You are on page 1of 117

02(2001) Analisis Kualitas Pelayanan Ditinjau dari Kesenjangan antara Jasa yang Diterima dengan Jasa yang Diharapkan

(Studi Kasus di Lembaga Bahasa LIA Buahbatu, Bandung) Melina Hermawan, ST., MT Sissy Vidya Paramitasari Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa utama di dunia, dimana selain menjadi bahasa ibu, Bahasa Inggris juga dipakai sebagai salah satu bahasa resmi internasional. Di Indonesia sendiri, pelajaran Bahasa Inggris merupakan pelajaran wajib di sekolah-sekolah formal, namun kebanyakan siswa maupun pencari kerja pada umumnya merasa bahwa kurikulum sekolah belum dapat memberikan kontribusi pengetahuan yang cukup memadai, sehingga mereka banyak menambah pengetahuannya melalui kursus-kursus Bahasa Inggris. Lembaga Bahasa LIA (LB-LIA) yang bertempat di Jalan Buah Batu merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga bahasa yang menyediakan fasilitas kursus. Dari tahun ke tahun sejak awal berdirinya (1986), LB-LIA selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pelanggannya, dala hal ini para peserta didik. Namun akhir-akhir ini, pihak manajemen LB-LIA mengalami sedikit kekhawatiran terhadap semakin meningkatnya tingkat penurunan jumlah siswa/peserta didik pada setiap akhir term/caturwulan. Sebagai sebuah lembaga yang telah lama berdiri, LB-LIA menyadari bahwa kualitas pelayanan akan sangat berpengaruh pada loyalitas peserta didik, dalam konteks ini adalah kemauan untuk mengikuti program pendidikan hingga selesai. Melalui penelitian ini perusahaan berharap dapat memperoleh gambaran mengenai seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan LBLIA ditinjau dari kesenjangan antara jasa yang diterima dan jasa yang diharapkan. Selain itu, perusahaan juga berharap dapat memperoleh gambaran mengenai unsur-unsur pelayanan apa saja yang perlu mendapatkan prioritas peningkatan untuk menaikkan kepuasan pelanggan, sehingga akhirnya dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan mengurangi tingkat pengunduran siswa/peserta didik. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioenr yang dibagikan kepada para peserta didik sebagai pelanggan. Variabel penelitian yang digunakan mengacu pada lima dimensi pokok Model Parasuraman dkk, yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Data yang diperoleh dari kuesioner tersebut selanjutnya diolah dengan menggunakan metode SERVQUAL. Dari hasil pengukuran kualitas, diperoleh kesimpulan bahwa kualitas pelayanan LB-LIA kurang memuaskan para peserta didik, terbukti dengan nilai TSQ (-1,006) < 0. Dari beberapa unsur pelayanan yang perlu mendapatkan prioritas peningkatan adalah intensitas penggunaan Lab. Bahasa, intensitas penyediaan tenaga native speaker, perhatian staff pengajar terhadap perkembangan siswa/peserta didik, kecepatan staff pengajar dalam menyelesaikan masalah dan keahlian kerja staff pengajar.

03(2001) Analisis Kelayakan Usaha Pengembangan Industri Pengolahan Sabut Kelapa (Cocofibre dan Cocodust) Ir. Hendra Kusuma, MT Pohon kelapa tumbuh di lebih dari 57 negara di dunia, tetapi pertumbuhan pohon kelapa sangat baik di negara-negara tropis, seperti Indonesia. Indonesia dengan 13.000 pulau dikenal sebagai penghasil kelapa terbesar kedua di dunia setelah India. Setiap tahun tidak kurang dari 10.000.000 butir sabut kelapa terbuang dan dibakar masyarakat di Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak. Padahal sabut kelapa (dikenal dengan istilah Cocofibre) dan limbah tambahannya (yang disebut sebagai Cocodust) dapat dimanfaatkan untuk produk industri. Serat sabut kelapa dapat digunakan untuk peredam suara, penahan panas, pengisi bantal jok di industri pesawat terbang dan industri otomotif, bahan sapu/sikat/keset, bahan pengisi tempat tidur springbed, serta keperluan geotekstil. Ampas sabut kelapa dapat digunakan untuk media pembibitan tanaman atau pupuk, karena mengandung kadar Kalium yang tinggi. Keunggulan serat sabut kelapa dibandingkan dengan serat sintetis ialah daya serap yang tinggi, tingkat pencemaran yang rendah, menyerap panas sinar matahari, serta dapat digunakan untuk sarana padat karya dan tidak dapat modal. Proses pengolahannya hanya membutuhkan mesin sederhana yang dapat dibuat dengan teknologi tepat guna. Studi ini dibuat untuk kepentingan pengajuan dana pinjaman lunak lingkungan IEPC-KfW bagi pihak Haji Muhammad Hassan, yang memperoleh tawaran untuk memasok serat sabut kelapa sebanyak 4 (empat) ton per hari dari PD Makmur Pribumi. Skema dana pinjaman lunak lingkungan IEPC-KfW akan digunakan untuk pemekaran usaha demi menampung limbah sabut kelapa dari pengolaha kelapa dan kopra di Kecamatan malingping. Pinjaman yang diajukan ialah senilai Rp. 728.000.000,00 (Tujuh ratus dua puluh delapan juta Rupiah) untuk kredit investasi serta Rp. 226.700.000,00 (Dua ratus dua puluh enam juta tujuh ratus ribu Rupiah) untuk kredit modal kerja. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa usaha ini layak diberi pinjaman dilihat dari sisi pemasaran, sisi teknologi, maupun sisi finansial, dihasilkan Net Present Value positif, periode pengembalian investasi selama 7 (tujuh) tahun 9 (sembilan) bulan, dan IRR 14,68%. Disarankan pada pihak bank Jabar untuk segera meneruskan permohonan kredit tersebut pada pihak IEPC-KfW.

04(2002) Analisis Serta Usulan Perbaikan Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik dengan Pendekatan Ergonomi (Studi Kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi) Wawan Yudiantyo, ST., MT Novi, ST., MT Effie Yuswandi Dalam sebuah mini market, faktor keamanan dan kenyamanan dalam berbelanja sangatlah penting. Beberapa fasilitas fisik yang langsung berhubungan dengan pengunjung maupun karyawan mini market perlu lebih diperhatikan agar memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya. Apabila rak-rak terlalu tinggi atau terlalu rendah maka pengunjung dan karyawan mini market akan sulit untuk menjangkau atau memajang barang di rak tersebut. Sedangkan bila kondisi lingkungan fisik kurang optimal maka pengunjung akan merasa tidak nyaman untuk berlama-lama di dalam mini market. Pada tahap awal penelitian dilakukan tanya jawab baik dengan pihak manajemen, karyawan mini market 5001 Mart cabang Cimahi, maupun dengan pengunjung mini market. Dari hasil tanya jawab tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa masalah yang timbul, seperti diantaranya meja kasir yang terlalu tinggi serta monitor yang terlalu rendah, kursi kasir yang kurang nyaman, tempat penitipan barang yang tidak bersekat sehingga barang-barang yang dititipkan menjadi mudah tertukar, rak-rak yang terlalu tinggi sehingga pengunjung dan karyawan menjadi sulit untuk menjangkau barang yang ada, serta banyaknya pengunjung yang mengeluh akan panasnya suhu di dalam mini market. Dalam penelitian kali ini akan dibahas mengenai fasilitas fisik yang ada sekarang di mini market 5001 Mart cabang Cimahi seperti meja kasir, kursi kasir dan tempat penitipan barang serta rak-rak. Juga dibahas mengenai kondisi lingkungan fisik seperti pencahayaan, temperatur dan kelembaban di dalam mini market. Sebagai data pembanding digunakan data sekunder berupa data anthropometri yang didapat dari buku Eko Nurmianto yang berjudul Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya edisi pertama tahun 2003. Dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan di mini market 5001 Mart cabang Cimahi diketahui bahwa hampir sebagian besar selisih dimensi fasilitas fisik yang ada sekarang dengan dimensi yang diharapkan lebih besar dari 10%, sehingga dimensi yang ada sekarang masih kurang ergonomis. Begitu pula dengan kondisi lingkungan fisik seperti pencahayaan dan temperatur yang ada. Oleh karenanya dalam penelitian kali ini juga dibuat usulan perancangan fasilitas fisik seperti meja kasir, kursi kasir, tempat penitipan barang, dan rak-rak pajangan yang lebih ergonomis. Perancangan fasilitas fisik ini perlu mempertimbangkan dimensi tubuh manusianya. Juga diusulkan mengenai kondisi lingkungan fisik yang lebih optimal sehingga dapat meningkatkan kenyamanan di dalam mini market. Selain itu tata letak dari fasilitas fisik seperti lebar gang dan tata letak fasilitas penunjang seperti tata letak lampu, tata letak AC dan tata letak cermin juga dibuat lebih ergonomis. Diharapkan usulan tersebut dapat berguna bagi mini market 5001 Mart cabang Cimahi.

06(2002) Perancangan Lorong Basement II yang Lebih Ergonomis pada Laboratorium Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung Wawan Yudiantyo, ST., MT Lestari Yuli Hastuti, ST., MT Fernando Tempat tunggu merupakan tempat yang penting, khususnya untuk orang yang datang ke suatu tempat, dimana orang tersebut tidak bisa langsung dilayani, maka orang tersebut harus menunggu di tempat yang telah disediakan (tempat tunggu). Lorong Lab. APK&E yang terletak pada basement II Gedung Teknik, dijadikan sebagai tempat tunggu, khususnya untuk mahasiswa yang akan melakukan aktivitas seperti praktikum dan assistensi. Agar aktivitas yang berlangsung dalam Laboratorium dapat mencapai tujuannya, maka harus diciptakan suatu lingkungan yang nyaman, sehingga dapat mendukung konsentrasi belajar mahasiswa. Dari penelitian yang dilakukan penulis, lorong yang dijadikan tempat tunggu saat ini dirasakan kurang ergonomis. Lorong yang berada di basement II gedung Teknik gelap, walaupun sudah terdapat beberapa lampu untuk penerangan, tetapi masih dirasakan kurang terang. Selain itu karena kurangnya ventilator, maka lorong yang letaknya berada di basement II tersebut menjadi lembab, aliran udara menjadi kurang baik. Alat ini dirasakan penting, mengingat sekat-sekat ruangan Lab. APK& E UKM terbuat dari bahan yang mudah terbakar. Dari hasil pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data, untuk data anthropometri dilakukan pengujian, dengan menggunakan ergo plus yaitu: uji kenormalan data, uji keseragaman data, uji kecukupan data, perhitungan dan penentuan persentil. Untuk data kuesioner dilakukan pengujian dengan cara manual: uji validitas data, dan uji reliabilitas data. Setelah data hasil kuesioner tersebut telah valid dan reliabel, maka dilakukan persentase hasil kuesioner yang didapatkan, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan, bedasarkan kuesioner tersebut. Hasil analisa menunjukkan bahwa dimensi produk kursi tunggu aktual belum sesuai dengan dimensi tubuh pengguna. Intensitas cahaya pada lorong tunggu masih kurang, temperatur dan kelembaban pada lorong tunggu belum memenuhi kondisi ideal. Untuk itu diusulkan produk rancangan kursi tunggu yang dapat dilipat untuk menghemat tempat, produk kursi tunggu juga disesuaikan dengan data Anthropometri mahasiswa. Untuk lingkungan fisik diusulkan penambahan lampu sehingga mencapai intensitas cahaya yang ideal untuk membaca dan menulis. Pemasangan AC untuk mengatasi temperatur dan kelembaban yang kurang baik. Dan pemasangan alat hydrant untuk pencegahan bahaya kebakaran. Diharapkan dengan demikian akan memberikan kenyamanan bagi pengguna lorong tunggu Lab. APK & E UKM.

07(2002) Perancangan Sarana dan Prasarana Dalam Kamar Hotel yang lebih Ergonomis (Studi Kasus di Hotel LeAries, Bandung) Wawan Yudiantyo, ST., MT Ie Vie Mie, ST., MT Yoanita Kamar adalah produk terpenting yang dapat dijual oleh sebuah hotel. Kenyamanannya mutlak diperlukan, karena sebagian besar waktu tamu hotel dihabiskan di dalam kamar. Kenyamanan itu pulalah yang akan menarik loyalitas para tamu hotel untuk terus menjadi pelanggan tetap. Untuk membuat lingkungan hotel lebih nyaman, beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah: fasilitas dalam kamar, lingkungan fisik, dan juga pelayanan yang diberikan. Untuk mengetahui apakah fasilitas fisik dan lingkungan non fisik dalam kamar hotel LeAries sudah ergonomis, penulis mengadakan pengamatan secara dan mewawancarai beberapa tamu hotel. Penulis mengambil data fasilitas fisik peralatan dan perabotan dalam kamar mandi dan kamar tidur, data lingkungan non fisiknya dan juga mengamati pelayanan apa saja yang diberikan. Yang termasuk dalam fasilitas fisik dalam kamar adalah: peralatan dan perabotan dalam kamar tidur, peralatan dan perabotan dalam kamar mandi, pegangan tombol/saklar serta pembatas ruangan kamar dan lorong. Yang termasuk dalam lingkungan non fisik adalah: pencahayaan, bunyi, ventilasi, temperatur dan kelembaban. Sedangkan yang termasuk servis adalah: pelayanan, peraturan dan tata tertib, peralatan yang disediakan dalam kamar serta fasilitas di luar kamar. Data-data fasilitas fisik tersebut kemudian dibandingkan dengan data antropometri. Dari hasil perbandingan tersebut, didapatkan hasil bahwa tidak semua barang/perabotan dalam kamar tidur dan kamar mandi ergonomis. Barang/perabotan yang tidak ergonomis adalah: tempat tidur, nakas , sofa, kursi, tempat tas, lemari pakaian, meja rias, jendela, shower, pembuka botol, monoblock, tempat sabun, tempat handuk, gantungan pakaian, sekat plastik, tempat sampah, pegangan pintu kamar, kunci pintu kamar, pegangan kunci jendela, tombol/saklar pada dinding, lampu penerangan pada lorong. Dari hasil pengamatan, tata letak kamar tidur pun dinilai kurang ergonomis. Untuk lingkungan non fisik, yang belum ergonomis adalah pencahayaan dan ventilasi. Sedangkan dari hasil analisa, didapati beberapa pelayanan yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, maka penulis menyarankan beberapa perbaikan yang mudah direalisasikan. Barang/perabotan di dalam kamar tidur yang perlu diperbaiki adalah: tempat tidur, nakas, sofa, kursi, lemari pakaian, meja rias dan jendela. Barang/perabotan di dalam kamar mandi yang perlu diperbaiki adalah: shower, pembuka botol, penyemprot air pada monoblock, tempat handuk, gantungan pakaian, sekat plastik dan tempat sampah. Untuk pegangan tombol/saklar yang perlu diperbaiki adalah: tata letak kunci pintu kamar, pegangan kunci jendela, tata letak tombol/saklar pada dinding, serta posisi lampu penerangan pada lorong. Perbaikan juga dilakukan pada dinding kamar mandi, lantai kamar tidur, lantai kamar mandi dan lantai lorong. Untuk perbaikan pelayanan, sebaiknya disediakan check list yang harus diisi oleh bell-boy. Untuk peningkatan kesehatan dan

keamanan lingkungan hotel, sebaiknya disediakan alarm tanda bahaya dan informasi alur jalan darurat.

08(2003) Perbaikan Sistem Kerja di Perusahaan Boneka X Bandung Novi, ST., MT Wawan Yudiantyo, ST., MT Fitri Lianingsih Dewasa ini industri manufaktur berada pada kondisi cukup stabil, hal ini terlihat dari semakin banyaknya perusahaan-perusahaan kecil yang mencoba membuka usaha dalam bidang manufaktur. Salah satunya adalah perusahaan boneka "X". Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini yakni tidak bisa memenuhi permintaan konsumen karena sistem kerja yang diterapkan perusahaan kurang efisien dan perancangan peralatannya tidak ergonomis sehingga perlu dilakukan perbaikan sistem kerja dan perancangan peralatan agar ergonomis. Setelah diadakan penelitian pendahuluan, diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini dalam hal efisiensi kerja. Operator bekerja tanpa ada standar kerja yang baku sehingga tidak memperhatikan pekerjaannya secara menyeluruh dan peralatan serta tempat kerja operator tidak dirancang secara ergonomis. Keadaan lingkungan kerja fisik seperti temperatur, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, atap, lantai, dan dinding masih belum diperhatikan. Perusahaan juga kurang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja operator. Jika dilihat segi fleksibilitas, masalah yang dihadapi perusahaan yakni bila ada perubahan sedikit dalam tata letak, kurang fleksibel. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mula-mula dilakukan pengukuran waktu baku cara langsung (jam henti) dan cara tidak langsung (MTM-1) melalui Bagan Analisa. Dari Bagan Analisa Aktual diketahui bahwa metode kerja yang diterapkan perusahaan belum optimal, sehingga perlu diadakan perbaikan metode kerja. Adapun perbaikan metode kerja yang dilakukan perusahaan meliputi pekerjaan yang dilakukan operator (dihubungkan dengan prinsip ekonomi gerakan), gerakan kerja operator dan tata letak ruang kerja keseluruhan (termasuk aliran prosesnya) sehingga setelah dilakukan perbaikan maka gerakan kerja operator sudah sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan dan aliran prosesnya lebih lancar, sistem kerja setempat (tata letak, jarak dan keleluasaan) menjadi lebih baik, keadaan lingkungan fisik (temperatur, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, atap, lantai, dan dinding) lebih baik. Dengan perbaikan yang dilakukan maka sistem kesehatan dan keselamatan kerja operator lebih terjamin. Dari segi fleksibilitas, tidak berubah karena keterbatasan tempat dan sensitivitas perusahaan setelah dilakukan perbaikan menjadi lebih baik karena proses produksi menjadi lebih lancar. Dengan melakukan perbaikan metode kerja, perusahaan dapat menghemat waktu untuk masing-masing stasiun kerjanya yakni berturut-turut untuk stasiun pola sebesar 4.18%, stasiun gunting sebesar 4.18%, stasiun jahit sebesar 1.17%, stasiun isi sebesar 4.18%, stasiun hias sebesar 4.29% dan stasiun packing sebesar 18.38%.

09(2003) Perancangan Strategi Pemasaran Berdasarkan Persepsi Konsumen (Studi Kasus di F.O. Rumah Mode) Yenni M. Djajalaksana, MBA Reza Wratsongko Rumah Mode adalah salah satu factory outlet di kota Bandung. Dengan adanya persaingan yang semakin ketat diantara factory outlet, untuk itu factory outlet Rumah Mode dituntut untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Strategi pemasaran yang tepat dapat meningkatkan daya saing factory outlet Rumah Mode dengan para kompetitornya. Berdasarkan penelitian awal factory outlet Rumah Mode memiliki kendala dalam usaha meningkatkan jumlah pengunjung Rumah Mode. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kriteria atau faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen untuk mengunjungi sebuah factory outlet, posisi factory outlet Rumah Mode dan para pesaingnya di mata konsumen, segmen pasar factory outlet di kota Bandung dan target pasar yang sesuai dengan factory outlet Rumah Mode. Analisa dapat memaparkan secara jelas tentang persepsi konsumen terhadap factory outlet dengan menggunakan program Alscal-SPSS, mengetahui hubungan antara data demografi dengan segmen yang pengolahan datanya menggunakan program Crosstab-SPSS, dan peringkat factory outlet berdasarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen untuk mengunjungi sebuah factory outlet, dimana pengolahan datanya dilakukan dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang paling mempengaruhi konsumen pada saat mengunjungi sebuah factory outlet adalah kualitas produk, produk yang tidak dijual di factory outlet lain, jenis produk yang dijual, diskon untuk produk tertentu, harga produk memiliki kesamaan harga atau bahkan lebih murah dibanding factory outlet lain, diskon untuk pembelian dalam jumlah tertentu, ketersediaan tempat menunggu, kamar pas yang mencukupi, toilet yang mencukupi, luas area parkir, penerangan dalam ruangan, keramahan dan kesiapan dari pramuniaga. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan keterangan bahwa factory outlet Rumah Mode berada pada segmen ke II dimana para konsumennya sebagian besar adalah kaum wanita, dengan usia antara 15 sampai dengan 25 tahun, rata-rata konsumennya adalah pelajar dan mahasiswa dan banyak mengenal factory outlet berdasarkan informasi orang lain. Factory outlet Rumah Mode juga memiliki keunggulan pada kualitas produk, produk yang tidak dijual di factory outlet lain, memiliki kesamaan harga, ketersediaan tempat menunggu, toilet dalam jumlah yang mencukupi, kamar pas dalam jumlah yang mencukupi, keluasan area parkir, dan kesiapan dari para pramuniaganya. Namun factory outlet Rumah Mode juga memiliki kekurangan dalam jenis atau ragam produk yang dijual, diskon baik untuk produk tertentu maupun untuk pembelian dalam jumlah tertentu, penataan cahaya dalam ruangan dan keramahan para pramuniaganya dalam melayani para konsumennya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diusulkan strategi pemasaran yaitu penjualan produk-produk yang sesuai dengan target pasarnya, mempertahankan keunggulann dari

para pesaingnya dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh factory outlet Rumah Mode.

11(2003) Analisis Kelayakan Pendirian Maranatha Student Inn di Sekitar Lingkungan Kampus Universitas Kristen Maranatha Melina Hermawan, ST., MT Yulianti, ST., MT Ariston Dewasa ini banyak sekali dibangun rumah-rumah kos di sekitar kampus Universitas Kristen Maranatha, hal ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi seiring dengan perkembangan jumlah mahasiswa Universitas Kristen Maranatha terutama yang berasal dari luar kota Bandung rata-rata hampir melebihi 50% dari jumlah keseluruhan mahasiswa yang masih aktif. Melihat prospek kecenderungan meningkatnya jumlah mahasiswa dan perkembangan kampus Universitas Kristen Maranatha maka penulis mempunyai ide untuk mengadakan suatu penelitian tentang kelayakan pendirian rumah kos di sekitar lingkungan kampus Universitas Kristen Maranatha. Aspek-aspek yang akan dibahas penulis dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah aspek pasar, aspek teknik, aspek finansial dan aspek sosial. Dari aspek pasar akan ditentukan pangsa pasar yang akan direbut, tetapi sebelumnya penulis akan melakukan peramalan dengan menggunakan program Quantity System (QS) untuk meramalkan jumlah mahasiswa yang masuk Universitas Kristen Maranatha. Setelah dilakukan analisis aspek pasar ini maka dilanjutkan pengamatan pada aspek teknik. Dalam aspek teknik ini, pengamatan dilakukan dengan cara membagi kuesioner kepada penghuni-penghuni rumah kos di sekitar kampus Universitas Kristen Maranatha, tujuan dari penyebaran kuesioner ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi mereka dalam menyewa suatu kamar kos, setelah itu akan dibuat rancangan fisik rumah kos yang akan dibangun serta fasilitas apa saja yang akan disediakan. Dari aspek teknik, kemudian penulis melakukan perhitungan pada aspc:k finansial. Pada aspek finansial ini, metode yang digunakan dalam penilaian investasi adalah metode paback period, Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Dari perhitungan aspek finansial ini, didapatkan payback period selama 11 tahun 1 bulan, sedangkan bila dilihat dari NPV-nya akan positif pada tahun ke-20 yaitu sebesar Rp 68,636,829. Suku bunga yang ditetapkan standarisasi dari Bank Indonesia yaitu sebesar 8% (MARR = 8%). Dari perhitungan IRR didapatkan sebesar 8,22% sehingga dari segi perhitungan aspek finansial ini layak karena IRR lebih besar dari MARR yang ditetapkan (8,22% > 8%). Dari aspek sosial, proyek yang akan dilaksanakan akan menyerap tenaga kerja sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya dan lokasi ini akan menjadi ramai dengan dibukanya kios-kios tempat menjual makanan. Hasil dari studi kelayakan proyek Maranatha Student Inn ini layak untuk dilaksanakan. Kelebihan penelitian Inn dibandingkan penelitian yang ada sebelumnya adalah bahwa pengelola untuk rumah kos ini adalah dari pihak

Universitas Kristen Maranatha, oleh karena akan diberikan diskon kepada mahasiswa yang dianggap berprestasi, selain itu juga disediakan suatu ruangan semacam perpustakaan mini untuk membantu mahasiswa datang mencari buku yang dibutuhkan sehingga ini juga dapat memacu mahasiswa untuk lebih berprestasi lagi.

12(2003) Usulan Perancangan Proses Pelayanan pada PT. Kereta Api (Persero) dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Studi Kasus pada Kereta Api Parahyangan Kelas Eksekutif) Christina, ST., MT Rudijanto Muis, ST., MT Dian Krishna Masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi pada saat ini semakin menuntut terhadap pemenuhan kepuasan dan kebutuhan dari layanan produk dan jasa yang ditawarkan. Sehingga perusahaan yang berorientasi pada pelanggan pada sekarang ini harus mampu memberikan nilai dan kepuasan melalui penyampaian produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan penggunajasa. Salah satu moda transportasi yang banyak diminati adalah transportasi kereta api. Sebagai satu-satunya penyedia jasa transportasi kereta api di Indonesia PT. Kereta Api (Persero), disebut juga PT. KA, banyak memberi kemudahan dalam perjalanan bagi para penggunanya, namun dalam hal pelayanan masing sering terjadi keluhan-keluhan yang dilontarkan oleh pengguna KA melalui kotak saran dan juga melalui media cetak mengenai pra dan purna perjalanan KA yang tidak memuaskan, beberapa diantaranya seperti keterlambatan keberangkatan dan kedatangan KA, mengantri terlalu lama, sering kehabisan tiket, fasilitas di stasiun yang kotor tidak terawat, kehilangan barang didalam stasiun dll. Hal ini akan menyebabkan menurunnya kualitas pelayanan dan mengakibatkan hilangnya pelanggan atau pengguna jasa kereta api. Salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk mempertemukan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan perusahaan adalah metode Quality Function Deployment. Kebutuhan konsumen yang terlihat dari penelitian ini adalah antara lain kenyamanan dalam memperoleh tiket secara langsung, kemudahan dalam pemesanan tiket (reservasi), keselamatan penumpang dari kecelakaan dalam perj alanan. Usaha-usaha teknis yang perlu dilakukan oleh PT. KA untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut antara lain adalah tingkat pelaksanaan etika pelayanan, tingkat ketersediaan tiket, tingkat kemudahan mendapatkan informasi. Design characteristics untuk memenuhi usaha-usaha teknis tersebut antara lain jenis pendidikan dan pelatihan, daerah pembatasan kecepatan, jumlah tempat duduk tersedia. Sedangkan process characteristic yang diperlukan untuk dapat memenuhi design characteristics dalam usaha perancangan pelayanan KA kelas eksekutif antara lain mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, menyelenggarakan usaha-usaha pelatihan dan mengevaluasi pelaksanaan dan hasil pelatihan.

13(2003) Perancangan Perpustakaan di Laboratorium Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung Wawan Yudiantyo, ST., MT Ie Vie Mie, ST., MT Meliana Atmodjo Laboratorium tidak terlepas dari adanya perpustakaan yang menyediakan buku sebagai dasar referensi, dimana referensi yang ada digunakan sebagai masukan dalam membuat laporan. Akan tetapi perpustakaan yang ada sekarang letaknya jauh dari laboratorium, sehingga sangat ideal apabila terdapat perpustakaan di laboratorium yang menyediakan buku-buku yang memiliki relevansi yang kuat untuk menunjang jalannya praktikum. Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa Jurusan Teknik Industri angkatan 2000, 2001, 2002, dan 2003, dapat diketahui bahwa 98.75% responden membutuhkan suatu perpustakaan yang menyediakan buku-buku tentang ergonomi dan laporan praktikum. Oleh karena itu penulis tertarik untuk merancang perpustakaan di laboratorium yang bertujuan untuk lebih menunjang jalannya praktikum. Penelitian yang dilakukan oeh penulis adalah dengan menyebarkan kuesioner untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa di perpustakaan. Saran dan masukan yang didapat dari kuesioner juga menjadi pertimbangan dalam merancang fasilitas yang ada dalam perpustakaan. Untuk fasilitas yang dirancang di perpustakaan ini meliputi meja baca bersekat jenis 1 (membutuhkan kursi), locker, rak buku, tempat majalah dan surat kabar, kursi, tempat komputer, sofa, meja baca bersekat jenis 2 (tidak membutuhkan kursi/lesehan), meja petugas perpustakaan dan panggung. Dalam merancang fasilitas yang ada di perpustakaan ini penulis menggunakan data antropometri mahasiswa Jurusan Teknik Industri angkatan 1987-2002 yang diambil secara random sebanyak 100 data. Setelah diketahui fasilitas apa yang akan dirancang di dalam perpustakaan, maka penulis mencari produk pembanding, yang digunakan sebagai pertimbangan penulis dalam merancang produk yang sesuai dengan perpustakaan yang diusulkan. Setelah itu dilakukan analisa terhadap produk pembanding tersebut. Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui bahwa produk pembanding tersebut tidak sesuai dengan data antropometri mahasiswa. Maka dirancang fasilitas yang ada di perpustakaan yang diusulkan yang tentu saja sesuai dengan data antropomteri mahasiswa Jurusan Teknik Industri. Setelah dilakukan perancangan, maka dilakukan analisa penilaian konsep, untuk mengetahui apakah produk hasil rancangan secara keseluruhan sudah lebih baik dibandingkan dengan produk pembanding yang ada. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa fasilitas yang diusulkan untuk perpustakaan tersebut merupakan poduk yang lebih baik dibandingkan dengan produk pembanding. Selain itu penulis juga melakukan penilaian konsep terhadap alternatif layout yang diusulkan, sehingga didapatkan suatu layout yang sesuai untuk perpustakaan di laboratorium dan mengusulkan agar pencahayaan di perpustakaan tersebut ditambah, dengan cara menambah lampu pada tiap meja baca dan rak buku. Untuk temperatur di ruangan yang akan dijadikan perpustakaan

sudah baik, akan tetapi perlu dilakukan perubahan letak AC, supaya udara dapat mengalir dengan merata.

14(2003) Usulan Penjadwalan Produksi dan Penentuan Jumlah Tenaga Keja Optimal di PT. Dahana (Persero) Melina Hermawan, ST., MT Ir. Heru Susilo, M.Sc Hotma Rina Janita Sitorus Penulis melakukan penelitian di PT. Dahana Tasikmalaya, yaitu industri yang bergerak di bidang manufaktur bahan peledak (handak) industrial di Indonesia. Penelitian dilakukan pada penyusunan penjadwalan produksi den penentuan jumlah pekerja optimal, yang bertujuan untuk mengoptimalkan sumebr daya yang dimiliki perusahaan. Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah melakukan peramalan permintaan yang akan datang dan dipilih metode peramalan terbaik dengan nilai SEE terkecil. Untuk diameter 25 mm, dipilih metode linier siklis (N = 8) dengan nilai SEE adalah 1269, 78 dan untuk diameter 30 mm, dipilih metod ekonstan dengan nilai SEE adalah 4118, 09. Selanjutnya, dari Peta Pekerja dan Mesin serta hasil perhitungan berdasarkan kapasitas efektif terkecil stasiun kerja (yang terpilih adalah stasiun kerja yang menggunakan mesin) terhadap kapasitas efektif terkecil stasiun kerja manual. Ternyata jumlah tenaga kerja optimal yang dibutuhkan untuk meminimasi biaya produksi adalah sebanyak 7 orang yang pada awalnya perusahaan mempekerjakan 15 orang tenaga kerja. Setelah itu, dilakukan penjadwalan produksi berdasarkan kapasitas efektif stasiun kerja terkecil, yang digunakan sebagai kapasitas reguler tersedia pada tabel transportasi. Biaya produksi total dihitung berdasarkan jadwal induk produksi yang telah disusun meliputi biaya kerja lembur, biaya simpan dan biaya menganggur. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa biaya produksi untuk periode perencanaan (3 tahun) sebesar Rp 355. 107.564,43. Kemudian besar penghematan biaya tenaga kerja usulan (7 orang) sebesar 46,67% dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja perusahaan sekarang (15 orang tenaga kerja). Penghematan ini cukup signifikan dan sudah tentu sangat diharapkan perusahaan demi meningkatkan daya saing produknya di pasaran.

15(2003) Analisis dan Usulan Perencanaan Strategi Pemasaran Le Aries, Gerden Hotel & Caf Lestari Yuli Hastuti, ST., MT Melina Hermawan, ST., MT Agus Chandra Pratama Hotel Le Aries merupakan salah satu hotel di kota Bandung yang mampu memberikan pelayanan yang baik kepada konsumennya. Untuk dapat meningkatkan rate menginap di hotel dan bersaing dengan para pesaingnya, maka perusahaan perlu menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Penerapan strategi bagi suatu perusahaan dapat dilakukan pada faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh suatu perusahaan sehingga dapat diperoleh faktor-faktor sukses dalam mengelola sebuah hotel. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui kondisi internal dan kondisi eksternal dari Hotel Le Aries, merumuskan alternatif-alternatif strategi perusahaan yang dapat dikembangkan pada Hotel Le Aries dengan menggunakan input dari hasil SPACE matrix, dan merencanakan usulan suatu strategi pemasaran yang tepat yang mampu dijalankan oleh Hotel Le Aries berdasarkan metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Dalam menyusun, merumuskan, dan memilih strategi digunakan tiga tahapan kerangka kerja pembuatan pengambilan keputusan. Tiga tahap ini meliputi input stage dengan pembuatan IFE Matrix untuk mengetahui keadaan intrenal perusahaan, EFE Matrix untuk mengetahui keadaan eksternal perusahaan, CPM untuk mengetahui pesaing utama perusahaan, kemudian matcing stage dengan pembuatan SPACE Matrix yang dipresentasikan dalam bentuk diagram cartesius untuk mengembangkan alternatif strategi yang akan diterapkan, dan tahapan terakhir, decision stage dengan pembuatan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) untuk memutuskan alternatif strategi yang terbaik bagi Hotel Le Aries. Melalui tahap input stage diperoleh posisi Hotel Le Aries, diketahui bahwa kekuatan dari Hotel Le Aries adalah kenyamanan kamar hotel yang disediakan, harga kamar hotel yang terjangkau, keramahan dan kesopanan front office, kecekatan dan ketrampilan house keeping/room service, penampilan luar hotel, penampilan dan kerapihan front office, keamanan kamar hotel yang disediakan, keamanan tempat parkir, keramahan dan kesopanan room service, kebersihan kamar hotel yang disediakan , keamanan hotel, kesesuaian harga dengan kamar hotel yang disediakan, kebersihan hotel dan semua prasarananya, kebersihan dari makanan/minuman yang disajikan. Dan diketahui pula bahwa perusahaan berada di atas rata-rata dari keseluruhan posisi strategisnya dalam usaha untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang mungkin timbul. Dari tahap matching stage diperoleh alternatif-alternatif strategi dari profil Competitive. Dan melalui decision stage diperoleh usulan strategi terbaik bagi Hotel Le Aries, yaitu strategi product development.

16(2003) Perancangan Model Simulasi Berdasarkan Diagram Fault Tree untuk Mengestimasi Availabilitas Sistem Victor Suhandi, ST., MT Banyak cara yang sudah dikembangkan untuk menentukan nilai availabilitas sistem dari kerusakan-kerusakan komponennya. Para peneliti terdahulu banyak yang menggunakan metode analitik untuk mencari solusinya. Kelemahan pokok yang dapat dirasakan pada metode analitik yaitu: kombinasi yang dimunculkan untuk sistem kompleks menjadi sangat besar dan sulit ditangani; tidak mampu mendeteksi variasi masa pakai yang ditimbulkan akibat sistem atau subsistem yang mengalami downtime; dan dalam keadaan sistem yang sangat kompleks, model simulasi akan lebih efisien dan prosesnya dapat digambarkan secara komprehensif. Dalam penelitian ini dikembangkan model simulasi yang didasarkan pada diagram fault tree sehingga dapat memperkirakan availabilitas sistem dimasa mendatang dan dapat menentukan komponen-komponen yang vital sehingga dapat dilakukan redesign sistem secara efisien. Model simulasi ini mampu menangani sistem yang cukup kompleks seperti pada unit pembangkit PLTA Saguling. Model simulasi ini memperhitungkan keadaan komponen yang non-aktif (ada komponen yang non-aktif walaupun tidak rusak yang diakibatkan oleh sistem atau subsistemnya mengalami downtime). Sehingga terjadi perbedaan lamanya waktu operasi antara komponenkomponen dengan sistem (sistem tidak pernah mengalami status non-aktif) bila diukur pada suatu titik waktu yang sama. Hasil perhitungan availabilitas sistem dengan berbagai konfigurasi sistem terbatas yang dibangun menggunakan diagram fault tree memperlihatkan tingkat perbedaan yang tidak signifikan bila dibandingkan dengan metode analitik. Konfigurasi sistem ini mewakili setiap logika yang sangat mungkin terjadi dalam sistem nyatanya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan validitas model ketika diterapkan pada sistem kompleks seperti unit pembangkit di PLTA Saguling. Model simulasi memberikan hasil availabilitas sistem sebesar 68% dan pengukuran output langsung sebesar 71,79%. Hasil ini menunjukkan nilai yang tidak berbeda jauh. Pencarian komponen vital oleh model ini menghasilkan transformator utama sebagai komponen kritis. Setelah dilakukan eksperimen dengan melakukan redesign pada komponen vital maka model simulasi memperkirakan nilai availabilitas sistem sebesar 87%. Hal ini menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.

17(2003) Identifikasi Faktor - faktor yang Membedakan Mahasiswa dalam Memilih Topik Tugas Akhir Ir. Hendra Kusuma, MT Budi Santoso Kecenderungan mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha dalam memilih topik Tugas Akhir terpusat pada beberapa Mata Kuliah tertentu dan kurang berorientasi pada aspek perancangan, hingga dirasakan semakin menjauhi definisi Teknik Industri. Terdapat tujuh Mata Kuliah yang dominan dipilih oleh mahasiswa dalam mengerjakan Tugas Akhir yaitu: Manajemen Pemasaran, Industri Jasa, Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Sistem Informasi Manajemen, Manajemen Kualitas, serta Sistem Produksi. Oleh karena itu tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengidentfikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan mahasiswa dalam menentukan topik Tugas Akhir; serta (2) Untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi pembeda karakteristik mahasiswa yang mengambil topik Tugas Akhir di Mata Kuliah tertentu. Jumlah populasi pada penelitian ini 186 orang, jumlah sampel yang diambil 111 responden mahasiswa yang sedang mengambil Mata Kuliah Tugas Akhir dengan metode simple random sampling. Setelah pengujian validitas dan reliabilitas, data diolah dengan metode Analisis faktor dan Analisis Diskriminan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berbeda secara signifikan. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan mahasiswa saat memilih topik Tugas Akhir ialah: (1) Peminatan Mata Kuliah, (2) Kemudahan proses pengerjaan, (3) Kemudahan pemahaman materi, (4) Kemudahan referensi, (5) Kepercayaan diri, (6) Ketersediaan topik, (7) Izin topik dari perusahaan, (8) Tekanan untuk menyelesaikan studi, (9) Kecepatan pemberian ijin penelitian, (10) Alternatif sumber referensi, (11) Jumlah referensi, (12) Dosen yang empatik, (13) Kelancaran proses bimbingan, (14) Niat dari awal, serta 15) Bekal dari perkuliahan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa faktor yang menjadi pembeda karakteristik mahasiswa dalam memilih topik Tugas Akhir adalah Ijin topik dari perusahaan, Tekanan untuk menyelesaikan studi, Kecepatan pemberian ijin penelitian, dan Niat dari awal. Pada bagian akhir, disajikan beberapa saran bagi pimpinan Jurusan Teknik Industri agar kecenderungan pemilihan topik Tugas Akhir dapat lebih diarahkan pada definisi Teknik Industri sesuai ABET yaitu: (1) Meningkatkan standar penelitian untuk Mata Kuliah Manajemen Pemasaran, Industri Jasa dan Manajemen Sumber Daya Manusia. (2) Adanya fasilitas bimbingan dan penyuluhan topik Tugas Akhir untuk mata kuliah Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi, Sistem Produksi, dan Manajemen Kualitas. (3) Dosen untuk mata kuliah Sistem Produksi, Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi, dan Manajemen Kualitas dapat memberikan bahasan contoh-contoh kasus. (4) Memberikan koneksi ke perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri dan manufaktur. (5) Melakukan promosi ke perusahaan yang bergerak di bidang industri dan manufaktur. (6) Mempererat hubungan dengan alumni Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha.

18(2003) Identifikasi Faktor-faktor Dominan yang Membedakan Pertimbangan Kelompokkelompok Calon Mahasiswa Baru dalam Memilih Perguruan Tinggi (Studi Kasus Eksploratori Pendaftaran Gel. I UKM) Ir. Hendra Kusuma, MT Roland Tearalangi Analisis perilaku membeli merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan pemasaran. Tanpa analisis Buying Behaviour, tidaklah mungkin proses segmenting, targeting, dan positioning dilakukan secara tepat sasaran. Secara teoritis, segmentasi perilaku dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan pengetahuan, sikap, minat, dan tanggapan konsumen terhadap produk. Dengan diketahuinya perilaku pembelian konsumen, diharapkan perencanaan strategi pemasaran yang dilakukan oleh suatu organisasi sesuai dengan tujuan pemasaran yang ingin dicapai. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut; (1) mengetahui faktor-faktor penting apa saja yang menjadi pertimbangan calon mahasiswa baru dalam memilih jurusan dan perguruan tinggi untuk melanjutkan studi, (2) mengetahui faktor-faktor apa saja yang membedakan empat kelompok calon mahasiswa baru dalam memilih jurusan dan perguruan tinggi. Jumlah responden pada penelitian ini ialah sebanyak 603 responden calon mahasiswa baru yang mendaftar di gelombang I di UKM dengan menggunakan metode simple random sampling. Setelah uji validitas, reliabilitas, dan analisis faktor dilakukan perhitungan Analisis Diskriminan Berganda, untuk mengetahui perbedaan faktor-faktor dominan yang dipertimbangkan oleh empat kelompok calon mahasiswa baru dalam memilih program studi dan perguruan tinggi di UKM. Faktor-faktor petimbangan calon mahasiswa yang didapatkan dari penelitian ini ialah: (1) Citra Universitas di masyarakat, (2) Potensi masa depan, (3) Pengaruh orang terdekat, (4) Pertimbangan atas kemampuan pribadi, (5) Dorongan keluarga, (6) Kelengkapan fasilitas kampus, (7) Proyeksi kegagalan pada USM, (8) Persiapan untuk memasuki dunia kerja, (9) Mutu program studi, (10) Minat pribadi, serta (11) Lokasi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa faktor yang menjadi pembeda karakteristik calon mahasiswa pendaftar Gelombang I UKM dalam memilih program studi adalah Citra Universitas di masyarakat, Pertimbangan atas kemampuan pribadi, Proyeksi kegagalan pada USM, serta minat pribadi. Dihasilkan 4 (empat) kelompok perilaku yaitu kelompok yang harus kuliah di jurusan tertentu di UKM, kelompok peminat bidang khusus yang pesimistik, kelompok peminat UKM yang pesimistik, serta kelompok asal bisa kuliah. Pada bagian akhir, disajikan beberapa saran untuk meningkatkan informasi mengenai riset ini terhadap Universitas Kristen Maranatha, yaitu: (a) menggunakan responden siswa kelas 3 SMU agar pemetaan minat dapat dilakukan secara lebih tajam, (b) menyertakan minat untuk mendaftar di UKM sebagai variabel dependen, (c) menyertakan persaingan antar universitas sebagai variabel independen.

20(2003) Perancangan Produk Tempat Tidur Multifungsi Jenis Wall Bed Ie Vie Mie, ST., MT Wawan Yudiantyo, ST., MT Ethania Musalam Masalah keterbatasan lahan tempat tinggal merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan bagi masyarakat Indonesia, terutama dengan semakin meningkatnya tingkat kepadatan penduduk di Indonesia. Kita dituntut untuk pandai memanfaatkan lahan dan memilih produk yang efisien lahan dan multifungsi. Salah satu perabot rumah tangga yang pasti diperlukan tetapi penggunaannya memakan lahan adalah tempat tidur. Tempat tidur yang dapat mengefisienkan lahan yang sekarang ini sudah ada adalah ranjang lipat, sofa bed dan wall bed. Jenis wall bed sebenarnya merupakan solusi yang baik bagi masalah keterbatasan lahan, hanya saja sekarang ini belum ada wall bed yang khusus dirancang bagi pengguna rumah tangga di Indonesia. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dengan merancang produk wall bed yang multifungsi dan bertujuan untuk mengefisienkan lahan tempat tingga bagi pasar Indonesia. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan angket untuk mengetahui persepsi konsumen tentang ranjang lipat, sofa bed dan wall bed yang sudah ada sekarang; sekaligus untuk mengetahui produk apa saja yang diprioritaskan berada dalam kamar tidur dan faktor-faktor yang dianggap prioritas saat membeli tempat tidur. Saran dan masukan yang didapat dari angket ini juga dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam merancang produk wall bed usulan. Selain itu, penulis juga menggunakan data anthropometri Indonesia yang didapat dari buku Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, karangan Eko Nurmianto. Data anthropometri ini digunakan untuk menentukan ukuran produk yang sesuai bagi masyarakat Indonesia. Setelah itu penulis melakukan analisis anthropometri dan analisis nilai terhadap produk ranjang lipat, sofa bed, dan wall bed yang sudah ada. Hasil analisis menunjukkan bahwa masih banyak keluhan yang disampaikan dan banyak kekurangan yang dimiliki oleh produk yang sudah ada tersebut. Selain itu juga diperoleh banyak masukan dan saran yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen. Berdasarkan hal tersebut maka dirancanglah produk wall bed usulan yang multifungsi, sesuai dengan anthropometri masyarakat Indonesia. Analisis yang dilakukan terhadap hasil rancangan tersebut adalah analisis ukuran produk, harga jual produk, perawatan produk, analisis nilai, dan analisis penilaian konsep. Hasil analisis menunjukkan bahwa produk wall bed usulan tersebut merupakan produk yang mudah dalam perawatannya; memiliki harga jual yang tidak terlalu mahal dibandingkan produk sejenis; memiliki nilai kegunaan, nilai keindahan, dan nilai biaya yang baik dibandingkan produk pembandingnya; dan merupakan konsep produk terbaik dibandingkan dengan ranjang lipat, sofa bed, dan wall bed yang sudah ada.

21(2003) Analisis Persaingan Supermarket X dan Supermarket Y di Jalan Surya Sumantri Bandung dalam Rangka Menyusun Strategi Bersaing Ir. Christina Wirawan, MT Andreas Yuwono Supermarket merupakan salah satu usaha bisnis yang bergerak dalam bidang jasa, walaupun supermarket menjual produk nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab bertanya menghadapi persaingan bisnis supermarket X dari supermarket Y. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan kuesioner, wawancara dan catatan-catatan perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan pengolahan data menggunakan dua metode, yaitu metode Analisis Faktor untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen belanja ke supermarket dan metode Correspondence Analysis untuk mengetahui peta posisi persaingan supermarket X dan supermarket Y. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen datang dan berbelanja ke supermarket adalah pelayanan kepada konsumen, pengertian kepada konsumen, kemudahan mencari produk bagi konsumen, ketrampilan pelayanan, suasana yang menyenangkan, adanya potongan harga, tampak dalam supermarket yang enak dilihat, kelengkapan produk-produk bermerek, nama supermarket yang menjanjikan, kenyamanan supermarket, kemudahan pembayaran dan harga yang murah dan stabil. Pada peta posisi diketahui bahwa supermarket X memiliki keunggulan pada faktor pengertian kepada konsumen, kemudahan mencari produk bagi konsumen, suasana yang menyenangkan, adanya potongan harga, tampak dalam supermarket yang enak dilihat, nama supermarket yang menjanjikan dan kenyamanan supermarket. Sedangkan kekurangan supermarket X adalah pada faktor pelayanan kepada konsumen, ketrampilan pelayanan, adanya potongan harga, kelengkapan produk-produk bermerek, kemudahan pembayaran dan harga yang murah dan stabil. Karakteristik segmen konsumen supermarket X adalah konsumen dengan usia antara 18 sampai dengan 23 tahun, memiliki penghasilan antara Rp 750.000 sampai dengan Rp 1.500.000 per bulan, dengan frekuensi belanja antara 6 sampai dengan 15 kali per bulan dan memperoleh informasi dari teman maupun melihat sendiri. Perancangan strategi bersaing menggunakan pendekatan teori Sun Tzu. Strategi yang diusulkan untuk memenangkan persaingan adalah strategi tahap awal yaitu strategi penetrasi pasar dan tahap lanjutan yaitu strategi pengembangan pasar. Strategi penetrasi pasar yang diusulkan adalah merebut pasar mahasiswa UKM dilakukan strategi dengan memberikan diskon khusus bagi mahasiswa UKM dan kepada staf-staf yang bekerja di UKM. Sedangkan strategi pengembangan pasar yang diusulkan adalah melakukan inovasi promosi, menyebarkan brosur-brosur harga pada lingkungan kampus UKM, mengacaukan harga beberapa produk tertentu yang menjadi kebutuhan dasar konsumen, membangun persepsi konsumen supermarket X sebagai supermarket yang up to date dan melakukan survei secara berkala ke supermarket-supermarket lain.

22(2003) Kualitas Jasa Layanan Perbankan dengan Pendekatan Metode Servqual dan Importance Performance Analysis Fransky Ryadi, ST., MT., MM This research is proposed to know: (1) Whether service quality at Bank LIPPO Gatot Subroto Branch Office appropriates with customers expectation, (2) What dimensions of service quality that need to be given priorities for improvement. The sampling method that is used in this research is systematic random sampling. Form 300 questionaires that distributed, there are 198 questionaires are valid to be processed. The data is acquired through the questionaire which its attributes is developed form five dimensions of service quality according to Parasuraman, Zeithmal, and Berry. Then the data is tested by validity and reliability test to make sure that the instrument which is used is valid and the data which is gathered is reliable. After that, the present writer use SERVQUAL method and Importance-Performance Analysis to process the data. The outcomes of this research are: (1) The service quality of Bank LIPPO Gatot Subroto Branch Office is Dissatisfied or Not Appropriate With Customers Expectation this is showed by the value of Average Total SERVQUAL (TSQ) of 0.49. There are nine attributes that should be improved because they are main causes of customer dissatifaction, these are: uncomfortable service room; inadequate number of teller; unclean and untidiness of the employees dress; slowness of employees work; unclean of room and yard; unresponsive employee; the way of informations delivery; unmaintained facilities; and old-fashioned equipment. (2) The dimensions of service quality that need to be given priorities to improve are tangible with five attributes and the other dimensions become the next priorities with one attribute in Quadrant (Concentrate) in Importance-Performance Quadrant for each dimensions.

23(2004) Analisis Penerapan Sistem ABC dan EVA sebagai Dasar untuk Menentukan Harga Pokok Produksi Ie Vie Mie, ST., MT Dr. D.A Soetisna, SH., M.Pd., CQA., CQM Djames Ginting Dalam rangka menghadapi persaingan usaha yang semakin tajam dipelukan pengambilan strategi-strategi yang benar. Pengambilan keputusan yang salah akan membuat perusahaan kehilangan kesempatan untuk meraih keberhasilan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan strategi harga. Agar penggunaan strategi harga itu efektif, tentu perusahaan harus memiliki informasi yang akurat tentang elemen-elemen yang membentuk harga tersebut. Sistem ABC dan EVA sebagai suatu metoda pembiayaan yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer perusahaan yang diharapkan dapat membantu manajmene perusahaan dalam pengambilan keputusan yang strategik. Sistem ABC menjadi lebih akurat karena membebankan biaya-biaya produksi ke produk melalui aktivitas-aktivitas yang menyerap sumber daya. Hasil analisis yang membandingkan antara metoda ABC dan EVA dengan metoda Tradisional menunjukkan bahwa sistem pembebanan biaya dengan menggunakan metoda ABC dan EVA menghasilkan informasi biaya yang lebih baik, akurat, dan biaya-biayanya dapat teridentifikasi. Selain itu, dengan menggunakan metoda ABC dan EVA perusahaan dapat mengetahui produk-produk mana saja yang menguntungkan dan mana yang dapat mengikis modal. Perusahaan dapat mengetahui secara jelas biaya-biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi suatu produk. Sehingga hasil perhitungan dengan menggunakan metoda ABC dan EVA perusahaan dapat mengambil keputusan-keputusan strategik dan sebagai pedoman dalam menentukan harga jual terhadap produk-produk yang dihasilkan.

24(2004) Usulan Perbaikan Sistem Kerja pada Pembuatan Sepatu Kulit Pria (Studi Kasus di PT. SIK, Bandung) Ie Vie Mie, ST., MT Wawan Yudiantyo, ST., MT Rudi Aswan Persaingan dunia industri semakin meningkat dari waktu ke waktu, khususnya pada industri sepatu di dalam negeri. Hal ini ditandai dengan masuknya beberapa merk sepatu dari beberapa negara tetangga seperti Vietnam dan China. Negara-negara tersebut memasuki pasar domestik dengan menawarkan produk yang sangat kompetitif, baik dari segi harga maupun kualitasnya. Hal tersebut dapat mereka lakukan karena negara-negara tersebut dikenal dengan produktivitas kerjanya yang tinggi. Tidak terkecuali PT `SIK' sebagai salah satu produsen sepatu di Bandung juga terkena dampak dari persaingan global ini, maka dari itu untuk menghadapi para kompetitor baik dari dalam maupun luar negeri, PT `SIK' juga harus melakukan hal yang sama, yaitu meningkatkan produktivitas agar tidak lagi terjadi keterlambatan serta ketidakmampuan untuk memenuhi order dari konsumen. Jika hal ini tidak segera diperbaiki maka konsumen akan menjadi kecewa dan pada akhirnya dapat berpindah ke produsen yang lain, tentu saja hal tersebut sangat merugikan PT SIK' sendiri. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini, khususnya pada stasiun pengesolan dan finishing adalah dalam hal produktivitas kerja yang rendah. Hal ini disebabkan karena : tata letak tempat kerja, penyimpanan peralatan dan bahan, gerakan-gerakan kerja, lingkungan kerja, serta kondisi kesehatan dan keselamatan kerja para operator yang dinilai masih belum optimal. Untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan, peneliti mengusulkan agar melakukan perbaikan terhadap sistem kerja sekarang pada stasiun pengesolan dan stasiun finishing dengan cara melakukan perbaikan atas : gerakan-gerakan kerja, tata letak tempat kerja, lingkungan kerja, serta kondisi kesehatan dan keselamatan kerja para operator. Dengan adanya perbaikan sistem kerja yang dilakukan terhadap perusahaan ini khususnya pada stasiun pengesolan dan stasiun finishing, maka dihasilkan sistem kerja yang lebih terarah lagi, lingkungan kerja, tata letak, serta kondisi kesehatan dan keselamatan yang semuanya menjadi lebih baik lagi, pada akhirnya akan dapat meningkatkan produktivitas kerja di PT SIK' ( hal tersebut dapat dilihat pada perbandingan waktu baku kondisi sekarang dengan kondisi usulan ). Sebelum dilakukan perbaikan sistem kerja, waktu baku yang diperlukan untuk pengerjaan pengesolan adalah sebesar 4463,77 detik, dan 373,29 detik untuk stasiun finishing. Setelah melakukan perbaikan sistem kerja waktu baku yang terpakai menjadi lebih kecil dari sebelumnya yaitu : 3515,33 detik untuk stasiun pengesolan, dan 350,497 detik untuk stasiun finishing, apabila dibandingkan dengan waktu baku sebelum dilakukannya perbaikan, maka total penghematan waktu baku yang dapat dihemat pada ke dua stasiun tersebut adalah sebesar

971,233 detik/unit sepatu, apabila penghematan dihitung dalam prosentase adalah sebesar 21,2% untuk stasiun pengesolan dan 6.1% untuk stasiun finishing.

25(2004) Analisis dan Perancangan Sistem, Prosedur, dan Formulir untuk Perpustakaan Terintegrasi Universitas Kristen Maranatha Christina, ST., MT Yenni M. Djajalaksana, MBA Grace Elisabeth Dalam waktu yang relatif dekat, Universitas Kristen Maranatha (selanjutnya disebut UKM) merencanakan untuk menyatukan semua Perpustakaan Fakultas dalam sebuah Perpustakaan Terintegrasi. UKM memiliki 8 (delapan) buah Perpustakaan Fakultas yaitu Perpustakaan Fakultas Kedokteran, Perpustakaan Fakultas Psikologi, Perpustakaan Fakultas Teknik, Perpustakaan Fakultas Ekonomi, Perpustakaan Fakultas Sastra, Perpustakaan Fakultas Seni Rupa dan Desain, dan 2 (dua) Perpustakaan Pasca Sarjana masing - masing untuk S2 Magister Manajemen dan S2 Magister Psikologi. Dari hasil penelitian pendahuluan, melalui hasil wawancara dengan Kepala Perpustakaan di setiap Perpustakaan Fakultas di UKM, pembagian kuisioner terbuka kepada staf perpustakaan di setiap Perpustakaan Fakultas di UKM, dan perbincangan dengan rekan - rekan mahasiswa yang pernah dan sedang melakukan magang di Perpustakaan Fakultas UKM, diketahui bahwa masalah yang sedang terjadi di setiap Perpustakaan Fakultas UKM adalah belum adanya prosedur tertulis jelas yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan di setiap Perpustakaan Fakultas. Tiap Perpustakaan Fakultas di UKM menetapkan kebijakan dan prosedur yang berbeda - beda dalam melaksanakan kegiatan keperpustakaan. Dengan kondisi ini, UKM akan mengalami kesulitan dalam menentukan dan menerapkan sebuah standar baku mengenai sistem, prosedur, dan formulir dalam kegiatan keperpustakaan untuk rencana pembangunan Perpustakaan Terintegrasi UKM. Data yang dikumpulkan berupa prosedur-prosedur dan formulir yang tersedia di setiap Perpustakaan Fakultas di UKM. Penulis mengolahnya dengan menggunakan Document Flowchart serta menganalisisnya berdasarkan pada teori-teori mengenai prosedur dan formulir yang baik. Karena luasnya ruang lingkup penelitian, maka Penulis membatasi penyelesaian permasalahan hanya pada menganalisis sistem, prosedur, dan formulir yang telah ada di setiap Perpustakaan Fakultas UKM dan untuk menganalisis hasil rancangan sistem, prosedur, dan formulir perpustakaan untuk Perpustakaan Terintegrasi UKM. Penyelesaian permasalahan tidak mencakup pembuatan peraturan untuk Perpustakaan Terintegrasi UKM. Koleksi Perpustakaan Terintegrasi UKM terdiri dari kategori material buku dan material non buku. Material buku terdiri dari koleksi buku teks, jurnal, majalah, dan referensi. Koleksi material non buku terdiri dari koleksi kaset, video, CD, dan lainnya yang tidak termasuk dalam kategori material buku. Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan, secara garis besar prosedur yang sedang berjalan sudah baik hanya saja belum terdokumentasi dengan baik. Penulis memberikan usulan berupa perancangan sistem, prosedur, pendokumentasiannya, serta formulir penunjang untuk Perpustakaan Terintegrasi

UKM dimana pendokumentasian prosedur tertulis dibuat dengan menggunakan format ISO 9000: 2000. Adapun prosedur yang diusulkan untuk Perpustakaan Terintegrasi UKM ada 26 (dua puluh enam) dan terdapat 6 (enam) formulir usulan.

27(2004) Usulan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Biskuit Marie di PT. X, Bandung Vivi Arisandhy, ST., MT Ir. Kartika Suhada, MT Arief Wibisono Adjiwidjaya Perusahaan Biskuit "X" merupakan perusahaan swasta yang memproduksi biskuit marie. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah perusahaan sering mengalami penumpukan bahan baku di gudang yang diakibatkan kurang tepatnya metode pengendalian persediaan yang diterapkan perusahaan selama ini. Saat ini perusahaan melakukan pemesanan dalam ukuran yang cukup besar karena adanya potongan harga (quantity discount) yang diberikan oleh pihak suplier. Apabila masalah di atas tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena tingginya biaya simpan yang timbul dan menurunnya kualitas biskuit yang dihasilkan tingginya biaya simpan. Hal ini terutama diakibatkan sebagian besar jenis bahan baku di gudang tidak dapat bertahan lama. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian tentang peng endalian persediaan bahan baku yang sebaiknya diterapkan di perusahaan. Metode pengendalian persediaan yang sebaiknva diterapkan perusahaan adalah ,Material Requirement Planning (MRP); mengingat kebergantungan antara kebutuhan bahan baku yang satu dengan kebutuhan bahan baku yang lainnya. Dalam menyusun MRP diperlukan input yaitu Jadwal Induk Produksi (JIP), Bill of M a t e r i a l (BOM), dan status persediaan di gudang. Teknik lotting yang digunakan adalah Wagner Whitin. Pertama-tama dilakukan peramalan permintaan biskuit di masa yang akan datang. Metode peramalan yang terbaik adalah metode L e a s t S q u a r e untuk pola data linear siklis dengan N = 12, karena metode tersebut mempunyai nilai MSD terkecil. Setelah itu dilakukan perhitungan besar kapasitas produksi di perusahaan. Besar kapasitas produksi efektif biskuit diambil dari kapasitas produksi efektif terkecil ( stasiun pemanggangan ) yaitu sebesar 3200 kemasan/hari. Dari Peta Pekerja dan Mesin (PPM) yang dibuat untuk kondisi saat ini, terlihat bahwa tingkat utilisasi pekerja masih rendah. Oleh karena itu, dibuat PPM usulan yang dapat mengurangi jumlah tenaga kerja dari 15 orang menjadi 9 orang. Hal ini menyebabkan biaya produksi berkurang dari Rp199,975,609.47 menjadi Rp145,975,481.47. Dengan menerapkan metode MRP maka perusahaan dapat menekan biaya peng endalian persediaan untuk penode Januari s/d Maret 2004 sebesar Rp 1,813,958.84 atau 50.32%.

28(2004) Analisis Ergonomi Serta Usulan Perbaikan terhadap Fasilitas Fisik dan Lingkungan Ruang Gambar FSRD UK Maranatha Lestari Yuli Hastuti, ST.,MT Siong Cen Menggambar biasanya didefinisikan sebagai suatu usaha untuk menghasilkan kemiripan atau menyajikan suatu objek baik yang dilihat oleh mata maupun objek yang merupakan proses pemikiran kreatif dari otak dengan menarik garis demi garis di atas suatu permukaan medium. Dalam mengekspresikan gambar dari otak ke medium dibutuhkan kenyamanan dan konsentrasi tinggi karena dalam proses menggambar, emosi dan perasaan sangatlah berpengaruh. Maka penelitian ini dirasakan perlu untuk mencapai hasil yang optimal dalam berkreasi. Pada awal penelitian dilakukan pembagian kuesioner awal dan peneliti juga mencoba fasilitas fisik maupun lingkungan. Masalah-masalah yang teridentifikasi saat itu adalah sebagai berikut : Kursi gambar saat ini tidak nyaman, tinggi papan alas gambar terlalu tinggi, bahan papan terlalu kasar dan mengganggu saat menggambar, bahan kursi terlalu keras, tata letak ruang yang sesak dan faktor lingkungan kerja yang belum optimal. Tahap selanjutnya peneliti mengumpulkan data fasilitas fisik berupa spesifikasi bahan, bentuk dan ukuran dan juga data lingkungan pada ruang gambar. Bersamaan dengan pengambilan data peneliti juga membagikan kuesioner untuk mendapatkan masukan dari mahasiswa dan dosen yang menggunakan ruang gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain UKM, sedangkan data anthropometri didapatkan laboratorium teknik industri. Kemudian data anthopometri yang ada diolah dengan program ergo untuk mendapatkan nilai persentil minimum (PS), nilai persentil tengah (P50) dan nilai persentil maksimum (P95) untuk digunakan menganalisa fasilitas fisik dan perancangan dari segi ukuran. Setelah dilakukan tahapan analisa maka peneliti mengusulkan rancangan terhadap fasilitas fisik yang lebih ergonomis dan usulan perbaikan lingkungan serta tata letak yang ergonomis. Adapun rancangan yang dilakukan pada ruang gambar adalah kursi gambar dengan mengubah rancangan pada beberapa bagian yaitu bahan tempat duduk yang diganti, tinggi tempat duduk yang adjustable ,meja tempat papan alas kertas gambar dan tempat duduk menjadi terpisah, sudut penyangga papan alas kertas gambar dapat diatur sudutnya, terdapat rak untuk meletakkan alat gambar, tersedia pijakan kaki dan roda pada dasar meja dan kursi yang dapat dikunci. Perancangan juga dilakukan pada tinggi tempat peletakan objek tujuan perubahan ukuran tempat peletakan objek adalah agar mahasiswa dapat secara jelas melihat langsung ke depan tanpa harus terhalang oleh ketinggian penyangga papan alas gambar. Bahan dari papan alas gambar juga diubah menggunakan acrylic karena tidak memiliki alur dan tekstur sehingga tidak mengganggu saat menggambar sedangkan untuk ukurannya diubah menjadi 60 cm x 44 cm didasarkan pada ukuran kertas gambar A2 yaitu 42 x 59,5 cm. ketebalan papan juga diubah ukuran menjadi 5 mm. Untuk usulan tata letak, peneliti memberikan usulan berdasarkan pada jarak antar kursi dan meja gambar namun hal tersebut mengurangi kapasitas mahasiswa menjadi 14 buah, namun karena adanya kebijakan pihak fakultas yang menginginkan kapasitas satu

kelas sebesar 25 buah maka peneliti melakukan perancangan ukuran ruang gambar yang ideal, kemudian dari kuesioner yang dibagikan didapatkan usulan diperlukannya loker maka dirancanglah loker sejumlah 14 buah. Dari pencahayaan ada perubahan dari jumlah armatur menjadi 10 buah armatur. Dari temperatur dan kelembaban dilakukan perancangan pada sistem pengaturan suhu Air conditioning yang ergonomis.

29(2004) Usulan Perbaikan Sistem Persediaan Minyak Tanah (Studi Kasus di CV A Palangkaraya) Santoso, ST., MT Ir. Wenny Chandra, M.Sc Yohanes Christian Kebutuhan minyak tanah untuk masa sekarang ini dirasakan sangat penting terutama oleh rakyat Indonesia. Seiring dengan pentingnya minyak tanah ini, permintaan akan kebutuhan minyak tanah ikut meningkat. Dalam menyalurkan permintaan minyak tanah pasti akan melalui suatu jalur distribusi. Pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada CV "A" Palangkaraya, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang distribusi bahan bakar minyak tanah. Selama ini minyak tanah yang disediakan CV "A" selalu dipasok oleh Pertamina melalui sistem kontrak setengah tahun. Dalam kontrak ini ditentukan nilai pasokan minyak tanah yang akan dikirimkan ke CV "A" selama setengah tahun. Meskipun selama ini tidak terdapat masalah dalam sistem kontrak tersebut, tetapi jika terjadi kekurangan persediaan, CV "A" terpaksa membeli dari distributor sejenis. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya keuntungan karena harga jual distributor sejenis lebih mahal daripada Pertamina. Sedangkan tingkat permintaan terus meningkat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu perlu diusulkan perancangan sistem pengendalian persediaan yang mampu mengoptimalkan jumlah persediaan perusahaan yaitu dengan menggunakan metode pengendalian persediaan. Adapun penggunaan metode pengendalian persediaan ini memerlukan banyak perhatian terutama untuk peramalan jumlah yang akan disediakan untuk masa yang akan datang, metode persediaan yang akan digunakan, biaya-biaya persediaan, nilai kontrak perusahaan dan perbandingan antara metode terdahulu dengan sekarang. Hasil perhitungan menghasilkan suatu kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode pengendalian persediaan yang diusulkan peneliti akan menguntungkan jika dibandingkan dengan sistem persediaan perusahaan sekarang. Dari metode ini peneliti mengusulkan untuk perusahaan untuk mengajukan proposal penambahan volume minyak tanah kepada Pertamina dengan nilai kontrak 165.000 liter untuk periode Januari - Juni 2003, dan nilai kontrak 180.000 liter untuk periode Juli - Desember 2003. Dari usulan metode peneliti, biaya persediaan perusahaan dapat dihemat sebesar Rp. 6.077.238,- per tahun atau 70 % per tahun.

30(2004) Penghitungan Kebutuhan Lahan Parkir dan Kapasitas Serta Pengaturan Perpakiran di Gedung Graha Widya Maranatha, Bandung Ir. Kartika Suhada, MT Santoso, ST., MT Paulin Sandra Universitas Kristen Maranatha (UKM) merupakan salah satu Universitas swasta, dimana sebagian besar mahasiswa, karyawan dan dosennya datang ke kampus menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun motor. Hal tersebut membuat UKM perlu untuk menyediakan lahan parkir yang dibutuhkan. Salah satu upaya untuk mencukupi kebutuhan lahan parkir di UKM maka dalam membangun Gedung Graha Widya Maranatha, Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha (YPTKM) menyediakan lahan parkir bertingkat 3. Dengan membangun lahan parkir bertingkat diharapkan lahan parkir yang akan disediakan dapat menampung kendaraan lebih banyak sehingga dapat memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian mengenai masalah perparkiran yang meliputi kebutuhan lahan parkir dan pengaturan tata letak lahan parkir yang akan dibangun di Gedung Graha Widya Maranatha. Dalam menghitung kebutuhan lahan parkir, peneliti melakukan pengamatan laju kedatangan dan laju keberangkatan di lahan parkir UKM (lahan parkir mahasiswa dan lahan parkir di GAP), lahan parkir swasta dan lahan parkir sepanjang jalan UKM (dari pintu GAP/ depan ATM BNI sampai dengan pintu Poliklinik). Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan model antrian (M/M/~) : (GD/~/~). Dari perhitungan, ternyata kebutuhan lahan parkir saat ini di UKM sebesar 781 motor dan 724 mobil. Sedangkan kebutuhan lahan parkir pada saat gedung Graha Widya Maranatha selesai dibangun (tahun 2006) sebesar 1042 mobil dan 1124 motor. Karena lahan parkir yang akan dibuat belum ada rancangan tata letaknya, maka peneliti membuat rancangan tata letak lahan parkir usulan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui daya tampung lahan parkir yang ada di Gedung Graha Widya Maranatha. Pada rancangan usulan 1, mengingat tingkat kecurian motor lebih tinggi maka peneliti mengusulkan agar kebutuhan lahan parkir motor dipenuhi seluruhnya dan lokasinya berada pada basement 1 sebesar 856 motor. Berhubung daya tampung basement 1 untuk motor melebihi kebutuhan maka kelebihannya dialokasikan untuk parkir mobil. Sedangkan untuk latran parkir mobil lainnya berlokasi di basement 2 dan 3. Dari rancangan tata letak usulan tersebut, diketahui kebutuhan lahan parkir mobil pada tahun 2006 yang dapat dipenuhi hanya sebesar 19.38% atau sebesar 202 mobil. Sedangkan pada rancangan usulan 2 yang dibuat peneliti, lahan parkir motor semuanya dilokasikan pada lahan yang sekarang sudah ada yaitu dibelakang gedung ekonomi, dan untuk lahan parkir mobil semuanya berlokasi di Gedung Graha Widya Maranatha. Dari rancangan tersebut, ternyata kebutuhan lahan parkir mobil yang dapat dipenuhi hanya sebesar 27.64% atau sebesar 288 mobil. Untuk menbatasi kekurangannya, peneliti mengusulkan agar menggunakan lahan lain, yaitu di belakang dan depan Gedung Teknik, di GAP dan di sebelah SGS/ Koperasi. Untuk

meningkatkan keamanan Gedung Graha Widya Maranatha, maka peneliti mengusulkan penggunaan alat pengamanan parkir. Untuk mendukung penggunaan alat tersebut, peneliti mengusulkan agar mahasiswa dikenakan biaya parkir yang pembayarannya digabungkan dengan biaya pengembangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari protes dari mahasiswa.

31(2004) Usulan Pengendalian Persediaan Mie Instant dengan Menggunakan Metode DRP di PT X Bandung Ir. Kartika Suhada, MT Santoso, ST., MT Heru Budikentjana Perencanaan dan pengendalian persediaan dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting agar kebutuhan pelanggan atau konsumen dapat terpenuhi dalam jumlah dan waktu yang tepat. Dengan demikian perusahaan tidak mengalami kerugian akibat adanya persediaan yang menumpuk ataupun kehilangan keuntungan karena tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan segera atau dengan kata lain kekurangan persediaan. PT X merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang distributor produk mie instant. PT X sebagai Head Office (Distributor Pusat) memiliki sembilan distrik atau distributor cabang yang terletak di seluruh daerah Jawa Barat, yakni : Bandung, Tasikmalaya, Cianjur, Subang, Purwakarta, Sumedang, Cirebon, Sukabumi dan Garut. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui perusahaan mengalami masalah dalam melakukan pengendalian persediaan mie instant. Saat ini perusahaan melakukan pengendalian persediaan berdasarkan perkiraan dan pengalaman masa lalu saja. Masing-masing distrik memiliki persediaan dan mengendalikan sendiri persediaannya, pusat hanya berperan dalam mengkoordinir jumlah pemesanan masing-masing distrik ke supplier. Periode pemesanan yang ditetapkan perusahaan adalah dua minggu sekali. Hal tersebut menuntut kondisi jumlah cadangan pengaman (safety stock) yang harus disediakan perusahaan cukup besar (untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan selama dua minggu). Hal ini mengakibatkan tingginya ongkos simpan yang harus dikeluarkan, sehingga berpengaruh pada tingginya ongkos total pengendalian persediaan yang timbul. Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti mengusulkan penggunaan metode Distribution Requirements Planning (DRP) dalam mengendalikan persediaan dan distribusi produk mie instant tersebut. Metode ini lebih tepat diterapkan oleh perusahaan karena metode ini ditujukan untuk pengendalian persediaan yang berjenjang seperti kondisi di perusahaan ini. Dari dua belas jenis rasa mie instan yang dijual perusahaan, peneliti hanya memilih mie instan rasa ayam bawang, karena dibandingkan dengan jenis rasa lainnya, rasa ayam bawang memiliki persentase penjualan yang cukup mencolok. yaitu sekitar 60 %. Hasil perhitungan menunjukkan penerapan metode DRP dapat menghemat ongkos simpan sebesar Rp 488.149.513 atau 97,22% (dari Rp 502.092.377 menjadi Rp 13.942.864), sedangkan ongkos pesan meningkat sebesar Rp 9.159.012 atau 483,33% (dari Rp 1.894.968 menjadi Rp 11.053.980). Akan tetapi, ongkos total pengendalian persediaan yang dapat dihemat adalah sebesar Rp 478.990.501 atau 95,04% (dari Rp 503.987.345 menjadi Rp 24.996.844). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode DRP cocok untuk diterapkan di PT X.

32(2004) Usulan Penyeimbangan Lintasan Produksi dan Penyusunan Jadwal Induk Produksi Panci dalam Upaya Meminimasi Biaya Produksi di PT X Ir. Kartika Suhada, MT Victor Suhandi, ST., MT Selvi Ekawati PT "X" adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan panci. Ada beberapa ukuran panci yang diproduksi, yaitu ukuran 18, 20, 22, 24, 26, 28 dan 30 cm. Sebagian besar produk ini diproduksi untuk diekspor ke Jepang, Jerman, Amerika dan Australia. Sebagian kecil diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Pada saat ini perusahaan menghadapi masalah belum optimalnya rencana produksi yang dibuat. Hal ini dikarenakan kapasitas produksi reguler belum dapat memenuhi permintaan konsumen. Karena kapasitas reguler yang dimiliki kurang, maka perusahaan sering menerapkan kerja lembur. Disamping itu metode penyusunan jadwal produksi yang diterapkan perusahaan belum baik karena hanya berdasarkan perkiraan dan persediaan akhir yang ditetapkan sebesar 200 unit untuk masing-masing ukuran panci. Belum optimalnya kapasitas reguler disebabkan kurang seimbangnya lintasan produksi saat ini. Oleh karena itu perlu dilakukan penyeimbangan lintasan dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi reguler. Setelah dilakukan penyeimbangan selanjutnya peneliti menyusun JIP dalam upaya memenuhi seluruh permintaan konsumen dengan biaya produksi yang optimal (dengan pertimbangan ongkos tenaga kerja dan ongkos simpan). Dengan melakukan penyeimbangan lintasan produksi kapasitas produksi reguler meningkat dari 308,412 unit agregat/tahun menjadi 350,051 unit agregat/tahun atau terjadi peningkatan sebesar 41,639 unit agregat/tahun (13.5%). Berhubung hasil ramalan permintaan seluruh panci belum dapat terpenuhi (393,453 unit agregat/tahun), maka peneliti mengemukakan 2 alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kekurangan kapasitas reguler tersebut, yaitu dengan penambahan jumlah mesin dan penerapan jam kerja lembur. Hasil perhitungan keuntungan/tahun untuk alternatif pertama sebesar Rp 324,476,126.8. sedangkan alternatif kedua sebesar Rp 308,978,016.9. Dengan demikian alternatif 1 yang diusulkan untuk dilakukan. Penambahan jumlah mesin pada alternatif 1 sebanyak 5 unit, yaitu mesin poles otomatis 3 unit, mesin poles manual 2 unit. Berhubung produk yang dihasilkan lebih dari satu tipe ukuran panci, dimana waktu proses masing-masing operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan masingmasing ukuran berbeda-beda, maka dalam penyusunan JIP dilakukan proses agregasi dan disagregasi. Dengan penerapan penyeimbangan lintasan dan penambahan mesin maka perusahaan dapat memenuhi seluruh permintaan konsumen dan menghemat biaya produksi dari Rp 1,1113,645,022.00 (metode perusahaan) menjadi Rp 651,299,852.00 (metode usulan). Dengan demikian terjadi penghematan sebesar Rp 462,345,170.00.

33(2004) Analisis dan Usulan Sistem Pemeliharaan Gedung Serta Fasilitasnya, Prosedur dan Formulir di Universitas Kristen Maranatha Christina, ST., MT Yenni M. Djajalaksana, MBA Otman Awih Bangunan atau gedung merupakan salah satu sarana untuk mendukung tercapainya tujuan dan terlaksananya fungsi-fungsi pokok organisasi pemakai atau pengguna bangunan secara optimal. Oleh sebab itu untuk mempertahankan kondisi bangunan tersebut supaya dapat terjaga maka diperlukan suatu kegiatan pemeliharaan. Dengan bangunan yang apik, terpelihara dan berjalan sesuai dengan fungsinya maka akan menimbulkan kesan yang baik bagi penggunanya dan bagi orang yang melihatnya. Pemeliharaan bangunan itu sendiri secara garis besar dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengelolaan bangunan, fasilitas atau infrastruktur untuk mempertahankan fungsi bangunan tersebut sesuai dengan rencana, agar usia rencana bangunan dapat tercapai. Universitas Kristen Maranatha (UKM) dengan semakin bertambahnya gedung yang dimiliki menyebabkan ruang lingkup pemeliharaan semakin besar. Dengan kondisi seperti saat ini, kegiatan pemeliharaan fisik gedung dikerjakan oleh Unit Pemeliharaan Gedung (UPG) dan kegiatan Mechanical & Electrical (ME) dikerjakan oleh Unit Kerumahtanggaan 1 dapat mengakibatkan suatu masalah yaitu keterlambatan dalam penyelesaian pemeliharaan gedung. Agar sistem pemeliharaan gedung lebih baik lagi dalam menangani kebutuhan pemeliharaan bangunan secara keseluruhan gedung di UKM termasuk Gedung GWM, maka dilakukan penelitian mengenai sistem pemeliharaan bangunan yang saat ini berjalan. Pengumpulan data dan informasi mengenai sistem, prosedur dan formulir pemeliharaan gedung di UKM, dilakukan dengan mewawancarai bagian-bagian yang berhubungan dengan pemeliharaan gedung yaitu UPG, Unit Kerumahtanggaan 1, Unit Kerumahtanggaan 2 (Kepala Bagian Kebersihan) dan Pembantu Rektor II (PR II). Data-data yang dikumpulkan adalah struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, prosedur, formulir, dan instruksi kerja. Dalam penelitian ini penulis mengunakan flowchart, bagan alir informasi, analisis PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, Services) dalam menjabarkan keadaan sistem yang ada ditempat Unit Kerumahtanggaan 1 dan Unit Pemeliharaan Gedung secara khususnya. Masalah sebenarnya sudah ada dari sejak dulu, tapi dengan bertambahnya pekerjaan yang harus ditanggani maka masalah tersebut makin lama makin mengganggu dalam pemeliharaan gedung itu sendiri. Dari hasil analisis menunjukkan semakin banyaknya pertambahan gedung mengakibatkan semakin bertambahnya tugas pemeliharaan gedung, dan semakin banyak masalah yang ada. Untuk kondisi mendatang UPG ditarik menjadi Biro Pemeliharaan Gedung (BPG) sehingga dapat meningkatkan kinerja penyelesaian masalah yang semakin banyak. Bagian lain seperti ME dan koster juga perlu disertakan dalam biro tersebut untuk menunjang kerja

BPG dalam bertindak dilapangan. Selain itu juga terdapat beberapa prosedur yang diperbaiki dan beberapa formulir yang diusulkan untuk menunjang kinerja dari BPG itu sendiri.

34(2004) Analisis Kelayakan Peningkatan Kapasitas Usaha Fotocopy PT. Danamartha Sejahtera Utama Bandung Ir. Kartika Suhada, MT Vivi Arisandhy, ST., MT Nita May K PT. Danamartha Sejahtera Utama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan fotocopy dan penjilidan. Saat ini permintaan akan kebutuhan fotocopy dan penjilidan dari PT. Danamartha Sejahtera Utama cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat juga dan trend peningkatan jumlah mahasiswa yang masuk. Seiring dengan bertambahnya jumlah mahasiswa, karena keterbatasan kapasitas tidak semua permintaan terpenuhi, maka perusahaan ingin menambah kapasitas produksinya. Setelah diketahui keterbatasan kapasitas produksi ini disebabkan oleh terbatasnya mesin fotocopy yang dimiliki perusahaan. Untuk itu perusahaan merencanakan akan menambah mesin fotocopy agar dapat meningkatkan kapasitas produksi. Untuk peningkatan produksi yang akan dilakukan oleh PT. Danamartha Sejahtera Utama perlu dilakukan analisis kelayakan yang menganalisis beberapa aspek yaitu aspek pemasaran, aspek teknik, aspek finansial dan aspek lingkungan. Dan analisis aspek pemasaran, diketahui estimasi permintaan untuk tahuntahun mendatang menunjukkan kecenderungan meningkat. Trend permintaan fotocopy dan penjilidan di masa yang akan datang meningkat. Dari faktor bauran pemasaran perusahaan unggul dari pesaing dalam faktor lokasi yang berada di dalam lingkungan kampus, harga fotocopy dan jilid relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaing-pesaing lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan kapasitas dengan cara menambah mesin fotocopy adalah layak ditinjau dari aspek pemasaran. Karena analisis dari aspek pemasaran dinilai layak, maka dapat dilanjutkan ke analisis aspek teknis. Dari analisis aspek teknis, dapat diketahui jenis dan jumlah penambahan mesin fotocopy yang diperlukan dalam meningkatkan kapasitas produksi. Penambahan mesin ini disesuaikan dengan estimasi permintaan. Dengan adanya penambahan mesin fotocopy ini, maka diperlukan penambahan bahan baku dan tenaga kerja. Dan hasil kajian tersebut diketahui penambahan mesin yang akan dilakukan pada tahun 2004 sebanyak 1 unit beg itu pula pada tahun berikutnya kecuali pada tahun 2007 dilakukan penambahan sebanyak 2 unit, bahan baku dan tenaga kerja mampu dilakukan perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kapasitas produksi adalah layak ditinjau dari aspek teknik. Dan analisis finansial, dapat diketahui jumlah investasi vang diperlukan untuk peningkatan kapasitas produksi. Untuk meng etahui kelayakan dari aspek finansial perlu dilakukan penilaian investasi Payback Period dicapai pada tahun 2004 bulan ke-3. Oleh karena itu penggantian mesin layak dilakukan. Hasil perhitungan NPV memperlihatkan nilai yang positif ( 14.212.779), maka usaha

peningkatan kapasitas ini layak untuk dijalankan. Nilai yang diperoleh IRR>MARR, maka usaha peningkatan kapasitas ini layak untuk dijalankan. Hasil dari analisis aspek pemasaran, aspek teknik, aspek finansial dan aspek lingkungan menunjukkan peningkatan kapasitas produksi layak untuk dilakukan. Untuk itu perusahaan perlu segera untuk melakukan peningkatan kapasitas produksi agar perusahaan dapat memenuhi permintaan yang lebih banyak.

35(2004) Usulan Pengendalian Persediaan yang Optimal di PD Bintang Terang Santoso, ST., MT Ir. Kartika Suhada, MT Lisa Mariana PD. Bintang Terang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pendistribusian bahan makanan, meliputi produk bihun, soun, vetsin, dan kecap. Perusahaan perlu mengatur jumlah persediaannya, karena apabila terjadi kekurangan, konsumen akan cenderung beralih ke merek lain. Penentuan jumlah produk di PD Bintang Terang berdasarkan intuisi dari pemilik, dengan periode pemesanan setiap 6 hari sekali untuk item produk bihun Jmpl dan Soun, 18 hari sekali untuk item produk bihun Bhg 250 dan Vetsin, 3 hari sekali untuk produk-produk kecap. Dengan metode yang saat ini digunakan oleh perusahaan, sering kali terjadi kekuragan dan penumpukan produk di gudang. Untuk itu peneliti mengusulkan metode TPPS untuk menghitung jumlah pesanan dan waktu pemesanan agar ongkos total yang diperoleh dapat ditekan seminimal mungkin tanpa adanya kekurangan. Dari perhitungan dengan metode usulan, didapatkan penghematan sekitar2,70% samapi 45,31% tergantung dari jenis tiap ietm produk dengan rata-rata penghematan untuk semua item produk yaitu sebesar 14,96%. Penghematan ini didapatkan dari penghematan ongkos pemesanan dan ongkos kekurangan persediaan. Namun, yang berperan lebih besar dalam meminimalkan ongkos total adalah ongkos kekurangan persediaan. Dengan menggunakan metode yang diusulkan, diharapkan dapat memperbaiki kekurangan metode perencanaan dan pengendalian persediaan produk di PD. Bintang Terang.

36(2004) Usulan Prosedur Penyusunan Jadwal Penggunaan Laboratorium Komputer di Universitas Kristen Maranatha Santoso, ST., MT Ir. Kartika Suhada, MT Okrati Restu Laboratorium komputer merupakan salah satu fasilitas laboratorium milik Universitas Kristen Maranatha yang digunakan oleh seluruh fakultas/jurusan, kecuali Jurusan Teknologi Informasi dan Teknik Elektro. Dalam hal pengaturan penggunaan laboratorium tersebut, staff laboratorium komputer meminta masukan jadwal yang dikehendaki dari seluruh fakultas/jurusan. Namun, karena tidak ada koordinasi di antara fakultas/jurusan, dapat menyebabkan terjadinya bentrok jadwal antar fakultas/jurusan. Proritas yang digunakan staff laboratorium komputer dalam menyusun jadwal adalah berdasarkan fakultas/jurusan yang tercepat menyerahkan jadwal yang akan dialokasikan. Berdasarkan hasil pengamatan, prosedur penjadwalan penggunaan laboratorium komputer tersebut memiliki beberapa kelemahan, antara lain munculnya istilah siapa cepat dia dapat dalam memperoleh jadwal penggunaan laboratorium komputer tanpa adanya batasan waktu dalam proses penginformasian data yang diminta oleh laboratorium komputer dan jadwal permintaan yang disampaikan oleh fakultas/jurusan yang berubah-ubah dapat menimbulkan kesulitan bagi staff laboratorium komputer dalam mengatur jadwal penggunaan laboratorium komputer. Di samping itu, tingkat utilisasi laboratorium komputer kurang diperhatikan. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan prosedur penyusunan jadwal penggunaan laboratorium komputer yang sebaiknya diterapkan. Peneliti mengusulkan prosedur penjadwalan penggunaan laboratorium komputer yang bersifat tetap. Prosedur yang diusulkan memperhatikan tingkat utilisasi ruang laboratorium, jam lembur yang dibutuhkan dan pengalokasian jadwal praktikum dari masing-masing fakultas/jurusan pada hari yang sama. Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan prosedur penjadwalan yang diusulkan yaitu staff laboratorium tidak mengalami kesulitan dalam menyusun jadwal penggunaan laboratorium, peningkatan utilisasi ruang yang meningkat dari 27,79% 94,44% menjadi 88,33% - 97,92% (dilihat dari jam terpanjang) dan peningkatan utilisasi ruang dari 27,38% - 100% menjadi 97,62% - 100% (dilihat dari jam kerja regular di Universitas Kristen Maranatha) serta pengurangan jam lembur dari 31 jam menjadi 11 jam per minggu. Selain itu, fakultas jurusan memiliki jadwal yang tetap untuk setiap semesternya sehingga fakultas jurusan tidak perlu repot mengatur jadwal kebutuhan pemakaiaan laboratorium komputer setiap semester.

37(2004) Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Untuk Memenuhi Permintaan Suku Cadang Lemari Es di PT. Kayo Surya Utama Victor Suhandi, ST., MT Ir. Kartika Suhada, MT I Made Sumaryana PT. Kayo Surya Utama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan pipa kapiler untuk suku cadang lemari es. Ada beberapa tipe pipa kapiler yang diproduksi, yaitu tipe AH14A693G08, AQOOB003G01, AUOOA211 G03, AUOOC606G01, dan AUOOA 129G23. Tipe AH 14A693G08 merupakan tipe yang paling banyak di produksi untuk diekspor ke Jepang, yaitu ke Mitsubishi Electric Coorporation. Empat produk lainnya diproduksi untuk pasar lokal (dalam negeri). Pada saat ini PT. Kayo Surya Utama menghadapi masalah dalam memenuhi jumlah permintaan yang diterima. Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan yang diterima karena keterbatasan kapasitas produksi yang dimiliki. Oleh karena itu perusahaan bermaksud untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Berdasarkan hasil perhitungan peramalan, jumlah permintaan untuk pipa kapiler AH14A693G08 selama satu tahun ke depan adalah sebanyak 271.668 unit/tahun, sedangkan produk lokal diketahui sebanyak 384.000 unit/tahun. Efisiensi lintasan saat ini adalah sebesar 60,21% dan perusahaan dapat memproduksi pipa kapiler AH14A693G08 sebanyak 210.126 unit/tahun. Besar kapasitas produksi tersebut belum dapat memenuhi permintaan secara keseluruhan. Dari hasil pengamatan peneliti, terlihat bahwa kondisi lintasan produksi yang diterapkan saat ini belum seimbang. Hal tersebut terlihat dari adanya penumpukan barang setengah jadi pada beberapa stasiun kerja tertentu. Upaya yang dilakukan untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi adalah dengan melakukan penyeimbangan lintasan produksi dan penambahan sumber daya. Penambahan sumber daya tersebut adalah dengan melakukan penambahan mesin dan jumlah tenaga kerja. Setelah dilakukan penyeimbangan lintasan produksi tanpa dilakukan penambahan mesin, efisiensi lintasan menjadi 68,57% dan kapasitas produksi yang dapat dihasilkan untuk pipa kapiler AH14A693G08 meningkat menjadi 210.589 unit/tahun dan kebutuhan tenaga kerja dapat dihemat dari 40 orang menjadi 36 orang. Kapasitas produksi tersebut masih belum dapat memenuhi permintaan secara keseluruhan. Setelah dilakukan penyeimbangan lintasan serta dilakukan penambahan 1 mesin welding, efisiensi lintasan meningkat menjadi 86,32 % dan permintaan pipa kapiler AH 14A693G08 sebesar 271.668/tahun dapat terpenuhi. Untuk dapat memenuhi permintaan produk lokal sebanyak 384.000 unit/tahun dilakukan penambahan 5 buah mesin dan 2 orang tenaga kerja. Berdasarkan perhitungan, nilai ROI yang diperoleh sebesar 103.75%. Periode pengembalian investasi (pembelian mesin) terjadi dalam jangka waktu 0,96 tahun. Pada kondisi lintasan setelah dilakukan penyeimbangan tanpa dilakukan penambahan mesin terjadi peningkatan nilai estimasi keuntungan, yaitu dari Rp.1.730.036.123,60/tahun menjadi Rp.1.766.907.425,40/tahun atau sebesar Rp.36.871.301,80/tahun (2,09%). Sedangkan setelah dilakukan penyeimbangan lintasan serta dilakukan penambahan mesin dan tenaga kerja terjadi peningkatan nilai estimasi keuntungan, yaitu dari

Rp.1.766.907.425.40/tahun menjadi Rp.2.199.564.664,80/tahun atau sebesar Rp. 432.657.239,40/tahun (24,49%).

38(2004) Usulan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Thiner di PT Warna Mikha Mitra Sejati Bandung Vivi Arisandhy, ST., MT Ir. Kartika Suhada, MT Nico Filemon Hermawan Bahan baku merupakan salah satu sumber daya milik perusahaan, yang memegang peranan penting dalam menjaga kelancaran kegiatan produksi yang berlangsung. Apabila ketersediaan bahan baku tidak mencukupi, maka kegiatan produksi akan terhenti, sedangkan apabila ketersediaannya berlebihan, maka menimbulkan total ongkos simpan yang tinggi. Oleh karena itu ketersediaan bahan baku harus dikendalikan. PT Warna Mikha Mitra Sejati adalah sebuah perusahaan yang memproduksi cat dan thiner. Saat ini perusahaan sedang menghadapi masalah dalam pengendalian persediaan bahan baku thiner. Kadang-kadang ketersediaan salah satu atau beberapa bahan baku tidak mencukupi, sehingga kegiatan produksi terhenti. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, diketahui bahwa penyebab terjadinya hal di atas adalah kurang tepatnya metode pengendalian persediaan yang diterapkan perusahaan. Metode pengendalian persediaan yang diterapkan perusahaan adalah berdasarkan perkiraan dan belum terintegrasinya antara pengendalian persediaan bahan yang satu dengan bahan baku lainnya. Oleh karena itu, diusulkan penerapan metode MRP (Material Requirement Planning). Metode ini cocok diterapkan untuk kondisi adanya kebergantungan antara besar kebutuhan bahan baku yang satu deng an bahan baku lainnya. Peneliti terlebih dahulu melakukan peramalan permintaan untuk masa yang akan datang dengan bantuan software QS. Lang kah berikutnya adalah perhitungan kapasitas tiap departemen, dimana dalam memproduksi thiner ada 2 departemen yang terlibat, yaitu departemen pemrosesan / pengadukan dan departemen pengisian. Untuk menghitung kapasitas departemen pemrosesan / pengadukan dipergunakan peta pekerja mesin, sedangkan untuk departemen pengisian dilakukan perhitungan waktu baku. Hasil perhitungan menunjukkan kapasitas departemen pemrosesan lebih kecil daripada departemen pengisian. Oleh karena itu kapasitas departemen pemrosesan yang digunakan sebagai patokan besar kapasitas produksi perusahaan dalam perhitungan perencanaan produksi. Dari tiga tipe produk thiner yang diproduksi, thiner ND dijadikan sebagai produk yang mewakili (surrogate product) dalam perhitungan perencanaan produksi. Langkah berikutnya adalah perhitung an elemen biaya yang terkait, dimana biaya - biaya yang dihitung adalah harga pokok produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya simpan Langkah selanjutnya adalah penyusunan rencana produksi agregat, yang kemudian dilakukan penyusunan Jadwal Induk Produksi dimana metode yang digunakan untuk melakukan disagregasi adalah meaode Hax and Britain. Setelah didapat Jadwal Induk Produksi maka dilakukan perhitungan MRP (Material Requirement

Planning) untuk merencanakan jadwal produksi dan pemesanan bahan baku ketiga macam thiner yang akan dibuat. Dari hasil perhitungan ongkos total, penerapan metode MRP dapat menghemat biaya total pengendalian persediaan yang timbul untuk bulan Januari 2004, sebesar Rp 2.444. 135,74 atau 41,3%.

39 (2004) Usulan Strategi Pemasaran untuk Peningkatan Kinerja Layanan Supermarket Hero (Studi Kasus di Supermarket Hero Cabang Setrasari, Bandung) Yenni M. Djajalaksana, MBA Kumala Kencanawati Haryanto Dari hasil penelitian pendahuluan, melalui wawancara langsung, penulis mengetahui bahwa sebagai supermarket yang baru di daerah Setrasari yang dihadapkan dengan pesaing yang telah memiliki pelanggan tetap, pihak manajemen Supermarket Hero cabang Setrasari, Bandung mengalami kesulitan untuk menetapkan strategi ke depan, yang salah satunya disebabkan bclum ada pengukuran kinerja saat ini yang akan dijadikan acuan. Oleh karena itu, penulis mengadakan penelitian yang bennaksud untuk mengetahui kinerja Hero saat ini yang telah memenuhi harapan konsumen dan belum memenuhi harapan konsumen, disertai usulan strategi pemasaran untuk peningkatan kinerja layanan yang masih belum sesuai dengan harapan konsumen pada umumnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Analisis GAP, untuk mengetahui kesenjangan antara persepsi dan harapan konsumen pada beberapa variabel berdasarkan faktor-faktor yang mendorong konsumen untuk berbelanja. Hasil Analisis GAP menunjukkan bahwa faktor-faktor yang telah melebihi harapan konsumen di supennarket Hero cabang Setrasari, Bandung yaitu faktor lokasi, sifat dan kualitas ragam barang, iklan dan promosi, pelayanan yang diberikan, atmosfer toko maupun suasana. Sementara itu, faktor-faktor yang belum memenuhi harapan konsumen di supermarket Hero cabang Setrasari, Bandung yaitu faktor harga, personel penjualan, atribut fisik maupun fasilitas. Dari Importance Performance Analisis, diketahui kelebihan supermarket Hero cabang Setrasari, Bandung saat ini yaitu pada lokasi yang dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum, penyediaan selebaran tawaran produk, pencantuman harga barang dengan jelas, jarak gang antar rak bisa dilewati oleh dua kereta dorong, iringan musik maupun iklan yang tidak mengganggu. Sementara itu, kekurangan yang masih memerlukan perbaikan yaitu pada penawaran harga, potongan harga, kecekatan petugas dalam memberikan pelayanan, penyediaan toilet. Saran yang diusulkan untuk supermarket Hero cabang Setrasari, Bandung yaitu untuk memperhatikan segmen pengunjung mayoritas hasil penelitian yaitu kaum wanita, usia 21-28 tahun yang merupakan market potensial, pekerja wiraswasta, penghasilan per bulan sebesar Rp 1.500.000,- s.d. Rp 2.999.999,-, dengan tidak mengabaikan segmen yang lainnya, memeriksa kembali kebijakan penetapan harga dan memperhatikan fluktusi harga yang terjadi sehingga dapat menawarkan harga yang bersaing dan tepat, menawarkan potongan harga maupun hadiah kepada konsumen, mempertahankan harga produk impor sebagai suatu nilai lebih, lebih sering melakukan iklan dan promosi dengan menjadi sponsor, memasang spanduk iklan mengenai program tertentu di luar gedung supermarket Hero cabang Setrasari, Bandung serta melakukan training yang baik pada tiap karyawannya.

40(2004) Usulan Perbaikan Produk Meja dan Kursi Penerima Tamu Secara Ergonomis (Studi Kasus di Ruang Administrasi Laboratorium Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi Universitas Kristen Maranatha) Ie Vie Mie, ST., MT Wawan Yudiantyo, ST., MT Shirley Permatasari Tempat tunggu merupakan tempat yang penting, khususnya untuk orang yang datang ke suatu tempat, dimana orang tersebut tidak bisa langsung dilayani, maka orang tersebut harus menunggu di tempat yang telah disediakan (tempat tunggu). Lorong Lab.APK&E yang terletak pada basement II Gedung Teknik, dijadikan sebagai tempat tunggu, khususnya untuk mahasiswa yang akan melakukan aktivitas, seperti praktikum dan asistensi. Agar aktivitas yang berlangsung dalam Laboratorium dapat mencapai tujuannya, maka harus diciptakan suatu lingkungan yang nyaman, sehingga dapat mendukung konsentrasi belajar mahasiswa. Dari penelitian yang dilakukan penulis, lorong, yang dijadikan tempat tunggu saat ini, dirasakan kurang ergonomis. Lorong yang berada di basement II gedung Teknik gelap, walaupun sudah terdapat beberapa lampu untuk penerangan, tetapi masih dirasakan kurang terang. Selain itu karena kurangnya ventilator, maka lorong yang letaknya berada di basement II tersebut menjadi lembab, aliran udara menjadi kurang baik. Alat keamanan pada lorong masih kurang, seperti alat pencegah bahaya kebakaran. Alat ini dirasakan penting, mengingat sekat-sekat ruangan Lab.APK&E UKM terbuat dari bahan yang mudah terbakar. Hasil Analisa menunjukan bahwa dimensi produk kursi tunggu aktual belum sesuai dengan dimensi tubuh pengguna. Intensitas cahaya pada lorong tunggu masih kurang, temperatur dan kelembaban pada lorong tunggu belum memenuhi kondisi ideal. Untuk itu diusulkan produk rancangan kursi tunggu yang dapat dilipat untuk menghemat tempat, produk kursi tunggu juga disesuaikan dengan data Antropometri mahasiswa. Untuk lingkungan fisik diusulkan penambahan lampu sehingga mencapai intensitas cahaya yang ideal untuk membaca dan menulis. Pemasangan AC untuk mengatasi temperatur dan kelembaban yang kurang baik. Dan pemasangan alat hydrant untuk pencegahan bahaya kebakaran. Diharapkan dengan demikian akan memberikan keyamanan bagi pengguna lorong tunggu Lab. APK&E UKM.

41(2004) Usulan Peningkatan Kapasitas Produksi dalam Upaya Memenuhi Permintaan pada PT. Kerta Laksana Bandung Santoso, ST., MT Ir. Heru Susilo, M.Sc Andi Indrawan PT. Kerta Laksana merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor pembuatan peralatan pertanian dan konstruksi mesin. Saat ini PT Kerta Laksana memiliki 3 divisi yang aktif yaitu divisi mesin giling, divisi umum, divisi Screw Conveyor (objek penelitian). Produk yang dijadikan objek penelitian adalah produk yang tingkat permintaan-kumulatifnya mencapai 90% dalam 1 tahun terakhir yaitu produk screw conveyor 5m (tipe A), screw conveyor 7.5m (tipe B), screw conveyor 10m (tipe C), screw 5m (tipe D), screw extruder (tipe E). Sekarang ini kapasitas produksi per bulan yang dimiliki divisi Screw Conveyor belum dapat mencukupi permintaan konsumen walaupun perusahaan sudah menggunakan jam lembur. Salah satu penyebabnya adalah tidak seimbangnya pembebanan kerja setiap stasiun kerja pada divisi Screw Conveyor. Ketidakseimbangan beban kerja dapat dilihat dari banyaknya stasiun kerja yang menganggur dan penumpukan barang setengah jadi pada stasiun kerja tertentu. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah mengusulkan pembebanan kerja yang seimbang, dan meningkatkan kapasitas produksi. Dari kedua metode penyeimbangan lintasan produksi yang digunakan (Metode Region Approach dan Metode Rank Positional Weight), metode yang terpilih adalah metode Region Approach Revision (usulan). Kelebihan dari metode penyeimbangan lintasan usulan adalah terjadinya peningkatan utilisasi stasiun kerja sebesar 43.79%(dari 36.16% menjadi 79.95%), peningkatan efisiensi lintasan sebesar 42.27% (dari 35.21% menjadi 77.58%), penurunan smoothnes index (menunjukkan kelancaran dari suatu lintas produksi, semakin kecil semakin baik karena berarti perbedaan waktu antar stasiunstasiun kerja yang ada tidak terlalu besar) sebesar 19350.67 (dari 30499.98 menjadi 11149.31). Untuk membantu memperlancar aliran material, penulis mencoba menyusun tata letak mesin dengan menggunakan pendekatan from to chart frekuensi. Berdasarkan peramalan yang dilakukan, jumlah permintaan per bulan untuk tipe A = 16 unit, tipe B = 26 unit, tipe C = 18 unit, tipe D = 12 unit, dan tipe E = 8 unit. Saat ini kapasitas per bulan yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan jam kerja reguler dan jam lembur masih mengalami kekurangan untuk tipe A = 7 unit, tipe B = 1 1 unit, tipe C = 8 unit. Sedangkan untuk tipe D, dan tipe F perusahaan sudah dapat memenuhi permintaan. Dengan menggunakan metode penyeimbangan lintasan usulan, perusahaan dapat memenuhi permintaan per bulan untuk semua tipe produk hanya dengan menggunakan jam kerja reguler. Jumlah pekerja usulan berkurang dari 24 orang menjadi 21 orang. Jumlah mesin usulan yang digunakan adalah mesin potong plat, mesin rol dan mesin tekuk masingmasing = 1 unit (masing-masing berkurang 1 unit), mesin las = 3 unit (berkurang 2 unit),

mesin bubut = 4 unit, gerinda tangan = 3 unit (masing-masing bertambah 1 unit), mesin las plasma 2 unit (tetap), mesin gergaji potong 1 unit (tetap). Untuk penambahan mesin bubut dan gerinda tangan perusahaan menggunakan mesin cadangan yang dimiliki Saran untuk perusahaan adalah sebaiknya perusahaan memindahkan kelebihan jumlah tenaga kerja dan kelebihan mesin ke bagian lain yang membutuhkan atau dapat dijadikan sebagai cadangan.

42(2004) Analisis Kualitas Pelayanan jasa PT. Kereta Api Indonesia dengan Menggunakan Pendekatan Dimensi Kualitas Pelayanan (Studi Kasus pada KA. Parahyangan PT. KAI DAOP II) Ir. Christina Wirawan, MT Rudijanto Muis, ST., MT Carrie Prima A Pada saat ini masyarakat lebih kritis terhadap pelayanan jasa yang ditawarkan oleh sektor public service khususnya PT.KAI. Meskipun PT.KAI hingga saat ini merupakan perusahaan monopoli, bukan berarti PT.KAI tidak memperhatikan kualitas pelayanannya Kepuasan pelanggan tetap harus diperhatikan. Kualitas pelayanan memegang peranan penting untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Kualitas pelayanan yang buruk akan menimbulkan keluhan-keluhan dari pelanggannya yang akhirnya bisa berdampak buruk bagi perusahaan (PT.KAI). Sekarang ini telah terjadi penurunan penumpang KA Parahyangan kelas Bisnis sebesar 3 %. Oleh sebab itulah PT.KAI dituntut untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas layanannya. PT. KAI sebagai salah satu public service yang ada di Indonesia, berusaha untuk tetap mempertahankan pelanggannya dan meningkatkan kualitas pelayanan agar konsumen merasa puas. Untuk itulah dilakukan suatu penelitian untuk mengidentifikasikan faktor-faktor intern yang menentukan kualitas layanan di PT.KAI. Penulis menggunakan metode Servqual untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi antara persepsi dengan harapan konsumen (Gap 5), kesenjangan antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen (Gap 1), kesenjangan antara persepsi manajemen tentang harapan konsumen dengan spesifikasi kualitas jasa (Gap 2), kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dengan penyampaian jasa (Gap 3) dan kesenjangan antara penyampaian jasa dengan komunikasi eksternal (Gap 4). Terdapat modifikasi cara pengukuran gap yaitu pada Gap 3 terdapat pengukuran spesifikasi kualitas jasa oleh konsumen dan pada Gap 4 terdapat pengukuran komunikasi eksternal oleh konsumen. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa konsumen tidak merasa puas dengan pelayanan dari PT.KAI, dengan rata-rata kepuasan konsumen secara keseluruhan sebesar - 0.411. Penyebab ketidakpuasan konsumen ini adalah karena adanya penjabaran spesifikasi standar kinerja perusahaan yang tidak sesuai dengan keadaan dilapangan saat ini. Selain itu adanya perbedaan persepsi manajemen dengan karyawan tentang standar kinerja, mempengaruhi karyawan yang telah konsisten menerapkan standar dan memenuhi janji, menyebabkan ketidaksesuaian dengan harapan konsumen, sehingga konsumen tidak merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh PT.KAI. Oleh karena itu disarankan agar pihak manajemen lebih sering melakukan riset dan melakukan komunikasi dengan konsumen untuk mengetahui apa yang diharapkan konsumennya dan juga membuat program kerja bagi karyawannya dan

dikomunikasikan dengan karyawannya dengan baik guna memenuhi kebutuhan konsumen. Job description dari tiap pekerjaaan dibuat secara tertulis dan jelas sehingga karyawan mengetahui hak dan kewajibannya dalam bekerja guna dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

43(2004) Usulan Penerapan Penjadwalan Job Shop dengan Metode Heuristic untuk Produk Screw Conveyor di PT. Kerta Laksana Ir. Kartika Suhada, MT Lestari Yuli Hastuti, ST., MT Dominica Audrie PT. Kerta Laksana adalah perusahaan yang termasuk dalam kelompok manufaktur mesin. Sifat produksi dari perusahaan adalah berdasarkan pesanan (job order). Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah sering terjadi keterlambatan pemenuhan pesanan pada divisi screw conveyor sehingga dikhawatirkan dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan pelanggan dan denda yang harus ditanggung perusahaan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan, keterlambatan yang terjadi dikarenakan perusahaan belum menerapkan metode penjadwalan yang baik. Metode penjadwalan yang saat ini diterapkan oleh perusahaan adalah memprioritaskan pengerjaan pesanan yang diterima lebih awal, menetapkan urutan pengerjaan komponen tiap pesanan berdasarkan prioritas total waktu proses standar terbesar, pengerjaan komponen yang mempunyai kesamaan dalam proses operasi akan dikerjakan berurutan, dan pengelompokan jenis komponen berdasarkan komponen utama dan bukan utama. Metode tersebut tidak mempertimbangkan faktor urutan operasi dari masing-masing pesanan yang diterima, batas waktu yang ditentukan (due date) dari masing-masing pesanan yang diterima, dan jumlah mesin yang dapat digunakan. Dilihat dari pola aliran produksi yang terjadi dalam divisi screw conveyor, maka termasuk ke dalam penjadwalan job shop. Metode yang digunakan adalah Priority Dispatching (Heuristic) yang terdiri dari algoritma penjadwalan aktif dan non delay. Kriteria pemilihan metode penjadwalan terbaik yang akan diusulkan berdasarkan minimasi jumlah pesanan yang terlambat (min. of tardy jobs) dan kriteria lain yang dipertimbangkan adalah mean tardiness, mean lateness, maximum lateness, dan maximum completion time. Aturan prioritas yang digunakan adalah EDD (Earliest Due Date), SPT (Short Processing Time), MWKR (Most Work Remaining). MONPR (Most Operation Remaning), Random. Hasil yang diperoleh dari perhitungan penjadwalan aktif dan non delay adalah tidak terdapat pesanan yang terlambat. Nilai mean tardiness dan maximum lateness yang dihasilkan kedua jadwal tersebut = 0. Nilai mean lateness penjadwalan non delay besarnya -2 hari, lebih kecil dibandingkan dengan penjadwalan aktif. Nilai maximum completion time kedua penjadwalan tersebut = 23 hari. Total waktu menganggur untuk penjadwalan non delay lebih kecil dua menit dibandingkan penjadwalan aktif. Dari 24 departemen, 6 departemen memiliki waktu selesai lebih cepat dengan penjadwalan non delay, sedangkan dengan penjadwalan aktif hanya I departemen saja. Dilihat dari jumlah pesanan terlambat, Mean Tardiness, Mean Lateness, dan Maximum Lateness, maka nilai yang dihasilkan pada jadwal non delay kecil dibandingkan metode perusahaan. Total waktu menganggur penjadwalan non delay

lebih kecil 1661 menit dibandingkan dengan metode perusahaan. Dari 24 departemen, 13 departemen memiliki waktu selesai lebih cepat dengan penjadwalan non delay, sedangkan dengan metode perusahaan hanya 9 departemen. Dengan demikian, maka penjadwalan yang diusulkan adalah penjadwalan non delay.

44(2004) Usulan Perumusan Strategi Pemasaran Kartu Selular Telkom Flexi Ir. Christina Wirawan, ST., MT Indriani Kusumawati Perkembangan teknologi yang pesat pada saat ini, serta peningkatan kebutuhan masyarakat akan telekomunikasi memunculkan teknologi dengan sistem baru di bidang telekomunikasi yang dikenal dengan CDMA (Code Division Multiple Access). PT Telkorn menghadirkan layanan fixed wireless berbasis CDMA yang diberi brand Telkorn Flexi dimana biaya pemakaiannya mengacu pada tarif telepon rumah. Adanya tingkat peluang pasar yang tinggi pada teknologi CDMA ini dalam waktu yang relatif singkat Telkom Flexi telah memiliki 2 produk pesaing yang juga menggunakan biaya pulsa yang mengacu pada tarif telepon rumah, sebagai senjata mereka untuk meraih pangsa pasar. Dengan demikian Telkom Flexi harus dapat mengimbangi strategi pemasaran yang diterapkan pesaing agar para pelanggan Telkom Flexi tidak beralih pada operator lain bahkan dapat meraih pangsa pasar yang lebih tinggi. Untuk itu diperlukan strategi pemasaran yang tepat dan efektif bagi Telkom Flexi. Penelitian dimulai dengan mengidentifikasikan faktor-faktor yang mcmpengaruhi konsumen dalam memilih kartu selular, kemudian peta posisi Telkom Flexi terhadap pesaing-pesaingnya. Setelah itu, penentuan segmen pasar berdasarkan data demografi dan persepsi konsumen terhadap Telkorn Flexi dan pada akhirnya penyusunan strategi pemasaran Telkom Flexi berdasarkan pada 7 P. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Faktor yang berfungsi untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih kartu selular CDMA. Selain itu juga dengan metode Correspondence Analysis yang bertujuan untuk mengetahui peta posisi persaingan sesama operator kartu selular CDMA. Untuk demografi sendiri diolah dengan menggunakan tabulasi silang (Crosstab) dan persepsi konsumen terhadap Telkorn Flexi diolah dengan menggunakan persentase dan pie chart. Data yang diolah diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada konsumen di kota bandung dengan menggunakan Purposive Sampling yaitu konsumen yang pernah menggunakan kartu selular Telkorn Flexi, Fren dan Esia. Usulan strategi pemasaran bagi kartu selular CDMA Telkorn Flexi dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran yang terdiri dari 7 P yakni product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence dengan melihat keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh Telkom Flexi dibandingkan dengan para pesaingnya dan berdasarkan pertimbangan segmen pasar yang dipilih, target perusahaan serta Positioning statement yang ditanamkan yaitu "Bukan Telepon Biasa" yakni Telkom Flexi sebagai telepon selular dengan pulsa rumah.

45(2004) Analisis Peta Posisi untuk Menyusun Strategi Pemasaran (Studi Kasus: PT. Agronesia (BMC) Bandung) Ir. Christina Wirawan, MT Nessi Redinka Penelitian ini berjudul Analisis Peta Posisi untuk Menyusun Strategi Pemasaran (Studi kasus : PT.Agronesia (BMC), Bandung). Peta posisi yang dimaksud disini adalah posisi BMC terhadap pesaingnya yaitu Susu Murni Lembang dan Yoghurt Cisangkuy. Rancangan alat ukur disusun peneliti mengacu pada taktik menyusun strategi pemasaran berdasarkan Bauran Pemasaran yang terdiri dari product, price, place, promotion (Hermawan Kertajaya : 2001). Metoda pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang dilakukan terhadap 150 orang responden yang pernah mencicipi makanan & minuman di ketiga tempat makan, wawancara dan catatan-catatan perusahaan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen berdasarkan 4P dilakukan perhitungan statistik menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Sedangkan untuk mengetahui posisi BMC terhadap pesaingnya yaitu Susu Murni Lembang dan Yoghurt Cisangkuy digunakan Correspondence Analysis. Terakhir, digunakan Analisis Master dan Tabulasi Silang (Crosstab) untuk mengelompokkan responden dan mengidentifkasikannya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih tempat makan berdasarkan aspek Product adalah keramahan pramusaji, nilai kesehatan produk, variasi menu, kemasan produk menarik, pramusaji murah senyum, kebersihan produk, waktu menunggu pesanan cepat, pramusaji mengerti produk, kerapihan pramusaji, suhu produk disajikan sesuai dengan produknya. Berdasarkan aspek Price adalah harga terjangkau, harga termasuk pajak, harga tertulis di buku menu, diskon fasilitas credit card dan adanya harga promosi. Sedangkan dilihat dari aspek Place adalah tempat parkir luas, interior nyaman, kebersihan wastafel, akses tidak macet, bentuk bangunan rnenarik, pemandangan indah (goodview), letak mudah ditemukan. Terakhir dari aspek Promotion adalah sponsor acara, iklan, informasi di iklan mudah dipahami, hiburan. Dari peta posisi didapat bahwa keunggulan BMC dibandingkan pesaingnya sudah mencakup empat aspek bauran pemasaran yaitu product, price, place, promotion. Strategi pemasaran yang disusun ditujukan kepada segmen l, segmen 2 dan segmen 4. Untuk meraih ketiga segmen tersebut BMC perlu memperhatikan kinerja pramusaji, penampilan produk, memperluas tempat parkir dan menurunkan harga. Saran untuk BMC yang didapat dari kuesioner 1 adalah menambah jenis produk yang ditawarkan, menyediakan fasilitas credit card, membuka cabang di tempat lain yang lebih strategis adanya iklan baik melalui media cetak maupun elektronik.

46(2004) Analisis dan Usulan Sistem Informasi di Apotek M Bandung Vivi Arisandhy, ST., MT Christina, ST., MT Hengky Sebastian Apotek "M" sering mengalami kekosongan stok obat. Namun kekosongan stok obat tersebut bukan dikarenakan kesalahan dari pengendalian persediaan, tetapi dari aliran informasi yang kurang baik di apotek tersebut. Tersendatnya aliran informasi ini dikarenakan kurang lengkapnya informasi yang disampaikan atau yang akan digunakan pada saat pengolahan informasi., baik pada saat proses pemesanan obat, penjualan obat maupun retur obat. Pada Buku Persediaan Obat (BPO), infomasi yang ada masih kurang lengkap, dikarenakan dalam BPO tidak ada tanggal kadaluarsa obat, data Pedagang Besar Farmasi (PBF) kurang Iengkap. Masalah lain yang ditemukan adalah data konsumen juga tidak tertata secara baik dan rapi, sehingga apabila konsumen hendak menebus sisa obat, pihak apotek membutuhkan waktu yang lama untuk mencari resep pada tumpukan resep. Untuk dapat meminimasi kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan aliran informasi menjadi tersendat, maka langkah pertama yang perlu dilakukan oleh Apotek "M" adalah mengetahui kelemahan-kelemahan dari sistem informasi saat ini. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diketahui dengan membuat suatu diagram alir. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap diagram alir tersebut. Selain itu, dilakukan juga pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di Apotek "M" pada saat ini. Dokumen-dokumen tersebut dianalisis kekurangannya, sehingga dapat dibuat suatu rancangan dokumen yang lebih baik dan lengkap. Perancangan sistem informasi menggunakan perancangan secara komputerisasi. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses pemesanan obat, penjualan obat, retur obat dan pengendalian persediaan obat. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan sistem informasi secara komputerisasi maka proses pemesanan obat, penjualan obat, retur obat dan pengendalian persediaan obat dapat dilakukan dengan lebih cepat. Akibatnya proses pengambilan keputusan dan pengolahan informasi di Apotek "M" dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

47(2004) Analisis Pengukuran Elemen - elemen Ekuitas Merek Ponsel Samsung sebagai Usulan untuk Mempertahankan dan Meningkatkan Pangsa Pasar Melina Hermawan, ST., MT Indah Victoria Sandroto, ST., MT Bani Februarso Persaingan di pasar ponsel yang semakin ketat membuat setiap produsen ponsel untuk memiliki strategi dalam mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya. Demikian pula dengan Samsung yang harus bersaing dengan Nokia, Siemens dan Sony Ericsson dalam pasar ponsel. Salah satu strategi tersebut adalah dengan "Merek". Suatu merek yang terkenal akan memiliki brand equity (ekuitas merek) yang kuat. Brand Equity tersebut terdiri dari elemen brand awareness (lop ofmirul, brand recall, brand recognition dan brand unavvare), elemen brand association, elemen perceived quality (performansi, kepentingan dan kepercayaan) dan elcmcn brand loyally (connnitled buyer, liking the brand, satisfied hrwcr dan switcher). Pengukuran brand equity tcrsebut, dilakukan dengan teknik pengumpulan data melalui survei dengan kuesioner sebagai alatnya sehingga diperoleh data-data yang dapat digunakan untuk mengusulkan strategi bagi pihak Samsung dalam dalam mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya. Hasil penelitian di kota Bandung dengan respondennya adalah para pengguna ponsel atau yang pernah menggunakan ponsel serta memiliki pengetahuan dalam dunia ponsel, menunjukan bahwa untuk elemen brand awareness yang diolah dengan statistika deskriptif, ponsel Samsung menempati posisi terendah untuk lop of mind, tertinggi untuk brand recall serta terdapat 16 merek ponsel yang dikenal oleh responden, terdapat 0.63% untuk brand recognition dan 0% untuk brand unaware. Dari hasil brand association menggunakan uji Cochran diketahui bahwa Samsung memiliki asosiasi-asosiasi sebagai berikut: memiliki kualitas gambar (display) yang baik, memiliki baterai yang relatif tahan lama, memiliki kualitas suara yang baik, memiliki layanan perbaikan yang memuaskan, memiliki kesan tertentu, memiliki banyak tipe/jenis, memiliki kualitas sinyal yang baik. Untuk elemen perceived quality dengan menggunakan uji Mann-U Whitney serta diagram Performance Important Analysis diketahui bahwa atribut mudah digunakan, mudah diperoleh, kelengkapan konektivitas terletak pada kuadran I; kualitas suara, layanan perbaikan, kualitas sinyal, kualitas baterai terletak pada kuadran II; harga relatif murah, bonus pembelian, kelengkapan menu, memiliki kesan tertentu terletak pada kuadran III; kualitas gambar, kualitas desain, memiliki banyak tipe/jenis terletak pada kuadran IV. Untuk brand loyalty menggunakan statistika deskriptif dan rantai Markov, konsumen terbesar dari Samsung termasuk pada kategori liking the brand 77.50%. Sedangkan tingkat peralihan mereknya adalah sebanyak 13 responden loyal dan 27 responden tidak loyal dari keseluruhan 40 responden. Dari hasil penelitian ekuitas merek ponsel Samsung, dapat diketahui kelebihannya dalam atribut kualitas suara, layanan perbaikan, kualitas sinyal,

kualitas baterai sedangkan kekurangannya dalam atribut mudah digunakan, mudah diperoleh, kelengkapan konektivitas. Hal ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Samsung, agar Samsung dapat terus mengelola pangsa pasar yang sudah ada bahkan dapat meningkatkan pangsa pasarnya dengan membidik segmen baru.

48(2004) Analisis Kelayakan Perkuliahan Kelas Malam Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung Ir. Christina Wirawan, MT Melina Hermawan, ST., MT Christina, ST., MT Maria Susanti Yenny Ratna Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha berencana membuka perkuliahan kelas malam Jurusan Teknik Industri, untuk itu perlu dilakukan studi kelayakannya yang meliputi aspek pemasaran, aspek teknik dan aspek keuangan. Dalam studi kelayakan aspek pemasaran, langkah - langkah yang dilakukan adalah melakukan survei dengan menyebarkan kuesioner ke sekolah - sekolah, kantor kantor, universitas - universitas lain dan Universitas Kristen Maranatha sendiri, kemudian menghitung estimasi jumlah peminat perkuliahan kelas malam ini. Hasil dari pengumpulan data, pengolahan data dan analisis dilihat dari segi aspek pasar menunjukkan bahwa rencana ini dapat dilaksanakan karena banyak yang berminat untuk mengikuti perkuliahan kelas malam ini, yaitu siswa SMA sebanyak 122 orang, karyawan sebanyak 49 orang dan mahasiswa Universitas Kristen Maranatha jurusan Teknik Industri sebanyak 216 orang, jumlah total yang berminat terhadap pembukaan kelas malam ini sebanyak 387 orang. Langkah - langkah yang dilakukan dalam studi kelayakan aspek teknik adalah menghitung jumlah dosen yang diperlukan untuk mengajar di perkuliahan kelas malam, menyebarkan kuesioner kepada dosen untuk mengetahui kesediaan mereka mengajar perkuliahan kelas malam. Hasil dari penyebaran kuesioner kepada dosen diperoleh data sebanyak 26 orang dosen bersedia mengajar pada perkuliahan pada malam hari. Dari segi aspek keuangan, langkah - langkah yang dilakukan adalah menghitung besar biaya total yang harus dikeluarkan dan menghitung titik impas dari perkuliahan kelas malam ini. Hasil yang diperoleh dari perhitungan adalah jika dibuka 1 kelas, kedua aliran kas yang diperoleh mengalami kerugian pada semester 2 tahun pertama sebesar Rp 13.548.000 jika tenaga kerja yang digunakan tenaga kerja lama dan baru, dan kerugian sebesar Rp 24.174.000 jika tenaga kerja yang digunakan semua tenaga kerja baru, tetapi pada tahun - tahun berikutnya mengalami peningkatan. Titik impas tercepat dari hasil perhitungan adalah bila jumlah mahasiswa minimal sebanyak 51 orang mahasiswa dalam satu kelas. Bila dibuka 2 kelas, aliran kas yang diperoleh tidak terdapat kerugian bahkan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Titik impas tercepat yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah bila jumlah mahasiswa minimal sebesar 102 orang mahasiswa yang dibagi dalam dua kelas. Dari hasil studi kelayakan, perkuliahan kelas malam ini layak untuk diadakan karena tersedianya dosen dan ruang kuliah yang cukup untuk pelaksanaan perkuliahan kelas malam, namun jumlah mahasiswa peserta perkuliahan kelas malam minimal 102 orang yang dibagi dalam dua kelas, dengan jumlah masing - masing kelas 51 orang mahasiswa.

49(2004) Usulan pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk IC di PT. Omedata Electronics Bandung Ir. Kartika Suhada, MT Vivi Arisandhy Ii Surya Yanti PT. Omedata Electronics merupakan suatu perusahaan swasta subkontraktor yang bergerak di bidang perakitan IC. Produk yang dihasilkan antara lain PDIP, SOIC, PLCC, SOT dan TO. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah mengenai pengendalian persediaan bahan baku, dimana ketersediaan bahan baku seringkali berlebihan atau bahkan kekurangan. Pengendalian persediaan yang dijalankan perusahaan saat ini adalah melakukan pemesanan berdasarkan ukuran lot tertentu (perusahaan yang menetapkan), dan waktu pemesanan dilakukan pada saat persediaan mencapai safely stock. Metode pengendalian persediaan yang disarankan adalah dengan menggunakan Material Requirement Planning (MRP) dengan penentuan besarnya ukuran lot berdasarkan metode Wagner Whitin, karena metode ini menghasilkan biaya pengendalian persediaan yang optimal. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan perhitungan Coefficient of Variance, dimana diperoleh nilai CV untuk data permintaan setiap jenis IC berada di atas 0,2 sehingga termasuk ke dalam pola data non stasioner. Peramalan dilakukan dengan menggunakan metode Single Exponential Smoothing with Trend, Double Exponential Smoothing with Trend, Moving Average with Linear Trend, Holt Winter, Linear Regression, Siklis dan Linier Siklis. Sedangkan kriteria vang dipakai untuk mengukur kesalahan peramalan adalah MAD. Metode peramalan terpilih untuk semua jenis IC adalah metode Linier Siklis, kecuali untuk PDIP 20.3 menggunakan metode Siklis. Uji verifikasi dilakukan dengan menggunakan peta Moving Range, dan diperoleh bahwa data berada dalam batas kontrol. Dari hasil peramalan kemudian dilakukan perhitung an peramalan permintaan agregat. Selanjutnya dilakukan perhitungan kapasitas berdasarkan jumlah mesin saat ini. Hasil perhitungan menunjukkan terdapat kelebihan jumlah mesin sebanyak 6 unit dari yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan. Oleh karena itu, kembali dilakukan perhitungan kapasitas berdasarkan jumlah mesin yang dibutuhkan. Selanjutnya dilakukan proses agregasi dengan menggunakan metode Transportasi Land dan proses disagregasi dengan menggunakan metode Hax and Meal. Terakhir dilakukan perhitungan rencana kebutuhan bahan dengan menggunakan metode perusahaan saat ini dan metode usulan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan kedua metode tersebut di atas, diperoleh bahwa total biaya pengendalian persediaan dengan menggunakan metode perusahaan saat ini adalah sebesar Rp 85.301.066, sedangkan dengan metode usulan adalah sebesar Rp 25.726.433. Dengan demikian, besar penghematan biaya pengendalian persediaan vang bisa diperoleh dengan menerapkan metode usulan adalah sebesar Rp 59.574.633 atau 69,84%.

50(2004) Estimasi Jumlah Teller di BCA Surya Sumantri Menggunakan Model Simulasi Victor Suhandi, ST., MT Wenny Chandra, ST., M.Sc Amelia Margatan Sebagai akibat dilakukannya likuidasi terhadap bank yang tidak sehat oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional beberapa tahun lalu, jumlah bank di Indonesia mengalami pengurangan. Pengurangan ini dikarenakan ditutupnya beberapa bank atau merger antara beberapa bank. Persaingan menjadi semakin ketat karena bank-bank yang merger akan memiliki sumber daya yang lebih berkualitas, selain itu tuntutan nasabah terhadap pelayanan bank semakin tinggi. Salah satu faktor pertimbangan nasabah dalam memilih bank adalah kecepatan melakukan transaksi yang erat kaitannya dengan masalah antrian. Semakin panjang antrian maka minat nasabah untuk melakukan transaksi menurun, bahkan mungkin beralih ke bank lain sehingga opportunity cost meningkat. Biaya dan waktu menunggu nasabah makin besar jika antrian semakin panjang. Solusi untuk mengurangi panjang antrian adalah dengan menambah jumlah teller sehingga tidak ada lagi nasabah yang melakukan balking. Saat ini BCA Surya Sumantri memiliki lima counter untuk melayani transaksi setoran tunai, tarikan tunai dan kiriman uang tetapi yang beroperasi hanya empat, ini dilakukan untuk menyeimbangkan beban kerja teller. Nasabah berdiri mengantri dalam satu jalur. Di BCA Surya Sumantri antrian panjang sering terjadi, terutama pada jam jam sibuk. Jika antrian panjang, nasabah cenderung menunda transaksi karena melelahkan jika harus berdiri lama ketika mengantri. Uji distribusi terhadap data selang waktu kedatangan nasabah pada jam-jam yang sama, selang waktu kepergian teller dan lamanya petugas teller meninggalkan counter dengan menggunakan program Stat::Fit agar diperoleh nilai parameter yang diinginkan. Biaya menunggu nasabah adalah Rp 16.111,8 per jam dan opportunity cost tiap nasabah Rp 2.051.879,7. Untuk mencari jumlah teller usulan dilakukan simulasi terhadap alternatif jumlah teller lima, enam dan tujuh orang menggunakan program Promodel. Dengan empat orang teller tingkat utilisasi teller adalah 82,94 %, waktu menunggu nasabah 13,27 menit, total biaya menunggu nasabah Rp 1.789.497,35, panjang antrian maksimal yang terjadi 33 orang, jumlah nasabah yang balking 13 orang, dan total opportunity cost Rp 2.599.047,62 serta service level 97,67 %. Jumlah teller usulan adalah lima orang dengan fasilitas kursi, display dan nomor urut. Tingkat utilisasi teller adalah 68,83 %, waktu menunggu nasabah adalah 1,13 menit, total biaya menunggu nasabah Rp 167.294,97, panjang antrian maksimal yang terjadi adalah 10 orang, tidak ada nasabah yang balking sehingga total opportunity cost adalah Rp 0,- dan service level mencapai 100 %.

51(2004) Pengaruh Informasi Kualitas Universitas dan Persepsi Persaingan Universitas terhadap Minat Melanjutkan Studi di UKM (Studi Kasus Eksploratori Siswa Kelas 3 SMU Kristen 1, SMU Kristen 2, SMU Santa Maria 2 Cirebon) Ir. Hendra Kusuma, MT Linawati Arjono Dalam penelitiannya, Kusuma dan Tearalangi (2003) menyatakan bahwa terdapat 7 kelompok siswa SMU kelas 3. Faktor pertama yang dipertimbangkan oleh 4 kelompok siswa SMU kelas 3 tersebut (kelompok yang memilih berdasarkan jurusan, kelompok yang memilih berdasarkan perguruan tinggi, kelompok yang memilih berdasarkan jurusan dan perguruan tinggi, serta kelompok yang memiliki banyak pilihan) dalam memilih jurusan di UKM adalah "Citra UKM di Masyarakat". Faktor Citra tersebut masih belum detail dan pengaruhnya atas Minat tidak diuji. Hingga peneliti tertarik untuk meneliti faktor "Citra UKM di Masyarakat" secara lebih detil dan diuji pengaruhnya terhadap Minat. Selain itu, Kusuma dan Tearalangi (2003) menggunakan responden orang-orang yang mendaftar di UKM pada gelombang 1 tahun akademik 2003/2004 hingga pemetaan Minat tersebut masih belum jelas. Posisi UKM atas Perguruan Tinggi lain di Bandung juga tidak dipertimbangkan pengaruhnya terhadap Minat Memilih Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan responden siswa-siswa SMU kelas 3 dan memperkembangkan persepsi posisi UKM terhadap Perguruan Tinggi Swasta lain di Bandung. Atas permintaan bagian Humas UKM; penelitian dilakukan di SMU Kristen 1, Kristen 2, Santa Maria 1, dan Santa Maria 2 Cirebon. Peneliti menggunakan model Brand Eguity yang telah dimodifikasi untuk mengetahui pengaruh Citra UKM terhadap Minat Mernilih UKM: Digunakan pula analisis regresi dan peta posisi (Gorespon6fenceAnalysis) untuk pengujian hipotesis. Populasi yang digunakan adalah siswa siswa kelas 3 di SMU Kristen 1, Kristen 2, Santa Maria 1, dan Santa Maria 2 Cirebon. Teknik sampling yang digunakan ialah purposive sampling, dengan mencari siswa-siswa SMU kelas 3 yang berminat melanjutkan studi ke UKM atau UNPAR, atau STIEB. Ukuran sampelnya ialah sejumlah responden yang memenuhi persyaratan, terkumpul 181 kuesioner. Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa Informasi yang mempengaruhi Minat Memilih UKM Sebagai Perguruan Tinggi adalah informasi tentang kebanggaan bila diterima, UKM banyak direkomendasikan, biaya kuliah di UKM sesuai dengan kualitas, dan biaya kuliah di UKM sesuai dengan kemampuan orangtua. Hasil pengolahan peta posisi menunjukkan bahwa keunggulan UKM adalah dalam hal teknologi, fasilitas, promosi, unit kegiatan, infoi -masi yang diberikan, pilihan jurusan/fakultas, lokasi, clan banyak yang merekomendasikan. Keunggulan UKM merupakan asosiasi merek dari UKM sehingga dipersepsikan bahwa asosiasi merek UKM cenderung pada hal-hal frsik. Jika hasil regresi clan peta posisi digabungkan maka didapatkan bahwa keunggulan/asosiasi UKM yang berpengaruh terhadap Minat adalah dalam hal banyak yang merekomendasikan.

Saran-saran yang diberikan peneliti untuk UKM adalah dengan melakukan investasi pada atribut Kebanggaan Diterima, yaitu dengan mengadakan USM lebih awal dari UNPAR, meminimasi mahasiswa cadangan, dan memperketat kriteria mutu penerimaan mahasiswa baru. Untuk atribut Biaya yang Terjangkau dilakukan investasi dengan memberikan PMDK. Peneliti menyarankan untuk melakukan investasi pada atribut Kebanggaan Diterima, yaitu dengan mendorong unit kegiatan dan HIMA untuk mengadakan kegiatan yang melibatkan siswa SMU, dan mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah-sekolah (menjadi sponsor, menampilkan unit-unit kegiatan, dll). Untuk atribut Biaya Kuliah sesuai dengan Kualitas dilakukan dengan mempertahankan kualitas UKM. Sedangkan atribut Biaya yang Terjangkau dilakukan dengan memberikan bea siswa, fasilitas "home stay", asrama, dan kantin. Setelah atribut-atribut tersebut diinvestasikan, baru dikomunikasikan kepada masyarakat. Atribut Banyak yang Merekomendasikan perlu dipertahankan karena atribut ini penting dan UKM unggul dalam atribut ini, yaitu dengan melibatkan mahasiswa dalam promosi aktif dan memajang profil alumni yang berhasil di masyarakat dengan pesan sponsor "saya bisa berhasil karena pendidikan yang diberikan di UKM".

52(2004) Usulan Pengendalian Persediaan Suku Cadang di PD. Harapan Motor Banjar Santoso, ST., MT Vivi Arisandhy, ST., MT Handy Hidayat Masalah persediaan merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dalam dunia usaha. Namun demikian sering kali banyak perusahaan di Indonesia termasuk PD. Harapan Motor sebagai dealer resmi yang bergerak di bidang kendaraan roda dua di kota Banjar yang masih belum memiliki sistem pengendalian persediaan yang baik. Saat ini dalam memenuhi permintaan suku cadang hanya berdasarkan pengalaman saja, dimana semua suku cadang dipesan dari supplier yang sama dengan jangka waktu pemesanan yang selalu tetap yaitu 6 hari sekali. Hal ini dapat mengakibatkan persediaan beberapa item suku cadang yang lain kehabisan stok (stock out). Untuk item-item suku cadang yang bersifat stasioner, maka diusulkan metode pengendalian persediaan metode P dan metode Q, sedangkan untuk item-item suku cadang yang bersifat non stasioner, maka diusulkan metode pengendalian persediaan Time Phased P Systems. Dari perhitungan dengan metode usulan maka untuk item-item suku cadang yang bersifat stasioner terpilih metode P multi item yang memberikan penghematan ongkos total persediaan Rp. 429.009,07 (51,48%). Sedangkan untuk item-item suku cadang yang bersifat non stasioner metode Time Phased P Systems memberikan penghematan ongkos total persediaan Rp. 96.112,37 (10,38%). Dengan menggunakan metode yang diusulkan, diharapkan dapat memperbaiki kekurangan metode pengendalian persediaan suku cadang di PD. Harapan Motor, Banjar, Jawa Barat.

53(2004) Analisis Kelayakan Penambahan Kapasitas Pelayanan Telkom Global 017 di Call Center Telkom Surabaya Ir. Kartika Suhada, MT Ir. Christina Wirawan, MT Riset Wijoyo Informasi yang dibutuhkan seorang pengambil keputusan harus tersedia secara cepat, tepat dan akurat. Saat ini, perkembangan bisnis telekomunikasi sebagai salah satu alat penyedia informasi sudah semakin tinggi. Salah satu teknologi terbaru yang dikembangkan oleh PT Telkom adalah VOIP (Voice Over Internet Protocol) yang dipergunakan dalam menunjang komunikasi internasional. Untuk dapat melakukan percakapan ke luar negeri, pelanggan dapat menggunakan layanan Call Center dengan mengakses jasa operator. Untuk saat ini, peningkatan jumlah pelanggan di Call Center Surabaya tidak seimbang dengan kapasitas pelayanan yang tersedia. Terjadinya Loss Call menyebabkan service level menjadi turun. Oleh karena itu, perlu adanya suatu analisis yang terstruktur mengenai penambahan operator dan perangkat secara optimal, dengan melakukan suatu studi kelayakan yang mengkaji penambahan kapasitas pelayanan. Analisis kelavakan yang dilakukan memperhatikan empat aspek yaitu analisis pasar, analisis teknik dengan menggunakan simulasi sistem, analisis finansial dengan menggunakan metode analisis pcnggantian, dan analisis sosial. Hasil analisis pasar menunjukkan bahwa pasar untuk produk Telkom Global 0 17 menunjukkan peningkatan pelanggan dengan didukung olch pola data permintaan yang linier. Market share terbesar diperoleh dari segmen bisnis dan segmen ritel. Dari hasil analisis teknik menunjukkan bahwa tingkat pelayanan (service level) terhadap pelanggan >_ 92% dapat diperoleh dengan menambah dua perangkat dan dua operator untuk kondisi pelayanan saat ini dan kondisi pelayanan satu tahun mendatang. Hasil analisis finansial menunjukkan umur ekonomis perangkat lama telah terlampau, sehingga sebaiknya dilakukan penggantian perangkat. Alternatif yang diberikan memiliki payback period yang lebih pendek dari satu tahun, nilai NPV > 0 dan nilai IRR > MARR. Oleh karena itu, secara finansial alternatif yang diusulkan layak untuk dipertimbangkan. Hasil analisis sosial menunjukkan perubahan perangkat beserta teknologi yang diusulkan memberi keuntungan lebih bagi masyarakat, yaitu selain meningkatkan keakuratan informasi bagi masyarakat, perangkat baru juga memantu memberikan informasi interface yang lebih baik. Keempat aspek kelayakan yang dilakukan memberikan hasil yang positif atau dalam artian layak untuk dilakukan. Peningkatan pangsa pasar untuk satu tahun mendatang dapat diantisipasi dengan menerapkan strategi bersaing community marketing. Strategi pelayanan yang meningkatkan service level hingga > 92% adalah differensiasi tersendiri bagi Telkom. Peluang untuk menambah infrastruktur (perangkat + operator) secara finansial harus dilakukan, karena pada dasamya masyarakat akan menerima manfaat lebih dari proyek penambahan kapasitas pelayanan Telkom Global 017 di Call Center Surabaya.

54(2004) Analisis Optimalitas Jumlah Loket Tol Pasteur dengan Menggunakan Simulasi Antrian Lestari Yuli Hastuti, ST., MT Victor Suhandi, ST., MT Francisca T.P Dengan semakin berkembangnya teknologi dan taraf hidup masyarakat, menyebabkan pesatnya jumlah pertambahan kendaraan yang berlalu lalang di jalan tol Bandung. Pada hari biasa, jumlah kendaraan yang keluar masuk tol Bandung, khususnya tol Pasteur tidak terlalu ramai dibandingkan pada hari libur. Seringkali pada hari libur terjadi antrian kendaraan yang cukup panjang, yang menyebabkan ketidakpuasan konsumen (service level rendah). Namun bila jumlah kedatangan kendaraan sedikit, sedangkan jumlah loket tol yang aktif bekerja banyak, menyebabkan tingkat utilitas loket tol menjadi kecil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui optimalitas jumlah loket tol khususnya pada masing-masing shift. Pembagian shift tersebut, shiff l mulai pukul 07.00 - 14.00, shift 2 pukul 14.00 - 21.00 dan shift 3 pukul 21.00 - 07.00. Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu hari biasa dan long weekend. Hari biasa meliputi weekdays (hari Senin sampai Jumat) dan weekend (hari Sabtu dan Minggu). Untuk long weekend pada penelitian ini adalah hari libur yang jatuh pada hari Jumat atau Senin. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kecepatan pelayanan serta data jumlah kedatangan kendaraan untuk loket tol masuk dan keluar. Data kecepatan pelayanan diperoleh dengan pengambilan langsung di lapangan dengan menggunakan teknik jam henti. Data jumlah kedatangan hari biasa diperoleh dari pihak perusahaan, sedangkan untuk data jumlah kedatangan long weekend diperoleh dengan pengambilan langsung di lapangan, oleh karena itu data yang diambil hanya dibatasi pada shift 1 dan 2. Untuk mendapatkan distribusi kecepatan pelayanan, maka data kecepatan pelayanan harus diuji kecukupan data terlebih dahulu, setelah itu dilakukan pengujian distribusi. Tetapi untuk mendapatkan pola jumlah kedatangan, data tersebut terlebih dahulu ditetapkan pembagian parameter, lalu diuji goodness of fit, diuji hipotesis rata-rata dan tahap terakhir yaitu dilakukan pengujian distribusi. Setelah diperoleh distribusidistribusi tersebut, maka tahap selanjutnya yaitu pembuatan simulasi dengan menggunakan program Promodel. Simulasi untuk hari biasa berjalan selama 24 jam, sedangkan untuk long weekend berjalan selama 14 jam. Analisis yang dilakukan meliputi rata-rata waiting time kumulatif, persen service level dan persen utilisasi kegunaan loket tol per waktu bagian dan utilisasi keseluruhan selama simulasi berjalan. Dari hasil analisa tersebut, lalu dibuat perkiraan penambahan dan atau pengurangan operator loket tol sebagai input pada analisis sensitivitas untuk menemukan optimalitas sistem. Pada akhirnya ditarik kesimpulan mengenai jumlah loket tol yang dibutuhkan agar dapat bekerja dengan optimal dengan memperhatikan service level dan utilitas loket tol. Dari hasil tersebut, ternyata belum dibutuhkan penambahan fasilitas loket tol. Untuk memperoleh jumlah loket tol yang optimal hanya perlu dilakukan penambahan dan atau pengurangan operator loket tol pada waktu-waktu yang dibutuhkan.

55(2004) Usulan Penyeimbangan Lintas Produksi dan Penyusunan Jadwal Induk Produksi di PT. Primasejati Duta Wisesa Indonesia Vivi Arisandhy, ST., MT Santoso, ST., MT Arif Hadijaya Anwar PT Primasejati Dutawisesa Indonesia adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang garment yang memproduksi pakaian jadi anak-anak. Perusahaan memiliki dua jalur produksi, yaitu knit dan woven. Produk yang diamati pada jalur produksi knit antara lain IT-Shirt, Long T-Shirt, dan Polo Shirt. Sedangkan pada jalur produksi woven, produk yang diamati antara lain Shirt, Long Pants, dan Pants. Peningkatan permintaan menuntut perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Sedapat mungkin perusahaan dapat memenuhi pemintaan tanpa harus melakukan lembur dan subkontrak. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produksi yang baik. Rendahnya kapasitas disebabkan karena ketidakseimbangan lintas produksi yang diindikasikan dengan adanya stasiun kerja sibuk dan idle yang menyolok dan adanya work in process pada beberapa stasiun kerja. Untuk meningkatkan kapasitas, metode penyelesaian masalah yang digunakan adalah penyeimbangan lintas produksi. Setelah dilakukan penyeimbangan lintas produksi, terjadi peningkatan efisiensi lintasan dan kapasitas produksi. Pada jalur knit terjadi peningkatan efisiensi sebesar 51.84% yang semula 37.38% menjadi 89.22%. Kapasitas produksi untuk produk T-Shirt meningkat sebesar 564 unit / minggu yang semula 300 unit / minggu menjadi 864 unit / minggu; untuk produk Long T-Shirt meningkat sebesar 590 unit / minggu yang semula 786 unit / minggu menjadi 1376 unit / minggu; dan untuk produk Polo Shirt meningkat sebesar 457 unit / minggu yang semula 517 unit / minggu menjadi 974 unit / minggu. Sedangkan pada jalur woven terjadi peningkatan efisiensi sebesar 53.54% yang semula 35.60% menjadi 89.14%. Kapasitas produksi untuk produk Shirt meningkat sebesar 1644 unit / minggu yang semula 278 unit / minggu menjadi 1922 unit / minggu; untuk produk Long Pants meningkat sebesar 1031 unit l minggu yang semula 136 unit / minggu menjadi 1167 unit / minggu; dan untuk produk Pants meningkat sebesar 500 unit / minggu yang semula 49 unit / minggu menjadi 549 unit / minggu. Setelah dilakukan penyeimbangan lintas produksi, ternyata terdapat kekurangan mesin jahit sebanyak 37 buah. Dana yang dibutuhkan untuk investasi ini adalah sebesar Rp 567.765.000,00. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kelayakan investasi dengan metode Payback Period = 3.55 bulan, Net Present Value = 23.905.703.739,72, dan Internal Rate of Return = 987.66%. Setelah dianalisis, investasi tersebut dinilai layak untuk dijalankan. Kapasitas yang diusulkan menjadi input bagi perencanaan produksi yang terdiri dari perencanaan agregat dan perencanaan disagregat. Metode yang digunakan untuk perencanaan agregat adalah metode Mixed Strategy. Hasil yang diperoleh adalah perusahaan tidak perlu melakukan lembur maupun subkontrak karena kapasitas produksi yang diusulkan telah dapat memenuhi ramalan permintaan. Sedangkan metode yang digunakan untuk perencanaan disagregat adalah pendekatan Reguler Knapsack. Hasil yang diperoleh dari perencanaan disagregat adalah Jadwal Induk Produksi (JIP) yang

berguna bagi perusahaan untuk merencanakan berapa banyak yang akan diproduksi setiap bulannya.

61(2004) Usulan Pengembangan Metode Work Sampling Berdasarkan Teori Y (Douglas McGregor) Novi, ST., MT Santoso, ST., MT Denny Wijaya lnformasi tentang beban kerja dari setiap karyawan dibutuhkan untuk menentukan jumlah karyawan di setiap unit kerja. Jenis pekerjaan yang tidak mengikuti suatu pola tertentu (karyawan tidak langsung) sulit diukur waktu kerja/pemakaian waktu kerjanya, sehingga diperlukan suatu pendekatan tertentu. Pendekatan yang populer dipakai selama ini untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja karyawan tidak langsung adalah sampling pekerjaan (work sampling), yaitu sebuah metode untuk mengukur persentase kemunculan suatu aktivitas melalui pengamatan secara acak. Namun metode work sampling ini memiliki kelemahan utama dalam hal sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pengukuran dan juga terkadang sulit diterapkan di semua tempat. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode work sampling, maka dalam penelitian ini dilakukan pengembangan metode pengukuran beban kerja karyawan tidak langsung berdasarkan teori Y (Douglas McGregor). Teori Y berpendapat bahwa pada dasarnya orang itu baik, dapat dipercaya, dan memiliki sifatsifat positif yang lainnya. Adapun tujuan dari dilakukannya pengembangan metode work sampling ini adalah agar dihasilkan suatu metode baru yang lebih baik dan dapat diterapkan secara luas sebagai sebuah metode pengukuran beban kerja karyawan tidak langsung. Metode-metode pengukuran beban kerja karyawan tidak langsung yang dikembangkan adalah metode self sampling, metode self sampling with modified, metode diary sampling dan metode diary sampling with modified. Keempat metode ini dapat mengeliminasi kelemahan utama yang terdapat pada metode work sampling, yaitu dalam hal sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pengukuran dan juga dapat diterapkan di semua tempat. Cara pengisian dari keempat metode yang dikembangkan ini adalah dengan cara pemberian tally atau pemberian huruf saja pada kolom-kolom waktu yang telah ditentukan, dan yang melakukan pengisian adalah karyawan sendiri. Karakteristik dari metode self sampling dan self sampling with modified adalah interval random dan pengisian lembar kerja dengan tally. Diary sampling memiliki karakteristik interval konstan dan pengisian lembar kerja dengan tally, sedangkan diary sampling with modified memiliki karakteristik interval waktu konstan dan pengisian lembar kerja dengan huruf. Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan di 3 tempat berbeda, yaitu perpustakaan fakultas psikologi UKM, salah satu tempat fotocopy di UKM dan PT. A. di jalan raya gadobangkong no 97, Bandung. Berdasarkan uji Wilcoxon yang telah dilakukan, keempat metode yang dikembangkan tersebut ternyata memberikan hasil yang valid (hasilnya tidak berbeda secara signifikan dengan metode work sampling).

Berdasarkan basil pengolahan data dengan scoring concept, uji validitas, kesulitan-kesulitan dalam penerapannya dan penilaian performansi yang sudah dilakukan didapatkan basil bahwa metode diary sampling with modified memiliki nilai yang paling tinggi, yang berarti menurut para responden metode diary sampling with modified merupakan metode yang terbaik dari keempat metode yang dikembangkan.

62(2004) Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Metoda Discrepancy Novi, ST., MT Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia dituntut untuk bekerja mencari uang. Dengan demikian, manusia banyak menghabiskan waktunya dalam satu hari untuk melakukan pekerjaan dalam usaha mencari uang. Ditempat kerjanyalah, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya akan kepuasan kerja. Apabila manusia merasa puas dengan pekerjaannya, maka manusia tersebut akan memberikan hasil yang maksimal dalam bekerja. Salah satu perusahaan yang menjadi tempat kerja adalah perusahaan SL yang bergerak di bidang industri garment pakaian bayi dan blanket. Di perusahaan ini, operator bagian jahit sering tidak masuk kerja karena mereka pindah sementara untuk bekerja di perusahaan lain. Hal ini menyebabkan hasil kerja operator menjadi tidak maksimal. Banyak pesanan yang menjadi terlambat pengirimannya karena kekurangan pekerja yang mengerjakannya. Pemilik perusahaan menduga bahwa hal ini disebabkan karena kepuasan kerja operator rendah. Oleh karena itu, pemilik perusahaan ingin mengetahui apakah dugaannya benar bahwa kepuasan kerja operator rendah, dan jika benar variabel apa saja yang dapat meningkatkan kepuasan kerja agar para karyawannya, khususnya di bagian jahit tidak mudah pindah kerja ke perusahaan lain. Adapun variabel yang digunakan adalah berdasarkan hirarkhi kebutuhan Maslow, dengan asumsi data yang diperoleh valid dan reliabel. Pengumpulan data dimulai dengan membuat kuesioner berdasarkan metoda rating scale menggunakan teori kepuasan kerja discrepancy. Variabel yang dibentuk berdasarkan hirarkhi kebutuhan Maslow yang dipecah menjadi 15 faktor dan dibuat dalam bentuk pertanyaan kuesioner. Jumlah responden 10 orang. Hasil kuesioner diolah dengan menggunakan uji peringkat-bertanda Wilcoxon. Hasilnya dianalisis berdasarkan metoda discrepancy, two factor theory, dan berdasarkan selisih rata-rata kenyataan dan harapan. Adapun kelima belas faktor tersebut adalah tantangan pekerjaan, kontribusi pekerjaan, kesempatan berprestasi, tanggung jawab, pujian, kesempatan promosi, hubungan antar karyawan, hubungan dengan atasan, rasa kebersamaan rekan sekerja, keamanan pekerja, keselamatan pekerja, jaminan sosial, upah tunjangan keluarga, dan fasilitas fisik selama bekerja. Setelah dilakukan analisa dengan beberapa metoda maka disimpulkan bahwa terdapat 6 faktor utama dengan skala kenegatifan terbesar yang menyebabkan rendahnya kepuasan kerja para operator jahit dan 9 faktor tambahan lainnya dengan skala kenegatifan yang relatif lebih rendah. Berdasarkan teori dua faktor kita dapat membagi 6 faktor utama tersebut ke dalam faktor satisfier dan dissatisfier. Yang termasuk ke dalam faktor dissatisfier adalah: tunjangan keluarga, upah, fasilitas fisik selama bekerja, keamanan pekerja, dan keselamatan pekerja. Sedangkan yang termasuk faktor satisfier adalah pujian.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kenyataan yang didapat operator jahit lebih rendah dari rata-rata harapan yang diinginkan, sehingga menyebabkan kepuasan kerja yang dimiliki operator jahit rendah. Discrepancy yang terjadi hanya discrepancy negatif. Untuk meningkatkan kepuasan kerja dapat dilakukan dengan memperkecil perbedaan antara kenyataan yang didapat dan harapan yang diinginkan, dan memenuhi terlebih dahulu faktor dissatisfier sebelum memenuhi faktor satisfier.

63(2004) Perhitungan Jumlah Pelayan Optimal Serta Analisa dan Usulan Tata Letak di PD. Menara Bandung Novi, ST., MT Perbaikan tata letak dan perhitungan jumlah pelayan optimal diperlukan untuk kelancaran proses pelayanan sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik, baik dari segi tata letak, desain rak, penekanan jumlah antrian dan waktu antrian yang terkait di dalamnya demi berlangsungnya usaha dan tujuan toko secara baik dan optimal. Langkah awal yang dilakukan adalah mengambil data laju kedatangan dan waktu pelayanan, kemudian melakukan uji kenormalan, keseragaman, dan kecukupan data. Selanjutnya dilakukan perbaikan tata letak dan desain rak di ruang toko. Tata letak merupakan hal yang cukup penting bagi kelangsungan toko dalam pelayanannya karena tata letak toko sangat mempengaruhi waktu pelayanan (1/). Perbaikan tata letak dilakukan dengan menagtur tempat kerja dari pelayan sehingga selain waktu pelayanan menjadi cepat, juga aliran daritempat kerja menjadi baik. Desain rak pun turut menjadi faktor yang mempengaruhi waktu pelayanan dan keindahan sehingga desain ak juga pelu diperhatikan. Perbaikan yang dilakukan meliputi pebaikan ukuran baik ketinggian maupun lebar rak. Setelah didapatkan tata letak baru, dilakukan uji coba untuk mendapatkan data laju kedatangan dan waktu pelayanan berdasarkan layout usulan. Dari data ini, dicari jumlah pelayan optimal berdasarkan lamanya antrian dan jumlah antrian. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data adalah dengan tingkat kedatangan () = 18.533 konsumen/jam dan laju pelayanan () = 8.711 konsumen/jam, maka didapat jumlah pelayan optimal 9c) = 3 pelayan, dengan rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian (Lq) = 0.92571 konsumen dan waktu rata-rata pelanggan dalam antrian (Wq) = 0.05064 jam. Berarti toko ini harus melakukan penambahan satu orang pelayan karena syarat Lq<1 konsumen dan Wq<6 menit baru tercapai apabila jumlah pelayan 3 orang.

64 (2004) Perancangan Algoritma Pemilihan Supplier di PT. X dengan Menggunakan Matriks Biaya Kualitas Fransky Ryadi, ST., MT., MM Competition between companies in the same industry forces a company to meet the consumer demand with its best product quality A company., bridging suppliers and end users in the supply chain, has to perform its best. The companys performance will be better if the company is well supported by its suppliers. As a company that operates in the manufacturing industry, Company X experiences the same problem. The company has to choose suppliers with good performance to support its production cycle. The purpose of this research is to provide recommendations to Company X in evaluating its existing suppliers performance that supplies material to Company X during this time. Identification of quality cost activities on the suppliers is performed in this research. The identification of quality cost activity is a complex part as it requires a lot of considerations. The quality cost activity is then categorized into the cost of quality matrix. The total quality cost generated from the matrix is used to determine the supplier performance index. Hopefully, this method can be weighed as a general language computation for supplier performance index involving quality cost. The final result of this research is a method that can help Company X makes decision in selecting its suppliers. The selection process begins with the identification of quality coat activity and ends with the supplier performance index. The rigth decision in selecting the rigth suppliers will result in Company Xs better competitive position against other companies in the future.

66(2004) Usulan Prosedur Operasional Baku (Studi Kasus di Departemen Logistik Cabang PT. X Bandung) Wawan Yudiantyo, ST., MT Risa Margareta Departemen logistik merupakan ujung tombak perusahaan dalam melakukan distribusi produk. Dengan demikian departemen logistik harus memiliki kondisi yang baik agar dapat melaksanakan tugasnya. Saat ini departemen logistik cabang di PT X memiliki masalah dalam pelaksanaan prosedur yaitu adanya perbedaan antara prosedur yang tertulis dengan prosedur yang dilaksanakan. Prosedur operasional bercampur dengan kebijakan, urutan pelaksanaan prosedur tidak sesuai kronologis sehingga pelaksana prosedur merasa bingung dalam melaksanakan tugasnya. Berdasarkan perrnasalahan pada departemen logistik cabang diatas, penelitian ditujukan untuk memperbaiki kelemahan standard operation procedure yang berjalan saat ini. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai para pelaksana prosedur di departemen logistik, data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa dan dibuat usulan. Dari analisa data disimpulkan bahwa ada sembilan prosedur yang saat ini ada di departemen logistik cabang PT X. Tujuh prosedur sudah didokumentasikan dan dua prosedur belum didokumentasikan. Dua prosedur perlu dirancang karena belum ada. Sebagian besar prosedur memiliki kelebihan, seperti prosedur sudah sederhana dan mudah dilaksanakan. sehingga kelebihan tersebut perlu dipertahankan, tetapi prosedur - prosedur ini juga memiliki kelemahan seperti adanya kebijakan yang bertentangan dengan prosedur operasional, prosedur masih menggunakan jabatan bagian pada struktur organisasi lama. Kelemahan - kelemahan itu diatasi dengan merancang prosedur yang baru. Formulir formulir yang sekarang sedang digunakan di departemen logistik & PT X sebagian besar telah memiliki kelebihan sehingga tidak perlu dirancang ulang. Beberapa formulir perlu ditambahkan data item seperti tanggal dan penomoran untuk mempermudah dokumentasi. Prosedur usulan dirancang dengan melengkapi flowchart prosedur, mengganti jabatan lama menjadi jabatan yang ada pada struktur organisasi yang baru, menghilangkan bagian-bagian kebijakan yang rancu, menambahkan operasi yang belum terdokumentasi dan memperbaiki dokumen yang kurang lengkap. Setelah merancang usulan, standard operation procedure didokumentasikan sesuai ketentuan yang berlaku di PT X. Kesimpulan yang diperoleh adalah, saat ini ada 7 prosedur yang memiliki kelemahan sehingga dirancang usulan. 2 prosedur yang didokumentasikan dan 2 prosedur yang dirancang karena belum ada.

67(2004) Perancangan Proses Pelayanan Perpustakaan Terintegrasi Universitas Kristen Maranatha Bandung Christina, ST., MT Yenni M. Djajalaksana, MBA Lily Widyastuti Perpustakaan adalah salah satu sarana belajar yang disediakan oleh suatu badan pendidikan, termasuk sebuah universitas. Perpustakaan merupakan tempat dikumpulkannya semua literatur yang dapat dibaca, dipelajari oleh penggunanya, selain itu perpustakaan juga dapat berguna sebagai tempat membaca, belajar ataupun mengerjakan tugas karena suasananya diciptakan untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik, nyaman dan aman. Universitas Kristen Maranatha akan membangun perpustakaan terintegrasi yang berlokasi di lantai 6 dan 7 gedung Graha Widya Maranatha. Selama ini yang ada adalah perpustakaan fakultas yang masih terpisah-pisah dan masih sedikit mahasiswa yang datang ke perpustakaan. Untuk menghindari hal serupa terjadi pada perpustakaan yang terintegrasi maka perlu dibangun sebuah perpustakaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mahasiswa sebagai pengguna utama perpustakaan. Diharapkan pembangunan perpustakaan terintegrasi Universitas Kristen Maranatha tidak sia-sia dan dapat berguna bagi seluruh civitas akademika Universitas kristen Maranatha. Dengan tujuan itu maka perlu dibuat proses-proses pelayanan yang baik agar semua keinginan dan kebutuhan mahasiswa dapat ditampung dan dipenuhi. Dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) semua suara konsumen dapat diterjemahkan dengan melalui pengumpulan data yaitu menyebarkan kuesioner yang mewakili semua suara mahasiswa Universitas Kristen Maranatha di setiap jurusan. Metode QFD yang digunakan sampai pada Process Planning matriks sehingga akan didapat prioritas proses-proses yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Dibawah ini adalah beberapa proses yang perlu diperhatikan oleh Perpustakaan Terintegrasi UKM dalam pelaksanaannya, antara lain: 1. Penyeleksian latar belakang pendidikan calon petugas perpustakaan 2. Melakukan wawancara calon petugas perpustakaan 3. Melakukan psikotes dan kepribadian calon petugas perpustakaan 4. Mengadakan rapat 5. Membuat peraturan perpustakaan 6. Membuat hak dan kewajiban petugas saat bekerja 7. Membuat sanksi untuk petugas perpustakaan 8. Mensosialisasikan peraturan kepada petugas perpustakaan 9. Melakukan perhitungan buku yang ada dengan kapasitas rak buku 10. Pertambahan buku yang ada di perpustakaan Hasil dari penelitian ini dapat dilakukan penelitian lebih lanjut, sampai dengan pada Quality Function Deployment yaitu Production Planning Matrix.

68(2004) Perhitungan dan Usulan Pemenuhan Kebutuhan Lahan Parkir di Universitas Kristen Maranatha Ir. Kartika Suhada, MT Wenny Chandra, ST., M.Sc Sezy Khalimar Seiring bertambahnya jumlah populasi mahasiswa, dosen dan karyawan Universitas Kristen Maranatha, dimana salah satunya disebabkan oleh berkembangnya program studi yang ada, maka kebutuhan lahan parkir yang merupakan salah satu fasilitas penting yang harus disediakan oleh pimpinan Universitas Kristen Maranatha menjadi semakin besar. Untuk itu, perlu diketahui besar kebutuhan lahan parkir untuk saat ini dan saat mendatang, agar dapat dibuat perencanaan penyediaan lahan parkir yang memadai. Hasil penelitian parkir yang dilakukan oleh Sdri. Paulin Sandra menunjukkan bahwa dengan penambahan lahan parkir yang ada di Graha Widya Maranatha (basement 1, 2, dan 3) masih belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan parkir mobil yang ada. Akan tetapi penelitian tersebut memiliki beberapa kelemahan yang berusaha diatasi dengan penelitian yang kami lakukan. Penelitian yang kami lakukan adalah membuat simulasi dengan menggunakan software ProModel versi 6.0. Dalam melakukan pengujian keseragaman data waktu antar kedatangan kendaraan kami menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney dalam software SPSS versi 10.5. Sedangkan untuk pengujian distribusi waktu antar kedatangan dan distribusi waktu pelayanan (lama parkir), kami menggunakan Stat::Fit yang merupakan modul dalam software ProModel. Tingkat kepercayaan yang digunakan sebesar 95% sedangkan tingkat ketelitian sebesar 10%. Dalam penelitian ini, kami memperhitungkan laju pertumbuhan jumlah mahasiswa aktif di masa lalu (Tahun Akademik 1998/1999 hingga 2003/2004) untuk mengestimasi waktu antar kedatangan kendaraan di masa mendatang. Laju pertumbuhan yang semakin meningkat akan meningkatkan laju kedatangan kendaraan, yang berarti pula memperkecil waktu antar kedatangan kendaraan (laju kedatangan berbanding terbalik dengan waktu antar kedatangan). Dalam pengujian data, kami menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kondisi saat ini (Tahun Akademik 2004/2005), kekurangan lahan parkir mobil untuk mobil dosen dan karyawan sebanyak 64 mobil dapat dipenuhi dari kelebihan lahan parkir mobil untuk mahasiswa dan tamu sebanyak 52 mobil serta penggunaan sementara lahan parkir di samping Gedung Fakultas Kedokteran dan belakang Gedung Fakultas Teknik untuk menampung kekurangan 12 mobil. Hal ini diusulkan mengingat pembangunan Graha Widya Maranatha secara keseluruhan belum selesai. Apabila telah selesai, sebaiknya dipindahkan ke lokasi parkir di depan Graha. Sedangkan kekurangan lahan parkir untuk motor dosen dan karyawan hanya sebanyak 2 motor saja. Hal ini dapat diabaikan, dalam arti masih dapat diatasi di lokasi yang ada.

Untuk kondisi mendatang (tahun akademik 2004/2005), seluruh lahan parkir mobil tidak dapat mencukupi kebutuhan. Hasil simulasi menunjukkan total kekurangan sebesar 195 mobil. Untuk itu, kami mengusulkan agar dibangun lahan parkir bertingkat (2 lantai) di atas lahan parkir mobil mahasiswa dan tamu yang berkapasitas 218 mobil.

69(2005) Usulan Strategi Pemasaran Berdasarkan Kinerja Bauran Pemasaran Jasa Indah Victoria Sandroto, ST., MT Melina Hermawan, ST., MT Astadi Pangarso Pemenuhan kebutuhan terhadap kesehatan salah satunya diperoleh dengan cara olahraga latihan beban (fitness/weight training) dipusat-pusat kebugaran atau fitness center. Fire Gym merupakan salah satu pusat kebugaran, yang berpusat di Cimahi. Dengan adanya penurunan jumlah anggota (member) baru maka Fire Gym harus mencegah penurunan tersebut untuk tahun-tahun mendatang dan selanjutnya menaikkan jumlah anggotanya. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis variabel-variabel apa saja yang menjadi keinginan konsumen terhadap suatu pusat kebugaran, mengetahui dan menganalisis usaha-usaha perbaikan yang harus dilakukan Fire Gym terhadap variabel-variabel yang telah diidentifikasi, mengusulkan strategi pemasaran yang tepat bagi Fire Gym dalam rangka meningkatkan jumlah konsumennya. Melalui studi pendahuluan dengan wawancara kepada 30 orang konsumen pengguna jasa kebugaran Fire Gym didapat hal-hal yang merupakan keinginan konsumen akan suatu pusat kebugaran yang diidentifikasi berdasar bauran pemasaran jasa 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence, Process). Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner sebanyak 139 buah dengan responden konsumen yang berlatih minimal 3 kali dan menjadi responden 1 kali (purposive sampling) secara aksidental selama 2 bulan (bulan Desember 2001 sampai Januari 2005). Dari hasil pengolahan data kuesioner bagian B melalui peta posisi Importance Performance Analysis didapatkan posisi variabel hasil penjabaran faktor bauran pemasaran jasa 7P yang tersebar dalam 4 kuadran untuk diambil usaha-usaha perbaikan. Sedangkan dari hasil pengolahan data kuesioner bagian A didapat profil responden. Hal ini digunakan sebagai dasar dalam penyusunan strategi pemasaran melalui segmentasi, penentuan segmen target dan penempatan produk. Berdasar segmentasi ditentukan pasar target yaitu konsumen dengan berpendapatan diatas Rp 1.000.000/bulan serta memiliki gaya hidup sehat melalui berlatih beban untuk membentuk tubuh dan mengutamakan komunikasi dari mulut ke mulut untuk promosinya. Setelah ditentukan pasar target maka diposisikan Fire Gym dengan motto "Fire Gym Serious Fitness". Setelah itu diusulkan strategi pemasaran Fire Gym yang didasarkan atas usaha perbaikan variabel-variabel pada kuadran I dan kuadran 2 pada Importance Performance Analysis serta segmentasi, targeting dan positioning berupa analisis,

variabel bauran pemasaran jasa 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence, Process).

70(2005) Perancangan Perpustakaan Terintegrasi d i Graha Widya Maranatha dari Sudut Pandang Ergonomi (Studi Kasus di Universitas Kristen Maranatha) Lestari Yuli Hastuti, ST., MT Yoely Wijaya Setiap perguruan tinggi biasanya dilengkapi dengan adanya perpustakaan. Perpustakaan Terintegrasi ini dapat menjadi pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan serta dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan kualitas belajar. Dalam melakukan aktivitas tersebut, diperlukan kondisi yang nyaman. Untuk mendapatkan kondisi yang nyaman, dibutuhkan fasilitas fisik dan lingkungan non fisik yang ergonomis. Fasilitas fisik tersebut meliputi meja bersekat, meja panjang, kursi orang yang dilayani, kursi baca, locker, rak buku, meja komputer, meja pengawas, dan meja petugas perpustakaan. Sedangkan lingkungan non fisik tersebut meliputi pencahayaan, temperatur, dan sirkulasi udara. Berdasarkan penelitian awal terhadap lima perpustakaan di setiap fakultas diperoleh keluhan dan dari mahasiswa. Keluhan-keluhan tersebut adalah meja bersekat yang sempit, locker yang kurang banyak dan sebagian tidak ada kunci, pencahayaan yang kurang baik, sirkulasi udara yang panas, tidak adanya komputer untuk mencari referensi buku, kesulitas dalam mencari buku, buku-buku yang tidak tertata dengan rapi, layout yang tidak teratur, dan buku, rak buku, meja bersekat, dan kursi yang berdebu. Setelah dilakukan penelitian awal, dilakukan pengambilan data antropometri mahasiswa. Data antropometri yang diambil adalah data Tinggi Badan Tegak (TBT), Tinggi Duduk Tegak (TDT), Tinggi Mata Berdiri (TMB). Tinggi Mata Duduk (TMD), Tinggi Bahu Berdiri (TBB), Tinggi Bahu Duduk (TBD), dan lain-lain. Kemudian data-data tersebut diuji kenormalan data, keseragaman data, dan kecukupan data. Setelah itu juga dilakukan perhitungan persentil. Perhitungan persentil ini terdiri dari tiga bagian yaitu persentil minimum (PS), persentil rata-rata (P50), dan persentil maksimum (P95). Selain hal tersebut diatas dilakukan pengukuran dimensi-dimensi terhadap fasilitas fisik dan lingkungan non fisik. Dilakukan analisa terhadap fasilitas fisik dan lingkungan non fisik. Berdasarkan perbandingan dengan data antropometri diketahui kelebihan dan kekurangan dari dimensi fasilitas fisik. Sedangkan lingkungan non fisik dibandingkan dengan teori yang dianjurkan dalam suatu ruangan perpustakaan. Ternyata setelah dilakukan analisis, diketahui bahwa ada beberapa fasilitas fisik yang belum ergonomis. Dari hasil analisa tersebut diusulkan perancangan perpustakaan Terintegrasi Adapun rancangan fasilitas fisiknya untuk memperbaiki dan juga merancang produk yang saat ini belum ada fasilitas fisik yang diperbaiki adalah meja bersekat, meja kelompok, kursi baca, rak buku, locker, dan meja petugas perpustakaan. Sedangkan produk yang dirancang baru adalah kursi orang yang dilayani, meja komputer untuk informasi, dan meja pengawas. Selain itu juga diusulkan layout usulan. Untuk mendapatkan kondisi lingkungan non fisik yang nyaman, pada temperatur dipasang AC agar ruangan perpustakaan sejuk. Untuk pencahayaan diberi lampu pada meja

bersekat sebesar 5 watt. Dan pada sirkulasi udara dibuat jendela yang cukup agar dapat terjadi pergantian udara.

71(2005) Usulan Penjadwalan Pemenuhan Pcsanan dengan Metode Algoritma Priority Dispatcing di PT. Sarana Wira Reksa Jakarta Victor Suhandi, ST., MT Ir. Kartika Suhada, MT Samuel Margono Untuk tetap dapat bersaing, maka setiap perusahaan perlu melakukan perbaikan secara terus menerus dalam berbagai faktor. PT. Sarana Wira Reksa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri manufaktur yang membuat dies. Saat ini perusahaan menghadapi masalah dalam pemenuhan pesanan dengan tepat waktu. Dari hasil pengamatan dan wawancara, ketersediaan bahan baku selalu mencukupi, keandalan mesin cukup baik, dan kehadiran pekerja tidak menjadi masalah. Dengan demikian faktor utama penyebab keterlambatan adalah metode penjadwalan yang digunakan oleh perusahaan kurang tepat. Metode penjadwalan pengerjaan pesanan yang diterapkan perusahaan hanya berdasarkan pada tanggal terima yang paling cepat saja dan tidak memperhatikan faktor-faktor lain, seperti batas tanggal selesai, matriks routing setiap pesanan serta tidak mempunyai standar yang jelas untuk penentuan penjadwalan setelah prioritas pertama selesai ditentukan. Metode penjadwalan yang diusulkan peneliti adalah metode Priority Dispatching yang dikemukakan oleh Ciffler dan Thompson. Algoritma yang digunakan adalah algoritma untuk penjadwalan aktif dan non delay. Aturan prioritas yang digunakan adalah Earlist Due Date (EDD) sebagai aturan prioritas pertama, aturan prioritas yang kedua adalah Short Processing Time (SPT), sedangkan aturan prioritas yang terakhir adalah Random. Kriteria pemilihan metode penjadwalan terbaik adalah minimum number of tardy job, sedangkan ukuran performansi lain yang turut dipertimbangkan apabila kedua alternatif metode penjadwalan menghasilkan number of tardy job yang sama adalah maximum completion time, maximum tardiness, mean tardiness, mean lateness, waktu menganggur setiap departemen dan waktu selesai setiap departemen. Hasil dari perhitungan penjadwalan aktif dan non delay adalah tidak terdapat pesanan yang terlambat. Sedangkan hasil perbandingan dari maximum completion time dan mean lateness menunjukkan bahwa metode penjadwalan yang terbaik adalah penjadwalan non delay. Hasil dari waktu menganggur dan waktu selesai setiap departemen diperoleh bahwa penjadwalan non delay lebih banyak terpilih daripada penjadwalan aktif. Berdasarkan hasil dari semua perbandingan yang telah dilakukan, maka metode penjadwalan usulan yang terpilih adalah penjadwalan non delay. Hasil perbandingan penjadwalan usulan terpilih atau non delay dengan metode perusahaan menunjukkan bahwa penjadwalan non delay lebih baik karena tidak terdapat pesanan yang terlambat, sedangkan metode perusahaan terdapat satu pesanan yang terlambat. Kelebihan dari metode penjadwalan usulan terpilih atau non delay adalah tidak terdapat jumlah pesanan yang terlambat, memiliki maximum completion time yang paling kecil dan juga memiliki mean lateness yang paling besar dibandingkan metode penjadwalan yang lainnya.

73(2005) Identifikasi Faktor - faktor Harapan Mahasiswa terhadap Dosen (Studi Kasus Eksploratori Jurusan TI UKM) Ir. Hendra Kusuma, MT Patrisius P. Piamat Selama ini Jurusan TI UKM telah memberikan berbagai macam pelayanan yang bervariasi bagi para mahasiswanya, antara lain dengan penyediaan dosen-dosen pengajar yang minimal berpendidikan strata dua, tetapi ternyata kinerja tenaga-tenaga pengajar yang disediakan masih dirasakan kurang memuaskan bagi pihak mahasiswa. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut; (1) mengetahui faktor-faktor penting apa saja yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam menilai kinerja seorang dosen di Jurusan TI UKM, dan (2) mengetahui bagaimana seharusnya dosen dievaluasi berdasarkan harapan mahasiswa Jurusan TI UKM. Jumlah responden pada penelitian ini ialah sebanyak 250 responden mahasiswa angkatan 2000-2004 dengan menggunakan metode accidental sampling, masing-masing berjumlah 50 mahasiswa per angkatan. Setelah uji validitas dan reliabilitas, dilakukan analisis faktor untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam menilai kinerja dosen mereka. Faktor-faktor pertimbangan mahasiswa yang didapatkan dari penelitian ini ialah: (1) Sikap empatik, (2) Kemampuan mengajar, (3) Komunikasi dua arah di dalam kelas, (4) Bersikap adil terhadap mahasiswa, (5) Komunikasi dua arah di luar kelas, 6) Ketepatan materi dan jadwal, (7) Penampilan saat mengajar, (8) Kemampuan memotivasi mahasiswa, (9) Simpatik, (10) Kecanggihan alat belajar mengajar, (11) Kemampuan menerangkan konsep yang sukar dimengerti, serta (12) Kemutakhiran ilmu yang diajarkan. Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa Formulir Evaluasi Proses Belajar Mengajar yang digunakan oleh UKM masih belum mencakup seluruh harapan mahasiswa TI UKM atas dosen mereka. Diusulkan agar formulir Evaluasi Proses Belajar Mengajar yang digunakan oleh UKM direvisi agar dapat lebih mencerminkan harapan mahasiswa atas dosen mereka.

74(2005) Usulan Penentuan Jumlah dan Jenis Kendaraan Angkut yang Lebih Efektif dan Efisien untuk Pengiriman Produk AMDK pada CV Olympic Makmur Jaya Ir. Heru Susilo, M.Sc Santoso, ST., MT Dewi Kencanawati CV Olympic Makmur Jaya yang bergerak dibidang air minum dalam kemasan (AMDK), berlokasi di Magelang, dengan gudang penyimpanan yang terletak di Magelang juga. CV Olympic Makmur Jaya memproduksi air minum secara terus menerus tanpa menunggu pesanan dari pelanggan. Perusahaan ini memiliki lima distributor terbesar di Jawa Tengah yaitu Purwokerto, Tegal, Pekalongan, Semarang dan Yogyakarta. Pengiriman produk dilakukan dengan kendaraan angkut perusahaan sendiri, yang terdiri dari enam buah truk besar dan tiga buah truk kecil. Selama ini perusahaan melakukan transportasi produk hanya berdasarkan perkiraan dan pengalaman saja, oleh karena itu belum tentu cara yang digunakan adalah yang terbaik bagi perusahaan. Perusahaan menyadari kekurangan tersebut dan ingin memperbaiki kekurangan tersebut, namun perusahaan tidak tahu bagaimana cara untuk memperbaikinya. Oleh karena itu peneiiti membantu perusahaan dalam mencari cara terbaik dalam menentukan jenis dan jumlah kendaraan angkut yang efektif dan efisien dengan biaya pengiriman yang ekonomik. Untuk mencari rute angkut dan jarak daerah distribusi terpendek dilakukan dengan menggunakan Metode Shortest Route. Dengan jarak dan rute terpendek, dapat menghemat konsumsi bahan bakar. Untuk mengetahui jumlah dan jenis kendaraan angkut yang efektif dan efisien, maka dilakukan estimasi jumlah pengiriman produk yang akan terjadi berdasarkan data pengiriman produk yang berfluktuasi selama dua tahun sebelumnya. Fluktuasi permintaan disebabkan adanya perbedaan musim hujan dan panas. Dimana pada musim hujan, permintaan menurun, tetapi pada musim panas, permintaan meningkat yang disebabkan cuaca panas sehingga orang banyak membutuhkan air minum, serta banyaknya kegiatan sosial dan hajatan. Oleh karena itu fluktuasi permintaan produk juga harus diperhitungkan agar jumlah dan jenis kendaraan angkut yang digunakan efektif dan efisien. Dengan menggunakan metode Shortest Route dari gudang ke setiap distributor, hasil evaluasi biaya pengiriman antara perhitungan perusahaan dengan usulan peneliti adalah terdapat penghematan biaya pengiriman untuk satu truk besar yaitu sebesar Rp 331.520 sedangkan satu truk kecil sebesar Rp 285.322 untuk pengangkutan ke lima distributor. Dengan menggunakan biaya pengiriman dari hasil perhitungan usulan, jurnlah dan jenis kendaraan angkut yang efektif dan efisien untuk setiap pengangkutan penghematan yang terjadi adalah bila terjadi pengiriman low season Rp 1.910.229 per minggu sebesar 8.05% dan bila terjadi pengiriman rata-rata Rp 703.629 per minggu sebesar 2.77'%

75(2005) Identifikasi Variabel - variabel Bauran Pemasaran Jasa yang Berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen Melina Hermawan, ST., MT Christina, ST., MT Yanuar Afiyanto Kota Bandung sebagai ibukota Jawa Barat yang letaknya berdekatan dengan ibukota negara, membuat banyak orang yang mengunjungi kota ini. Selain menjadi kota tujuan wisata, kota Bandung juga merupakan kota tujuan bisnis utama di Jawa Barat. Hal ini menyebabkan perkembangan bidang perhotelan di kota Bandung tumbuh dengan cepat dan menimbulkan persaingan yang sangat ketat diantara hotel-hotel yang ada. Salah satu dampak dari persaingan tersebut adalah penurunan tingkat hunian hotel seperti yang dialami oleh Savoy Homann Bidakara Hotel. Tahun 2002 tingkat hunian sebesar 74% kemudian tahun 2003 turun menjadi 70% dan tahun 2004 turun lagi menjadi 67%. Penurunan ini disebabkan juga oleh ketidakpuasan konsumen. Oleh sebab itu Savoy Homann Bidakara Hotel dituntut untuk dapat lebih memuaskan konsumennya. Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen diperlukan bauran pemasaran jasa yang tepat diarahkan kepada kebutuhan dan keinginan konsumen agar konsumen merasa puas sehingga pada akhirnya dapat terwujud loyalitas konsumen. Untuk itulah dilakukan suatu penelitian untuk mengidentifikasikan variabel-variabel bauran pemasaran yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, dengan tujuan mengetahui variabelvariabel bauran pemasaran yang berpengaruh dan upaya-upaya yang perlu dilakukan Savoy Homann Bidakara Hotel untuk meningkatkan loyalitas konsumennya. Penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner (2000) yang terdiri dari tujuh unsur, yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Physical evidence dan Process. Penulis juga menggunakan teori yang dikemukakan oleh Griffin (2002) mengenai karakteristik konsumen yang loyal yaitu melakukan pembelian secara teratur, menolak produk lain, tidak mudah terpengaruh oleh pemasaran produk lain yang sejenis dan menciptakan prospek. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada tamu yang telah menginap sebagai responden dengan menggunakan simple random sampling. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 10.0 yang terdiri dari uji validitas, reliabilitas dan multi regresi linier. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa pengaruh bauran pemasaran jasa yang dilakukan Savoy Homann Bidakara Hotel terhadap loyalitas konsumennya adalah signifikan, dimana variabel yang berpengaruh positif yaitu lokasi yang strategis dan kelengkapan fasilitas sarana hotel. Sedangkan variabel yang berpengaruh negatif yaitu penataan eksterior hotel dan kecepatan pelayanan.

76(2005) Perancangan Kursi Kuliah Ergonomis yang Memberikan Kenyamanan dari Segi Konsumsi Energi (Studi Kasus di Universitas Kristen Maranatha) Wawan Yudiantyo, ST., MT Indra Syarief Susy Susylawati Keluhan terbanyak dari mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai kursi kuliah yang digunakan saat ini adalah kurang memberikan kenyamanan. Hal ini dikarenakan mahasiswa sering mengeluhkan sakit atau pegal pada pantat, pinggang dan punggung selama menggunakan kursi kuliah tersebut. Untuk lebih mengetahui pendapat mahasiswa mengenai kursi kuliah yang digunakan saat ini di Universitas Kristen Maranatha, maka dibuat kuesioner penelitian Berdasarkan hasil kuesioner penelitian, 74% responden tidak merasa nyaman menggunakan kursi kuliah saat ini. Bagian-bagian dari kursi kuliah yang ingin diperbaiki adalah sandaran tangan, sandaran punggung, ukuran meja, ketinggian kursi, ukuran alas duduk dan tinggi alas duduk dari lantai. Sebagian besar responden juga mengeluhkan sakit atau pegal pada pantat, pinggang dan punggung. Untuk mengurangi keluhankeluhan itu, responden menginginkan perbaikan pada kursi kuliah yang digunakan saat ini. Empat puluh responden menginginkan perbaikan pada sudut kemiringan sandaran kursi. Oleh sebab itu, dilakukan pengujian terhadap sudut kemiringan sandaran kursi dengan melakukan pengukuran denyut jantung. Pengujian sudut kemiringan sandaran kursi ini menggunakan 6 (enam) macam sudut kemiringan, yaitu 90, 95, 100, I05, 1100 dan 115. Enam macam sudut kemiringan ini diperoleh dari hasil pengukuran kemiringan kontur 30 mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha. Pengujian sudut kemiringan sandaran kursi ini dilakukan oleh 30 responden yang dipilih secara acak. Dari hasil pengukuran denyut jantung, dapat dihitung konsumsi energi yang dikeluarkan selama menggunakan kursi kuliah tersebut. Berdasarkan pengujian sudut kemiringan sandaran kursi, dapat diketahui bahwa sudut kemiringan sandaran kursi yang paling baik adalah sebesar 105. Hal ini dikarenakan pada sudut kemiringan sebesar 105 memberikan konsumsi energi yang lebih kecil dari sudut kemiringan yang lain. 53.33,% responden menyatakan bahwa sudut kemiringan sandaran kursi sebesar 105 lebih nyaman daripada sudut kemiringan lainnya. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengukuran konsumsi energi, dimana sudut kemiringan sandaran kursi sebesar 105 menghasilkan konsumsi energi yang paling sedikit. Perancangan kursi kuliah usulan dilakukan berdasarkan hasil kuesioner penelitian, hasil pengujian data anthropometri dan data kontur serta hasil perhitungan konsumsi energi. Dan data-data tersebut dapat diperoleh ukuran kursi kuliah yang baru yang lebih ergonomis dan dapat meminimasi konsumsi energi. Pada rancangan kursi kuliah usulan ini juga ditambahkan bantalan busa pada alas duduk dan sandaran punggung serta rak penyimpanan tas pada bagian samping kiri dari kursi kuliah. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat duduk dengan nyaman akan berkonsentrasi selama menggunakan kursi kuliah usulan ini, tanpa terganggu dengan kelelahan dan rasa sakit yang dialami pada saat duduk, sehingga prestasi belajar yang diperoleh mahasiswa juga akan lebih maksimal.

77(2005) Analisis dan Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dan Lingkungan Fisik yang Lebih Ergonomis (Studi Kasus di SMU X Bandung) Ie Vie Mie, ST., MT Shelly Lydiana Dewasa ini penguasaan bahasa asing sudah merupakan suatu keharusan di dunia kerja dan dunia bisnis. Sejak di bangku sekolah, generasi muda sudah diperkenalkan, diajarkan dan dibekali dengan keahlian bahasa selain bahasa nasional kita, Bahasa Indonesia. Di SMU X Bandung, salah satu fasilitas yang mendukung program tersebut adalah Laboratorium Bahasa dimana di tempat ini siswa dapat memperdalam penguasaan bahasa asing melalui tahap listening dan speaking. Laboratorium Bahasa dirancang dan ditata sedemikian rupa bertujuan untuk memberikan kondisi belajar mengajar yang efektif, efisien, aman dan nyaman. Namun hingga saat ini masih terdapat beberapa kendala sehingga penggunaan fasilitas Laboratorium Bahasa masih dirasakan kurang optimal. Melalui penelitian pendahuluan yang dilakukan, diperoleh masukan bahwa terdapat masalah di Laboratorium Bahasa, antara lain area meja tulis yang kurang luas, siswa yang duduk di kursi belakang sulit melihat ke papan tulis, ketidaknyamanan siswa saat duduk karena rasa pegal, penempatan kursi dan meja yang kurang luas sehingga mengurangi kenyamanan dalam laboratorium. Pengolahan data yang dilakukan adalah pengujian anova, pengujian kenormalan data, pengujian keseragaman data, pengujian kecukupan data serta perhitungan persentil data anthropometri siswa. Kemudian dilakukan analisis terhadap lingkungan fisik, fasilitas fisik, da perbandingan hasil pengolahan data dengan dimensi fasilitas aktual. Hasil pengolahan dan analisis menunjukkan bahwa seluruh fasilitas yang digunakan kecuali lemari tape dan meja guru memiliki bagian yang tidak ergonomis. Kursi yang dipergunakan memiliki ketinggian alas yang terlalu tinggi, meja memiliki luas alas dan sekat yang terlalu kecil, tidak ada sandaran kaki pada kursi maupun meja, dan lemari berkas yang sudah usang dan tidak ergonomis. Selain itu tata letak papan tulis kurang tepat menyebabkan siswa yang duduk di belakang tidak dapat melihat ke papan tulis. Pengaturan tata letak Laboratorium yang kurang tepat serta lebar gang yang sempit menyulitkan siswa keluar masuk dari tempat duduk. Dari segi lingkungan, terdapat masalah kurangnya pencahayaan di dalam ruangan laboratorium Bahasa, selain itu masalah bau-bauan yang ditimbulkan alas kaki siswa.

78(2005) Usulan Penjadwalan Shift Kerja dengan Algorithms With Phase Delay Feature bagi Satpam di Universitas Kristen Maranatha Santoso, ST., MT Ir. Kartika Suhada, MT Moonty Chandra Shift kerja biasanya ada dalam operasi manufaktur dan jasa, tetapi shift kerja memberikan banyak dampak negatif pada diri pekerja, seperti gangguan tidur, kesehatan, motivasi, dan hubungan sosial yang berakibat pada menurunnya performansi kerja pekerja tersebut. Hung mengusulkan perubahan shift sebaiknya dilakukan searah jarum jam (forward direction) yang kemudian disebut Phase Delay Schedule, dengan skenario 5 hari kerja dan 3-4 hari kerja. Sebagai contoh untuk sistem 3 shift per hari, maka perubahan shift adalah dari shift pagi ke shift siang, dari shift siang ke shift malam, atau dari shift malam ke shift pagi. Barton dan Folkard (1993) mempelajari 261 orang pekerja dari beberapa industri yang berbeda menemukan bahwa Phase Delay Schedule lebih memuaskan pekerja dan menimbulkan masalah kesehatan, tidur, sosial, yang lebih sedikit dibanding Phase Advance Schedule (penjadwalan yang pergantian shiftnya dilakukan dalam arah berlawanan arah jarum jam/backward direction). Dari hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan, efek negatif shift kerja seperti masalah kesehatan juga terjadi pada satuan pengamanan (satpam) di Universitas Kristen Maranatha (UKM), Bandung. Oleh karena itu peneliti mengusulkan penerapan penjadwalan shift kerja dengan Algorithms With Phase Delay Feature bagi satpam di Universitas Kristen Maranatha. Usulan penjadwalan ini menghasilkan suatu jadwal yang memberikan hari libur yang berurutan yang memberikan kepuasan kerja, beban kerja (jumlah shift pagi dan malam) yang lebih merata untuk setiap orang satpam. Semua ini akan memberikan pemerataan pendapatan bagi semua pekerja yang peningkatan pendapatannya kira-kira adalah 18 shift kerja/tahun yang bila dihitung dalam jumlah penambahan gaji adalah kurang lebih Rp. 540.000,00/tahun. Selain itu penjadwalan ini memberikan penghematan biaya operasional yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 2.400.000,00/tahun dibandingkan dengan jadwal yang ada dahulu karena tejadi pengoptimalan jumlah tenaga kerja yang dipakai sehingga jumlah tenaga kerja yang dipakai lebih sedikit.

82(2005) Usulan Pengembangan Tas Wanita Remaja Merk Flashy Ditinjau dari Faktor Product, Price, Promotion dan Place dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Christina, ST., MT Pitra Jaya Perkembangan industri sudah semakin berkembang termasuk industri produk tas, sehingga menyebabkan persaingan yang ketat diantara perusahaan produk tas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk tas dilihat dari faktor 4P yaitu Product, Price, Promotion, dan Place, selain itu juga untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap produk tas Flashy dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Exsport. Pengolahan data yang digunakan adalah metode Quality Function Deployment (QFD). Melalui metode tersebut, dilakukan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner sehingga diperoleh data-data untuk matriks-matriks yang digunakan untuk pengembangan produk tas. Metode QFD terdiri dari 4 tahap, yaitu Product Planning Matrix, Design Planning Matrix, Process Planning Matrix dan Production Planning Matrix. Ketiga tahap tersebut memiliki hubungan antara satu sama lain. Pada tahap product planning matrix, customer needs diterjemahkan menjadi technical response, pada tahap design planning matrix, technical response diterjemahkan menjadi design characteristics, pada tahap process planning matrix, design characteristics diterjemahkan menjadi process characteristics dan pada tahap Production Planning Matrix, Process Characteristics diterjemahkan menjadi Production Characteristics. Melalui penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk tas adalah antara lain tas yang memiliki ritsleting, tas yang memiliki tali selempang, tas yang memiliki penutup, jahitan tas yang rapi, jahitan tas yang kuat, bahan tas tidak mudah rusak, harga yang sesuai dengan kualitas tas, adanya bandrol harga pada tas, adanya discount pada waktu-waktu tertentu, adanya program hadiah langsung pada waktu tertentu, pramuniaga yang cekatan dalam melayani, pramuniaga yang ramah, pramuniaga yang sopan, tersedianya counter di berbagai kota, lokasi di tempat yang strategis, tersedia lapangan parkir yang luas. Kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk tas Flashy yang lebih unggul apabila dibandingkan dengan produk tas Exsport adalah jahitan tas yang rapi, model tas yang selalu mengikuti trend, memiliki kemasan yang menarik, memiliki kantong belanja yang menarik, pramuniaga yang sopan, adanya program hadiah langsung pada waktu tertentu, produk yang selalu tersedia pada saat akan dibeli, penyusunan tas yang rapi dan menarik dan showroom yang dirancang menarik. Technical response yang didapatkan adalah antara lain tingkat penggunaan benang, tingkat ketepatan tebal bahan tas, tingkat kekuatan benang, tingkat kekuatan jarum jahit, tingkat ketelitian penjahit, tingkat ketepatan pemberian harga. Design characteristics yang didapatkan adalah antara lain jenis benang, jenis bahan tas, nomor gigi zipper, jenis zipper, jenis jarum jahit, persentase pemberian harga sedangkan process characteristics yang didapatkan adalah antara lain pengendalian kualitas zipper, pengukuran nomor zipper, perancangan zipper yang mudah dibuka,

pengendalian kualitas benang, pengendalian kualitas jarum jahit, perhitungan harga bahan baku ditambah laba.

83(2007) Perancangan Keran Cuci Tangan yang Ergonomis Ir. Christina Wirawan, MT. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah makan. Pada beberapa daerah, di Indonesia, makan menggunakan tangan tanpa sendok, garpu ataupun pisau merupakan kebiasaan Dengan kondisi seperti ini, biasanya pada saat akan mencuci tangan setelah makan, kondisi tangan sangatlah kotor. Hal ini menyebabkan pengguna keran harus menyentuh keran dengan tangan kotor saat membuka keran dan kemudian menutup lagi keran kotor setelah cuci tangan, tentulah hal ini tidak praktis dan nyaman. Keran air yang sekarang ini beredar di pasaran pada dasarnya menggunakan 3 konsep, yaitu diputar, ditekan dan didorong. Untuk keran-keran tersebut, semuanya diperlukan tangan untuk membuka keran, sehingga pada saat setelah mencuci tangan, saat menutup keran, tangan akan terkena kotor lagi dari keran. Karena masalah ini, seringkali, terutama di tempat umum pengguna malas untuk menutup keran dengan benar, sehingga seringkali keran tidak ditutup dengan benar sehingga menyebabkan borosnya air. Untuk perancangan keran yang lebih nyaman dan praktis ini, digunakan alat bantu metode Quality Function Deployment untuk membantu menterjemahkan suara konsumen menjadi target spesifikasi keran yang menjadi dasar perancangan alternatif konsep keran. Konsep alternatif keran yang dikembangkan adalah keran dioperasikan dengan siku, keran dioperasikan dengan pedal kaki, keran dioperasikan dengan sensor dan keran dioperasikan dengan tuas kaki. Konsep kemudian disaring dengan menggunakan matriks penyaringan berdasarkan kriteria yang diinginkan konsumen dan pada tahap ini konsep keran dengan ...... gugur. Konsep kemudian dinilai dengan konsep scoring untuk memilih 1 konsep yang akan dikembangkan lebih lanjut. Melalui tahap ini, didapat konsep keran dioperasikan dengan pedal kaki yang terpilih untuk dikembangkan. Konsep yang akan dicoba dirancang di sini adalah konsep yang cukup sederhana, yaitu membuka dan mematikan keran dengan pedal kaki. Jadi bila pedal diinjak, keran akan terbuka dan air akan keluar dengan otomatis, sebaliknya bila pedal dilepas, keran akan tertutup dan air akan berhenti mengalir. Pedal akan dihubungkan dengan tuas yang akan mengatur aliran air, sehingga dapat mengatur keluarnya air. Dalam penelitian ini akan dirancang alat ini, mulai dari pedal sampai keran dengan menggunakan prinsip-prinsip ergonomi, sehingga alat ini dapat dipakai dengan mudah, praktis dan nyaman, juga tidak terlalu mahal dan perawatan mudah. Kata kunci : voice of customer, technical response, kualitas, ergonomis

84(2007) Pengembangan Algoritma Pendjadwalan Dinamis untuk Meminimasi Jumlah Pesanan yang Terlambat pada Perusahaan Manufaktur Ir.Kartika S., MT. Vivi Arishandy, ST., MT. Xystus Yustyadi Waiz Penjadwalan merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam upaya memenuhi pesanan yang diterima dari konsumen dengan tepat waktu. Dalam realisasi jadwal yang telah dibuat seringkali terjadi gangguan-gangguan yang dapat menyebabkan keterlambatan penyelesaian beberapa pesanan tersebut. Gangguan-gangguan itu dapat berupa masuknya satu atau beberapa pesanan baru yang harus segera dikerjakan, rusaknya satu atau beberapa mesin yang menyebabkan terhentinya kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Keterlambatan tersebut dapat menimbulkan denda yang harus ditanggung oleh perusahaan serta berkurang atau bahkan hilangnya kredibilitas perusahaan di mata konsumen. Hal tersebut dapat menyebabkan beralihnya konsumen ke perusahaan pesaing. Oleh karena itu diperlukan suatu algoritma penjadwalan dinamis dalam upaya meminimasi jumlah pesanan yang terlambat. Dalam penelitian ini, algoritma penjadwalan dinamis yang dikembangkan terdiri dari dua buah algoritma, yaitu algoritma penjadwalan dan algoritma penjadwalan ulang usulan. Untuk mengukur keefektivan algoritma yang dikembangkan, algoritma tersebut diujicobakan pada kasus penjadwalan di PT X. PT X ini bergerak dalam bidang pembuatan kulit imitasi. Data pesanan yang digunakan sebanyak 204 buah pesanan yang merupakan data pesanan dalam satu bulan, dimana 7 buah pesanan tersebut merupakan pesanan sisipan. Mesin mengalami kerusakan selama 5 hari. Periode penjadwalan yang dilakukan sesuai dengan yang berjalan saat ini, yaitu periode mingguan. Penjadwalan yang diterapkan perusahaan menghasilkan keterlambatan penyelesaian pesanan sebanyak 64 buah, sedangkan penjadwalan dengan menggunakan algoritma penjadwalan dinamis usulan menghasilkan keterlambatan 19 buah pesanan. Jadi, terjadi pengurangan jumlah pesanan yang terlambat sebanyak 45 buah pesanan atau 70,31%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa algoritma penjadwalan dinamis yang dibuat cukup baik. Untuk mempercepat proses perhitungan, peneliti memberikan saran agar algoritma yang dirancang dapat dibuat program softwarenya.

85(2007) Perancangan Troley Bermesin untuk Penggunaan di Hypermarket Ir. Christina Wirawan, MT., Ie Vie Mie, ST., MT., Budi Antono, ST. Saat ini persaingan dalam dunia usaha begitu ketat. Hal ini menyebabkan setiap unit usaha berusaha untuk menciptakan sesuatu inovasi yang unik untuk menarik dan memuaskan konsumen. Salah satu unit usaha yang bersaing ketat di kota Bandung pada saat ini adalah supermarket dan hypermarket. Umumnya mereka bersaing dalam hal harga, pemberian discount atau hadiah dan kelengkapan produk yang dijual, serta memberikan kondisi toko yang nyaman. Dalam menghadapi persaingan ini, maka akan dirancang suatu keunikan yang diharapkan dapat membuat daya tarik tersendiri sehingga meningkatkan daya saing, yaitu perancangan trolley bermesin. Trolley ini ditujukan untuk orang-orang lanjut usia atau orang dengan cacat kaki (sementara ataupun permanen) yang memiliki keterbatasan untuk berjalan dalam jangka waktu lama atau jauh, agar mereka dapat berbelanja dan menikmati wisata belanja, terutama di hypermarket walaupun memiliki keterbatasan. Metoda yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode QFD dan juga mengikuti langkah-langkah yang dicetuskan oleh Karl T. Ulrich dan Steven Eppinger. Data awal didapat dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen dengan kriteria usia lanjut atau cacat kaki di beberapa hypermarket yang ada di Bandung, untuk mengetahui keinginan dan penilaian konsumen terhadap trolley di hypermarket, juga untuk mencari dan memilih konsep serta alternatif rancangan trolley. Dari hasil penyebaran kuesioner di dapat bahwa konsumen sangat setuju dengan adanya trolley bermesin dan memberikan beberapa masukan. Hal-hal yang menurut konsumen menjadi prioritas utama dalam rancangan trolley bermesin adalah kemudahan menjangkau pedal gas, kedalaman rem, keluasan trolley, adanya kerancang kecil. Trolley akan dirancang sebanyak 3 alternatif, yaitu rancangan pertama, yaitu trolley bermesin dengan keranjang berada di depan pengguna dan ukuran keranjang dirancang ulang, rancangan kedua yaitu kursi pengendara dan mesin terpisah dengan keranjang, dimana keranjang yang dipakai adalah trolley yang sekarang ada dengan posisi keranjang bisa di depan atau di belakang pengendara, rancangan ketiga yaitu gabungan dari rancangan kesatu dan kedua, yaitu menggunakan kursi dan mesin terpisah dari keranjang tetapi keranjang yang digunakan adalah dengan ukuran yang dirancang pada alternatif 1. Dari hasil concept scoring, didapat bahwa alternatif yang ke-3 adalah yang terbaik. Hasil perancangan yang terbaik adalah trolley bermesin ini memiliki volume keranjang lebih besar, sehingga dapat membawa barang lebih banyak. Trolley dijalankan dengan menggunakan pedal gas. Pengendalian trolley menggunakan stir. Trolley memiliki sistem rem kaki. Trolley juga memiliki kursi sehingga konsumen tidak mudah lelah. Kata kunci : strategi bersaing, ergonomis, perancangan

87(2007) Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian Kinerja untuk Jabatan Tenaga Administrsi di Perguruan Tinggi (Studi Kasus di Universitas Kristen Maranatha, Bandung) Vivi Arisandhy, ST., MT. Melina Hermawan, ST., MT. Yullyanti Ivonne Widjaya Perguruan tinggi merupakan salah satu tingkatan penting dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan perguruan tinggi berperan penting untuk menghasilkan orangorang yang berkualitas yang dapat berguna bagi dunia kerja pada umumnya. Banyak faktor yang mendukung jalannya suatu perguruan tinggi dengan baik, diantaranya adalah pengelolaan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia adalah dengan melakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang efektif akan memberikan manfaat bagi pegawai dan perusahaan. Manfaat bagi pegawai adalah dapat mengetahui kinerja yang telah dicapai serta mengetahui kelemahan dan kelebihan diri yang berguna untuk pengembangan diri selanjutnya. Manfaat bagi perusahaan adalah untuk mengetahui seberapa besar usaha pegawai melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi serta dapat digunakan untuk perbaikan kinerja pegawai secara terus menerus. Dalam penelitian ini akan dilakukan identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap standar penilaian kinerja Tenaga Administrasi (TA) di perguruan tinggi. Faktor-faktor tersebut kemudian akan digunakan untuk merancang perangkat penilaian kinerja bagi TA. Data-data yang diperlukan adalah struktur organisasi perguruan tinggi serta tugas, tanggung jawab dan wewenang (Job Description) TA. Dalam penelitian ini, data-data yang digunakan akan diambil dari Universitas Kristen Maranatha. Dalam penelitian ini, perancangan perangkat penilaian kinerja akan berbasiskan kompetensi. Tahapan dalam melakukan perancangan formulir penilaian kinerja yaitu analisis jabatan dengan cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara kepada pemegang jabatan dan atasan langsung dari pemegang jabatan, menyusun ulang tugas, tanggung jawab dan wewenang dari TA, menentukan tingkat kepentingan faktor dan subfaktor kompetensi (menggunakan metode Cut-Off Point) dengan cara menyebarkan kuesioner kepada atasan langsung dari pemegang jabatan, penentuan struktur hierarki, pembobotan faktor dan subfaktor kompetensi (menggunakan metode Analytical Hierarchy Process) dengan cara menyebarkan kuesioner kepada atasan langsung dari pemegang jabatan, menghitung batasbatas Total Nilai Penilaian Kinerja (TNPK) dan menyusun perangkat penilaian kinerja. Hasil yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan adalah susunan tugas, tanggung jawab dan wewenang (Job Description) untuk TA dan usulan Formulir

Penilaian Kinerja untuk TA. Susunan tugas, tanggung jawab dan wewenang (Job Description) dapat dilihat pada Sub Bab 3.2.2, sedangkan.usulan Formulir Penilaian Kinerja untuk TA dapat dilihat pada Sub Bab 4.8. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya dilakukan pengumpulan data tingkat kepentingan dan bobot kepentingan faktor dan subfaktor kompetensi di untuk tenaga administrasi perguruan tinggi lainnya, mengikutsertakan faktor-faktor kompetensi yang dapat dinilai oleh mahasiswa (konsumen), dibuat suatu standar penanganan berdasarkan hasil penilaian kinerja (contoh pemberian reward dan punishment), apabila organisasi mengalami penambahan personel dalam satu unit kerja maka perlu dilakukan perhitungan jumlah sampel pengisi dari Formulir Penilaian Kinerja dan metode BARS (Behaviorally Anchored Rating Scale) digunakan dalam penentuan skala rating.

88(2007) Analisis Kebutuhan dan Penataan Lahan Parkir di UK Maranatha Ir. Kartika Suhada, MT., Victor Suhandi, ST., MT. Perkembangan program studi yang ada di Universitas Kristen Maranatha mendorongmakin banyaknya populasi mahasiswa, dosen dan karyawan yang melakukan kegiatan didalamnya. Hali ini mendorong makin besarnya kebutuhan akan sarana lahan parkir untuk saat ini (tahun akademik 2006/2007) dan saat mendatang (2014/2015). Dengan memperhitungkan dengan ketersediaan lahan parkir yang ada saat ini, maka dapat dibuat perencanaan penyediaan dan penataan lahan parkir sehingga orang dapat memarkirkan kendaraannya dengan nyaman dan aman. Penelitian yang kami lakukan adalah menguji kesamaan rat-rata laju kedatangan antar hari, ternyat terdapat kelompok hari yang berbeda yaitu Senin Selasa Kamis, Jumat dan Sabtu. Selanjutnya kami menguji kesamaan rata-rata laju kedatangan antar jam, dimana hasilnya menunjukan bahwa laju kedatangan kendaraan pada pagi hari lebih besar dibandingkan dengan siang hari. Pengujian distribusi rata-rata laju kedatangan dan lama parkir menghasilkan beragam distribusi statistik yang menunjukan perilaku kendaraan dalam sistem perparkiran. Estimasi jumlah pengguna lahan parkir dimasa mendatang menggunakan data jumlah mahasisa aktif. Hasilnya terdapa trend yang meningkat. Akhirnya kami membuat model simulasi komputer untuk mengetahui kebutuhan lahan parkir saat ini dan masa mendatang. Tingkat kecukupan lahan parkir mobil mahasiswa saat ini untuk kondisi normal sebesar 94.37%, sedangkan dalam kondisi darurat sebesar 115.54%. Tikat kecukupan lahan parkir mobil dosen, karyawan dan tamu saat ini untuk kondisi normal sebesar 68.78%, sedangkan dalam kondisi darurat sebesar 83.41%. tingkat kecukupan lahan parkir motor mahasiswa saat ini sebesar 92.7%. tingkat kecukupan lahan parkir motor dosen, karyawan dan tamu saat ini sebesar 82.17%. Kekurangan lahan parkir saat ini untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang sebanyak 202 mobil mahasiswa dalam kondisi normal dan 108 mobil dalam kondisi darurat. Sedangkan untuk mobil dosen, karyawan dan tamu sebesar 149 mobil dalam kondisi normal dan 119 mobil dalam kondisi darurat. Lahan parkir motor mahasiswa kurang sebesar 351 motor , sedangkan untuk motor dosen karyawan dan tamu sebesara 121 motor. Usulan yang dikemukakan untuk mengatasi kekurangan lahan parkir saat ini ada 4 alternatif. Selain itu kami mengusulkan penataan peruntukan lahan parkir yang ada saat ini dan upaya-upaya untuk menngkatkan keamanan parkir kendaraan.

89(2007) Analisis Pemanfaatan Ruang Perkuliahan di UK Maranatha Ir. Kartika Suhada, MT., Vivi Arishandy, ST., MT., Victor Suhandi, ST., MT. Penambahan program studi baru merupakan upaya yang dapat dilakukan Universitas Kristen Maranatha untuk meningkatkan daya saing dengan perguruan tinggi lainnya. Untuk itu, pihak universitas harus menyediakan bagi program studi baru tersebut. Akan tetapi, sebelum membuat ruangan baru, perlu dilakukan pengukuran utilisasi ruangan yang ada saat ini dan upaya peningkatan utilisasi ruangan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ternyata tingkat utilisasi rata-rata ruangan perkuliahan untuk program studi non magister sebesar 36.68% untuk semester ganjil 2006/2007 dan untuk semester Genap 2006/2007 sebesar 35.52%. untuk itu, diusulkan penjadwalan penggunaan ruangan, dimana tidak dilakukan perubahan jadwal perkuliahan yang sudah berlangsung saat ini. Yang dilakukan adalah memadatkan jadwal penggunaan ruangan sehingga menghasilkan penghematan jumlah ruangan yang dibutuhkan dan akhirnya juga meningkatkan utilisasi rat-rat ruangan secara keseluruhan. Berdasarkan perhitungan, utilisasi ruanga dapat ditingkatkan menjadi 44.88% untuk semester Ganjil 2006/2007 dan untuk semester Genap 2006/2007 menjadi sebesar 42.17%. Pengehematan ruangan yang diperoleh adalah sebanyak 19 ruangan. Dengan pertimbangan bahwa satu program studi membutuhkan 4 5 ruangan, maka penghematan ruangan yang diperoleh dapat digunakan untuk kegiatan perkuliahan 4 program studi yang baru. Saat ini, untuk kegiatan perkuliahan Program Magister disediakan 4 ruangan, dimana utilisasi rata-rata/jam untuk rentang waktu pk. 07.00 22.00 dibawah 30 %. Tingkat utilisasi tersebut sangat rendah dikarenakan kegiatan perkuliahan umum diselenggarakan pada rentang waktu pk. 17.00 21.00. menimbang bahwa seluruh ruangan telah digunakan untuk kegiatan perkuliahan pada rentang waktu tersebut, maka tidak dapat diupayakan pengurangan jumlah ruangan. Pemanfaatan ruangan setelah pk. 16.00 dan pada hari sabtu perlu digalakan karena utilisasinya masih rendah. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan ruangan tersebut untuk kegiatan seminar, kemahasiswaaan, kelas malam dan kelas karyawan.

90(2007) Usulan Bauran Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Mahasiswa Baru UK Maranatha (Studi Kasus : SMA di Kota Bandung) Yulianti, ST., MT. Jimmy Gozaly, ST., MT Universitas Kristen Maranatha (UKM) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Bandung yang menjadi pilihan para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk melanjutkan studi. Sejak berdiri tahun 1965, UKM mengalami banyak sekali perkembangan yang positif, namun banyaknya alternatif perguruan tinggi yang tersedia saat ini menyebabkan para siswa SMA semakin selektif dalam memilih perguruan tinggi. Pada beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan jumlah siswa SMA yang mengikuti Ujian Saringan Masuk (USM) pada semua program studi di UKM. Hal tersebut mengakibatkan tidak terpenuhinya target jumlah penerimaan mahasiswa baru di beberapa program studi yang terdapat di UKM. UKM telah memperluas jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan), melakukan promosi di berbagai media, membuka beberapa program studi baru, serta melakukan promosi dan USM yang diselenggarakan di luar kota Bandung, namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mengantisipasi penurunan tersebut, diperlukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan oleh para siswa SMA dalam memilih perguruan tinggi, ketersediaan faktor tersebut di UKM, efektivitas promosi yang telah dilakukan UKM, tingkat kepuasan siswa SMA terhadap promosi yang telah dilakukan UKM dan pengaruhnya terhadap minat untuk memilih UKM. Variabel penelitian yang digunakan adalah dari konsep bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence). Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Non Probability sampling dengan metode sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan kuesioner. Kuesioner penelitian disebarkan kepada seluruh siswa SMA yang mengikuti USM Penerimaan Mahasiswa Baru UKM 2008/2009 hingga tanggal 27 Januari 2008, namun kuesioner yang diproses lebih lanjut adalah kuesioner yang diisi oleh responden yang berasal dari kota Bandung. Metode pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan dengan menggunakan analisis cluster dan analisis regresi linear berganda. Dari hasil pengolahan data dan analisis, diketahui bahwa faktor yang dipentingkan oleh siswa SMA dari Bandung adalah status akreditasi dari jurusan, kerjasama dengan perusahaan dan industri, tersedia beasiswa bagi siswa-siswa berprestasi, dll. Hampir 50% siswa SMA kota Bandung tidak mengetahui aktivitas promosi yang telah dilakukan, namun bagi mereka yang mengetahui promosi yang dilakukan, hampir seluruhnya menyatakan puas dan merasa tertarik untuk melanjutkan studi di UKM. Yang mempengaruhi minat siswa SMA untuk memilih UKM adalah kejelasan informasi mengenai fakultas dan jurusan melalui koran dan radio, kejelasan mengenai fasilitas penunjang melalui televisi dan tim promosi, serta daya tarik promosi yang telah dilakukan melalui radio dan tim promosi. Usulan yang diberikan adalah memperbanyak beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu, menyediakan beasiswa prestasi, meningkatkan kesempatan pertukaran pelajar

keluar negeri, memperbesar lapangan parkir, memperlengkap fasilitas olahraga, penyediaan fasilitas alat tulis kantor, serta lebih mempublikasikan faktor paling dipentingkan dan berpengaruh terhadap minat siswa SMA. Kata kunci : bauran pemasaran, analisis cluster, analisis regresi linear berganda

91(2007) Usulan Bauran Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Mahasiswa Baru UK Maranatha (Studi Kasus : SMA di Wilayah Jawa, kecuali Kota Bandung) Yulianti, ST., MT., Ir. Rosemarie S. N., M.Si Universitas Kristen Maranatha (UKM) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di kota Bandung. Seiring berjalannya waktu, perkembangan UKM menunjukkan hasil yang menggembirakan, dengan semakin baiknya penyediaan sarana fisik dan jumlah mahasiswa dari berbagai daerah yang terus bertambah. Beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan jumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengikuti Ujian Saringan Masuk (USM) pada semua program studi, hal tersebut mengakibatkan tidak terpenuhinya target jumlah penerimaan mahasiswa baru di beberapa program studi yang terdapat di UKM. UKM telah memperluas jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan), melakukan promosi di berbagai media, membuka beberapa program studi baru, serta melakukan promosi dan USM yang diselenggarakan di luar kota Bandung, namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan oleh para siswa SMA dalam memilih perguruan tinggi, ketersediaan faktor tersebut di UKM, efektivitas promosi yang telah dilakukan UKM, tingkat kepuasan siswa SMA terhadap promosi yang telah dilakukan UKM dan pengaruhnya terhadap minat untuk memilih UKM. Variabel penelitian yang digunakan adalah dari konsep bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence). Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Non Probability sampling dengan metode sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan kuesioner. Kuesioner penelitian disebarkan kepada seluruh siswa SMA yang mengikuti USM Penerimaan Mahasiswa Baru UKM 2008/2009 hingga tanggal 27 Januari 2008, namun kuesioner yang diproses lebih lanjut adalah kuesioner yang diisi oleh responden yang berasal dari wilayah Jawa kecuali Bandung. Metode pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan dengan menggunakan analisis cluster dan analisis regresi linear berganda. Dari hasil pengolahan data dan analisis, diketahui bahwa faktor yang paling dipentingkan oleh siswa SMA adalah kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah. Tingkat efektivitas tim promosi dalam dengan tujuan mengenalkan UKM sebesar 46.59%, untuk menarik minat siswa SMA melanjutkan studi di UKM sebesar 96.90%. Yang mempengaruhi minat siswa SMA untuk memilih UKM adalah tingkat kepuasan terhadap daya tarik promosi yang telah dilakukan melalui televisi, kejelasan informasi mengenai fakultas/ jurusan dan biaya yang dikeluarkan oleh tim promosi. Usulan yang diberikan adalah menyediakan beasiswa prestasi, memperbanyak beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu, meningkatkan kesempatan pertukaran pelajar keluar negeri, memperbesar lapangan parkir, memperlengkap fasilitas olahraga, penyediaan fasilitas alat tulis kantor, serta lebih mempublikasikan faktor paling dipentingkan dan berpengaruh terhadap minat siswa SMA (MSCC, kualitas staf pengajar,

citra perguruan tinggi yang baik, kelengkapan fasilitas kuliah, kenyamanan ruang kuliah, kejelasan informasi mengenai program studi dan biaya yang ada di UKM). Kata kunci : bauran pemasaran, analisis cluster, analisis regresi linear berganda

92(2007) Usulan Bauran Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Mahasiswa Baru UK Maranatha. (Studi Kasus : SMA di Pulau Sumatera) Jimmy Gozaly, ST., MT Lembaga pendidikan merupakan salah satu sarana yang berperanserta dalam pembentukan sumber daya manusia yang potensial. Universitas Kristen Maranatha (UKM) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di kota Bandung. Seiring berjalannya waktu, perkembangan UKM menunjukkan hasil yang menggembirakan, dengan semakin baiknya penyediaan sarana fisik dan jumlah mahasiswa yang terus bertambah. Beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan jumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengikuti Ujian Saringan Masuk (USM) pada semua program studi, hal tersebut mengaikibatkan tidak terpenuhinya target penerimaan mahasiswa baru yang telah ditetapkan oleh Universitas. UKM telah memperluas jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan), melakukan promosi di berbagai media, membuka beberapa program studi baru, serta melakukan promosi dan USM yang diselenggarakan di luar kota Bandung, namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan oleh para siswa SMA dalam memilih perguruan tinggi, ketersediaan faktor tersebut di UKM, efektivitas promosi yang telah dilakukan UKM, tingkat kepuasan siswa SMA terhadap promosi yang telah dilakukan UKM dan pengaruhnya terhadap minat untuk memilih UKM. Variabel penelitian yang digunakan adalah dari konsep bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence). Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Non Probability sampling dengan metode sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan kuesioner. Kuesioner penelitian disebarkan kepada seluruh siswa SMA yang mengikuti USM Penerimaan Mahasiswa Baru UKM 2008/2009 hingga tanggal 27 Januari 2008, namun kuesioner yang diproses lebih lanjut adalah kuesioner yang diisi oleh responden yang berasal dari Sumatera. Metode pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan dengan menggunakan analisis cluster dan analisis regresi linear berganda. Dari hasil pengolahan data dan analisis, diketahui bahwa faktor yang paling dipentingkan oleh siswa SMA adalah kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah. Tingkat efektivitas tim promosi dalam dengan tujuan mengenalkan UKM sebesar 43.82%. Yang mempengaruhi minat siswa SMA untuk memilih UKM adalah kejelasan informasi mengenai fasilitas penunjang melalui televisi. Usulan yang diberikan adalah memperbanyak beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu, menyediakan beasiswa prestasi, meningkatkan kesempatan pertukaran pelajar keluar negeri, memperlengkap fasilitas olahraga, memperbesar lapangan parkir, penyediaan fasilitas alat tulis kantor, serta lebih mempublikasikan faktor paling dipentingkan dan berpengaruh terhadap minat siswa SMA (MSCC, kualitas staf pengajar, kenyamanan ruang kuliah, kelengkapan fasilitas kuliah, kelengkapan fasilitas komputer, kejelasan informasi mengenai fasilitas penunjang yang ada di UKM).

Kata kunci : bauran pemasaran, analisis cluster, analisis regresi linear berganda

93(2007) Usulan Bauran Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Mahasiswa Baru UK Maranatha (Studi Kasus : SMA Swasta di Wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali Ambon dan Papua) Rudijanto Muis, ST., MT Universitas Kristen Maranatha (UKM) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di kota Bandung dengan tujuh fakultas yang dikelola. Seiring berjalannya waktu, perkembangan UKM menunjukkan hasil yang menggembirakan, seperti dengan semakin baiknya penyediaan sarana fisik dan fasilitas perkuliahan. Permasalahan yang dihadapi Universitas Kristen Maranatha saat ini adalah terjadi penurunan jumlah siswa SMA yang mengikuti Ujian Saringan Masuk pada semua program studi, sehingga hal tersebut mengakibatkan tidak terpenuhinya target jumlah penerimaan mahasiswa baru di beberapa program studi yang terdapat di UKM. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan oleh para siswa-siswa SMA dalam memilih perguruan tinggi dan mengetahui efektivitas penyampaian informasi mengenai UKM yang telah dilakukan pada saat ini. Variabel penelitian yang digunakan adalah dari konsep bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence). Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Non Probability sampling dengan metode sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan kuesioner. Penyebaran kuesioner penelitian ditujukan kepada para siswa SMA yang berasal dari Kalimantan, Bali, Sulawesi, Ambon dan Papua yang akan mengikuti ujian saringan masuk yang diadakan UKM baik di Balikpapan maupun di UKM sendiri. Metode pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan dengan menggunakan analisis cluster dan analisis regresi linear berganda. Dari hasil pengolahan data dan analisis, diketahui bahwa faktor-faktor yang dipentingkan oleh para siswa SMA mengenai perguruan tinggi terbagi atas 2 kelompok prioritas, sedangkan untuk faktor keberhasilan tim promosi UKM dalam mempengaruhi keputusan siswa SMA untuk memilih UKM adalah karena kejelasan informasi mengenai biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh para siswa jika melanjutkan studi di UKM dengan % pengaruh sebesar 15,8%. Sedangkan untuk tingkat kepuasan terhadap promosi yang telah dilakukan oleh tim promosi baik memalui media elektronik maupun melalui pameran, kunjungan ke sekolah-sekolah, responden sudah merasa puas terhadap promosi yang telah dilakukan. Adapun usulan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan oleh pihak oleh UKM untuk meningkatkan dorongan minat masuk UKM adalah didasarkan pada bauran pemasaran yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence. Beberapa bentuk usulan yang disampaikan diantaranya adalah meningkatkan promosi melalui situs www.maranatha.edu dan menampilkan situs tersebut pada saat presentasi, menampilkan video klip mengenai UKM diawal presentasi, dan menyampaikan informasi mengenai beasiswa beserta prosedurnya. Kata kunci : bauran pemasaran, analisis cluster, analisis regresi linear berganda

94(2007) Usulan Perbaikan Kualitas Jasa Perguruan Tinggi dengan Menggunakan Metode Servqual Berdasarkan 4 Dimensi Student Santisfaction Inventory (Concern for the Individual, Campus Climate, Recruiment and Financial Aid Effectiveness, Registration Effectiveness) di Universitas Kristen Maranatha Rudijanto Muis, ST., MT Julastri
Universitas Kristen Maranatha (UKM) adalah salah satu salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka yang berlokasi di kota Bandung dengan 7 fakultas yang dikelola. Sehubungan dengan konsep care yang menjadi semboyan dari UKM dalam layanan pendidikannya ternyata saat ini masih belum tercapai sepenuhnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya indikasi ketidakpuasan mahasiswa terhadap pelayanan pendidikan yang diberikan UKM diantaranya adanya tanggapan mengenai kurangnya kepedulian dan kerja sama dari karyawan pada jurusan tertentu terhadap layanan kepada mahasiswa, materi perkuliahan yang kurang up to date, keamanan di dalam lingkungan kampus yang masih kurang baik, kurangnya layanan karir pasca sarjana dari universitas, dan kurangnya sarana pendukung perkuliahan serta sarana olahraga. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan dari semboyan UKM tersebut, maka UKM perlu untuk mempertimbangkan suatu penelitian mengenai pengukuran kualitas pelayanan yang diberikan UKM kepada mahasiswa secara periodik. Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu UKM dalam mengukur kualitas pelayanan saat ini dengan melihat kesenjangan yang terjadi didalamnya. Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat mengukur kepuasan mahasiswa UKM terhadap kualitas pelayanan UKM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SERVQUAL, yang dapat mengukur kesenjangan antara lain antara harapan dengan persepsi mahasiswa (Gap 5), harapan mahasiswa dengan persepsi manajemen (Gap 1), persepsi manajemen terhadap harapan mahasiswa dengan spesifikasi kualitas jasa (Gap 2) dan spesifikasi kualitas jasa dengan penyampaian jasa (Gap 3) beserta penyebab-penyebab gapnya. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui adanya perbedaan yang nyata atau tidak dari kesenjangan tersebut. Agar ruang lingkup penelitian dapat lebih terarah sesuai dengan bidang pendidikan, maka dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan berdasarkan 4 dimensi Student Satisfaction Inventory yaitu Concern for the individual, Campus climate, Recruitment and financial aid effectiveness, Registration effectiveness. Kuesioner penelitian dibagikan kepada 621 mahasiswa UKM, 23 manajemen UKM, 46 dosen tetap UKM dan 96 karyawan UKM. Teknik sampling yang digunakan pada pembagian kuesioner mahasiswa adalah gabungan antara teknik Proportionate Stratified Sampling dan Snowball Sampling, sedangkan untuk sampel manajemen digunakan teknik sampling Purposive. Dari hasil pengukuran diperoleh nilai rata-rata Total Servqual Quality (TSQ) untuk Gap 5 adalah -0,8475. Hal ini menunjukkan secara keseluruhan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak Universitas Kristen Maranatha kepada mahasiswa masih belum memuaskan. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan, menunjukkan bahwa mahasiswa UKM belum merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan UKM, ini terlihat dari kesenjangan pada Gap 5. Hal ini terjadi karena masih adanya kesenjangan yang terjadi pada Gap 1, Gap 2, dan Gap 3. Untuk itu dilakukan analisis penyebab ketidakpuasan tersebut untuk masingmasing kesenjangan yang ada. Untuk dapat mengurangi kesenjangan yang ada, diberikan beberapa usulan yang terbagi atas 2 kelompok yaitu usulan ke fakultas/jurusan/program studi dan usulan ke pihak manajemen UKM, dimana beberapa usulan tersebut adalah penetapan sasaran kualitas pelayanan mahasiswa

secara rinci, membuat deskripsi pekerjaan yang terstruktur dengan jelas, perbaikan dalam kualitas pengajaran melalui evaluasi kurikulum, dan fasilitas pendukung perkuliahan di UKM.

95(2007) Pengukuran Kepuasan Mahasiswa UK Maranatha dan Usaha untuk Meningkatkannya (untuk Variabel : Safety and Security, Service Excellent, Student Centeredness) Ir. Christina Wirawan, MT. Dalam kondisi yang terjadi di Indonesia pada saat ini, yaitu penurunan secara global jumlah lulusan SLTA yang masuk ke perguruan tinggi, maka Universitas Kristen Maranatha, sebagai salah satu perguruan tinggi swasta turut merasakan dampaknya, dengan menurunnya jumlah peminat, meskipun sudah dibuka beberapa program studi baru. Dengan demikian, UKM perlu mengadakan usaha-usaha agar jumlah peminatnya tidak terus turun, bahkan dapat meningkat kembali. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kepuasan mahasiswa, karena dengan kepuasan mahasiswa yang tinggi, akan meningkatkan citra UKM, dan pada akhirnya akan menarik minat calon mahasiswa.Untuk itu, dibutuhkan pengukuran untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa saat ini, kemudian mencari penyebab ketidakpuasan yang terjadi dan berusaha melakukan tindakan atau usaha untuk menghilangkan penyebab ketidakpuasan ini. Pengukuran performansi UKM juga perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat prestasi UKM karena salah satu rencana strategis UKM adalah keprimaan administrasi dan akademik. Pengukuran kepuasan mahasiswa dilakukan dengan metode servqual yang diperkenalkan oleh Zeithaml dan Parasuraman, yaitu dengan menghitung kesenjangan antara harapan mahasiswa dengan persepsi mahasiswa tentang layanan (Gap 5). Selanjutnya dicari penyebab dari terjadinya kepuasan tersebut, dengan menggunakan model konseptual kualitas jasa. Menurut model konseptual kualitas jasa, ada kemungkinan kepuasan terjadi karena manajemen tidak mengetahui apa yang diharapkan mahasiswa, penurunan standar/spesifikasi layanan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau apa yang disampaikan oleh petugas berbeda dengan standar/spesifikasi. Jadi dalam penelitian ini diteliti apakah ada hal-hal di atas yang terjadi, apa penyebabnya dan dirumuskan usaha untuk menanggulanginya. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa hampir pada tiap butir pernyataan yang ditanyakan menunjukkan bahwa mahasiswa tidak puas akan layanan UKM, sehingga kemudian dilakukan penelitian untuk mencarinya. Penyebab yang paling banyak terjadi adah Gap 2. Sehingga perlu bagi UKM untuk merancang sistem operation pelaksanaan berbagai layanan di UKM. Selanjutnya, di sini juga diteliti tentang kesamaan tingkat kepuasan antar fakultas dan antar jurusan dalam tiap fakultas. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya ada 2 butir pernyataan di mana tingkat kepuasan antar fakultas, yang lainnya menunjukkan bahwa kondisinya berbeda, dan untuk pengujian antar jurusan dalam fakultas menunjukkan bahwa Fakultas Teknik yang memiliki paling banyak perbedaan antar jurusan. Kata kunci : kualitas, servqual, kepuasan

96 (2007) Analisis dan Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Tinggi Universitas Kristen Maranatha (Studi Kasus Student Satisfaction Inventory Dimensi Academic Advising Effectiveness, Instruction Effectiveness, Campus Life, dan Campus Support Service) Ir. Hendra Kusuma, MT.
Penelitian ini dimaksudkan untuk uji coba pengukuran kualitas pelayanan UKM dengan metode SERVQUAL dan mengganti dimensi reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles dengan dimensi Student Satisfaction Inventory (SSI). Dimensi SSI yang dibahas ialah: Academic Advising Effectiveness, Instruction Effectiveness, Campus Life, Campus Support Service. Model Extended Service Quality dari Zeithaml et,al (1990) sebagai model konseptual. Model ini dipilih dengan alasan kelengkapan variabel penyebab Gap hingga identifikasi penyebab ketidakpuasan dilakukan dengan mudah. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UKM strata 1 yang telah menempuh 2 semester, pimpinan UKM yang berhubungan dengan ruang lingkup penelitian serta karyawan UKM. Metode sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel mahasiswa dan dosen adalah proportionate stratified dan snowball sampling. Jumlah sampel mahasiswa adalah 621 mahasiswa. Sampel pimpinan UKM sebanyak 21 orang. Sampel karyawan TAT adalah sebanyak 39 Sampel dosen adalah sebanyak 139 orang. Teknik sampling untuk populasi pimpinan UKM dan karyawan adalah sampling jenuh Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Skala kuesioner adalah skala interval. Instrumen yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari instrument SSI standar setelah dikurangi dengan pernyataan yang tidak sesuai dengan keadaan UKM, ditambah dengan pernyataan untuk memperjelas terjemahan dalam bahasa Inggris, serta modifikasi-modifikasi yang harus dilakukan untuk mencapai tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang layak. Pernyataan SSI yang digunakan berjumlah 28 pernyataan. Instrumen ini digunakan untuk mengukur ketidakpuasan mahasiswa, Gap 1, penyebab Gap 1. Gap 2, penyebab Gap 2, Gap 3, dan penyebab Gap 3. Gap 4 tidak diuku karena UKM tidak memberikan janji kepada calon mahasiswanya. Dimensi Student Satisfaction Inventory dan Metode Servqual dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan di Universitas Kristen Maranatha karena SSI merupakan dimensi yang ditujukan untuk jasa pendidikan.Penerapan Dimensi Student Satisfaction Inventory dan Metode Servqual dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan UKM namun hanya dapat mengindikasikan terjadinya kesenjangan antara harapan mahasiswa dengan kinerja UKM. Modelmodel di atas tidak bisa mengindikasikan seberapa besar prakek manajerial UKM menyimpang dari kondisi ideal yang seharusnya terjadi tanpa melengkapinya dengan analisis kualitatif mengenai harapan dan kinerja UKM. Hasil pengukuran kualitas pelayanan UKM pada mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa masih belum merasa puas dengan kinerja pelayanan yang diberikan UKM. Kinerja UKM masih berada di bawah harapan mahasiswa untuk seluruh pernyataan SSI yang diujikan. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan mahasiswa adalah terdapatnya persepsi pimpinan UKM terhadap harapan mahasiswa yang tidak sesuai dengan harapan mahasiswa yang sesungguhnya, penetapan standar yang lebih rendah dari harapan mahasiswa serta berbagai hal yang belum ditetapkan standar kerjanya, penyampaian jasa oleh karyawan UKM yang dinilai masih kurang maksimal, 9 kondisi internal manajerial UKM dalam hal kualitas pelayanan. Hasil aplikasi dimensi SSI dalam model extended service quality ternyata dapat digunakan di UKM sebagai alat bantu manajerial untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa. Agar kepuasan mahasiswa dapat ditingkatkan model ini perlu dipindahkan dalam kueisoner yang lebih

resmi dan diedarkan oleh bagian survey center. Kepuasan mahasiswa di UKM dapat ditingkatkan melalui peningkatan kekerapan penggunaan informasi mengenai mahasiswa, mengurangi jarak antara karyawan yang kontak dengan mahasiswa dengan pimpinan puncak UKM, meningkatkan komitmen pimpinan bagian-bagian UKM atas kepuasan mahasiswa penetapan program resmi dan sasaran kualitas pelayanan mahasiswa bagi karyawan, peningkatan sistem pengendalian atasan, menekan konflik peran dalam pekerjaan. Kata kunci: Penggunaan Dimensi Student Satisfaction Inventory pada Extended Service Quality Model, Aplikasi untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa This research was intended to test Servqual methods using Student Satisfaction Inventory dimensions on Maranatha Christian University Service Quality Measurement. The Student Satisfaction Inventory dimensions being tested were Academic Advising Effectiveness, Instruction Effectiveness, Campus Life, Campus Support Service. Conceptual model used was extended quality model from Zeithmal et.al (1990). This model was chosen because of the completeness of Gap antecedents variables, which made the identification of internal conditions that influence student dissatisfaction was easy to be done. The population of this study were students that have been studied for minimum 2 semesters, lectures, employee, and heads of department or unit in Maranatha Christian University. Sampling method used were proportionate cluster snowball sampling on student and lecturer populations; and quota purposive sampling on employee and heads of department populations. The respondents were 621 students, 139 lecturers, 39 employee, and 21 heads of department and unit. The instruments being used were modification of Student Satisfaction Inventory standard instrument using importance and performance rating scale to measure student dissatisfaction (Gap 5) and Servqual standard instruments to measure Gap 1, the antecedent of Gap 1, Gap 2, antecedent of Gap 2, Gap 3, and antecedent of Gap 3. Gap 4 wasnt being measured, because Maranatha Christian University hadnt declare any promises to students. There were 28 SSI variables used. The results of this study were: (1) Servqual Methods and SSI dimensions could be used to measure students dissatisfaction, but this model couldnt identify how far the difference between student expectation and their perception on Maranatha Christian University performance occurs; (2) There are dissatisfaction identified on all variables; (3) Those dissatisfaction were caused by difference between heads of department perceptions of student expectation and student expectation, employee performance standards were set below student expectation, and service delivery by employees were below student expectation; and (4) Those Gaps were caused by 9 internal factors. SSI dimensions application on extended service quality model found suitable to be used as a managerial tool to improve student satisfaction at Maranatha Christian University. To improve student satisfaction this model has to be implemented. The questionnaire use has to be divided, designed more professionally, formally given to the students on regular basis, and being followed up if there are dissatisfaction found. After this survey held continually, to increase student satisfaction there are several recommendation: (1) the Rector of University should use the information more frequent; (2) the gap between student contacted employee and the rector should be reduced; (3) the commitment of heads of department and unit at the University should be increased; (4) formal service quality goals and programs should be set officially; (5) supervisory control systems should be improved; and (6) the role conflicts between operational and service quality on employees job should be reduced. Keywords: Integration SSI Dimensions on Extended Service Quality Model, Application to Improve Student Satisfaction.

97 (2008) Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelian Kinerja untuk Jabatan Kerumah Tanggaan di Perguruan Tinggi (Studi Kasus di UK Maranatha) Vivi Arisandhy, ST., MT. Melina Hermawan, ST., MT., Fenny Perguruan tinggi berperan penting untuk menghasilkan orangorang yang berkualitas yang dapat berguna bagi dunia kerja pada umumnya. Banyak faktor yang mendukung jalannya suatu perguruan tinggi dengan baik, diantaranya adalah pengelolaan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia adalah dengan melakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang efektif akan memberikan manfaat bagi pegawai dan perusahaan. Manfaat bagi pegawai adalah dapat mengetahui kinerja yang telah dicapai serta mengetahui kelemahan dan kelebihan diri yang berguna untuk pengembangan diri selanjutnya. Melihat pentingnya penilaian kinerja bagi pegawai di suatu organisasi maka peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penilaian kinerja Tenaga Kerumahtanggaan di perguruan tinggi. Faktor-faktor tersebut kemudian akan digunakan untuk merancang perangkat penilaian kinerja bagi Tenaga Kerumahtanggaan Data-data yang diperlukan adalah job Description Tenaga Kerumahtanggaan di perguruan tinggi serta faktor dan subfaktor dari model kompetensi dan U. S. Department of Labor. Dalam penelitian ini, data-data yang digunakan akan diambil dari Universitas Kristen Maranatha. Dalam penelitian ini, perancangan perangkat penilaian kinerja akan berbasiskan kompetensi. Tahapan dalam melakukan perancangan perangkat penilaian kinerja adalah penyusunan dan penyebaran kuesioner pendahuluan, pengolahan kuesioner pendahuluan, penyusunan subfaktor berdasarkan model kompetensi (gabungan Spencer & Spencer dan Personnel Decisions International), U. S. Department of Labor dan hasil kuesioner pendahuluan, penyusunan dan penyebaran kuesioner penentuan tingkat kepentingan subfaktor, penentuan tingkat kepentingan subfaktor penilaian kinerja (menggunakan metode Cut-Off Point), identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja, penyusunan struktur hierarki, penyusunan dan penyebaran kuesioner penentuan skala kepentingan faktor dan subfaktor penilaian kinerja, perhitungan bobot faktor dan subfaktor penilaian kinerja (menggunakan metode Analytical Hierarchy Process), perhitungan batasbatas penilaian kinerja (Total Nilai Penilaian Kinerja Tenaga Kerumahtanggaan dan Total Nilai Faktor Tenaga Kerumahtanggaan) dan perancangan perangkat penilaian kinerja. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja Tenaga Kerumahtanggaan dan usulan Formulir Penilaian Kinerja untuk Tenaga Kerumahtanggaan. Faktor dan subfaktor penilaian kinerja dapat dilihat pada Tabel 5.1, sedangkan.usulan Formulir Penilaian Kinerja dapat dilihat pada Gambar 4.2. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya faktor absensi diperhitungkan dalam melakukan penilaian kinerja, sebaiknya dibuat suatu standar penanganan berdasarkan hasil penilaian kinerja, (contoh : pemberian reward dan punishment), sebaiknya hambatan-

hambatan juga dipertimbangkan dalam pelaksanaan proses penilaian, misalnya hallo effect, personnel bias effect, dan lain-lain.

99 (2008) Identifikasi Tingkat Loyalitas Merek dan Faktor Penentu Kepuasan dalam Menggunakan Produk-produk Eiger Ir. Hendra Kusuma, MT.
Program ini merupakan aktivitas penelitian yang dilakukan oleh Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Kualitas Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha bekerja sama dengan PT Eigerindo Multi Produk Industri dalam rangka identifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan penting oleh pelanggan. Identifikasi faktor-faktor ini diperlukan agar PT Eigerindo Multi Produk Industri memiliki tolok ukur yang jelas bagi tingkat pemenuhan kepuasan pelanggan sebagaimana dipersyaratkan sertifikasi ISO. Biaya program penelitian ini sepenuhnya ditanggung oleh PT Eigerindo Multi Produk Industri. Program penelitian ini terdiri atas tiga tahap; yaitu penyusunan kuesioner kepuasan pelanggan, penyebaran kuesioner kepuasan pelanggan, serta pengolahan data dan analisis. Tahap pertama dilakukan dengan menyusun instrumen menggunakan kuesioner loyalitas merek baku di riset ekuitas merek. Tahap kedua dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner penelitian di berbagai outlet Eiger di Jakarta, Bogor, Bandung, dan Jatinangor menggunakan metode sampling kuota untuk mencapai jumlah sampel 272 hingga diperoleh tingkat kesalahan pengukuran sebesar 10%. Tahap ketiga dilakukan dengan metode pengolahan data loyalitas merek dan penyusunan angket kepuasan pelanggan yang diusulkan bagi PT Eigerindo Multi Produk Industri untuk melengkapi persyaratan ISO. Sebagai kesimpulan analisis, diperoleh bahwa tingkat kinerja Eiger dalam memenuhi harapan pelanggan telah dapat dinilai baik. Sebagai hasil, diperoleh loyalitas merek yang tinggi di tingkat Satisfied Buyer dan Liking the Brand. Di bagian akhir, penulis mengusulkan format kuesioner kepuasan pelanggan yang disebarkan di seluruh outlet Eiger sebagai indicator pengukur kepuasan pelanggan untuk melengkapi program ISO PT Eigerindo Multi Produk Industri. Kata Kunci: Kepuasan Pelanggan, Indikator Harapan Pelanggan. This program was Research Program done by PT Eigerindo Multi Produk Industri in cooperation with Quality Engineering Expertise Group, Industrial Engineering Department, Engineering Faculty, Maranatha Christian University, Bandung. This program was aimed to help PT Eigerindo Multi Produk Industri to identify important consideration factors by it customers. The importance of these factors identification was to achieve PT Eigerindo Multi Produk Industri better clarity on the factors that contribute to customers satisfaction as part of PT Eigerindo Multi Produk Industri ISO audits. All of this Research cost was paid by PT Eigerindo Multi Produk Industri. This program was done by three stages: customer satisfaction questionnaire design, data collection, and data calculation and analysis. The first stage was done by using standard brand loyalty questionnaire as a part of brand equity research instrument. The second stage was done by questionnaire pread on various Eigers outlets at Jakarta and West Java using quota sampling method using 72 sample in order to achieve 10% research error. The third stage was done by brand loyalty data calculation and customer satisfaction questionnaire design. The author suggest PT Eigerindo Multi Produk Industri use this Customer Satisfaction Questionnaire to complete PT Eigerindo Multi Produk Industry ISO audits. As a summary, analysis showed that Eigers performance on satisfying customer expectation could be classified as Good. As a result, Eiger has high brand loyalty on Satisfied Buyer and Liking the Brand level. At the end, the author suggested customer satisfaction

questionnaire format that could be given on all Eigers outlets as a customer satisfaction indicators to complete PT Eigerindo Multi Produk Industri ISO program. Keywords: Customer Satisfaction, Customer Expectation Indicators

100 (2008) Pengaruh Faktor-faktor Pribadi, Lingkungan, dan Perguruan Tinggi terhadap Keputusan untuk Mendirikan Usaha Sendiri, Studi Kasus Alumni Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Ir. Hendra Kusuma, MT. Marianawati
Penelitian ini merupakan penelitian murni di bidang kewirausahaan dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang berpengaruh terhadap keputusan alumni untuk memilih profesi engusaha setelah lulus dari Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha. Variabel yang dipertimbangkan ialah faktor pribadi, bekal, lingkungan, kelayakan, dan Perguruan Tinggi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian survei, dengan populasi alumnus Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha yang berprofesi sebagai pengusaha dengan jumlah responden yang dituju berjumlah 120 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Instrumen yang dikembangkan mencakup empat factor yang terdiri dari faktor pribadi, faktor bekal, faktor kelayakan dan faktor lingkungan dengan menggunakan skala Likert. Hipotesis yang diuji ialah keputusan alumni Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha untuk memilih profesi engusaha dipengaruhi oleh ke empat faktor itu. Teknik pengolahan data yang digunakan ialah analisis faktor dan analisis diskriminan. Responden terdiri atas 2 kelompok yaitu kelompok yang langsung mendirikan usaha milik sendiri dan kelompok yang bekerja dulu sebelum membuka usaha sendiri. Kuesioner disebarkan dengan metode tatap muka untuk responden yang berada di kota Bandung, serta melalui email untuk responden yang berdomisili di luar kota Bandung. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa empat variabel yang dikembangkan di tahap awal ternyata tidak mencerminkan kondisi empiris. Diperoleh 16 faktor yang berpengaruh pada keputusan alumni untuk mendirikan usaha sendiri. Dari ke 16 faktor tersebut, hanya tiga faktor yang menjadi pembeda kedua kelompok responden tersebut yaitu faktor Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Dorongan Kebebasan, dan Peluang dari Pergaulan. Kelompok responden yang langsung memilih mendirikan usaha sendiri setelah lulus bercirikan factor Pembelajaran di Perguruan Tinggi dan Peluang Pergaulan yang dominan. Sementara kelompok yang memilih bekerja terlebih dahulu sebelum mendirikan usaha setelah lulus bercirikan memiliki Dorongan Kebebasan yang dominan. Untuk meningkatkan jumlah alumni yang berwirausaha setelah lulus maka pimpinan Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha disarankan agar menambah materi kuliah dan studi-studi kasus pada mata kuliah Pengantar Ekonomi, Ekonomi Teknik, Manajemen Pemasaran, Perancangan Tata Letak Fasilitas, Perancangan Organisasi, Analisis Kelayakan Proyek, dan Studium Generale. Kata Kunci: Faktor yang Berpengaruh, Keputusan untuk Mendirikan Usaha. This research intended to be a scientific research in Entrepreneurship field. The aimed of this research was identify factors that influencing the graduates of Industrial Engineering Dept., Engineering Faculty, Maranatha Christian University decision to choose businessman as a profession. Variables considered were personal factor, supply factor, environment factor, perception of feasibility, and college factor. Research methodology used were survey research, using graduates of Industrial Engineering Department, Engineering Faculty, Maranatha Christian University which had chosen business owner as profession. Sample size were 120 and sampling technique used were cencus. Research instrument used was derived from those factors indicators

using 5 scale likert score. Hypothesis being tested on this research was the decision of Industrial Engineering Dept., Engineering Faculty, Maranatha Christian University graduate to choose businessman as a profession was influenced by those 5 factors. Data calculation method were factor analysis and discriminant analysis. There were 2 respondent groups, graduates that decide to choose business owner profession direct after they finished study and graduates that decide to work before they start their business. Questionnaire spread by face to face interviews for respondent in Bandung and email for respondents outside Bandung. Analysis showed that variables on the early stage did not passed empirical testing. Factor analysis showed that there were 16 factors that influencing decision to choose business owner as profession. On those factors, only 3 factors that could be considered as differential factors on those 2 respondent group. The differential factors were Business Course on College, Freedom Motives, and Opportunity from Social Interaction. Respondent group by direct decision to be a business owner was identified have high Business Course on College and Opportunity from Social Interaction score. On the other side, respondent group who worked before they initiate their own business was identified have high Freedom Motives. To increase graduate intention to build their own business, authors suggest that the head of Industrial Engineering Dept., Engineering Faculty, Maranatha Christian University to increase entrepreneurship material and case study on Introduction Economic, Engineering Economic, Marketing Management, Plan Layout and Material Handling, Project Feasibility Study, and Studium Generale. Keywords: Influenced Factors, Decision to Start a Business.

You might also like