You are on page 1of 9

Aurat dan Emansipasi Wanita

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Beberapa waktu lalu diberitakan bahwa sering terjadi pelecehan seksual yang telah terjadi di angkutan umum. Pelecehan ini pun juga semata mata tidak ada penyebabnya. Si korban yang dilecehkan memakai pakaian mini yang mengundang syahwat terhadap si pelecehnya. Lantas hal tersebut pun berubah menjadi sebuah demo besar-besaran di bundaran HI oleh sekelompok kaum wanita. Mereka mengatakan bahwa hal tersebut semata karena merupakan bentuk kebebasan hak perempuan yang tidak bisa di jadikan alasan mengapa terjadi hal tersebut. Dan itu pun dianggap melanggar emansipasi wanita. Seringkali ada pandangan, bahwa ketika kebebasan berbusana dibatasi itu pun dibilang tidak sewajarnya. Malah dianggap mengancam kebebasan wanita dan harus segera diprotes. Dan didemo besar-besaran. Maha Suci Allah SWT, yang sudah menetapkan batas wajar adab berpakaian bagi lakilaki maupun perempuan. Seperti yang disampaikan Allah pada firman-Nya: Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumur (jilbab)nya ke dadanya. (QS. An-Nur : 30-31) Oleh karena itu, definisi emansipasi wanita perlu di perjelas lagi tujuannya sehingga mengetahui kodrat, kewajiban, dan haknya sebagai seorang perempuan.

2. PERMASALAHAN. Yang menjadi permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu : 1. Apakah pengertian Emansipasi Wanita dan aurat? 2. Apa hubungan aurat dengan Emansipasi Wanita? 3. Seberapa wajibkah wanita harus menutupi auratnya? 4. Bagaimanakah pandangan Islam dalam memandang Emansipasi Wanita

5. Bagaimana cara menyikapi Emansipasi Wanita tanpa melanggar aturan yng telah digariskan Allah SWT dalam Al-quran?

3. TUJUAN Yang menjadi tujuannya adalah : 1. Pembaca mengerti definisi emansipasi wanita dan aurat 2. Pembaca mengerti pembahasan tentang topik diatas 3. Pembaca memahami pentingnya menutup aurat

BAB II PEMBAHASAN

1. Sejarah Emansipasi Wanita Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI. Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi[2], maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah. Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian

beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari suratsuratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatancatatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop deJong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda. Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Kartini banyak menciptakan dan mengarang Buku - buku dan Surat - surat yang penuh dengan semangat dan perjuangan terutama bagi kaum wanita . Berikut daftar buku - buku karangan R.A kartini. 1.Habis Gelap Terbitlah Terang 2.Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya 3.Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904 4.Panggil Aku Kartini Saja

5.Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya 6.Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903.

2. Pengertian emansipasi wanita, aurat dan kaitannya Emansipasi dalam bahasa inggris emancipation yang artinya emansipasi, pembebasan dan kemerdekaan.Dalam kamus besar bahasa Indonesia, adalah sebagai berikut: emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan dan persamaan hak di berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria). Dapat disimpulkan bahwa emansipasi' adalah menyangkut persamaan hak, baik itu atas gender, status sosial, dan lain-lain. Dalam pengertian secara keseluruhan, emansipasi wanita adalah perjuangan persamaan hak, status sosial dan lain-lain antara wanita dan pria yang dilakukan oleh kaum Wanita. Aurat (Arab: Awrah) adalah bagian dari tubuh manusia yang diharamkan untuk dilihat dan dipegang. Dalam Islam, aurat bagi wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali kedua telapak tangan dan muka (Surah An Nuur 31 dan Al Ahzab 59), sedangkan untuk pria adalah bagian pusar (perut) ke bawah hingga lutut. Seperti yang tercantum dalam hadits sebagai berikut : Dalam riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah.saw dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata : "Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haidh (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini, sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan." (HR. Abu Daud dan Baihaqi). Seperti yang dibahas dari di atas, Setiap 21 April masyarakat Indonesia memperingati tanggal tersebut sebagai hari Ibu. Tanggal yang diambil dari kelahiran RA. Kartini yang diklaim sebagai pelopor semangat kebangkitan kaum wanita Indonesia dari keterbelakangan dan penindasan kaum laki-laki. Slogan yang senantiasa diusung dalam perjuangan kaum wanita tersebut dikenal dengan istilah Emansipasi Wanita. Emansipasi wanita seringkali difahami secara keliru oleh para wanita di Indonesia sebagai menyetarakan kedudukan wanita dan laki-laki dalam segala hal; sosial, ekonomi,

politik maupun beragama. Mereka menginginkan tidak ada pembedaan dalam hak dan kebebasan antara laki-laki dan wanita termasuk dalam kebebasan berpakaian bagi para wanita. Paradigma barat yang selalu melekat pada emansipasi wanita saat ini. Seperti yang kita ketahui saat ini emansipasi wanita seringkali digembar-gemborkan dengan paradigma bahwa kaum wanita mempunyai hak dan kebebasan yang sama dengan kaum pria yang sehingga muncul tindakan yang memakai pakaian di luar batas aurat yang diwajibkan. Hal seperti ini sangat lumrah di kalangan masyarakat. Bahkan di mana-mana sering ditemui anak muda atau bahkan yang sudah ibu-ibu memakai pakaian berbahan irit tersebut. Maka adalah salah besar jika menganggap Kartini mencita-citakan persamaan antara perempuan dan laki-laki seperti dalam paradigma tersebut. Kartini bahkan menyerang peradaban barat. Hal ini tertuang dalam surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 27 Oktober 1902 "Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benarbenar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?..." ? (Surat Kartini kepada Ny. Abendanon 27 Oktober 1902) Jika Kartini sekarang masih hidup, dia pasti akan menyerang pengertian emansipasi yang ada seperti sekarang ini. Kartini akan menyerang kontes ratu-ratuan yang mengumbar aurat, Kartini akan menyerang keinginan perempuan untuk menjadi seperti pria yang sebenarnya berangkat dari perasaan rendah diri dan pengakuan jika pria lebih unggul, sebab menurut Kartini, perempuan dan laki-laki itu memiliki keunggulan dan juga kelemahannya masing-masing yang unik, sebab itu mereka memerlukan satu dengan yang lainnya, saling melengkapi. 3. Pandangan Islam terhadap Emansipasi Wanita

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080826050402AAvqyB9 http://id.wikipedia.org/wiki/Aurat http://abinyaazka.blogspot.com/2010/09/dalil-dan-hadist-aurat-wanita-dan-hukum.html http://narutomourahclub.blogspot.com/2011/04/hari-kartini-dan-emansipasi-parawanita.html

You might also like