You are on page 1of 6

Diktat Mata Pelajaran untuk Sekolah Dasar 5

November 11, 2007 pada 1:38 pm (Uncategorized)

PENYUSUNAN DIKTAT

Pada hakikatnya diktat adalah buku pelajaran yang masih terbatas, baik dalam jangkauan penggunaan maupun cakupan isinya. Ada bebarapa hal yang membedakan antara diktat dengan buku pelajaran, yaitu: 1. 2. 3. 4. diktat umumnya disusun oleh guru untuk keperluan mengajar muridnya sendiri; diktat diperbanyak dan diedarkan dalam jumlah yang terbatas; cakupan isi diktat umumnya terbatas; pada umumnya diktat setelah disempurnakan menjadi buku pelajaran.

Dari penjelasan di atas dapat dimengerti bahwa kerangka isi diktat tidak berbeda jauh dengan isi buku pelajaran. Akan tetapi, karena masih digunakan di kalangan sendiri, beberapa kerangka isi biasanya ditiadakan. Berikut ini bagian-bagian yang seharusnya tersaji dalam sebuah diktat.

Bagian Pendahuluan: Daftar Isi Penjelasan Tujuan Diktat Pelajaran

Bagian Isi: Judul Topik atau Isi Bahasan Penjelasan Tujuan Bab Uraian Isi Pelajaran Penjelasan Teori

Sajian Contoh Soal Latihan

Bagian Penunjang Daftar Pustaka

Penyusunan diktat dapat diusulkan untuk memperoleh angka kredit bagi guru sebagai unsur pengembangan profesi. Bagi guru kelas, satu diktat mapel tertentu yang disusun untuk kelas tertentu dihargai dengan nilai 1. Misalnya: Guru X menyusun diktat Matematika untuk kelas VI Tahun Pelajaran 2007/ 2008, Guru X dapat memperoleh nilai 1 dari diktat tersebut. Pada Tahun yang sama Guru juga dapat memperoleh angka kredit dari penyusunan diktat pada kelas yang sama untuk mata pelajaran lain, yaitu Diktat Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PKn, Bahasa Jawa. Akan tetapi, apabila pada tahun pelajaran yang sama Guru X juga menyusun diktat mapel tertentu untuk kelas V, diktat kelas V yang disusunnya tidak dapat diusulkan untuk memperoleh angka kredit karena Guru X pada tahun pelajaran tersebut mengajar kelas VI. Jika pada tahun pelajaran berikutnya Guru X menyusun diktat yang sama karena masih mengajar di kelas VI, diktat-diktat yang disusunnya tidak dapat diusulkan untuk memperoleh angka kredit. Jika Guru X menyusun diktat mapel yang sama untuk kelas V atau kelas lain (bukan kelas VI) pada tahun pelajaran berikutnya karena pada tahun tersebut Guru X diberi tugas mengajar kelas V atau lainya (bukan kelas VI), diktat-diktat yang disusunya tersebut dapat diusulkan untuk memperoleh angka kredit sebagai unsur pengembangan profesi dan setiap diktat untuk satu tahun akan diberi nilai 1. Jadi, menyusun diktat selain memudahkan guru dan siswa memperoleh materi ajar, sesungguhnya merupakan cara termudah bagi guru (baca: guru kelas) untuk memperoleh angka kredit sebagai unsur pengembangan profesi.

Daftar Bacaan:

DR Mulyadi H.P, M. Pd. 2005. Buku Sebagai Unsur Angka Kredit pada Pengembangan Profesi Guru. (Makalah). Semarang: LPMP Suhardjono dkk. 1995. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Dikbud.

Contoh Diktat Pelajaran Untuk Penilaian Angka Kredit


oleh: sukarto

Pengarang: Solichan ; A.

Summary rating: 2 stars (5 Tinjauan) Kunjungan : 177 kata:900

More About : diktat kelas v a. Pengertian diktat Diktat, adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi yang dipersiapkan guru untuk mempermudah/memperkaya materi mata pelajaran/bidang studi yang disampaikan oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dapat dikatakan bahwa diktat adalah buku yang diedarkan dalam lingkup terbatas (umumnya hanya digunakan oleh guru yang membuat), dalam bentuk yang lebih sederhana, cakupan isinya lebih sedikit. b. Kerangka isi diktat Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada hakekatnya diktat adalah buku pelajaran yang masih mempunyai keterbatasan., baik dalam jangkauan penggunaannya maupun cakupan isinya. Yang membedakan diktat dengan buku pelajaran antara lain: 1) Diktat umumnya disusun oleh guru untuk keperluan mengajarnya sendiri, 2) Diperbanyak dan diedarkan secara terbatas, 3) Cakupan isi diktat umumnya terbatas (bila buku mencakup isii pelajaran satu semester, diktat hanya beberapa kali pertemuan) 4) Cukup banyak diktat, setelah disempurnakan, pada akhirnya, menjadii buku pelajaran. Sering dikatakan bahwa diktat adalah calon buku pelajaran. Dengan demikian kerangka isi diktat yang baik seharusnya tidak berbeda dengan buku pelajaran, namun karena masih digunakan di kalangan sendiri, beberapa bagian isi seringkali ditiadakan. Bagian yang seharusnya tetap tersaji pada suatu diktat adalah: Bagian Pendahuluan: Daftar isi Penjelasan tujuan diktat pelajaran Bagian Isi : Judul bab atau topik isi bahasan Penjelasan tujuan bab Uraian isi pelajaran Penjelasan teori Sajian contoh Soal latihan Bagian Penunjang: Daftar Pustaka

CONTOH DIKTAT PELAJARAN SEKOLAH : SD MATA PELAJARAN : Matematika KELAS/ SEMESTER : Kelas V/1 BAB I FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) KOMPETENSI DASAR 1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menentukan faktorisasi prima dari bilangan cacah 2. Siswa dapat menentukan FPB dan KPK dua bilangan A. FPB Dua Bilangan Pada bab ini kamu akan mempelajari kembali tentang bilangan prima, cara menentuan faktor prima sebuah bilangan, dan menentukan FPB dan KPK dengan cara faktorisasi prima. Di kelas sebelumnya kamu telah mengenal bilangan prima. Bilangan prima adalah bilangan yang mempunyai tepat dua faktor, yaitu bilangan 1 dan dirinya sendiri. Suatu bilangan dapat ditentukan faktor primanya. Cara menentukan faktor prima suatu bilangan dapat dilakukan antara lain dengan pohon faktor. Contoh: Tentukan faktor prima dari 18 dengan menggunakan pohon faktor. Jawab: Faktor prima dari 18 adalah 2 dan 3 Faktorisasi prima dari 18 adalah 2x3x3 atau ditulis 18 = 2 x 32 Dengan menggunakan faktorisasi prima dari dua bilangan kita dapat menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) bilangan- bilangan tersebut. Perhatikan uraian berikut. 1. Faktorisasi prima dari 10 adalah 2 x 5 Faktorisasi prima dari 12 adalah 22 x 3 2 adalah faktor prima dari 10 dan 12, sebab 10 dan 12 keduanya habis dibagi 2. Sedangkan 22, 3, dan 5 bukan faktor persekutuan dari 10 dan 12. Mengapa? 2. Faktorisasi prima dari 18 adalah 2 x 32 Faktorisasi prima dari 12 adalah 22 x 3 2, 3, atau 2x3 masing-masing adalah faktor prima dari 18 dan 12, sebab 10 dan 12 keduanya berturut-turut habis dibagi 2, 3, atau 2x3. Sedangkan 22x3, 2x32, dan 22x32 bukan faktor persekutuan dari 18 dan 12.

Mengapa? Contoh: Tentukan FPB dari 36 dan 60 Jawab: 36 = 22 x 32 60 = 22 x 3 x 5 FPB dari 36 dan 60 adalah 22 x 3 = 12 Latihan 1.Tentukan faktorisasi prima dari bilangan-bilangan berikut. a. 14 b. 20 c. 56 d. 72 2. Carilah FPB dari pasangan- pasangan bilangan berikut dengan menggunakan faktorisisasi prima. a. 6 dan 9 b. 12 dan 20 c. 28 dan 42 d. 54 dan 72 Daftar Pustaka Musono, D,dkk. 1994. Matematika 5a untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta: Balai Pustaka. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2162517-contoh-diktatpelajaran-untuk-penilaian/#ixzz1hMHzHpxh

You might also like