Professional Documents
Culture Documents
Apa yang terjadi ketika keanekaragaman ada? A. B. C. D. E. Primordialisme Etnosentrisme Sektarianisme (politik aliran) Konflik Sosial Integrasi sosial
A. Primordialisme
Asal kata= primer/utama/pertama Ajaran yang mengedepankan hal- hal yang bersifat awal/ pertama dalam hidup bermasyarakat
Penyebab:
Ada sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam kelompok tersebut Adanya sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok/ kesatuan social dari ancaman luar Nilai- nilai yang ada berkaitan dengan system keyakinan seperti keagamaan & pandangan hidup
Dampak positif:
Meneguhkan cinta tanah air Mempertinggi kesetiaan terhadap bangsa Menjaga keutuhan & kestabilan budaya Menciptakan semangat patriotisme
Dampak negatif:
Menghambat hubungan antar bangsa & antar suku bangsa
Menghambat proses asimilasi Menghilangkan obyektivitas ilmu pengetahuan Sumber terjadinya diskriminasi Sebuah potensi terjadinya konflik antar budaya
B. Etnosentrisme
Suatu sikap/ ajaran yang menilai kebudaaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuranukuran yang berlaku di masyarakat sendiri
Dampak positif:
Menjaga keutuhan budaya Dapat mempertinggi kesetiaan pada bangsa sendiri Mempertebal cinta terhadap kebudayaan bangsa
Dampak negatif:
Mengurangi obyektivitas ilmu pengetahuan Menghambat pertukaran budaya Menghambat proses asimilasi Memacu timbulnya konflik social
C. Sektarianisme
Suatu keadaan dimana sebuah organisasi dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa baik formal maupun informal dengan tali pengikatnya adalah ideology dan aliran tertentu Konsep politik aliran pertama di Indonesia dikemukakan oleh C. Geertz, yang mengumpulkan ada 3 golongan dalam masyarakat Jawa: - Santri Agama - Priyayi Feodalisme/ kerajaan - Abangan
D. Konflik Sosial
Asal kata: Confingere (Cum=bersama dengan, fingere=memukul) Saling memukul- situasi dimana seseorang ingin mencederai/ melenyapkan seseorang Menurut Gillin & Gillin: Konflik adalah bagian dari sebuah proses interaksi sosial yang terjadi karena adanya perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, & perilaku
Dampak positif:
Memperjelas aspek kehidupan yang belum jelas & belum tuntas Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma Meningkatkan solidaritas antar sesame kelompok (in group solidarity) Merupakan jalan mengurangi ketergantungan antar kelompok/ antar individu Dapat menghidupkan kembali norma lama & menciptakan norma baru Mencapai keseimbangan antar kekuatan yang ada Memunculkan kompromi baru antar pihak yang berkonflik
Dampak negatif:
Keretakan hubungan antra individu Kerusakan harta benda & nyawa manusia hilang Berubahnya keribadian antar individu Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah
Konflik politik (konflik antar partai politik) Konflik internasional (konflik antar 2 negara) Konflik antar kelas sosial (konflik antar 2 kelas berbeda secara ekonomi)
Managemen konflik:
Withdrawal: dengan menunggu sambil berusaha memahami situasi, setelah yakin dapat berhasil, baru melangkah mengatasi konflik Asertif: Berusaha mengatasi secara tegas & berusaha mebina hubungan baik untuk saling mengerti & memahami alasan pihak yang konflik Adjusting: menyesuaikan diri dengan pihak lain & menyetujui syarat- syarat yang diminta pihak lain Avoidance: menolak adanya konflik Force: menyelesaikan konflik dengan kekuatan (fisik, dll) Blame: Menyalahkan orang lain Silencers: membuat supaya orang lain diam dengan cara menangis/ mengeluarkan kata- kata kasar
Bentuk kekerasan:
Direct Violence Indirect Violence: intimidasi, fitnah, mebiarkan orang lain menerima kekerasan/ melakukan kekerasan
Adanya situasi sosial yang memungkinkan terjadinya kerusuhan Tekanan sosial dimana banyak norma & nilai sosial sudah dilanggar Berkembangnya perasaan benci terhadap suatu sasaran Terjadi mobilitas untuk beraksi Ada kontrol sosial, tindakan pihak ketiga untuk mengendalikan kekerasan
Rasionalisasi: pemberian keterangan/ alasan yang kedengarannya masuk akal tetapi akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan Coersion: Bentuk pemecahan konflik dengan paksaan karena salah satu pihak lemah Toleransi: sikap mempertahankan pendirian tetapi bersedia menghormati pendirian pihak lain
E. Integrasi Sosial
Proses sosial yang menyatukan/ menyesuaikan elemen- elemen yang berbeda dalam masyarakat Menurut Abdul Syani: Integrasi sosial tidak cukup diukur dengan kriteria berkumpulnya/ bersatunya orang dalam arti fisik, melainkan juga merupakan pengembangan sikap solidaritas dan perasaan manusiawi Menurut Festinger: Integrasi terjadi apabila keseluruhan anggota dalam suatu kelompok yang dimaksud berkemauan untuk tetap pada kelompoknya seolah- olah satu sama lain saling terkait
Asimilasi: suatu prosesyang ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan. Di proses ini akan menimbulkan sesuatu hal yang baru yang mempersatukan & mengakomodir kepentingan & akhirnya mempunyai tujuan yang sama
Akulturasi: Proses sosial yang terjadi apabila kelompokdengan kebudayaan tertentudihadapkan dengan kebudayaan asing yang berbeda Proses sosial ini berlangsung hingga unsure kebudayaan asing diterima tanpa menghilangkan kebudayaan sendiri. Namun yang tetap menonjol kebudayaan asingnya.
Inkulturasi: Proses sosial yang sama dengan akulturasi tapi hasil yang didapat adalah budaya pribadi/ asli lebih menonjol daripada budaya asing.
a) Faktor internal: (i) kesadaran diri sebagai makhluk sosial (ii) tuntutan kebutuhan (iii) ada jiwa & semangat gotong royong b) Faktor eksternal: (i) tuntutan perkembangan zaman (ii) adanya persamaan budaya (iii) terbukanya kesempatan (iv) persamaan visi, misi, dan tujuan (v) sikap menghargai & toleransi (vi) adanya kesepakatan bersama tentang nilai dalam kelompok sosial (vii) adanya musuh bersama dari luar (viii) adanya amal gamasi (perkawinan campur)