You are on page 1of 10

PANCASILA SILA KE-4

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan

Dendy C. Setiawan Adi Firman Taufiq Dhita Jati Kusuma Rhandy Ramono S. Olan Oka Y. Asep Arief Pudin Bayu Fadhilla Tresna Nugraha

(08/269002/TK/34201) (09/281154/TK/34825) (09/281164/TK/34830) (09/281250/TK/34884) (09/281257/TK/34889) (09/281492/TK/35024) (09/281650/TK/35085) (09/284351/TK/35260)

Butir-Butir Pengamalan
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat

Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain


Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama Musyawarah untuk mencapai mufakat dengan semangat kekeluargaan Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah Musyawarah dilaksanakan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur Keputusan yang diambil harus bisa dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan yang Maha Esa Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai kebenaran dan keadilan

Implementasi Sila Ke-4 dalam Bidang Teknik dan Ekonomi di Indonesia

Implementasi sila ke 4 Pancasila terlihat jelas dalam kehidupan para teknisi (engineer), dimana dalam menjalankan tugasnya sebagai pihak yang kompeten dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan teknologi, seorang engineer dituntut untuk melakukan diskusi (musyawarah) dengan berbagai pihak yang berbeda disiplin ilmu untuk menghasilkan sebuah keputusan terbaik bagi masayarakat. Fungsi utama dari seorang engineer dalam suatu komunitas adalah pemberi solusi teknis dan ekonomis, berdasarakan pertimbangan teknis demi tercapainya tingkat kehandalan dan kelayakan sebuah keputusan yang berhubungan dengan alat teknik.

Tugas pemberian alternatif solusi dalam pengambilan keputusan ini dapat dilakukan karena setiap engineer memiliki kemampuan dalam bidang Engineering Design Process. Engineering Design Process adalah proses yang sistematik, cerdas dan evaluatif dalam pengambilan keputusan yang iteratif yang didasari oleh ilmu matematika dan ilmu rekayasa untuk menghasilkan sebuah produk, sistem, autosolusi yang optimal yang dibutuhkan masyarakat. Ilmu ini menuntut seorang engineer melakukan sebuah iterasi atau siklus dalam pengambilan keputusan.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan seorang engineer dalam Engineering Design Process, antara lain: Mengidentifikasi permasalahan Penyelidikan dan penelitian Penghasilan beberapa alternatif solusi Analisa alternatif solusi Pengambilan keputusan terbaik Evaluasi Perbaikan dengan design ulang

Contoh Kasus
1. Dalam proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya, menteri pekerjaan umum tidak boleh langsung mengambil keputusan sendiri, tetapi keputusan yang diambil harus melalui musyawarah mufakat atau melalui rapat dengan staf-stafnya sendiri maupun pemerintah daerah dimana infrastruktur itu akan dibangun. Berbagai keputusan yang diambil seperti mekanisme proyek, lokasi proyek, kriteria pembangunan harus diputuskan melalui musyarawarah dan hasilnya harus memperhatikan kepentingan bersama.

2.

Dalam penentuan bagi hasil pertambangan minyak, misalnya dalam bagi hasil blok Cepu, keputusan yang diambil harus merupakan hasil musyawarah antara pemerintah pusat, pemerintah daerah tersebut dan pengeksplor minyak asing (Exxon Mobile)

Kendala

1. Dalam proyek pembangunan infrastrukstur tadi terdapat kendala antara lain hasil rapat tidak bisa langsung dieksekusi karena hasil rapat tersebut masih harus diproses lagi di tangan pemerintah pusat, dan belum tentu hasil rapat akan terlaksana penuh 2. Dalam penetuan bagi hasil blok Cepu, ternyata keputusan yang diambil belum menguntungkan semua pihak, terbukti pemerintah daerah Blora sebagai pemilik daerah tersebut mengaku belum mendapat dana bagi hasil minyak yang seharusnya diterima

Saran

1. Dalam masalah pembangunan infrastruktur sebaiknya hasil keputusan rapat apabila dirasa sudah memuaskan semua pihak segera dilaksanakan, tidak usah menunggu lama keputusan pemerintah pusat lagi 2. Dalam penentuan bagi hasil blok Cepu, seharusnya pemerintah dalam mengambil keputusan benar-benar melibatkan semua pihak terkait dan tidak boleh merugikan salah satu pihak.

Kesimpulan

1. Hendaknya para engineer atau pun para pembangun bangsa menggunakan prinsip musyawarah dalam mengambil keputusan agar tercipta keputusan yang andal untuk kepentingan masyarakat luas. 2. Beberapa alternatif harus disediakan untuk mengantisipasi perubahan yang tidak dapat diprediksi.

SEKIAN dan TERIMA KASIH

You might also like