You are on page 1of 8

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN PROGRAM PASCA SARJANA ANGKATAN I

ETIKA KEPOLISIAN DAN KEPEMIMPINAN

OLEH ROBERTHO PARDEDE 2011661003

MATA KULIAH FALSAFAH DAN ETIKA KEPOLISIAN

Pendahuluan

Keberadaan dengan untuk adanya

dan

fungsi

Polri

dalam

masyarakat yang

adalah

sesuai

tuntutan

kebutuhan

dalam

masyarakat adanya

bersangkutan keamanan

pelayanan

polisi, yaitu

pelayanan

dan juga sesuai undang-undang no. 2 Tahun 2002 tercantum pada pasal 2 mengenai fungsi dari Kepolisian yaitu salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat. Saat ini kepercayaan masyarakat terhadap Polri masih rendah dan cenderung merosot, bahkan ketakutan masyarakat pada sosok keberadaan anggota Polri masih tinggi, akibat streotif yang melekat pada Polri pada masa lampau, yang cenderung menonjolkan kekerasan, kekuasaan, pungli dan pemerasan daripada tindakan kepolisian yang berlandaskan aturan hukum dan menghargai Hak Asasi Manusia. Untuk mencapai pemolisian yang efektif dalam rangka

mewujudkan suatu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) diperlukan petugas kepolisian yang tidak hanya professional namun juga beretika kepolisian. Pada era Reformasi ini masyarakat menuntut adanya suatu polisi sipil yang demokratis yaitu polisi dalam masyarakat polisi seimbang yang kemudian dan yang modern yang masyarakat saling tulus antara dalam mengisi. polisi dengan mengedepankan hubungan Landasan dengan lebih demokrasi, yang adalah dimana relatif yang

kekuatan utamanya warga

dan

hubungan

masyarakat, efisien

ditindaklanjuti

menerapkan strategi atau kebijakan untuk mendapatkan hasil yang efektif dan dalam mengendalikan kejahatan dan untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
2

Dalam siapa

paradigma

yang

demikian maka Polri harus sadar dukungan dari

akan dari dalam tata

kemampuannya yang terbatas, serta tidak tahu kapan dimana serta pelaku kejahatan atau yaitu itu untuk itu perlu mendapat dikatakan sebagai berfungsi masyarakat masyarakat Polri harus dapat Polri dapat fungsional bagian

kehidupan masyarakat tersebut dan keberadaannya dibutuhkan serta mendapat dukungan dari warga masyarakat yang dilayaninya. Agar dapat tercapai sasaran tugas pokoknya secara efektif

dan efisien, maka figur pemimpin polisi sangat menentukan berhasil atau tidaknya polisi dalam merebut hati masyarakat guna mendapat dukungan dari masyarakat.

PERMASALAHAN

Permasalahan makalah / tulisan ini dirumuskan dengan pertanyaan Bagaimanakah figur kepemimpinan Polri yang beretika kepolisian guna mendapat dukungan dari masyarakat untuk mencapai tugas pokoknya secara efektif dan efisien ?

PEMBAHASAN

Beberapa orang tertentu menjadi pemimpin karena memiliki kualitas kepemimpinan secara alamiah, sementara orang-orang lainnya yang tidak memiliki kualitas tersebut dapat menjadi pemimpin-pemimpin besar melalui latihan akan tetapi mereka yang memiliki kualitas kepemimpinan secara

alamiah sekalipun tidak begitu saja menjadi pemimpin melainkan ada hal-hal yang harus mereka kerjakan.1 Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan.2 Dalam setiap organisasi, keberhasilan atau kegagalan sebagian besar ditentukan oleh pemimpinnya, karena pemimpinlah yang dapat menentukan arah dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin dalam setiap organisasi memiliki posisi sangat penting untuk dapat menggerakan bawahannya termasuk juga pada organisasi Polri. Etika Kepolisian adalah etika profesi yang menuntut dipenuhi

pengetahuan dan pengalaman oleh mereka yang telah memperoleh pengetahuan dan keahlian untuk melakukan tugas-tugas Kepolisian, yaitu sebagai pengayoman, perlindungan dan pelayanan masyarakat dalam memelihara keamanan dan penegakan hukum.3 Untuk mencapai pemolisian yang efektif dalam rangka

mewujudkan suatu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) diperlukan petugas kepolisian yang profesional. Profesionalisme Polri dapat dijelaskan dari kata profesi lebih khususnya lagi adalah Profesi Kepolisian yaitu profesi yang berkaitan dengan tugas kepolisian baik

dibidang operasional maupun dibidang pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai pelindung, pengayom, pelayan dan penegak hukum yang dalam pelaksanaannya dipandu oleh kode etik Profesi Polri yaitu
1

Joyce Meyer, Pemimpin yang sedang dibentuk, Jakarta, Immanuel publishing house, 2002. Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1998. Wik Djatmika, Dibawah Panji-Panji Tribrata, Jakarta, PTIK Press, 2006.

sebagai norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis dengan peraturan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang atau patut dilakukan oleh anggota Polri. Seperti halnya dengan profesi-profesi lainnya, profesi kepolisian juga perlu menata dirinya dalam wadah organisasi profesi kepolisian baik untuk lingkup nasional (negara) maupun internasional (global) dan sekaligus menerapkan kode etik profesi untuk menjaga martabat, kehormatan, dan/atau itikad-itikad etis yang harus ditaati oleh para anggota kepolisian. Tuntutan Polri masa depan yang semakin kompleks sebagai polisi sipil taat yang profesional, modern, demokratis, hal tersebut pandai, bermoral dan hukum, untuk mencapai diperlukan baik yang bagi sebuah figur diri sendiri, dengan

kepemimpinan selain yang baik, kuat yang dapat bertindak sebagai penggagas anak memikirkan perkembangan pada dan pembelajaran organisasi dan buah / anggota maupun bagi dipimpinnya juga program

konsistensi

keberlanjutan

mengisyaratkan akan adanya keterkaitan dan keterpengaruhan antara pemimpin yang baru dengan pemimpin sebelumnya pada penentuan arah kebijakan dalam hal perwujudan visi organisasi. Model kepemimpinan tersebut juga dikenal sebagai kepemimpinan strategis dan sistemik. Kepemimpinan strategis adalah pemimpin yang berorientasi pada visi karena keinginan adanya perubahan dan terus menerus berinovasi untuk adanya suatu perubahan yang lebih baik, sedangkan sistemik penekanan pengertiannya pada adanya saling keterpengaruhan dan keterkaitan antara yang satu dengan yang lain dalam hal penentuan arah kebijakan organisasi sehingga tetap terwujudnya konsistensi dan keberlanjutan program organisasi didalam mencapai visinya. Hal ini mengisyaratkan bahwa kepemimpinan Polri di era demokrasi harus dapat mewujudkan 6 (lima) pokok-pokok demokratis yaitu :

1. Supremasi Hukum Polri dalam bertindak harus berpedoman / mengacu pada hukum dan perundang-undangan yang berlaku. 2. Jaminan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) Polri harus dapat senantiasa memberikan jaminan dan

perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi seluruh warga masyarakat yang dilayaninya. 3. Transparansi Adanya keterbukaan karena Polri adalah lembaga publik sehingga dalam menjalankan kepemerintahan yang baik (good governance) informasi bukan saja diberikan oleh Polri sebagai lembaga publik tetapi masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang menyangkut kepentingan public (masyarakat tidak lagi pasif menunggu). 4. Akuntabilitas Publik Polri sebagai lembaga public harus dapat

mempertanggungjawabkan segala tindakan / kebijakan kebijakan yang berkaitan dengan upaya paksa. 5. Berorientasi pada masyarakat Polri harus proaktif dan bersikap problem solving dalam

melaksanakan pemolisiannya guna mewujudkan rasa aman dalam masyarakat. 6. Adanya pembatasan dan pengawasan kewenangan Polri Polri tidak lagi dapat bertindak sewenang-wenang melainkan harus mengacu pada hukum dan kewenangannya adalah amanah

masyarakat

yang

ada

batasnya

serta

dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum dan moral.

KESIMPULAN

Polri pada era reformasi dan demokrasi dituntut untuk dapat memiliki figur kepemimpinan organisasinya yang memiliki keahlian, pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaan tugas-tugas kepolisian yang mampu memfungsikan Polri sebagai suatu bagian dari tata kehidupan masyarakat yang keberadaannya dibutuhkan dan mendapat dukungan dari masyarakat dengan memiliki kemampuan berpikir strategis dan sistemik.

------- ******** -------DAFTAR PUSTAKA

Meyer, Joyce, Pemimpin Yang Sedang Dibentuk, Jakarta, Immanuel Publishing House, 2002. Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1998. Djatmika, Wik, Dibawah Panji-Panji Tribrata, Jakarta, PTIK Press, 2006. Bertens, K., Etika, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2002. Poerba, Zakarias, Puspa Ragam Filsafat Ilmu, Jakarta, STIK-PTIK, 2011.

You might also like