langkah 5 mempunyai persamaan sebagai berikut:
lnY = - 140,1949 + 0,225839 lnX
1
+ 5,671004lnX
2
+ 3,508275 lnX
3

- 1,084480lnX
4
- 7,86E-06Z
2

t-hitung ~ ,-3,496469, ,0,916044, ,1,3141, ,1,56511, ,-3,114612, ,-0,53545,
Prob ~ ,0,0036, ,0,352, ,0,1053, ,0,132, ,0,006, ,0,5993,
R
2
~ 0,830128
Nilai Probabilitas koefisien Z
2
pada persamaan diatas adalah
0,5993. Dengan demikian variabel Z
2
tidak signifikan secara statistik.
Sehingga hipotesis nul yang menyatakan bahwa model fungsi regresi
yang benar adalah bentuk log linear diterima. Hasil kedua regresi
menunjukan bahwa model fungsi linier maupun log linear bisa digunakan
untuk menjelaskan tentang Faktor Faktor yang Mempengaruhi Investasi
Di Indonesia.
Hasil estimasi dari uji MWD dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Uji MWD
Variabel Nilai Statistik t Nilai Tabel t (=5%) Probabilitas
Z1 -0.634987 1,812 0.5365
Z2 -0.875739 1,812 0.3950
Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)


47
4.1.2. Hasil Regresi
Analisis hasil regresi ini menggunakan alat bantu yaitu program
komputer Eviews. Hasil regresi log linier berganda yang di dapat adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Regresi Loglinear
Dependent Variable: LOG(Y)
Method: Least Squares
Date: 01/25/08 Time: 10:44
Sample: 1985 2004
Included observations: 20
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOG(X1) 0.219287 0.240329 0.912447 0.3760
LOG(X2) 6.223639 3.035118 2.050543 0.0582
LOG(X3) 3.189227 2.093280 1.523555 0.1484
DM -1.117303 0.334572 -3.339502 0.0045
C -146.0944 37.63977 -3.881384 0.0015
R-squared 0.826622 Mean dependent var 10.45224
Adjusted R-squared 0.780388 S.D. dependent var 0.950961
S.E. of regression 0.445647 Akaike info criterion 1.433737
Sum squared resid 2.979014 Schwarz criterion 1.682670
Log likelihood -9.337372 F-statistic 17.87907
Durbin-Watson stat 1.329218 Prob(F-statistic) 0.000014

4.1.3. Koefisien Determinasi (R
2
)
Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi atau
prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan
oleh model regresi. R
2
dalam regresi sebesar 0.826622. Ini berarti variabel
Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia dapat dijelaskan oleh PDB,
Tenaga Kerja dan Infrastruktur serta variabel dummy krisis ekonomi
sebesar 82.66 persen sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

48
4.1.4. Pengujian t-Statistik
Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan antara
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengujian t-statistik dilakukan dengan cara membandingkan antara t-
hitung dengan t-tabel. (Gujarati, 2003)
t-tabel = { u ; df ( n-k ) }
t-hitung =
) (bi Se
bi
=
Keterangan :
u = Level of significance, atau probabilitas menolak hipotesis yang
benar.
n = Jumlah sampel yang diteliti.
K = Jumlah variabel independen termasuk konstanta.
Se = Standar error.
Uji t-statistik yang dilakukan menggunakan uji satu sisi (one tail
test), dengan u = 5 %.
Jika t-tabel < t-hitung berarti Ho ditolak atau variabel Xi
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika t-tabel _ t-
hitung berarti Ho diterima atau variabel Xi tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.



49
Tabel 4.3
Hasil Uji T-Statistik

Variabel Koefisien t-hitung t-tabel Keterangan
X1
0.219287 0.912447
1,753 Tidak signifikan
X2
6.223639 2.050543
1,753 Signifikan
X3
3.189227 1.523555
1,753 Tidak Signifikan
Dm
-1.117303 -3.339502
1,753 Signifikan
Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)



1. Uji t-Statistik terhadap parameter Variabel PDB riil (
1
)
Hipotesis pengaruh variabel PDB riil terhadap variabel
Penanaman Modal Dalam Negeri Di Indonesia yang digunakan adalah :

Ho :
1
< 0 , berarti variabel PDB riil tidak berpengaruh terhadap
variabel Penanaman Modal Dalam Negeri.
Ha :
1
> 0, berarti variabel PDB riil berpengaruh positip terhadap
variabel Penanaman Modal Dalam Negeri.

Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X
1
= 0.912447
sedangkan t-tabel = 1,753 ( df ( n-k ) 20-5 = 15 , = 0,05 ), sehingga
t-hitung > t-tabel
(0.912447 < 1.753). Perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel, yang
menunjukkan bahwa t-hitung < t-tabel, Ho diterima sehingga dapat
50
disimpulkan bahwa variabel PDB riil positif dan tidak signifikan terhadap
Penanaman Modal Dalam Negeri.

Gambar 4.1
Kurva Uji t Parameter Variabel Produk domestic Bruto









2. Uji t-Statistik terhadap parameter Variabel Tenaga Kerja (
2
)
Hipotesis pengaruh variabel Tenaga Kerja terhadap variabel
Penanaman Modal Dalam Negri Di Indonesia yang digunakan adalah :
Ho :
1
< 0 , berarti variabel Tenaga Kerja tidak berpengaruh terhadap
variabel Penanaman Modal Dalam Negeri..
Ha :
1
> 0, berarti variabel Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap
variabel Penanaman Modal Dalam Negeri..

Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X
2
= 2.050543
sedangkan t-tabel = 1,753 ( df ( n-k ) 20-5 = 15 , = 0,05 ), sehingga t-
hitung > t-tabel (2.050543 > 1,753 ). Perbandingan antara t-hitung dengan
t-tabel, yang menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel, Ho ditolak sehingga
1,753
Daerah
Ho ditolak
Daerah
Ho diterima
0.912447
51
dapat disimpulkan bahwa variabel Tenaga Kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri.

Gambar 4.2
Kurva Uji t Parameter Variabel Tenaga Kerja






3. Uji t-Statistik terhadap parameter Variabel Infrastruktur (
3
)
Hipotesis pengaruh variabel inflasi terhadap variabel Penanaman
Modal Dalam Negri Di Indonesia yang digunakan adalah :
Ho :
3
< 0 , berarti variabel Infrastruktur tidak berpengaruh terhadap
variabel Penanaman Modal Dalam Negeri.
Ha :
3
> 0, berarti variabel Infrastruktur berpengaruh positif terhadap
variabel Penanaman Modal Dalam Negeri.

Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X
3
= 1.523555
sedangkan t-tabel = 1,753 ( df ( n-k ) = 15 , = 0,05 ), sehingga t-hitung
< t-tabel (1.523555 < 1,753 ). Perbandingan antara t-hitung dengan t-
tabel, yang menunjukkan bahwa t-hitung < t-tabel, Ho diterima sehingga
1,753
2.050543
Daerah
Ho ditolak
Daerah
Ho diterima
52
dapat disimpulkan bahwa variabel Infrastruktur positif dan tidak
signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri.

Gambar 4.3
Kurva Uji t variabel Infrastruktur








4. Uji t-Statistik terhadap parameter Variabel dummy krisis ekonomi (Dm)
Hipotesis pengaruh variabel dummy krisis ekonomi terhadap
variabel Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia yang digunakan
adalah :
Ho :
4
_ 0 , berarti variabel dummy krisis ekonomi tidak berpengaruh
terhadap variabel Penanaman Modal Dalam Negeri.
Ha :
4
< 0, berarti variabel dummy krisis ekonomi berpengaruh negatif
terhadap variabel Penanaman Modal Dalam Negeri.
Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X
4
= -3.339502
sedangkan t-tabel = -1,753 ( df ( n-k ) = 15 , = 0,05 ), sehingga t-
hitung > t-tabel
Daerah
Ho ditolak

1,753

Daerah
Ho diterima
1.523555
53
(-3.339502 > -1,753 ). Perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel, yang
menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel, Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel dummy krisis ekonomi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri.

Gambar 4.4
Kurva Uji t Parameter Variabel Dummy







4.1.5. Pengujian F-Statistik
Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Pengujian F-statistik ini dilakukan dengan cara membandingkan antara
F-hitung dengan F-tabel. (Damodar Gujarati, 2003)
F-hitung =
) /( ) 1 (
) /(
2
2
k n R
I k R


F-tabel = ( : k-1, n-k ) = 5 %, ( 5-1= 4 ; 20-5 =15 )
Jika F-tabel < F-hitung berarti Ho ditolak atau variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
Daerah
Ho diterima
- 1,753
- 3.339502
54
variabel independen, tetapi jika F-tabel _ F-hitung berarti Ho diterima
atau variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang digunakan adalah :

Ho :
1
=
2
=
3
= 0, berarti variabel independen secara
keseluruhan tidak berpengaruh terhadap variabel independen.
Ha :
1
=
2
=
3
= 0, berarti variabel independen secara
keseluruhan berpengaruh terhadap variabel independen.

Hasil perhitungan yang didapat adalah F-hitung = 17.87907
sedangkan F-tabel = 3,06 (u = 0,05 ; 4 ; 15), sehingga F-hitung > F-
tabel (17.87907 > 3,06). Perbandingan antara F-hitung dengan F-tabel
yang menunjukkan bahwa F-hitung > F-tabel, menandakan bahwa
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen, sehingga bahwa variabel PDB riil (X1),
Tenaga Kerja (X2) dan Infrastruktur (X3) serta variabel dummy krisis
ekonomi (Dm) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia.

4.2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini meliputi 3 macam pengujian, yaitu
pengujian multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
55
4.2.1. Multikolinieritas.
Multikolinieritas adalah hubungan yang terjadi diantara variabel-
variabel independen atau variabel independen yang satu fungsi dari
variabel independen yang lain.
Pengujian terhadap gejala multikolinieritas dapat dilakukan
dengan membandingkan koefisien determinasi parsial (r
2
) dengan
koefisien determinasi majemuk (R
2
), jika r
2
lebih kecil dari R
2
maka
tidak ada multikolinieritas.

Tabel 4.4
Hasil Pengujian Mulitkolinearitas


LOG(Y) LOG(X1) LOG(X2) LOG(X3) DM
LOG(Y)
1.000000 0.899125 -0.590526 0.175954 0.727249
LOG(X1)
0.899125 1.000000 -0.563601 0.054222 0.617674
LOG(X2)
-0.590526 -0.563601 1.000000 0.308542 -0.127670
LOG(X3)
0.175954 0.054222 0.308542 1.000000 0.250008
DM
0.727249 0.617674 -0.127670 0.250008 1.000000
Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)


Dari uji miltikolinearitas tersebut diatas menunjukkan bahwa
apabila hasilnya < 0.85 yang berarti bahwa volume impor tidak terdapat
adanya penyakit asumsi klasik (multikolinearitas).
Meskipun ada 1 (Log X1) variabel yang terkena
multikolinieritas, hasil regresi Log Linier pada penelitian ini masih
termasukkategori BLUE (Best Linier Unbiase Estimation) karena
untukmemperoleh estimator yang BLUE tidak mensyaratkan asumsi
56
tidak adanya korelasi antar variabel independen (Agus Widarjono,
2005: 139)

4.2.2. Autokorelasi.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji
serial correlation LM test dengan menggunakan lag 1 yang hasilnya
dapat dilihat pada tampilan dibawah ini.
Dari uji autokorelasi tersebut diatas menunjukan bahwa
ditemukan nilai X-hitung = 3.019884< X-tabel = 3.84146 dengan df =
1 dan u = 0.05, dengan demikian hasil uji dengan menggunakan uji
serial correlation LM test tidak terdapat adanya penyakit asumsi klasik
(autokorelasi)

Tabel 4.5
Uji LM

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 2.326546
Probability
0.158167
Obs*R-squared 3.019884
Probability
0.082249

4.2.3. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan
tidak memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu
dengan cara meregresi residual kuadrat ( Ui
2
) dengan variabel bebas,
57
variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Dapatkan nilai R
2

untuk menghitung 2, di mana 2 = Obs*R square ( Gujarati, 2003 ).
Uji White Test

Uji Hipotesis untuk menetukan ada tidaknya heterokedastisitas.
Ho : p
1
= p
2
= ....= p
q
= 0 , Tidak ada heterokedastisitas
Ha : p
1
= p
2
=....= p
q
= 0 , Ada heterokedastisitas

Hasil perhitungan yang didapat adalah Obs*R square ( 2
-hitung
)
= 6.084865 sedangkan 2
-tabel
= 14.0671 ( df = 7 , = 0,05 ), sehingga
2
-hitung
< 2
tabel
(6.084865 < 14.0671). Perbandingan antara 2
-hitung

dengan 2
tabel
, yang menunjukkan bahwa 2
-hitung
< 2
tabel
, berarti Ho
tidak dapat ditolak. Dari hasil uji White Test tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak ada heterokedastisitas

Tabel 4.6
Hasil Uji White Test

White Heteroskedasticity Test:
F-statistic 0.947448 Probability 0.495214
Obs*R-squared 6.084865 Probability 0.413751



58
4.3. Interpretasi Ekonomi
4.3.1. Produk Domestik Bruto (PDB riil)
Hasil regresi yang di dapat bahwa Produk Domestik Bruto
(PDB) riil tidak berpengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) di Indonesia. Hal tersebut disababkan kondisi sosial
politik dan keamanan Indonesia yang belum stabil pasca krisis
moneter yang melanda Indonesia mulai awal tahun 1997. kondisi
tersebut menyebabkan investor enggan untuk berinvestasi mereka
lebih memulih untuk berinvestasi dalam bentuk deposito apalagi
pada pada tahun 1997 tingkat suku bunga deposito di indonesia
mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Hal tersebut bias dilihat
dari tahun sebelum terjadinya krisis yaitu sebesar rata-rata 12% per
tahun meningkat menjadi 44% pada tahun 1997.
4.3.2. Jumlah Tenaga Kerja
Hasil regresi yang di dapat bahwa jumlah tenaga kerja (JTK)
berpengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di
Indonesia. Itu berarti kenaikan tenaga kerja akan menaikkan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia, begitu juga
sebaliknya.
Hasil regresi menunjukkan nilai koefisien TK adalah
6,223639. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1% tenaga
kerja, variabel lain tidak berubah (ceteris paribus) mengakibatkan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia naik sebesar
59
6,223639 %. Hal ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan dalam
penelitian ini, dimana tenaga kerja dan Penanaman Modal Dalam
Negeri mempunyai pengaruh positif. Jadi adanya kenaikan jumlah
tenaga kerja akan berpengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) di Indonesia. Tenaga kerja merupakan salah satu
faktor penting dalam berproduksi. Adanya peningkatan jumlah
tenaga kerja akan meningkatkan kapasitas produksi. Oleh karena itu
hal yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja
dengan mengembangkan sistem keterpaduan antara dunia
pendidikan, pelatihan keterampilan yang sepadan dengan kebutuhan
pasar tenaga kerja, perkembangan pembangunan dan teknologi.
4.3.3. Infrastruktur
Hasil regresi yang di dapat bahwa Infrastruktur tidak
berpengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di
Indonesia. Hal tersebut juga disebabkan karena faktor sosial politik
dan keamanan di indonesia yang tidak kondusif pasca krisis
moneter, dan juga dapat dilihat dari segi kondisi kualitas jalan yang
masih belum memadai.
4.3.4. Variabel Dummy (Krisis Ekonomi)
Hasil regresi yang di dapat bahwa krisis ekonomi (dm)
berpengaruh terhadap penanaman modal dalam negeri di Indonesia.
Hal ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini,
dimana krisis ekonomi dan penanaman modal dalam negeri
60
mempunyai pengaruh negatif. Jadi adanya krisis ekonomi akan
berpengaruh terhadap penanaman modal dalam negeri di Indonesia.
Krisis ekonomi yang terjadi pertengahan 97 dan puncaknya
pada tahun 1998 telah memberikan pengaruh yang luas kepada
perekonomian. Dampak krisis ekonomi terhadap perekonomian
ditandai dengan pertumbuhan yang negatif, tingginya tingkat inflasi
dan tingginya tingkat pengganguran serta berpengaruh negatif
terhadap penanaman modal dalam negeri di Indonesia. Adanya
krisis ekonomi tersebut menciptakan adanya kelesuan usaha.
Sehingga para investor enggan untuyk berinvestasi hal tersebut
dikarenakan ketakutan para investor akan kondisi stabilitas politik
dan keamanan indonesia yang masih belum stabil yang di akibatkan
oleh krisis ekonomi yang melanda indonesia.










61
BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI



5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan
mengenai penanaman modal dalam negeri maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1. Produk domestik bruto, Jumlah Tenaga Kerja, Infrastruktur dan
variable dummy secara serempak mempunyai pengaruh terhadap
penanaman modal dalam negeri di Indonesia.
2. Hasil pengujian secara individual terhadap faktor - faktor yang
mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Hasil pengujian menunjukkan bahwa PDB tidak berpengaruh
terhadap penanaman modal dalam negeri di Indonesia. Hal
tesebut di sebabkan oleh kondisi sosial politik dan keamanan
Indonesia yang belum stabil paska krisis monener yang
melanda Indonesia pada tahun 1997.
b. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja
berpengaruh terhadap terhadap Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) di Indonesia. Jadi adanya kenaikan jumlah
tenaga kerja akan berpengaruh terhadap Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia. Tenaga kerja
62
merupakan salah satu faktor penting dalam berproduksi.
Adanya peningkatan jumlah tenaga kerja akan meningkatkan
kapasitas produksi. Oleh karena itu hal yang harus dilakukan
adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja dengan
mengembangkan sistem keterpaduan antara dunia
pendidikan, pelatihan keterampilan yang sepadan dengan
kebutuhan pasar tenaga kerja, perkembangan pembangunan
dan teknologi.
c. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Infrastruktur (Jumlah
Panjang Jalan) tidak berpengaruh terhadap penanaman
modal dalam negeri di Indonesia. Hal tesebut di sebabkan
oleh kondisi sosial politik dan keamanan Indonesia yang
tidak kondusif paska krisis moneter yang melanda Indonesia
pada tahun 1997 dan juga kondisi kualitas jalan yang kurang
memadai.
d. Hasil pengujian menunjukkan bahwa krisis ekonomi (Dm)
mempunyai pengaruh negatif terhadap terhadap Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia. Jadi adanya
krisis ekonomi akan berpengaruh terhadap Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia.



63
5.2. Implikasi
Kesimpulan hasil penelitian diatas memberi implikasi sebagai berikut
1. Sebagai indikator tingkat pertumbuhan ekonomi. PDB tetap perlu
ditingkatkan untuk meningkatkan penanaman Modal Dalam
Negeri dalam tingkat yang wajar karena dengan laju Penanaman
Modal Dalam Negeri yang wajar, sektor riil akan tetap bergairah
dan memberikan peluang-peluang peningkatan mutu kesejartaan
masyarakat, dan perlu di perhatikan juga dari tingkat sosial politik
dan keamanan di Indonesia yang belum stabil yang
mengakibatkan para investor dalam negeri berpikir dua kali untuk
menanamkan investasinya di indonesia.
2. Jumlah Tenaga kerja berpengaruh terhadap Penanaman Modal
Dalam Negeri di Indonesia. Hal ini dikarenakan Tenaga keja
merupakan salah satu faktor yang penting dalam sebuah produksi.
Peningkatan kualitas tenaga kerja akan meningkatkan daya saing
dalam meningkatkan kapasitas produksi. Oleh karena itu
sebaiknya pemerintah menyediakan pengembangan sistem terpadu
seperti dunia pendidikan, pelatihan keterampilan yang sepadan
dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
3. Infrastruktur tidak berpengaruh terhadapa Penanaman Modal
Dalam Negeri di Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh kondisi dari
kualitas jalan itu sendiri yang kurang memadai. Sebagai prasarana
transportasi yang penting untuk mempelancar kegiatan
perekonomian, tersedianya jalan yang berkualitas akan
64
meningkatkan usaha pembangunan khususnya dalam upaya
memudahkan lalulintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Di
sini sebaiknya pembangunan kembali Infrastruktur sangat penting
bagi Penanaman Modal Dalam Negeri. Dengan Infrastruktur yang
memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan semakin
besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
4. Untuk mengendalikan laju Penanaman Modal Dalam Negeri,
pemerintah harus memperkuat struktur perekonomiannya sehingga
tidak rentan terhadap goncangan. Selain itu pemerintah juga harus
meningkatkan kestabilan sosial politik dan keamanan karena laju
inflasi sangat rentan terhadap hal ini.













65

DAFTAR PUSTAKA




Andriani, Gita, Model Kredit Investasi Pada Sektor Industri Oleh Bank-bank
Pemerintah Tahun 19981-1997,Skripsi,Fakultas Ekonomi, Universitas
Islam Indonesia, 2001

Arief, Sritua, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta : UI PRESS, 1993.

Badan Pusat Statistik, Indikator Ekonomi Indonesia, Berbagai edisi, 1984-2005.

, , Statistik Ekonomi Indonesia, Berbagai edisi, 1984-2005.

BI, Statistik Keuangan Indonesia,Berbagai Edisi, 1984-2006.

Gujarati, Damodar,Ekonometrika Dasar, Terjemahan, Cetakan Ketiga, Erlangga
Jakarta,1993

Hakim, Abdul, Ekonomi Pembangunan, UII Press, Yogyakarta, 2001.

Jati ,Kuntjoro , Ekonomi Politik di Asia Pasifik, Jakarta, Erlangga,1995

Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga.
Yogyakarta : BPFE UGM, 2003.

Prawatyo Aditya,Factor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di
Indonesia,Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia,1996

Rahardjo, Dawam, Tren Ekonomi 2000 Antara Optimisme dan Pesimisme,
Bernas, 31 oktober 2000.

Sagi, Soeharto, Ekonomi Indonesia, Gagasan, Pemikiran dan Polemik,
IQRA,Bandung,1982

Sumarno, Heri, Manajemen Pemasaran Internasional, Jakarta, Salemba
Empat,2000.

Widarjono,Agus, Ekonometrika, edisi 2, Ekonisia, yogyakarta, 2005

66
































67

Lampiran 1 : Data Penelitian

TAHUN Y X1 X2 X3 X4
1985 3830.3 660496.5 62.457.138 207.363 0
1986 4126 742061.4 68.338.187 224.211 0
1987 11404 777416.2 70.402.443 227.344 0
1988 15681 824234.8 72.816.834 254.934 0
1989 21907 886405.2 73.908.204 271.176 0
1990 59878.4 949837.8 75.850.580 288.727 0
1991 41084.8 1015854 76.423.179 319.370 0
1992 29341.7 1081472 78.518.372 325.441 0
1993 39450.4 1151729 79.200.542 344.892 0
1994 53289.1 1238569 80.110.060 356.878 0
1995 69853 1340379 85.701.813 327.227 0
1996 100715 1445173 87.049.756 336.377 0
1997 119873 1513094 87.672.449 341.467 0
1998 60749.3 1314474 88.816.859 355.363 1
1999 53550 1324873 89.837.730 355.951 1
2000 93327.7 1389770 90.807.417 355.951 1
2001 58816 1442985 91.647.166 361.782 1
2002 25307.6 1506124 90.784.917 368.362 1
2003 50092.1 1579559 93.722.036 370.516 1
2004 34140.4 1660579 94.948.118 372.929 1
Sumber : Badan Pusat Statistik
Dimana :
Y = Penanaman Modal Dalam Negeri (Miliar Rp)
X1 = Produk Domestik Bruto (Miliar Rp)
X2 = Jumlah Tenaga Kerja (Ribu Jiwa)
X3 = Infrastuktur (Jumlah Panjang Jalan) (Km)
X4 = Variabel Dummy
X4 = 0 ( Sebelum Krisis Ekonomi)
X4 = 1 ( Sesudah Krisis Ekonomi)
68


Lampiran 2 : Uji MWD linier
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 01/25/08 Time: 10:56
Sample(adjusted): 1986 2004
Included observations: 19 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -202521.9 266772.8 -0.759155 0.4613
X1 -0.002119 0.005292 -0.400339 0.6954
X2 0.005658 0.001870 3.025175 0.0098
X3 -0.572414 0.795098 -0.719930 0.4843
DM -47774.72 26840.45 -1.779952 0.0985
Z1 -47905.49 75443.32 -0.634987 0.5365
R-squared 0.630829 Mean dependent var 49609.82
Adjusted R-squared 0.488841 S.D. dependent var 30801.28
S.E. of regression 22021.50 Akaike info criterion 23.08952
Sum squared resid 6.30E+09 Schwarz criterion 23.38776
Log likelihood -213.3504 F-statistic 4.442814
Durbin-Watson stat 1.125399 Prob(F-statistic) 0.014002

Lampiran 3 : Uji MWD Log Linier
Dependent Variable: LOG(Y)
Method: Least Squares
Date: 01/25/08 Time: 13:24
Sample: 1985 2004
Included observations: 20
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOG(X1) 0.225839 0.246537 0.916044 0.3752
LOG(X2) 5.671004 3.275252 1.731471 0.1053
LOG(X3) 3.508275 2.225341 1.576511 0.1372
DM -1.084480 0.348191 -3.114612 0.0076
Z2 -7.86E-06 1.46E-05 -0.537545 0.5993
C -140.1949 40.09615 -3.496469 0.0036
R-squared 0.830128 Mean dependent var 10.45224
Adjusted R-squared 0.769460 S.D. dependent var 0.950961
S.E. of regression 0.456600 Akaike info criterion 1.513308
Sum squared resid 2.918772 Schwarz criterion 1.812027
Log likelihood -9.133076 F-statistic 13.68303
Durbin-Watson stat 1.417128 Prob(F-statistic) 0.000057

69


Lampiran 4 : Uji Regresi Linier

Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 01/25/08 Time: 15:45
Sample: 1985 2004
Included observations: 20
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
X1 -0.000896 0.002963 -0.302583 0.7664
X2 0.005034 0.001755 2.867851 0.0117
X3 -0.208647 0.320396 -0.651216 0.5248
DM -52488.36 16605.19 -3.160962 0.0065
C -277392.1 92898.51 -2.985969 0.0092
R-squared 0.633166 Mean dependent var 47320.85
Adjusted R-squared 0.535344 S.D. dependent var 31679.25
S.E. of regression 21594.38 Akaike info criterion 23.01057
Sum squared resid 6.99E+09 Schwarz criterion 23.25950
Log likelihood -225.1057 F-statistic 6.472612
Durbin-Watson stat 1.204980 Prob(F-statistic) 0.003112






Lampiran 5 : Uji Regresi Log Linier

Dependent Variable: LOG(Y)
Method: Least Squares
Date: 01/25/08 Time: 15:44
Sample: 1985 2004
Included observations: 20
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOG(X1) 0.219287 0.240329 0.912447 0.3760
LOG(X2) 6.223639 3.035118 2.050543 0.0582
LOG(X3) 3.189227 2.093280 1.523555 0.1484
DM -1.117303 0.334572 -3.339502 0.0045
C -146.0944 37.63977 -3.881384 0.0015
R-squared 0.826622 Mean dependent var 10.45224
Adjusted R-squared 0.780388 S.D. dependent var 0.950961
S.E. of regression 0.445647 Akaike info criterion 1.433737
Sum squared resid 2.979014 Schwarz criterion 1.682670
Log likelihood -9.337372 F-statistic 17.87907
Durbin-Watson stat 1.329218 Prob(F-statistic) 0.000014


70


Lampiran 6 : Uji LM
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.299283 Probability 0.273471
Obs*R-squared 1.698489 Probability 0.192486

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 01/25/08 Time: 11:55
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOG(X1) 0.069672 0.245691 0.283576 0.7809
LOG(X2) 0.540443 3.042456 0.177634 0.8616
LOG(X3) -0.000402 2.072704 -0.000194 0.9998
DM -0.100220 0.342752 -0.292397 0.7743
C -10.83725 38.46337 -0.281755 0.7823
RESID(-1) 0.349163 0.306321 1.139861 0.2735
R-squared 0.084924 Mean dependent var -8.51E-15
Adjusted R-squared -0.241888 S.D. dependent var 0.395967
S.E. of regression 0.441266 Akaike info criterion 1.444989
Sum squared resid 2.726023 Schwarz criterion 1.743708
Log likelihood -8.449885 F-statistic 0.259857
Durbin-Watson stat 1.977400 Prob(F-statistic) 0.927610








71


Lampiran 7 : Uji white
White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.947448 Probability 0.495214
Obs*R-squared 6.084865 Probability 0.413751


Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 01/25/08 Time: 12:00
Sample: 1985 2004
Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 606.1926 1266.426 0.478664 0.6401
LOG(X1) -10.38367 23.50763 -0.441715 0.6660
(LOG(X1))^2 0.350199 0.786798 0.445094 0.6636
LOG(X2) 1.174011 3.482024 0.337163 0.7414
LOG(X3) -87.56965 183.3798 -0.477532 0.6409
(LOG(X3))^2 3.480131 7.264280 0.479074 0.6398
DM 0.090786 0.324930 0.279401 0.7843

R-squared 0.304243 Mean dependent var 0.148951
Adjusted R-squared -0.016875 S.D. dependent var 0.188842
S.E. of regression 0.190429 Akaike info criterion -0.209856
Sum squared resid 0.471423 Schwarz criterion 0.138651
Log likelihood 9.098557 F-statistic 0.947448
Durbin-Watson stat 3.228565 Prob(F-statistic) 0.495214

You might also like