You are on page 1of 15

Hubungan Industrial dalam Perspektif Public Relations Oleh: Suwandi Sumartias Seminar : Jurusan Public Relations, Rabu, 25 Maret

2009

Definisi Public Relations Public relations is the management

Definisi Industrial Relations

functions that establishes and maintains mutually beneficial relationship between an organization and the publics on whom its success or failure depends. (Cutlip, 2007:6). Fungsi manajemen yang membangun dan memelihara hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.

Hubungan industrial menurut Marsh dan Evans (1973:155) : suatu istilah inklusif yang mencakup seluruh aspek hubungan ketenagakerjaan dan institusi yang berkaitan dengannya, serta lingkungan sosio-ekonomi termasuk lingkungan alam. Marsh dan Evans (dalam Susetiawan, 2000:20) kebanyakan penulis menerima definisi di atas, meskipun dengan perbedaan penekanan. Penulis-penulis lain lebih suka mempergunakan istilah hubungan perburuhan (Labour Relations). Konsep yang disebutkan menurutnya, kadang kala dipahami sebagai istilah yang hanya mengacu kepada suatu aspek tertentu saja di dalam hubungan industrial, yaitu hubungan terinstusionalisasi di tempat kerja.

PR is the planned and sustained effort to establish and maintain goodwill and understanding between an organization and its publics. PR practice is the discipline concerned with the reputation of organizations (products, services or individuals) with the aim of earning understanding and support.. PR merupakan upaya terencana dan berkelanjutan dalam menciptakan dan memelihara itikad baik (goodwill) dan pengertian antara organisasi dan public. PR merupakan perhatian khusus terhadap reputasi organisasi (produk, pelayanan atau individu) untuk memperoleh pengertian dan dukungan.

Salamon (1987:1-2) dapat dibagi menjadi tiga elemen utama. Pertama, bagian dari hubungan industrial yang mengacu kepada peran, hubungan, institusi, proses, dan aktivitas di dalam sebelum industri dan jasa. Hal ini mencakup studi terhadap organisasi dan suborganisasi, kelompok kerja,

seksi, serta departemen. Aspek kedua, hubungan industrial mengacu kepada aktivitas sosial di dalam pabrik yang mempengaruhi dan dipengaruhi aktivitas sosial serta ekonomi di masyarakat yang mengitarinya. Aspek yang ketiga, mengacu kepada studi mengenai waktu dalam hubungan industrial, yaitu:

Philip Kitchen (1997 dalam Theaker, 2004: 27) meringkas definisi PR : Is a management function. Covers abroad range of activities and purposes in practice. Is regarded as two- way or interactive. Suggest that publics facing companies are not singular, but plural Suggest that relationship are long term rather than short term..

a) pada tingkat mikro,

problem dewasa ini berasal dari keputusan-keputusan masa sebelumnya serta solusinya dalam mengantisipasi problem di masa mendatang; b) pada tingkat makro, hubungan industrial secara keseluruhan dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat yang diekspresikan melalui perubahan-perubahan di lingkungan ekonomi, sosial, dan politik

Wilcox et al (2003: 5)

menambahkan elemen dalam definisi PR: Deliberate. Public relations is intentional, not haphazard Planned. It is organized, not short term Performance. Public relations cannot be effective unless it is based on the actual performance of organization Public interest. This reinforces the idea that public relations should be beneficial to the organization and the the general public.

Margarish (dalam Hyman, 1975:111) menambahkan bahwa industrial relations adalah suatu medan studi yang cukup kompleks yang memerlukan dasar-dasar pengetahuan mengenai perilaku industri berikut unsur-unsurnya. Barbash (dalam Kartasapoetra,1992:197) memiliki arti ganda, yaitu pertama, mengacu pada hubungan di antara manajer dengan pekerja bawahannya baik dalam ruang lingkup perusahaan maupun dalam lingkungan masyarakat luas; Kedua,

menunjuk pada suatu hubungan kolektif antara serikat pekerja dengan pihak perusahaan

James Grunig and Todd Hunt

(1984:33) membagi empat era karakteristik dalam public relations kontemporer: Publicity Era (1800s) fokus: Dissemination and attentiongetting; Nature of Communication: One-way; Research: Little; Current Use: Entertainment, Sports, Marketing. Penyebaran dan memperoleh perhatian; Komunikasi satu arah; Sedikit penelitian; Kegiatan hiburan dan olah raga; Pemasaran.

Dunlop (1958:8)

mengemukakan, para pelaku atau aktor dalam hubungan industrial meliputi:(1) hirarki para manajer dan para wakil mereka untuk pengawasan; (2) hirarki para pekerja (nonmanagerial) dan juru bicaranya, dan (3) instansi-instansi pemerintah tertentu dan instansi-instansi swasta tertentu yang didirikan oleh dua para pelaku tersebut yang memperhatikan para pekerja, perusahaan, dan hubunganhubungan mereka. (Tripartite Pluralism)"

Information Era (early 1900s)

fokus: Honest & accurate dissemination of information; Nature of Communication: Oneway; Research: Readability, Comprehension; Current Use: Government, Nonprofit organizations, Business organizations. Penyebaran informasi yang akurat dan jujur; komunikasi satu arah; Penelitian lengkap dan dapat diperoleh; Dilaksanakan dalam pemerintahan, organisasi nonprofit dan organisasi bisnis.

Advocacy Era (mid 1900s) fokus:

Modify attitudes & influence behavior; Nature of Communication: Two-way; Research: Attitude & opinion; Current Use: Competitive business organizations, causes & movements. Mengubah sikap dan perilaku; Komunikasi dua arah; Penelitian opini dan sikap; Kegiatan dalam organisasi bisnis yang kompetitif, sebab-sebab dan pergerakan.

Relationship Era (late 1900s and

beyond) fokus: Focus: Mutual understanding & conflict resolution; Nature of Communication: Two-way; Research: Perception, values; Current Use: Regulated business, government, nonprofit organizations, social movements. Saling pengertian dan resolusi konflik; Komunikasi dua arah; Penelitian persepsi dan nilai; Kegiatan bisnis yang teratur, pemerintahan, organisasi nonprofit dan gerakan sosial

Pada abad 20 dan awal 21, tiga

pendekatan PR yang komplementer yakni publisitas, informasi publik dan advokasi yang dibangun berdasarkan the principles of communication as listening and on conflict resolution and the search for mutual benefits for both organizations and their publics. Prinsip komunikasi seperti mendengar, resolusi konflik dan penelitian yang saling menguntungkan antara organisasi dan publiknya

Triangle System Hubungan Tripartit Pluralism


Pengusaha/serikat pengusaha

Konteks Organisasi dan Fungsi PR

Konteks Organisasi dan Fungsi PR

Buruh/serikat buruh

Pemerintah Konteks Organisasi dan Fungsi PR

A General Theory (Teori Umum) Hubungan Industrial Oleh : Braham Dabscheck (1994) (Associate Professor, School of Industrial Relations, University. of New South Wales)

Hubungan Industrial belum memiliki tradisi ilmiah yang

kuat di kalangan para akademisi, melainkan masih berdasarkan interdisipliner atau multidisiplin. Perbedaan kontribusinya adalah dalam pengembangan teori umum Hubungan Industrial (di Australia) berlandaskan analisis dalam orbit interaksinya. Hal ini disebabkan karena keberadaan teori-teori ilmu sosial, yang kurang mendukungnya pada perkembangan hubungan industrial, maka kondisi ini memerlukan pentingnya penelitian bidang ini, kendatipun sulit untuk melaksanakannya.(Cappelli, 1985:105)

Hubungan Industrial melibatkan interaksi sejumlah

individu, kelompok dan organisasi, dengan tujuan, aspirasi dan pandangan yang berbeda sesuai dengan daya tarik masing-masing yang kemudian dirancang pada kepentingan utama yang lebih besar. Howard (1978: 25) dalam hasil penelitiannya menujukkan bahwa dalam implementasi hubungan industrial di lapangan masih diliputi berbagai doktrin dan perselisihan. Hubungan industrial merupakan satu subjek kajian yang luas, dengan para pengamat yang keliru dan menyakitkan dengan dukungan bukti-bukti yang bias dan penuh prasangka, yang memerlukan pemikiran kritis dari masyarakat kami.

Dunlop (1958) mengatakan bahwa kajian industrial relations belum

memiliki tradisi dan disiplin keilmuan yang ketat. Dunlop (1958:383) mendefinisikan sistem Hubungan Industrial memiliki 3 kelompok aktor: Para pekerja (organisasinya), para manajer (organisasinya) dan dinas pemerintah terkait. Kelompok ini berinteraksi dalam satu lingkungan khusus yang meliputi tiga konteks terkait: teknologi, pasar atau batasan anggaran, kekuatan hubungan dalam komunitas lebih luas dan pembagian peran para aktor. Satu sistem Hubungan Industrial menciptakan satu ideologi atau ide, kepercayaan bersama sebagai arah dalam berinteraksi dan memainkan peran masing-masing aktor sebagai ikatan bersama.

Hyman (1980:38) menanggapi bahwa Hubungan Industrial

membentuk satu ranah kajian yang belum memliki teori atau disiplin yang terpadu yang rasional, tetapi diperoleh langsung dari pengalaman praktis dari masalah di lapangan yakni pertentangan antara majikan, pemerintah dan para penasihat akademisi untuk memperoleh stabilitas buruh.

Taylor dan Bry (1986:1) menyampaikan satu uraian kritis, bahwa penelitian Hubungan Industrial selalu memiliki pengalaman sulit, yang perlu dipertimbangkan di ruang-ruang akademik. Blain dan Plowman (1987:313) menyimpulkan bahwa satu kelemahan dari seluruh kajian pustaka dan perhatian yang tidak proporsional dalam memberikan penjelasan. Cenderung untuk memusatkan pada pengumpulan fakta-fakta dan sangat sedikit memberikan analisis dan penjelasan teoritis

Pendekatan sistem hubungan industrial Dunlop (1958) mendapat

kritikan dari Shalev (1980:26) yang mempersoalkan faktor internal dan eksternal. Bahwa faktor sosial, ekonomi, politik sebagai satu kesatuan analisis yang tak dapat dipisahkan dari masalah hubungan buruh semata. Kelemahan lainnya model tiga aktor Dunlop,yakni terbatasnya cara berinteraksi, yang satu bisa mendominasi dua aktor lainnya, sehingga diperlukan pilihan strategi kombinasi atau pilihan strategis .(Kochan, Mckersie dan Cappelli (1984) dan Kochan, Katz Dan Mckersie ( 1986) mengikuti Dunlop dalam mengidentifikasi perbedaan lokasi atau wilayah di mana keputusan dibuat. Para akademisi melihat arah kajian hubungan industrial yang aplikatif dari teori ilmu sosial, muncul dari kajian yang unik dan kajian lmu yang multi disiplin. Kajian hubungan industrial biasanya melibatkan kombinasi kontribusi ilmu sosial yakni politik, sosiologi, psikologi, hukum dan sejarah.

Perspektif Komunikasi dan PR


Pemegang saham Kongres Legislator Pemerintah Dewan direksi Pemimpin komunitas Hubungan Potensial Karyawan Input Serikat Buruh Suplier

Hubungan Asosiasi Normatif Kelompok Politik Masyarakat Profesional

Pengamat lingkungan
Masyarakat sekitar Pelajar/mahasiswa Minoritas Media, dll.

Hubungan Fungsional Konsumen Pelanggan Output Pengguna jasa Hubungan Menyebar Kelompok Pengusaha
Organisasi

Gambar 1 : Hubungan Organisasional (Grunig and Hunt, 1984)

Back to

Konsep Dasar Hubungan Industrial


Para Pelaku:
- Pengusaha - Pekerja - Pemerintah

Konteks
Tertentu Sistem Hubungan Industrial

Ideologi

Peraturan

Gambar 1 : Sistem Hubungan Industrial, Dunlop (1958:17)

Back to

You might also like