You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Sejarah Pencak Silat Indonesia


1. Sejarah dan perkembangannya

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. B. Kejuaraan Pencak Silat yang Pernah Diikuti Indonesia Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. partai final kelas D (60-65 kg) Kejuaraan Dunia Pencak Silat X, Ahad pekan lalu, itu pun dimenangkan Abas, 27 tahun, dengan skor telak: 5-0. Disaksikan 4.000 pasang mata, kemenangan Abas menutup kejuaraan yang berlangsung sejak 14 November lalu di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, itu.Perhelatan yang diikuti 237 pesilat dan 91 official dari 22 negara ini memang kembali mengukuhkan Indonesia sebagai ''jawara'' dunia persilatan. Kontingen tuan rumah pun berhak atas Piala Hang Tuah, lambang supremasi silat dunia. Indonesia berhasil meraih 14 medali emas. Di urutan kedua tampil Vietnam, dengan perolehan lima medali emas.

BAB II TEKNIK DAN PERATURAN PENCAK SILAT


A. Pencak Silat meliputi : Jalur pembinaan seni, Jalur pembinaan olahraga, Jalur pembinaan bela diri, Jalur pembinaan kebatinan. Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila B. Kategori pertandingan Pencak Silat terdiri dari : Kategori TANDING, Kategori TUNGGAL, Kategori GANDA, Kategori REGU C. Peraturan Pertandingan 1. Pasal I Peraturan Pertandingan 1. Kategori TANDING , Kategori TUNGGAL , Kategori GANDA Kategori REGU 2. Pasal 2 Penggolangan Pertandingan dan Ketentuan Tentang Umur serta Berat Badan 1. Penggolangan pertandingan Pencak Silat menurut umur dan nantinyanya untuk semua kategori terdiri atas :

Golongan Usia Dini, Putra dan Putri, berumur diatas 9 s/d 12 Golongan Pra Remaja,Putra dan Putri, berumur diatas 12 s/d 14 Golongan Remaja, Putra dan Putri, berumur diatas 14 s/d 17 tahun. Golongan Dewasa, Putra dan Putri, berumur diatas 17 s/d 35 tahun.

tahun.

tahun.

2. Kebenaran tentang umur pesilat dibuktikan dengan Akte Kelahiran / Ijazah Paspor yang asli atau dengan fotocopy yang sudah dilegalisir. 3. Pasal 3 Kategori dan Kelas Pertandingan Usia Dini 1. TANDING terdiri atas :

Tanding Putra Putri : Kelas A 26 kg s/d 27 kg, Kelas B diatas 27 kg s/d 28 kg, Kelas C diatas 28 kg s/d 29 kg, Kelas D diatas 29 kg s/d 30 kg,Kelas E diatas 30 kg s/d 31 kg,Kelas F diatas 31 kg s/d 32 kg,Kelas G diatas 32 kg s/d 33 kg, Kelas H diatas 33 kg s/d 34 kg 2. TUNGGAL terdiri atas : Tunggal Putra, Tunggal Putri, GANDA terdiri atas : Ganda Putri, Ganda Putri 3. REGU terdiri atas : Regu Putra, Regu Putri. 4. Seluruh kategori, tanding, tunggal, ganda dan regu dapat diikuti oleh seorang pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya 4. Pasal 4 Kategori dan Kelas Pertandingan Pra Remaja Kategori dan kelas pertandingan untuk Pra Remaja : 1. TANDING terdiri atas : Tanding Putra / Putri : Kelas A 28 kg s/d 30 kg, Kelas B diatas 30 kg s/d 32 kg, Kelas C diatas 32 kg s/d 34 kg, Kelas D diatas 34 kg s/d 36 kg, Kelas E diatas 36 kg s/d 38 kg, Kelas F diatas 38 kg s/d 40 kg, Kelas G diatas 40 kg s/d 42 kg, Kelas H diatas 42 kg s/d 44 kg, Kelas I diatas 44 kg s/d 46 kg Demikaian seterusnya dengan selisih 3 (tiga) kg sebanyak-banyaknya 12 kelas untuk PUTRA dan 8 Kelas untuk PUTRI. 2. TUNGGAL, GANDA dan REGU seperti pembagian kelas, untuk dewasa dengan penyesuaian pada umur peserta. 3. Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang Pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya. 5. Pasal 5 Kategori dan Kelas Pertandingan Remaja Kategori dan kelas pertandingan untuk Remaja : TANDING terdiri atas : Tanding Putra Putri, Kelas A 39 kg s/d 42 kg, Kelas B diatas 42 kg s/d 45 kg, Kelas C diatas 45 kg s/d 48 kg,Kelas D diatas 48 kg s/d 51 kg, Kelas E diatas 51 kg s/d 54 kg, Kelas F diatas 54 kg s/d 57 kg, Kelas G diatas 57 kg s/d 60 kg, Kelas H diatas 60 kg s/d 63 kg, Kelas I diatas 63 kg s/d 66 kg

Demikaian seterusnya dengan selisih 3 (tiga) kg sebanyak-banyaknya 12 kelas untuk PUTRA dan 8 Kelas untuk PUTRI. TUNGGAL, GANDA dan REGU seperti pembagia kelas untuk dewasa dengan penyesuaian pada umur peserta. Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang Pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya. Pasal 6 Kategori dan Kelas Pertandingan Dewasa Kategori dan kelas pertandingan untuk Remaja : 1. TANDING terdiri atas : Tanding Putra : Kelas A 45 kg s/d 50 kg, Kelas B diatas 50 kg s/d 55 kg, Kelas C diatas 55 kg s/d 60 kg, Kelas D diatas 60 kg s/d 65 kg, Kelas E diatas 65 kg s/d 70 kg, Kelas F diatas 70 kg s/d 75 kg, Kelas G diatas 75 kg s/d 80 kg, Kelas H diatas 80 kg s/d 85 kg, Kelas I diatas 85 kg s/d 90 kg, Kelas J diatas 90 kg s/d 95 kg, Kelas Bebas diatas 95 kg s/d 110 kg Tanding Putri terdiri atas : Kelas A 45 kg s/d 50 kg,Kelas B diatas 50 kg s/d 55 kg, Kelas C diatas 55 kg s/d 60 kg,Kelas D diatas 60 kg s/d 65 kg, Kelas E diatas 65 kg s/d 70 kg, Kelas F diatas 70 kg s/d 75 kg,Kelas Bebas diatas 75 kg s/d 90 kg (Khusus untuk Pertandingan single event) 2. TUNGGAL terdiri atas : Tunggal Putra, Tunggal Putri 3. GANDA terdiri atas : Ganda Putra, Ganda Putri 4. REGU terdiri atas : Regu Putra, Regu Putrii. 5. Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang Pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya. 7. Pasal 8 Ketentuan Pertandingan Kategori TANDING Babak pertandingan : Untuk usia dini dan Pra remaja : Pertandingan dilangsungkan dalam 2 babak Tiap babak terdiri dari 1,5 menit

Untuk Remaja dan Dewasa : Pertandingan dilangsungkan dalam 3 babak, Tiap babak terdiri atas 2 menit, Diantara babak diberikan waktu istirahat 1 menit, Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan tidak, termasuk waktu bertanding, Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh karena serangan, yang sah tidak termasuk waktu bertanding Pendamping pesilat 1. Setiap pesilat khusus untuk untuk kategori Tanding, didampingi oleh Pendamping Pesilat sebanyak-banyaknya 2 orang yang memahami dengan baik seluruh ketentuan dan peraturan pertandingan pecak silat, sedapatnya yang telah berpredikat pelatih tingkat kebangsaan (nasional). 2. Pakaian Pendamping Pesilat adalah sabuk / bengkung warna merah lebar 10 cm dengan badge badan induk organisasi nasional didada sebelah kiri dan nama negara dibagian punggung. 3. Dalam pelaksana suatu pertandingan suatu pertandingan, setiap pesilat khusus untuk kategori Tanding, didampingi oleh Pendamping Pesilat sebanyak-banyaknya 2 orang. 4. Pendamping Pesilat bertugas memberikan nasehat serta membantu keperluan pesilat pada saat sebelum bertanding dan dalam waktu istirahat diantara babak 5. Pendamping Pesilat tidak diperkenankan : o Memberikan isyarat / aba-aba dengan suara kepada pesilatnya yang sedang bertanding di gelanggang o Duduk / berdiri dengan sikap yang tidak sopan o Melakukan tindakan atau gerakan yang berlebihan dalam mengembalikan kesegaran Pesilat pada waktu istirahat. Membawa minuman yang mengandung alcohol atau yang dapat merangsang pesilat. o Mengenakan asesoris apapun selain pakaian silat Asesoris yang tidak boleh anatara lain: topi, cap, rompi, jaket, tas pinggang, sepatu, sandal dll. o Memasuki gelanggang kecuali atas permintaan Wasit

o Mengambil foto / video jalannya pertandingan pesilat yang didampinginya. 6. Hanya seorang Pendamping Pesilat yang boleh memasuki gelanggang (sudut pesilat) pada saat tidak aktif bertanding. 7. Salah seorang Pendamping Pesilat haruslah yang sejatina dengan pesilat yang bertanding. Tata cara pertandingan 1. Persiapan dimulainya pertandingan diawali dengan masuknya Wasit dan juri ke gelanggang Wasit Juri memberi hormat dan melapor tentang akan dimulainya pelaksanaan tugas kepada ketua pertandingan. 2. Setiap pesilat yang akan bertanding setelah mendapat isyarat dari Wasit, memasuki gelanggang dari sudut masing-masing, kemudian memberi hormat kepada Wasit dan ketua Pertandingan. Selanjutnya kedua pesilat kembali mengambil tempat di sudut yang telah ditentukan. 3. Untuk memulai pertandingan, Wasit memanggil kedua pesilat, seterusnya kedua pesilat berjabatan tangan dan siap untuk memulai pertandingan. 4. Setelah Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dengan isyarat mematuhi larangan-larangan yang ditentukan. 5. Pada waktu istirahat antara babak, pesilat harus kembali ke sudut masing-masing. Pendamping Pesilat melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan pasal 5 ayat 4. 6. Selain Wasit dan kedua pesilat, tidak seorangpun berada dalam gelanggang kecuali atas permintaan Wasit. 7. Setelah babak akhir selesai, kedua pesilat kembali ke sudut masing masing untuk menunggu keputusanpemenang. 8. Selesai Pemberian hormat dan berjabatan tangan. Ketentuan bertanding 1. Aturan bertanding 1. Pesilat saling berhadapan dengan menggunakan unsur pembelaan dan serangan Penak Silat serta yang dimaksud dengan kaidah

adalah bahwa dalam mencapai prestasi teknik, seorang pesilat harus mengembangkan pola bertanding yang dimulai dari sikap pasang, langkah serta mengukur jarak terhadap lawan dan koordinasi dalam melakukan serangan / pembelaan serta kembali ke sikap pasang. 2. Pembelaan dan serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal / pasang atau pola langkah, serta adanya joordinasi dalam melakukan serangan dan pembelaan. Setelah melakukan serangan / pembelaan harus kembali pada sikap awal / pasang dengan tetap menggunakan pola langkah. Wasit akan memberikan aba-aba LANGKAH jika seorang pesilat tidak melakukan teknik Pencak Silat yang semestinya. 3. Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan. Pesilat yang melakukan rangkaian serang bela lebih dari 4 jenis akan diberhentikan oleh wasit. 4. Serangan sejenis dengan menggunakan tangan yang dilakukan secara beruntun dinilai satu serangan. Serangan yang dinilai adalah serangan yang menggunakan pola langkah, tidak terhalang, mantap, bertenaga dan tersusun dalam koodinasi teknik serangan yang baik. 5. Aba-aba Pertandingan o Aba-aba BERSEDIA digunakan dalam persiapan sebagai peringatan bagi pesilat dan seluruh aparat pertandingan bahwa pertandingan akan segera dimulai. o Aba-aba MULAI diguinakan tiap pertandingan dimulai dan akan dilanjutkan, bisa pula dengan isyarat. o Aba-aba BERHENTI diguinakan untuk menghentikan pertandingan. o Aba-aba PASANG dan SILAT diguinakan untuk pembinaan. o Pada awal dan akhir pertandingan setiap babak ditandai dengan memukul gong.

6. Sasaran Yang dapat dijadikan sasaran sah dan bernilai dalah Togok yaitu bagian tubuh kecuali leher keatas dan dari pusat kemaluan.: Dada, Perut (pusat keatas),Rusuk kiri dan kanan, Punggung atau belakang badan. Bagian tungkai dan lengan dapat dijadikan sasaran serangan antara dalam usaha menjatuhkan tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran perkenaan. 7. Larangan Larangan yang dinyatakan sebagai pelanggaran : Pelanggaran berat, Menyerang bagian badan yang tidak sah yaitu leher, kepala serta bawah pusat hingga kemaluan dan mengakibatkan lawan cidera / jatuh, Usaha mematahkan persendian secara langsung, Sengaja mematahkan persendian secara langsung, Membenturkan / menghantukkan kepala dan menyerang dengan kepala, Meyerang lawan sebelum aba-aba MULAI dan menyerang sesudah aba-aba BERHENTI dari wasit, menyebabkan lawan cidera, Menggumul, menggigit, mencaka, mencengkeram dan menjambak, Menentang, menghina, mengeuarkan kata-kata yang sopan, meludahi dll,Melakukan penyimpangan terhadap aturan bertanding setelah mendapat peringatan I karena pelanggaran hal tersebut. 8. Pelanggaran Ringan Tidak menggunakan pola langkah dan sikap pasang, Keluar dari gelanggang secara berturut yang dimaksud dengan berturut-turut adalah dari 2 kali dalam 1 babak, Merangkul lawan dalam proses pembelaan, Melakukan serangan dengan teknik sapuan sambil merebahkan diri berulang kali dengan tujuan untuk mengulur waktu. 9. Nilai Hukuman Ketentuan nilai hukuman : Nilai 1 (kurang 1) diberikan bila pesilat mendapatkan Tegoran I Nilai 2 (kurang 2) diberikan bila pesilat mendapatkan Tegoran II Nilai 5 (kurang 5) diberikan bila pesilat mendapatkan Peringatan

Nilai 10 (kurang 10) diberikan bila pesilat mendapatkan Tegoran

BAB III GELANGGANG PENCAK SILAT Perlengkapan Gelanggang dan Pertandingan A. Gelanggang Gelanggang dapat dilantai dan dilapisi matras dengan tebal maksimal 5 (lima) cm, permukaan rata dan tidak memantul, boleh ditutup dengan alas yang tidak licin, berukuran 10 m X 10 m dengan keperluannya, disediakan oleh Komiti Pelaksana dengan penjelasan sebagai berikut : Untuk kategori TANDING mengikuti ketentuan sebagai berikut : Gelanggang pertandingan terdiri dari : Bidang gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran 10 m X 10m. bidang tanding berbentuk lingkaran dalam bidang gelanggang dengan garis tengah 8 m. Batas gelanggang dan bidang tanding dibuat dengan garis berwarna putih selebar 5 m kearah luar. Pada tengah-tengah bidang tanding dibuat lingkaran dengan garis tengah 3 m, lebar garis 5 m berwarna putih sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan. Sudut pesilat adalah pada sudut bujur sangkar gelangggang yang berhadapan yang dibatasi oleh bidang tanding terdiri atas : a. Sudut berwarna biru yang berbeda disebelah ujung kanan meja pertandingan. b. Sudut berwarna merah yang berada diarah diagonal sudut biru. c. Sudut berwarna putih yaitu kedua sudut lainnya sebagai sudut netral.

B. Gambar Gelanggang Pencak Silat

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. sukses menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri diperlukan rumus atau kiat khusus yaitu melalui kesempatan, usaha dan strategi. 2. usaha untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri dilakukan dengan belajar yang giat,menjaga kesehatan, dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. B. Saran 1. Mengingat perlunya mempertimbangkan passing grade perguruan tinggi negeri maka perlu diketahui tentang informasi yang sebanyak-banyaknya tentang passing grade tahun-tahun sebelumnya 2. perlu mengembangkan keyakinan dalam menyelesaikan ujian masuk perguruan tinggi negeri, bahwa siswa yang bersangkutan dapat menyelesaikan tes tersebut. 3. mengingat berbagai resiko yang dapat ditimbulkan maka diperlukan kejujuran untuk mengisi tes tersebut.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata pelajaran Penjas

(Pendidikan Jasmani) dengan judul Pencak Silat di .. Terima kasih kepada guru mata oelajaran Penjas (Pendidikan Jasmani) yang teklah membimbing dan memberikan pelajarannya Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata pelajaran Penjas.

Penyusun

MAKALAH

PENCAK SILAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Penjas

Disusun Oleh : Gagan Septiadi Kelas : XI TKR 2

SMKN 1 TALAGA Tahun ajaran 2011/2012

You might also like