You are on page 1of 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK SEMESTER 1 2011/2012 Percobaan 04 KROMATOGRAFI KOLOM & KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Isolasi Kurkumin

n dari Kunyit (Curcuma longa L)

Oleh: Nama : Lulu Nurlaila NIM/Prodi : 10410022 / Mikrobiologi Kelompok : 8 Asisten : Berty Risanto / 10507036 Chew Wei Yee / 10709704

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

A. Tujuan Percobaan 1. Menentukan komponen pnyusun kurkuminoid dalam kunyit menggunakan metode kromatografi kolom 2. Menentukan Rf komponen senyawa penyusun kurkuminoid hasil isolasi dari kunyit dengan cara kromatografi lapis tipis.

B. Prinsip Percobaan Kromatografi adalah metode untuk memisahkan senyawa organik dan anorganik agar dapat dianalisis. Metode pemisahannya didasarkan pada perbedaan migrasi dan distribusi senyawa atau ion-ion didalam dua fasa yang berbeda. Perbedaan fasa gerak dan fasa diam bergantung pada afinitasnya. Semakin besar afinitasnya terhadap fasa gerak, zat akan semakin lama tertahan di fasa gerak. Semakin kecil afinitasnya terhadap fasa gerak, zat akan semakin tertahan di fasa diam. Rimpang dari kunyit biasa digunakan sebagai bahan warna kuning, bumbu masakan, dan lain-lain. Komponen utama aktif dari rimpang kunyit adalah kurkumin. Komponen penyusun utama kurkuminoid memiliki sifat anti kanker dan anti tumor, terdapat demetoksi kurkumin dan bisdemetoksi kurkumin.

C. Data Pengamatan Kromatografi lapis tipis Jarak tempuh pelarut : 4 cm Jarak noda kurkumin murni : 2,8 cm Jarak noda 1: 2,8 cm Jarak noda 2: 1,65 cm Jarak noda 3: 0,9 cm

D. Pengolahan Data Rf kurkumin murni : 0,7 Rf 1 : 0,7 Rf 2: 0,4125 Rf 3: 0,225

E. Pembahasan Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan yang didasarkan atas perbedaan migrasi dan distribusi senyawa yang terjadi dalam 2 fasa berbeda yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fase diam pada percobaan kali ini yaitu silika gel dan fase geraknya yaitu diklorometana. kurkumin adalah komponen utama senyawa kurkuminoid hasil metabolit sekunder yang banyak terdapat pada tanaman jenis kunyit dan temulawak (suku Zingiberacceae). Senyawa kurkuminoid lainnya adalah bis-demetoksi kurkumin dan demetoksi kurkumin. Untuk mengisolasi kurkumin dari kunyit, serbuk kunyit dilarutkan dalam diklorometana. Diklorometana digunakan sebagai pelarut karena merupakan pelarut non polar yang dapat melarutkan senyawa yang ada dalam kunyit berupa senyawa organik yang cenderung bersifat non polar . Interaksi antar molekul non polar ini akan melarutkan senyawa yang ada dalam kunyit termasuk kurkumin pada pelarutnya. Campuran kunyit-diklorometana selanjutnya direfluks selama satu jam. Proses ini bertujuan untuk mengekstrak kurkumin yang ada pada kunyit. Pada saat refluks, suhu larutan sebaiknya tidak terlalu tinggi karena proses ini berjalan dengan sempurna sehingga tidak semua kurkumin pada kunyit dapat di ekstrak. Setelah proses refluks selesai, campuran disaring denagn penyaringan vakum dan larutan kuning hasil penyaringan selanjutnya dipekatkan dengan melakukan distilasi untuk

menguapkan pelarut sehingga diperoleh residu kuning kemerahan. Kemudian residu kuning kemerahan hasil distilasi ditambahkan dengan n-heksana yang bertujuan untuk menjenuhkan campuran sehingga residu memadat dan kemudian disaring dengan penyaringan vakum. Padatan yang diperoleh adalah padatan kurkuminoid yang selanjutnya dilakukan analisis dengan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis. Prinsip kerja kromatografi kolom yaitu berdasarkan gravitasi, sedangkan KLT berdasarkan daya kapilaritas. Pada kromatografi kolom, pemisahan komponen kurkuminoid dilakukan berdasarkan adanya perbedaan ukuran molekul dan kepolaran zat terlarut. Zat terlarut dengan ukuran molekul yang lebih besar dan bersifat polar akan tertahan pada fasa diam karena fasa diam bersifat polar. Hal ini menyebabkan kurkumin yang keluar terlebih dahulu dengan warna kuning, lalu lapisan setelah nya yaitu demetoksi yang berwarna jingga, dan lapisan teratas yang berwarna coklat kemerahan berupa bis-demetoksi. Pengujian pada KLT digunakan terhadap kurkumin murni yang dihasilkan melalui kromatografi kolom dan ekstrak kunyit yang dihasilkan tanpa menggunakan kromatografi kolom. Dengan menggunakan KLT, diperoleh Rf untuk ekstrak kurkumin murni 0,7 sedangkan untuk ekstrak kunyit diperoleh Rf 0,4125 yang menunjukkan adanya bis-demetoksi kurkumin, Rf 0, 225 yang menunjukkan adanya demetoksi kurkumin, dan Rf 0,7 yang menunjukkan adanya kurkumin. Dari hasil kromatografi tersebut dapat diketahui urutan kepolaran komponen-komponen pada ekstrak kunyit yaitu kurkumin merupakan senyawa yang paling polar , lalu disusul oleh demetoksi kurkumin, bis-demetoksi kurkumin.

F. Kesimpulan 1. Komponen penyusun kurkuminoid dalam kunyit yang berhasil dipisahkan melalui kromatografi kolom menjadi tiga komponen yaitu kurkumin, demetoksi kurkumin, dan bisdemetoksi kurkumin. 2. Nilai Rf yang diperoleh dari percobaan adalah 0,225 untuk bis-demetoksi kurkumin, 0,4125 untuk demetoksi kurkumin, dan 0,7 untuk kurkumin.

G. Pustaka Mayo, D.W.et al. 1994. Microscale Organic Laboratory 2nd edition. John Wiley & Sons. New York. Hal 90-108

You might also like