You are on page 1of 34

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJAAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
(Suatu Eksperimen di SMA Negeri X kelas XII Jurusan IPS Tahun Ajaran 2011/2012)

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh : Rochmah Kusuma Dewi NIM. K5409052

PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang oleh manusia dengan tujuan tertentu. Pendidikan berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan keberhasilan pendidikan adalah pelaksana pendidikan, yaitu guru. Guru adalah ujung tombak pendidikan sebab secara langsung berupaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, trampil, dan bermoral tinggi. Peranan guru dalam proses belajar-mengajar yang paling penting adalah menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa. Sedangkan di sekolahsekolah interaksi antara guru dan siswa tersebut masih berat sebelah yaitu masih berpusat pada guru. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka guru harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar. Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum guru menyampaikan pelajaran yaitu pendekatan, strategi, teknik, dan prosedur. Guna menunjang kegiatan tersebut, proses belajarmengajar hendaknya dapat menekankan pada berbagai kegiatan dan tindakan dengan menggunakan pendekatan dan metode tertentu yang dapat mengembangkan keaktifan belajar baik guru maupun siswa. Belajar Geografi pada dasarnya merupakan belajar komsep, sedangkan konsep-konsep dasar Geografi dapat disatukan dan menjadi kesatuan yang utuh. Untuk itu dalam proses belajar mengajar Geografi yang terpenting adalah bagaimana guru dapat mengajarkan konsep itu pula. Pengejaran geografi harus dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks dan harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep. Walaupun pengajaranGeografi dilakukan dengan memperhatikan urutan konsep dan dimulai dari hal yang sederhana, tetapi sampai saat ini Geografi masih menjadi masalah bagi sebagian siswa yang mengatakan bahwa

pemahaman terhadap Geografi mengalami kesulitan. Akibat dari itu, sering terdapat siswa yang menampakkan sikap kurang memperhatikan dalam proses belajar mengajar, sehingga prestasi belajar Geografi kurang memuaskan, karena siswa banyak melakukan kesalahan.kesalahan yang dilakukan oleh siswa bukan mutlak disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam geografi, tetapi ada factor lainnya, seperti metode mangajar, cara belajar siswa dan motivasi siswa terhadap mata pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, perlu dicari factor penyebebnya dan adanya usaha untuk meningkatkan pemahaman konsep itu sendiri, ini berarti guru dituntut untuk memberikan latihan-latihan yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pemberian motivasi oleh guru pada siswa atau motivasi belajar pada anak itu sendiri adalah hal yang penting. Motivasi merupakan dorongna yang timbul pada diri seseorang untuk melekukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi dapat berasal dari luar seperti dorongan dari guru atau orang tua dan juga dapat berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Motivasi yang banyak berperan dalam keberhasilan siswa adalah motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri untuk belajar, jadi motivasi belajar pada anak merupakan hal yang sangat penting dalam usaha peningkatan prestasi belajar. Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memiliki ciri bahwa siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki latar belakang heterogen, dan penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Sehingga dapat ditarik definisi bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan kerangka konseptual yang meliputi semua jenis kerja kelompok yang digunakan siswa untuk mempelajari sesuatu dengan diarahkan oleh guru. Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis melakukan penelitian eksperimen yang berjudul PENGARUH MODEL PEMBELAJAAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berkut: 1. Dalam proses belajar mengajar ada guru yang selalu menggunakan pendekatan konsep dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Padahal tidak semua materi pelajaran cocok diberikan dengan pendekatan konsep. 2. Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, dan salah satunya adalah motivasi belajar siswa dalam mempelajari Geografi.
3.

Materi-materi yang sulit dipelajari oleh siswa dalam belajar mengenai pembelajaran Geografi. Penggunaan model pembelajaran kooperatif lebih efektif daripada penggunaan model pembelajaran yang tidak meggunakan model pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi belajar dalam bidang Geografi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dibatasi

4.

pada permasalahan sebagai berikut:


1.

Kefektifan model pembelajaran kooperatif lebih dibandingkan dengan model pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi belajar dalam bidang studi Geografi.

2.

Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, dan salah satunya adalah motivasi belajar siswa dalam mempelajari Geografi. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:
1.

Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian model pengajaran yang

tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam bidang studi Geografi dengan kompetensi Pola Keruangan Desa Kota siswa kelas XII di SMA X?
2.

Apakah siswa yang mempunyai motivasi belajar lebih tinggi dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi dalam bidang studi Geografi dengan kompetensi Pola Keruangan Desa Kota siswa kelas XII di SMA X?

3.

Apakah terdapat interaksi antara enggunaan model pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi Geografi dengan kompetensi Pola Keruangan Desa Kota siswa kelas XII di SMA X? E. Tujuan Penelitian Peneitian ini supaya terlaksanakan dengan baik dan dapat mencapai hasil yang

diharapkan, perlu ditetapkan tujuan penelitian terlebih dahulu. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.

Untuk

mengetahui

penggunaan

model

pembelajaran

kooperatif

dapat

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian model pengajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam bidang studi Geografi dengan kompetensi Pola Keruangan Desa Kota siswa kelas XII di SMA X.
2.

Untuk mengetahui apakah siswa yang mempunyai motivasi belajar lebih tinggi dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi dalam bidang studi Geografi dengan kompetensi Pola Keruangan Desa Kota siswa kelas XII di SMA X.

3.

Untuk mengetahui Apakah terdapat interaksi antara enggunaan model pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi Geografi dengan kompetensi Pola Keruangan Desa Kota siswa kelas XII di SMA X. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang penting dalam:

1.

Memberi masukan bagi guru dalam rangka penilaian pendekatan pembelajaran dan metode yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswadan juga memberi masukan bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas proses belajar.

2.

Mampu memberikan informasi bagi siswa mengenai model pembelajaran kooperatif untuk dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar bidang studi Geografi.

3.

Memberikan masukan tentang pentingnya motivasi belajar sehingga siswa dapat menumbuhkan motivasi belajar pada dirinya sendiri bagi prestasi belajar dalam bidang studi Geografi.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Kajian Teori 1. Belajar


1.

Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu usaha untuk mewujudkan terjadnya perubahan

tingkah laku pada diri siswa. Lester D. Crow dan Alice Crow sebagaimana dikutip Roestiyah NK (1989:141) menyatakan bahwa Belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Menurut Moh. Uzer Usman (2001:5), Belajar diartikan sebagai proses tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dan individu dengan lingkungannya. Atang Kusdinar, Tabrani Rusyan, Zainal Arifin (1992:7) mengemukakan bahwa : Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Di dalam rumusan tersebut terkandung makna bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, melainkan perubahan kelakuan. 2) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan dengan pengertian pertama, tujuan belajar itu pada prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengertian ini menitikberatkan interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah serangkaian pengalaman belajar.
1)

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian belajar tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh individu dengan sengaja sehingga terjadi perubahan tingkah laku sebagai akibat interaksi dengan lingkungan, di mana perubahan tersebut nampak pada pola-pola respon yang baru seperti kebiasaan, sikap dan perilaku.

2.

Teori Belajar Dalam belajar dikenal beberapa teori belajar. Teori belajar dalam buku karya

Slameto antara lain teori belajar Gestalt, teori belajar J. Bruner, teori belajar Piaget, teori belajar R. Gagne. 1) Teori Belajar Gestalt. Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler. Prinsip belajar menurut teori belajar Gestalt: a) Belajar berdasarkan keseluruhan Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengna pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Mata pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti daripada bagian-bagiannya. Belajar adalah suatu proses perkembangan Siswa sebagai organisme keseluruhan Siswa belajar tak hanya inteleknya saja, tetapi juga emosional dan jasmaniahnya. Dalam pengajaran modern guru disamping mengajar, juga mendidik untuk membentuk pribadi siswa. Terjadi transfer Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama ialah memperoleh respon yang tepat. Mudah atau sukarnya problem itu terutama adalah masalah pengamatan, bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-betul maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain. Belajar adalah reorganisasi pengalaman Pengalaman adalah suatu interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Belajar harus dengan insight Insight adalah suatu saat dalam proses belajar di mana seseorang melihat pengertian tentang sangkut paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur-unsur yang mengadung problem. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa. Hal itu terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Belajar berlangsung terus-menerus Siswa memperoleh pengetahuan tak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah dalam pergaulan; memperoleh pengalaman sendiri-sendiri, karena itu sekolah harus bekerja sama dengan orang tua di rumah dan masyarakat, agar semua turut serta membantu perkembangan siswa secara harmonis.

b) c) d) e)

f) g)

h)

i)

2) Teori Belajar J. Bruner Menurut Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan lebih mudah. Sebab itu Bruner mempunyai pendapat: Alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan discovery learning environment, ialah lingkungan di mana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pula. Dalam lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari siswa, yang dapat digolongkan menjadi :
a)

enactive = seperti belajar naik sepeda, yang harus didahului dengan bermacam-macam keterampilan motorik iconic symbolic formula . Dalam proses belajar mengajar guru perlu memperhatikan 4 hal berikut: a) mengusahakan agar setiap siswa berpartisipasi aktif, minatnya perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan tertentu; b) menganalisis struktur materi yang akan diajarkan, dan juga perlu disajikan secara sederhana sehingga lebih mudah dimengerti oleh siswa; c) menganalisa sequence. Guru mengajar, berarti membimbing siswa melalui urutan pernyataan-pernyataan dari suatu masalah, sehingga siswa memperoleh pengertian dan dapat men-transfer d) menberi reinforcement dan umpan balik (feed back). Penguatan yang optimal terjadi pada waktu siswa mengetahui bahwa ia menemukan jawabnya. = seperti mengenal jalan yang menuju ke pasar, mengingat = seperti menggunakan kata-kata, menggunakan

b)

di mana bukunya yang penting diletakkan,


c)

10

3) Teori Belajar Piaget Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut: a) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.

Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Mereka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar. b) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak. c) Perkembangan mental pada anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: (1) kemasakan (2) pengalaman (3) interaksi sosial
(4)

equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk

membangun dan memperbaiki struktur mental 4) Teori Belajar R. Gagne Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu: Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku, dan belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Mulai masa bayi manusia mengadakan interaksi dengan lingkungan, kemudian ia mulai belajar berbicara dengan menggunakan bahasa mulai dari yang sangat sederhana untuk dapat mulai belajar berkomunikasi dengan lingkungan. Tugas pertamanya yang dilakukan adalah bersosialisasi dengan anak lain, atau orang dewasa, tanpa pertentangan bahkan untuk membantu memenuhi kebutuhan-

11

kebutuhan keramahan dan konsiderasi pada anak itu. Tugas yang keduanya adalah belajar menggunakan simbol-simbol yang menyatakan keadaan sekelilingnya, seperti: gambar, huruf, angka, diagram, dan sebagainya. Ini adalah tugas intelektual (membaca, menulis, berhitung, dan sebagainya). Bila anak sekolah sudah melaksanakan tugas ini, berarti ia sudah mampu belajar banyak hal dari yang mudah sampai yang amat kompleks. Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajarnya itu. Adapun faktor-faktor itu dapat digolongkan sebagai berikut: a) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya. Faktor ini berwujud juga sebagai kebutuhan dari anak itu. b) Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri sisi anak. Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan, dan sebagainya.(Roestiyah NK:1986:151)
2.

Mengajar

a)

Pengertian Mengajar Kegiatan belajar mengajar telah berlangsung sejak dahulu kala sejak manusia

diciptakan dan memulai kehidupannya, sama halnya dengan mengajar. Mengajar pada dasarnya adalah mengusahakan suatu situasi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar. Dari Slameto (1995:29) definisi dari mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita, atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi penerus. Sardiman mendefinisikan mengajar sebagai: Mengajar diartikan suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dengan anak sehingga terjadi proses belajar, atau mengajar sebagai upaya menciptaka kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembanga

12

anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental. (Sardiman A. M, 1996:47) Pengertian mengajar seperti ini memberikan petunjuk bahwa fungsi pokok dalam mengajar itu adalah menyediakan kondisi yang kondusif, sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya, dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah. b) Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan suatu kerangka yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan landasan praktik, pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Sehingga model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Tiap model pembelajaran memiliki kriteria tertentu dengan kelemahan dan kelebihan masing-masing. Di sinilah perlunya seorang guru memahami setiap model pembelajaran yang ada, sehingga dapat memilih sesuai dengan jenis model pembelajaran yang dibutuhkan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. c) Jenis-jenis Metode Pembelajaran
1) 2)

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran Kontekstual (CTL/Contextual Teching and Pembelajaran Memecahkan Masalah dan Penemuan (Problem Pembelajaran Melalui Pengalaman (Experiential Learning). Pembelajaran Terpadu (Integrated Learning).

Learning).
3)

Solving, Discovery Inquiry).


4) 5)

13

6) 7) d)

Quantum Learning. Resource-Based Learning.

Pengertian Belajar Kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memiliki ciri bahwa siswa

belajar dalam kelompok secara kooperatif, kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki latar belakang heterogen, dan penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Prinsip pokok model pembelajaran kooperatif : 1) Adanya kerjasama 2 orang atau lebih. Model ini melibatkan pebelajar pada belajar secara berkelompok, berkisar 2 orang atau lebih. 2) Memecahkan masalah bersama dalam kelompok. Dengan belajar bersama akan terjadisaling tukar pendapat , berbagi pengalaman, dan saling membantu satu sama lain. Sehingga masalah dapat terpecahkan. 3) Melalui bersama. 4) Adanya ketergantungan yang positif. Ketergantungan ini dimaksudkan antar anggota kelompok saling membantu dalam memecahkan kesulitan para anggotanya. Kelompok berhasil ila seluruh anggota kelompok bekerjasama dengan baik. Mencapai tujuan tertentu. diskusi akan ditentukan strategi pemecahan, pembuat

keputusansecara bersama-sama, dan pemecahan masalah menjadi milik

14

Sehingga dapat ditarik definisi bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan kerangka konseptual yang meliputi semua jenis kerja kelompok yang digunakan siswa untuk mempelajari sesuatu dengan diarahkan oleh guru. Metode ini juga mengajarkan kekompakan dalam suatu kelompok. Dan juga masing-masing kelompok dapat bertukar pengetahuan sehingga dapat dengan mudah memecahkan masalah di dalam kelompok itu sendiri. 3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi yang terdapat pada diri seseorang dapat memberikan gambaran dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah merupakan hal yang penting di lapangan pendidikan. Dengan adanya motivasi siswa dalam belajar dapat diketahui seberapa besar motivasi antara siswa satu dengan yang lainnya, karena motivasi tersebut merupakan perbedaan individual. Menurut Purwanto (2000:61) Motivasi adalah sesuatu yang mendorong untuk bertindak melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi meliputi dua hal, yaitu : mengetahui apa yang akan dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan yang tmbul pada diri seseorang sswecara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan dimana dalam prosesnya terkadang memerlukan waktu yang cukup lama, karena dalam aktivitas yang dilakukan seseorang itu didorong oleh kekuatan dari orang tersebut, kekuatan inilah yang disebut motif. b. Fungsi Motivasi Belajar Motivasi mendorong timbulnya kegairahan yang disertai dengankesenangan dan kemauan. Dengan demikian akan memperbesar daya kemampuan individu yang bersangkutan. Jadi motivasi sangat berguna bagi tindakan/ perbuatan seseorang.

15

Menurut Hamalik (2001:108) fungsi motivasi adalah : 1) 2) 3) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi Motivasi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk Motivasi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. mencapai tujuan yang diinginkan. seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menetukan cepat lambatnya satu pekerjaan. c. Macam-Macam Motivasi dalam Belajar 1) Motivasi Intrinsik Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diseri rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh yang konkrit, seorang siswa melakukan belajar, karena ingin mendapatkan pengetahuan, nilai/ketrampilan agar dapat merubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. 2) Motivasi Ekstrinsik Yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Contoh bentuk motivasi ekstrinsik antara lain : belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan, belajar demi memperoleh pujian dari orang lain yang penting, misalnya guru dan orang tua. Motivasi intrinsik pada umumnya muncul dari kesadaran sendiri dengan tujuan esensial, bukan sekedar symbol dan pengaruh motivasi ini lebih kuat dalam mendorong seseorang untuk belajar dari pada motivasi yang berasal dari luar. Namun demikian bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik tetap penting dan juga harus

16

ditimbulkan karena tidak semua siswa memiliki kesadaran sendiri untuk belajar. Seandainya da sebuah pertanyaan, manakah yang lebih penting antara motivasi intrinsik atau motivasi ekstrinsik, pasti banyak yang akan mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah yang lebih penting. 3) Motivasi dalam Belajar

Cirri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajarmengajar. Seorang siswa dalam belajar akan berhasil dengan baik apabila menunjukkan cirri-ciri seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil dengan baik, kalau siswa tekun, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak rutinitas dan mekanis. Siswa juga harus mampu mempertahankan pendapatnya, kalau sudah yakin dan dipandang cukup asional. Bahkan siswa harus juga peka terhadap masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswa dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal sehingga prestasi yang dicapai siswa memuaskan. 4. Prestasi Belajar a) Pengertian Prestasi Belajar Setiap bentuk kegiatan yang dilakukan untuk tujuan tertentu, pada akhirnya selalu ingin diketaui hasilnya yang diharapkan adalah baik. Hasil dari kegiatan ini disebut dengan prestasi. Dan prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dapat dicapai dalam proses yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemehaman, ketrampilan, nilai-nilai yang akan disimpan atau dilaksanakan menuju kemajuan. b) Fungsi dari Prestasi Belajar Menurut Sukardi dan Anton Sukarno (1993:92-98) prestasi belajar atau nilai mempunyai kegunaan, yaitu :

17

a.

Untuk siswa, antara lain : 1) Untuk menentukan status pendidikan anak, oleh karena itu nilai harus diolah agar kita dapat mengetahui status mereka. 2) Untuk menentukan kedudukan pada rangking keberapa di sekolah atau di kelas. 3) Untuk mengetahui status anak dalam penguasaan materi. 4) Untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 5) Member arti yang penting sebagai perangsang, pengarah dan hadiah bagi uasah-usaha pendidikan dari siswa.

b.

Untuk orang tua adalah : 1. Utnuk menentramkan mereka (orang tua) bahwa perkembangan pengalaman anaknya di sekolah telah memuaskan. 2. Untuk membimbing anak jika terjadi kesulitan yang disebabkan kurang rajinnya anak belajar di rumah. 3. Untuk menolong anaknya merencanakan masa depan.

c.

Bagi guru dan sekolah adalah : 1. Dalam pelajaran, terutama digunakan untuk perbaikan dan balikan. 2. Nilai digunakan guru sebagai laporan untuk orang tua. 3. Untuk menentukan tsatus anak. 4. Untuk mempromosikan anak.
5.

Dengan nilai guru dapat menaikkan anank ke tingkat kelas yang lebih Nilai digunakan sekolah untuk memutuskan anak itu putus dekolah

tinggi atau sebaliknya.


6.

(drop out) atau tidak. 7. Untuk menentukan ijazah siswa. d. Untuk pekerjaan sebagai syarat untuk diterima menjadi pegawai di Prestasi belajar yang diwujudkan dengan nilai sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena prestasi belajar tersebut dapat diambil lembaga pemerintah dan swasta.

18

beberapa kegunaan yang merupakan masukan bagi peningkatan kulitas pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan.

Hasil penelitian yang Relevan Dalam penelitian yang berjudul Pengeruh Pemberian Soal Latihan Model Essay dan Model Gambar terhadap Prestasi Belajar Geografi Ditinjau dari Motivasi Belajar Geografi, denga hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa Pemberian Soal Latihan Model Essay menghasilkan prestasi belajar Geografi yang lebih baik daripada Model Gambar. Selain itu siswa dengan motivasi belajar Geografi yang lebih tinggi lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar Geografi yang rendah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan teknik analisis data yang digunakan adalah anava. Pada penelitian yang kedua yaitu Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika, dengan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan strategi pembelajaran terhadap prestasi belajar Matematika (Fhitung = 8.9901 > Ftabel = 3.988). dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi (anava) dua jalan sel tak sama. Dari dua penelitian tersebut dilakukan perbandingan dan melakukan penelitian dengan metode dan teknik analisis yang serupa dengan judul Pengaruh Model Pembelajaan Kooperatif Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Geografi. Kerangka Berfikir Model pembelajaran ada bermacam-macam, misalnya Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Kontekstual, Pembelajaran Memecahkan Masalah dan Penemuan, Pembelajaran Melalui Pengalaman, Pembelajaran Terpadu, Quantum

19

Learning, dan Resource-Based Learning.

Pada dasarnya

tidak ada model

pembelajaran yang paling baik dibndingkan denganmodel pembelajaran lain. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah model pembelajaran yang relevan. Model pembelajaran dikatakan relevan jika dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan melalui pengajaran, sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran diantaranya dengan menerapkan mdel pembelajaran yang tepat. Masalah yang sering dihadapi siswa adalah memiliki nilai prestasi yang kurang baik, seingga hal ini akan mempengaruhi minat untuk belajar dan melakukan pemahaman terhadap suatu bidang studi. Adapun faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar dan minat terhadap pembelajaran suatu bidang studi salah satunya adalah karena kurangnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk menyampaikanmateri serta penyajian materi belajar Geografi yang dinilai sangat monoton karena kurangnya variasi untuk metode pengajarannya. Motivasi Belajar

Kelas Kontrol

Pre Test

Kelas eksperimen

Metode Kovensional

Model pembelajaran Kooperatif

Post Test

20

Gambar1. Kerangka Berpikir Pengaruh PenggunaanModel Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa. Perumusan Hipotesis Hipotesis diartikan sebagai suatu jawabanyang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan teori dan keangka pemikiran yang diajukan, hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
1)

Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar dalam bidang studi Geografi dengan kompetensi Pola Keruangan Desa Kota siswa kelas XII di SMA X.

2)

Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar dalam bidang studi geografi dengan kompetensi Pola Keruangan Desa Kota siswa kelas XII di SMA X.

3)

Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi Geografi dengan kompetensi Pola Keruangan Desa Kota siswa kelas XII di SMA X.

21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X, sedang kelas yang digunakan adalah kelas XII semester 2 tahun ajaran 2011/2012. Pemilihan loasi tersebut berdasarkan pertimbangan: a) Rendahnya prestasi belajar dan minat terhadap bidang studi Geografi. b) Penelitian yang bertema penggunaan model pembelajaran Kooperatif dan motivasi belajar belumpernah dilakukan di SMA Negeri X, sehingga hasilnya diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak guru maupum pihak pimpinan sekolah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2011 sampai selesai. Secara rinci waktu penelitian terlampir dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Tahun 2011 Bulan Ag Juni Juli t

No 1 2 Persiapan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Pengolahan Data Pengolahan Data Analisis Data Penyusunan laporan

Mar

Apr

Mei

Sept

Ok t

Nov

A.

22

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasiexperimental research) karena peneliti tidak mungkin untuk mengontrol semua variable yang relevan. Untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang karena tidak memungkinkan suatu sebab untuk mengontrol yang dan tidak atau dapat memanipulasi semua variable relevan. Dikatakan eksperimen semu adanya mengikat dimanipulasi dan tidak mungkin dihindari, yaitupeneliti hanya bisa menerima pengelompokan siswa dalam kelas seperti apa adanya. Adapun menguji alasanpeeliti pengaruh menggunakan model metode ini karena ingin belajar pembelajaran danmotivasi

terhadap prestasi belajar. Proses Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberi perlakuan kedua kelompok diuji kesamaan keadaan awal, setelah diperoleh keadaan awal sama antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian kedua kelompok masingmasing dikelompokkan menjadi kemampuan awal dengan kategori tinggi dan kategori rendah kemudian diberi perlakuan, yaitu kelompok eksperimen diberi model pembelajaran kooperatif dan kelompok kontrol diberi metode konvensional dengan pendekatan dengan pemberian motivasi belajar bidang studi Geografi. Dimana dua kelompok tersebut diuji homogenitasnya dan hanya berbeda dalam pemberian perlakuan. Kemudian pada akhir eksperimen, kedua kelompok tersebut diukur kemampuan kognitif dengan alat ukur yang sama. Hasil kedua pengukuran tersebut

23

digunakan sebagai data eksperimen yang kemudian diolah dan dibandingkan dengan statistik yang digunakan. Variabel Penelitian Sebelum menginjak pada pengumpulan data, perlu diikuti aspek-aspek yang penting dalam suatu penelitian, yaitu variabel penelitian, data yang dibutuhkan, sumber memperoleh data dan teknik pengumpulannya. Pengumpulan data dalam suatu penelitian ilmiah atau eksperimen yang ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan dalam pengolahan suatu ilmu pengetahuan dalam eksperimen tersebut, guna memperoleh bahan yang relevan dan reliabel. Penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu : 1. Variabel bebas
a.

Metode pembelajaran kooperatif 1) Definisi operasional : Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa pada kegiatan kegiatan dalam penyusunan atau penemuan konsep sendiri. 2) Symbol : X1 3) Skala : menggunakan skala nominal dengan kategori yaitu pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif.

b.
1)

Motivasi belajar siswa Definisi operasional: sebagai keseuruhan dan penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. 2) Simbol : X2
3)

Skala : menggunakan skala interval yang kemudian ditransformasikan

dalam skala ordinal dengan tiga kategori (rendah, sedang dan tinggi). Kelompok rendah adalah siswa yang mempunyai skor di bawah rata-rata

24

motivasi belajar, kelompok sedang adalah siswa yang mempunyai skor rata-rata dari motivasi belajar, sedangkan kelompok tinggi adalah sisw yang mempunyai skor diatas ra-rata motivasi belajar. Penemuan kategori berdasarkan perhitungan rataannya, untuk nilai X< rata-rata dikategorikan motivasi belajar rendah, nilai X= rata-rata dikategorikan motivasi belajar sedang, dan X> rata-rata dikategorikan motivasi belajar tinggi. 2. Variabel terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar.
1)

Definisi operasional : nilai yang diperoleh anak didik setelah

mengikuti proses belajar mengajar Geografi dalam jangka waktu tertentu yang diperoleh dari tes hasil belajar. 2) 3) 4) Indikator : nilai tes. Symbol Y. Skala pengukuran : interval Penetapan Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII SMA Negeri X tahun ajaran 2011/2012, yang terdiri dari 8 kelas yang dibagi berdasarkan jurusan IPA 4 kelas dan IPS 4 kelas yaitu kelas XII IPS 1 sampai kelas XII IPS 4. 2. Sampel Dari populasi tersebut terambil empat kelas sebagai subyek penelitian dengan pengambilan secara acak, yaitu kelas XII IPS 2 dan XII IPS 4 sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol yaitu kelas XII IPS 1 dan XII IPS 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel adalah teknik random sampling atau mengambil sampel secara acak.

25

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Teknik Tes a) Pengertian Teknik tes menggunakan tes yang dibuat oleh peneliti. Tes tersebut sebagai instrumen yang harus memenuhi persayaratan. Baik dalam hal derajat kesukaran, daya pembeda, reliabilitas dan validitasnya. Sebelum digunakan tes harus diujicobakan dulu pada subyek di luar populasi. b) Uji coba tes 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingka-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas isi yaitu apakah penelitian yang dibuat dapat mewakili atau mencangkup aspek-aspek yang igin diteliti. Untuk menguji validitas instrument menggunakan korelasi product moment dengan rumus :

Keterangan: r xy X Y N = Koefision korelasi antara variable X dan Y = Cacah subyek = Skor butir item tertentu = Skor total

2. Reliabilitas

26

Relia bilitas artinyaketetapan suatu alat ukur. Alat ukur dikatakan reliable apabila dapat dipercaya, konsisten atau stabil. Menurut Arikunto (1998:82) apabila peneliti memiliki instrument pertanyaan ganjil, maka peneliti tersebut tidak mungkin menggunakan teknik bea dua untuk pengujian reliabilitasnya digunakan rumus KR-20, yaitu :
r11 = n S 2 pq S2 n 1

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan p q : Proporsi subyak yang menjawab dengan benar : Proporsi subyek yang menjawab dengan salah

pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q n S : Banyak item : Standar deviasi dari tes

Kriteria : 0,00 < r11 < 0,20 : reliabilitas sangat rendah 0,20 < r11 < 0,40 : reliabilitas rendah 0,40 < r11 < 0,60 : reliabilitas cukup 0,60 < r11 < 0,80 : reliabilitas tinggi 0,80 < r11 < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi ( Suharsimi Arikunto 1992 : 96)

3. Derajat Kesukaran

27

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Untuk mengetahui taraf kesukaran dari masing-masing item soal digunakan rumus :
P= B JS

Keterangan : P B JS : Derajat kesulitan : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Penggolongan derajat kesukaran soal tes sebagai berikut : 0,00 < Dk < 0,30 : soal sukar 0,30 < Dk < 0,70 : soal sedang 0,70 < Dk < 1,00 : soal mudah
(Arikunto, 1992 : 209)

2. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi ini digunakan untuk menunjukkan kesamaan keadaan awal kedua kelompok. Dalam penelitian ini menggunakan nilai ulangan materi sebelum penelitian oleh guru setempat. Arikunto (1996 :234 ) mengatakan bahwa mencari data dengan teknik dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. 3. Daya Pembeda

28

Daya beda kemampuan suatu alat soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah ). Cara menentukan daya pembeda yaitu dengan rumus sebagai berikut : D = BA/JA-BB/JB = PA - PB Dimana : J BA BB JA JB : Jumlah peserta tes :Banyaknya peserta kelompok atas yang dapat menjawab dengan : Banyaknya peserta kelompok bawah yang dapat menjawab dengan : Jumlah semua peserta yang tergolong kelompok atas : Jumlah semua peserta yang tergolong kelompok bawah

betul butir item. betul butir item.

PA=BA/JA : Proporsi peserta kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan. PB=BB/JB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan. Daya pembeda (nilai D) diklasifikasikan sebagai berikut :
-

Soal dengan D = 0,00 D < 0,2 = jelek Soal dengan D = 0,20 D < 0,40 = cukup Soal dengan D = 0,40 D < 0,70 = baik Soal dengan D = 0,70 D < 1,00 = baik sekali Soal dengan D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Dalam hal ini penulis mengambil item soal yang angka daya

pembedanya termasuk kategori cukup dan baik.

29

F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini digunakan analisis data secara statistik agar subyektifitas peneliti dapat dikurangi. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan Namun sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji persyaratan terlebih dahulu. 1. Uji Prasyarat Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan sorang peneliti untuk memecahakan masalah dan membuktikan hipotesisyang telah dirumuskan. Teknik analisa yang digunakan dalam penlitian ini adalah analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama. Sebelum dilaksanakannya analisis data terlebih dahulu dilakukan ui prasyarat analisis. a. Uji Kesamaan Kemampuan Awal Siswa Uji kesamaan kemampuan awal siswa dilaksanakan sebelum sampel diberi perlakuan dan bersamaan dengan penetapan sampel. Uji kesamaan kemampuan siswa dimaksudkan mengetahui apakah kemampuan siswa masing-masing kelas sama atau tidak. Untuk mengetahui kemampuan siswa peneliti mengambil data dari nilai Ulangan harian. b. Uji Homogenitas Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak maka menggunakan Metode Bartlett : 1) Hipotesis

2 2 2 2 H0 : 1 = 2 = 3 = 4 ; keempat sampel homogen 2 2 2 2 2 2 H0 : 1 = 2 , atau 1 = 3 , atau 1 = 2 , atau 2 = 3 , atau 2 = 2 ; 2 4 2 4

keempat sampel tidak homogen.

30

Dengan menggunakan rumus dari Metode Bartlett dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
2,303 f log MS err f j log S 2 j C 1 1 1 C =1 + 3( k 1) fj fj X
2

Keterangan :

X 2 ~ X 2 (k-1)
K
f

= banyaknya populasi = banyaknya sampel = deerajat kebebasan untuk RKG = N-K


j

f
j

= derajat kebebasan = 1, 2, .,k = banyaknya seluruh nilai = banyaknya nilai (ukuran sampel ke Daerah Kritik
j

N
nj

2)

DK = (x|x > x 3)

; (k-1)

Keputusan Uji DK atau diterima jika x DK.

Ho ditolak jika x

2.

Pengujian Hipotesis

31

a.

Uji Analisis Variansi Dua Jalan Sel Sama Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil

eksperimen dalam rangka menguji hipotesis penelitian adalah dengan Uji Analisis Variansi (ANAVA) Dua Jalan dengan menggunakan Sel Sama, hal ini sesuai dengan desain eksperimen yang digunakan Faktorial 2x2. 1) Tujuan

Analisis variansi dua jalan untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris, efek kolom, dan kombinasi efek baris dan efek kolom terhadap variabel terikat. 2) Asumsi Dasar

a). Populasi-populasi berdistribusi normal dengan variasi sama. b). Sampel dipilih secara acak (random). 3) H01 : i = 0 Hipotesis untuk semua i (Tidak ada pengaruh perbedaan antara kemampuan awal penggunaan komputer rendah dan tinggi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Tata Surya). H11 : i 0 untuk paling sedikit satu harga i (Ada pengaruh perbedaan antara kemampuan awal penggunaan komputer rendah dan tinggi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Tata Surya). H02 : j = 0 untuk semua j (Tidak ada pengaruh perbedaan antara pembelajan dengan pendekatan keterampilan proses disertai media pembelajaran komputer Statis dan pembelajan dengan pendekatan keterampilan proses disertai media pembelajaran komputer Dinamis terhadap kemampuan kognitif pada pokok bahasan Tata Surya). H12 : j 0 untuk paling sedikit satu harga j (Ada pengaruh perbedaan antara pembelajan dengan pendekatan keterampilan proses disertai media

32

pembelajaran komputer Statis dan pembelajan dengan pendekatan keterampilan proses disertai media pembelajaran komputer Dinamis terhadap kemampuan kognitif pada pokok bahasan Tata Surya). H03 :
ij

= 0untuk semua (ij) (Tidak ada interaksi antara kemampuan awal mengguakan komputer rendah dan tinggi dengan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses disertai media komputer Statis dan Dinamis Surya). terhadap kemampuan kognitif pada pokok bahasan Tata

H13 :

ij

untuk paling sedikit satu harga (ij) (Ada interaksi antara

kemampuan awal mengguakan komputer rendah dan tinggi dengan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses media komputer Statis dan Dinamis terhadap kemampuan kognitif pada pokok bahasan Tata Surya). G. Prosedur Laporan Penelitian Laporan penelitian merupakan salah satu bagian dari prosedur penelitian yang merupakan penjelasan dari awal langkah-langkah penelitian sampai akhir. Untuk mencapai tujuan diperlukan tahap-tahap penelitian sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

Merupakan tahap observasi dan pengetahuan dari berbagai sumber dan literature yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Dalam tahap ini hanya menekankan pada pengamatan dan identifikasi permasalahan yang ada. 2. Penelitian Proposal adalah rancangan suatu penelitian yang berisi tentang latar belakang masalah, dan alasan penelitian, kajian pustaka, pemilihan daerah penelitian, Penyusunan Proposal

33

penetapan waktu penelitian, pemilihan variable penelitian, pengumpulan data, dan teknik analisis data. 3. Penelitian Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket motivasi belajar untuk mengetahui minat siswa terhadap materi Geografi, dengan tes yang akan mengukur tingkat kemampuan siswa dan dokumen dari pihak yang bersangkutan. 4. Pengumpulan Data Merupakan tahap pengumpulan data yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penelitian dan mengutamakan keterlibatan siswa secara langsung. Dalam hal ini yang menjadi populasi adlaah siswa kelas XII SMA Negeri X dan yang menjadi sampel adalah siswa kelas yaitu kelas XII IPS 2 dan XII IPS 4 sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol yaitu kelas XII IPS 1 dan XII IPS 3. 5. Analisis Data Merupakan proses pengorganisaian atau pengumpulan data ke dalam pola, kategori, dansatuan sehingga dapat diambil menjadi suatu kesimpulan. Dari data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yang telah ditentukan. 6. Penulisan Laporan Penelitian Penulisan laporan penelitian merupakan hasil penelitian yang meliatkan keseluruhan tahapan kegiatan dan unsure-unsur penelitian. Penyusunan Instrumen

34

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (1995). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Atang Kusdinar, Tabrani Rusyan, Zainal Arifin. 1992. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya CV Bandung. Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara. Moh. Uzer Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologis Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. ____________. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bina Aksara. Roestiya N. K. 1986. Masalah masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara ____________. 1989. Didaktik Metodik. Jakarta: Bina Aksara. Sardiman AM. 1986. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Slametto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Putra.

You might also like