You are on page 1of 10

KEPEMIMPINAN DAN HASTABRATA

A. PENDAHULUAN

Kepemimpinan merupakan sesuatu yang abstrak, tetapi sebenarnya kita sering menemuinya di kehidupan kita sehari-hari, mulai di keluarga, masyarakat, dan bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia, presiden Soekarno merupakan salah satu contoh pemimpin terbaik yang pernah berkuasa di negara kita tercinta, Republik Indonesia. Namun, semenjak wafatnya beliau, bangsa ini seolah kehilangan sosok seorang pemimpin yang benar-benar mampu menggerakan rakyatnya. Sedangkan Hasta Brata sendiri memiliki pengertian delapan laku kebajikan yang harus dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Di kebudayaan Jawa, hasta brata lahir dan digunakan sebagai pedoman untuk mencetak seorang pemimpin yang baik. Ke-delapan laku kebajikan ini di analogikan dari alam yaitu : bumi, air, angin, bulan, matahari, langit, api dan bintang. Kedua hal diatas sangat erat kaitannya untuk mencetak calon-calon pemimpin yang nantinya akan memimpin bangsa ini. Dalam hasta brata, banyak sekali nilainilai yang patut dipelajari dan dipahami yang berkaitan dengan kepemimpinan. Dalam paper ini, kami akan membahas lebih dalam tentang Kepemimpinan dan Hasta Brata.

B. KEPEMIMPINAN

Pengertian Apakah arti kepemimpinan? Kepemimpinan bisa diartikan sebagai suatu proses dalam mengelola dan memanajemen sebuah kelompok untuk mencapai tujuan utama yang ingin dicapai bersama. Namun menurut Tannebaum, Weschler and Nassrik (1961,24) kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu. Sedang menurut Shared Goal, Hemhiel & Coons (1957,7) memberikan arti yang hampir sama dengan sebelumnya yaitu Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7). Dan Rauch & Behling (1984,46) memberikan pengertian yang berbeda tentang kepemimpinan yaitu adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

Banyak definisi kepemimpinan lainnya yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.

Pengertian Pemimpin Dalam konsep kepempimpinan yang melingkupi sebuah kelompok ada dua peran yang selalu melekat yaitu pemimpin, orang yang memimpin dan anggota, orang yang dipimpin. Pemimpin adalah inti dari suatu kelompok . Tanpa ada seorang pemimpin maka tujuan bersama akan sulit untuk diraih. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Namun lebih dari itu seorang pemimpin juga harus mampu membaca keinginan bersama dari kelompok yang sifatnya bukan individu.

Tugas dan Peran Pemimpin Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah: 1. Pemimpin bekerja dengan orang lain. Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi. 2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas). Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif. 4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual. Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain. 5. Manajer adalah seorang mediator. Konflik selalu terjadi pada setiap tim danorganisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator(penengah). 6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat. Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya. 7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit. Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah : 1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi. 2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara. 3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

Karakteristik Pempimpin Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut: 1. Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar. 2. Berorientasi pada pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin denganprinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik. 3

3. Membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positifdidasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain.Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorangpemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisitidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkanenergi yang positif, seperti ; a. Percaya pada orang lain Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehinggamereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yangbaik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian. b. Keseimbangan dalam kehidupan Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat. c. Melihat kehidupan sebagai tantangan Kata tantangan sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan. d. Sinergi Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja. e. Latihan mengembangkan diri sendiri Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.

Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatuperwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut 4

biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini. 1. Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa Leader are born and nor made (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis. 2. Teori Sosial. Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa Leader are made and not born (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. 3. Teori Ekologis. Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik..

Esensinya, setiap permasalahan kepemimpinan selalu meliputi 3 (tiga) unsur yang terdiri dari : 1. Unsur manusia, yaitu manusia yang melaksanakan kegiatan memimpin atas sejumlah manusia lain atau manusia yang memimpin dan manusia yang dipimpin. 2. Unsur sarana,

yaitu Prinsip dan Teknik Kepemimpinan yang digunakan dalam pelaksanaan Kepemimpinan, termasuk bakat dan pengetahuan serta pengalaman pemimpin tersebut. 3. Unsur tujuan, Secara normatif, keberhasilan kepemimpinan akan sangat tergantung kepada tiga unsur tersebut yang meliputi : syarat, watak, ciri, gaya, sifat, prinsip, teknik, asas dan jenis kepemimpinan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kepemimpinan.

Dari beberapa uraian diatas semestinya kita tidak akan kekurangan teori tentang kepemimpinan, karena hal tersebut selalu menjadi isu sosial yang sangat menarik untuk dibahas. Secara sederhana untuk mengukur keberhasilan kepemimpinan dapat dilihat dari tiga aspek yaitu:

1. Aspek Kemampuan Personal (internal resources), 2. Aspek Kemampuan Manajerial (managerial skill), 3. Aspek Pencapaian Tujuan (goal success)

Kemampuan personal (internal resources), adalah kemampuan dasar yang melekat pada pribadi seseorang, yang merupakan kepekaan dalam menangkap danmenterjemahkan arti sebuah

masalah/tantangan (fenomena), dan mampu menuangkan kedalam sebuah imajinasi secara terstruktur yang selanjutnya dirumuskan dalam sebuah visi, serta dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah kongkrit menuju perubahan yang lebih baik dimasa depan. Dengan kemampuan personal (internal resources), seorang pemimpin akan memiliki daya kreativitas untuk berinovasi, dan kemampuan untuk berkomunikasi. Disamping hal tersebut adanya sebuah kepercayaan diri, dan sikap berani mengambil resiko terhadap segala tindakan yang dilaksanakan. Cita-cita seorang pemimpin tidak akan pernah berubah, walaupun harus menghadapi berbagai tantangan atau hambatan, bahkan sampai mengancam jiwa sekalipun. Kemampuan manajerial (managerial skill), adalah kemampuan seorang pemimpin untuk merencanakan, mengorganisir, melaksanakan serta melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap suatu kegiatan yang sedang dilaksanakan atau yang dikehendakinya. Aspek kedua ini tidak akan lepas dari aspek pertama, karena kemampuan menangkap fenomena organisasi/daerah, dan memahami substansi dari fenomena tersebut menjadi acuan model manajemen apa yang paling tepat untuk diterapkan. Karena pada dasarnya manajemen yang baik harus menghasilkan (perform), sehingga manajemen yang baik akan menghasilkan performance kinerja yang baik. Pencapaian tujuan (goal success), adalah tujuan akhir dari kepemimpinan, sebagai dampak (out come) dari kegiatan atau program yang dijalankan dengan manajemen yang baik. 6

C. HASTABRATA

HASTA BRATA (delapan laku kebajikan), sebuah etika kepemimpinan jawa yang menguraikan tentang sifat-sifat kepemimpinan yang baik, yang dianalogikan dengan sifat-sifat alam. Menurut bahasa, Hasta berarti delapan sedangkan Brata berarti laku, watak atau sifat utama yang diambil dari sifat alam. Sehingga, Hasta Brata adalah delapan laku, watak atau sifat utama yang harus dipegang teguh dan dilaksanakan oleh seorang pemimpin atau siapa saja yang terpilih menjadi pemimpin, seorang pemimpin utama. Delapan watak utama tersebut diambil dari watak para Dewa bangsa kita yang merupakan manifestasi dari Gusti Kang Murbeng Dumadi, dan masing-masing mewakili sifat dari alam raya, yaitu: bumi, angin, air, bulan, matahari, angkasa, api, dan bintang. Ke-delapan Dewa tersebut adalah :

Batara Wisnu : simbol bumi / tanah [earth] Batara Bayu : simbol angin / maruto [wind/hurricane] Batara Baruna : simbol air / laut [water/sea] Batari Ratih/Chandra : simbol bulan [moon] Batara Surya : simbol matahari [sun] Batara Indra : simbol langit / angkasa [sky] Batara Brama : simbol api / dahana [fire] Batara Kartika/Ismaya : simbol bintang [star]

Batara Wisnu adalah Dewa Keabadian dan Kesejahteraan, yang tugasnya adalah memelihara dan membangun peradaban di bumi ini, perlambang dari Kebijaksanaan. Sifat Bumi sendiri adalah sentosa, suci, pemurah, memberikan segala kebutuhan yang diperlukan makhluk yang hidup di atasnya. Menjadi tumpuan bagi hidup dan pertumbuhan benih dari seluruh makhluk hidup. Sebagaimana Bumi, seorang pemimpin seharusnya bersifat sentosa, suci hati, pemurah serta selalu berusaha memperjuangkan kehidupan rakyat yang tergambar dalam tutur kata, tindakan serta tingkah laku sehari-hari. Batara Bayu adalah Dewa Angin yang merupakan perlambang kekuatan. Ia bisa masuk ke mana saja ke seluruh penjuru dunia tanpa kesulitan. Segala perilaku baik atau jelek kasar atau rumit di dunia dapat diketahui olehnya tanpa yang bersangkutan mengetahuinya. Ia melihat keadaan sekaligus memberikan kesejahteraan yang dilaluinya. Perwatakannya gagah berani, kuat, teguh santosa, bersahaja, pendiam dan dahsyat. Sifat Angin adalah, meskipun tidak tampak tetapi dapat dirasakan berhembus tanpa henti, merata ke seluruh penjuru dan tempat. Sebagaimana Angin, seorang pemimpin seharusnya bersifat

teguh dan bersahaja, selalu dapat mencermati setiap permasalahan dari bangsa yang terjadi, menyuarakan dengan lantang kepentingan rakyat sebagai bagian dari kekuatan berkebangsaan. Batara Baruna adalah Dewa Laut atau Samudera, di mana sifat Samudera bisa menampung seluruh air sungai dengan segala sesuatu yang ikut mengalir di dalamnya, namun samudera tidak tumpah, dapat menampung apa saja yang jelek ataupun baik, tetap sabar dan berwawasan sangat luas, seluas samudera. Sifat Laut adalah Luas, tidak pernah menolak apapun yang datang memasukinya, menerima dan menjadi wadah apa saja. Sebagaimana Lautan, seorang pemimpin hendaknya luas hati dan kesabarannya. Tidak mudah tersinggung bila dikritik, tidak terlena oleh sanjungan dan mampu menampung segala aspirasi rakyat dari golongan maupun suku mana-pun serta bersifat pemaaf. Batari Ratih adalah Dewi Bulan, bertugas menerangi dunia ini bersama-sama dengan Batara Kartika, memberikan sinar kesejukan pada perasaan dan pandangan makhluk di bumi pada malam hari. Sifat Bulan adalah selalu berbuat lembut, ramah dan sabar kepada siapa saja, sebagai planet pengiring matahari, bulan bersinar di kala gelap malam tiba, dan memberikan suasana tenteram dan teduh. Sebagaimana Bulan, seorang pemimpin hendaknya selalu rendah hati, berbudi luhur serta menebarkan suasana tentram kepada rakyat. Batara Surya adalah Dewa Matahari, mempunyai tugas menerangi dunia, memberi perkembangan hidup dan kesehatan kepada semua makhluk yang terjadi di siang hari; wataknya pelan, tidak tergesa-gesa, sabar, belas kasih dan bijaksana. Sifat dari Matahari adalah terang benderang memancarkan sinarnya tiada pernah berhenti, segalanya diterangi, diberinya sinar cahaya tanpa pandang bulu. Sebagaimana Matahari, seorang pemimpin harus bisa memberikan pencerahan kepada rakyat, berhatihati dalam bertindak seperti jalannya matahari yang tidak tergesa-gesa namun pasti dalam memberikan sinar cahayanya kepada semua makhluk tanpa pilih kasih. Batara Indra adalah Dewa Langit, ia menguasai angkasa, hujan dan petir. Ia menyediakan apa yang diperlukan di dunia, memberikan kesejahteraan dan memberi hujan di bumi. Perwatakannya luhur, pengasih dan cinta kepada seni serta keindahan. Sifat Langit kadang sangat indah, kadang menakutkan, tetapi kalau sudah berubah menjadi hujan merupakan berkah serta sumber penghidupan bagi semua makhluk hidup. Sebagaimana Langit, seorang pemimpin harus berwibawa dan menakutkan bagi siapa saja yang berbuat salah dan melanggar peraturan. Namun di samping itu selalu berusaha juga untuk memberikan kesejahteraan. Batara Brama adalah Dewa Api, sering diutus untuk memberikan pahala kepada orang yang berjasa dalam kehidupannya. Seorang panglima perang yang ulung yang laksana api dapat membasmi musuh dan segala kejahatan sekaligus bisa menjadi pelita bagi manusia yang sedang dalam kegelapan. Sifat Api adalah panas membara, kalau disulut akan ber kobar membakar, menghanguskan dan memusnahkan apa saja tanpa pandang bulu, tetapi juga sangat diperlukan dalam kehidupan. Sebagaimana 8

Api, seorang pemimpin harus berani menindak siapapun yang bersalah tanpa pilih kasih dengan berpijak kepada kebenaran dan keadilan . Batara Kartika adalah Dewa Bintang, nama lainnya adalah Sanghyang Ismaya, yang artinya adalah kesucian yang bersinar. Bertugas menerangi dunia inibersama-sama dengan Batari Ratih, memberikan sinar harapan dan pencerahan kepada makhluk di bumi pada malam hari. Sifat Bintang adalah menyinari, menghiasi langit di malam hari, menjadi kiblat dan sumber ilmu perbintangan. Sebagaimana Bintang, seorang pemimpin harus bisa menjadi kiblat kesusilaan, budaya dan tingkah laku serta mempunyai konsep berpikir yang jelas. Bercita-cita tinggi mencapai kemajuan bangsa, teguh, tidak mudah terombang-ambing, bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

D. HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN HASTABRATA Pemahaman tentang konsep kepemimpinan di daerah, diera otonomi daerah yang lebih pro dengan rakyat sangat perlu bagi kita semua. Karena dewasa ini isu kepemimpinan baik nasional maupun di daerah tengah menjadi isu yang cukup menjadi perhatian semua kalangan. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa kepemimpinan itu bersifat abstrak, namun sebenarnya kepemimpinan tersebut dapat diukur dan dinilai dari beberapa aspek, dengan beberapa pendekatan dan indikator yang terukur. Keberadaan seorang pemimpin dalam sebuah organisasi, komunitas atau masyarakat sebagai sebuah konsekuensi kontrak sosial antara pemimpin dengan yang dipimpin, pasti akan membawa hasil (out put) serta dampak (out come) yang bisa positif atau negatif. Dengan demikian sehingga keberhasilan atau kegagalan seorang peminpin dapat dinilai atau diukur dari beberapa aspek tersebut. Sesuai disebutkan diatas, Hasta Brata merupakan konsep sosial yang menguraikan tentang kepemimpinan yang baik. Hastabrata dengan lugas memberikan penjelasan yang membumi daripada teori kepemimpinan barat, sebab Hasta Brata lebih dianggap dekat dengan manusia, khususnya Manusia Indonesia yang menjunjung nilai luhur budaya bangsa. Hasta Brata memberikan konsep kepemimpinan menggunakan perumpamaan alam yang merupakan lingkungan sehari-hari kita sehingga mudah dipahami oleh orang awam sekalipun. Secara lugasSifat-sifat kepemimpinan dalam hal ini seorang pemimpin yang bisa kita jadikan panutan yang berasal dari Hastabrata adalah

1. Seorang pemimpin seharusnya bersifat sentosa, suci hati, pemurah serta selalu berusaha memperjuangkan kehidupan rakyat yang tergambar dalam tutur kata, tindakan serta tingkah laku sehari-hari. 2. Seorang pemimpin seharusnya bersifat teguh dan bersahaja, selalu dapat mencermati setiap permasalahan dari bangsa yang terjadi, menyuarakan dengan lantang kepentingan rakyat sebagai bagian dari kekuatan berkebangsaan. 9

3. Seorang pemimpin hendaknya luas hati dan kesabarannya. Tidak mudah tersinggung bila dikritik, tidak terlena oleh sanjungan dan mampu menampung segala aspirasi rakyat dari golongan maupun suku mana-pun serta bersifat pemaaf. 4. Seorang pemimpin hendaknya selalu rendah hati, berbudi luhur serta menebarkan suasana tentram kepada rakyat. 5. Seorang pemimpin harus bisa memberikan pencerahan kepada rakyat, berhati-hati dalam bertindak seperti jalannya matahari yang tidak tergesagesa namun pasti dalam memberikan sinar cahayanya kepada semua makhluk tanpa pilih kasih. 6. Seorang pemimpin harus berwibawa dan menakutkan bagi siapa saja yang berbuat salah dan melanggar peraturan. Namun di samping itu selalu berusaha juga untuk memberikan kesejahteraan. 7. Seorang pemimpin harus berani menindak siapapun yang bersalah tanpa pilih kasih dengan berpijak kepada kebenaran dan keadilan . 8. Seorang pemimpin harus bisa menjadi kiblat kesusilaan, budaya dan tingkah laku serta mempunyai konsep berpikir yang jelas. Bercita-cita tinggi mencapai kemajuan bangsa, teguh, tidak mudah terombang-ambing, bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Dari sisi sejarah pun sudah dapat kita lihat bahwa sikap-sikap yang telah ditekankan di atas merupakan prinsip dasar untuk menjadi pemimpin yang baik. Dan apabila Hasta Brata dimiliki oleh setiap pemimpin, niscaya apa yang dipimpinnya selalu memiliki hasil seperti yang diharapkan oleh apa yang dipimpinnya.

E. KESIMPULAN

Dari apa yang sudah disampaikan, kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupan. Untuk mencetak seorang pemimpin yang baik, orang tersebut harus mengerti benar apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan nilai-nilai apa saja yang terkandung di dalamnya. Seorang pemimpin haruslah dapat mengemban amanah dan kepercayaan yang telah di berikan oleh anggotanya dan juga memperhatikan dan memenuhi seluruh keinginan dan harapan mereka. Untuk melakukan hal itu diperlukan ketrampilan / kemampuan tentang kepemimpinan. Semua itu sebenarnya dapat kita pelajari dari apa yang terdapat di alam sekitar kita. Banyak sekali nilai/ilmu kepemimpinan yang dpat dipelajari dari alam sekitar kita. Ilmu inilah yang dibahas dan dijabarkan di dalam Hasta Brata dan dapat kita jadikan sebagai pedoman untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Jika sudah terlahir pemimpinpemimpin yang baik di negeri ini, bukan tidak mungkin negara kita Indonesia tercinta, dapat harum lagi namanya di mata dunia seperti dahulu kala. 10

You might also like