You are on page 1of 2

BAHASA BINATANG Keinginan untuk memahami hubungan bahasa dengan pikiran telah menghasilkan ketertarikan yang besar pada

bahasa binatang bagi para peneliti (Hino Josa & Others, 2004; Lachlan & Feldman, 2003). Apakah binatang menggunakan bahasa dengan cara yang sama seperti manusia? Kemampuan kognitif apa yang berhubungan pada penggunaan bahasa mereka? Banyak spesies dari binatang menggunakan cara yang kompleks dan terampil untuk menandakan bahaya dan untuk berkomunikasi tentang kebutuhan dasar, seperti makanan dan seks. Contohnya, pada satu spesies lalat, sang betina telah mempelajari untuk meniru sinyal berkedip dari spesies lain untuk memikatnya ke dalam teritorinya. Lalu ia akan memakannya. Tapi apakah ini bahasa pada akal manusia? Kebanyakan psikolog setuju bahwa ini bukan bahasa pada akal manusia. Tapi bagaimana tentang kemampuan berbahasa binatang dengan kekuatan otak yang lebihsecara spesifik, yang paling dekat dengan kita, kera besar? Simpanse dan homo sapiens (manusia) mempunyai 98% gen yang sama. Perilaku simpanse yang manusia juga lakukan, seperti berburu, perkakas, berpelukan, menepuk-nepuk punggung, berciuman, dan berpegangan tangan. Beberapa peneliti percaya bahwa kera dapat belajar bahasa manusia. Satu selebriti di lapangan ini adalah simpanse bernama Washoe, yang diadopsi saat berumur 10 bulan (Gardner & Gardner, 1971). Karena kera tidak mempunyai alat vokal untuk berbicara, para peneliti mengajari Washoe bahasa isyarat amerika yang biasa digunakan untuk para tunarungul. Washoe memakai bahasa isyarat hampir pada setiap aktivitas, seperti makan, bermain, dan mengendarai mobil-mobilan. Dalam 2 tahun, Washoe mempelajari 18 isyarat yang berbeda, dan saat berumur 5 tahun dia sudah mempunyai 160 kosakata isyarat. Washoe belajar bagaimana menggunakan isyarat dengan cara novel. Seperti kau minum dan kau aku senang. Dan sejumlah upaya lainuntuk mengajarkan bahasa pada simpanse mempunyai hasil yang sama (Premack, 1986) Debat mengenai kemampuan simpanse dalam penggunaan bahasa terfokus pada 2 masalah: Dapatkah kera mengerti simbol-simbolitu dia, dapatkah mereka membandingkan bahwa suatu benda ada untuk yang lain? Dan dapatkah kera mempelajari sintaksis (kalimat)itu dia, dapatkah mereka mempelajari jenis-jenis mesin dan peraturan yang diberikan pada bahasa manusia dalam proses kreatif itu? Masalah pertama mungkin telah diselesaikan oleh Sue Savage-Rumbaugh dan koleganya (1993). Para peneliti ini menemukan bukti-bukti kuat bahwa simanse Sherman dan Austin dapat mengerti simbol-simbol. Contohnya, Austin maupun Sherman sedang duduk di suatu ruangan, dan suatu simbol diperlihatkan pada layar, ia akan pergi ke ruangan lain untuk menemukan objek itu dan membawanya kembali. Jika objek itu tidak disana, dia akan kembali dengan tangan kosong (Cowley, 1988). Austin dan Sherman bermain permainan yang mana simpanse akan diberi poin dengan simbol makanan (seperti M&Ms), simpanse yang lain memilih makanan dari nampan, dan mereka berdua memakannya. Observasi ini mempunyai bukti yang jelas bahwa simpanse dapat mengerti simbol (lihat figur (9.10). Bukti terakhir tentang kemampuan sintaksis simpanse telah ada sejak studi pada simpanse kerdil yang langka (Pan paniscus), biasa dikenal dengan bonobos. Simpanse ini lebih ramah dan lebih terang dibandingkan sepupunya dan memeperlihatkan kemampuan bahasa yang luar biasa. Contohnya, bintang pelatihan Kanzil sangat baik dalam mengerti bahasa inggris dan telah diperlihatkan perbandingannya dengan lebih daro 600 kata. Seperti dapatkah kau membuat kelinci

makan kentang yang manis? (Savage-Rumbaugh, Shanker, & Taylor, 1998). Kanzi juga menghasilkankalimat yang cukup kompleks dengan menggunakan sebuah papan respon yang dikaitkan dengan speech synthetizer. Debat mengenai apakah binatang dapat menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikirannya masih jauh belum diketahui. Para peneliti setuju bahwa binatang dapat berkomunikasi dengan yang lainnya dan beberapa dapat memanipulasi bahasa seperti simbol dengan sintaksis (kalimat) yang menyerupai anak anak. Pada waktu yang sama, para peneliti belum menemukan bahwa binatang dapat menggunakan bahasa untuk mengekspresikan ide-ide layaknya manusia dewasa atau dapat menggunakan bahasa secara kompleks seperti manusia dewasa.

You might also like